Dalam Islam tak ada istilah remaja. Islam.hanya mengenal anak-anak dan baligh. Remaja itu perlaihan
antara anak-anak dengan dewasa. Remaja dianggap masih anak-anak.
Pendidikan kita membuat anak tak cepat aqil tapi cepat baligh. Baligh secara fisik. Aqil itu sikap dewasa.
Pendidikan Islam itu mengacu bagaimana Allah menyiapkan para nabi dan rasul sejak kecil. Allah
menempa kekuatan adab dan mentalnya. Sehingga Aqil dan baligh secara bersamaan.
1. Masa Baligh
Konsekuensinya:
1. Seorang anak sudak masuk mukalaf, dibebani aturan syariat.
2. Mulai ditukiskan dosanya dicatatan amal.
Pendidik harus menjelaskan tanda mani/sperma. Peebedaan mani, madzi, wadzi. Mengajarkan mandi
janabah.
# Anak yg sudah punya prestasi atau sudah tahu tentang bakatnya maka dia sudah mendapatkan
pengakuan.
# Waspadalah terhadap anak yang tidak pernah punya preatasi atau belum tahu bakatnya. Apalagi
dibesarkan dikeluarga yg selalu mengkritik atau menyalahkan.
# Berikan kepercayaan untuk event tertentu seperti mendaki gunung, ikut bela diri.
# Libatkan anak remaja dalam acara orang dewasa seperti kepanitiaan daurah, bazar, kajian dll.
3. Menjawab/melawan
# Anak remaja lebih sering menjawab atau melawan. Tak mau diperlakukan seperti adik kecil yang selalu
diatur.
# Menuntut kepercayaan mengatur diri. Maka buatlah aturan yang lebih global. Bukan rinci lagi seperti
mengatur adiknya.
# Jika merasa ditantang maka jangan melayani. Lebih baik diam. Ambillah sikap memaafkan dan sabar.
Koreksilah diri, kenapa sampai dia menantang/melawan.
# Mulai mandi lama. Suka bersisir dan bercermin. Mulai memilih baju dan sepatu tidak sembarangan.
Mulai menuntut biaya lebih untuk beli pencuci wajah, minyak rambut, minyak wangi, pembalut dll.
# Apresiasilah bahwa dia sudah baligh, dewasa, normal. Tawarkan menikah. Katakan ayah tak mau
menghalangi kebahagiaanmu. Prinsipnya kalau dibuka pintu menikah maka dia malah mundur.
# Namun jika dimarah dan dihalangi maka akan makin kuat untuk melawan.
# Aktifkan anak remaja dikegiatan sesuai hobi atau minatnya. Hal ini untuk menghabiskan energinya dan
mengalihkan pikirannya dari asmara.
# Banyak remaja yang tidak tahu bagaimana hidup di masa depan. Maka hidupnya liar tanpa aturan.
# Anak remaja senang diajak bicara tentang tema orang dewasa. Tentang pekerjaan, merancang masa
depan, Hidup sukses dll.
# Maka pendidik yang selalu mengajak bicara tentang tema orang dewasa akan sangat mereka sukai.
Bicaralah tantang para ulama besar, pemimpin besar, pengusaha besar.
7. Berani Mengambil Resiko
# Anak remaja terkumpul padanya kekuatan fisik dan emosi. Punya keberanian besar tanpa
memperhatikan resikonya.
# Maka muncullah kasus tawuran, kriminal, pencurian, balapan liar, begal, seks bebas.
# Biacaralah studi kasus kekinian seperti tawuran...bagaimana resiko sekolahnya, bagaimana perasaan
ortunya, bagaimana kurban dan keluarga kurban... Sehingga memunculkan perhitungan matang dalam
mengambil keputusan.
8. Mencari komunitas
# Anak remaja lebih loyal kepada teman daripada keluarganya. Tak mau diajak jalan bareng keluarga.
Lebih suka jalan dengan temannya atau komunitasnya.
# Undanglah makan teman anak remajamu ke rumah. Untuk menghargai temannya, sekaligus
memgetahui sifat dan karakternya.
Etika Bergaul Dengan Lawan Jenis
1. Menundukkan pandangan
Surah An-Nuur
Ayat 30-31
ن ن ّن ن َ َٰ َ َ ن ن ن ُ ُ ُ ن ُ ن َٰ ن َ ُّ ُ ن ْ ُ
ْي ِب نما نيصن ُعون
ْاَللْ خ ِب ر ْك ل ُهمْ ِإن
ْ ك أز ْ ي نيغضوا ِمنْ أب نص ِار ِهمْ ويحفظوا فروجهمْ ذ ِل
ْ قلْ ِلل ُمؤ ِم ِن
“Katakanlahْkepadaْorangْlaki-lakiْyangْberiman,ْ“Hendaklahْmerekaْmenahanْpandanganya,ْdanْ
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahuiْapaْyangْmerekaْperbuat.”
Katakanlahْkepadaْwanitaْyangْberiman,ْ“Hendaklahْmerekaْmenahanْpandangannya,ْdanْ
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-
putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orangْyangْberimanْsupayaْkamuْberuntung.”ْ(QS.ْAn-Nuur: 30-
31)
Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang beriman dengan seruan wahai orang yang beriman.
Berarti yang dipanggil adalah orang yang memiliki iman. Seruannya adalah agar tidak terjatuh pada hal-
hal yang mencacati iman. Hendaklah mereka (para lelaki) menundukkan pandangan supaya tidak sampai
memandang aurat dan memandang wanita yang bukan mahram. Karena akan tergoda ketika
memandangnya sehingga dapat terjerumus kepada keharaman yang lebih parah.
Hendaklah mereka menjaga kemaluan dari zina yang haram yaitu bersetubuh pada kemaluan atau
dubur, atau selain itu. Jangan sampai menyentuh dan memandangnya pula. Ini lebih menjaga
pandangan dan kemaluan. Itu lebih suci dan lebih baik. Inilah manfaat karena meninggalkan yang
haram. Dan ingat hadits,
ُ ن ُ ن ن ر َ ن ّ ن َ ن ّ ً ن َ نن ن ن
ْك ِمنه
ْ يل ُْ ك
ْ اَلل ِب ِْه ما هوْ خ ْ َلل نعزْ نو نجلْ ِإلْ بدل
ِْ ِ ئا
ْ ع شي
ْ ك لنْ تد
ْ ِإن
“SesungguhnyaْjikaْengkauْmeninggalkanْsesuatuْkarenaْAllah,ْniscayaْAllahْakanْmemberiْgantiْ
padamuْdenganْyangْlebihْbaik.”ْ(HR.ْAhmad,ْ5:363.ْSyaikhْSyu’aibْAlْArnauthْmengatakanْbahwaْ
sanad hadits ini shahih.ْSyaikhْSalimْbinْ‘IedْAlْHilaliْberkataْbahwa sanad hadits ini shahih).
Syaikh As-Sa’diْmenyatakan,ْ“SiapaْyangْmeninggalkanْsesuatuْkarenaْAllah,ْmakaْAllahْgantiْdenganْ
yang lebih baik. Siapa yang tundukkan pandangannya dari yang haram, maka Allah akan memberikan
cahayaْpadaْpenglihatannya.”ْ(Tafsir As-Sa’di,ْhlm.ْ596)
2. Tidak berduaan
“Janganlahْsalahْseorangْdariْkalianْberkhalwatْdenganْseorangْwanitaْkarenaْsesungguhnyaْsyaitanْ
menjadi orang ketigaْdiantaraْmerekaْberdua.” (HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban [lihat Shahih Ibnu
Hibban 1/436], At-Thabrani dalam Al-Mu’jamْAl-Awshoth 2/184, dan Al-Baihaqi dalam sunannya 7/91.
Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/792 no. 430)
3. Tidak bersentuhan
HaditsْMa’qilْbinْYasarْberkata:
Rasulullah shallallahuْ‘alaihiْwaْsallam bersabda,
ُ َ ن َ َ ُ َ ن ر ْن ُ ن ن ن
ْي ل ْه ِمنْ أنْ ني نمسْ ام نرأةْ ال ت ِح ُّلْ لهْ سْ نر ُجلْ ِب ِمخ نيطْ ِمنْ نح ِديدْ خ
ِ ن ِ ِفْ رأ
ْ ألنْ يطع
4. Tidak berzina
Allah melarang mendekati zina. Mendekati saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina itu sendiri.
Allah Ta’ala berfirman,
ِّ ن ُ َ ن ن ن نن ن
ْاحشةْ نو نس ن
ْاء نس ِبيل ْ ل تق نر ُبوا الزنا ِإن ْه ك
ِ ان ف ْو
“Danْjanganlahْkamuْmendekatiْzina;ْsesungguhnyaْzinaْituْadalahْsuatuْperbuatanْyangْkeji.ْDanْ
suatuْjalanْyangْburuk.”ْ(QS.ْAlْIsro’:ْ32).ْ
ImamْAlْQurthubiْberkata,ْ“ParaْulamaْmengatakanْmengenaiْfirmanْAllahْ(yangْartinya)ْ‘janganlahْ
mendekatiْzina’ْbahwaْlaranganْdalamْayatْiniْlebihْdariْperkataanْ‘janganlahْmelakukanْzina’.ْMaknaْ
ayatْtersebutْadalahْ‘janganْmendekatiْzina’.