Anda di halaman 1dari 7

ETIKA PROFESI TEKNOLOGI

INFORMASI & KOMUNIKASI

Nama:Naufal Hibatullah
NIM: 11160012
Kelas:11.6A.07
Contoh perubahan proses bisnis / sosial akibat teknologi yang melunturkan
nilai etika tradisional.

Contohnya :
1) Proses Jual Beli
2) Televisi
3) PS (Playstation)
4) Media Sosial dan Situs Jejaring Sosial.
5) Jasa Catering
Teknologi , model kerja , dan nilai etika tradisional yang hilang pada masing- masing contoh,
yaitu;
1) Proses Jual Beli
a. Teknologi yang digunakan
Komputer sebagai media yang bisa mengakses internet dan sebagai media terjalinnya transaksi
tersebut
Mobile Phone (handphone,) merupakann media yang sering digunakan saat ini dengan
menggunakan sms dan sms banking .
b. Model Kerja
Seiring dengan meningkatnya teknologi saat ini, memberi pengaruh yang besar pada proses
jual beli seperti :
Via Online, merupakan sarana jual beli yang banyak digunakan masyarakat saat ini. Contoh ;
Bukalapak.com , Salestock, Bli-bli.com, Toko Pedia, dan lain sebagainya. Layanan-laya na n
tersebut memberi kemudahan dalam proses jual-beli di kalangan masyarakat. Dalam
pembayarannya dapat dilakukan melalui transfer rekening melelui ATM, kartu kredit, dan
transaksi pembayarannya bisa juga dilakukan pada saat penerimaan barang berlangsung.
Umumnya, pembayaran dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak layanan
via online tersebut.
Proses jual-beli pilihan kedua, bisa dilakukan di mal-mal, supermarket atau minimarket seperti
Matahari, Carefour, Ramayana, Alfamart, Indomaret, Giant dan sebagainya.
c. Nilai etika tradisional yang hilang
Tidak adanya tawar menawar dalam proses jual-beli.
Proses bisnis dulunya dilaksanakan secara tatap muka antara konsumen dan produsen dan
disana terdapat transaksi tawar-menawar , misalnya dipasar. Akan tetapi sekarang dengan adanya
jual beli via online, proses tawar-menawar jarang dilakukan lagi karena ketentuan yang telah
ditetapkan pihak layanan tersebut.
Kehilangan rasa saling mengenal dan silaturahmi antar konsumen dan produsen
Dengan adanya mall-mall seperti carefour atau yang sejenisnya, kita sudah kehilanga n
seni/tradisi tawar menawar, karena di mall-mall tersebut tidak ada barang yang bisa di tawar.
Apalagi dengan adanya paypal kita jadi kehilangan etika saling silaturahmi, karena dengan adanya
paypal kita bisa melakukan proses jual beli tanpa harus bertatap muka dengan penjual, demikian
juga sebaliknya penjual juga tidak bisa bertemu dengan pembelinya.

2) Televisi
a. Teknologi yang digunakan
Televisi sebagai media informasi.
b. Model kerja
Televisi sebagai media informasi dari berbagai belahan dunia dari informasi teknologi,
ekonomi, hokum, social dll, yang menampilkan secara nyata.
c. Nilai tradisional yang hilang
Namun media informasi ini telah banyak menghilangkan etika tradisional diantaranya ;
Tayangan televisi mempengaruhi pola berpikir serta berpengaruh pada nilai sopan santun
terhadap orang yang lebih tua/sesama, cara berpenampilan, sikap dan berprilaku (akhlaq seseorang
), juga menimbulkan kemalasan, dan lupa waktu.
Dengan tayangan - tayangan yang ditontonkan banyak membuat perubahan gaya hidup dengan
meniru budaya-budaya yang ditampilkan, yang umumnya banyak menampilkan budaya orang-
orang barat, seperti berpacaran, genk berandal, sopan santun yang sudah tidak sesuai etika, bahkan
hingga pergaulan bebas, dan sebagainya.
3) PS (Playstation)
a. Teknologi yang digunakan
Yaitu PS (Playstation). PS banyak digemari dikalangan masyarakat baik anak anak maupun
dewasa.
b. Model kerja
Permainan game berbagai variasi pilihan seperti game sepak bola, balap, stategi yang
terpanpang secara visual, maupun dalam bentuk 3D.
c. Nilai tradisional yang hilang
Terkuburnya permainan-permainan tradisional, berkurangnya tingkat kretivitas pada
anak-anak, malas belajar, ketergantungan, lupa waktu, bolos sekolah, hilangnya sopan santun,
taruhan, bahkan hingga mencuri. Contoh diatas hanya sebagian dari teknologi yang merubah nilai
etika tradisonal.
4) Media Sosial dan Situs Jejaring Sosial.
a. Teknologi yang digunakan
Yaitu Mobile Phone (smartphone) sebagai media penghubung
ke internet. Facebook, Twitter,Line, Watshap, BBM, Instagram, Friendster dan sebagainya
sebagai media sosial sekaligus sumber informasi yang digunakan.
b. Model kerja
Masyarakat saat ini , lebih cenderung mengutamakan berkomunikasi dengan menggunaka n
media sosial seperti facebook, twitter,instagram friendster, dan sebagainya. Manfaat yang
didapatkan dari media sosial seperti kemudahan bagi pengguna dalam berkomunikasi serta cepat
mendapatkan informasi ( up todate ).
c. Nilai tradisional yang hilang
Masyarakat (kalangan muda) jadi lebih sering sibuk dengan smartphone mereka, sehingga
menyebabkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang karena sudah merasa cukup
mendapatkan informasi melalui media sosial.
Memberi pengaruh pada rasa persaudaraan kita yang hilang.
Dengan adanya situs jejaring social juga sudah menghilangkan rasa takut untuk mengakses hal-
hal yang berbau pornografi karena sudah tidak merasa diawasi lagi.
5) Jasa Catering
a. Teknologi yang digunakan
Yaitu berbasis android atau smarthphone dengan aplikasi media sosial sebagai wadah untuk
promosi jasa catering, contohnya seperti instagram, facebook dll. Bahkan melalui media online
yang banyak di jumpai saat ini di website resmi jasa catering tertentu.
b. Model kerja
Catering service merupakan lembaga bisnis yang bergerak dalam penyediaan jasa pembuatan
makanan. yang akan dicontohkan disini adalah peran catering service dalam suatu acara (hajatan),
atau biasa disebut event catering service. secara garis besar disini peranan catering service adalah
menyediakan makanan juga bertanggung jawab atas penghidangannya, dalam prakteknya yaitu
dekor meja hidang,hingga penyediaan peralatan makan. sehingga sang customer (yang punya
acara) hanya terima jadi dan melakukan pembayaran.
c. Nilai tradisional yang hilang
Biasanya, apabila ada seseorang yang memiliki acara misalnya, resepsi,aqiqah dan sebagainya,
maka sanak keluarga dan tetangganya akan datang untuk membantu. mereka semua bergotong-
royong untuk mengerjakan segala sesuatunya.
Pelanggaran Etika & Sanksi
Interaksi hubungan dalam kehidupan masyarakat senantiasa diwarnai dengan penyalahgunaan,
pelanggaran, ataupun penyimpangan. Walaupun telah ada etika sebagai pedoman dalam
mengatur kehidupan masyarakat, namun ada sebagian diantaranya yang tidak taat, atau
menentang dan bahkan membuat pelanggaran terhadap pedoman yang telah ada.
Kondisi demikian akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam masyarakat. Pola interaksi antar
masyarakat tidak lagi berjalan lancar, karena muncul konflik dan saling tidak percaya, terjadi
ketidakharmonisan dalam penghormatan terhadap etika yang ada, dimana ada yang masih setia
terhadap etika, namun sebagian cenderung menentang dan membenarkan tindakannya. Dalam
kondisi ini maka jika etika ataupun aturan yang berlaku tidak memiliki kemampuan untuk
memecahkan permasalahan, maka masyarakat dalam kondisi krisis dan kekacauan pasti akan
timbul.
Adapun beberapa hal yang membuat seseorang melanggar etika antara lain:
1. Kebutuhan Individu : Kebutuhan seringkali adalah hal utama yang mempengaruhi
seseorang untuk melakukan pelanggaran, misalnya seorang anak rela mencuri untuk
mendapatkan uang demi untuk membayar uang tunggakan sekolah. Seorang bapak yang
akhirnya tewas digebukin massa gara-gara mengambil susu dan beras di swalayan untuk
menyambung hidup bayi dan istrinya. Karyawan sebuah pabrik yang bertindak anarkis,
karena THR belum juga dibayarkan, padahal sudah melebihi jadwal yang dietentukan
pemerintah, dan lain-lain
2. Tidak Ada Pedoman : Ketika masyarakat dihadapkan pada persoalan yang belum jelas
aturannya, maka mereka melakukan intrepretasi sendiri atas persoalan yang dialami.
Contohnya pembangunan rumah kumuh di pinggir rel kereta api, di bawah jembatan
layang, di tanah kosong. Hal ini dikarenakan belum adanya perda ataupun ketentuan
mengikat yang memberikan kejelasan bahwa daerah tersebut tidak boleh ditempati dan
dibangun pemukiman liar. Sehingga masyarakat mengitrepretasikan, bahwa lahan kosong
yang tidak digunakan boleh dibuat tempat tinggal, apalagi mereka bagian dari warga
Negara. Sehingga pada saat tiba waktunya untk membersihkan, maka sudak terlalu
komplek permasalahannya dan sulit dipecahkan.
3. Perilaku dan Kebiasaan Individu : kebiasaan yang terakumulasi dan tidak dikoreksi akan
dapat menimbulkan pelanggaran. Contohnya; anggota DPR yang setiap menelurkan
kebijakan selalu ada komisi atau uang tips, ataupu ada anggota yang tidup pada saat
sidang berlangsung. Hal demikian ini salah dan keliru. Namunkarena teklah dilakukan
bertahun-tahun, dan pelakunya hampir mayoritas, maka perilaku yang menyimpang tadi
dianggap biasa, tidak ada masalah.
4. Lingkungan Yang Tidak Etis: Lingkungan yang memiliki daya dukung moral yang
buruk, akan mampu membuat seseorang menjadi menyimpang perilakunya untuk tidak
taat terhadap pedoman yang berlaku. Contonya seorang residivis kambuhan, yang selalu
keluar masuk penjara. Dalam penjara yang notabene merupakan tempat yang kurang
baik, maka mempebgaruhi pola pikir seseorang. Sehingga setiap kali dia masuk penjara,
ketika keluar telah memiliki informasi, keahlian, ketrampilan yang baru untuk dapat
menyempurnakan tndakan kejahannya.
5. Perilaku Orang yang Ditiru: Dalam hal ini, ketika seseorang melakkan pelanggaran
terhadap etika, dapat juga karena dia mengimitasi tindakan orang yang dia pandang
sebagai tauladan. Seoarng anak yang setiap hari melihat ibunya dipukuli oleh bapaknya,
maka bisa jadi pada saat dalam pergaulan, si anak cenderung kasar baik dalam perkataan
ataupun perbuatan. Dan itu semua dia dapatkan dari pengamatan dirumah yang
dilakuakan oleh bapaknya.

Sanksi Pelanggaran Etika:


1. Sanksi Sosial : Sanksi ini diberikan oleh masyarakat sendiri, tanpa melibatkan pihak
berwenang. Pelanggaran yang terkena sanksi sosial biasanya merupakan kejahatan kecil,
ataupun pelanggaran yang dapat dimaafkan. Dengan demikian hukuman yang diterima
akan ditentukan leh masyarakat, misalnya membayar ganti rugi dsb, pedoman yang
digunakan adalah etika setempat berdasarkan keputusan bersama.
2. Sanksi Hukum : Sanksi ini diberikan oleh pihak berwengan, dalam hal ini pihak
kepolisian dan hakim. Pelanggaran yang dilakukan tergolong pelanggaran berat dan harus
diganjar dengan hukuman pidana ataupun perdata. Pedomannya suatu KUHP.

Anda mungkin juga menyukai