Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN SINGKAT MANASIK UMRAH

RELASI WISATA

A. AMALAN SELAMA DALAM KEBERANGKATAN


1. Meninggalkan Rumah
Agar rumah yang kita tinggalkan tetap dalam penjagaan
Allah SWT, dan kita yang berangkat juga dijaga Allah SWT, maka
berdo’alah kepada Allah SWT, guna memohon kelancaran dan
keselamatan perjalanan menuju Baitullah hingga kembali ke tanah
air. Rasulullah SAW memberi tuntunan do’a keluar rumah antara
lain:

‫هِّل‬
‫َه َل‬ ‫تع َلٱل هّلِ ح و‬ ‫ِبسمٱل هّل ِت ه‬
‫ه‬
‫هَل ول هَلق ﺑ ِﭑل إ‬ ‫و ك‬
‫و‬
‫ة‬ ‫ل‬
Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah,
tiada daya dan kekuatan kecuali diberikan Allah.”

(HR. at
‫مأ‬ ‫ل‬
‫ِم ننأزه ن‬ ‫ه‬
‫ك هلأ ه ض نظل ه و‬ ‫ه‬
‫و‬ ‫اه هنه ان‬
‫ون هلأ ه‬ ‫ذ‬ ‫ل َه ع‬
ْ ْ ْ
‫و‬ ‫ِﺑ‬ ‫إ‬
1
‫مأ ه ون جهلأ ه و يجهلع لهين ا‬
‫ه‬ ُ
‫ُنظ‬
Artinya: “Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu perlindungan dari tergelincir, tersesat
(jalan), berbuat dhalim atau didholomi oleh orang lain
dan dari perbuatan yang sembrono atau diperlalkukan
orang lain dengan sembrono”
(oleh at-Tirmidzi dikatakan hadits shahih).

2
2. Ketika Naik Kendaraan
Ketika hendak naik kendaraan, baik kendaraan darat, laut,
maupun udara, bacalah “Bismillah” kemudian jika sudah duduk
manis, maka bacalah do’a berikut:1

‫ا َه ِّلي س هخر‬
‫لهن ا سبحان‬ ‫ هاّلل‬، ‫ب‬
ُ ‫َك‬ ‫ل أه‬ ‫ اهّل‬، ‫ب‬
ُ ‫أه َك‬
‫ه‬ .‫ب‬ُ ‫أ َك‬ ‫ُهاّلل‬
ُ ‫ه‬ ُ
.‫لب ون‬
ُ ‫من‬
‫هذاكنو اَملام قرن ني وإَنﺂإ َلر ﺑن ا‬
‫له ق‬ ‫ه‬ ُ ‫ُ َه‬
‫ه‬
‫وم‬ ‫ا‬
‫ه ه ه سأ ك سفرنا هذ َ و هتقو‬
‫ن‬
‫ا ا ل ه َ ال ى‬ ‫َه ن هل ِف‬
‫ب‬ ‫إ ه‬
‫ان‬

. ‫ده‬
ُ
ْ
3
‫ْ‬ ‫ر ض‬ ‫الع مل ت‬
‫عَنه اﺑ ع‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ى‬
‫ْ‬
‫رنا ه ط‬ ‫عل ‪.‬‬ ‫ال ُه و‬
‫ْ‬

‫ه ه‬ ‫َ م‬
‫ذ و‬ ‫ْ‬ ‫َله هه‬
‫ا‬ ‫ين‬ ‫نا‬
‫َ‬
‫و‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫ه‬
‫ا‬ ‫سف‬ ‫ه‬

‫هْلهل‬
‫ِب فا ل سف و خل ف ُة ِِفا‬
‫الل ه ه تا ل هص‬
‫‪.‬‬ ‫ْه‬
‫ْ‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ر‬
‫اح‬ ‫َه أ‬
‫هن‬
‫من‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ع‬
‫فر كﺂ ة‬ ‫ء‬ ‫الل ه ه أ‬
‫ر‬ ‫ل‬ ‫ا‬
‫ْنو عث ا ه‬ ‫ِﺑ‬
‫س و ﺑ ال‬ ‫ْ‬ ‫ه‬ ‫ْ‬
‫إّن ِ‬
‫ه َ‬
‫ْ لهل‬
‫با ل مال‬
‫وسوءا ل منقل ِف‬
‫وا‬ ‫ه‬

‫‪4‬‬
1 HR. Ibnu Huzaimah, no. 2542

5
Artinya: Maha Besar Allah, Maha Besar Allah, Maha Besar Allah,
Maha Suci Allah Dzat yang telah menundukkan kendaraan
ini kepada kami sementara kami sendiri tidak mungkin
menguasainya, dan sesungguhnya kami pasti akan
kembali menghadap Tuhan kami.
Ya Allah kami memohon kepadamu kiranya kepergian
kami ini membawa kebaikan dan ketaqwaan serta
amalan-amalan yang Engkau ridloi.
Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami dan dekatkan
lah jarak perjalanan yang kami rasakan jauh itu,
Ya Allah Engkau adalah teman kami dalam perjalanan
ini dan juga sebagai pengganti untuk keluarga kami
yang kami tinggalkan.
Ya Allah aku memohon kepada-Mu perlindungan dari
kesulitan dalam perjalanan, dari pemandangan yang
menyedihkan dan dari suasanan yang tidak menyenang
kan setelah kepulanganku nanti baik yang menyangkut
harta maupun keluarga”.

B. RUKUN UMRAH
Rukun umrah merupakan amalan-amalan yang
menentukan keabsahan umrah, apabila tidak dilaksanakan satu
saja maka berakibat umrahnya tidak sah atau batal dan yang
bersangkutan harus mengulang kembali. Rukun umrah terdiri
dari 4 (empat) hal yang harus dilaksanakan secara tertib
(berurutan) yaitu:
1. Ihram dari miqat (batas tempat memulai umrah)),
2. Thawaf: mengelilingi ka’bah sebanyak 7 (tujuh) kali,

6
3. Sa’i: berjalan cepat mulai dari bukit Shafa ke bukit Marwa 7
kali bolak-balik.
Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa.
4. Tahallul: Mencukur atau menggunting rambut.2

C. TATA CARA UMRAH


1. Ihram ialah memulai niat untuk melaksanakan ibadah umrah.
Dengan berihram maka ada beberapa hal yang tadinya
diperbolehkan kini tidak diperbolehkan alias diharamkan.3
Cara mengerjakan Ihram adalah:
1) Jika anda berihram untuk umrah, maka mandilah
sebagaimana ketika mandi besar, yakni berwudlu dulu lalu
mengguyur air ke seluruh tubuh mulai dari atas kepala
sampai kaki secara merata. (bila hal itu memungkinkan),
bila tidak, cukuplah berwudlu.
2) Disunnahkan menggunakan wangi-wangian (minyak wangi
atau parfum) yang disemprotkan di badan bukan di
pakaian, menyisir rambut hingga rapi.
3) Lalu memakai pakaian ihram, dengan ketentuan:
a) Bagi laki-laki berupa kain dan selendang. Keduanya
tidak berjahit, satu helai diselendangkan satu helai
lainnya disarungkan. Pada waktu melaksanakan thawaf
kain ihram dikenakan dengan cara idlthiba’ (membuka
bahu sebelah kanan dan bahu kiri tertutup kain ihram).

2PP Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih, cet V, hal 188-192.


3 PPAisyiyah , Tuntunan Manasik haji, 007, hal 47. Muammal Hamidy, Panduan
Umrah Praktis, 2011, hal.13
7
Tidak memakai baju, celana, tutup kepala, dan sepatu
tertutup mata kakinya.
b) Bagi kaum wanita, memakai pakaian apa saja yang
menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan kedua
telapak tangan (dari pergelangan tangan hingga ujung
jari) dan tanpa berhias.
c) Kemudian ketika berada di miqat (tempat memulai niat
ihram) berniat ikhlas di dalam hati karena Allah SWT
untuk melakukan umrah dan ucapkanlah:

‫كع مرة‬
‫له‬
‫هبي‬
Artinya: "Aku sambut panggilan-Mu (ya Allah) untuk
menunaikan ibadah umrah.

d) Dilanjutkan dengan mengucapkan talbiyah,

‫ك إ هن‬
، ‫ل‬
‫ك شر ك ك ه‬ ‫كه‬ ، ‫ه هك ه‬
‫ه‬
‫ْ ي ل لب‬ ‫له ب‬ ْ‫ٱل له َه بي‬
‫ه ه ي‬ ‫ي‬ ‫ل‬
‫ه‬

8
.‫ك لش ريكل ه ك‬
َ ‫الحمدو ال َنِعمةل هكو المل‬
Artinya: "Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah, aku
sambut panggilan-Mu. Aku sambut panggilan-
Mu. tiada sekutu bagi-Mu, aku sambut
panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji,
kenikmatan dan kerajaan adalah milik-Mu,
tiada sekutu bagi-Mu.”

9
e) Mengucapkan talbiyah sejak berada di miqat (tempat
memulai niat ihram). Talbiyah ini boleh dilakukan
sendiri, bersamaan atau boleh melalui komando hingga
anggota/jamaah mengikutinya.4 Diucapkan sepanjang
perjalanan menuju Makkah, diusahakan dengan suara
keras, boleh disela-selai istirahat. Namun jika ada
rombongan yang belum berniat ihram, maka talbiyah
jangan diucapkan dengan keras-keras agar tidak
menggangu jamaah/ rombongan lainnya.
f) Bagi jamaah umrah Indonesia yang langsung ke
Madinah, maka niat ihramnya di Dzulhulaifah (Bir Ali),
sesudah shalat di masjid Dzulhulaifah, baik shalat
sunnah (tahiyatul masjid) atau shalat fardlu dan
sesudah duduk manis di atas kendaraan, jamaah akan
dipandu pembimbing.
g) Sedang bagi jamaah Indonesia yang langsung ke
Makkah, ada dua pendapat: pertama, niat ihramnya
dilakukan di atas pesawat ketika berada di wilayah
Qarnul Manazil (pada saatnya ada informasi dalam
pesawat dan dipandu pembimbing untuk melafadzkan
niat ihram) sehingga para jamaah harus sudah
berpakaian ihram sebelum naik pesawat. Kedua, niat
ihramnya dimulai di bandara Jedah.5

4 MajelisTarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Tuntunan Manasik Haji, Hikmah


Press, hal 3.
5 Ustadz Muammal Hamidy mengambil pendapat pertama sedangkan Majlis

Tarjih PP Muhammadiyah mengambil pendapat kedua.


10
4) Dengan berihram maka berlakulah larangan-larangan.
Apabila dilanggar dikenakan dam atau denda. Berikut ini
larangan-larangan selama memakai ihram:
a) Memotong, mencabut rambut, bulu, kuku, sriwilen.
b) Memakai minyak wangi atau sabun wangi.
c) Meminang, dipinang, menikah, menikahkan.
d) Bercumbu, berhubungan seksual antara suami – istri.
e) Berkata kotor, bertengkar dan kemaksiatan lainnya.
f) Memotong, mencabut tanaman, berburu, membunuh
binatang di tanah haram.
g) Bagi laki-laki dilarang menutup kepala dengan sapu
tangan, kopyah, serban, dan sebagainya. Sedang bagi
perempuan dilarang membuka pakaian ihramnya,
kecuali ketika mandi dan wudlu.
h) Bagi laki-laki dilarang memakai pakaian yang
menelingkup dengan berjahit dan memakai sepatu
yang menutupi mata kaki.
i) Perempuan dilarang memakai kaos tangan dan cadar.

2. Thawaf. Jika sudah sampai di Makkah, lakukanlah tawaf umrah


mengelilingi Ka'bah tujuh kali putaran, dimulai dari Hajar
Aswad dan berakhir di Hajar Aswad. Thawaf dimulai dari hajar
Aswad sampai hajar aswad berikutnya dihitung satu putaran.
Putaran pertama sampai ketiga dilakukan dengan cara berlari-
lari kecil sedangkan putaran keempat sampai ketujuh
dilakukan dengan berjalan biasa.
Tata Cara Thawaf umrah:
1) Bersucilah dari hadats kecil dengan berwudlu’

11
2) Bagi laki-laki pakaian ihramnya yang atas diselendangkan /
melipat kain dari bawah ketiak sebelah kanan ke pundak
sebelah kiri.6
3) Sesudah berpakaian ihram menuju masjidil haram,
sesampainya di depan pintu masjid, maka bacalah doa
masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan, lalu
berdoa:

‫غ فر‬
َ ‫سلم‬
‫علر سول ه ِّلٱل ه ل‬ َ ‫ه‬
‫ِبسمٱل وه ه‬
‫ٱل له َه‬ ‫ّل ٱل‬
‫ا‬

‫َر ْ تك‬
‫ه‬ ‫ح لأ ه‬
ِ ‫وب واف‬
ِ ‫ذ ُ ُن‬
ْ ‫ت‬
‫ﺑوا‬
Artinya: “Dengan nama Allah, semoga sejahtera atas
Muhammad saw, Ya Allah ampunilah segala
dosaku, dan bukakan pintu-pintu rahmat-Mu”.
(HR. Ibnu Majah, Al Albany menshahihkan
hadits ini).

12
6 HR. Ibnu Majah no. 2945

13
4) Sesudah masuk masjid dan ka’bah, bacalah doa
melihat
ْ ْ
ْ

‫ريم‬ ‫هد‬
‫ٱلل ه ز‬
‫ْ وت ظيماو ت‬ ‫ذاا ل ب تت‬
‫ا‬
‫ك‬ ‫ش ع‬ ‫ي ه‬
ْ ‫ه‬
‫ي فا‬ ‫ه‬

‫هجه‬ ‫منش ه ك هم َمه ح‬ ‫وز‬
‫د‬
ُ ‫ن‬ ُ ‫ه‬ ُ ‫و‬ ‫ر‬
‫ه‬ ‫ه‬ ْ
‫ة‬ ‫ﺑ‬ ‫هام‬
‫و‬
‫ر‬ ‫ف‬ ‫ه‬
‫م‬ ‫ه‬ ْ
‫”را‬ ‫واعت مره ت ْهشيفاو تعظيماو تكريماو ﺑ‬
Artinya: ُ
“Ya Allah tambahkan kemuliaan, keagungan,
kehoratan dan kehebatan rumah ini. Tambahkan
juga kemuliaan dan kehormatan orang-orang
yang memuliakan dan menghormatinya, yaitu
mereka yang berhaji dan berumrah, dengan
kemuliaan, kehormatan, dan kebaikan yang
sebenar-benarnya.”
Diteruskan membaca:

‫سله ِم‬َ ‫كٱل س هَلم فهح َ ينار ه ﺑناﺑ ال‬


‫ه‬
‫هَه أه نتٱله س هَلموم‬ ‫ه‬ ُ ‫ه‬ ‫ٱلل‬
ُ ‫ه‬
‫ه‬
Artinya: “Ya Allah Engkau adalah selamat dari-Mu lah
selamat itu datang. Maka hidupkanlah kami ya
Tuhan kami dengan selamat.”7
14
7 HR. al Baihaqi no. 8516. Para kritikus hadits menyatakan bahwa doa ketika
melihat kakbah riwayatnya dlaif. Namun Nashiruddin Al Albany
menghasankannya. Dapat dibaca pada karyanya “Manasik al Hajj wa al ‘Umrah”
hal. 12. Lihat juga “Al Jaami’ al Shahih Li al Sunan wa al Masanid” bab al Du’a
‘Inda Ru’yat al Bayt, karya Shuhaib ‘Abd al Jabbar.

15
5) Melakukan thawaf (mengelilingi Ka’bah), sebanyak 7 (tujuh)
kali. Posisi ka’bah berada di sebelah kiri orang yang
berthawaf. Thawaf dimulai dari hajar Aswad sampai hajar
aswad berikutnya dihitung satu putaran. Putaran pertama
sampai ketiga dilakukan dengan cara berlari-lari kecil
sedangkan putaran keempat sampai ketujuh dilakukan
dengan berjalan biasa.8
6) Memulai thawaf dengan menghadap Hajar Aswad (dilantai
ditandai dengan garis besar berwarna coklat), tangan kanan
diangkat sambil membaca Bismillahi Allahu Akbar , terus
berjalan sambil membaca kalimat tasbih:
ْ
‫ولإ ه َلإ َلهٱل هّل وٱل‬
َ ،ِ‫سبحانٱل ِّلو ٱلحمد ِل هّل‬
ُ ‫ه‬
‫هّل أه َكب‬
ُ
Artinya: “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan
tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar”.9

Selanjutnya berjalan terus sampai sudut ketiga (Rukun


Yamani), jika mungkin mengusap saja, bila tidak
memungkinkan maka dilanjutkan menuju hajar aswad
dengan membaca doa :

‫خرةح سن‬ ‫ا‬


‫ة‬ ْ
‫تن ِفا ُلنيا حسن ِِفال‬
‫ه‬ ‫ة‬
‫و‬ ‫ه‬ ‫ه‬
16
‫ر ه ﺑن اآ‬
‫ه‬
‫وقن ا ع َا ل َنه ا‬
‫ه‬
‫ر‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
8 HR. an Nasa’i no. 2925
9 HR. at Thabrani no. 856

17
Artinya: “Ya Tuhan Kami berilah kami kebaikan di dunia
dan di akerat, serta lindungilah kami dari
sentuhan api neraka.”10

Sesampainya di Hajar Aswad lakukan hal-hal seperti


mengawali putaran thawaf (pertama) tersebut. Bila
memungkinkan mencium hajar aswad, jika tidak maka
cukup mengangkat tangan kanan sambil mengucapkan
bismillahi Allahu Akbar. Dengan demikian selesailah satu
putaran, lanjutkan putaran ke-dua dan seterusnya sampai
ke- tujuh.
7) Selesai putaran ke-tujuh, lanjutkan bergeser ke belakang
Maqam Ibrahim, bagi laki-laki mengubah kain ihram yang
tadinya diselempangkan sekarang diselimutkan di badan,
teruskan dengan shalat sunnah sesudah thawaf 2 (dua)
raka’at. Raka’at pertama sesudah al-Fatihah bacalah surat al-
Kafirun, sedang raka’at kedua bacalah surat al-Ikhlash.
8) Usai shalat berdoa di arah Multazam karena di tempat ini
termasuk tempat yang mustajab. Lalu minum air Zam-Zam
yang didahului dengan membaca bismillah, lalu membaca
doa:

‫وشفاء‬
‫ٱلل ه هَّنأ سأهل علمان عاو رزق واسعا‬

‫ا‬ ‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ه‬
‫ه‬
ِ‫إ‬

18
‫داء‬
‫منك ُ ِل‬

‫‪10‬‬ ‫‪Ibid‬‬

‫‪19‬‬
Artinya: “Ya Allah sungguh benar-benar aku memohon
kepadamu ilmu yang bermanfaat, amal yang
Engkau terima, rizki yang banyak serta sembuh
dari segala macam penyakit.”11

3. Sa’i. Yaitu berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwa sebanyak 7


(tujuh) kali, dimulai dari bukit Shafa menuju Marwa dan
seterusnya bolak balik (7 kali) diakhiri di bukit marwa.
Tempat sa’i (mas’a) merupakan area membujur panjang yang
berada di sebelah barat ka’bah. Pada saat ini tempat sa’i telah
menyatu dengan Masjidil Haram Adapun tatacaranya sebagai
berikut:
1) Berjalanlah menuju tempat sa’i, ke arah Shafa. Bila
mendekati Shafa, bacalah:

ْ ْ
‫هصفاو ال مروةم ن شعا رٱ ل ه ِّلأ ه ﺑدأ ُ ِﺑماﺑ دأه ٱل‬
‫هّل ﺑه إ هنال‬
ُ
Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu sebagian
syi’ar (tempat ibadah) kepada Allah. Aku memulai
(sa’i) dengan (melakukan) apa yang Allah
memulainya (dari Shafa).

1
11 HR. Ahmad dan al Hakim no. 1739

1
2) Setelah posisi berada di bukit Shafa, lalu menghadap kiblat
sambil membaca bacaan di bawah ini:

‫هّل‬ ‫ لإ‬.َ ‫ب‬


ُ ‫َك‬ ‫ك‬
ُ
‫إ‬ ‫ا هّلل أ‬،‫ا هلّلُ أ َُب‬، ‫ب‬
ُ ‫اهل ُّل أه َك‬
ُ ‫ه‬
‫َهَلال‬ ‫ه‬
‫هَل ال حمدو هو‬
‫كو‬ ُ ،‫كملل‬
َ ‫وح َلدشه‬
ُ ‫َ ُل ال‬ ‫ري‬
ُ ‫ه‬

‫ أهنجز‬، ‫ َلإ ه َلإ‬،‫ْشءق دير‬ ‫عَلك ُ ِل‬


‫ه ُ هّلوحده‬
ُ

‫وعده ونصرع بده وهزما ْلحز َاو حده‬


ُ “Allah Maha Besar, Allahُ Maha Besar, Allah
Artinya: ُ
Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah Yang
Maha Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia
Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan
selain Allah, yang Maha Esa. Dia telah
membuktikan janji-Nya, telah menolong hamba-
Nya dan telah menghancurkan persekutuan
kaum kafir hanya sendirian.”12
3) Lalu berjalan menurun menuju bukit Marwa. Setelah sampai

1
di tiang hijau berjalan agak cepat, lalu berjalan biasa ke
Marwa. Dalam perjalanan ke Marwa itu bisa sambil berdoa
dengan bahasa yang dikuasai, dzikir atau bacaan al-Qur’an
semampunya.

12
HR. an Nasa’i no. 2925

1
4) Setelah sampai di tanjakan Marwa bacalah “Innash shafa wal
ْ
sya’āirillāh” ( ِ‫هن ال هص هفا والم ْرو هة من ش عا ِئ ِرٱل هّل‬
‫ه‬
‫ ِإ‬.) min marwata
Jika telah posisi berada di bukit Marwa lakukan dan bacalah
doa seperti ketika di bukit Shafa, dari Marwa lalu berjalan
menuju Shafa dengan cara berlari-lari kecil diantara dua
tanda hijau, lalu berjalan biasa hingga sampai di tanjakan
bukit Shafa dan seterusnya bolak-balik sampai 7 (tujuh) kali.
5) Perjalanan dari Shafa ke Marwa dihitung satu kali, dari
Marwa ke Shafa dihitung satu kali. Bila bolak balik 7 kali
maka pelaksanaan Sa’i akan berakhir di Marwa.

6) Setelah perjalanan sa’i yang ke tujuh kali, lalu menghadap


ka’bah dan berdo’a:
ْ
‫ﺑنات ق هبلم َنه اإ نهكأ ه نتا ل سميعا لعلمي و ُت ب‬
ُ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ه‬
‫ه‬
‫ع يناإ نهكأ ه نتا ل هت و َاا ل‬
‫هرحمي‬ ‫ه‬
‫ه‬
Artinya: “Ya Tuhan kami, terimalah ibadah kami karena
sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan
terimalah pertobatan kami karena sesungguhnya
Engkaulah Dzat yang menerima tobat lagi
Penyayang.”
1
4. Tahallul. Setelah selesai sa’i, pendekkanlah rambut kepala.
Tahallul artinya menjadi halal. Yang dimaksud adalah
mengakhiri sa’i dengan menggunting/ memotong/ mencukur
rambut. Dengan selesainya tahallul maka tidak ada lagi
larangan-larangan yang harus dijauhi selama dalam keadaan
ihram, semuanya menjadi halal, seperti berganti pakaian biasa,
memakai wangi-wangian, dsb.

Sesudah rangkaian Sa’i selesai, maka jamaah memotong/


mencukur rambut, dilakukan sendiri atau minta bantuan orang
lain. Laki-laki menggunting rambut laki-laki demikian pula
perempuan,
mengucapkan kecuali
doa: suami-istri. Saat tahallul, jamaah

ْ
‫اهل له هَهاغفرل ِلمحلقنيه و المق َصرين‬
Artinya: “Ya Allah ampunilah orang yang mencukur dan
yang memendekkan rambutnya.”

Bagi laki-laki sangat dianjurkan untuk mencukur seluruh


rambutnya (cukur gundul). Sebagaimana diriwayatkan oleh
Imam Muslim yang artinya: Nafi’ meriwayatkan, bahwa
Abdullah ibn Umar mengatakan Rasulullah SAW mencukur
rambutnya, sementara sahabat memendekkannya. Lalu Abdullah
mengatakan, sesungguhnya Rasulullah bersabda: semoga Allah
merahmati orang-orang yang mencukur rambutnya, hal ini
diucapkan sekali atau dua kali, kemudian berkata dan orang-
orang yang memendekkan rambutnya.

1
Alhamdulillāhirabbil ‘ālamīn, dengan memotong/
mencukur rambut maka berakhirlah ibadah umrah kita, dan
diperbolehkan melakukan hal-hal yang halal yang semasa
ihram dilarang.

5. Thawaf Wada’
Thawaf Wada’ adalah thawaf pamitan, yaitu thawaf ketika
hendak pulang ke tanah air, sesudah berkemas-kemas hendak
melanjutkan perjalanan pulang ke Indonesia, meskipun
diperkirakan mampir transit untuk wisata ke negara-negara lain
di luar Makkah dan Madinah. Cara thawaf ini dilakukan dengan
berpakaian biasa (bukan pakaian ihram) dan tanpa lari-lari kecil
di tiga putaran pertama, tehnisnya sama dengan thawaf umrah
yang menjadi rangkaian ibadah umrah di atas.
Bagi perempuan yang sedang haidl, tidak usah menjalani
thawaf. Oleh ulama thawaf ini dihukumi wajib,13 bagi yang tidak
ada udzur syar’i, semisal haidl.

13 Muammal
Hamidy, Panduan Umrah Praktis, 2011, hal. 34-35. PP
Muhammadiyah, HPT, hal.196.

Anda mungkin juga menyukai