Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

RESUME DAN TELAAH PERHITUNGAN PREMI ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

I. PENDAHULUAN
A. Umum/Latar Belakang
Pejabat Pengadaan Sekretariat Daerah Kota Salatiga diberi tugas untuk
melaksanakan pengadaan langsung asuransi kendaraan dinas di Bagian Umum
Sekretariat Daerah.
Telaah ini mencoba menganalisis bagaimana perhitungan premi asuransi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian;
2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 sebagaimana diubah oleh Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2021;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penghitungan Dasar
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Tahun 2021;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.06/2019 tentang Pengasuransian Barang
Milik Negara;
5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah
Provinsi Jawa Tengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Jawa Tengah;
6. Peraturan Daerah
7. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 23 Tahun 2015 tentang Perhitungan Dasar
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk
Kendaraan Bermotor Pembuatan Sebelum Tahun 2015;
8. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 24 Tahun 2016 tentang Perhitungan Dasar
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk
Kendaraan Bermotor Pembuatan Sebelum Tahun 2016;
9. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 53 Tahun 2020 tentang Penghitungan Dasar
Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Tahun 2020 dan Pembuatan Sebelum Tahun 2020;
10. Surat Edaran otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/SEOJK.05/2017 (Penetapan Tarif
Premi Atau Kontribusi Pada Lini Usaha Asuransi Harga Benda dan Asuransi
Kendaraan Bermotor Tahun 2017).

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya telaah ini adalah untuk memberikan gambaran bagaimana
perhitungan premi asuransi kendaraan dinas.
II. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Review dan Telaah ini dilaksanakan pada:
Hari, tanggal : Senin, 26 Juli 2021 s.d. 10 Agustus 2021
Waktu : Pukul 10.35 – selesai WIB
Tempat : Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda
Dokumen direview : 1. Peraturan-peraturan terkait asuransi;

III. HASIL YANG DICAPAI


Hasil review dan telaah ini antara lain:
A. DEFINISI DAN TARIF ASURANSI
1. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang
polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai
imbalan untuk:
memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti;
2. Asuransi Kendaraan Bermotor adalah asuransi yang melindungi tertanggung dari risiko
kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan
bermotor.
3. Risiko Sendiri (Deductible) adalah jumlah kerugian yang harus ditanggung oleh tertanggung
untuk setiap kejadian atas klaim yang telah disetujui.
4. Perusahaan yang memasarkan produk pada lini usaha Asuransi Harta Benda dan/atau lini
usaha Asuransi Kendaraan Bermotor wajib menerapkan tarif Premi atau Kontribusi.
5. Tarif Premi atau Kontribusi mencakup unsur Premi atau Kontribusi murni, biaya
administrasi dan umum lainnya, biaya akuisisi, serta keuntungan.
6. Tarif Premi atau Kontribusi adalah tarif Premi atau Kontribusi yang ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan.
7. Tarif Premi untuk Asuransi kendaraan bermotor:
TABEL IV.a
TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI
PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

A. PERTANGGUNAN COMPREHENSIVE

WILAYAH 1 WILAYAH 2 WILAYAH 3


KATEGORI UANG PERTANGGUNGAN BATAS ATAS Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Kendaraan Non Bus dan Non Truk
Kategori 1 0 s.d. Rp125.000.000,00 125.000.000,00 3,82% 4,20% 3,26% 3,59% 2,53% 2,78%
Kategori 2 > Rp125.000.000,00 s.d. Rp200.000.000,00 200.000.000,00 2,67% 2,94% 2,47% 2,72% 2,69% 2,96%
Kategori 3 >Rp200.000.000,00 s.d. Rp400.000.000,00 400.000.000,00 2,18% 2,40% 2,08% 2,29% 1,79% 1,97%
Kategori 4 >Rp400.000.000,00 s.d. Rp800.000.000,00 800.000.000,00 1,20% 1,32% 1,20% 1,32% 1,14% 1,25%
Kategori 5 >Rp800.000.000,00 >800000000 1,05% 1,16% 1,05% 1,16% 1,05% 1,16%
Jenis Kendaraan Bus, Truk dan Pickup
Kategori 6 Truck & Pickup, semua pertanggungan 2,42% 2,67% 2,39% 2,63% 2,23% 2,46%
Kategori 7 Bus, semua uang pertanggungan 1,04% 1,14% 1,04% 1,14% 0,88% 0,97%
Jenis Kendaraan Roda 2 (dua)
Kategori 8 Semua uang pertanggungan 3,18% 3,50% 3,18% 3,50% 3,18% 3,50%

Sumber: SE OJK
8. Tarif premi tersebut untuk periode pertanggungan selama 12 bulan dan untuk kendaraan
bermotor dengan usia s.d. 5 tahun;
9. Untuk kendaraan dengan usia di atas 5 tahun dengan jenis pertanggungan comprehensive
perusahaan harus:
a. Mengenakan tarif premi tambahan dengan nilai paling sedikit 5% dari tarif premi per
tahun; atau
b. Mengenakan risiko sendiri (deductible) paling sedikit sebesar Rp.500.000,-
10. Dapat menambahkan manfaat berupa perluasan jaminan risiko dan fitur layanan tambahan
lainnya berupa:
a. Banjir termasuk angin topan;
b. Gempa bumi dan tsunami;
c. Huru-hara dan kerusuhan (SRCC-Strike, Riot, dan Civil Commotion);
d. Terorisme dan sabotase;
e. Tanggungjawab hukum terhadap pihak ketiga (kendaraan penumpang dan sepeda
motor);
f. Tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (kendaraan niaga, truk, dan bus)
g. Kecelakaan diri untuk pengemudi;
h. Kecelakaan diri untuk penumpang; dan/atau
i. Tanggung jawab hukum terhadap penumpang;
Perhitungan premi untuk e, f dan i dihitung secara progresif.
11. Jika ditambahkan perluasan tersebut, tarif premi adalah sebagaimana dalam tabel berikut:

12. Fitur layanan tambahan lainnya dapat berupa:


a. Layanan darurat (emergency road assistance);
b. Mobil pengganti;
c. Penggunaan bengkel authorized;
d. Penggunaan bengkel khusus yang lebih mahal;
13. Dengan adanya fitur tambahan ini, tarif premi ditetapkan secara wajar sesuai dengan
tambahan layanan yang diperjanjikan;
14. Tarif premi pada tabel IV diterapkan dengan batas bawah dan batas atas dengan
mempertimbangkan profil risiko objek yang dipertanggungkan, sesuai zona wilayah tempat
objek yang dipertanggungkan pada TNKB, dapat lebih rendah dari batas bawah bila ada
pemberian potongan tarif, dapat lebih besar dari batas atas untuk kendaraan yang berusia
lebih dari 5 tahun, ada perluasan jaminan risiko, dan/atau menambah fitur layanan
tambahan lain.
15. WILAYAH 1: Sumatera dan Kepulauan di sekitarnya;
16. WILAYAH 2: DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten;
17. WILAYAH 3: Selain WILAYAH 1 dan WILAYAH 2;
18. Perusahaan Asuransi Umum memberlakukan ketentuan Risiko Sendiri (Deductible)
minimum sebesar Rp300.000,00 setiap kejadian, kecuali untuk kendaraan roda dua
minimum sebesar Rp150.000,00.
19. Perusahaan dapat memberikan bagian dari tarif premi berupa biaya akuisisi dalam bentuk
komisi, diskon, atau lainnya kepada perusahaan pialang asuransi, agen asuransi, dan/atau
pihak ketiga lainnya, termasuk pemegang polis, tertanggung, atau peserta.
20. Jika biaya akuisisi diberikan, perusahaan nilai premi yang diperoleh perusahaan tidak boleh
kurang dari 75% untuk kendaraan bermotor.
21. Biaya akuisisi belum memperhitungkan pajak yang berlaku.
B. PERHITUNGAN NILAI PERTANGGUNGAN
1. Nilai pertanggungan adalah harga sebenarnya atau nilai sehat suatu objek yang
dipertanggungkan sesaat sebelum terjadi suatu kerugian atau kerusakan. Nilai ini dihitung
berdasarkan biaya memperoleh/memperbaiki objek yang dipertanggungkan ke dalam
keadaan baru (PMK 97/2019).
2. Nilai pertanggungan kendaraan bermotor dapat diperoleh melalui cara:
a. Harga Beli (jika kendaraan baru);
b. Survei Harga Pasar;
c. Menggunakan Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) untuk menghitung Harga
Pasaran Umum (HPU);
d. Menghitung sendiri dengan perkiraan nilai depresiasi sebagai berikut:
i. Tahun pertama 10-15%;
ii. Tahun kedua 5-10;
iii. Tahun ketiga 5-8%;
3. Nilai Buku Aset yang tercatat dalam Daftar Inventaris Barang kurang tepat apabila
digunakan untuk menghitung Harga Pasar karena ditemukan nilai Barang yang 0 (nol)
karena depresiasi;
4. NJKB adalah nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan Harga Pasaran
Umum (HPU) atas suatu kendaraan bermotor (Perda Jateng 7/2017; Pergub Jateng
53/2020; Permendagri 1/2021);
5. NJKB sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan HPU atas suatu kendaraan
bermotor pada minggu pertama bulan Desember Tahun 2020 (Permendagri 1/2021), ada
dalam lampiran;
6. Penetapan NJKB (Permendagri 1/2021):
a. Dalam hal diperoleh harga kosong, NJKB ditetapkan sebelum dikenakan pajak
pertambahan nilai;
b. Dalam hal diperoleh harga isi, NJKB ditetapkan sebelum dikenakan pajak pertambahan
nilai, PKB, dan BBNKB;
c. NJKB dijadikan dasar pengenaan BBNKB;
7. HPU adalah harga rata-rata yang diperoleh dari berbagai sumber data yang akurat (Pergub
Jateng 53/2020; Permendagri 1/2021);
8. Berdasarkan hal tersebut, maka NJKB = HPU (sebelum pajak);
9. Dasar Pengenaan Pajak: NJKB dan Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat
kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor
(Pergub Jateng 53/2020; Permendagri 1/2021).
10. Bobot Koefisien (Permendagri 1/2021):
No. Jenis Bobot (dalam koefisien)*)
1. Mobil roda tiga, sepeda motor roda dua, 1
sepeda motor roda tiga penumpang,
sepeda motor roda tiga barang
2. Sedan 1,025
3. Jeep dan Minibus 1,050
4. Blind van, pickup, microbus 1,085
5. Bus 1,1
6. Light Truk, truk, dan sejenisnya 1,3
Catatan:
*) didasarkan pada nilai batas toleransi atas kerusakan jalan dan/atau pencemaran
lingkungan dalam penggunaan kendaraan bermotor
11. Pengenaan PKB angkutan umum untuk orang ditetapkan paling tinggi sebesar 30%
(Permendagri 1/2021);
12. Tarif PKB ditetapkan sebesar 0,5% untuk kendaraan bermotor ambulans, pemadam
kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, Instansi Pemerintah (Perda
Jateng 2/2011 jo Perda Jateng 7/2017; Pergub Jateng 23/2015; Pergub 24/2016);
13. Data NJKB dapat dilihat pada Lampiran Permendagri Nomor 1 Tahun 2021 untuk kendaraan
yang dibuat tahun 2021;
14. Permasalahan yang muncul saat menggunakan NJKB untuk menghitung harga pasar adalah,
NJKB ditetapkan berdasarkan peraturan menteri dalam negeri untuk tahun-tahun tertentu
sehingga dengan demikian, Permendagri Nomor 1 Tahun 2021 hanya menetapkan NJKB
untuk kendaraan yang dibuat di tahun 2021. Untuk tahun sebelumnya, diperlukan melihat
peraturan sebelumnya pula.
15. Kendaraan Dinas pada Sekretariat Daerah dibuat dalam rentang tahun 2011 s.d. 2019
sehingga harus mencari dasar hukum pada tahun tersebut, atau menghitung berdasarkan
informasi pada STNK/BPKB;
16. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DP PKB) dihitung dengan rumus:
DP PKB = NJKB x Bobot Koefisien;
17. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dihitung dengan rumus: DP PKB x tarif PKB + (PNBP +
SWDKLJJ);
PKB = DP PKB x Tarif PKB + (PNBP + SWDKLJJ)
18. Sehingga dengan demikian, NJKB (atau HPU) dihitung dengan rumus:
𝑃𝐾𝐵 − 𝑃𝑁𝐵𝑃 − 𝑆𝑊𝐷𝐾𝐿𝐽𝐽
𝑁𝐽𝐾𝐵 =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝐾𝐵
19. Setelah NJKB (atau HPU) dikalkulasikan, baru kemudian dicari Tarif Asuransi
menggunakan kombinasi Perhitungan HPU/NJKB, Survei Harga Pasar, dan Kontrak
Sebelumnya berdasarkan peraturan-peraturan terkait;

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil analisis di atas, maka disimpulkan bahwa:
1. Besaran premi asuransi kendaraan bermotor tergantung pada:
a. Jenis Asuransi;
b. Nilai mobil;
c. Tahun mobil;
d. Jenis pelat atau daerah mana kendaraan terdaftar.
2. Besaran premi masih ditambah dengan biaya administrasi, biaya polis, materai, dsb.
3. Selain itu, ada perluasan manfaat yang bisa dipilih:
a. Kerusuhan dan huru hara
b. Tanggung jawab hukum pihak ketiga
c. Kecelakaan diri/penumpang
d. Bencana alam
e. Terorisme dan sabotase
f. Layanan darurat, seperti mobil derek, biaya medis dan ambulans
4. Asuransi mobil all risk (comprehensive) adalah asuransi mobil untuk mengganti
seluruh kerusakan, baik kerusakan ringan maupun rusak berat, hingga kehilangan.
Semuanya ditanggung oleh pihak asuransi.
5. Pada Total Loss Only (TLO), pihak asuransi hanya akan membayar klaim jika terjadi
kerusakan > 75 persen atau kendaraan mengalami kecelakaan sehingga sudah
mustahil untuk dikendarai.
6. Perhitungan nilai kendaraan dapat menggunakan beberapa cara:
a. Harga Beli (jika kendaraan baru);
b. Survei Harga Pasar;
c. Menggunakan Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) untuk menghitung
Harga Pasaran Umum (HPU);
d. Menghitung sendiri dengan perkiraan nilai depresiasi sebagai berikut:
i. Tahun pertama 10-15%;
ii. Tahun kedua 5-105;
iii. Tahun ketiga 5-8%;
7. Nilai kendaraan tidak dapat menggunakan nilai buku barang pada daftar inventaris
karena akan ada kendaraan dengan nilai buku 0 (nol);
8. Nilai kendaraan dapat menggunakan Nilai Jual Kendaraan Bermotor Berdasarkan
NJKB yang dihitung berdasarkan informasi pada STNK/BPKB:
9. Perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Tarif Premi Kendaraan Roda Empat di
Setda Kota Salatiga untuk layanan Asuransi Komprehensif dengan perluasan Mobil
Pengganti, Tanggung Jawab terhadap pihak ketiga adalah dengan menggunakan
gabungan informasi NJKB, Survei Harga Pasar, Kontrak Sebelumnya sebagaimana
terlampir;
10. Perkiraan Tarif premi tersebut menggunakan asumsi bahwa umur kendaraan adalah
kurang dari 5 tahun;
11. Disarankan untuk Perencanaan Tahun Anggaran selanjutnya (2022) agar terlebih
dahulu membuat perkiraan Tarif dengan menggunakan umur nyata kendaraan, hal ini
agar lebih tepat dalam menentukan jumlah kendaraan yang akan diasuransikan
berdasarkan Grade tertentu.

V. PENUTUP
Demikian laporan review dan telaah ini disusun. Untuk asuransi mobil dinas di Sekretariat
Daerah Kota Salatiga menggunakan jenis asuransi comprehensive.

Salatiga, 10 Agustus 2021

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pertama


pada
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah
Kota salatiga

ttd

FATKHUROHIM, S.E., M.Ec.Dev., M.Sc

Anda mungkin juga menyukai