Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TRUKTUR PERTEMUAN 7

FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

:DIBUAT OLEH KELOMPOK 6

)2114201080( UUN KURNIA NENGSIH

)2114201071( MUSPITA RACHMADANY NASUTION

)2114201064( HENROY SIMANJUNTAK

MUHAMMAD ALFI SYAHRIN NURSANJAYA (21142010

)2114201056( ARETA JASA HALAWA

)2014202017( NURHALISA NAINADA MAHARAJA

S1 KEPERAWATAN /1

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

T.A 2022/2023
Soal

1. Manakah tindakan perawat dibawah ini yang dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam
pemberian obat?

a. Bila saudara menanyakan tentang order pengobatan, asumsikan bahwa resep yang
dituliskan benar.

b. Bila saudara berfikir bahwa rute pemberian obat itu salah, berikan saja obat secara oral

c. Bila tidak ada dokter, bertanyalah dengan hati-hati kepada pasien yang telah lama
mendapat terapi yang sama. Ia lebih tahu dari pada perawat.

d. Selalu double check terhadap penamaan obat karena beberapa memiliki nama atau
pembacaan yang hampir sama

e. Tidak memberikan obat

Pembahasan Soal

Untuk pencegahan kesalahan pengobatan pada pasien ada banyak cara yang dapat
digunakan dengan menggunakan teknologi informasi. Teknologi informasi memiliki potensi
untuk mengurangi kesalahan pengobatan. salah satu yang dianjurkan adalah penggunaan
Computerized Physician Order Entry ( CPOE). CPOE merupakan suatu sistem pencatatan
perintah/order medikasi dari dokter yang berbasis teknologi komputer. Perintah ini kemudian
ditransmisikan kepada berbagai departemen dan staf medis yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan perintah seperti laboratorium, farmasi, radiologi dan bidang keperawatan. Sistem
ini mempunyai banyak keunggulan terutama di bidang efisiensi dan keamanan pengobatan.
Melalui sistem ini dokter, perawat dan apoteker bekerja secara bersama-sama dalam proses
medikasi untuk mengurangi kesalahan pengobatan (medication error).

Hal ini terjadi karena dengan CPOE, setiap tenaga kesehatan dapat mengakses data
riwayat medikasi seorang pasien. Perawat merupakan salah satu faktor kunci kesuksesan dari
pelaksanaan CPOE.

Oleh karena itu, perawatan pasien dengan CPOE merupakan sebuah proses tim, dimana
semua anggotanya terlibat untuk meningkatkan kesehatan pasien maka perawat dituntut untuk
lebih meningkatkan kemampuan kolaboratifnya terutama dibidang komunikasi, pengetahuan
serta teknologi informasi.
2. Untuk menghindari kesalahan, sebelum memberi obat kepada pasien, label obat harus
dibaca beberapa kali, kecuali....

a. pada saat melihat botol atau kemasan obat

b. sebelum menuang/mengisap obat

c. setelah menuang/mengisap obat

d. pada saat akan diberikan kepada pasien

Pembahasan Soal :

Presentasi obat di tatanan rumah sakit memberikan dampak langsung yang besar
terhadap keselamatan pasien dan pelayanan mutu. Sebuah bukti penting dari literatur
internasional menunjukkan risiko yang ditimbulkan oleh kesalahan pengobatan dan efek
samping yang tidak mungkin terjadi.

3. Pasien anda menolak pemberian obat, maka yang harus didokumentasikan adalah....

a. Alasan penolakan

b. Dosis obat

c. Rute pemberian obat

d. Waktu pemberian.

e. Nama pasien

Pembahasan Soal:

4. Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, maka yang
dilakukan perawat adalah:

a. Perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker

b. Pemberikannya kepada perawat lainnya

c. Pasien tidak diberi obat

d. Mendiamkannya

e. Menulis di catatan perawat

Pembahasan Soal:
Sebelum memberikan obat perrawat harus memeriksa dosis obat dengan hati hatidan
teliti, jika ragu perawat harus bekonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan
ke pasien.

5. Pasien mendapat terapi obat dan pasien merasa ragu terhadap dosis yang diberikan.
Tindakan perawat yang tepat adalah.…

a. Lapor kepada dokter

b. Memeriksa dan menghitung ulang dosis obat

c. Menghentikan pengobatan

d. Memarahi pasien karena rasa ketidakpercayaan

e. Obat tidak diberi

Pembahasan Soal:

Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan secara aman dan rasional
sebagai hasil kolaborasi dengan dokter kepada pasien. Untuk itu, perawat harus mengetahui
semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika
tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan.
Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan
dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien.
Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diperkirakan akan
timbul.

Agar dapat memberikan obat secara rasional dan aman, perawat tidak hanya
perlmemahami tentang penggolongan obat saja, akan tetapi mereka juga perlu mengetahui efek
samping, serta bahaya penggunaan obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai