Anda di halaman 1dari 12

POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO.

2 September 2015

PENGARUH WAKTU PENEMPELAN(START TIME TO


PRESSURE/STP)SAMBUNGAN SINGLE LAP JOINT (SLJ)
ANTARA AL 2024 DAN CFRP TERHADAP KEKUATAN GESER

Bi Asngali

Politeknik Negeri Madiun


biasngali@yahoo.co.id

ABSTRACT
The objective of this research is to investigate the effect of start time pressure and
pressure level to adhesive epoxy/ Al-powder to the shear strength tensile of single lap
joint between Al 2024 and CFRP. The variations of start time pressure used were 0,
20, 40, 60 and 80 minutes. The specimensand theirs testing are based on the ASTM D
1002. The resultsof this research shows that start time pressure can increase shear
strength of the joint. For start time to pressure 20 minutes,the joint has the highest
shear strength (8.51 MPa). In this condition,fractions surfaces show that the types of
failure are light fiber tear.

Keywords: srart time to pressure, epoxy / Al-powder, shear strength, Single Lap Joint

PENDAHULUAN mudah untuk pembongkaran. Namun


Penggunaan bahan-bahan menurut Banea dan Silva (2009),
aluminium dan komposit sudah apabila sambungan tersebut menerima
banyak menjadi alternatif pengganti beban tinggi atau benturan,kerusakan
baja pada kendaraan karena memiliki akan terjadi pada lubang karena terjadi
massa jenis yang lebih ringan dan konsentrasi tegangan. Lubang untuk
tidak mudah terkorosi. Pada sambungan tersebut sering menjadi
kendaraan, penggunaan bahan yang penyebab retaksehingga
lebih ringan berdampak pada membahayakan kontruksi.
penghematan bahan bakar.Menurut
Resin epoksi digunakan sebagai
Moller et al., (2010), sambungan
perekat antara logam karena
carbon fiber reinforced polymers
kemampuannya yang tidak mudah
(CFRP) dengan logam digunakan
menguap dan penyusutan yang
pada industri pesawat (misalnya
rendah(kurang dari 0,5%) pada
bagian lambung pesawat), industri
curing(Tai dan Szklarska-Smialowska,
mobil (misalnya struktur atap mobil).
1993). Perekat epoksi memiliki
Proses penyambungan yang
afinitas yang baik untuk permukaan
sering digunakan adalah dengan paku
paduan aluminium dan lapisan oksida
keling atau baut, karena sederhana dan

Pengaruh Waktu Penempelan… 66


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

yang dihasilkan selama persiapan - Logam / logam (mis Al / Al)


permukaan (Chasser et al., 1993). - Polimer / logam (mis CFRP /
Al, GFRP / Al)
Suatu kontruksi mesin pasti
membutuhkan sistem sambungan yang Mölleret et al., (2010)
kuat dan efisien seperti sambungan menyampaikan bahwa bahan carbon
adhesive.Penambahan filler serbuk fiber reinforced polymers (CFRP) dan
aluminium pada epoksi dapat logam semakin banyak digunakan,
meningkatkan kualitas perekat diantaranya ditemukan di industri
(adhesive).Penerapan curing time pada kedirgantaraan (misalnya segmen
sambungan SLJ menarik untuk diteliti. lambung), industri mobil (misalnya
Dengan pengaturan waktu jeda untuk struktur atap CFRP).
menempelkan (melekatkan) akan Jenis kegagalan pada Single Lap
diperoleh kekuatan sambungan yang Joint
optimal.
Banea dan Silva (2009) membagi
KAJIAN PUSTAKA beberapa jenis kegagalan yaitu
kegagalan adhesive, kegagalan
Perkembangan teknologi
cohesive, kegagalan thinlayer
sambungan kususnya sambungan yang
cohesive, kegagalan fibertear,
menggunakan adhesive joint telah
kegagalan lightfibertear dan
banyak dipelajari.Pengujian
kegagalan stock-break.Kegagalan
sambungan adhesive joint yang paling
adhesive adalah kegagalan antarmuka
sering digunakan adalah sambungan
antara perekat dan salah satu
tumpang tunggal (singlelap joint/SLJ)
adherend.Kegagalan ini merupakan
(Adams, 2005).
indikasi dari batas lapisan perekat
Umumnya, sambungan adhesive yang lemah.Kegagalan cohesive
jointdapat dikategorikan sebagai terjadi ketika hasil rekahan pada
berikut (Matsuzaki et al., 2008, Möller lapisan perekat tersisa pada kedua
et al., 2010): permukaan adherend.
- Polimer / polimer (misalnya
CFRP / CFRP, GFRP / GFRP)

Pengaruh Waktu Penempelan… 67


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

Gambar 1 Jenis kegagalan yang mungkin terjadi pada sambungan adhesive yang melibatkan
komposit (Banea dan Silva, 2009).
lightfibertear memiliki harga kekuatan
Patah sambungan karena
tarik geser dengan harga 4,5-5,5 MPa
kegagalan fiber tear terjadi ketika
pada ketebalan 0,4-0,6 mm perekat
kekuatan perekat mampu merobek
epoksi/NS. Kekuatan sambungan
fiber. Kegagalan stock break terjadi
dengan harga 3-4,5 MPa menunjukkan
jika salah satu adherend patah.Jenis
kegagalan cohesive dan
kegagalan pada adhesive dapat
thinlayercohesive pada ketebalan 0,1-
menjadi indikasi tegangan geser dari
0,3 mm dan 0,7-1 mm perekat
spesimen uji.Dibandingkan dengan
epoksi/NS, sedangkan pada perekat
adhesive failure, cohesive failure
epoksi dengan ketebalan 0,4-0,9 mm.
memiliki tegangan geser yang lebih
Kegagalan thinlayer cohesive
tinggi.
merupakan pengembangan kegagalan
Kegagalan sambungan menurut cohesive, perbedaannya terletak pada
Adams dan Peppiatt (1974) sering jumlah perekat yang melekat pada
terjadi karena faktor void dan masing-masing adherend. Sambungan
microcracks pada perekat. Lebih dengan harga kekuatan kurang dari 3
lanjut Silva (2006) mengatakan void MPa memperlihatkan kegagalan
sebagai initial crack penyebab adhesive pada ketebalan 0,1-0,3 mm
terjadinya konsentrasi tegangan saat dan 1 mm dengan perekat epoksi.
menerima beban. Perekat terlihat melekat pada adherend
Tipe kegagalan yang terjadi pada komposit yang menunjukkan ikatan
sambungan ini adalah cohesive dengan adherend alumunium lemah
failure.Dibandingkan dengan adhesive Tipe kegagalan adhesive menunjukkan
failure, cohesive failure memiliki ikatan yang lemah antara perekat dan
tegangan geser yang lebih baik.(Banea adherend, sehingga kekuatan tarik
dan Silva, 2009).Tipe kegagalan geser sambungan rendah.Kegagalan
cohesive merupakan kegagalan yang

Pengaruh Waktu Penempelan… 68


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

bisa diterima pada industri atau logam dengan logam.Pemakaian


penerbangan. Ikatan yang sama kuat perekat epoksi amat luas, karena daya
antara perekat dan adherend rekatnya yang sangat tinggi, dapat
diperlihatkan pada kegagalan merekatkan berbagai macam benda
cohesive. Tipe kegagalan light fiber- seperti bahan-bahan logam, kayu,
tear atau interlaminar menghasilkan gelas, keramik, beton, plastik
kekuatan tarik geser yang thermoset (polyester,
tinggi.Kerusakan pada salah satu bisphenolic).Perekat epoksi terdiri dari
adherend menunjukkan ikatan yang dua kompoen, epoksi resin (A) dan
sangat kuat pada perekat dengan hardener (B).Epoksi resin diproduksi
adherend tersebut (Flinn et al., 2006). dari reaksi epichlorohydrin dan
Perekat bisphenol-A.Sedangkan hardener
terbuat dari polyaminoamide.
Perekat adalah bahan yang
Perbandingan antara epoksi resin dan
memiliki kemampuan mengikat dua
epoksi hardener adalah 1:1.Epoksi
benda melalui ikatan
bereaksi dengan hardener/katalis
permukaan.Penggunaan perekat, harus
membentuk struktur crosslinking.Ini
dipilih perekat yang dapat
membuat epoksi ini bersifat adhesive
memberikan ikatan yang baik pada
dan tegangan yang cukup
kedua permukaan dalam jangka waktu
tinggi.Kebanyakan epoksi berbasis
yang panjang pada sebuah
diglycidyl ether of bisphenol A
struktur.Firmansyah (2013)
(DGEBA).Resin epoksi dibentuk oleh
mengatakan epoxy resin dibentuk
polimerisasi hasil reaksi bisphenolA
lewat reaksi kimia, dimana resin
dan epichlorohydrin. Resin epoksi
denganhardener atau resin dengan
merupakan product intermediate (hasil
katalis dicampur dalam satu tempat
antara) yang harus di cured atau
kemudian terjadilah proses pengerasan
crosslinked untuk menghasilkan resin
(polimerisasi). Sekali terjadi
yang mempunyai karakteristik baik.
pengerasan, epoxy ini tidak bisa
Dalam proses curing atau
mencair lagi sekalipun dilakukan
crasslingking ke bahan epoksi
pemanasan sehingga resin ini
ditambahkan curing agent yang
memiliki karakteristik mekanik yang
mempunyai atom hidrogen aktif.
bagus, daya penyusut yang rendah,
Beberapa senyawa yang dapat
perekat yang bagus untuk banyak
digunakan sebagai bahan tersebut
bahan logam, dan tahan terhadap
ialah berbagai jenis amina, dan asam
kelembaban udara serta tahan terhadap
anhidrida (Augustsson, 2004).
tekanan.
Reaksi polimerisasi pembentukan
Epoxy merupakan perekat khusus
crosslinked resin epoksi menjadi
yang digunakan untuk
polimer epoksi, dengan penambahan
menghubungkan logam dengan kayu
curing agent atau hardener. Proses ini

Pengaruh Waktu Penempelan… 69


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

sederhana tidak perlu penambahan memiliki ikatan antarmolekul jenis


panas atau radiasi untuk membentuk van der Waals dan ikatan hidrogen.
ikatan silang karena reaksi terjadi Contoh polimer linier antara lain PE,
secara eksotermis. Panas reaksi yang PVC, PS, dan nylon.
timbulcukup untukmengeraskan - Polimer bercabang (branched
campuran. Proses reaksi pada perekat polymer)
antara resin dan hardener membetuk
Polimer bercabang adalah
struktur molekul. Callister et al.,
polimer yang memiliki rantai cabang
(2010) mengelompokkan struktur
yang terhubung dengan rantai utama
molekul seperti polimer linear,
(lihat gambar 2b). Dengan adanya
polimer cabang, polimer ikat silang
cabang polimer maka densitas polimer
dan polimer jaringan :
tersebut akan turun. Contohnya:
- Polimerlinier
HDPE (High Density Polyethylene)
Polimer linier adalah polimer memiliki rantai lurus saja. Sedangkan
yang tersusun atas monomer yang LDPE (Low Density Polyethylene)
tersambung dalam rantai tunggal. memiliki rantai bercabang.
(lihat gambar 2a). Polimer linier

a. b.

c. d.
Gambar 2. Struktur Polimer; a) linear, b) bercabang, c) ikat silang, d) jaringan
(Callister et al., 2010)
- Polimer ikat silang (crosslinked (lihat gambar 2c). Biasanya polimer
polymer) ikat silang terbentuk selama sintesis
atau reaksi kimia
Polimer ikat silang terbentuk
nonreversible.Biasanya polimer yang
karena adanya rantai linier yang
demikian terhubung oleh atom atau
terhubung satu dengan yang lain oleh
molekul tambahan yang terikat secara
ikatan kovalen di berbagai tempat

Pengaruh Waktu Penempelan… 70


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

kovalen. Contoh: karet ban ketika dari fasa liquid menjadi fasa solid
divulkanisir. disebut curing time.(Augustsson,
- Polimer Jaringan (network 2004)
polymer) Sebagai hardener (curing agent)
Monomer multifungsi yang epoksi yang digunakan adalah
membentuk tiga atau lebih ikatan primarily diamines dan
kovalen aktif akan membentuk polyamine.NH2 adalah grup utama
jaringan tiga dimensi (lihat gambar dari amino.Pada reaksi awal, satu dari
2d). Polimer yang demikian itu sering atom hidrogen amine bereaksi dengan
disebut polimer jaringan.Sebenarnya grup epoksi oksigen menghasilkan
polimer yang sangat banyak terikat rumus hidroksil grup OH-, pada saat
silang juga dapat diklasifikasikan yang bersamaan primary amine
sebagai polimer jaringan. mengalami reduksi menjadi secondary
amine (Prime, 1997).
Tanaka dan Bauer (1988)
menyampaikan bahwa mekanisme Prime (2008) mengatakan bahwa
cure dari epoksida amina primer akan pemadatan dimulai dengan
bereaksi dengan epoxy-1-propil fenil pertumbuhan dan percabangan rantai
eter untuk menghasilkan amina polimer.Sebagai hasil reaksi,
sekunder. Setelah itu, amina sekunder peningkatan percepatan berat
akan bereaksi yang sama untuk molekulyang menyebabkan
menghasilkan amina tersier. peningkatan viskositas, dan
Augustsson (2004) mengatakan pada pengurangan jumlah total
tahap reaksi pertama, salah satu atom molekul.Bagian akhir beberapa rantai
hidrogen amina bereaksi dengan menjadi ikatan bersama ke jaringan
oksigen kelompok epoksi, berat molekul yang tak
menyebabkan pembentukan kelompok terbatas.Transformasi tiba-tiba dan
hidroksil (OH-) pada saat yang sama tidak dapat diubah dari cairan kental
sebagai amina primer direduksi ke gel elastis atau karet disebut titik
menjadi amina sekunder. gel.Titik gel dari sistem cross-linking
Reaksinyasebagai berikut : kimia dapat didefinisikan sebagai saat
di mana berat molekul rata-rata
Amina sekunder bereaksi dengan
menyimpang hingga tak terbatas.
kelompok epoksi lain dan reaksi
lengkap. Gambar 3 menjelaskan proses
pemadatan termoset (curing
Resin ini terdiri dari monomer
thermoset) secara dua dimensi.
atau polimer rantai pendek dengan
Pemadatan (cure) dimulai daritahap–
kelompok epoksida di kedua ujung.
Aatau monomerdan oligomeryang
Proses polimerisasi disebut "curing",
tidak memadat (a); hasil pertumbuhan
dan proses dapat dalam menit. Waktu
ikatan linear dan bercabang, membuat
yang dibutuhkan resin untuk berubah

Pengaruh Waktu Penempelan… 71


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

bahan lebih kental sampaidi bawah merupakan termoset tahap-C


titik gel, merupakan tahap-B (b); (d)(Prime, 2008).
berlanjut dengan pembentukan gel tapi
dengan jaringan silang yang tidak
lengkap (c); dan selanjutnya berakhir
dengan sepenuhnya padat,dan ini

0 Conversion 100

o Ge
Steady
State
Propertes

Newtonian Network at Hookean


Liquid the gel point solid

Gambar 3 Titik Gel ( Prime, 2008)


gel.Penempakan awal dari
Perkembangan pemadatan secara
keseimbangan modulus Gepada titik
makroskopik diilustrasikan pada
gel; dan peningkatan modulus mulai
Gambar.3 Pada tahap awal pengerasan
sempurnanya jaringan (Prime, 2008).
termoset dapat ditandai dengan
peningkatan viskositasnya .Titik gel METODE PENELITIAN
sesuai dengan penampilan pertama
dari keseimbangan (atau waktu- Metode sambungan ditunjukkan
independen) modulus seperti yang pada gambar 3.3. Aluminium berada
ditunjukkan.Reaksi terus melewati di bawah diberi adhesive
epoksi/serbuk-Al setebal 0,5 mm. Di
titik gel untuk melengkapi
pembentukan jaringan, di mana sifat- atas adhesiveepoksi/serbuk-Al
sifat fisik seperti modulus di bentuk ke diletakkan CFRP sesuai Start Time to
tingkat karakteristik jaringan yang Pressure. Start Time to Pressureyang
sempurna.Pengembanganmakroskopik optimal dalam proses penyambungan
dari sifat-sifat rheological dan antara Aluminium dengan CFRP
mekanik selama pembentukan divariasikan antara 0 menit sampai 80
jaringan, digambarkan dengan menit.
peningkatan viskositas h, yang menuju Perekat epoxy/serbuk Al dipoles
kekentalan tidak terbatas pada titik pada salah satu sisi Aluminium. Satu

Pengaruh Waktu Penempelan… 72


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

sisi dari Aluminium yang sudah ada antara dua bahan dilakukan dengan
perekatnya akan ditempel diatasnya pengujiangeser.Pada pengujian ini,
CFRP. Ketebalan perekat akan diatur bentuk spesimen adalah mengacu pada
dengan plat tipis 0,5 mm,overlepdiatur ASTM D-1002 seperti ditunjukkan
sepanjang 25,4 mm. Besar tekanannya pada gambar4.Hasil tes uji geser akan
pada penelitian ini adalah sebesar 0,7 baik ketika tumpahan perekat
MPa(Matsuzaki et al., dibersihkan termasuk kontrol fillet
2008).Pengujian sambungan mekanik sekitar sambungan.

Gb4.Spesimen pengujian geser berdasarkan ASTM D-1002 (dalam mm)

HASIL DAN PEMBAHASAN 10,00


8,51
Tegangan Geser (MPa)

Pengaruh Variasi Waktu menempel 8,00 7,76


8,33
Terhadap sifat geser 7,60 7,28
6,00
Pengaruh waktu mulai penekanan
memberikan hasil yang berbeda pada 4,00
masing-masing variasi waktu. Hasil 2,00
start time to pressure ditunjukkan
0,00
pada gambar 5.
0 20 40 60 80
Jenis kegagalan pada specimen
uji dengan STP 0 menit menunjukkan Time to Pressure…
jenis kegagalan kombinasi antara Gambar 5.Tegangan geser
kegagalan cohesive dan kegagalan sambungan Al/CFRP dengan variasi start
light fiber tear. Berdasar luas area time to pressure
kegagalan, bahwa kegagalan Hasil ini menunjukkan bahwa
cohesivelebih dominan dari pada sambungan tersebut dapat
kegagalan light fiber tear. dikatagorikan memiliki tegangan geser
tinggi karena adanya kegagalan light
fiber tearsecara parsial pada adherend
CFRP (Banea dan Silva, 2009)

Pengaruh Waktu Penempelan… 73


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

Hasil penelitian menunjukkan berada pada kondisi uncured. Pada


bahwategangan geser tertinggi terjadi kondisi itu pertumbuhan ikatan epoksi
pada STP20 menit(gambar A dan epoksi B masih sangat minim.
5).Tegangan geser sambungan dengan Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan
SPT 0 menit lebih rendah dari Prime (2008) dimana pada STP 0
tegangan geser sambungan dengan menit masih dikatagorikan sebagai
STP 20 menit. Hal ini disebabkan tahap-A awal proses pemadatan
kondisi monomer dan oligomer masih termoset (curing thermoset).

a Plat Aluminium

kerusakanlig
ht fiber tear

CFRP

Serat karbon
yang terbawa
plat Aluminium Serat karbon
terkelupas
b Plat Aluminium c

CFRP
Adhesive Adhesive
(Epoxi+serbuk Al) (Epoxi+serbuk Al)
a. CFRP. b. Aluminium.
Gambar.6. Photo Makro pada permukaan kerusakan spesimen
Al dan CFRP Start Time to Pressure 20 menit
adalah tipe kegagalannya light fiber-
Hasil penelitian menunjukkan
tear pada permukaan adherendCFRP
tegangan geser sambungan dengan
(Gambar 6).Hal ini ditunjukkan
SPT 20 menit lebih tinggi dibanding
dengan serat karbon lapisan
SPT 0 menit (Gambar 5).Beberapa
luarterlepas dari CFRP.Hal ini
indikasi kekuatan SPT 20 menit

Pengaruh Waktu Penempelan… 74


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

menunjukkan terdapat tegangan tarik adherend aluminium dan CFRP,


yang kuat antara dua adherends. sehingga kekuatannya menutun.
Hasil foto makro STP 20 menit Permukaan kerusakan sambungan
pada plat aluminium menunjukkan Al/CFRP, STP 20 menit, PL 0,7 MPa.
lapisan serat karbon yang terlepas dari Gambar 4.9 menunjukkan jenis
CFRP dan melekat pada plat kegagalan light fiber tear yang terjadi
aluminium (Gambar 6b). Pada CFRP pada CFRP STP 20 menit, PL 0,7
sebagian kecil perekat epoksi MPa. Gambar 4.11a dan b merupakan
tertinggal pada CFRP dan kerusakan hasil dari foto SEM .Dalam gambar
terjadi pada CFRP ditunjukkan 4.11a terlihat serat karbon yang
terkelupasnya serat karbonpada terangkat. Serat karbon yang terangkat
lapisan pertama (Gambar 6c). menunjukkan retakan sebagai akibat
gayaadhesi dengan adherend karena
Berdasarkan tahapan curing
proses perlawanan saat pengujian
thermoset, start time to pressure20
geser. Beberapa serat karbon melekat
menitini berada pada tahap-B.Pada
kuat pada adherend aluminium.
tahap ini polimer mengalami
pertumbuhan linear simultan dan
bercabang dan semakin kental di
bawah titik gel (gel point) (Prime,
2008).Hal ini merupakan waktu
terbaik untuk dilakukan perekatan.
Tegangan geser sambungan
Al/CFRP dengan variasi start time to
pressure40, 60 dan 80 menit
mengalami penurunan seperti pada
gambar 4.1.Hal ini disebabkan sifat
dari perekat epoksi/serbuk-Al sudah
mulai mengeras.Seiring dengan Gambar 4.10Foto SEM pada
berjalannya waktu kemampuan permukaan kerusakan sambungan
adhesive untuk merekat adherend juga CFRP,
mengalami penurunan.Hal ini Start Time to Pressure 20 menit
ditunjukkan oleh tipe kegagalan
cohesive dan kegagalan light fiber Hasil foto SEM menunjukkan
permukaan patah sambungan pada
tearpada adherend CFRP. Sebagian
STP 20 menit danPL 0,7 MPa berupa
dari adherend CFRP mengalami patahan serat karbon. Serat karbon
terangkatnya serat karbon seperti terlihat jelas akibat kerusakan
ditunjukkan pada gambar 4.4c.Tetapi permukaan komposit yang melekat
sebagian adhesive terbagi pada kedua pada perekat epoksi. Kegagalan light
fiber tear ditunjukkan dengan

Pengaruh Waktu Penempelan… 75


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

sebagian serat karbon terangkat dan of Mechanical Engineers, Part


sebagian putus(Gambar 4.10). L: Journal of Materials Design
and Applications 223: 1 DOI:
KESIMPULAN
10.1243/14644207JMDA219
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat di simpulkan Callister, William D dan David G
bahwa : Rethwisch. 2010. Materials
Perekat epoksi/serbuk-Aldengan Science and Engineering an
variasistart time to pressure terbaik Introduction 8th Edition. John
pada waktu 20 menit tepat pada titik Wiley & Sons: USA
gel (gel point). Tegangan geser rata-
rata mencapai 8,51 MPa. Dari hasil Chasser, A.M., Makhlouf, J.M., dan
foto makro dan SEM menunjukkan Schneider, J.R., 1993.Rubber-
tipe kegagalan light fiber-tear. Based Structural Adhesive is
A New Option for Metal
Bonding. Adhes. Age, 36-39
DAFTAR PUSTAKA March 1993.
Adams, R.D. 2005. In: Adams, R.D.
Firmansyah, Astuti 2013, ,Sintesis dan
(Ed.), Adhesive Bonding:
Karakterisasi Sifat Mekanik
Science, Technology and
Bahan Nanokomposit Epoxy-
Application. Woodhead
Titanium Dioksida.Jurnal
Publising Limited,
Fisika Unand Vol. 2, No. 2.
Cambridge.
ISSN 2302-8491
Adams, R. D. and Peppiatt, N. A.
Flinn, D. dan Phariss, M. 2009. The
1974.Stress analysis of
Effect of Peel-Ply Surface
adhesive-bonded lap joints. J.
Preparation Variables on
Strain Anal. 9, 185–196.
Bond Quality.Department of
Augustsson, Curt 2004. NM Epoxy Material Science and
Handbook. Nils Malmgren Engineering University of
AB Washington Seattle, WA
Annual Book of ASTM Standards. 98103.DOT/FAA/AR-06/28,
1992. American Society for Federal Aviation
Testing and Materials, Administration, August 2006
vol.15.06. ASTM, Matsuzaki Ryosuke, Motoko Shibata,
Philadelphia, PA, pp. 47-50. Akira Todoroki. 2008.
Banea, M.D. dan Silva, L.F.M. Improving performance of
2009.Adhesively Bonded GFRP/aluminum single lap
Joints in Composite joints using bolted/co-cured
Materials: An Overview. hybrid method. Composites.:
Proceedings of the Institution Part A 39(2008):154–163.

Pengaruh Waktu Penempelan… 76


POLITEKNOSAINS VOL. XIV NO. 2 September 2015

Möller, F., Thomy, C., Vollertsen, F.,


Schiebel, P., Hoffmeister, C.,
Herrmann, A. S. 2010.Novel
method for joining CFRP to
aluminum. Physics Procedia
5:37–45.
Prime, R. B. Chapter 6 “Thermosets”
in Thermal Characterization
of Polymeric Materials (E. A.
Turi, ed.) Academic Press,
San Diego (1997).
Prime, R. B. “An Intruduction
toThermosets”
www.primethermosets.com 10
April 2008.
Silva, L.F.M., Rodrigues, T.N.S.S.,
Figueiredo, M.A.V., de
Moura, M.F.S.F., dan
Chousal, J.A.G., 2006. Effect
of Adhesive Type and
Thickness on The Lap Shear
Strength. J. Adhes. 82, 1091–
1115.
Tai, R.C.L. dan Szklarska-
Smialowska, Z.,
1993.Absorption of Water by
Different Fillers-Incorporated
Automotive Epoxy Adhesives.
J. Mater. Sci. 28, 6199–6204.
Tanaka, Y. and Bauer, R. S. "Curing
Reactions." in Epoxy Resins
Chemistry and Technology,
May, C. A., 2nd ed., Marcel
Dekker, Inc., New York, 285,
1988.

Pengaruh Waktu Penempelan… 77

Anda mungkin juga menyukai