Pengaruh Waktu Penempelan Sambungan Single Lap Joint
Pengaruh Waktu Penempelan Sambungan Single Lap Joint
2 September 2015
Bi Asngali
ABSTRACT
The objective of this research is to investigate the effect of start time pressure and
pressure level to adhesive epoxy/ Al-powder to the shear strength tensile of single lap
joint between Al 2024 and CFRP. The variations of start time pressure used were 0,
20, 40, 60 and 80 minutes. The specimensand theirs testing are based on the ASTM D
1002. The resultsof this research shows that start time pressure can increase shear
strength of the joint. For start time to pressure 20 minutes,the joint has the highest
shear strength (8.51 MPa). In this condition,fractions surfaces show that the types of
failure are light fiber tear.
Keywords: srart time to pressure, epoxy / Al-powder, shear strength, Single Lap Joint
Gambar 1 Jenis kegagalan yang mungkin terjadi pada sambungan adhesive yang melibatkan
komposit (Banea dan Silva, 2009).
lightfibertear memiliki harga kekuatan
Patah sambungan karena
tarik geser dengan harga 4,5-5,5 MPa
kegagalan fiber tear terjadi ketika
pada ketebalan 0,4-0,6 mm perekat
kekuatan perekat mampu merobek
epoksi/NS. Kekuatan sambungan
fiber. Kegagalan stock break terjadi
dengan harga 3-4,5 MPa menunjukkan
jika salah satu adherend patah.Jenis
kegagalan cohesive dan
kegagalan pada adhesive dapat
thinlayercohesive pada ketebalan 0,1-
menjadi indikasi tegangan geser dari
0,3 mm dan 0,7-1 mm perekat
spesimen uji.Dibandingkan dengan
epoksi/NS, sedangkan pada perekat
adhesive failure, cohesive failure
epoksi dengan ketebalan 0,4-0,9 mm.
memiliki tegangan geser yang lebih
Kegagalan thinlayer cohesive
tinggi.
merupakan pengembangan kegagalan
Kegagalan sambungan menurut cohesive, perbedaannya terletak pada
Adams dan Peppiatt (1974) sering jumlah perekat yang melekat pada
terjadi karena faktor void dan masing-masing adherend. Sambungan
microcracks pada perekat. Lebih dengan harga kekuatan kurang dari 3
lanjut Silva (2006) mengatakan void MPa memperlihatkan kegagalan
sebagai initial crack penyebab adhesive pada ketebalan 0,1-0,3 mm
terjadinya konsentrasi tegangan saat dan 1 mm dengan perekat epoksi.
menerima beban. Perekat terlihat melekat pada adherend
Tipe kegagalan yang terjadi pada komposit yang menunjukkan ikatan
sambungan ini adalah cohesive dengan adherend alumunium lemah
failure.Dibandingkan dengan adhesive Tipe kegagalan adhesive menunjukkan
failure, cohesive failure memiliki ikatan yang lemah antara perekat dan
tegangan geser yang lebih baik.(Banea adherend, sehingga kekuatan tarik
dan Silva, 2009).Tipe kegagalan geser sambungan rendah.Kegagalan
cohesive merupakan kegagalan yang
a. b.
c. d.
Gambar 2. Struktur Polimer; a) linear, b) bercabang, c) ikat silang, d) jaringan
(Callister et al., 2010)
- Polimer ikat silang (crosslinked (lihat gambar 2c). Biasanya polimer
polymer) ikat silang terbentuk selama sintesis
atau reaksi kimia
Polimer ikat silang terbentuk
nonreversible.Biasanya polimer yang
karena adanya rantai linier yang
demikian terhubung oleh atom atau
terhubung satu dengan yang lain oleh
molekul tambahan yang terikat secara
ikatan kovalen di berbagai tempat
kovalen. Contoh: karet ban ketika dari fasa liquid menjadi fasa solid
divulkanisir. disebut curing time.(Augustsson,
- Polimer Jaringan (network 2004)
polymer) Sebagai hardener (curing agent)
Monomer multifungsi yang epoksi yang digunakan adalah
membentuk tiga atau lebih ikatan primarily diamines dan
kovalen aktif akan membentuk polyamine.NH2 adalah grup utama
jaringan tiga dimensi (lihat gambar dari amino.Pada reaksi awal, satu dari
2d). Polimer yang demikian itu sering atom hidrogen amine bereaksi dengan
disebut polimer jaringan.Sebenarnya grup epoksi oksigen menghasilkan
polimer yang sangat banyak terikat rumus hidroksil grup OH-, pada saat
silang juga dapat diklasifikasikan yang bersamaan primary amine
sebagai polimer jaringan. mengalami reduksi menjadi secondary
amine (Prime, 1997).
Tanaka dan Bauer (1988)
menyampaikan bahwa mekanisme Prime (2008) mengatakan bahwa
cure dari epoksida amina primer akan pemadatan dimulai dengan
bereaksi dengan epoxy-1-propil fenil pertumbuhan dan percabangan rantai
eter untuk menghasilkan amina polimer.Sebagai hasil reaksi,
sekunder. Setelah itu, amina sekunder peningkatan percepatan berat
akan bereaksi yang sama untuk molekulyang menyebabkan
menghasilkan amina tersier. peningkatan viskositas, dan
Augustsson (2004) mengatakan pada pengurangan jumlah total
tahap reaksi pertama, salah satu atom molekul.Bagian akhir beberapa rantai
hidrogen amina bereaksi dengan menjadi ikatan bersama ke jaringan
oksigen kelompok epoksi, berat molekul yang tak
menyebabkan pembentukan kelompok terbatas.Transformasi tiba-tiba dan
hidroksil (OH-) pada saat yang sama tidak dapat diubah dari cairan kental
sebagai amina primer direduksi ke gel elastis atau karet disebut titik
menjadi amina sekunder. gel.Titik gel dari sistem cross-linking
Reaksinyasebagai berikut : kimia dapat didefinisikan sebagai saat
di mana berat molekul rata-rata
Amina sekunder bereaksi dengan
menyimpang hingga tak terbatas.
kelompok epoksi lain dan reaksi
lengkap. Gambar 3 menjelaskan proses
pemadatan termoset (curing
Resin ini terdiri dari monomer
thermoset) secara dua dimensi.
atau polimer rantai pendek dengan
Pemadatan (cure) dimulai daritahap–
kelompok epoksida di kedua ujung.
Aatau monomerdan oligomeryang
Proses polimerisasi disebut "curing",
tidak memadat (a); hasil pertumbuhan
dan proses dapat dalam menit. Waktu
ikatan linear dan bercabang, membuat
yang dibutuhkan resin untuk berubah
0 Conversion 100
o Ge
Steady
State
Propertes
sisi dari Aluminium yang sudah ada antara dua bahan dilakukan dengan
perekatnya akan ditempel diatasnya pengujiangeser.Pada pengujian ini,
CFRP. Ketebalan perekat akan diatur bentuk spesimen adalah mengacu pada
dengan plat tipis 0,5 mm,overlepdiatur ASTM D-1002 seperti ditunjukkan
sepanjang 25,4 mm. Besar tekanannya pada gambar4.Hasil tes uji geser akan
pada penelitian ini adalah sebesar 0,7 baik ketika tumpahan perekat
MPa(Matsuzaki et al., dibersihkan termasuk kontrol fillet
2008).Pengujian sambungan mekanik sekitar sambungan.
a Plat Aluminium
kerusakanlig
ht fiber tear
CFRP
Serat karbon
yang terbawa
plat Aluminium Serat karbon
terkelupas
b Plat Aluminium c
CFRP
Adhesive Adhesive
(Epoxi+serbuk Al) (Epoxi+serbuk Al)
a. CFRP. b. Aluminium.
Gambar.6. Photo Makro pada permukaan kerusakan spesimen
Al dan CFRP Start Time to Pressure 20 menit
adalah tipe kegagalannya light fiber-
Hasil penelitian menunjukkan
tear pada permukaan adherendCFRP
tegangan geser sambungan dengan
(Gambar 6).Hal ini ditunjukkan
SPT 20 menit lebih tinggi dibanding
dengan serat karbon lapisan
SPT 0 menit (Gambar 5).Beberapa
luarterlepas dari CFRP.Hal ini
indikasi kekuatan SPT 20 menit