MODUL
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Perubahan Mindset sebagai Materi Wawasan
dalam Pelatihan Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT). Modul ini disusun
untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang
Sumber Daya Air.
Modul Perubahan Mindset ini disusun dalam 5 (lima) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami perubahan
mindset dalam Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT). Penekanan orientasi
pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi Sistem Diklat, sehingga modul ini dapat disajikan dengan
baik. Perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan
mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus menerus
terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi
ASN di bidang Sumber Daya Air.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Deskripsi Singkat................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembelajaran..........................................................................................1
1.3.1 Hasil Belajar.............................................................................................1
1.3.2 Indikator Hasil Belajar..............................................................................2
1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok..................................................................2
BAB V PENUTUP.......................................................................................................55
5.1. Simpulan...........................................................................................................55
5.2. Tindak Lanjut....................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................58
GLOSARIUM...............................................................................................................60
KUNCI JAWABAN......................................................................................................61
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Perubahan Mindset ini terdiri dari tiga kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
belajar pertama membahas Sikap dan Perilaku Kerja ASN. Kegiatan belajar
kedua membahas Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Infrastruktur
SDA, dan kegiatan ketiga membahas mengenai Perubahan Mindset ASN.
Persyaratan
Metode
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
SIKAP DAN PERILAKU KERJA ASN
2.1 Pengertian
Sikap dan perilaku kerja seorang ASN sangat dipengaruhi oleh pola pikir dan
lingkungannya. Pola Pikir adalah pola–pola dominan yang menjadi acuan
utama seseorang dalam bertindak. Selanjutnya dikatakan bahwa pola pikir
adalah pola yang menetap dalam pikiran alam bawah sadar seseorang.
Pembentukan pola pikir seseorang dibentuk dari pengalaman – pengalaman
yang terekam kedalam pikiran. Lingkungan mempengaruhi apa yang terekam
kedalam pikiran manusia, yang selanjutnya juga dapat menentukan sikap dan
perilakunya. Beberapa pengaruh lingkungan bisa saja positif ataupun negatif.
pengaruh lingkungan tersebut diantaranya berasal dari lingkungan keluarga,
lingkungan sosial, adat istiadat , ditempat kerja. Pengaruh tersebut akan
direkam serta mengakar ke dalam diri manusia dan akan terlihat dalam sikap
dan perilaku sehari – hari.
Berikut ini beberapa pola pikir yang ada pada diri manusia, diantaranya
adalah:
Yaitu pola pikir dimana seseorang selalu menganggap semua hanya akan
menjadi sebuah kegagalan.
d) Pola pikir bergantung pada orang lain
Seseorang akan merasa sangat ingin untuk bebas tapi di lain pihak dia
akan merasa bahwa hanya orang lain yang dapat menyelamatkannya.
e) Pola pikir birokrat/ dogmatik
Pola pikir yang memaksakan kehendak untuk mengikuti aturan dan
merasa dirinya paling tahu segalanya.
f) Pola pikir Optimis
Pola pikir yang mencirikan seseorang merasa percaya bahwa tidak ada
yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap.
g) Pola pikir realistis
Seseorang dengan pola pikir ini dapat mengalahkan rasa takut dan hal –
hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu membuat
rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri.
h) Pola pikir Taoisme
Pola pikir tersebut memiliki ciri bahwasanya hitam tidak selalu buruk dan
putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika
pada situasi yang tepat. Sesuatu yang kelihatan baik mungkin dapat
mencelakakanya.
i) Pola pikir mandiri
Pola pikir yang tidak teralu memikirkan perasaan orang lain sehingga
orang lain dapat merasa bebas.
Dari jenis pola pikir diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam diri seseorang
akan terbentuk pola pikir yang berbeda beda. Lingkungan yang
mempengaruhi jenis pola pikir apa yang terdapat pada seseorang.
Pola pikir ASN adalah pola pikir profesi, disamping misalnya profesi politikus,
pedagang, pengusaha dan sebagainya. Karena perbedaan karakteristik
dengan profesi lainnya, maka pola pikir ASN juga berbeda. Salah satu ciri
khas yang membedakannya adalah tugas dan karakteristik pelayanan publik
(public service).
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan (UU No. 5 Th 2014
tentang ASN). Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Adapun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan (UU No. 5 Th 2014 tentang ASN).
Sikap dan perilaku ASN dapat dikatakan terbagi menjadi dua: Sikap dan
perilaku positif (pola pikir yang berkembang), dan Sikap dan perilaku negatif
(pola pikir tetap).
Sikap dan perilaku positif ASN tercermin dalam berbagi prestasi yang telah
dicapai oleh para ASN selama ini sesuai dengan bidang tugasnya masing –
masing, maupun dalam bentuk acuan dan aturan tersebut diarah oleh ASN
dalam bentuk menjaga sikap dan perilakunya. Karena secara periodik dijadikan
acuan penilain antara lain dalam bentuk Penilaian Kinerja. Penilaian kinerja
PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan
system prestasi dan sistem karier. Penilaian kinerja PNS dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang
dicapai, serta perilaku PNS. Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
Disamping sikap dan perilaku positif, masih terdapat juga sikap dan perilaku
negatif yang ada pada kalangan ASN. diantaranya :
Berbagai sikap dan perilaku negatif diatas bisa di atasi dengan melakukan
pembinaan secara periodik. Agar pola pikirnya dalam bersikap dan
berperilaku negatif bisa dirubah menjadi pola pikir positif kedepannya.
Kode Etik dan Kode Perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN:
Kode Etik ASN Kementerian PUPR adalah norma atau pedoman sikap,
tingkah laku, perbuatan, dan ucapan yang harus dipatuhi oleh Pegawai,
baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi maupun menjalani
kehidupan pribadi. Setiap pegawai di lingkungan Kementerian PUPR harus
melaksanakan Kode Etik yang meliputi:
a) Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata
tertib yang berlaku.
b) Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda
pengenal instansi.
c) Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan
kantor dengan penuh hati-hati.
d) Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
Selanjutnya untuk lebih memperjelas arti dan makna disiplin kerja, Nitisemito
(1980) antara lain mengemukakan, bahwa kedisiplinan lebih dapat diartikan
suatu sikap atau perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan oleh atau instansi yang bersangkutan baik
secara tertulis maupun tidak tertulis. Mentaati segala peraturan perundang-
undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, serta melaksanakan
perintah-perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berhak.
a) Tingkat ringan
1) Teguran lisan
2) Teguran tertulis
3) Pernyataan tidak puas secara tertulis
b) Tingkat sedang
1) Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1(satu) tahun
2) Penurunan gaji sebesar 1 kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama
1(satu) tahun
3) Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1(satu) tahun
c) Tingkat berat
1) Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk
paling lama 1 (satu) tahun
2) Pembebasan dari jabatan
CPNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat, dinyatakan
tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS dan diberhentikan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri atau diberhentikan tidak dengan hormat
sebagai CPNS.
a) Meninggal dunia;
b) Atas permintaan sendiri;
c) Mencapai batas usia pensiun;
d) Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini; atau
e) Tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
tugas dan kewajiban.
UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN pasal 87 menyebutkan bahwa PNS dapat
diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana. PNS
diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan
pelanggaran disiplin PNS tingkat berat. PNS dapat diberhentikan tidak dengan
hormat karena:
Adapun terkait dengan PPPK, dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN
diebutkan bahwa dapat dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerja
PPPK dilakukan dengan hormat karena:
2.5 Latihan
Jawablah soal-soal berikut ini!
1. Sebutkan Kode Etik ASN sesuai UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN!
2. Sebutkan Kode Etik dan Kode Perilaku pegawai Kementerian PUPR!
3. Berikan masing-masing 5 contoh sikap dan perilaku positif maupun negatif
seorang ASN!
2.6 Rangkuman
Sikap dan perilaku kerja seorang ASN sangat dipengaruhi oleh pola pikir dan
lingkungannya. Pola Pikir adalah pola – pola dominan yang menjadi acuan
utama seseorang dalam bertindak.
Sikap dan perilaku ASN terbagi menjadi dua: sikap dan perilaku positif (pola
pikir yang berkembang), dan sikap dan perilaku negatif (pola pikir tetap).
a) Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata
tertib yang berlaku.
b) Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda
pengenal instansi.
c) Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan
kantor dengan penuh hati-hati.
d) Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
2.7 Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan melingkari jawaban yang Anda
anggap tepat!
2. Berikut adalah nilai dasar yang harus dimiliki pegawai Kementerian PUPR,
kecuali:
a. Melayani
b. Integritas
c. Visioner
d. Transparan
BAB III
PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR SDA
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan konsep dan
pengarusutamaan gender dalam penyelenggaraan infrastruktur SDA dengan baik dan benar.
Masih banyak orang yang rancu dalam memahami makna gender. Seringkali
'gender' dipahami sama dengan emansipasi perempuan yang ditengarai
sebagai konsep/nilai dari negara barat.Ada sebagian yang memahaminya
sebagai jenis kelamin, khususnya jenis kelamin perempuan.
Dalam bahasa indonesia, tidak ada kata "gender", yang ada adalah sex atau
yang umum dikenal dengan jenis kelamin. Padahal antara kedua konsep
ini(sex/ jenis kelamin dan gender) terdapat perbedaan yang sangat mendasar.
yang kuat, memiliki jakun, bersuara berat dan organ reproduksi berupa penis,
testis dan sperma. Orang yang dilahirkan dengan memiliki karakteristik
biologis tersebut, akan disebut laki-laki dimanapun dia berada,karena
anugerah kodrati ini berlaku universal. Sebaliknya, seseorang disebut
perempuan jika karakter biologisnya mengalami menstruasi, memiliki postur
pinggul yang lebih besar daripada laki-laki, dapat mengandung, melahirkan
dan menyusui.Hal yang perlu diingat adalah bahwa konsep sex / jenis kelamin
ini tidak dapat dipertukarkan dari laki-laki ke perempuan ataupun sebaliknya.
Konsep yang kedua adalah konsep gender. Konsep ini membedakan laki-laki
dan perempuan, dari sudut pandangkarakteristik sosialnya.Karakter inilah
yang membedakan bagaimana seseorang menjadi laki-laki dan bagaimana
menjadi perempuan. Perbedaan dari karakter ini disebut sebagai perbedaan
gender yangmenciptakan peran gender yang mengatur tugas, wewenang,
tanggung-jawab masing-masing sebagai perempuan dan sebagai laki-
laki.Peran gender terbangun dan dipelajari melalui proses sosialisasi dalam
suatu masyarakat budaya. Dimana seseorang itu dilahirkan, dibesarkan, dan
diharapkan sepantasnya menjadi seorang perempuan atau menjadi seorang
laki-laki. Sebagai karakter sosial, maka perangender ini bersifat dinamis, bisa
berubah dan bertukar serta beragam bentuknya meski dalam satu masyarakat
budaya sekalipun (tidak universal sebagaimana jenis kelamin sebagai karakter
biologis).
Jenis Kelamin
Karakteristik biologis Perempuan adalah menstruasi, mengandung (hamil), melahirkan dan
menyusui; sedangkan karakteristikbiologis laki-laki memiliki sperma dan dapat membuahi.
Karakteristik dan peran biologis keduanya tidak bisa dipertukarkan karena bersifat kodrati.
Gender
Di salah satu daerah di Indonesia, perempuan lumrah bekerja sebagai penambang batu kali.
Tugasnya memecahkan batu kali. Menjadi batu-batu split. Pekerjaan itu dianggap biasa bagi
perempuan. Tetapi di masyarakat lain atau di masyarakat yang sama tetapi untuk status sosialnya
yang berbeda, maka pekerjaan itu bukan dianggap pekerjaan perempuan dan bahkan tidak pantas
dilakukan oleh perempuan.
Di suatu masyarakat isteri dianggap sebagai "konco wingking" yang perannya sebagai ibu
rumahtangga dan bertugas memasak, macak (berdandan) dan manak (melahirkan) saja. Sedang
peran suami sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab sebagai pencari nafkah dan pengambil
keputusan dalam rumahtangga. Tetapi dalam kenyataanya bisa saja bertukar peran gendernya:
isteri sebagai pencari nafkah dan suami (misalnya karena PHK; pensiun,menganggur) mengurus
rumah tangga.
Gambar 3.2. Perbedaan Gender dan Jenis Kelamin
24 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
MODUL 1 PERUBAHAN MINDSET
Ilustrasi diatas, menunjukkan bahwa peran biologis dan fungsinya tidak dapat
dipertukarkan. Sebaliknya peran gender bisa beragam, bertukar dan berubah.
a) Peran Gender
b) Stereotip Gender
Hal lain yang juga perlu untuk ditelusuri adalah, mengapa perbedaan
gender dapat terkonstruksi sosial di masyarakat?
Konsep ini pertama kali muncul saat World Conference International Year
of Women di Mexico city yang diselenggarakan oleh PBB tahun 1975.
WID secara umum bertujuan mengikutsertakan perempuan dalam
pembangunan. 5 (lima) tahun kemudian, tahun 1980, World Conference
UN Decade of Womenmenelurkan konvensi tentang penghapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap perempuan atau yang lebih dikenal dengan
Convention on the Elimination of all form of Discrimination Against Women
(CEDAW). Hasil konvensi inilah yang kemudian diratifikasi/diadopsi oleh
pemerintah Indonesia menjadi Undang-Undang No.7 tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Wanita.
Evaluasi kedua dilakukan pada 2004 dengan 2 (dua) agenda besar yaitu
memperkecil kesenjangan gender (terutama dalam bidang politik,
pendidikan, upah kerja, kesehatan dan hak-hak reproduksi) dan
kesehatan remaja (HIV AIDS serta pelayanan dan informasi kesehatan).
Melihat tren pada tahun 2000-an ini maka pendekatan pemikiran sudah
tidak hanya laki-laki dan perempuan dan pembangunan saja namun
sudah menargetkan para kelompok rentan / berkebutuhan khusus lainnya
seperti orang sakit dan remaja. Terlibat dan menikmati pembangunan
adalah milik/hak asazi manusia.
a) UUD 1945 Pasal 27 ayat (1) & (2) dan Pasal 28A s.d. 28J
b) UU No.7/1984 ttg Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita
c) UU No.39/1999 ttg Hak Asasi Manusia
d) Inpres No.9/2000 ttg PUG dalam Pembangunan Nasional
e) SE Mendagri No.411/2006 ttg Percepatan Pelaksanaan Program PP &
PUG di Daerah
f) Kepmendagri No.132/2013 ttg Pedoman Umum Pelaksanaan PUG dalam
Pembangunan Daerah
PUG yang tertuang dalam INPRES ini juga sebagai bukti nyata komitmen
Pemerintah menuju pembangunan yang adil merata untuk semua unsur
masyarakat baik laki-laki, perempuan, lansia, anak-anak dan mereka yang
memiliki kebutuhan khusus (specific needs). Dalam konteks pembangunan,
kelompok-kelompok ini termasuk dalam konsep gender dalam arti yang luas
(tidak hanya laki-laki dan perempuan saja). Kebutuhan, kesulitan dan
pengalaman kelompok – kelompok ini harus dipertimbangkan untuk memberi
akses dan manfaat pembangunan yang berkeadilan dan setara.
PUG adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk
mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan
melalui kebijakan dan program pembangunan yang memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki
ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
Buku Isu Global, Konsep dan Teori Gender, 2008 menambahkan beberapa
pengertian-pengertian yang perlu dipahami dalam upaya mengintegrasikan
PUG dalam bidang dan tugas fungsi antara lain adalah:
bisa juga sudah tahu namun tidak menganggapnya sebagai hal yang
biasa.
c) Bias gender adalah kondisi (termasuk kebijakan/ program/ kegiatan) yang
lebih memihak/ mengutamakan salah satu jenis kelompok gender.
d) Sensitif gender adalah kemampuan dan kepekaan seseorang dalam
melihat dan menilai hasil pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari
perspektif gender
e) Responsif gender adalah kondisi (termasuk kebijakan/ program/ kegiatan)
yang sudah memperhitungkan kepentingan laki-laki dan perempuan.
Dapat diartikan disini bahwa kepentingan adalah kebutuhan, aspirasi,
kesulitan dan pengalaman mereka sebagai pelaku maupun pemanfaat
pembangunan.
a) Komitmen
Indikator yang menunjukkan adanya komitmen misalnya adalah : adanya
peraturan menteri, adanya MoU dengan Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak yang juga menangani persoalan
gender di Indonesia dan dirancangnya tindak lanjut dari MoU tersebut ke
dalam kegiatan-kegiatan yang lebih detail dan lebih berperspektif gender.
b) Kebijakan
Indikator yang menunjukkan adanya kebijakan PUG misalnya : adanya
renstra K/L dan Renja tahunan yang memperhatikan isu gender, pedoman
atau acuan pelaksanaan PPRG di K/L, kebijakan tentang penyusunan
data terpilah, dan sebagainya.
c) Kelembagaan
Indikator yang menunjukkan PUG yang terlembagakan adalah : adanya
pokja PUG di K/L, adanya struktur yang jelas pokja tersebut, adanya focal
point, rencana kerja pokja PUG dan laporan kerja Pokja PUG.
d) Sumber Daya
Dapat dilihat dengan adanya: tim penyusun perencanaan dan
penganggaran yang responsif gender (PPRG), tim terlatih untuk menjadi
fasilitator PUG baik untuk sosialisasi maupun (PPRG) termasuk adanya
sumber dana yang dialokasikan.
e) Data gender
Tersediaanya data terpilah pada program-program/ kegiatan terkait.
f) Alat analisa
Digunakannya metoda-metoda analisa gender seperti Gender Analysis
Pathway, Harvard method, Gender Analysis Matrix dan sebagainya.
g) Peran serta masyarakat
Peran serta ini dapat diindikasi melalui adanya forum-forum diskusi
dengan masyarakat dalam kegiatan/ program terkait.
Sedangkan sasaran pelaksana PUG menurut Inpres No. 9 Tahun 2000 adalah
pemerintah (Kementerian dan Lembaga Negara baik di pusat maupun
daerah). Meski hanya disebutkan pelaksana pemerintahannya saja, bukan
berarti masyarakat luas tidak boleh pelaksanakannya, PUG juga harus
diterapkan dalam dunia usaha, LSM dan masyarakat umumnya.Seluruh
elemen harus secara bersama-sama tidak melakukan tindakan-tindakan yang
diskriminatif terhadap laki-laki, diskriminatif terhadap perempuan, diskriminatif
terhadap lansia, diskriminatif terhadap para penyandang cacat, diskriminatif
terhadap anak-anak maupun diskriminatif terhadap kelompok berkebutuhan
khusus lainnya.
3.5 Rangkuman
Gender merupakan perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara LAKI-
LAKI dan PEREMPUAN yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis,
tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat.
3.6 Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan melingkari jawaban yang Anda
anggap tepat!
1. Berikut ini adalah definisi gender yang benar, yaitu:
a. Gender adalah upaya pemberdayaan perempuan dan anak-anak
b. Gender merupakan perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara
laki-laki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada perbedaan
biologis, tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh
struktur masyarakat
c. Gender merupakan kesamaan sifat, peranan, fungsi dan status antara
laki-laki dan perempuan yang berdasarkan pada perbedaan biologis
d. Gender adalah sama dengan jenis kelamin
BAB IV
PERUBAHAN MINDSET ASN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu menerapkan perubahan
mindset ASN dalam mendukung kegiatan Perencanaan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT).
Berpikir adalah proses mental. Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang
melibatkan kinerja otak (Sobur, 2003). Di dalam berpikir setiap individu
menggunakan pola-pola pikir tertentu. Misalnya kita berpikir saat
mendapatkan penugasan dari pimpinan untuk membuat sebuah laporan atau
membuat konsep rancangan atau mendapatkan tugas lain, anda akan
memikirkan mana yang dikerjakan terlebih dahulu dan lain sebagainya.
Mindset atau pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar
seseorang. Keyakinan merupakan bagian dari pola pikir (Sandy, 2006).
Apakah pikiran bawah sadar itu? Mel sandy dalam bukunya The Piece of
Mind mengatakan bahwa pikiran bawah sadar adalah gudang dimana seluruh
informasi tersimpan. Pengalaman yang direkam dalam pikiran bawah sadar
inilah yang membentuk pola pikir seseorang. Rekaman bawah sadar ini
berasal dari lingkungan dimana dia berada, baik lingkungan keluarga,
lingkungan sosial, adat istiadat, serta lingkungan pergaulan.
Mindset adalah inti dari self learning atau pembelajaran diri. Inilah yang
menentukan bagaimana memandang sebuah potensi, kecerdasan, tantangan
dan peluang sebagai sebuah proses yang harus diupayakan dengan
ketekunan, kerja keras, dan usaha untuk tercapainya tujuan (Darmawan,
2009). Langkah awal untuk mengubah mindset adalah mengubah belief.
Piaget, bapak psikologi perkembangan, menyimpulan bahwa sistem
kepercayaan (belief system) memainkan peranan yang penting dibandingkan
kemampuan berpikir logis membentuk mindset seseorang. "Pertanyaannya
adalah pola pikir yang bagaimanakah yang terekam dalam diri seseorang?
Hal ini sangat tergantung dari input yang masuk ke dalam otak seseorang.
Pola pikir yang sudah mengakar dalam dirinya tersebut akan terlihat dalam
pola perilakunya sehari-hari. Oleh karena itu faktor dominan yang membentuk
pola pikir ini dapat memicu pelaksanaan pekerjaan sekaligus juga
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
dalamnya. dan bukan tidak mungkin kekuatan kerja dari tim tersebut bisa
berkurang atau hilang sehingga gagal jika tidak memiliki respectful mind
yang tinggi
e) Ethical Mind. Berpikir untuk orang lain demi kepentingan bersama
Adalah kemampuan/kecerdasan seseorang untuk berpikir diluar keinginan
pribadi dan diluar kemampuan diri yang telah dimiliki. Sebenamya ethical
mind ini sangat erat hubungannya dengan respectful mind dan
synthesizing mind, serta creativity mind. Seperti dasar pemikiran
respectful mind bahwa hak, kewajiban, serta kemauan seseorang
terbatas oleh hal yang sama dari orang lain, maka ethical mind pun
seperti itu sehingga dia sangat tahu dimana menempatkan diri dan
bersikap serta apa yang boleh dan dapat diperbuatnya. Seseorang yang
memiliki ethical mind itu tentunya sangatlah cerdas karena dia harus
dapat respect ke lingkungan sekitar sehingga dengan kemampuannya
dapat bekerja sama dan mensinergikan berbagai pengetahuan dipadu
dengan creativity mind yang dimiliki. dia juga sangat tahu bagaimana
caranya menerapkan segala pemikirannya pada lingkungannya dimana
hal ini dimungkinkan karena dia memiliki pengetahuan di luar
kemampuan yang sudah dimiliki sendiri tersebut (Ridzal, 2012).
Salah satu wujud dari perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5
(lima) pilar dasar seperti yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996),
yaitu: Personal Mastery, Mental Model, Share Vision, Learning Organization
dan System Thinking. Untuk pemberdayaan kemampuan berpikir, Bobbu de
Porter (2000) dalam bukunya "Quantum Learning" mengemukakan kiat-kiat
jitu untuk berpikir kreatif sebagai berikut:
a) Ingatlah kesuksesan anda di masa lalu, baik yang biasa maupun yang
menakjubkan
Jika pernah berhasil, anda yakin pasti mampu melakukanya lagi.
Ingatkanlah diri anda tentang hal itu pada saat anda menggarap suatu
tantangan.
b) Yakinlah bahwa hal ini bisa menjadi hari terobosan, jalani hari anda
dengan keyakinan bahwa sesuatu dapat terjadi untuk mengubah
segalanya
Dengan cara itu, jika sesuatu itu benar-benar muncul, maka anda akan
siap menerimanya.
c) Latihlah kreatifitas anda dengan permainan mental
Otak anda seperti bagian tubuh anda lainnya, berfungsi lebih baik dan
lancer bila selalu dijaga dalam keadaan prima. Berikut ini disajikan
beberapa saran untuk melakukan permainan mental sebagai berikut:
1) Ingatlah bahwa kegagalan membawa pada keberhasilan;
2) Banyak ilmuan terkenal didunia bergelut dalam solusi-solusi gagal
yang tak terhitung jumlahnya sebelum menemukan satu yang
berhasil. Beranilah untuk menqarnbil resiko salah agar mencapai
keberhasilan;
3) Raihlah impian dan fantast anda. Seringkali mimpi dan fantasi
merupakan hasil dari pikiran bawah sadar anda yang bekerja untuk
mendapatkan solusi suatu masalah. Berikan nilai untuk hal-hal
tersebut, walaupun semua itu tampak tidak berhubungan karena
gagasan-gagasan revolusioner;
4) Kumpulkan pengetahuan dari tempat lain. Ketika bekerja dengan
situasi menantang, lihatlah tempat-tempat lain dalam kehidupan anda
dan cobalah untuk melihat kesamaan kesamaannya. Mungkin sesuatu
yang berhasil untuk suatu jenis masalah dapat digunakan untuk
masalah yang sedang anda hadapi saat ini; Banyak orang orang yang
berpikiran kreatif, nampaknya selalu menyimpang dari jalur yang
biasanya. Sejalan dengan hal itu ia dihadapkan pada berbagai resiko.
Akan tetapi setelah pola berpikirnya menghasilkan buah pikiran baru
yang lebih baik, barulah ia mendapat pengakuan "kreatif'.
Bila Anda mengubah Sikap Anda, Anda akan mengubah Tingkah Laku
Anda.
Bila Anda mengubah Tingkah Laku Anda, Anda Mengubah Kinerja
Anda.
Bila Anda mengubah Kinerja Anda, Anda telah mengubah Nasib Anda.
Bila Anda mengubah Nasib Anda, Anda telah mengubah Hidup Anda.
Oleh karena itu penting untuk setiap ASN di bidang SDA untuk memiliki
mindset yang tepat terkait dengan kegiatan Alokasi Air, agar pelaksanaan
alokasi air pada tiap-tiap wilayah sungai maupun daerah aliran sungai dapat
terlaksana dengan baik, yang tidak dapat dilepaskan dari paradigma
Pengelolaan SDA Terpadu.
Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya yang mempunyai sifat
yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber
daya yang terbarui, bersifat dinamis mengikuti siklus hydrologi yang secara
alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.
Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es
dan salju, dapat berupa air yang mengalir serta air permukaan. Berada dalam
tanah sebagai air tanah, berada di udara sebagai air hujan, berada di laut
sebagai air laut, dan bahkan berupa uap air yang didefinisikan sebagai air
udara.
Sudah menjadi pemandangan yang biasa dan gampang dilihat, air sudah
menjadi permasalahan. Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin
meningkat mendorong lebih menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai dan
fungsi sosialnya. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan konflik
kepentingan antar sektor, antar wilayah dan berbagai pihak yang terkait
dengan sumber daya air. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air yang lebih
bersandar pada nilai ekonomi akan cenderung lebih memihak kepada pemilik
modal serta dapat mengabaikan fungsi sosial.
Salah satu cara yang harus diperhatikan dalam pengelolaan air adalah
pengelolaan yang berdasarkan pada ‘watershed’ (Daerah Aliran Sungai/
DAS). Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan. Dengan pengelolaan air berdasarkan DAS
maka diharapkan akan tercipta kesinambungan sumber daya air karena air
tidak bisa dilihat satu bagian wilayah saja.
Pengelolaan air pada suatu daerah tidak bisa begitu saja hanya
memperhatikan variabel–variabel hidrologis pada wilayah itu saja. Bahkan,
pengelolaan Waduk Saguling untuk keperluan PLTA, misalnya, tidak bisa
hanya memperhatikan variabel–variabel disekitar waduk. Seluruh masalah
pengelolaan sumber daya air harus memperhitungkan keseluruhan DAS
karena bagaimanapun juga bahkan sebuah titik di ujung terluar DAS pun
memiliki pengaruh terhadap keberadaan dan kualitas air di sungai utama. Jadi
Pengelolaan sumber daya air yang bersifat parsial harus ditinggalkan. Selain
itu, untuk mengelola sumber daya air berbasis DAS ini, kita harus mengacu
pada aspek–aspek yang ada dalam DAS tersebut. Bukan hanya dibatasi pada
aspek fisika saja. Tapi juga sosial–budaya, kualitas air, aktivitas industri,
politik, ekonomi, demografi (kependudukan).
4.4. Latihan
KASUS
Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya yang mempunyai sifat
yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber
daya yang terbarui, bersifat dinamis mengikuti siklus hydrologi yang secara
alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.
Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es
dan salju, dapat berupa air yang mengalir serta air permukaan. Berada dalam
tanah sebagai air tanah, berada di udara sebagai air hujan, berada di laut
sebagai air laut, dan bahkan berupa uap air yang didefinisikan sebagai air
udara.
Permasalahan air yang semakin komplek ini menuntut kita untuk mengelolah
sumberdaya air sehingga dapat menunjang kehidupan masyarakat dengan
baik. Karena pengelolaan sumber daya air harus dapat merencanakan,
4.5. Rangkuman
Mindset atau pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar
seseorang. Keyakinan merupakan bagian dari pola pikir (Sandy, 2006).
Howard (2007) menyatakan, ada lima hal yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan arah pola pikir masa depan, yaitu: Discipline Mind, Synthesizing
Mind, Creativity Mind, Respectful Mind, dan Ethical Mind.
Perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5 (lima) pilar dasar seperti
yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996), yaitu: Personal Mastery,
Mental Model, Share Vision, Learning Organization dan System Thinking.
4.6. Evaluasi
2. Menurut Howard (2007), ada lima hal yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan arah pola pikir masa depan, kecuali:
a. Discipline Mind,
b. Synthesizing Mind,
c. Creativity Mind,
d. Responsibility Mind,
3. Perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5 (lima) pilar dasar
seperti yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996), kecuali:
a. Personal Mistery,
b. Mental Model,
c. Share Vision,
d. Learning Organization
BAB V
PENUTUP
e.1. Simpulan
Sikap dan perilaku kerja seorang ASN sangat dipengaruhi oleh pola pikir dan
lingkungannya. Pola Pikir adalah pola – pola dominan yang menjadi acuan
utama seseorang dalam bertindak.
Sikap dan perilaku ASN terbagi menjadi dua: sikap dan perilaku positif (pola
pikir yang berkembang), dan sikap dan perilaku negatif (pola pikir tetap).
a) Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata
tertib yang berlaku.
b) Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda
pengenal instansi.
c) Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan
kantor dengan penuh hati-hati.
d) Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
Gender merupakan perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara LAKI-
LAKI dan PEREMPUAN yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis,
tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat.
Mindset atau pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar
seseorang. Keyakinan merupakan bagian dari pola pikir (Sandy, 2006).
Howard (2007) menyatakan, ada lima hal yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan arah pola pikir masa depan, yaitu: Discipline Mind, Synthesizing
Mind, Creativity Mind, Respectful Mind, dan Ethical Mind.
Perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5 (lima) pilar dasar seperti
yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996), yaitu: Personal Mastery,
Mental Model, Share Vision, Learning Organization dan System Thinking.
DAFTAR PUSTAKA
UUD 1945 Pasal 27 ayat (1) & (2) dan Pasal 28A s.d. 28J
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
SEB tentang Strategi Nasional Percepatan PUG Melalui PPRG (SE Bappenas
No.270/M.PPN/11/2012; SE Kemenkeu No.SS-33/MK.02/2012; SE
Kemendagri No.050/4379A/SJ; SE KPPPA No.46/MPP-PA/11/2012)
Permen PUPR No. 07/PRT/M/2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai
Kementerian PUPR
Dweck, Carol S. 2007. Change Your Mindset Change Your Life. Jakarta: Serambi
Gardner, Howard. 2007. Five Minds for The Future. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
I.S. Levine. 1980. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Terjemahan oleh Iral
Soedjono. Jakarta: Cemerlang
Senge, Peter M. 1996. Disiplin Kelima (Fifth Discipline). Jakarta: Bina Rupa
Aksara
Susanto, Astrid S. 1994. Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina
Aksara
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN