MODUL 01
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Perubahan Mindset sebagai Materi Wawasan
dalam Pelatihan Manajemen Risiko Investasi Infrastruktur. Modul ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang
PUPR.
Modul Perubahan Mindset disusun dalam 5 (lima) bab yang terbagi atas
Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematis
diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami perubahan
mindset kaitannya dengan Manajemen Risiko Investasi Infrastruktur. Penekanan
orientasi pembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para
peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Tim Validasi, sehingga modul ini dapat disajikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka
dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi ASN di bidang PUPR.
DAFTAR ISI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 1 Perubahan Mindset
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Hasil Konferensi Kairo (1994) dan Beijing (1995) ..................................... 11
DAFTAR GAMBAR
Deskripsi
Modul Perubahan Mindset ini terdiri dari dua kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar pertama membahas Pengarustamaan Gender. Kegiatan
belajar kedua membahas Sikap dan Perilaku ASN. Kemudian kegiatan belajar
ketiga membahas Perubahan Mindset ASN.
Persyaratan
Metode
Alat Bantu/Media
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii
Modul 1 Perubahan Mindset
BAB I
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peranan yang sangat penting dalam
rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan semakin bertambahnya volume dan
kompleksitas tugas – tugas lembaga pemerintahan dan silih bergantinya
regulasi yang begitu cepat perlu upaya – upaya preventif untuk memperlancar
tugas – tugas yang harus diemban oleh ASN.
ASN menjadi pintu utama untuk membangun reformasi birokrasi dan menjadi
pijakan utama dalam membangun reformasi birokrasi. ASN juga harus
memiliki penguatan mindset. Harus ada perubahan yang signifikan. Kalau dulu
ASN hanya berfikir yang penting bekerja, namun sekarang ini mindset
tersebut harus diubah yang masuk pada dimensi manajemen perubahan,
dimana Seorang ASN harus dapat melakukan inovasi sehingga dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat.
6) Rangkuman
7) Evaluasi
BAB II
PENGARUSUTAMAAN GENDER
Masih banyak orang yang rancu dalam memahami makna gender. Seringkali
'gender' dipahami sama dengan emansipasi perempuan yang ditengarai
sebagai konsep/nilai dari negara barat. Ada sebagian yang memahaminya
sebagai jenis kelamin, khususnya jenis kelamin perempuan.
Dalam bahasa indonesia, tidak ada kata "gender", yang ada adalah seks atau
yang umum dikenal dengan jenis kelamin. Padahal antara kedua konsep
ini(seks / jenis kelamin dan gender) terdapat perbedaan yang sangat
mendasar.
Konsep yang kedua adalah konsep gender. Konsep ini membedakan laki-laki
dan perempuan, dari sudut pandangkarakteristik sosialnya.Karakter inilah
yang membedakan bagaimana seseorang menjadi laki-laki dan bagaimana
menjadi perempuan. Perbedaan dari karakter ini disebut sebagai perbedaan
gender yangmenciptakan peran gender yang mengatur tugas, wewenang,
tanggung-jawab masing-masing sebagai perempuan dan sebagai laki-
laki.Peran gender terbangun dan dipelajari melalui proses sosialisasi dalam
suatu masyarakat budaya. Dimana seseorang itu dilahirkan, dibesarkan, dan
diharapkan sepantasnya menjadi seorang perempuan atau menjadi seorang
laki-laki. Sebagai karakter sosial, maka perangender ini bersifat dinamis, bisa
berubah dan bertukar serta beragam bentuknya meski dalam satu masyarakat
budaya sekalipun (tidak universal sebagaimana jenis kelamin sebagai karakter
biologis).
a) Peran Gender
b) Stereotip Gender
Hal lain yang juga perlu untuk ditelusuri adalah, mengapa perbedaan
gender dapat terkonstruksi sosial di masyarakat?
penjajahan dari kaum laki-laki kala itu dalam hal mensejajarkan diri meraih
kesejahteraan dan keadilan serta keikutsertaan dalam pembangunan
dunia.
Konsep ini pertama kali muncul saat World Conference International Year
of Women di Mexico city yang diselenggarakan oleh PBB tahun 1975.
WID secara umum bertujuan mengikutsertakan perempuan dalam
pembangunan. 5 (lima) tahun kemudian, tahun 1980, World Conference
UN Decade of Womenmenelurkan konvensi tentang penghapusan segala
bentuk diskriminasi terhadap perempuan atau yang lebih dikenal dengan
Convention on the Elimination of all form of Discrimination Against Women
(CEDAW). Hasil konvensi inilah yang kemudian diratifikasi/diadopsi oleh
pemerintah Indonesia menjadi Undang-Undang No.7 tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Wanita.
Evaluasi kedua dilakukan pada 2004 dengan 2 (dua) agenda besar yaitu
memperkecil kesenjangan gender (terutama dalam bidang politik,
pendidikan, upah kerja, kesehatan dan hak-hak reproduksi) dan
kesehatan remaja (HIV AIDS serta pelayanan dan informasi kesehatan).
Melihat tren pada tahun 2000-an ini maka pendekatan pemikiran sudah
tidak hanya laki-laki dan perempuan dan pembangunan saja namun
sudah menargetkan para kelompok rentan / berkebutuhan khusus lainnya
seperti orang sakit dan remaja. Terlibat dan menikmati pembangunan
adalah milik/hak asazi manusia.
PUG yang tertuang dalam INPRES ini juga sebagai bukti nyata komitmen
Pemerintah menuju pembangunan yang adil merata untuk semua unsur
masyarakat baik laki-laki, perempuan, lansia, anak-anak dan mereka yang
memiliki kebutuhan khusus (specific needs). Dalam konteks pembangunan,
kelompok-kelompok ini termasuk dalam konsep gender dalam arti yang luas
(tidak hanya laki-laki dan perempuan saja). Kebutuhan, kesulitan dan
pengalaman kelompok – kelompok ini harus dipertimbangkan untuk memberi
akses dan manfaat pembangunan yang berkeadilan dan setara.
a) UUD 1945 Pasal 27 ayat (1) & (2) dan Pasal 28A s.d. 28J
h) SEB ttg Strategi Nasional Percepatan PUG Melalui PPRG (SE Bappenas
No.270/M.PPN/11/2012; SE Kemenkeu No.SS-33/MK.02/2012; SE
Kemendagri No.050/4379A/SJ; SE KPPPA No.46/MPP-PA/11/2012)
PUG adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk
mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan
melalui kebijakan dan program pembangunan yang memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki
ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
Buku Isu Global, Konsep dan Teori Gender (2008) menambahkan beberapa
pengertian-pengertian yang perlu dipahami dalam upaya mengintegrasikan
PUG dalam bidang dan tugas fungsi antara lain adalah:
a) Komitmen
b) Kebijakan
c) Kelembagaan
d) Sumber Daya
e) Data gender
f) Alat analisa
Sedangkan sasaran pelaksana PUG menurut Inpres No.9 Tahun 2000 adalah
pemerintah (Kementerian dan Lembaga Negara baik di pusat maupun
daerah). Meski hanya disebutkan pelaksana pemerintahannya saja, bukan
berarti masyarakat luas tidak boleh pelaksanakannya, PUG juga harus
diterapkan dalam dunia usaha, LSM dan masyarakat umumnya.Seluruh
elemen harus secara bersama-sama tidak melakukan tindakan-tindakan yang
diskriminatif terhadap laki-laki, diskriminatif terhadap perempuan, diskriminatif
terhadap lansia, diskriminatif terhadap para penyandang cacat, diskriminatif
terhadap anak-anak maupun diskriminatif terhadap kelompok berkebutuhan
khusus lainnya.
2.4 Latihan
2.5 Rangkuman
Gender merupakan perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara LAKI-
LAKI dan PEREMPUAN yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis,
tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat.
Keadilan gender (gender equity) adalah suatu kondisi dan perlakuan yang adil
terhadap perempuan dan laki-laki. Dasar dari konsep keadilan gender adalah
bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tidak
sama.
2.6 Evaluasi
BAB III
SIKAP DAN PERILAKU KERJA ASN
Sikap dan perilaku kerja seorang ASN sangat dipengaruhi oleh pola pikir dan
lingkungannya. Pola Pikir adalah pola – pola dominan yang menjadi acuan
utama seseorang dalam bertindak. Selanjutnya dikatakan bahwa pola pikir
adalah pola yang menetap dalam pikiran alam bawah sadar seseorang.
Pembentukan pola pikir seseorang dibentuk dari pengalaman – pengalaman
yang terekam kedalam pikiran. Lingkungan mempengaruhi apa yang terekam
kedalam pikiran manusia, yang selanjutnya juga dapat menentukan sikap dan
perilakunya. Beberapa pengaruh lingkungan bisa saja positif ataupun negatif.
pengaruh lingkungan tersebut diantaranya berasal dari lingkungan keluarga,
lingkungan sosial, adat istiadat , ditempat kerja. Pengaruh tersebut akan
direkam serta mengakar ke dalam diri manusia dan akan terlihat dalam sikap
dan perilaku sehari – hari.
Berikut ini beberapa pola pikir yang ada pada diri manusia, diantaranya
adalah:
Seseorang yang mempunya pola pikir ini akan menilai dirinya begitu tajam
sehingga sekilas orang tersebut tidak berani mencoba yang tidak ia kuasai
dengan sangat sempurna.
Seseorang dengan pola pikir ini akan mengingat terus menerus sesuatu
yang menakutkan dirinya sehingga ia meneror diri sendiri dan akhirnya ia
berhenti sambil meyakini bahwa semua adalah malapetaka.
Yaitu pola pikir dimana seseorang selalu menganggap semua hanya akan
menjadi sebuah kegagalan.
Seseorang akan merasa sangat ingin untuk bebas tapi di lain pihak dia
akan merasa bahwa hanya orang lain yang dapat menyelamatkannya.
Pola pikir yang mencirikan seseorang merasa percaya bahwa tidak ada
yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap.
Seseorang dengan pola pikir ini dapat mengalahkan rasa takut dan hal –
hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu membuat
rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri.
Pola pikir tersebut memiliki ciri bahwasanya hitam tidak selalu buruk dan
putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika
pada situasi yang tepat. Sesuatu yang kelihatan baik mungkin dapat
mencelakakanya,
Pola pikir yang tidak teralu memikirkan perasaan orang lain sehingga
orang lain dapat merasa bebas.
Dari jenis pola pikir diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam diri seseorang
akan terbentuk pola pikir yang berbeda beda. Lingkungan yang mempengaruhi
jenis pola pikir apa yang terdapat pada seseorang.
Pola pikir ASN adalah pola pikir profesi, disamping misalnya profesi politikus,
pedagang, pengusaha dan sebagainya. Karena perbedaan karakteristik
dengan profesi lainnya, maka pola pikir ASN juga berbeda. Salah satu ciri khas
yang membedakannya adalah tugas dan karakteristik pelayanan publik (public
service).
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan (UU No 5 Th 2014 tentang
ASN). Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Adapun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan (UU No 5 Th 2014 tentang ASN). Sikap
dan perilaku ASN dapat dikatakan terbagi menjadi dua: Sikap dan perilaku
positif (pola pikir yang berkembang), dan Sikap dan perilaku negatif (pola pikir
tetap).
Sikap dan perilaku positif ASN tercermin dalam berbagi prestasi yang telah
dicapai oleh para ASN selama ini sesuai dengan bidang tugasnya masing –
masing, maupun dalam bentuk acuan dan aturan tersebut diarah oleh ASN
dalam bentuk menjaga sikap dan perilakunya. Karena secara periodik
dijadikan acuan penilain antara lain dalam bentuk Penilaian Kinerja. Penilaian
kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang
didasarkan system prestasi dan sistem karier. Penilaian kinerja PNS dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang
dicapai, serta perilaku PNS. Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
Disamping sikap dan perilaku positif, masih terdapat juga sikap dan perilaku
negatif yang ada pada kalangan ASN. diantaranya :
a) Komitmen dan konsistensi terhadap visi dan misi organisasi masih rendah;
b) Sering terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam kebijakan publik yang
berdampak luas kepada masyarakat;
c) Pelaksanaan kebijakan jauh berbeda dari yang diharapkan;
d) Terjadi Arogansi pejabat dan penyalahgunaan kekuasaan
e) Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab aparatur saat ini belum
seimbang;
f) Pejabat yang KKN akan menyebabkan KKN meluas pada pegawai, dunia
usaha dan masyarakat;
g) Kepekaan terhadap masyarakat dinilai masih rendah;
h) Sikap berorientasi vertikal menyebabkan hilangnya kreativitas, rasa takut
berimprovisasi;
i) Pengaruh budaya prestise yang lebih menonjol, sehingga aspek
rasionalitas sering dikesampingkan;
j) Dan lain sebagainya.
Berbagai sikap dan perilaku negatif diatas bisa di atasi dengan melakukan
pembinaan secara periodik. Agar pola pikirnya dalam bersikap dan berperilaku
negatif bisa dirubah menjadi pola pikir positif kedepannya.
Kode Etik ASN Kementerian PUPR adalah norma atau pedoman sikap,
tingkah laku, perbuatan, dan ucapan yang harus dipatuhi oleh Pegawai, baik
dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi maupun menjalani
kehidupan pribadi. Setiap pegawai di lingkungan Kementerian PUPR harus
melaksanakan Kode Etik yang meliputi:
perundang-undangan;
j) menunjukkan konsistensi dan persistensi yang tinggi dalam menjalankan
tugas, komitmen, dan/atau keputusan yang telah disepakati bersama;
k) menyelesaikan tugas dan melakukan manajemen waktu dan sumber
daya dengan cara yang paling efisien dan paling efektif untuk
mendapatkan hasil terbaik;
l) meningkatkan kapabilitas dan kompetensi secara berkelanjutan agar
dapat selalu memberi hasil yang optimal, dalam setiap tugas yang
ditangani;
m) melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan;
n) memberikan kontribusi nyata untuk institusi pada jabatan, sesuai dengan
tugas, dan fungsinya;
o) membuka akses publik mengenai informasi dan data bidang PUPR,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
p) mengindahkan etika berkomunikasi, termasuk dalam menggunakan
sarana telekomunikasi pesawat seluler; dan
q) memberikan pelayanan prima kepada para pemangku kepentingan.
3.3 Latihan
3.4 Rangkuman
Sikap dan perilaku kerja seorang ASN sangat dipengaruhi oleh pola pikir dan
lingkungannya. Pola Pikir adalah pola – pola dominan yang menjadi acuan
utama seseorang dalam bertindak.
Sikap dan perilaku ASN terbagi menjadi dua: sikap dan perilaku positif (pola
pikir yang berkembang), dan sikap dan perilaku negatif (pola pikir tetap).
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 5,
disebutkan bahwa Kode Etik dan Kode Perilaku bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN.
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 07/PRT/M/2017 tentang Kode Etik
dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian PUPR, setiap pegawai di lingkungan
Kementerian PUPR harus memiliki dan melaksanakan nilai dasar, yaitu:
Visioner; Integritas; Profesional; Tanggung jawab; dan Melayani.
3.5 Evaluasi
BAB IV
PERUBAHAN MINDSET ASN
Mindset terdiri dari tiga komponen pokok (Carol S Dweck, 2007), yaitu:
a) Paradigma
b) Keyakinan Dasar
c) Nilai Dasar
Nilai Dasar adalah sikap, sifat, dan karakter yang dijunjung tinggi oleh
seseorang, sehingga berdasarkan tersebut nilai-nilai tersebut seseorang
dibatasi. Nilai atau value adalah kepercayaan atau keyakinan yang di
praktekan dalam bentuk tingkah laku oleh orang dalam kehidupan sehari-
hari. Terdapat 10 tipe nilai yang disebut sebegai motivational type of value
yaitu: Power, achievement, hedonism, stimulation, self-direction,
universalism, traditional, conformity, dan security.
Carol Dweck (2007) menyatakan bahwa terdapat dua macam Mindset, yaitu:
Ciri-ciri dari orang dengan mindset tetap (fixed mindset) sebagai berikut:
3) Mudah menyerah.
5) Mengabaikan kritik.
Salah satu wujud dari perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5
(lima) pilar dasar seperti yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996),
yaitu: Personal Mastery, Mental Model, Share Vision, Learning Organization
dan System Thinking. Untuk pemberdayaan kemampuan berpikir, Bobbu de
Porter (2000) dalam bukunya "Quantum Learning" mengemukakan kiat-kiat
jitu untuk berpikir kreatif sebagai berikut:
a) Ingatlah kesuksesan anda di masa lalu, baik yang biasa maupun yang
menakjubkan.
b) Yakinlah bahwa hal ini bisa menjadi hari terobosan, jalani hari anda
dengan keyakinan bahwa sesuatu dapat terjadi untuk mengubah
segalanya.
Dengan cara itu, jika sesuatu itu benar-benar muncul, maka anda akan
siap menerimanya.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 39
Modul 1 Perubahan Mindset
Otak anda seperti bagian tubuh anda lainnya, berfungsi lebih baik dan
lancer bila selalu dijaga dalam keadaan prima. Berikut ini disajikan
beberapa saran untuk melakukan permainan mental sebagai berikut:
Revolusi Mental adalah perubahan cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku
dan cara kerja bangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai strategis
instrumental yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong berdasarkan
Pancasila, agar Indonesia menjadi Negara yang maju, modern, makmur,
sejahtera dan bermartabat.
a) Mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang
berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sehingga Indonesia menjadi
bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di
dunia.
1) Integritas
2) Etos Kerja
Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan
keyakinan seseorang atau masyarakat. Etos kerja seseorang
berkaitan erat dengan kepribadian, perilaku, dan karakter individu
yang bersangkutan. Etos kerja antara lain terdiri dari nilai daya saing,
kreatif, mandiri, inovatif dan produktif.
3) Gotong royong
Gotong royong merupakan nilai yang telah ada sejak zaman nenek
moyang kita. Masyarakat Indonesia dikenal sejak lama telah
menggunakan cara kerjasama di dalam menyelesaikan setiap
masalah yang mereka hadapi. Bentuk nilai gotong royong antara lain
terdiri dari saling menghargai, kerjasama, solidaritas, perilaku tolong
menolong, berorientasi pada kebaikan bersama.
10) peningkatan peran lembaga agama, keluarga, dan media publik dalam
persemaian nilai-nilai budi pekerti, toleransi, dan hidup rukun.
Disadari bahwa salah satu kendala mendorong peran swasta dalam proyek
penyediaan infrastruktur adalah kesiapan Kementerian PUPR dalam
menyiapkan proyek yang menarik bagi sektor swasta. Paling tidak, ada 11
a) Risiko Lokasi
Risiko Lokasi adalah kelompok risiko dimana lahan proyek tidak tersedia
atau tidak dapat digunakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan dan
dalam biaya yang diperkirakan, atau bahwa lokasi dapat menimbulkan
suatu beban atau kewajiban bagi pihak tertentu.
b) Risiko Desain
Risiko Desain, Konstruksi dan Uji Operasi adalah risiko desain, konstruksi
atau uji operasi suatu fasilitas proyek atau elemen dari prosesnya,
dilakukan dengan cara yang menyebabkan dampak negatif terhadap
biaya dan pelayanan proyek.
1) Risiko Perencanaan
2) Risiko Desain
3) Resiko Penyelesaian
Risiko kenaikan biaya adalah risiko dimana pada tahap desain dan
konstruksi, biaya realiasi proyek melebihi proyeksi biaya proyek
Risiko uji operasi adalah risiko dimana uji operasi terlambat atau
hasilnya tidak memenuhi spesifikasi PJPK atau pihak otoritas lainnya.
c) Risiko Sponsor
Risiko sponsor adalah risiko dimana Badan Usaha (BU) dan/atau sub-
kontraktornya tidak dapat memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada
PJPK akibat tindakan pihak investor swasta sebagai sponsor proyek.
d) Risiko Finansial
1) Risiko Struktur
4) Risiko Asuransi
e) Risiko Operasional
1) Risiko Pemeliharaan
3) Risiko Utilitas
Risiko utilitas risiko dimana (i) utilitas (misalnya air, listrik atau gas)
yang diperlukan untuk operasi proyek tidak tersedia, atau (ii)
keterlambatan proyek karena keterlambatan sehubungan dengan
pemindahan atau relokasi utilitas yang terletak di lokasi proyek
1) Risiko Permintaan
2) Risiko Tarif
Risiko tarif adalah risiko bahwa tarif layanan lebih rendah dari
proyeksi, karena: 1) penyesuaian tarif secara periodik tidak dilakukan
sesuai rencana atau tingkat tarif disesuaikan lebih rendah dari
proyeksi, atau 2) kesalahan estimasi tarif atau tidak terpenuhinya
standar yang disyaratkan untuk permintaan penyesuaian tarif
h) Risiko Interface
i) Resiko Politik
Risiko mata uang yang tidak dapat dikonversi atau ditransfer adalah
risiko bahwa pendapatan/profit dari proyek tidak bisa dikonversi ke
mata uang asing dan/atau direpatriasi ke negara asal investor
2) Risiko Pengambilalihan
5) Risiko Perijinan
Pajak Risiko perubahan tarif pajak adalah risiko perubahan tarif pajak
yang berlaku (tarif pajak penghasilan, PPN) atau pajak baru yang
dapat menurunkan pengembalian ekuitas yang diharapkan.
Risiko kahar (force majeure) adalah risiko terjadinya kejadian kahar yang
sepenuhnya di luar kendali kedua belah pihak (misalnya bencana alam
atau akibat manusia) dan akan mengakibatkan penundaan atau default
oleh BU dalam pelaksanaan kewajiban kontraknya.
k) Risiko Kepemilikan
4.5 Latihan
4.6 Rangkuman
Mindset terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu: paradigma, keyakinan dasar dan
nilai dasar.
Ciri-ciri dari orang dengan mindset tetap (fixed mindset) sebagai berikut:
3) Mudah menyerah.
5) Mengabaikan kritik.
Perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5 (lima) pilar dasar seperti
yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996), yaitu: Personal Mastery,
Mental Model, Share Vision, Learning Organization dan System Thinking.
Revolusi Mental adalah perubahan cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku
dan cara kerja bangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai strategis
instrumental yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong berdasarkan
Pancasila, agar Indonesia menjadi Negara yang maju, modern, makmur,
sejahtera dan bermartabat.
4.7 Evaluasi
a. Paradigma
b. Keyakinan dasar
c. Nilai dasar
d. Kepercayaan
2. Perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5 (lima) pilar dasar
seperti yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996), kecuali:
a. Personal Mistery,
b. Mental Model,
c. Share Vision,
d. Learning Organization
a. Risiko Lokasi
b. Risiko Desain
c. Risiko Sponsor
d. Risiko Pribadi
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Gender merupakan perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara LAKI-
LAKI dan PEREMPUAN yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis,
tetapi berdasarkan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat.
Keadilan gender (gender equity) adalah suatu kondisi dan perlakuan yang adil
terhadap perempuan dan laki-laki. Dasar dari konsep keadilan gender adalah
bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tidak
sama.
Sikap dan perilaku kerja seorang ASN sangat dipengaruhi oleh pola pikir dan
lingkungannya. Pola Pikir adalah pola – pola dominan yang menjadi acuan
utama seseorang dalam bertindak.
Sikap dan perilaku ASN terbagi menjadi dua: sikap dan perilaku positif (pola
pikir yang berkembang), dan sikap dan perilaku negatif (pola pikir tetap).
g) bekerja dengan akurat dan optimal demi tercapainya sasaran yang telah
ditetapkan;
Mindset terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu: paradigma, keyakinan dasar dan
nilai dasar.
Ciri-ciri dari orang dengan mindset tetap (fixed mindset) sebagai berikut:
3) Mudah menyerah.
5) Mengabaikan kritik.
Perubahan pola pikir bagi ASN dapat dimulai dari 5 (lima) pilar dasar seperti
yang tertuang dalam Fifth Diciplin (Senge, 1996), yaitu: Personal Mastery,
Mental Model, Share Vision, Learning Organization dan System Thinking.
Revolusi Mental adalah perubahan cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku
dan cara kerja bangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai strategis
instrumental yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong berdasarkan
Pancasila, agar Indonesia menjadi Negara yang maju, modern, makmur,
sejahtera dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Instruksi Presiden No. 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM)
SEB tentang Strategi Nasional Percepatan PUG Melalui PPRG (SE Bappenas
No.270/M.PPN/11/2012; SE Kemenkeu No.SS-33/MK.02/2012; SE
Kemendagri No.050/4379A/SJ; SE KPPPA No.46/MPP-PA/11/2012)
Permen PUPR No. 07/PRT/M/2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai
Kementerian PUPR
Dweck, Carol S. 2007. Change Your Mindset Change Your Life. Jakarta: Serambi
Gardner, Howard. 2007. Five Minds for The Future. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
I.S. Levine. 1980. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Terjemahan oleh Iral
Soedjono. Jakarta: Cemerlang
Nitisemito, Alex S. 1980. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Sasmito Bross
Senge, Peter M. 1996. Disiplin Kelima (Fifth Discipline). Jakarta: Bina Rupa Aksara
Susanto, Astrid S. 1994. Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Aksara
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
Konsep yang kedua adalah konsep gender. Konsep ini membedakan laki-
laki dan perempuan, dari sudut pandangkarakteristik sosialnya.Karakter
inilah yang membedakan bagaimana seseorang menjadi laki-laki dan
bagaimana menjadi perempuan. Perbedaan dari karakter ini disebut
sebagai perbedaan gender yangmenciptakan peran gender yang
mengatur tugas, wewenang, tanggung-jawab masing-masing sebagai
perempuan dan sebagai laki-laki.Peran gender terbangun dan dipelajari
melalui proses sosialisasi dalam suatu masyarakat budaya. Dimana
1. d
2. d
3. d
1. d
2. a
3. d