Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.

1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

KOMNAS HAM:
SUATU UPAYA PENEGAKAN HAM DI INDONESIA

Oleh:

Asror Nawawi, S.H., M.H.*

Abstract

The existence of the National Human Rights Commission (Komnas HAM) does not seem to
have functioned optimally. Komnas HAM as always appears late in the enforcement and
respect of human rights. The National Human Rights Commission should not only emerge
after the violation of Human Rights but also appear as a shield to stem the rate of human
rights violations by conducting a series of efforts in the form of socialization concerning
the understanding of Human Rights

Keywords : National Human Right Commission, Human Right.

A. PENDAHULUAN Seperangkat hak yang melekat


Tuhan Yang Maha Esa telah tersebut wajib dihormati, dijunjung
menganugerahi seperangkat hak tinggi dan dilindungi oleh negara,
kepada setiap manusia ketika hukum, Pemerintah dan setiap orang
dilahirkan. Hak tersebut melekat demi untuk penghormatan dan
secara kodrati pada setiap manusia1, perlindungan harkat dan martabatnya
sehingga manusia tersebut memiliki sebagai seorang manusia. Akan
hak untuk menikmati kehidupannya tetapi, sejarah bangsa Indonesia telah
serta tumbuh dan berkembang dalam mencatat berbagai penderitaan,
berbagai kehidupannya yang aman, kesengsaraan dan kesenjangan sosial,
tenteram, damai dan sejahtera. yang disebabkan oleh perilaku tidak
adil dan diskriminatif atas dasar etnik,
ras, warna kulit, budaya, bahasa,
*Asror Nawawi merupakan Asisten agama, golongan, jenis kelamin, dan
Manajer Pertamina EP Wilayah Jambi. Kandidat
Doktor Ilmu Hukum Program Doktoral status sosial lainnya. Perilaku tidak
Universitas Jambi.
1
Hak Kodrati ini sering diistilahkan adil dan diskriminatif tersebut
dengan Hak Asasi Manusia. Di Indonesia diatur
merupakan pelanggaran hak asasi
PHODOXL 88'¶ 8QGDQJ-Undang Nomor 39
Tahun 1999 Tentang HAM, dan Undang-Undang manusia baik yang bersifat vertikal
Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM

1867
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

(dilakukan oleh negara terhadap Bangsa, yang diselenggarakan pada


warga negara) maupun horizontal tanggal 22 Januari 1991 di Jakarta.
(dilakukan oleh antar warga negara), Berdasarkan Keputusan Presiden
dan bahkan sebagian pelanggaran hak tersebut, Komnas HAM bertujuan:
asasi manusia tersebut masuk dalam Pertama, membantu pengembangan
kategori pelanggaran hak asasi kondisi yang kondusif bagi
manusia yang berat (gross violation pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
of human rights). dengan Pancasila, Undang-Undang
Pelaksanaan pemajuan, Dasar Republik Indonesia Tahun
perlindungan, penegakan dan 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa
pemenuhan hak asasi manusia masih serta Deklarasi Universal Hak Asasi
jauh dari memuaskan. Hal ini Manusia. Kedua, meningkatkan
tercermin dari berbagai kejadian perlindungan hak asasi manusia guna
antara lain berupa penangkapan yang mendukung terwujudnya
tidak sah, penculikan, penganiayaan, pembangunan manusia nasional, yaitu
perkosaan, pembunuhan, pembakaran pembangunan manusia Indonesia
dan lain sebagainya. Guna membantu seutuhnya maupun pembangunan
masyarakat korban pelanggaran hak masyarakat pada umumnya.
asasi manusia untuk memulihkan Berangkat dari keterbatasan
hak-haknya, maka dibutuhkan adanya sumber daya manusia, sumber dana
sebuah Komisi Nasional Hak Asasi dan fasilitas yang seadanya, sebanyak
Manusia. 25 (dua puluh lima) anggota Komnas
Komisi Nasional Hak Asasi HAM yang diangkat untuk pertama
Manusia (Komnas HAM) dibentuk kalinya berdasarkan Keputusan
pada tanggal 7 Juni 1993 berdasarkan Presiden Nomor: 455/M.1993 telah
Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun melakukan rangkaian kegiatan antara
1993 Tentang Komisi Nasional Hak lain:
Asasi Manusia. Keputusan Presiden
a. Penyebarluasan wawasan
tersebut lahir menindaklanjuti hasil
nasional dan internasional
rekomendasi Lokakarya Tentang Hak mengenai hak asasi manusia
baik kepada masyarakat
Asasi Manusia yang diprakarsai oleh
Indonesia maupun kepada
Departemen Luar Negeri Republik masyarakat internasional.
b. Pengkajian instrumen
Indonesia dan Perserikatan Bangsa-
internasional hak asasi manusia
dengan tujuan memberikan
1868
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

saran-saran mengenai maka telah menimbulkan berbagai


kemungkinan aksesi dan/atau
perilaku yang tidak adil dan
ratifikasinya.
c. Pemantauan dan penyelidikan diskriminatif.
pelaksanaan hak asasi manusia
Perilaku yang tidak adil dan
serta memberikan pendapat,
pertimbangan dan saran kepada diskriminatif tersebut mengakibatkan
badan pemerintahan negara
terjadinya pelanggaran hak asasi
mengenai pelaksanaan hak
asasi manusia.2 manusia baik yang dilakukan oleh
aparatur negara (state actor), yaitu
Dalam perkembangannya,
pelanggaran hak asasi manusia yang
sejarah bangsa Indonesia terus
dilakukan oleh negara kepada
mencatat berbagai bentuk
masyarakat (pelanggaran HAM
penderitaan, kesengsaraan dan
vertikal), maupun yang dilakukan
kesenjangan sosial yang disebabkan,
oleh masyarakat (non state actor),
antara lain oleh warisan konsepsi
yaitu pelanggaran hak asasi manusia
tradisional tentang hubungan
yang dilakukan di antara sesama
feodalistik dan patriarkal antara
masyarakat (pelanggaran HAM
pemerintah dengan rakyat, belum
horisontal). Hal tersebut tercermin
konsistennya penjabaran sistem dan
dari berbagai kejadian berupa
aparatur penegak hukum dengan
penangkapan yang tidak sah,
norma-norma yang diletakkan para
penculikan, penganiayaan, perkosaan,
pendiri negara dalam Undang-
penghilangan orang secara paksa,
Undang Dasar Negara Republik
pembunuhan, pembakaran,
Indonesia Tahun 1945, belum
penyerobotan tanah, maraknya
tersosialisasikannya secara luas dan
kerusuhan sosial di beberapa daerah
komprehensif instrumen hak asasi
dan berbagai tindakan pelanggaran
manusia, dan belum kukuhnya
hak asasi manusia lainnya.
masyarakat warga (civil society).
Ringkasnya, masih didapati adanya
B. PEMBAHASAN
kondisi yang belum cukup kondusif
Pembicaraan tentang Hak
untuk perlindungan dan pemajuan
Asasi Manusia tidak terlepas dari
hak asasi manusia. Sebagai akibatnya,
adanya pengakuan terhadap adanya
2
Sriyana, Komisi Nasional Hak Asasi hukum alam (natural law) yang
Manusia: Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk
Pengacara XI Tahun 2007, Materi: Komisi HAM merupakan cikal bakal munculnya
Indonesia, Lembaga Studi dan Advokasi
Masyarakat, Jakarta, 2007, hlm. 4-5. hukum hak asasi manusia. Menurut
1869
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

G. Singer menyatakan, bahwa menyatakan bahwa hal tersebut tidak


´KXNXP DODP PHUXSDNDQ VXDWX akan berlaku apabila Tuhan tidak ada.
konsep dari prinsip-prinsip umum Hukum alam kaum awam adalah
moral dan sistem keadilan dan suatu hukum nasional yang
berlaku untuk seluruh umat mengendalikan semua hubungan
PDQXVLD´ 3 antara manusia-manusia, apapun ras
Pada tataran dunia atau status sosial mereka. Bahkan
internasional, lima puluh tahun silam ´UDMD-raja harus tunduk pada undang-
tidak satupun Lembaga hukum undang atau hukum alam yang
internasional hak asasi manusia yang fundamental, universal, langgeng,
membicarakan hal itu. Tentu, ada lestari dan tidak berubah-ubah yang
beberapa filosofi dan teori, namun mengalir dari sifat-sifat kodrat alam
undang-undang internasional yang PDQXVLD LWX VHQGLUL´ 4
mencerminkannya tidak ada. Kemudian terdapat pula
Sekarang, melalui Perserikatan pandangan dari para pelopor hukum
Bangsa-Bangsa, lembaga terkemuka lainnya, yakni John Locke (1632-
mengenai doktrin hak asasi manusia 1704) yang menyatakan bahwa
terwujud dalam hukum internasional. penguasa tidak dapat memerintah
Munculnya hukum hak asasi secara sewenang-wenang
manusia yang bersumber dari hukum sepenuhnya, penguasa tidak dapat
alam ini pun dinyatakan oleh Thomas melimpahkan kekuasaan membuat
Van Aquino dan beberapa ahli hukum undang-undang kepada orang lain,
lainnya. Aquino menyatakan bahwa penguasa tidak dapat mengambil atau
hukum alam bersumber pada hukum merampas hak milik seseorang begitu
Ilahi, universal dan tidak berubah saja tanpa persetujuan yang
dalam ruang dan waktu. Sedangkan bersangkutan, penguasa berkewajiban
menurut Grotius menyatakan bahwa untuk menegakkan keadilan dan
hukum alam muncul ke permukaan mengambil keputusan-keputusan
dan bertumpu pada akal manusia, tentang hak kaula-kaula negaranya
terlepas dari setiap pandangan menurut undang-undang yang tetap,
keagamaan. Dalam tulisannya, di dalam negara harus ada pemisahan
antara kekuasaan legislatif, kekuasaan
3
Dede Rosyada, dkk., Demokrasi, Hak
4
Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Prenada Emeritus John Glissen, Sejarah Hukum,
Media, Jakarta Timur, 2003, hlm. 202. PT. Refika Aditama, Bandung, 2007, hlm. 111.

1870
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

eksekutif dan kekuasaan federatif pendapat baik secara lisan maupun


yang mengurus hubungan-hubungan melalui tulisan. Cakupan pengertian
luar negeri. John Locke hak asasi manusia ini kemudian
menghidupkan kembali pandangan ´EHUNHPEDQJ VDPSDL SDGD VXDWX
tentang suatu ikatan kontraktual kesadaran bahwa hak atas kebebasan
antara raja dan para kaula negara, tidak mungkin dinikmati oleh semua
seperti Magna Charta di Inggris pada orang tanpa adanya kesamaan
tahun 1215 maupun Blijde Inkonst minimal dalam masyarDNDW´ 6
pada tahun 1356 di Benua Eropa. Hak asasi manusia (human
1DPXQ ´GL EDZDK NHNXDVDDQ UDMD- rights) menurut pandangan alamiah
raja yang memegang kedaulatan merupakan hak yang melekat pada
absolut, hal tersebut diri manusia itu sendiri. Oleh karena
WHUNHVDPSLQJNDQ´ 5 itu, pada awalnya hak asasi manusia
Awal perkembangannya, hak digolongkan juga sebagai hak-hak
asasi manusia dipahami semata-mata alamiah, yaitu hak yang secara
sebagai hak atas kebebasan kodrati sudah melekat pada diri
(freedom). Apabila dilihat dari sudut manusia, bahkan pada saat manusia
pandang negatif, menurut John Locke tersebut masih di dalam kandungan
bahwa munculnya hak asasi manusia ibunya.
seperti berniat menghalau campur Hak asasi manusia juga
tangan (intervensi) yang tidak dimaknai sebagai norma-norma yang
diinginkan terhadap kehidupan mengatur hubungan antara negara
pribadi. Misalkan saja menyangkut dengan individu. Hak asasi manusia
hak atas hidup, hak atas kebebasan ´EHUVLIDW XQLYHUVDO \DQJ PHODPSDXL
bergerak dan hak atas milik pribadi. batas-batas negara, kebangsaan dan
Sedangkan dalam sudut pandang GLWXMXNDQ SDGD VHWLDS RUDQJ´ 7
positif, menurut JJ. Rousseau seperti Banyak batasan tentang hak asasi
adanya hak setiap orang untuk ikut manusia. Di dalam Kamus Besar
secara aktif menentukan arah Bahasa Indonesia menyebutkan
perkembangan dan pembangunan EDKZD ´KDN´ DGDODK \DQJ EHQDU
masyarakat, misalkan saja hak untuk 6
Anhar Gonggong, dkk., Sejarah
berserikat dan mengemukakan Pemikiran Hak Asasi Manusia di Indonesia, CV.
Dwi Jaya Karya, Jakarta, 1995, hlm. 41.
7
Suryadi Radjab, dkk., Dasar-Dasar Hak
Asasi Manusia, PBHI The Asian Foundation,
5
Ibid., hlm. 118. Jakarta, 2002, hlm. 26.

1871
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

milik, kepunyaan; kewenangan; hukum, pada abad ke-19 di Eropa


kekuasaan untuk berbuat sesuatu; muncullah usaha untuk
kekuasaan yang benar atas sesuatu penyeragaman hukum dengan jalan
atau untuk menuntut sesuatu; derajat, kodifikasi dengan menuangkan
martabat; wewenang menurut hukum. semua hukum secara lengkap dan
+DN DVDVL DGDODK ´VHVXDWX \DQJ ROHK sistematis dalam kitab undang-
sebab itu seseorang (pemegang) undang yang disertai dengan lahirnya
memiliki keabsahan untuk menuntut aliran legisme, yaitu suatu aliran yang
sesuatu yang dianggap tidak dipenuhi berpendapat bahwa semua hukum itu
DWDX GLLQJNDUL´ 8 Seseorang yang berasal dari kehendak penguasa
memegang hak atas sesuatu, maka tertinggi, dalam hal ini kehendak
´RUDQJ WHUVHEXW GDSDW PHPSHUODNXNDQ pembentuk undang-undang. Jadi,
sesuatu tersebut sebagaimana ³VHPXD KXNXP WHUWXDQJ GDODm
dikehendaki atau sebagaimana undang-undang sebagai sumber
NHDEVDKDQ \DQJ GLPLOLNLQ\D´ 9 KXNXP´ 10
Awalnya, istilah yang dikenal Pemenuhan dan dalam upaya
di Barat mengenai hak-hak asasi menuntut hak, maka tidak akan
PDQXVLD LDODK ´right of man´ \DQJ terlepas dari pemenuhan kewajiban
PHQJJDQWLNDQ LVWLODK ´natural yang harus dilaksanakan. Begitu juga
raight´ ,VWLODK ´ULJKW RI PDQ´ dalam memenuhi kepentingan
ternyata tidak secara otomatis perseorangan tidak boleh merusak
mengakomodasi pengertian yang kepentingan umum. Oleh karena itu,
mencakup ´ULJKW RI ZRPDQ´. Karena pemenuhan, perlindungan dan
itu istilah ´ULJKW RI PDQ´ diganti penghormatan terhadap hak asasi
dengan istilah ´KXPDQ ULJKW´ oleh manusia harus diikuti dengan
Eleanor Roosevelt karena dipandang pemenuhan terhadap kewajiban asasi
lebih netral dan universal. manusia dan tanggung jawab asasi
Sebagai reaksi terhadap manusia dalam kehidupan pribadi,
ketidakpastian dan ketidakseragaman bermasyarakat dan bernegara.
Sehingga dapat dipahami bahwa
8
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
hakekat dari hak asasi manusia
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.
9
Muladi, Hak Asasi Manusia, Hakekat,
10
Konsep dan Implikasi Dalam Perspektif Hukum Sudikno Mertokusumo, Penemuan
dan Masyarakat, PT. Refika Aditama, Bandung, Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta,
2005, hlm. 228. 2007, hlm. 95.

1872
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

merupakan keterpaduan antara hak penafsiran tentang hak asasi manusia


asasi manusia, kewajiban hak asasi bila dipandang dengan sudut pandang
manusia dan tanggung jawab asasi yang berbeda.
manusia yang harus dilaksanakan Sehubungan dengan itu, di
secara sinergis dan seimbang. Indonesia sendiri, ada dua instrumen
Apabila ketiga unsur tersebut hukum yang menjadi landasan
yang melekat pada setiap manusia, berdirinya Komisi Nasional Hak
baik dalam tatanan kehidupan Asasi Manusia (Komnas HAM).
pribadi, kemasyarakatan, kebangsaan, Untuk pertamD NDOL ³.RPQDV +$0
kenegaraan dan pergaulan dibentuk melalui Keppres Nomor 50
internasional tidak berjalan secara Tahun 1993 Tentang Komnas Hak
VHLPEDQJ PDND ´GDSDW GLSDVWLNDQ $VDVL 0DQXVLD´ 12 Berikutnya,
akan menimbulkan kekacauan, pengaturan dalam Keppres Nomor 50
anarkisme dan kesewenang- Tahun 1993 tersebut disempurnakan
wenangan dalam tata kehidupan umat oleh Undang-Undang Nomor 39
manusLD´ 11 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Hak asasi manusia merupakan Manusia. Sejak ituODK ³.RPQDV
norma yang ditujukan bagi
pengakuan hak untuk semua orang. 12
Awalnya, terdapat dua momentum yang
melatari berdirinya Komnas HAM, yaitu:
Setiap orang, baik secara sendiri- Lokakarya Hak Asasi Manusia tanggal 21-22
Januari 1991 -- yang diprakarsai oleh Deplu --
sendiri maupun secara kelompok
dan Lokakarya HAM se-Asia Pasifik II, 26-28
(kolektif) perlu mengenali dasar- Januari 1993 di Jakarta. Pada Lokakarya tahun
1991, salah satu butir kesimpulannya
dasar hak asasi manusia dan untuk menyebutkan bahwa perlu untuk membentuk
suatu badan konsultasi atau kelompok kerja,
selanjutnya menuntut peningkatan termasuk kemungkinan dibentuknya Komnas
HAM. Sementara itu semenjak Lokarya se-Asia
pelaksanaannya. Namun demikian, Pasifik di Jakarta ide dan mendesaknya
pembentukan Komnas HAM yang independen
definisi dari hak asasi manusia
digaungkan kembali -- yang telah tertunda selama
sangatlah rumit untuk menemukan dua tahun sejak 1991. Setelah Lokakarya HAM
se-Asia Pasifik Deplu membentuk tim kecil untuk
suatu pengertian yang dapat diterima merancang keppres mengenai pembentukan
Komnas HAM. Berikutnya pada tanggal 7 Juni
oleh semua kalangan. Berbagai 1993 draft Keppres tersebut ditandatangani dan
disahkan Presiden Soeharto menjadi Keppres 50
pendapat menawarkan suatu Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia. Dalam waktu yang sama, Presiden
keunggulannya sendiri. Di antara
Soeharto menunjuk Ali Said untuk menyusun
pendapat tersebut seringkali berbeda Komisi tersebut dan memilih para anggota
.RPQDV +$0 /LKDW 6HQ 7MLDXZ ³$QDN
.DQGXQJ 'HSOX´ GDODP 'LGLN 6XSUL\DQWR HG
Lima Tahun Komnas HAM: Catatan Wartawan,
11
Dede Rosyada, dkk, Op Cit., hlm. 201. Forum Akal Sehat Jakarta, 1999, hlm. 13-24.

1873
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

HAM yang dibentuk berdasarkan Beberapa perubahan signifikan


Keppres Nomor 50 Tahun 1993 Komnas HAM lainnya di antaranya
dinyatakan sebagai Komnas HAM adalah fungsi Komnas HAM
menurut Undang-Undang Nomor 39 diperluas dengan adanya fungsi
Tahun 1999 Tentang Hak Asasi mediasi. Selain itu, wewenang
0DQXVLD´ 13 Komnas HAM dalam melakukan
Berdasarkan Undang-Undang fungsi pemantauan terhadap kasus
Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak pelanggaran hak asasi manusia
Asasi Manusia, Komnas Hak Asasi diperluas dengan adanya kewenangan
Manusia diartikan sebagai lembaga untuk memanggil saksi secara paksa
mandiri yang kedudukannya setingkat (subpoena). Begitu pula dengan segi
dengan lembaga negara lainnya yang jumlah keanggotaan, Komnas Hak
berfungsi melaksanakan pengkajian, Asasi Manusia berdasarkan Pasal 83
penelitian, penyuluhan, pemantauan, ayat (1) Undang-Undang Nomor 39
mediasi hak asasi manusia. Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Kedudukan Komnas HAM yang Manusia diisi oleh anggota yang
dalam Undang-Undang Nomor 39 berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang.
Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Untuk menjalankan fungsinya,
Manusia ini lebih signifikan awalnya Komnas HAM telah
dibandingkan seperti yang diatur dilengkapi empat Sub Komisi, yaitu:
dalam Keppres yang kedudukannya Sub komisi Pengkajian dan
masih di bawah Presiden. Penelitian, Sub komisi Penyuluhan,
Sub komisi Pemantauan, dan Sub
13
Pasal 105 ayat (2) UU No. 39 Tahun komisi Mediasi.
1999. Tidak ada keterangan dalam UU No. 39
Tahun 1999 apakah Keppres No. 50 Tahun 1993 Namun, sejak ditetapkannya
tidak berlaku lagi atau masih. Berdasarkan Pasal Peraturan Tata Tertib Komisi
105 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 dinyatakan
bahwa segala ketentuan mengenai hak asasi Nasional Hak Asasi Manusia yang
manusia yang diatur dalam perundangundangan baru, melalui Keputusan Komnas
lain dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
diatur dalam UU ini. Jika pengaturan mengenai HAM Nomor 13/KOMNAS
hak asasi manusia termasuk juga pengaturan
HAM/IV/2004 yang ditetapkan
mengenai Komnas HAM, maka Keppres No. 50
Tahun 1993 tidak berlaku lagi karena UU No. 39 tanggal 29 April 2004, Sub Komisi
Tahun 1999 WHODK µPHQ\HPSXUQDNDQ¶ SHQJDWXUDQ
mengenai keberadaan, tujuan, fungsi, keanggotan, Komnas HAM ini telah diubah
asas, kelengkapan, serta tugas dan wewenang menjadi tiga sub Komisi, yaitu:
Komnas HAM.
Subkomisi Hak Sipil dan Politik
1874
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

(Sipol); Subkomisi Hak Ekonomi, tinggal dan tempat ibadah. Selain itu,
Sosial, dan Budaya (Ekosob); dan terjadi pula penyalahgunaan
Subkomisi Perlindungan Kelompok kekuasaan oleh pejabat publik dan
Khusus. Saat ini, melalui tiga aparat negara yang seharusnya
Subkomisi inilah fungsi-fungsi menjadi tameng untuk menegakkan
Komnas Hak Asasi Manusia, seperti hukum, pemelihara keamanan dan
yang diatur dalam Pasal 76 dan Pasal pelindung rakyat, tetapi justru
89 Undang-Undang Nomor 39 Tahun mengintimidasi, menganiaya,
1999 Tentang Hak Asasi Manusia menghilangkan paksa bahkan pada
dijalankan. klimaksnya menghilangkan nyawa
Namun demikian, dalam seseorang.
kaitannya dengan penegakkan dan Selama ini, keberadaan
perlindungan Hak Asasi Manusia, Komnas Hak Asasi Manusia terkesan
pada kenyataannya selama Indonesia belum menjalankan fungsinya secara
menghirup segarnya udara optimal. Komnas Hak Asasi Manusia
kemerdekaan, di mana lembaga- seakan-akan selalu muncul terlambat
lembaga khusus yang bertujuan untuk dalam penegakkan dan penghormatan
menegakkan dan mengawasi Hak Asasi Manusia. Seyogyanya
pelaksanaan penghormatan terhadap Komnas Hak Asasi Manusia tidak
Hak Asasi Manusia telah didirikan hanya muncul setelah terjadinya
seperti Komisi Nasional Hak Asasi pelanggaran terhadap Hak Asasi
Manusia (KOMNAS Hak Asasi Manusia, tetapi juga muncul sebagai
Manusia), pelaksanaan tameng untuk membendung laju
penghormatan, perlindungan atau pelanggaran Hak Asasi Manusia
pengakuan hak asasi manusia masih dengan melakukan serangkaian upaya
perlu untuk dibenahi, sebab jaminan berupa sosialisasi mengenai
terhadap hak asasi manusia tersebut pemahaman atas Hak Asasi Manusia.
masih dirasa jauh dari memuaskan. Oleh karena itu, dalam suatu
Hal tersebut dapat ditemui dari upaya dalam proses untuk
beberapa kejadian yang berupa melaksanakan kewajiban yang diatur
penangkapan yang tidak sah, dalam Undang-Undang Dasar 1945
penculikan, penganiayaan, perkosaan, tersebut, Majelis Permusyawaratan
penghilangan paksa bahkan Rakyat (MPR) dengan Ketetapan
pembunuhan, pembakaran rumah Majelis Permusyawaratan Rakyat
1875
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

Republik Indonesia Nomor XVII/


Rendahnya efektivitas
MPR/ 1998 Tentang Hak Asasi
pelaksanaan penegakkan dan
Manusia menugaskan kepada
penghormatan Hak Asasi Manusia
lembaga-lembaga tinggi negara dan
ditunjukkan dengan masih
seluruh aparatur pemerintah, untuk
berlangsungnya praktik-praktik
menghormati, menegakkan dan
penyiksaan dan berbagai bentuk
menyebarluaskan pemahaman
perilaku kejam terhadap manusia
mengenai hak asasi manusia kepada
yang dilakukan oleh penguasa dan
seluruh masyarakat, serta meratifikasi
aparaturnya di berbagai tempat di
berbagai instrumen Perserikatan
dunia.
Bangsa-Bangsa tentang Hak Asasi
Manusia sepanjang tidak
C. PENUTUP
bertentangan dengan falsafah
Keberadaan Komnas Hak Asasi
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Manusia terkesan belum menjalankan
1945 sebagai landasan konstitusional.
fungsinya secara optimal. Komnas
Sesuai dengan itu, menurut
Hak Asasi Manusia seakan-akan
Sigit Riyanto menyatakan, bahwa:
selalu muncul terlambat dalam
Berbagai upaya untuk penegakkan dan penghormatan Hak
memberikan perlindungan
Asasi Manusia. Seyogyanya Komnas
terhadap Hak Asasi Manusia pada
umumnya dan pelanggaran HAM Hak Asasi Manusia tidak hanya
berat kategori kejahatan terhadap
muncul setelah terjadinya
kemanusiaan di berbagai belahan
dunia tanpa terkecuali Indonesia, pelanggaran terhadap Hak Asasi
bukanlah merupakan sesuatu yang
Manusia, tetapi juga muncul sebagai
bersifat taken for granted, akan
tetapi memerlukan suatu proses tameng untuk membendung laju
panjang yang didalamnya
pelanggaran Hak Asasi Manusia
setidaknya terkait dengan tiga
variabel utama yang harus dengan melakukan serangkaian upaya
dipertimbangkan. Ketiga variable
berupa sosialisasi mengenai
tersebut adalah: adanya dinamika
internasional; instrumen hukum pemahaman atas Hak Asasi Manusia.
yang ada; dan bagaimana
Oleh sebab itu, diperlukan peran yang
menentukan pendekatan terhadap
warisan masa lalu.14 lebih aktif dan optimal dari Komnas
Hak Asasi Manusia dalam
14
6LJLW 5L\DQWR ³Penegakan HAM Di
pelaksanaan penegakkan dan
,QGRQHVLD %HEHUDSD &DWDWDQ .ULWLV´, Majalah
Mimbar Hukum Nomor 38/VI/2001, FH-UGM, penghormatan Hak Asasi Manusia.
Yogyakarta, 2001, hlm. 53.

1876
Jurnal Hukum Progresif: Volume XI/No.1/Juni 2017 Asror Nawawi: Komnas HAM«

Dalam hal ini, Komnas Hak Asasi Materi: Komisi HAM Indonesia.
Lembaga Studi dan Advokasi
Manusia tidak hanya melaksanakan
Masyarakat, Jakarta.
tugas dan fungsinya setelah terjadinya
Sudikno Mertokusumo. 2007. Penemuan
suatu pelanggaran Hak Asasi
Hukum Suatu Pengantar.
Manusia, akan tetapi juga Liberty, Yogyakarta.
melaksanakan secara optimal upaya-
Suryadi Radjab, dkk. 2002. Dasar-Dasar
upaya preventif dalam pencegahan Hak Asasi Manusia. PBHI The
Asian Foundation, Jakarta.
atas pelanggaran Hak Asasi Manusia.

D. DAFTAR PUSTAKA
Anhar Gonggong, dkk. 1995. Sejarah
Pemikiran Hak Asasi Manusia
di Indonesia. CV. Dwi Jaya
Karya, Jakarta.

Dede Rosyada, dkk. 2003. Demokrasi,


Hak Asasi Manusia dan
Masyarakat Madani. Prenada
Media, Jakarta Timur.

Emeritus John Glissen. 2007. Sejarah


Hukum. PT. Refika Aditama,
Bandung.

Muladi. 2005. Hak Asasi Manusia,


Hakekat, Konsep dan Implikasi
Dalam Perspektif Hukum dan
Masyarakat. PT. Refika
Aditama, Bandung.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan


Nasional. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi ketiga. Balai
Pustaka, Jakarta.

Sigit RiyaQWR ³Penegakan HAM


Di Indonesia Beberapa Catatan
.ULWLV´ Majalah Mimbar
Hukum Nomor 38/VI/2001. FH-
UGM, Yogyakarta.

Sriyana. 2007. Komisi Nasional Hak


Asasi Manusia: Seri Bahan
Bacaan Kursus HAM untuk
Pengacara XI Tahun 2007,

1877

Anda mungkin juga menyukai