J
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Penyunting:
Dr. Eny Latifah, M.Si.
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
135 135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
136 136
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
DAFTAR GAMBAR
Hal
137 137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
DAFTAR TABEL
Hal
138 138
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
PENDAHULUAN
Unit pembelajaran ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan
ajar bagi guru untuk materi suhu dan kalor. Melalui pembahasan materi yang
ada pada unit pembelajaran ini, diharapkan guru dapat memiliki
pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didik dan
disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi dalam
unit pembelajaran ini bersifat aplikatif dan dapat diterapkan oleh guru
sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
139 139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
KOMPETENSI DASAR
A. Target Kompetensi
KD KETERAMPILAN
4.11 Menggunakan alat Menggunakan alat sederhana
sederhana dalam percobaan dalam percobaan yang berhubungan
yang berhubungan dengan dengan suhu dan kalor dan menyajikan
kalor. hasil penyelidikannya
140 140
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
141 141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
KD PENGETAHUAN KD KETERAMPILAN
3.11.7 Menjelaskan konsep perubahan wujud zat
3.11.8 Membedakan jenis-jenis perubahan wujud
3.11.9 Menjelaskan macam-macam
perpindahan kalor
142 142
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
143 143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Tangan hanya dapat memperkirakan nilai derajat panas atau dingin suatu
benda secara relatif dengan perasaan. Setiap orang akan menilai derajat
panas secara tidak sama. Hal tersebut, membuktikan bahwa indera peraba
tidak dapat digunakan untuk mengukur derajat panas suatu benda karena
setiap orang memiliki perbedaan dalam merasakan panas atau dingin suatu
benda. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan alat untuk mengukur suhu
agar didapatkan nilai yang akurat. Alat pengukur suhu tersebut adalah
termometer. Suhu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dan
memiliki hubungan erat dengan kalor, pemuaian, perubahan wujud zat, dan
perpindahan kalor. Oleh sebab itu, maka sangat penting konsep suhu ini
dikuasai.
Anda tentu pernah mendengar bahwa apabila memompa ban mobil atau
sepeda motor, maka tidak boleh terlalu keras/kencang. Apakah hal tersebut
hanya sebuah mitos atau memang suatu pendapat yang benar?. Ban motor
atau mobil berisi udara atau zat gas. Sifat zat gas adalah dapat memuai
apabila ada peningkatan suhu. Apabila ban motor atau mobil dipompa terlalu
keras/kencang dan berada pada cuaca panas, maka akan berakibat pada
adanya pemuaian zat gas yang ada di dalam ban dan dapat menyebabkan ban
bisa pecah.
144 144
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
145 145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Dry ice bukanlah air yang dibekukan atau es yang sangat beku atau es yang
dikeringkan, akan tetapi dry ice adalah karbondioksida yang dipadatkan. Dry
ice memiliki bentuk padatan menyerupai es dengan suhu yang sangat dingin
berkisar -79 oC. Pada saat dry ice menerima panas udara atau zat lain dengan
suhu ruang, maka dry ice tidak mencair namun akan langsung menguap.
Kalor yang diterima digunakan untuk mengubah wujudnya menjadi uap.
Karbondioksida padat ini dikenal sebagai es kering karena uap yang
dihasilkan tidak menyebabkan tempat menjadi basah. Secara singkat dry ice
adalah karbondioksida dalam bentuk padat dengan suhu yang sangat rendah
dan akan langsung menjadi uap ketika menerima kalor. Peristiwa ini disebut
menyublim sehingga dry ice untuk pertunjukan merupakan contoh aplikasi
dari perubahan wujud menyublim.
D. Setrika Listrik
Setrika merupakan salah satu peralatan yang sangat dibutuhkan oleh semua
orang. Setrika digunakan untuk menghaluskan pakaian kering setelah
pencucian. Menurut anda, tanpa dihubungkan dengan sumber listrik, apakah
setrika listrik dapat menghaluskan pakaian?. Tentu tidak. Kain tidak dapat
menjadi halus dengan menggunakan setrika dingin. Kain tersusun oleh
146 146
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Itulah sebabnya mengapa kalor pada setrika merupakan salah satu faktor
yang dibutuhkan untuk melicinkan pakaian. Dari manakah kalor ini berasal?.
Setrika listrik memanfaatkan perubahan energi listrik menjadi energi panas.
Salah satu komponen untuk dapat mengalirkan energi panas/kalor adalah
elemen pemanas. Elemen pemanas ini adalah media penghantar kalor. Secara
berurutan, arus listrik mengalir dari sumber tegangan menuju saklar bimetal.
Pada sistim saklar bimetal, ketika kedua logam tersebut kontak, maka arus
akan terus mengalir menuju elemen pemanas yang terdiri dari lilitan kawat.
Setelah elemen pemanas ini memiliki energi panas, maka selanjutnya energi
panas tersebut dialirkan menuju alas setrika. Perpindahan kalor inilah yang
147 147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
148 148
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
SOAL-SOAL USBN
149 149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Identifikasi
Level Kognitif : C2 (Pemahaman)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.2 Menjelaskan jenis dan macam-macam skala te
Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Analisis)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.10 Menentukan hasil konversi berbagai skala ter
150 150
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Ditanyakan : t E=?
Materi yang dibutuhkan : Konversi Suhu
Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Analisis)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.11 Menganalisis penerapan konsep pemua
kehidupan sehari-hari
Ditanyakan : L
Materi yang dibutuhkan : Kalor
151 15115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. 0,08 cm2
B. 0,16 cm2
C. 0,24 cm2
D. 0,36 cm2
E. 0,64 cm2
Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Analisis)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.11 Menganalisis penerapan konsep pemuaian za
kehidupan sehari-hari
152 15215
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Diketahui : V meningkat
Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Penalaran)
Indikator yang : 3.11.13 Menganalisis pengaruh kalor terhadap zat
bersesuaian
Diketahui : Kalor Jenis:
Aluminium= 900 J/kgoC
Tungsten = 134 J/kgoC Tembaga = 386
J/kg C Perak
o = 236 J/kgoC
153 15315
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
154 15415
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Penalaran)
Indikator yang : 3.11.12 Mengaplikasikan konsep kalor dalam p
bersesuaian besaran kalor secara tak langsung
Diketahui : Diket:
c = 0,11 kal/goC
m lepas = 50 g
m terima = 75 g
T c = 40 g
T rendah = 20 g
Ditanyakan : T tinggi = ?
Materi yang dibutuhkan : Kalor
Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Penalaran)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.20 Menganalisis proses perpindahan kalor dala
sehari-hari
Diketahui : Suhu meningkat dari 273 K menjadi 279 K
Ditanyakan : Kondisi Air
155 15515
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
156 15615
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari tiga aktivitas yang
berkaitan dengan materi: 1) Suhu dan pemuaian, 2) Kalor dan perubahan
wujud zat, dan 3) Perpindahan kalor. Pada aktivitas pembelajaran unit ini
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (DL) pada aktivitas
pembelajaran 1 dan 2 serta model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada aktivitas pembelajaran 3.
157 15715
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran 1
158 15815
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
159 15915
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengungkapkan permasalahan atau memberikan pertanyaan terkait
suhu dan pemuaian. Dengan pertanyaan siswa, guru dapat memandu
peserta didik yang lain untuk menjawab dan memberikan solusi.
Alternatif lain, guru dapat pula memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang merangsang peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi dalam
menjawabnya. Pertanyaan yang diharapkan diantaranya:
160 16016
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Pemuaian
Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Pada
kegiatan pengumpulan data ini, guru membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD). Pada aktivitas 1, terdapat 4 (empat) LKPD. 1 (satu) LKPD
untuk pengukuran suhu dan 3 (tiga) LKPD penyelidikan tentang
pemuaian. Guru menggunakan LKPD 1.1 dan dapat memilih salah satu
dari 3 (tiga) LKPD pemuaian atau menggunakan ketiga LKPD pemuaian
tersebut. Pada Kompetensi Dasar (KD) ini menuntut adanya analisis
sehingga peserta didik dapat memilih jenis pemuaian untuk kebutuhan
sehari-hari. Hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
161 16116
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
dengan panduan LKPD 1.3 dan 1.4. Peserta didik diharapkan dapat
mengamati dan mengukur peristiwa pemuaian ini. Pada tahap ini,
162 16216
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Pada tahap data processing ini, peserta didik berdiskusi dalam kelompok
untuk menyempurnakan penulisan data hasil percobaan, berdiskusi
dalam analisis data, evaluasi hasil analisis, dan menjawab pertanyaan
dalam LKPD. Peserta didik berdiskusi tentang:
5. Pembuktian (Verification);
163 16316
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran 2
164 16416
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
suhu hingga mencapai suhu yang diinginkan, maka aktivitas 2 dengan materi
kalor sangat penting untuk diberikan.
Materi suhu dan kalor memiliki korelasi yang sangat erat dengan materi
tentang perubahan zat diantaranya adalah perubahan wujud zat. Pemberian
kalor pada zat digunakan untuk dua kemungkinan yaitu untuk meningkatkan
suhu zat atau untuk mengubah wujud benda. Berdasarkan hal tersebut, maka
pada aktivitas 2 ini, selain belajar tentang kalor, peserta didik belajar tentang
perubahan wujud zat.
Dari aktivitas pembelajaran ke-2 ini, peserta didik diharapkan akan mencapai
indikator pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.
165 16516
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
1. Stimulation (stimulasi);
Pada aktivitas 2 ini, peserta didik belajar tentang materi kalor dan
perubahan wujud zat. Guru memberikan stimulasi dengan tayangan:
Pada saat seorang ibu merebus air secara terus menerus hingga air
hampir habis, amati apa yang terjadi?.
166 16616
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
maka guru dapat memberikan pertanyaan agar siswa kreatif dan aktif
dalam mencari solusi permasalahan dan jawaban.
167 16716
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
5. Verification (pembuktian);
Secara berlompok, peserta didik memastikan hasil dari diskusi
kelompoknya. Peserta didik mempresentasikan hasil percobaan dan hasil
evaluasinya. Guru menilai kemampuan siswa berkomunikasi lisan dan
tulisan baik perorangan maupun kelompok
168 16816
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran 3
169 16916
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Pada tahap orientasi peserta didik pada masalah, guru dapat memandu
agar penetapan permasalahan adalah sama untuk seluruh kelompok agar
ide penyelesaian dapat saling melengkapi untuk menjawab
permasalahan yang sama sehingga menghasilkan kesimpulan yang utuh.
170 17017
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
171 17117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
Mengukur suhu dengan termometer
C. Cara Kerja
1. Cek termometer. Pastikan masih dapat berfungsi dengan baik.
2. Pastikan ujung bawah termometer dalam keadaan bersih. Bersihkan
ujung bawah termometer apabila belum bersih.
3. Masukkan air kran ke dalam gelas beker
4. Masukkan ujung bawah termometer seperti pada gambar. Tunggu
hingga beberapa saat, kemudian baca skala termometer dengan posisi
mata tegak lurus dengan termometer.
5. Dapat dilakukan pengulangan beberapa kali
172 17217
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
E. Kesimpulan
173 17317
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menyelidiki pemuaian panjang.
C. Cara Kerja
1. Ukurlah panjang dan suhu dari masing-masing logam (Lo) sebelum
dipanaskan. Catat hasilnya pada tabel!
2. Pasanglah logam yang berbeda jenistersebut pada alat
Musschenbroek seperti pada gambar di bawah ini!.
3. Aturlah kedudukan jarum agar menunjukkan skala yang sama!
4. Nyalakan spiritus pada rangkaian Musschenbroek selama minimal
10 menit.
174 17417
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
D. Bahan Diskusi
Apakah skala yang ditunjukkan oleh setiap jarum sama? Analisis
penyebabnya mengapa bisa demikian?
E. Kesimpulan
175 17517
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
1. Susunlah alat dan bahan seperti pada gambar di atas!. Buatlah tutup
gabus sedemikian sehingga gabus dapat menutup mulut botol
dengan rapat.
2. Beri lubang pada bagian tengah gabus hingga sedotan minuman
dapat melalui tutup gabus.
3. Isi botol dengan air yang telah diberi warna, kemudian tutup rapat
botol dengan gabus.
176 17617
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
D. Bahan Diskusi
Amati air dalam sedotan, apabila air dalam sedotan terlihat naik ke atas.
Analisis peristiwa tersebut dengan konsep pemuaian volume.
E. Kesimpulan
177 17717
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
C. Cara Kerja
D. Bahan Diskusi
Mengapa bisa terjadi demikian?. Analisis dengan prinsip pemuaian!
E. Kesimpulan
178 17817
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
C. Cara Kerja
179 17917
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Menit ke- 0 1 2 3 4 5 6
Suhu (oC)
Volume
D. Bahan Diskusi
E. Kesimpulan
180 18018
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
e. Es b. Baskom
c. Air
C. Cara Kerja
Percobaan 1
a. Nyalakan lilin dengan korek api
b. Amati perubahan wujud lilin ketika menerima kalor
Percobaan 2
a. Masukkan es dalam gelas beker
b. Panaskan gelas beker dengan lampu spiritus
c. Amati proses perubahan wujudnya hingga seluruh es menjadi air
Percobaan 3
a. Lanjutkan kegiatan percobaan 1
b. Tetap panaskan gelas beker percobaan 2
181 18118
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
D. Bahan Diskusi
Percobaan 1
a. Proses perubahan wujud apa yang terjadi pada percobaan 1
Gambarkan diagram wujud zat awal dan akhir!
b. Analisis dengan konsep perubahan wujud!
Percobaan 2
a. Proses perubahan wujud apa yang terjadi pada percobaan 2
Gambarkan diagram wujud zat awal dan akhir!
b. Analisis dengan konsep perubahan wujud!
Percobaan 3
a. Proses perubahan wujud apa yang terjadi pada percobaan 3
Gambarkan diagram wujud zat awal dan akhir!
b. Analisis dengan konsep perubahan wujud!
Percobaan 4
a. Proses perubahan wujud apa yang terjadi pada percobaan 4
Gambarkan diagram wujud zat awal dan akhir!
b. Analisis dengan konsep perubahan wujud!
182 18218
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
E. Kesimpulan
183 18318
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
1. Lilin
2. Korek Api
3. Sendok/Paku/Batang Besi/Kawat
C. Cara Kerja
1. Nyalakan lilin
2. Panaskan ujung Sendok/Paku/Batang Besi/Kawat di atas lilin
3. Amati apa yang terjadi? Apa yang anda rasakan?
D. Bahan Diskusi
184 18418
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
E.
185 18518
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
1. Bejana
2. Bunsen
3. Korek Api
4. Air
C. Cara Kerja
1. Nyalakan bunsen
2. Panaskan air dalam bejana
3. Amati apa yang terjadi? Apa yang anda rasakan?
4. Gambarkan arus perpindahan molekul dan panasnya
D. Bahan Diskusi
186 18618
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
E.
187 18718
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
C. Cara Kerja
D. Bahan Diskusi
188 18818
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
E.
189 18918
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. Tujuan
C. Cara Kerja
190 19019
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A1 A2
Suhu
D. Bahan Diskusi
Tuliskan apa yang anda peroleh dari kegiatan ini dan analisis hasil
beserta faktor penyebabnya.
E. Kesimpulan
191 19119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
C. Bahan Bacaan
Suhu
Pada malam hari, tubuh sering merasakan dingin. Pada saat siang hari yang
terik, tubuh merasakan panas. Apabila menyentuh api, kulit akan merasakan
panas dan pada saat menyentuh es kulit merasakan dingin. Dengan kondisi
tersebut, dalam fikiran timbul pertanyaan, apakah tubuh atau kulit dapat
dijadikan sebagai alat pengukur panas dinginnya zat?. Tentu tidak. Sebagai
pembuktian sederhana, cobalah lakukan percobaan berikut!
Pada gambar 5, tiga bejana, diisi dengan air yang tingkat derajat panasnya
berbeda. Bejana A diisi dengan air dingin (air es), bejana B diisi dengan air
biasa dan bejana C diisi dengan air hangat. Celupkan tangan kanan ke bejana
A yang berisi air es dan tangan kiri ke bejana C yang berisi air hangat selama
beberapa saat, kemudian celupkan kedua tangan ke bejana B yang berisi air
biasa. Dari percobaan ini, tangan kanan akan merasakan air di bejana B
hangat dan tangan kiri akan merasakan air di bejana B dingin. Ukuran atau
derajat panas dingin zat tersebut disebut sebagai suhu. Untuk air yang sama,
anggota tubuh merasakan suhu yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa
anggota tubuh atau panca indera bukan pengukur suhu yang baik.
192 19219
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Termometer
2. Alkohol - 114 s/d 78 Volume zat cair bertambah jika dipanaskan dan s
3. Hambatan platina - 200 s/d 1200 Hambatan listrik pada seutas kawat logam akan
dipanaskan
4. Termokopel -250 s/d 1500 Perbedaan pemuaian antara dua logam
berbeda yang ujungnya disentuhkan akan men
gerak listrik
5. Gas volum konstan -270 s/d 1500 Gas yang dihasilkan pada volume tetap mengakibatk
bertambahnya tekanan
6. Pyrometer di atas 1000 Intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
benda yang sangat panas
193 19319
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
194 19419
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Skala Termometer
Skala adalah garis atau titik berderet yang memiliki jarak sama dan
digunakan sebagai acuan hasil pengukuran. Skala suhu pada termometer
dapat dibuat dengan cara menetapkan dua suhu atas dan bawah yang
dinamakan titik tetap atas dan titik tetap bawah.
a. Skala Celcius
Titik tetap atas termometer skala Celcius menggunakan suhu air murni
yang sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer, yaitu sebesar 100 oC.
Adapun titik tetap bawah didasarkan pada suhu air murni yang sedang
membeku pada tekanan udara 1 atmosfer, yaitu sebesar 0oC.
b. Skala Kelvin
Titik tetap bawah termometer skala kelvin adalah 273 K dan titik tetap
atasnya adalah 373 K. Skala kelvin ditetapkan sebagai standar satuan
suhu.
c. Skala Fahrenheit
Titik tetap bawah termometer skala fahrenheit menggunakan campuran
es dan garam dengan nilai 32 oF. Titik tetap atas menggunakan suhu air
yang mendidih yang bernilai 212 oF.
d. Skala Reamur
Titik tetap bawah skala reamur berdasarkan titik lebur es dan diberi
angka 0. Titiki tetap atas berdasarkan titik didih air dan diberi angka 80.
Skala pada masing-masing termometer dapat dilihat pada gambar 6 di
bawah ini.
195 19519
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
196 19619
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A D titik
B E
C F titik
Persamaan konversi antara termometer satu dengan yang lain adalah sebagai
berikut.
A B D E
AC DF
Contoh Soal
Suatu zat cair dipanaskan dan menunjukkan nilai 176 oF. Termometer Y
menetapkan titik beku air adalah 40 oY dan titik didih air adalah 140 oY.
Apabila termometer Y digunakan untuk mengukur suhu zat cair tersebut,
berapakah nilai yang ditunjukkan?
197 19719
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A B D E
AC DF
Pemuaian
Suhu dapat mempengaruhi keadaan zuatu zat. Pemuaian adalah salah satu
contoh pengaruh suhu terhadap zat. Apabila menerima kalor, maka zat akan
memuai. Besar pemuaian dipengaruhi oleh jenis benda, ukuran mula-mula,
dan perubahan suhunya. Dalam kehidupan sehari-hari, contoh pemuaian
dapat dilihat pada pemuaian kaca jendela saat siang hari yang terik.
Berdasarkan hal tersebut, pemuaian dapat didefinisikan sebagai
pertambahan jarak antar molekul zat karena dipanaskan. Pertambahan jarak
antar molekul zat ini mengakibatkan pertambahan ukuran.
1) Pemuaian panjang
Pemuaian panjang terjadi pada zat padat dengan asumsi bahwa zat padat
hanya satu dimensi. Apabila sepotong logam yang panjangnya Lo
dipanaskan, maka akan bertambah panjang sebesar L, seperti yang
ditunjukkan gambar 8 berikut.
198 19819
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Hal ini berarti bahwa logam hanya mengalami pemuaian panjang. Sedangkan,
pemuaian untuk penampangnya diabaikan, karena ukurannya yang kecil.
Alat yang digunakan untuk menyelidiki adanya pemuaian logam adalah
Musschenbroek.
L LoT
Lt = L0 + ∆L
Lt = L0 (1+ α . ∆T)
Keterangan:
= koefisien muai panjang (1/K)
Lo = panjang benda mula-mula (m)
Lt = panjang akhir benda (m)
∆L = pertambahan panjang benda (m)
∆T = perubahan suhu benda (m)
199 19919
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Contoh Soal
Sepotong kawat yang berbahan baja yang memiliki panjang mula-mula 1
meter dipanaskan dari suhu 30 oC menjadi 130 oC. Berapakah besar
pemuaian panjang yang dialami kawat tersebut? (α = 11 x 10 -6 /K)
Pembahasan
Diketahui : Lo =1m
∆T = T2 – T1 = 130 – 30 = 100 oC
Α = 11 x 10-6 /K
Ditanya: ∆L
Penyelesaian:
L Lo T
6
L 11110 100
4
L 1110 m
200 20020
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
2) Pemuaian luas
A0
T
A0
A
At = A0 + ∆A
At = A0 (1+ β . ∆T)
Keterangan:
= koefisien muai luas (1/K)
A0 = luas mula-mula (m2)
At = luas akhir (m2)
201 20120
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
2
Contoh Soal
Sebuah lempengan aluminium memiliki luas 4 m2 dipanaskan hingga
mengalami peningkatan suhu sebesar 40oC dari temperatur awal.
Berapakah luas lempengan setelah dipanaskan? ( αaluminium = 2,4 x 10-5)
Diketahui : Ao = 4 m2
∆T = 40 oC
= 2α = 2 x 2,4 x 10-5 = 4,8 x 10-5 /K
Ditanya : At
Jawab : At = A0 (1+ β . ∆T)
At = 4 (1+ 4,8 x 10-5 x . 40)
At = 4 (1,92 x 10-3)
At = 4,00768 m2
3) Pemuaian ruang/volume
202 20220
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Vt = V0 + ∆V
Vt = V0 (1+ γ. ∆T)
Keterangan:
= koefisien muai volume ( 0C-1 atau K-1)
V0 = volume mula-mula (m3).
Vt = volume akhir (m3)
∆T = perubahan suhu (0 C atau K)
203 20320
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Contoh Soal
Zat cair akan memuai jika dipanaskan. Zat cair hanya mempunyai muai
volume sehingga apabila dipanaskan maka volumenya akan bertambah.
Pemuaian volume zat cair lebih besar dari pada zat padat karena molekul zat
cair lebih bebas dari pada zat padat.
Sifat pemuaian zat cair inilah yang kita gunakan untuk mengukur suhu benda
dengan termometer.
204 20420
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Alkohol 0,001
Benzene 0,0012
Kloroform 0,0012
Eter 0,0016
Gliserin 0,0005
Raksa 0,0001
Terpentin 0,0009
Gelas 0,0000
Air 0,0002
Molekul zat cair lebih bebas dibandingkan molekul zat padat, maka pemuaian
pada zat cair harus lebih besar daripada zat padat. Sifat pemuaian zat cair
inilah yang kita gunakan untuk mengukur suhu benda dengan termometer.
Pada zat cair terdapat pemuaian nyata, pemuaian tampak, dan pemuaian
bejana. Gambar di bawah ini menunjukkan suatu bejana berisi zat cair.
Ketinggian zat cair mula-mula adalah A. Setelah zat cair dipanaskan ,
ketinggian permukaan zat cair turun menjadi ke B, kemudian naik ke C. Perlu
dijelaskan bahwa penurunan permukaan dari A ke B bukan disebabkan oleh
penyusutan zat cair, akan tetapi penurunan ini terjadi karena pemuaian yang
dialami bejana sehingga volum benda bertambah. Ketika zat cair dipanaskan
terus menerus dan menjadi panas, maka akan ditunjukkan bahwa pemuaian
zat cair lebih besar daripada pemuaian zat padat. Dari uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pemuaian nyata dari zat cair lebih besar dari pemuaian
yang tampak. Pemuaian tampak merupakan kenaikan ketinggian permukaan
205 20520
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
= tampak + bejana
Pemuaian volume zat cair lebih besar dari pemuaian wadahnya. Berdasarkan
hal tersebut maka terdapat 2 pemuaian yang terjadi yaitu pemuaian tempat
zat cair dan pemuaian zat cair itu sendiri.
Gas pada suatu ruang tertutup memiliki besaran yang dapat diukur secara
langsung. Salah satu besaran yang dapat diukur adalah volumenya. Apabila
gas dipanaskan, gas hanya mempunyai koefesien muai volume saja. Besar
koefesien tersebut sama untuk semua jenis gas. Terdapat tiga besaran yang
berpengaruh pada pemuaian gas yaitu tekanan (P), volume (V), dan suhu gas
206 20620
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
(T). Untuk menentukan korelasi antara besaran satu dengan besaran yang
lain, maka dua besaran harus diubah dan satu besaran dibuat tetap.
Pada gas dengan tekanan rendah yang dibuat tetap, hasil bagi antara volume
dan suhunya selalu konstan.
V1 V 2
T1 T 2
atau
Hukum Gay Lussac menyatakan bahwa apabila gas dipanaskan pada tekanan
dan suhu berubah namun volume tetap maka dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut.
207 20720
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
atau
Gas ideal adalah gas yang tidak memiliki kecenderungan mencair, meskipun
pada suhu gas rendah. Gas ideal memenuhi hukum-hukum gas gabungan dari
Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac. Dari gabungan hukum-hukum tersebut
akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
P1 .V1 P2 .V2
T1 T2
atau
P = tekanan (N/m2)
V = volum (m3)
T = suhu/temperatur (K)
Semua jenis gas memiliki nilai koefisien muai volume yang sama, yaitu
-1
1
K . Pemuaian gas dimanfaatkan untuk membuat termometer gas,
2
yaitu termometer yang digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
Termometer gas helium pada tekanan rendah mampu mengukur suhu hingga
–250 oC. Bahan pengisi termometer gas adalah hidrogen, nitrogen, dan
helium.
208 20820
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Anomali air
Pada umumnya benda memuai apabila dipanaskan. Hal tersebut tidak terjadi
pada air di rentang suhu 0oC - 4oC. Pada rentang suhu ini, air akan menyusut
ketika dipanaskan. Setelah melewati suhu 4oC, air akan bersifat normal yaitu
memuai ketika dipanaskan.
Keanehan perilaku air pada rentang suhu 0oC - 4oC disebut anomali air. Zat
lain yang memiliki sifat anomali seperti air adalah bismuth dan parafin.
Pada kehidupan sehari-hari, sifat anomali air terjadi pada kehidupan hewan
dan tumbuhan dalam danau air selama musim dingin. Pada saat air di dalam
danau di bawah 4oC, pertambahan volume air karena pemuaian berpengaruh
pada semakin menurunnya massa jenis air. Air dalam danau yang memiliki
massa jenis yang lebih kecil bergerak ke permukaan danau dan air yang
memiliki massa jenis yang besar dengan suhu 4 oC menempati dasar telaga.
209 20920
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Kalor
Kalor memiliki pengertian yang berbeda dengan suhu. Suhu adalah derajat
panas suatu benda, sedangkan kalor adalah bentuk energi yang berpindah
dari obyek yang memiliki suhu tinggi menuju obyek yang memiliki suhu
rendah. Dalam Satuan Internasional, kalor memiliki satuan Joule (J), dalam
satuan yang lain kalor dapat juga memiliki satuan kalori (kal).
210 21021
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Gambar 14 di atas menunjukkan dua bejana A dan B diisi zat cair dengan
jenis yang sama. Suhu awal dan akhir pemanasan yang diberikan pada kedua
bejana sama sehingga perubahan suhunya bernilai sama. Massa zat cair pada
dua bejana tersebut berbeda. Massa zat cair pada bejana B lebih besar dari
massa zat cair pada bejana A. Untuk memperoleh suhu akhir yang sama,
bejana B memerlukan lebih banyak kalor dibanding bejana A. Hal tersebut
disebabkan zat cair pada bejana B memiliki massa yang lebih besar dibanding
massa zat cair pada bejana A. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
“Semakin besar jumlah massa benda, maka semakin besar kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhunya”, atau secara matematis: Qm
211 21121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Pada gambar 15 menunjukkan dua bejana A dan B diisi zat cair yang sejenis.
Massa zat cair pada bejana A an B adalah sama. Apabila suhu awal zat cair
pada bejana A dan B adalah sama, namun suhu akhirnya berbeda, maka
diperlukan kalor yang lebih besar pada bejana B dibandingkan bejana A. Hal
tersebut disebabkan perubahan suhu pada bejana B lebih besar daripada
bejana A. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa “Semakin besar
perubahan suhu benda, maka semakin besar kalor yang diperlukan”, atau
secara matematis: Q T
Gambar 16 menunjukkan bahwa dua bejana A dan B diisi zat cair yang
berbeda jenisnya. Kalor jenis bejana B lebih besar daripada kalor jenis pada
bejana A. Massa dan perubahan suhu pada kedua bejana tersebut adalah
sama. Dengan percobaan tersebut, untuk mencapai suhu yang sama,
diperlukan jumlah kalor yang lebih banyak untuk zat cair pada bejana B
karena kalor jenis zat cair lebih besar. Dapat disimpulkan bahwa “
Semakin besar kalor jenis suatu benda, maka semakin besar kalor yang
diperlukan”
212 21221
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Q = m. c. T
Keterangan:
Q = kalor (J)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg.K)
T = perubahan suhu (K)
Zat terbagi menjadi tiga wujud yaitu zat padat, zat cair, dan zat gas.
Berdasarkan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, zat tersebut dapat
mengalami perubahan wujud karena menyerap atau melepas kalor. Kalor
yang diserap benda digunakan untuk dua kemungkinan yaitu untuk
menaikkan suhu atau mengubah wujud benda. Benda yang menyerap kalor,
suhunya akan naik atau wujudnya berubah. Benda yang melepas kalor,
suhunya akan turun atau wujudnya berubah.
Untuk perubahan suhu, besarnya kalor yang diserap atau dilepas dirumuskan
sebagai berikut.
Q m.c.T
Keterangan:
Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan
untuk menaikkan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat sebesar 1 K
atau 1 oC.
213 21321
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan
untuk menaikkan atau menurunkan suhu benda sebesar 1 K atau 1 oC. Secara
matematis kapasitas kalor dirumuskan sebagai berikut.
Q
C m.c
T
Keterangan:
C = kapasitas kalor ( )
Q = besarnya kalor yang diserap atau dilepas (J)
m = massa benda (kg)
∆T = perubahan suhu (K)
Zat yang terus menerus diberikan atau diambil kalornya akan mengalami
perubahan wujud. Perubahan wujud zat tersebut dapat dilihat pada gambar
17.
214 21421
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Q m.L
Keterangan:
Kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk
berubah wujud. Tabel 6 menunjukkan tabel kalor laten dan kalor jenis
beberapa zat.
215 21521
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Zat menyerap kalor selama proses pemanasan. Semakin lama zat dipanaskan,
semakin banyak kalor yang diserap. Sebagai contoh adalah pada grafik
pemanasan berikut.
Oleh karena itu, pada proses perubahan es menjadi uap air akan
membutuhkan kalor sebanyak :
QTotal Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Azas Black adalah hukum kekekalan energi pada proses pertukaran kalor
dalam sistem terisolasi. Apabila suatu zat dengan berbagai suhu yang
berbeda dicampur dan perpindahan kalor terjadi pada zat-zat tersebut, maka
kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Dengan menggunakan
216 21621
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Kalorimeter, kita dapat mengukur jumlah kalor yang dilepas atau diterima
oleh dua atau lebih benda yang dicampur.
Proses tersebut di atas bermakna bahwa “Jumlah kalor yang diserap oleh
suatu benda sama dengan jumlah kalor yang dilepas oleh benda lain yang
menyentuhnya”. Pernyataan tersebut disebut dengan hukum kekekalan
energi atau azas Black. Hukum kekekalan energi kalor atau Azas Black
tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.
217 21721
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Qlepas = Qterima
Qlepas Qserap ,
atau
Qlepas Q terim a
QA QB
m A c A TA mB cB TB
m A c A TA TC mB cB TC TB
Keterangan :
Qlepas = kalor yang dilepaskan (J)
Qterima = kalor yang diterima (J)
mA = massa zat A (kg)
mB = massa zat B (kg)
cA = kalor jenis zat A (J/kg K)
cB = kalor jenis zat B (J/kg K)
TA = suhu awal zat A (K)
TB = suhu awal zat B (K)
TC = suhu awal zat C (K)
Hukum kekekalan energi hanya berlaku untuk sistem tertutup yang artinya
bahwa dua zat dicampurkan tanpa adanya pengaruh dari lingkungan. Untuk
melakukan pencampuran yang tertutup menggunakan kalorimeter.
Perpindahan Kalor
Konduksi
218 21821
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
cepat dan menumbuk molekul yang bergetar lebih lambat. Terjadi transfer
energi pada molekul-molekul tersebut. Perpindahan kalor melalui suatu
benda akibat interaksi antar molekul penyusun zat tersebut disebut dengan
konduksi. Contohnya: sendok logam yang ujungnya digunakan untuk
mengaduk makanan yang sedang dipanaskan, beberapa saat kemudian ujung
yang lain akan menjadi panas pula. Pada proses ini molekul-molekul zat tidak
berpindah.
Salah satu ujung batang logam P diberi kalor dari sumber energi panas, maka
beberapa saat kemudian ujung logam Q menjadi panas. Pada saat
dipanaskan, atom-atom logam P mendapat energi sehingga atom-atom ini
bergetar, menumbuk serta memberikan sebagian energi panasnya kepada
atom-atom di sekitarnya. Atom-atom yang ditumbuk bergetar, menumbuk
dan memberikan energi panasnya kepada atom-atom berikutnya dan
demikian seterusnya sampai pada atom-atom ujung Q.
219 21921
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
H
Q
kA
T p a na s
T ding in
t l
Keterangan:
H = kalor yang dipindahkan tiap detik (watt)
∆Q = banyak kalor yang dihantarkan (joule)
∆t = waktu (s)
k = konduktivitas termal (J/s.m.K)
A = luas penampang (m2)
l = panjang medium hantar (m)
220 22022
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
221 22122
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Konveksi
Konveksi alamiah
222 22222
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Konveksi paksa
Konveksi paksa terjadi apabila fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan
ke tujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Contoh konveksi
paksa adalah pada sistem pendingin mesin mobil. Sistem pendingin ini dibuat
untuk memindahkan panas dari mesin ke udara bebas.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju kalor konveksi. Laju kalor
ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida sekitarnya secara
konveksi adalah sebanding dengan luas permukaan benda yang bersentuhan
dengan fluida dan beda suhu antara fluida dan benda. Secara matematis,
dapat dituliskan dengan persamaan:
Q
H= = h. A. T
t
Keterangan:
H = kelajuan konveksi (watt)
h = koefisien konveksi termal (W/m2.K)
H = kalor yang dipindahkan tiap detik (watt)
∆Q = banyak kalor yang dihantarkan (joule)
∆t = waktu (s)
h = koevisien konveksi (W/m2.K)
A = luas penampang (m2)
223 22322
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Radiasi
Beberapa permukaan zat menyerap kalor radiasi lebih baik dari permukaan
lainnya. Warna hitam adalah penyerap dan pemancar kalor radiasi yang baik.
Sedangkan warna putih adalah penyerap dan pemancar kalor yang buruk.
Sebuah benda yang menyerap dan memancarkan semua radiasi gelombang
elektromagnet disebut benda hitam.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju kalor radiasi. Pada tahun
1879 Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang dipancarkan
benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya total itu sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Lima tahun kemudian Ludwig
Boltzmann menurunkan hubungan yang sama. Persamaan yang didapat dari
hubungan ini disebut sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang berbunyi
“energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam dalam bentuk radiasi
kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu.” Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut.
224 22422
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Q 4
P AT ; berlaku untuk benda hitam
t
Keterangan:
P = energi yang dipindahkan tiap detik (Watt)
∆Q = banyak kalor yang dihantarkan (Joule)
∆t = waktu (s)
σ = konstanta Stefan-Boltzman = 5,67 x 10-8 W/m2.K4
T = suhu (K)
Q 4
P eAT
t
225 22522
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
kembali olehn kaca. Kalor radiasi cahaya yang masuk ke kaca diserap oleh
tanaman dan tanah di dalam rumah kaca sehingga menjadi hangat.
Sedangkan panel surya adalah perangkat yang terdiri atas wadah logam
berongga yang dicat hitam dengan panel depan terbuat dari kaca. Berikut
adalah gambar dari cara kerja panel surya.
Contoh Soal
Suatu benda memiliki luas permukaan 1,4 m2 dan koefesien emisivitas 0,85.
Benda tersebut memiliki suhu 37oC dan berada dalam ruangan yang bersuhu
20oC. Hitunglah jumlah kalor yang diradiasikan dalam 1 menit?
Pembahasan
Diketahui :
e = 0,85
σ = 5,67 x 10-8 W/m2.K4
A = 1,4 m2
Tbenda = 37 + 273 = 310 K
Truang = 20 + 273 = 293 K
226 22622
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Jawab:
4
P eAT .t
8 4 4 4
p 0,85x5,67 x10 x1,4x10 x(310 293 ).60
P 7550,87 J
227 22722
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
PENGEMBANGAN PENILAIAN
A. Pembahasan Soal-soal
Berikut adalah soal-soal USBN dari KD. 3.11 Menganalisis proses pemuaian,
perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor.
A. 40 F
B. 72 F
C. 75,6 F
D. 104 F
E. 122 F
Kunci Jawaban: E. 122 oF
Diket: C = 50C
Ditanya: 50C = ... F
228 22822
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Penyelesaian: F=
F = x 50 + 32
F = 90 + 32
F = 122 o F
Diket:
Data Beberapa Sifat-Sifat Alkohol
Ditanya:
Data yang menunjukkan sifat benar?
Penyelesaian:
Analisis alkohol sebagai pengisi termometer adalah bahwa alkohol
memiliki harga yang murah. Alkohol mudah memuai dan menyesuaikan
dengan kondisi suhu lingkungan sehingga dapat mengukur suhu dengan
teliti. Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah. Alkohol tidak
229 22922
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Diketahui:
TTB = 40˚E
TTA = 240˚E
C = 140 oC
Ditanya:
E=?
Penyelesaian:
E = 320 oE
230 23023
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Diketahui:
lo=600 m
Δt=40-10=30°C
α=0,000011/°C
Ditanya:
Δl=...?
Penyelesaian:
lt=lo(1+α Δt)
=600(1+0,000011 x 30)
=600(1+0,00033)
=600(1,00033)
=600,198 m
Δl=lt-lo
=600,198-600
=0,198 m
231 23123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
A. 0,08 cm2
B. 0,16 cm2
C. 0,24 cm2
D. 0,36 cm2
E. 0,64 cm2
Diketahui :
Ao = (40)(20) = 800 cm2
α = 10-5 oC-1
β = 2α = 2 10-5 oC-1
ΔT = 60oC – 20oC = 40oC
Ditanya :
ΔA pada suhu 60oC = ?
Penyelesaian:
Rumus pemuaian luas :
ΔA = β Ao ΔT
ΔA = (2 x 10-5)(800)(40) = 0,64 cm
232 23223
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Diketahui:
Ditanya:
Faktor yang berbanding dengan peningkatan volume udara
Penyelesaian:
Dari salah satu contoh kegiatan percobaan, apabila balon pada tutup botol
diberikan kalor atau tidak diberikan kalor akan dapat memberikan hasil
analisis sebagai berikut: suhu awal tanpa diikuti peningkatan kalor tidak
akan mempengaruhi peningkatan volume udara. Suhu akhir tanpa adanya
perbedaan yang besar dari suhu awalnya juga tidak akan menjadikan
volume udara meningkat dengan tajam. Volume awal tanpa ada
peningkatan jumlah kalor tidak akan meningkatkan meningkatkan volume
udara. Volume akhir tanpa adanya rentang yang besar dari besar volume
awal juga tidak akan meningkatkan volume udara. Akan tetapi kenaikan
suhu dipastikan dapat meningkatkan volume udara. Dari analisis ini, maka
faktor yang berpengaruh terhadap peninkatan volume udara adalah
kenaikan suhu sehingga pertambahan volumenya sebanding dengan
kenaikan suhu.
233 23323
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Keempat zat padat dengan massa yang sama diberi kalor juga dengan
jumlah yang sama. Maka urutan zat yang mengalami kenaikan suhu dari
tertinggi ke terendah adalah ....
A. Alumunium – tembaga – perak - tungsten
B. Tungsten – alumunium – tembaga – perak
C. Tungsten – perak – tembaga – alumunium
D. Perak – alumunium – tungsten – tembaga
E. Perak – tembaga – tungsten – alumunium
Kunci Jawaban : C
Diketahui:
Kalor Jenis Aluminium : 900 J/kgoC
Kalor Jenis Tungsten : 134 J/kgoC
Kalor Jenis Tembaga : 386 J/kgoC
Kalor Jenis Perak : 236 J/kgoC
Massa keempat zat padat adalah sama
Besar kalor adalah sama
Ditanya:
Urutan Kenaikan Suhu?
234 23423
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Penyelesaian:
Pada permasalahan di atas, diketahui bahwa massa dan kalor keempat zat
padat adalah sama. Berdasarkan hal tersebut, apabila diberikan kalor, maka
semakin kecil kalor jenis zat akan menyebabkan semakin besar kenaikan
suhu, sehingga urutan kenaikan suhu dari tertinggi ke terendah sebanding
dengan urutan kalor jenis dari terkecil ke yang terbesar. Urutan kalor jenis
logam dari yang terkecil ke yang terbesar adalah sebagai berikut:
1. Kalor Jenis Tungsten : 134 J/kgoC
2. Kalor Jenis Perak : 236 J/kgoC
3. Kalor Jenis Tembaga : 386 J/kgoC
4. Kalor Jenis Aluminium : 900 J/kgoC
Sehingga jawabannya adalah C. Tungsten – perak – tembaga – alumunium
235 23523
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Diketahui:
Perubahan wujud zat :
1. Mengembun
2. Melebur
3. Membeku
4. Menguap
5. Mencair
6. Menyublim
7. Mengkristal/deposisi
Ditanya:
Peristiwa yang membutuhkan kalor?
Penyelesaian:
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu memerinci proses dan
faktor yang dibutuhkan dalam perubahan wujud.
1. Mengembun
Pengembunan terjadi karena zat gas berubah menjadi zat cair.
Pengembunan terjadi apabila terdapat perubahan suhu dari suhu tinggi
menjadi lebih rendah. Perubahan tersebut terjadi karena energi panas
dalam molekul zat dilepaskan.
2. Melebur
Melebur adalah perubahan wujud zat padat menjadi cair. Pada saat
melebur, zat membutuhkan kalor meskipun tidak untuk menaikkan suhu.
3. Membeku
Membeku adalah perubahan wujud zat cair menjadi zat padat. Untuk
dapat membeku, maka zat cair harus melepaskan kalornya.
Pada peristiwa membeku, zat belum tentu mengalami penurunan suhu,
contohnya pada pembekuan lilin. Akan tetapi peristiwa membeku juga
236 23623
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
237 23723
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Diket:
c = 0,11 kal/goC
m lepas = 50 g
m terima = 75 g
T c = 40 g
T rendah = 20 g
Ditanya:
T tinggi = ?
Penyelesaian:
Q lepas = Q terima
m lepas . c. ∆t = m lepas . c. ∆t
m lepas . ∆t = m lepas . ∆t
50 (T-40) = 75 (40 – 20 )
50 T – 2000 = 1500
50 T = 1500 oC + 2000 oC
50 T = 3500 oC
T = 70 oC
Jawaban: A. 70 oC
238 23823
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Diketahui:
Peningkatan Suhu dari 273 K menjadi 279 K
Peningkatan suhu dari 0 oC menjadi 6 oC
Ditanyakan:
Kondisi Air
Penyelesaian:
Setiap benda memuai (volume bertambah) jika suhunya meningkat dan
menyusut (volume berkurang) jika suhunya berkurang. Kecuali air pada
suhu 0oC–4oC (mengikuti sifat anomali air). Karena suhu pada soal di atas
antara 0oC–6oC, maka volume benda akan meningkat
Jawaban. C. Volume bertambah.
239 23923
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.
240 24024
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
241 24124
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
242 24224
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
= 320x11,7 10-6x(15)
= 0,05616 m
243 24324
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
244 24424
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
KESIMPULAN
244 244
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
pembelajaran ini dan siap menghadapi USBN. Lebih dari itu, Saudara perlu
mengembangkan soal-soal pengetahuan pada level berpikir lebih tinggi.
Artinya, Saudara diminta menjadi fasilitator bagi peserta didik agar dapat
memecahkan soal-soal yang mengedepankan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Saudara perlu terus-menerus menyusun soal yang relevan dengan
indikator yang telah dikembangkan.
245 245
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
UMPAN BALIK
Krite
No Aspek
1 2
1 Memahami dengan baik semua indikator yang telah dikembangkan dalam unit
pembelajaran ini
2 Mampu menghubungkan konten/isi dengan masalah kehidupan sehari-hari
4 Memahami dengan baik urutan tahapan pada aktivitas pembelajaran yang disajikan
7 Mampu menuntaskan dengan baik lembar kerja peserta didik yang dikembangkan
Jumlah
Jumlah Total
246 246
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
70-79 Masih ada yang belum dipahami diantara konten/isi, cara membelajarkan, mengembangkan pen
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian unit pembelajaran ini yang
fasilitator atau teman lain di MGMP
247 247
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
24