Anda di halaman 1dari 121

\ 7.

J
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA

SUHU DAN KALOR


Penulis:
Siti Hanik Zubaidah, S.Pd., M.Pd.

Penyunting:
Dr. Eny Latifah, M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI 135


DAFTAR GAMBAR 137
DAFTAR TABEL 138
PENDAHULUAN 139
A. Target Kompetensi 140
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 141
APLIKASI DI DUNIA NYATA 143
A. Penggunaan Termometer sebagai Alat Ukur Suhu 143
B. Teknik Memompa Ban Mobil dengan Konsep Pemuaian 144
C. Dry Ice dalam Pertunjukan 145
D. Setrika Listrik 146
SOAL-SOAL USBN 149
BAHAN PEMBELAJARAN 157
A. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran 1
Aktivitas Pembelajaran 2
Aktivitas Pembelajaran 3
B. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kerja Peserta Didik 1
Lembar Kerja Peserta Didik 2
Lembar Kerja Peserta Didik 3
C. Bahan Bacaan
Suhu
Kalor
PENGEMBANGAN PENILAIAN 227
A. Pembahasan Soal-soal 227

135 135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

B. Mengembangkan Soal HOTS 239


KESIMPULAN 244
UMPAN BALIK 246

136 136
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Ilustrasi Pengecekan Suhu Badan ...............................................................143


Gambar 2. Pemompaan Ban Mobil ....................................................................................145
Gambar 3. Dry Ice dan Pemanfaatannya ........................................................................146
Gambar 4. Contoh Perpindahan Panas dari Setrika ke Kain.................................147
Gambar 5. Cara Uji Coba Suhu dengan Indera Peraba .............................................191
Gambar 6. Skala pada Termometer Reamur, Fahrenheit, Celcius, dan Kelvin
.................................................................................................................................................195
Gambar 7. Konversi Skala Termometer Sembarang.................................................196
Gambar 8. Pemuaian Panjang pada Benda Padat.......................................................198
Gambar 9. Pemuaian Luas pada Lempeng.....................................................................200
Gambar 10. Pemuaian Volume pada Balok ...................................................................202
Gambar 11. Peristiwa Pemuaian ........................................................................................205
Gambar 12. Anomali Air .........................................................................................................208
Gambar 13. Manfaat Anomali Air.......................................................................................209
Gambar 14. Pengaruh Massa terhadap Besar Kalor .................................................210
Gambar 15. Pengaruh Suhu terhadap Besar Kalor ....................................................210
Gambar 16. Pengaruh Kalor Jenis terhadap Besar Kalor .......................................211
Gambar 17. Skema Perubahan Wujud Zat .....................................................................213
Gambar 18. Proses Perubahan Wujud Zat.....................................................................215
Gambar 19. Cara Kerja Kalorimeter .................................................................................216
Gambar 20. Peristiwa Konduksi .........................................................................................218
Gambar 21. Perpindahan Kalor pada Zat Padat..........................................................219
Gambar 22. Cara Kerja Panel Surya ..................................................................................225

137 137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Tabel Kompetensi....................................................................................................140


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi ..................................................................141
Tabel 3. Jenis-Jenis Termometer ........................................................................................192
Tabel 4. Koe UNIT PEMBELAJARAN 2 fisien Muai Panjang Logam pada
Suhu Kamar .......................................................................................................................199
Tabel 5. Koefisien Muai Volume Beberapa Jenis Zat ................................................204
Tabel 6. Kalor Jenis dan Kalor Laten Zat ........................................................................214
Tabel 7. Nilai Konduktivitas Termal Bahan Logam ..................................................220
Tabel 8. Nilai Konduktivitas Termal Bahan Non Logam.........................................221
Tabel 9. Konduktivitas Termal Bahan Gas ....................................................................221
Tabel 10. Kisi-Kisi Soal HOTS ..............................................................................................239

138 138
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

PENDAHULUAN

Unit pembelajaran ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan
ajar bagi guru untuk materi suhu dan kalor. Melalui pembahasan materi yang
ada pada unit pembelajaran ini, diharapkan guru dapat memiliki
pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didik dan
disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi dalam
unit pembelajaran ini bersifat aplikatif dan dapat diterapkan oleh guru
sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)


3.11 Menganalisis proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan
kalor dengan konsep suhu dan kalor dan 4.11 Menggunakan alat sederhana
dalam percobaan yang berhubungan dengan kalor. Pembahasan pada unit ini
diawali dengan pembahasan terkait konsep suhu. Penguasaan terkait konsep
suhu menjadi prasyarat untuk memperlajari pemuaian, perubahan wujud zat,
dan perpindahan kalor. Dalam rangka memudahkan guru mempelajari
konten dan cara mengajarkannya, di dalam unit pembelajaran ini terdapat
kompetensi dasar yang memuat target kompetensi dan indikator pencapaian
kompetensi, bahan bacaan, soal-soal Ujian Sekolah/Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (US/USBN) sebagai acuan dalam menyusun soal setingkat, deskripsi
aktivitas pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan
pengembangan soal HOTS. Komponen-komponen di dalam unit
pembelajaran ini dikembangkan dengan tujuan agar guru dapat dengan
mudah memfasilitasi peserta didik dalam belajar dan mendorong peserta
didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

139 139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)


kelas X SMK Kelompok Teknologi dan Rekayasa. Kompetensi dasar tersebut
dijabarkan menjadi beberapa target kompetensi. Target kompetensi
merupakan acuan penguasaan kompetensi oleh peserta didik. Target
kompetensi pada kompetensi dasar ini terdapat pada tabel 1.

Tabel 1. Tabel Kompetensi


No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas/S
KD PENGETAHUAN
3.11 Menganalisis proses 1. Menganalisis proses pemuaian
pemuaian, perubahan wujud dengan konsep suhu dan kalor
zat dan perpindahan kalor 2. Menganalisis perubahan wujud zat
dengan konsep suhu dan kalor. dengan konsep suhu dan kalor
3. Menganalisis perpindahan kalor
dengan konsep suhu dan kalor

KD KETERAMPILAN
4.11 Menggunakan alat Menggunakan alat sederhana
sederhana dalam percobaan dalam percobaan yang berhubungan
yang berhubungan dengan dengan suhu dan kalor dan menyajikan
kalor. hasil penyelidikannya

140 140
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) pada unit ini dikembangkan dari


Kompetensi Dasar (KD) 3.11 Menganalisis proses pemuaian, perubahan
wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor dan 4.11
Menggunakan alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan
kalor. Untuk mempermudah dalam menentukan kesesuaian indikator dengan
tuntutan Kompetensi Dasar (KD), maka Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK) dikelompokkan menjadi 2 (dua) ranah yaitu berupa ranah pengetahuan
dan ranah keterampilan. Ranah pengetahuan terkait dengan dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif, sedangkan ranah keterampilan
terkait dengan keterampilan bertindak dan keterampilan berfikir yang
meliputi keterampilan abstrak dan kongkrit.

Masing-masing dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ranah


pengetahuan dan keterampilan dijabarkan dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu IPK
pendukung, IPK kunci, dan IPK pengayaan. Penjabaran Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) dapat digunakan guru sebagai kontrol dan acuan dalam
mengukur ketercapaian Kompetensi Dasar (KD). Rincian Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) yang dikembangkan pada unit pembelajaran
ini terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi


KD PENGETAHUAN KD KETERAMPILAN
IPK Pendukung IPK Pendukung
3.11.1 Mendeskripsikan konsep suhu 4.11.1 Mengukur suhu denga
3.11.2 Menjelaskan jenis dan macam-macam skala termometer Celcius
3.11.3 Mendiskripsikan konsep pemuaian
3.11.4 Membedakan koefisien pemuaian (panjang, luas, dan volum)
pada berbagai berbagai zat secara kuantitatif
3.11.5 Mendeskripsikan konsep kalor
3.11.6 Menjelaskan pengaruh kalor terhadap zat

141 141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

KD PENGETAHUAN KD KETERAMPILAN
3.11.7 Menjelaskan konsep perubahan wujud zat
3.11.8 Membedakan jenis-jenis perubahan wujud
3.11.9 Menjelaskan macam-macam
perpindahan kalor

IPK Kunci IPK Kunci


3.11.10 Menentukan hasil konversi berbagai skala termometer 4.11.2 Mengukur suhu dengan berb
3.11.11 Menganalisis penerapan konsep pemuaian zat dalam termometer
kehidupan sehari-hari 4.11.3 Menyelidiki dan menganalis
3.11.12 Mengaplikasikan konsep kalor dalam adanya pemuaian zat
pengukuran besaran-besaran kalor secara tak langsung 4.11.4 Mengukur besar kalor dan m
3.11.13 Menganalisis pengaruh kalor terhadap zat pengaruhnya terhadap zat
3.11.14 Menemukan dan menganalisis pemanfaatan kalor dalam 4.11.5 Melakukan penyelidikan ten
kehidupan sehari-hari perubahan wujud zat
3.11.15 Menganalisis proses perubahan 4.11.6 Menyelidiki perpindahan
wujud zat yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kalor menggunakan azas
3.11.16 Menerapkan konsep asas Black Black
3.11.17 Mengklasifikasi perpindahan kalor dalam kehidupan
sehari-hari
3.11.18 Menganalisis proses perpindahan kalor dalam kehidupan
sehari-hari

IPK Pengayaan IPK Pengayaan


3.11.19 Menganalisis gejala alam yang berhubungan dengan 4.11.7 Membuat termometer seder
konsep suhu dan kalor 4.11.8 Mengolah hasil
3.11.20 Menganalisis persamaan asas Black dengan menggunakan penyelidikan tentang peruba
Hukum Kekekalan Energi serta penerapannya zat untuk menetukan jumlah
yang diperlukan
4.11.9 Membuat rancangan
produk sederhana yang mem
konsep suhu dan kalor

142 142
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Penggunaan Termometer sebagai Alat Ukur Suhu

Pernahkah anda menderita demam?. Pada saat seorang anak menderita


demam, seorang ibu sering menyampaikan bahwa anak sedang sakit panas.
Panas yang dimaksud tersebut sebenarnya adalah ukuran derajat panas dari
tubuh seseorang yang dalam fisika disebut suhu. Untuk mengetahui derajat
panas dinginnya tubuh, seseorang biasanya hanya menggunakan indera
peraba. Masyarakat sering mendeteksi suhu tubuh hanya dengan
menggunakan tangan. Dapatkah anda menentukan derajat panas dengan
indera peraba tangan?. Indera peraba seperti tangan tidak dapat
menentukan secara tepat derajat panas atau dingin suatu benda.

Ilustrasi pengecekan suhu badan dengan indera peraba tangan dan


termometer adalah seperti pada gambar berikut.

Gambar 1. Ilustrasi Pengecekan Suhu Badan


(Sumber: Dokumen pribadi)

143 143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Tangan hanya dapat memperkirakan nilai derajat panas atau dingin suatu
benda secara relatif dengan perasaan. Setiap orang akan menilai derajat
panas secara tidak sama. Hal tersebut, membuktikan bahwa indera peraba
tidak dapat digunakan untuk mengukur derajat panas suatu benda karena
setiap orang memiliki perbedaan dalam merasakan panas atau dingin suatu
benda. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan alat untuk mengukur suhu
agar didapatkan nilai yang akurat. Alat pengukur suhu tersebut adalah
termometer. Suhu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dan
memiliki hubungan erat dengan kalor, pemuaian, perubahan wujud zat, dan
perpindahan kalor. Oleh sebab itu, maka sangat penting konsep suhu ini
dikuasai.

B. Teknik Memompa Ban Mobil dengan Konsep Pemuaian

Anda tentu pernah mendengar bahwa apabila memompa ban mobil atau
sepeda motor, maka tidak boleh terlalu keras/kencang. Apakah hal tersebut
hanya sebuah mitos atau memang suatu pendapat yang benar?. Ban motor
atau mobil berisi udara atau zat gas. Sifat zat gas adalah dapat memuai
apabila ada peningkatan suhu. Apabila ban motor atau mobil dipompa terlalu
keras/kencang dan berada pada cuaca panas, maka akan berakibat pada
adanya pemuaian zat gas yang ada di dalam ban dan dapat menyebabkan ban
bisa pecah.

144 144
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Gambar 2. Pemompaan Ban Mobil


(Sumber: www.medan.tribunnews.com)

Berdasarkan hal tersebut, maka seseorang sebaiknya tidak memompa ban


motor atau mobil hingga keras/kencang untuk memberikan ruang bagi
pemuaian udara pada saat berada pada kondisi panas atau terjadi
peningkatan suhu. Konsep pemuaian sangat penting dikuasai terkait dengan
banyaknya aplikasi di lingkungan yang membutuhkan hal ini.

C. Dry Ice dalam Pertunjukan

Sebuah pertunjukan sering kali menggunakan efek asap panggung untuk


memberikan kesan romantis, dramatis, istimewa, indah, mistis, dan menarik.
Dari manakah efek asap panggung tersebut? Bagaimana cara membuatnya?.
Efek asap panggung tersebut bukanlah hasil pembakaran, akan tetapi dibuat
dari dry ice. Berikut adalah gambar pemanfaatan dry ice untuk pembuatan
efek asap panggung!

145 145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Gambar 3. Dry Ice dan Pemanfaatannya


(Sumber: www.bobo.grid.id dan www.kompasiana.com)

Dry ice bukanlah air yang dibekukan atau es yang sangat beku atau es yang
dikeringkan, akan tetapi dry ice adalah karbondioksida yang dipadatkan. Dry
ice memiliki bentuk padatan menyerupai es dengan suhu yang sangat dingin
berkisar -79 oC. Pada saat dry ice menerima panas udara atau zat lain dengan
suhu ruang, maka dry ice tidak mencair namun akan langsung menguap.
Kalor yang diterima digunakan untuk mengubah wujudnya menjadi uap.
Karbondioksida padat ini dikenal sebagai es kering karena uap yang
dihasilkan tidak menyebabkan tempat menjadi basah. Secara singkat dry ice
adalah karbondioksida dalam bentuk padat dengan suhu yang sangat rendah
dan akan langsung menjadi uap ketika menerima kalor. Peristiwa ini disebut
menyublim sehingga dry ice untuk pertunjukan merupakan contoh aplikasi
dari perubahan wujud menyublim.

D. Setrika Listrik

Setrika merupakan salah satu peralatan yang sangat dibutuhkan oleh semua
orang. Setrika digunakan untuk menghaluskan pakaian kering setelah
pencucian. Menurut anda, tanpa dihubungkan dengan sumber listrik, apakah
setrika listrik dapat menghaluskan pakaian?. Tentu tidak. Kain tidak dapat
menjadi halus dengan menggunakan setrika dingin. Kain tersusun oleh

146 146
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

benang-benang fiber yang terdiri atas molekul-molekul yang berikatan satu


dengan yang lain membentuk polimer (ikatan serat). Untuk dapat
meluruskannya, maka ikatan-ikatan molekul tersebut harus dilemahkan
dengan menggunakan energi panas. Energi panas inilah yang disebut dengan
kalor. Ikatan molekul dapat dilemahkan dengan adanya kalor. Setrika yang
panas ini akan menyebabkan ikatan molekul-molekul kain menjadi lemah,
sedangkan permukaan setrika yang datar akan memberikan tekanan secara
merata untuk membentuk permukaan yang halus seperti pada gambar
berikut.

Gambar 4. Contoh Perpindahan Panas dari Setrika ke Kain


(Sumber: Dokumen pribadi)

Itulah sebabnya mengapa kalor pada setrika merupakan salah satu faktor
yang dibutuhkan untuk melicinkan pakaian. Dari manakah kalor ini berasal?.
Setrika listrik memanfaatkan perubahan energi listrik menjadi energi panas.
Salah satu komponen untuk dapat mengalirkan energi panas/kalor adalah
elemen pemanas. Elemen pemanas ini adalah media penghantar kalor. Secara
berurutan, arus listrik mengalir dari sumber tegangan menuju saklar bimetal.
Pada sistim saklar bimetal, ketika kedua logam tersebut kontak, maka arus
akan terus mengalir menuju elemen pemanas yang terdiri dari lilitan kawat.
Setelah elemen pemanas ini memiliki energi panas, maka selanjutnya energi
panas tersebut dialirkan menuju alas setrika. Perpindahan kalor inilah yang

147 147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

dikatakan sebagai perpindahan kalor secara secara konduksi. Konduksi


merupakan proses transfer kalor di dalam zat perantara dimana energi panas
berpindah dari molekul satu ke molekul lain hanya dengan jalan getaran
termal berkala, tanpa ada pemindahan massa zat perantara sama sekali
(Abdul Jamal dan Tamrin, 1995).

148 148
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

SOAL-SOAL USBN

Berikut adalah contoh soal-soal Ujian Sekolah/Ujian Sekolah Berstandar


Nasional (US/USBN) SMK tahun 2017, tahun 2018, dan tahun 2019 yang
berkaitan dengan materi suhu, kalor, pemuaian, perubahan wujud, dan
perpindahan kalor. Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai
sarana berlatih bagi peserta didik dalam menyelesaikannya. Selain itu, soal-
soal ini juga dapat menjadi acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal
yang setipe pada materi suhu dan kalor.

Contoh Soal USBN SMK Tahun 2018


No. Soal
1 Air dipanaskan pada suhu 50C. Apabila dinyatakan dalam skala
Fahrenheit, maka suhu air tersebut adalah ….
A. 40 F B. 72
F
C. 75,6 F D.
104 F E. 122
F
Identifikasi
Level Kognitif : C3 (Menghitung)
Indikator yang : 3.11.10 Menentukan hasil konversi berbagai
bersesuaian skala
Diketahui : t c = 50 C
Ditanyakan : t f =?
Materi yang dibutuhkan : Konversi Suhu

149 149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Contoh Soal USBN SMK Tahun 2019


No. Soal
2 Keuntungan alkohol sebagai pengisi thermometer sebagai berikut.
1) Harga lebih murah
2) Dapat mengukur suhu dengan teliti
3) Dapat mengukur suhu yang sangat rendah
4) Tidak membasah idinding
Sifat-sifat di atas yang benar adalah .... A. 1), 2), dan 3)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 4) D. 3) dan 4) E. 4) saja

Identifikasi
Level Kognitif : C2 (Pemahaman)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.2 Menjelaskan jenis dan macam-macam skala te

Diketahui : Sifat Termometer Alkohol

Ditanyakan : Sifat-sifat yang benar = ?


Materi yang dibutuhkan : Alat Ukur Suhu

Contoh Soal USBN SMK Tahun 2019


No. Soal
3 Eko melakukan percobaan membuat thermometer dari suatu zat termometrik. Sehin
thermometer dengan skala bebas ˚E memiliki titik beku air pada 40˚E, dan titik didihnya 24
thermometer Celcius terbaca 140˚C, maka pada skala thermometer yang dibuat Eko ter
A. 230˚ B. 240 ˚ C. 250 ˚ D. 260 ˚ E.
320 ˚

Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Analisis)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.10 Menentukan hasil konversi berbagai skala ter

Diketahui : TTB = 40˚E

150 150
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

TTA = 240˚E C = 140 oC

Ditanyakan : t E=?
Materi yang dibutuhkan : Konversi Suhu

Contoh Soal USBN Tahun 2018


No. Soal
4. Jembatan terbuat dari baja panjangnya 600 meter pada musim hujan (10 C).
panjang 11.10-6/C maka pertambahan panjang pada musim kemarau (40 C) adalah
A. 0,168 m B. 0,198 m C. 0,268 m D. 0,298
m E. 0,660 m

Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Analisis)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.11 Menganalisis penerapan konsep pemua
kehidupan sehari-hari

Diketahui : Lo = 600 m Δt=40-10=30°C α= 11.10-


6/C

Ditanyakan : L
Materi yang dibutuhkan : Kalor

Contoh Soal US SMK Tahun 2017


No. Soal
5. Selembar baja pada suhu 20oC memiliki ukuran seperti pada gambar. Jika koefisien
10-5 oC-1 maka pertambahan luas pada suhu 60oC adalah ….

151 15115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

A. 0,08 cm2
B. 0,16 cm2
C. 0,24 cm2
D. 0,36 cm2
E. 0,64 cm2

Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Analisis)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.11 Menganalisis penerapan konsep pemuaian za
kehidupan sehari-hari

Diketahui : Ao = 40 x 20 = 800 cm2


α = 10-5 oC-1
β = 2 x α = 2 x 10-5 oC-1
Δt = 60oC – 20oC = 40oC

Ditanyakan : ΔA pada suhu 60oC = ?


Materi yang dibutuhkan : Pemuaian Luas

Contoh Soal US SMK Tahun 2017


No. Soal
6. Bila udara dipanaskan maka pertambahan volumenya sebanding
dengan … .
A. Suhu Awal
B. Suhu Akhir
C. Kenaikan Suhu
D. Volume Awal
E. Volume Akhir
Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Analisis)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.11 Menganalisis penerapan konsep pemuaian za
kehidupan sehari-hari

152 15215
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Diketahui : V meningkat

Ditanyakan : Faktor yang berpengaruh pada penambahan vo

Materi yang dibutuhkan : Pemuaian Volume

Soal USBN SMK Tahun 2019


No. Soal
7. Berikut data kalor jenis dari 4 zat padat:
No Zat Padat Kalor Jenis ( J/kg 0C
1 Alumunium 900
2 Tungsten 134
3 Tembaga 386
4 Perak 236
Keempat zat padat dengan massa yang sama diberi kalor juga dengan jumlah yang
zat yang mengalami kenaikan suhu dari tertinggi ke terendah adalah ....
A. Alumunium – tembaga – perak - tungsten
B. Tungsten – alumunium – tembaga – perak C. Tungsum – perak – tembaga –
alumunium D. Perak – alumunium – tungsten – tembaga E. Perak – tembaga –
tungsten - alumunium

Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Penalaran)
Indikator yang : 3.11.13 Menganalisis pengaruh kalor terhadap zat
bersesuaian
Diketahui : Kalor Jenis:
Aluminium= 900 J/kgoC
Tungsten = 134 J/kgoC Tembaga = 386
J/kg C Perak
o = 236 J/kgoC

Ditanyakan : Urutan Kenaikan Suhu dari Tertinggi ke


Terendah?
Materi yang dibutuhkan : Kalor

153 15315
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Contoh Soal US SMK Tahun 2017


No. Soal
8. Perhatikan peristiwa-peristiwa perubahan wujud berikut!
1. Mengembun
2. Melebur
3. Membeku
4. Menguap
5. Mencair
6. Menyublim
7. Mengkristal
Peristiwa yang membutuhkan kalor ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1, 2, 3, dan 4
B. 1, 3, 5, dan 7
C. 2, 3, 4, 5, dan 6
D. 2, 4, 5, dan 6
E. 3, 4, 5, 6, dan 7
Identifikasi
Level Kognitif : C5 (Evaluasi)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.15 Menganalisis proses perubahan wujud zat yan
dalam kehidupan sehari-hari

Diketahui : Jenis-jenis perubahan wujud


Ditanyakan : Perubahan wujud yang membutuhkan kalor
Materi yang dibutuhkan : Perubahan wujud

Contoh Soal US SMK Tahun 2017


No. Soal
9. Sebanyak 75 gram air yang suhunya 20 oC dicampurkan dengan 50 gram air yang suhunya t
diketahui. Jika suhu akhir campuran 40 oC, maka suhu awal dari 50 gram air tersebut adalah
A. 70
B. 50
C. 40
D. 30
E. 20

154 15415
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Penalaran)
Indikator yang : 3.11.12 Mengaplikasikan konsep kalor dalam p
bersesuaian besaran kalor secara tak langsung

Diketahui : Diket:
c = 0,11 kal/goC
m lepas = 50 g
m terima = 75 g
T c = 40 g
T rendah = 20 g

Ditanyakan : T tinggi = ?
Materi yang dibutuhkan : Kalor

Contoh Soal USBN SMK Tahun 2018


No. Soal
10. Jika sejumlah air dipanaskan dari 273 K sampai 279 K pada tekanan tetap,
maka…
A. massa jenis bertambah B. massa jenis berkurang C.
volume bertambah
D. volume berkurang
E. volume tetap

Identifikasi
Level Kognitif : C4 (Penalaran)
Indikator yang bersesuaian : 3.11.20 Menganalisis proses perpindahan kalor dala
sehari-hari
Diketahui : Suhu meningkat dari 273 K menjadi 279 K
Ditanyakan : Kondisi Air

Materi yang dibutuhkan : Perpindahan Kalor Konveksi

155 15515
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

156 15615
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari tiga aktivitas yang
berkaitan dengan materi: 1) Suhu dan pemuaian, 2) Kalor dan perubahan
wujud zat, dan 3) Perpindahan kalor. Pada aktivitas pembelajaran unit ini
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (DL) pada aktivitas
pembelajaran 1 dan 2 serta model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada aktivitas pembelajaran 3.

Model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran 1) dan 2)


adalah model Discovery Learning (DL) dengan sintak sebagai berikut:
1. Pemberian rangsangan (Stimulation);
2. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement);
3. Pengumpulan data (Data Collection);
4. Pengolahan Data (Data Processing);
5. Pembuktian (Verification);
6. Menarik simpulan (Generalization).

Sedangkan model pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas


pembelajaran 3) adalah model Problem Based Learning (PBL) dengan sintak
sebagai berikut:
1. Orientasi peserta didik pada masalah;
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

157 15715
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai


dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas. Salah satu contoh aktivitas
pembelajaran materi suhu ini dapat mengacu pada pendekatan STEM
Education dengan model Project Based Learning STEM (Laboy-Rush). Pada
model PJBL STEM, maka akan dapat diperoleh produk seperti termometer
buatan atau produk lainnya.

Aktivitas Pembelajaran 1

Aktivitas Pembelajaran 1 dikembangkan berdasarkan KD 3.11 Menganalisis


proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan
konsep suhu dan kalor dan 4.11 Menggunakan alat sederhana dalam
percobaan yang berhubungan dengan kalor. Untuk dapat memahami materi
pemuaian, perubahan wujud zat, dan perpindahan kalor, maka peserta didik
harus menguasai materi suhu. Materi suhu merupakan salah satu materi
yang digunakan sebagai dasar untuk mempelajari materi pemuaian,
perubahan wujud zat, dan perpindahan kalor. Pada aktivitas 1 ini, peserta
didik melakukan kegiatan terkait pengukuran suhu dan pengaruhnya
terhadap zat. Materi suhu memiliki kaitan erat dengan adanya pemuaian zat
sehingga pada aktivitas 1 ini diberikan kegiatan pembelajaran materi
pemuaian. Pada aktivitas 1 ini digunakan model pembelajaran Discovery
Learning (DL).

Tujuan aktivitas 1: Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta didik


dapat:
1. Mengukur suhu zat
2. Mengaplikasikan konsep suhu dalam kehidupan sehari-hari
3. Membedakan koefesien muai zat
4. Menganalisis prosedur yang tepat dalam membuat peralatan dengan
konsep pemuaian

158 15815
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

5. Menganalisis bahan yang tepat dalam membuat peralatan dengan


konsep pemuaian
6. Menyajikan hasil percobaan pemuaian zat

Alternatif langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan adalah


sebagai berikut.

Sebelum pada kegiatan inti berupa penerapan model pembelajaran. Guru


menyampaikan kompetensi dasar, pokok-pokok materi yang akan dibahas
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selanjutnya guru melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai model pembelajaran yang telah direncanakan
yaitu Discovery Learning.

1. Pemberian rangsangan (Stimulation).

Pemberian stimulasi dapat dirinci sebagai berikut.

a. Pada tahap stimulation ini, guru memberikan tayangan terkait


kondisi panas dan dinginnya suatu tempat. Guru memberikan
stimulasi agar peserta didik berfikir bahwa panas dan dinginnya
suatu tempat atau sebuah benda tidak dapat diukur dengan indera
peraba dengan akurat. Untuk mengetahui derajat panas dan
dinginnya suatu tempat atau sebuah benda diperlukan sebuah alat
ukur suhu. Contoh permasalahan: Suhu udara siang hari sangat
panas dan pada malam hari sangat dingin. Untuk dapat mengatakan
panas atau dingin, bagaimana cara anda?. Tanpa alat ukur, apakah
perbedaan tersebut dapat diketahui?.

b. Guru menayangkan gambar tentang cara pemasangan kabel yang


benar. Pemasangan kabel jaringan listrik di sepanjang jalan dipasang
secara longgar/kendur/tidak kencang. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi bertambah panjangnya kabel pada saat siang hari

159 15915
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

dan menyusutnya kabel pada malam hari. Peserta didik mengamati,


membuat hipotesis, dan pertanyaan tentang hasil pengamatannya.

c. Guru mendemonstrasikan salah satu contoh adanya pemuaian


(Contoh: guru menunjukkan botol berisi alkohol dengan
sedotan/pipa kapiler pada ujungnya. Dengan memasukkan botol
pada air panas, maka akan terjadi pemuaian dengan meningkatnya
volume alkohol yang dapat dilihat dari meningkatnya ketinggian
alkohol pada sedotan/pipa kapiler). Peserta didik dapat menyiapkan
hipotesis atau pertanyaan.

2. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement);

Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengungkapkan permasalahan atau memberikan pertanyaan terkait
suhu dan pemuaian. Dengan pertanyaan siswa, guru dapat memandu
peserta didik yang lain untuk menjawab dan memberikan solusi.
Alternatif lain, guru dapat pula memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang merangsang peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi dalam
menjawabnya. Pertanyaan yang diharapkan diantaranya:

a. Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan “tidak dapatnya panca


indera menentukan besarnya suhu dengan akurat”?.

b. Terkait dengan contoh pemuaian, beberapa pertanyaan yang


diharapkan adalah:

 Mengapa pemuaian dapat terjadi?


 Besaran-besaran apa saja yang berpengaruh pada pemuaian?
 Ada berapa macam pemuaian?
 Bagaimana aplikasi pemuaian dalam kehidupan sehari-hari?
 Bagaimana cara melakukan penyelidikan untuk mengetahui
adanya

160 16016
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

 Pemuaian

Terkait dengan materi suhu, diharapkan peserta didik menjawab


pertanyaan bahwa untuk menentukan solusi dari permasalahan di atas
adalah dengan cara menggunakan alat ukur suhu yaitu termometer.
Terkait materi pemuaian, diharapkan peserta didik menyampaikan
hipotesis bahwa pemuaian terjadi karena adanya pemanasan dan
peningkatan suhu zat.

3. Pengumpulan data (Data Collection);

Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Pada
kegiatan pengumpulan data ini, guru membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD). Pada aktivitas 1, terdapat 4 (empat) LKPD. 1 (satu) LKPD
untuk pengukuran suhu dan 3 (tiga) LKPD penyelidikan tentang
pemuaian. Guru menggunakan LKPD 1.1 dan dapat memilih salah satu
dari 3 (tiga) LKPD pemuaian atau menggunakan ketiga LKPD pemuaian
tersebut. Pada Kompetensi Dasar (KD) ini menuntut adanya analisis
sehingga peserta didik dapat memilih jenis pemuaian untuk kebutuhan
sehari-hari. Hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.

a. Peserta didik melakukan kegiatan pengukuran suhu dengan


termometer. Peserta didik menuliskan hasil pengukurannya pada
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)1.1
b. Peserta didik melakukan penyelidikan untuk mengetahui
terjadinya
pemuaian panjang. Peserta didik melakukan kegiatan sesuai
LKPD
1.2. Dengan LKPD 1.2, diharapkan peserta didik dapat mengamati dan
mengukur pemuaian panjang. Pada tahap ini, peserta didik mencatat
hasilnya pada tabel. Selanjutnya peserta didik dapat melakukan
penyelidikan untuk mengetahui pemuaian volume zat cair dan gas

161 16116
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran
dengan panduan LKPD 1.3 dan 1.4. Peserta didik diharapkan dapat
mengamati dan mengukur peristiwa pemuaian ini. Pada tahap ini,

162 16216
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

peserta didik mengikuti instruksi guru untuk praktik dan


menggunakan 1 LKPD pemuaian atau ketiga LKPD pemuaian.

Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan membimbing/


menilai keterampilan mencoba, menggunakan alat, dan mengolah data,
serta menilai kemampuan siswa menerapkan konsep dan prinsip dalam
pemecahan masalah.

4. Pengolahan Data (Data Processing);

Pada tahap data processing ini, peserta didik berdiskusi dalam kelompok
untuk menyempurnakan penulisan data hasil percobaan, berdiskusi
dalam analisis data, evaluasi hasil analisis, dan menjawab pertanyaan
dalam LKPD. Peserta didik berdiskusi tentang:

a. Prosedur yang benar dalam pengukuran suhu dengan termometer


b. Penyebab pemuaian dan faktor yang berpengaruh terhadap
pemuaian panjang, volume zat cair, dan zat gas
c. Menganalisis jenis pemuaian untuk pembuatan produk bermanfaat
atau kebutuhan sehari-hari

Guru membimbing/menilai kemampuan siswa mengevaluasi.

5. Pembuktian (Verification);

Secara berkelompok, peserta didik menuliskan hasil pengolahan datanya.


a. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebenaran data/prosedur
pembacaan termometer
b. Penyebab pemuaian dan faktor yang berpengaruh terhadap pemuaian
panjang, volume zat cair, dan zat gas
c. Menganalisis jenis pemuaian untuk pembuatan produk/kebutuhan
sehari-hari.

163 16316
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Peserta didik menuliskan hasil diskusi kelompoknya pada buku catatan


masing-masing. Masing-masing kelompok melakukan presentasi
(mengkomunikasikan) hasil kegiatan belajarnya berupa data dan
analisis.

Guru menilai kemampuan siswa berkomunikasi lisan dan tulisan baik


perorangan maupun kelompok.

6. Menarik simpulan (Generalization).

Guru memberikan konfirmasi atas hasil presentasi peserta didik. Guru


memberikan penguatan atas jawaban benar. Apabila jawaban peserta
didik belum sesuai, guru membantu peserta didik untuk merumuskan
hasil analisis (kegiatan belajar) dengan benar. Secara bersama-sama,
peserta didik menuliskan kesimpulannya

Aktivitas Pembelajaran 2

Aktivitas Pembelajaran 2 dikembangkan berdasarkan KD 3.11 Menganalisis


proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan
konsep suhu dan kalor dan 4.11 Menggunakan alat sederhana dalam
percobaan yang berhubungan dengan kalor. Materi kalor tidak dapat
dipisahkan dengan materi suhu dan adanya perubahan zat baik wujudnya
atau lainnya. Salah satu contohnya adalah apabila kita membutuhkan air
panas, maka kita membutuhkan kalor untuk menaikkan suhu air tersebut
hingga mendidih. Demikian pula apabila kita membutuhkan nasi yang dingin.
Untuk mendapatkan suhu yang dingin, maka kita akan membiarkan nasi
melepas panasnya atau kalornya. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa
untuk meningkatkan suhu, maka membutuhkan kalor dan untuk
menurunkan suhu, maka benda akan melepas kalornya. Untuk mengetahui
berapa banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan

164 16416
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

suhu hingga mencapai suhu yang diinginkan, maka aktivitas 2 dengan materi
kalor sangat penting untuk diberikan.

Materi suhu dan kalor memiliki korelasi yang sangat erat dengan materi
tentang perubahan zat diantaranya adalah perubahan wujud zat. Pemberian
kalor pada zat digunakan untuk dua kemungkinan yaitu untuk meningkatkan
suhu zat atau untuk mengubah wujud benda. Berdasarkan hal tersebut, maka
pada aktivitas 2 ini, selain belajar tentang kalor, peserta didik belajar tentang
perubahan wujud zat.

Dari aktivitas pembelajaran ke-2 ini, peserta didik diharapkan akan mencapai
indikator pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.

Pada aktivitas pembelajaran 2 ini digunakan model pembelajaran


Discovery
Learning.

Pembelajaran dipandu menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 2.


Pada aktivitas pembelajaran 2 ini, LKPD 2 terbagi menjadi LKPD 2.1 dan 2.2.
Pada LKPD 2.1, peserta didik melakukan penyelidikan tentang pengukuran
besar kalor dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh. LKPD 2.2
memandu kegiatan percobaan tentang perubahan wujud zat. Guru dapat
memilih salah satu percobaan dari 4 percobaan yang ada pada LKPD 2.2 atau
menggunakan semuanya. Sebelum pembelajaran dimulai, Saudara perlu
memastikan media dan LKPD yang akan digunakan sudah tersedia dan
mencukupi untuk semua peserta didik. Berikut ini rincian aktivitas
pembelajaran pertemuan ke-2.

Tujuan aktivitas 2: Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta


didik dapat:

1. Mendeskripsikan konsep kalor


2. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya kalor
3. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap zat

165 16516
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

4. Menjelaskan konsep perubahan wujud zat


5. Membedakan jenis-jenis perubahan wujud
6. Menganalisis prosedur yang tepat untuk penentuan besaran-besaran
kalor secara tak langsung
7. Menganalisis pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-hari
8. Menganalisis proses perubahan wujud zat yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari

Alternatif langkah-langkah pembelajaran pada aktivitas 2 dengan model


pembelajaran Discovery Learning adalah sebagai berikut:

Sebelum pada kegiatan inti, yaitu guru menerapkan model pembelajaran


Discovery Learning, guru menyampaikan pokok materi, kompetensi dasar,
indikator pencapaian kompetensi, tujuan, dan cara penilaian. Kegiatan inti
dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

1. Stimulation (stimulasi);
Pada aktivitas 2 ini, peserta didik belajar tentang materi kalor dan
perubahan wujud zat. Guru memberikan stimulasi dengan tayangan:

Pada saat seorang ibu merebus air secara terus menerus hingga air
hampir habis, amati apa yang terjadi?.

Harapannya peserta didik akan menjawab air menguap karena adanya


panas yang diberikan. Lama kelamaan, air akan berubah menjadi uap.

2. Problem statement (pertanyaan);


Terkait dengan materi kalor dan perubahan wujud ini, guru membantu
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. Guru membantu peserta
didik agar aktif dan belajar mengidentifikasi masalah dan
menyampaikan pertanyaan. Alternatif kedua apabila siswa kurang aktif,

166 16616
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

maka guru dapat memberikan pertanyaan agar siswa kreatif dan aktif
dalam mencari solusi permasalahan dan jawaban.

Pada pertemuan sebelumnya, peserta didik telah mempelajari materi


suhu. Peserta didik diarahkan untuk dapat mengidentifikasi korelasi
suhu dan kalor, memerinci pemanfaatan kalor, pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat dan proses perubahan wujud zat. Dengan
bimbingan guru, diharapkan peserta didik akan menyampaikan
permasalahan seperti berikut.

1. Apabila kalor yang diberikan pada suatu zat ditingkatkan, bagaimana


pengaruhnya terhadap suhu?
2. Apabila waktu yang digunakan untuk meningkatkan kalor ditambah,
bagaimana pengaruhnya terhadap suhu?
3. Apabila suhu yang sama terdapat pada zat yang memiliki massa
berbeda, apakah kalor yang terkandung di dalamnya berbeda?
4. Faktor-faktor apakah yang terkait dengan besarnya kalor?
5. Bagaimana pengaruh kalor terhadap wujud zat?
6. Bagaimana proses terjadinya perubahan wujud?
7. Bagaimana perbedaan proses perubahan wujud yang satu dengan
yang lainnya?

Guru menilai keterampilan siswa dalam mengungkap permasalahan


yang disajikan oleh guru.

3. Data collection (pengumpulan data);


Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Guru
membagikan LKPD pada masing-masing kelompok peserta didik. Peserta
didik melakukan penyelidikan untuk mengukur besarnya kalor dan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya kalor serta proses
perubahan wujud zat. Peserta didik melakukan kegiatan sesuai LKPD 2.1
dan 2.2. Dengan LKPD 2.1, diharapkan peserta didik dapat mengamati

167 16716
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

dan mengukur besarnya kalor serta menentukan faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap besarnya kalor. Pada tahap ini, peserta didik
mencatat hasilnya pada tabel. Selanjutnya peserta didik melakukan
penyelidikan untuk mengetahui berbagai proses perubahan wujud zat
dengan panduan LKPD 2.2. Guru dapat menggunakan 4 percobaan pada
LKPD 2 atau memilih salah satu percobaan untuk dianalisis secara
mendalam oleh peserta didik.

Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan membimbing/


menilai keterampilan mencoba, menggunakan alat, dan mengolah data,
serta menilai kemampuan siswa menerapkan konsep dan prinsip dalam
pemecahan masalah.

4. Data processing (pengolahan data);


Pada tahap data processing ini, peserta didik berdiskusi dalam kelompok
untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya
kalor dan membandingkan proses perubahan wujud satu dengan yang
lain.

Guru membimbing/menilai kemampuan siswa menganalisis.

5. Verification (pembuktian);
Secara berlompok, peserta didik memastikan hasil dari diskusi
kelompoknya. Peserta didik mempresentasikan hasil percobaan dan hasil
evaluasinya. Guru menilai kemampuan siswa berkomunikasi lisan dan
tulisan baik perorangan maupun kelompok

6. Generalization (menarik kesimpulan).


Guru memberikan penguatan-penguatan terhadap hasil presentasi
peserta didik. Guru memberikan penguatan untuk hasil yang sesuai
dengan konsep dan mengarahkan peserta didik untuk memperbaiki

168 16816
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

jawaban apabila ada kesalahan. Peserta didik diminta untuk menarik


kesimpulan secara bersama-sama dan selanjutnya menuliskan hasilnya.

Aktivitas Pembelajaran 3

Aktivitas pembelajaran ke-3 ini diharapkan akan mencapai indikator 3.11.16


Menerapkan konsep azas Black, 3.11.17 Mengklasifikasi perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari, dan 3.11.8 Menganalisis perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari. Pada aktivitas pembelajaran 3 ini digunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Pembelajaran dipandu menggunakan LKPD 3. Pada aktivitas pembelajaran 3


ini, LKPD 3 terbagi menjadi LKPD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4. Pada LKPD 3.1, 3.2, 3.3
akan dilakukan praktikum tentang perpindahan kalor dan LKPD 3.4
memandu kegiatan praktikum pembuatan kalorimeter buatan dengan
berbagai bahan yang berbeda. Guru dapat memilih salah satu praktikum
perpindahan kalor dengan LKPD 3.1, 3.2, atau 3.3 atau menggunakan ketiga
LKPD tersebut dan LKPD 3.4. Sebelum pembelajaran dimulai, Saudara perlu
memastikan media dan LKPD yang akan digunakan sudah tersedia dan
mencukupi untuk semua peserta didik. Berikut ini rincian aktivitas
pembelajaran pertemuan ke-3.

Tujuan aktivitas 3: Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta


didik dapat:

1. Mendeskripsikan prinsip perpindahan kalor


2. Menjelaskan macam-macam perpindahan kalor
3. Menganalisis cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari
4. Menganalisis hubungan antara kalor dengan suhu, pemuaian, perubahan
wujud zat, dan perpindahan kalor
5. Menganalisis pengaruh bahan kalorimeter terhadap perpindahan kalor
6. Menyelidiki perpindahan kalor menggunakan azas
Black

169 16916
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

7. Menyajikan hasil penyelidikan perpindahan kalor menggunakan azas


Black

Alternatif langkah-langkah pembelajaran pada aktivitas 3 dengan model


pembelajaran problem based learning adalah sebagai berikut:

Sebelum pada kegiatan inti, yaitu guru menerapkan model pembelajaran


problem based learning, guru memberikan motivasi, apersepsi, dan
menyampaikan contoh dari materi kalor dalam kehidupan sehari-hari.

1. Orientasi peserta didik pada masalah;


 Peralatan apakah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari dengan penerapan konsep perpindahan kalor.
 Bagaimana cara perpindahan kalor? Bagaimana contoh pemanfaatan
dalam kehidupan sehari-hari?
 Dapatkah anda merancang 1 peralatan sederhana dengan prinsip
kalor atau perpindahan kalor?

Pada tahap orientasi peserta didik pada masalah, guru dapat memandu
agar penetapan permasalahan adalah sama untuk seluruh kelompok agar
ide penyelesaian dapat saling melengkapi untuk menjawab
permasalahan yang sama sehingga menghasilkan kesimpulan yang utuh.

2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;


Guru dapat membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 5-6
peserta didik dan meminta setiap kelompok untuk menggunakan sumber
belajar dan ide dari kelompoknya untuk menyelesaikan permasalahan
sebagai berikut:

 Bagaimana contoh perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari?


Lakukan penyelidikan untuk pembuktiannya!

170 17017
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

 Rancanglah 1 (satu) alat sederhana terkait dengan pemanfaatan


kalor/perpindahan kalor!

3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;


Guru memberikan LKPD terkait dengan permasalahan yang telah
diidentifikasi. Selanjutnya peserta didik melakukan penyelidikan dengan
tahapan:

 Melakukan penyelidikan tentang perpindahan kalor


 Merancang 1 (satu) alat sederhana terkait pemanfaatan kalor

Untuk mengarahkan peserta didik pada fokus permasalahan serta


penyelesaiannya, maka guru memberikan LKPD.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;


Pengembangan dan penyajian hasil karya ini berupa:

 Peserta didik menyampaikan hasil analisis tentang penyelidikan


perpindahan kalor
 Peserta didik menyampaikan rancangan peralatan sederhana terkait
pemanfaatan kalor

5. Menganalisis proses pemecahan masalah


Guru memberikan penguatan terhadap jawaban peserta didik. Peserta
didik menyimpulkan hasil kegiatan belajarnya.

171 17117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

Lembar Kerja Peserta Didik 1.1

Pengukuran Suhu dengan Termometer

A. Tujuan
Mengukur suhu dengan termometer

B. Alat dan Bahan


1. Gelas beker
2. Air kran
3. Termometer

C. Cara Kerja
1. Cek termometer. Pastikan masih dapat berfungsi dengan baik.
2. Pastikan ujung bawah termometer dalam keadaan bersih. Bersihkan
ujung bawah termometer apabila belum bersih.
3. Masukkan air kran ke dalam gelas beker
4. Masukkan ujung bawah termometer seperti pada gambar. Tunggu
hingga beberapa saat, kemudian baca skala termometer dengan posisi
mata tegak lurus dengan termometer.
5. Dapat dilakukan pengulangan beberapa kali

172 17217
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

6. Catatlah Suhunya dalam Tabel Berikut!

Tabel Data Hasil Pengukuran Suhu


Percobaan ke- Suhu
1 ...
2 ...
3 ...

D. Analisis Data dan Bahan Diskusi


Berdasarkan konsep cara pengukuran termometer yang benar dengan
hasil percobaan. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kebenaran data hasil pengukuran.

E. Kesimpulan

173 17317
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Lembar Kerja Peserta Didik 1.2

Menyelidiki Pemuaian Panjang

A. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menyelidiki pemuaian panjang.

B. Alat dan Bahan

1. Satu Set alat Musschenbroek


2. Spiritus
3. Kaca Pembesar
4. 3 (Tiga) buah batang logam berbeda jenis (Besi, Aluminium, dan
Kuningan)

C. Cara Kerja
1. Ukurlah panjang dan suhu dari masing-masing logam (Lo) sebelum
dipanaskan. Catat hasilnya pada tabel!
2. Pasanglah logam yang berbeda jenistersebut pada alat
Musschenbroek seperti pada gambar di bawah ini!.
3. Aturlah kedudukan jarum agar menunjukkan skala yang sama!
4. Nyalakan spiritus pada rangkaian Musschenbroek selama minimal
10 menit.

5. Panaskanlah ketiga logam tersebut dengan menggunakan pembakar


spiritus.

174 17417
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

6. Perhatikan perubahan skala yang ditunjukkan oleh masing-masing


jarum.
7. Ukurlah panjang dan suhu dari masing-masing logam (Lo) sebelum
dipanaskan. Catat hasilnya pada tabel!

Tabel Data Hasil Pengamatan Hasil Pemuaian


No. Jenis Waktu Panjang Suhu Panjang
Logam Awal Awal Akhir
(Lo) (to) (Lt)

D. Bahan Diskusi
Apakah skala yang ditunjukkan oleh setiap jarum sama? Analisis
penyebabnya mengapa bisa demikian?

E. Kesimpulan

175 17517
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Lembar Kerja Peserta Didik 1.3

Pemuaian Volume Pada Zat Cair

A. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah mendemonstrasikan muai volume zat cair.


B. Alat dan Bahan
1. Botol kaca transparan 5. Tinta warna
2. Tutup gabus 6. Waslap
3. Sedotan minuman 7. Pembakar Bunsen
4. Air 8. Alat untuk melubangi
tutup gabus.
C. Cara Kerja

Perhatikan gambar berikut!

1. Susunlah alat dan bahan seperti pada gambar di atas!. Buatlah tutup
gabus sedemikian sehingga gabus dapat menutup mulut botol
dengan rapat.
2. Beri lubang pada bagian tengah gabus hingga sedotan minuman
dapat melalui tutup gabus.
3. Isi botol dengan air yang telah diberi warna, kemudian tutup rapat
botol dengan gabus.

176 17617
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

4. Masukkan sedotan minuman ke dalam botol melalui lubang yang telah


dibuat sebelumnya pada tutup gabus sedemikian sehingga sebagian
sedotan tercelup dalam air berwarna.
5. Panaskan dasar botol dengan memasukkan pada air mendidih atau
dengan cara memberikan waslap panas pada seluruh permukaan botol.
Perhatikan dengan seksama ketinggian air berwarna di dalam sedotan.

D. Bahan Diskusi

Amati air dalam sedotan, apabila air dalam sedotan terlihat naik ke atas.
Analisis peristiwa tersebut dengan konsep pemuaian volume.

E. Kesimpulan

177 17717
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Lembar Kerja Peserta Didik 1.4

Pemuaian Volume pada Zat Gas

A. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah menunjukkan bahwa gas memuai.

B. Alat dan Bahan


1. Ember/Waskom 3. Botol
2. Air Panas 4. Balon

C. Cara Kerja

1. Masukkan mulut balon yang belum ditiup ke dalam mulut botol.


2. Isi ember atau waskom dengan air panas, celupkan bagian bawah
botol ke dalam waskom berisi air panas tersebut. Ilustrasi untuk
pemuaian volume pada zat gas dapat dilihat pada gambar berikut!

D. Bahan Diskusi
Mengapa bisa terjadi demikian?. Analisis dengan prinsip pemuaian!

E. Kesimpulan

178 17817
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Lembar Kerja Peserta Didik 2

Lembar Kerja Peserta Didik 2.1

Pengukuran Kalor dan Pengaruhnya Terhadap Suhu, Massa,


dan Perubahan Wujud Zat

A. Tujuan

Mengukur besar kalor dan menyelidiki pengaruhnya terhadap zat

B. Alat dan Bahan

1. Gelas beker 5. Termomete


2. Kasa dan kaki tiga 6. Es
3. Pembakar spiritus 7. Lilin/paraf
4. Korek api 8. Stopwatch

C. Cara Kerja

1. Cek termometer. Pastikan masih dapat berfungsi dengan baik.


2. Pastikan ujung bawah termometer dalam keadaan bersih. Bersihkan
ujung bawah termometer apabila belum bersih.
3. Masukkan es ke dalam gelas beker
4. Masukkan ujung bawah termometer ke dalam gelas beker yang telah
berisi es, tunggu beberapa saat, kemudian baca skala dengan posisi
mata tegak lurus dengan termometer.
5. Panaskan gelas beker yang berisi es tersebut di atas nyala api
pemanas spiritus.
6. Catatlah suhunya setiap menit, amati volumenya, dan masukkan
hasilnya ke dalam tabel berikut ini.

179 17917
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Tabel Data Pengukuran Besar Kalor

Menit ke- 0 1 2 3 4 5 6
Suhu (oC)
Volume

* Keterangan: Volume ditulis hanya dengan pengamatan dan tidak dilakukan.


Pengukuran (Contoh: > menit 1, > menit 2, dst.)

D. Bahan Diskusi

E. Kesimpulan

180 18018
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Lembar Kerja Peserta Didik 2.2

Perubahan Wujud Zat

A. Tujuan

Mengevaluasi peristiwa perubahan wujud

B. Alat dan Bahan


1) Percobaan 1 3) Percobaan 3
a. Lilin a. Gelas beker
b. Korek Api b. Pembakar spiritus
c. Kaki tiga

2) Percobaan 2 d. Korek api

a. Gelas beker e. Air

b. Pembakar spiritus (bunsen)


c. Kaki tiga 4) Percobaan 4

d. Korek api a. Dry Ice

e. Es b. Baskom
c. Air

C. Cara Kerja

Percobaan 1
a. Nyalakan lilin dengan korek api
b. Amati perubahan wujud lilin ketika menerima kalor
Percobaan 2
a. Masukkan es dalam gelas beker
b. Panaskan gelas beker dengan lampu spiritus
c. Amati proses perubahan wujudnya hingga seluruh es menjadi air
Percobaan 3
a. Lanjutkan kegiatan percobaan 1
b. Tetap panaskan gelas beker percobaan 2

181 18118
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

c. Amati proses perubahan wujudnya hingga air mendidih dan hampir


habis
Percobaan 4
a. Letakkan dry ice pada baskom yang telah diisi air
b. Amati perubahan wujudnya

D. Bahan Diskusi

Analisis hasil percobaan ini dengan konsep perubahan wujud zat.

Percobaan 1
a. Proses perubahan wujud apa yang terjadi pada percobaan 1
Gambarkan diagram wujud zat awal dan akhir!
b. Analisis dengan konsep perubahan wujud!
Percobaan 2
a. Proses perubahan wujud apa yang terjadi pada percobaan 2
Gambarkan diagram wujud zat awal dan akhir!
b. Analisis dengan konsep perubahan wujud!
Percobaan 3
a. Proses perubahan wujud apa yang terjadi pada percobaan 3
Gambarkan diagram wujud zat awal dan akhir!
b. Analisis dengan konsep perubahan wujud!
Percobaan 4
a. Proses perubahan wujud apa yang terjadi pada percobaan 4
Gambarkan diagram wujud zat awal dan akhir!
b. Analisis dengan konsep perubahan wujud!

Evaluasi perbedaan proses-proses perubahan wujud!

182 18218
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Pilihlah satu kegiatan bermanfaat yang menggunakan inovasi teknologi


dan evaluasi jenis perubahan wujud apa yang berperan di dalamnya!

E. Kesimpulan

183 18318
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Lembar Kerja Peserta Didik 3

Lembar Kerja Peserta Didik 3.1

Perpindahan Kalor Secara Konduksi

A. Tujuan

Menganalisis peristiwa perpindahan kalor secara konduksi

B. Alat dan Bahan

1. Lilin
2. Korek Api
3. Sendok/Paku/Batang Besi/Kawat

C. Cara Kerja

1. Nyalakan lilin
2. Panaskan ujung Sendok/Paku/Batang Besi/Kawat di atas lilin
3. Amati apa yang terjadi? Apa yang anda rasakan?

D. Bahan Diskusi

Analisis hasil percobaan ini dengan konsep perpindahan kalor.

184 18418
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

E.

185 18518
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

E. Lembar Kerja Peserta Didik 3.2

PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI

A. Tujuan

Menganalisis peristiwa perpindahan kalor secara konveksi

B. Alat dan Bahan

1. Bejana
2. Bunsen
3. Korek Api
4. Air

C. Cara Kerja

1. Nyalakan bunsen
2. Panaskan air dalam bejana
3. Amati apa yang terjadi? Apa yang anda rasakan?
4. Gambarkan arus perpindahan molekul dan panasnya

D. Bahan Diskusi

Analisis hasil percobaan ini dengan konsep perpindahan kalor.

186 18618
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

E.

187 18718
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

E. Lembar Kerja Peserta Didik 3.3

Perpindahan Kalor Secara Radiasi

A. Tujuan

Menganalisis peristiwa perpindahan kalor secara radiasi

B. Alat dan Bahan

1. Kotak dengan permukaan hitam mengkilap


2. Kotak dengan permukaan putih
3. Termometer

C. Cara Kerja

1. Ukur suhu awal kotak hitam dan putih


2. Panaskan kotak beberapa lama hingga
3. ada perubahan suhu
4. Ukur suhu dengan termometer

D. Bahan Diskusi

Analisis hasil percobaan ini dengan konsep perpindahan kalor.

188 18818
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

E.

189 18918
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

E. Lembar Kerja Peserta Didik 3.4

Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Kalorimeter Buatan


terhadap Perpindahan Kalor

A. Tujuan

1. Merancang peralatan sederhana dengan konsep azas Black dan


perpindahan kalor
2. Melakukan penyelidikan perpindahan kalor menggunakan azas Black
3. Menganalisis pengaruh bahan kalorimeter terhadap proses
perpindahan kalor
4. Menyajikan penyelidikan perpindahan kalor menggunakan azas Black

B. Alat dan Bahan

1. 3 buah wadah/botol A1, A2, dan A3 beserta penutup


2. Siapkan wadah/botol B1, B2, dan B3 yang memiliki ukuran lebih
besar dari wadah/botol A
3. Kapas dan Kertas
4. Termometer

C. Cara Kerja

1. Masukkanlah 3 (tiga) wadah/botol A1 pada wadah/botol B1, A2 pada


B2, dan A3 pada B3
2. Isilah rongga antara wadah/botol A1 dengan B1 berupa kapas
3. Isilah rongga antara wadah/botol A1 dengan B1 berupa kertas
4. Biarkan rongga antara wadah/botol A1 dengan B1 berisi udara
5. Isilah wadah A1, A2, dan A3 dengan air panas dengan suhu yang sama
dan tutuplah rapat.
6. Biarkan wadah A1, A2, dan A3 terisi air panas selama 20 menit

190 19019
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

7. Lalu masukkan termometer dan ukurlah suhunya. Masukkan hasilnya


dalam tabel berikut!
Tabel Hasil Pengukuran Suhu

A1 A2
Suhu

D. Bahan Diskusi

Tuliskan apa yang anda peroleh dari kegiatan ini dan analisis hasil
beserta faktor penyebabnya.

E. Kesimpulan

191 19119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

C. Bahan Bacaan

Suhu

Pada malam hari, tubuh sering merasakan dingin. Pada saat siang hari yang
terik, tubuh merasakan panas. Apabila menyentuh api, kulit akan merasakan
panas dan pada saat menyentuh es kulit merasakan dingin. Dengan kondisi
tersebut, dalam fikiran timbul pertanyaan, apakah tubuh atau kulit dapat
dijadikan sebagai alat pengukur panas dinginnya zat?. Tentu tidak. Sebagai
pembuktian sederhana, cobalah lakukan percobaan berikut!

Gambar 5. Cara Uji Coba Suhu dengan Indera Peraba


(Sumber: Buku fisika SMA dan MA Kelas X, I Made Astra, 2006)

Pada gambar 5, tiga bejana, diisi dengan air yang tingkat derajat panasnya
berbeda. Bejana A diisi dengan air dingin (air es), bejana B diisi dengan air
biasa dan bejana C diisi dengan air hangat. Celupkan tangan kanan ke bejana
A yang berisi air es dan tangan kiri ke bejana C yang berisi air hangat selama
beberapa saat, kemudian celupkan kedua tangan ke bejana B yang berisi air
biasa. Dari percobaan ini, tangan kanan akan merasakan air di bejana B
hangat dan tangan kiri akan merasakan air di bejana B dingin. Ukuran atau
derajat panas dingin zat tersebut disebut sebagai suhu. Untuk air yang sama,
anggota tubuh merasakan suhu yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa
anggota tubuh atau panca indera bukan pengukur suhu yang baik.

192 19219
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Berdasarkan percobaan di atas, maka diperlukan suatu alat untuk dapat


menentukan besarnya suhu dengan akurat. Alat ukur tersebut adalah
termometer.

Termometer

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Termometer


pada umumnya terbuat dari pipa kapiler berbahan kaca dan berisi rasa atau
alkohol. Skala termometer yang banyak digunakan dalam termometer yaitu
Celcius, Kelvin, Reamur, dan Fahrenheit. Satuan internasional suhu adalah
Kelvin. Jenis-jenis termometer ada bermacam-macam sesuai dengan sifat
termometrik dari bahan. Tabel 3 menunjukkan jenis-jenis termometer dan
karakteristiknya.

Tabel 3. Jenis-Jenis Termometer


Jenis Jangkauan
No Sifat Termometrik
Termometer ukur suhu (oC)
1. Raksa - 39 s/d 500 Volume zat cair bertambah jika dipanaskan dan s

2. Alkohol - 114 s/d 78 Volume zat cair bertambah jika dipanaskan dan s

3. Hambatan platina - 200 s/d 1200 Hambatan listrik pada seutas kawat logam akan
dipanaskan
4. Termokopel -250 s/d 1500 Perbedaan pemuaian antara dua logam
berbeda yang ujungnya disentuhkan akan men
gerak listrik
5. Gas volum konstan -270 s/d 1500 Gas yang dihasilkan pada volume tetap mengakibatk
bertambahnya tekanan
6. Pyrometer di atas 1000 Intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
benda yang sangat panas

Zat Pengisi Termometer

Termometer yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah


termometer yang berisi alkohol dan raksa. Termometer raksa dan alkohol
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.

193 19319
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Kelebihan raksa sebagai pengisi termometer adalahs sebagai berikut.


a. Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda yang diukur
sehingga proses pengukuran suhu dapat dilakukan dengan lebih
cepat.
b. Raksa memiliki jangkauan pengukuran yang besar. Titik beku raksa -
39 oC dan titik didihnya 357oC.
c. Raksa tidak membasahi dinding tabung sehingga proses pengamatan
suhu tidak terganggu dan hasil pengukurannya menjadi lebih teliti.
d. Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu.
e. Raksa mengkilap sehingga mudah untuk dilihat.

Kelebihan alkohol sebagai pengisi termometer adalah sebagai berikut.


a. Alkohol dapat mengambil kalor dari zat yang diukur dengan cepat
meskipun tidak secepat raksa.
b. Memiliki jangkauan pengukuran yang besar karena titik beku alkohol
-144 oC.
c. Pemuaian alkohol teratur terhadap kenaikan suhu.

Kelemahan raksa sebagai pengisi termometer adalah sebagai berikut.


a. Harga raksa lebih tinggi dibanding alkohol.
b. Tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu di bawah -40oC.
c. Air raksa termasuk zat beracun sehingga apabila pecah, maka
berbahaya.

Kelemahan alkohol sebagai pengisi termometer adalah sebagai berikut.


a. Titik didih alkohol rendah yaitu 78oC.
b. Alkohol membasahi dinding tabung.
c. Alkohol tidak berwarna sehingga perlu diberi warna untuk
memudahkan pembacaan.

194 19419
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Skala Termometer

Skala adalah garis atau titik berderet yang memiliki jarak sama dan
digunakan sebagai acuan hasil pengukuran. Skala suhu pada termometer
dapat dibuat dengan cara menetapkan dua suhu atas dan bawah yang
dinamakan titik tetap atas dan titik tetap bawah.

a. Skala Celcius
Titik tetap atas termometer skala Celcius menggunakan suhu air murni
yang sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer, yaitu sebesar 100 oC.
Adapun titik tetap bawah didasarkan pada suhu air murni yang sedang
membeku pada tekanan udara 1 atmosfer, yaitu sebesar 0oC.
b. Skala Kelvin
Titik tetap bawah termometer skala kelvin adalah 273 K dan titik tetap
atasnya adalah 373 K. Skala kelvin ditetapkan sebagai standar satuan
suhu.
c. Skala Fahrenheit
Titik tetap bawah termometer skala fahrenheit menggunakan campuran
es dan garam dengan nilai 32 oF. Titik tetap atas menggunakan suhu air
yang mendidih yang bernilai 212 oF.
d. Skala Reamur
Titik tetap bawah skala reamur berdasarkan titik lebur es dan diberi
angka 0. Titiki tetap atas berdasarkan titik didih air dan diberi angka 80.
Skala pada masing-masing termometer dapat dilihat pada gambar 6 di
bawah ini.

195 19519
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Berikut adalah skala pada termometer Reamur, Fahrenheit, Celcius, dan


Kelvin.

Gambar 6. Skala pada Termometer Reamur, Fahrenheit, Celcius, dan Kelvin


(Sumber : Buku fisika SMA dan MA Kelas X, Mikrajuddin Abdullah, 2006)

Perhatikan gambar 6, hubungan skala Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin


secara keseluruhan dapat menggunakan persamaan berikut.
5o 5
oC = R= (oF - 32) = K – 273
4 9

Termometer dapat pula dibuat sendiri dengan menentukan skala yang


ditetapkan dengan persamaan konversi skala suhu seperti pada ganbar
berikut.

196 19619
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

A D titik
B E

C F titik

Gambar 7. Konversi Skala Termometer Sembarang


(Sumber : Buku fisika SMA/MA Kelas X, Pujianto, 2013)

Persamaan konversi antara termometer satu dengan yang lain adalah sebagai
berikut.

A B D E

AC DF

dengan : A = titik didih air pada termometer X


B = suhu yang diketahui pada termometer X
C = titik beku es pada termometer X
D = titik didih air pada termometer Y
E = suhu yang diketahui pada termometer Y
F = titik beku es pada termometer Y

Contoh Soal

Suatu zat cair dipanaskan dan menunjukkan nilai 176 oF. Termometer Y
menetapkan titik beku air adalah 40 oY dan titik didih air adalah 140 oY.
Apabila termometer Y digunakan untuk mengukur suhu zat cair tersebut,
berapakah nilai yang ditunjukkan?

197 19719
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

A B D E

AC DF

212  176 140  Y



212  32 140  40
36 140  Y

180 100
36
x100  140  Y
180
20  140 
Y
Y  140  20
 120

Jadi nilai yang ditunjukkan termometer Y adalah 120oF

Pemuaian

a. Pemuaian Zat Padat

Suhu dapat mempengaruhi keadaan zuatu zat. Pemuaian adalah salah satu
contoh pengaruh suhu terhadap zat. Apabila menerima kalor, maka zat akan
memuai. Besar pemuaian dipengaruhi oleh jenis benda, ukuran mula-mula,
dan perubahan suhunya. Dalam kehidupan sehari-hari, contoh pemuaian
dapat dilihat pada pemuaian kaca jendela saat siang hari yang terik.
Berdasarkan hal tersebut, pemuaian dapat didefinisikan sebagai
pertambahan jarak antar molekul zat karena dipanaskan. Pertambahan jarak
antar molekul zat ini mengakibatkan pertambahan ukuran.

1) Pemuaian panjang

Pemuaian panjang terjadi pada zat padat dengan asumsi bahwa zat padat
hanya satu dimensi. Apabila sepotong logam yang panjangnya Lo
dipanaskan, maka akan bertambah panjang sebesar L, seperti yang
ditunjukkan gambar 8 berikut.

198 19819
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Gambar 8. Pemuaian Panjang pada Benda Padat


(Sumber: Dokumen pribadi)

Hal ini berarti bahwa logam hanya mengalami pemuaian panjang. Sedangkan,
pemuaian untuk penampangnya diabaikan, karena ukurannya yang kecil.
Alat yang digunakan untuk menyelidiki adanya pemuaian logam adalah
Musschenbroek.

Persamaan yang berlaku untuk mengetahui besar pemuaian adalah sebagai


berikut.

L  LoT

Lt = L0 + ∆L
Lt = L0 (1+ α . ∆T)
Keterangan:
 = koefisien muai panjang (1/K)
Lo = panjang benda mula-mula (m)
Lt = panjang akhir benda (m)
∆L = pertambahan panjang benda (m)
∆T = perubahan suhu benda (m)

Koefesien muai panjang benda berbeda-beda. Koefisien muai panjang (α)


didefinisikan sebagai perbandingan perubahan panjang dengan panjang
semula untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu (∆T). Beberapa
logam telah didefinisikan besar koefisiennya.

199 19919
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Berikut adalah koefesien muai panjang logam bebearapa zat.

Tabel 4. Koefisien Muai Panjang Logam pada Suhu Kamar


Koefisien Muai Koefisi
Zat Zat
Panjang (Co)-1 Panjan
Aluminium Kunigan 24 × 10-6 Air Alkohol
Perunggu Tembaga 19 × 10-6 Benzena Aseton 1,12
Kaca (biasa) Kaca 19 × 10-6 Gliserin Raksa 1,24
(Pyrex) Timah Htam 17 × 10-6 Terpentin Bensin
Baja 9 × 10-6 Udara Helium 4,85
Invar 3,2 × 10-6 1,82
Baja 29 × 10-6
11 × 10-6
0,9 × 10-6 3,67
12 × 10-6 3

Contoh Soal
Sepotong kawat yang berbahan baja yang memiliki panjang mula-mula 1
meter dipanaskan dari suhu 30 oC menjadi 130 oC. Berapakah besar
pemuaian panjang yang dialami kawat tersebut? (α = 11 x 10 -6 /K)
Pembahasan

Diketahui : Lo =1m
∆T = T2 – T1 = 130 – 30 = 100 oC
Α = 11 x 10-6 /K
Ditanya: ∆L
Penyelesaian:
L  Lo T
6
L  11110 100
4
L  1110 m

200 20020
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

2) Pemuaian luas

Apabila benda padat berbentuk lempengan dengan luas penampang A o


dipanaskan, maka akan mengalami perubahan luas sebesar A, seperti
ditunjukkan gambar 9.

A0

T

A0


A

Gambar 9. Pemuaian Luas pada Lempeng


(Sumber : Buku Fisika SMA dan kelas X, Mikrajuddin Abdullah, 2006)

Secara matematis, pemuaian luas ditulis dengan persamaan berikut.


A  Ao  T

At = A0 + ∆A
At = A0 (1+ β . ∆T)
Keterangan:
 = koefisien muai luas (1/K)
A0 = luas mula-mula (m2)
At = luas akhir (m2)

Koefisien muai luas (β) merupakan perbandingan perubahan luas dengan


luas semula untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu (∆T).

201 20120
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Hubungan antara koefisien luas terhadap koefisien muai panjang dapat


ditunjukkan pada persamaan berikut.

  2

Contoh Soal
Sebuah lempengan aluminium memiliki luas 4 m2 dipanaskan hingga
mengalami peningkatan suhu sebesar 40oC dari temperatur awal.
Berapakah luas lempengan setelah dipanaskan? ( αaluminium = 2,4 x 10-5)
Diketahui : Ao = 4 m2
∆T = 40 oC
 = 2α = 2 x 2,4 x 10-5 = 4,8 x 10-5 /K
Ditanya : At
Jawab : At = A0 (1+ β . ∆T)
At = 4 (1+ 4,8 x 10-5 x . 40)
At = 4 (1,92 x 10-3)
At = 4,00768 m2

3) Pemuaian ruang/volume

Pada benda padat yang mengalami pemuaian volume, benda memuai


dalam arah panjang, lebar, dan tinggi. Sebagai contoh, apabila zat padat
berbentuk balok dengan volume mula-mula Vo dipanaskan seperti
ditunjukkan gambar 10, maka balok tersebut akan mengalami perubahan
volume sebesar V sehingga memiliki volume akhir sebesar Vt.

Gambar 10 berikut adalah contoh pemuaian volume pada balok.

202 20220
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Gambar 10. Pemuaian Volume pada Balok


(Sumber: Dokumen pribadi)

Pemuaian volume berbagai zat dipengaruhi oleh koefisien muai volumenya


(). Secara matematis, besarnya pemuaian volume sesuai persamaan
berikut.
V  V o T

Vt = V0 + ∆V
Vt = V0 (1+ γ. ∆T)
Keterangan:
 = koefisien muai volume ( 0C-1 atau K-1)
V0 = volume mula-mula (m3).
Vt = volume akhir (m3)
∆T = perubahan suhu (0 C atau K)

Koefisien muai volume (γ) merupakan perbandingan perubahan volume


dengan volume semula untuk setiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu
(∆T). Koefisien muai volume dan koefisien muai panjang memiliki hubungan
  3 .

203 20320
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Contoh Soal

Sebuah balok logam bersuhu 25 oC dengan volume 200 cm3 dipanaskan


hingga volumenya menjadi 200,25 cm 3. Berapakah suhu akhir pemanasan
logam agar mencapai volume yang diinginkan? (α = 9 x 10-6 /K)
Pembahasan
Diketahui : Vo = 200 cm3 = 200 x 10-6 m3 = 0,2 x 10-3 m3
∆V = 200,25 - 200 = 0,25 cm3 = 0,25 x 10-6 m3
γ = 3 x 9 x 10-6 = 27 x 10-6 /K
Jawab:
V  Vo . .T
0,25 x 10-6 = 0,2 x 10-3. 27 x 10-6 . ∆T
∆T = 46,3 oC
Suhu akhir pemanasan = 25 oC + 46,3 oC
= 71,3 oC

b. Pemuaian Zat Cair

Zat cair akan memuai jika dipanaskan. Zat cair hanya mempunyai muai
volume sehingga apabila dipanaskan maka volumenya akan bertambah.
Pemuaian volume zat cair lebih besar dari pada zat padat karena molekul zat
cair lebih bebas dari pada zat padat.

Sifat pemuaian zat cair inilah yang kita gunakan untuk mengukur suhu benda
dengan termometer.

Berikut adalah koefesien muai volume beberapa zat.

204 20420
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Tabel 5. Koefisien Muai Volume Beberapa Jenis Zat

Nama Zat  [K-

Alkohol 0,001

Benzene 0,0012

Kloroform 0,0012

Eter 0,0016

Gliserin 0,0005

Raksa 0,0001

Terpentin 0,0009

Gelas 0,0000

Air 0,0002

Molekul zat cair lebih bebas dibandingkan molekul zat padat, maka pemuaian
pada zat cair harus lebih besar daripada zat padat. Sifat pemuaian zat cair
inilah yang kita gunakan untuk mengukur suhu benda dengan termometer.

Pada zat cair terdapat pemuaian nyata, pemuaian tampak, dan pemuaian
bejana. Gambar di bawah ini menunjukkan suatu bejana berisi zat cair.
Ketinggian zat cair mula-mula adalah A. Setelah zat cair dipanaskan ,
ketinggian permukaan zat cair turun menjadi ke B, kemudian naik ke C. Perlu
dijelaskan bahwa penurunan permukaan dari A ke B bukan disebabkan oleh
penyusutan zat cair, akan tetapi penurunan ini terjadi karena pemuaian yang
dialami bejana sehingga volum benda bertambah. Ketika zat cair dipanaskan
terus menerus dan menjadi panas, maka akan ditunjukkan bahwa pemuaian
zat cair lebih besar daripada pemuaian zat padat. Dari uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pemuaian nyata dari zat cair lebih besar dari pemuaian
yang tampak. Pemuaian tampak merupakan kenaikan ketinggian permukaan

205 20520
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

dari A ke C. Pemuaian nyata, pemuaian tampak, dan pemuaian bejana


memiliki korelasi sebagai berikut.

Pemuaian nyata = pemuaian tampak + pemuaian bejana

Gambar 11. Peristiwa Pemuaian


(Sumber: Modul fisika untuk guru pembelajar, Ediyanto&Suci Nurhayati C., 2016)

Berdasarkan gambar 11 di atas, apabila tampak adalah koefisien muai volum


dari zat cair, dan bejana adalah koefisien muai volum bejana, dapat kita
tuliskan koefisien muai nyata  sebagai

 = tampak + bejana

Pemuaian volume zat cair lebih besar dari pemuaian wadahnya. Berdasarkan
hal tersebut maka terdapat 2 pemuaian yang terjadi yaitu pemuaian tempat
zat cair dan pemuaian zat cair itu sendiri.

c. Pemuaian gas dan beberapa hukum tentang gas

Gas pada suatu ruang tertutup memiliki besaran yang dapat diukur secara
langsung. Salah satu besaran yang dapat diukur adalah volumenya. Apabila
gas dipanaskan, gas hanya mempunyai koefesien muai volume saja. Besar
koefesien tersebut sama untuk semua jenis gas. Terdapat tiga besaran yang
berpengaruh pada pemuaian gas yaitu tekanan (P), volume (V), dan suhu gas

206 20620
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

(T). Untuk menentukan korelasi antara besaran satu dengan besaran yang
lain, maka dua besaran harus diubah dan satu besaran dibuat tetap.

1) Pemuaian gas pada suhu tetap (Hukum Boyle)

Hukum Boyle merupakan hukum yang menghubungkan volume dengan


tekanan pada suhu yang tetap. Hasil kali tekanan dengan volume pada suhu
tetap adalah konstan. Apabila gas dipanaskan pada suhu tetap, tekanan dan
volume berubah. Hal ini dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut.
P.V = konstan
atau
P1V1 = P2V2

2) Pemuaian gas pada tekanan tetap (Hukum Charles-Gay


Lussac)

Pada gas dengan tekanan rendah yang dibuat tetap, hasil bagi antara volume
dan suhunya selalu konstan.
V1 V 2

T1 T 2
atau

3) Pemuaian gas pada volume tetap/hukum tekanan (Hukum Gay Lussac)

Hukum Gay Lussac menyatakan bahwa apabila gas dipanaskan pada tekanan
dan suhu berubah namun volume tetap maka dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut.

207 20720
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

atau

3) Hukum Boyle-Gay Lussac

Gas ideal adalah gas yang tidak memiliki kecenderungan mencair, meskipun
pada suhu gas rendah. Gas ideal memenuhi hukum-hukum gas gabungan dari
Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac. Dari gabungan hukum-hukum tersebut
akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
P1 .V1 P2 .V2

T1 T2

atau

P = tekanan (N/m2)
V = volum (m3)
T = suhu/temperatur (K)

Persamaan di atas disebut hukum Boyle-Gay Lussac atau disebut persamaan


gas ideal.

Semua jenis gas memiliki nilai koefisien muai volume yang sama, yaitu
-1
  1
K . Pemuaian gas dimanfaatkan untuk membuat termometer gas,
2

yaitu termometer yang digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
Termometer gas helium pada tekanan rendah mampu mengukur suhu hingga
–250 oC. Bahan pengisi termometer gas adalah hidrogen, nitrogen, dan
helium.

208 20820
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Anomali air

Pada umumnya benda memuai apabila dipanaskan. Hal tersebut tidak terjadi
pada air di rentang suhu 0oC - 4oC. Pada rentang suhu ini, air akan menyusut
ketika dipanaskan. Setelah melewati suhu 4oC, air akan bersifat normal yaitu
memuai ketika dipanaskan.

Keanehan perilaku air pada rentang suhu 0oC - 4oC disebut anomali air. Zat
lain yang memiliki sifat anomali seperti air adalah bismuth dan parafin.

Grafik anomali air ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 12. Anomali Air


(Sumber : www.kf.elf.stuba.sk)

Pada kehidupan sehari-hari, sifat anomali air terjadi pada kehidupan hewan
dan tumbuhan dalam danau air selama musim dingin. Pada saat air di dalam
danau di bawah 4oC, pertambahan volume air karena pemuaian berpengaruh
pada semakin menurunnya massa jenis air. Air dalam danau yang memiliki
massa jenis yang lebih kecil bergerak ke permukaan danau dan air yang
memiliki massa jenis yang besar dengan suhu 4 oC menempati dasar telaga.

209 20920
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Gambar 13 berikut menunjukkan manfaat anomali air dalam kehidupan ikan


dan tumbuhan dalam danau selama musim dingin.

Gambar 13. Manfaat Anomali Air


(Sumber: Buku fisika untuk SMA/MA Kelas XI, Marthen Kanginan, 2017)

Peristiwa tersebut menjadikan air di permukaan membeku terlebih dahulu.


Pada permukaan air terbentuk lapisan es sedangkan air di bawah lapisan es
pada danau tidak membeku. Hal inilah yang menjadikan tumbuh-tumbuhan
dan ikan dalam telaga mampu bertahan hidup pada saat musim dingin.

Kalor

Kalor memiliki pengertian yang berbeda dengan suhu. Suhu adalah derajat
panas suatu benda, sedangkan kalor adalah bentuk energi yang berpindah
dari obyek yang memiliki suhu tinggi menuju obyek yang memiliki suhu
rendah. Dalam Satuan Internasional, kalor memiliki satuan Joule (J), dalam
satuan yang lain kalor dapat juga memiliki satuan kalori (kal).

Besar kalor dipengaruhi oleh beberapa faktor. Percobaan berikut dapat


digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kalor.

210 21021
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Gambar 14. Pengaruh Massa terhadap Besar Kalor

Gambar 14 di atas menunjukkan dua bejana A dan B diisi zat cair dengan
jenis yang sama. Suhu awal dan akhir pemanasan yang diberikan pada kedua
bejana sama sehingga perubahan suhunya bernilai sama. Massa zat cair pada
dua bejana tersebut berbeda. Massa zat cair pada bejana B lebih besar dari
massa zat cair pada bejana A. Untuk memperoleh suhu akhir yang sama,
bejana B memerlukan lebih banyak kalor dibanding bejana A. Hal tersebut
disebabkan zat cair pada bejana B memiliki massa yang lebih besar dibanding
massa zat cair pada bejana A. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
“Semakin besar jumlah massa benda, maka semakin besar kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhunya”, atau secara matematis: Qm

Gambar 15. Pengaruh Suhu terhadap Besar Kalor

211 21121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Pada gambar 15 menunjukkan dua bejana A dan B diisi zat cair yang sejenis.
Massa zat cair pada bejana A an B adalah sama. Apabila suhu awal zat cair
pada bejana A dan B adalah sama, namun suhu akhirnya berbeda, maka
diperlukan kalor yang lebih besar pada bejana B dibandingkan bejana A. Hal
tersebut disebabkan perubahan suhu pada bejana B lebih besar daripada
bejana A. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa “Semakin besar
perubahan suhu benda, maka semakin besar kalor yang diperlukan”, atau
secara matematis: Q  T

Gambar 16. Pengaruh Kalor Jenis terhadap Besar Kalor

Gambar 16 menunjukkan bahwa dua bejana A dan B diisi zat cair yang
berbeda jenisnya. Kalor jenis bejana B lebih besar daripada kalor jenis pada
bejana A. Massa dan perubahan suhu pada kedua bejana tersebut adalah
sama. Dengan percobaan tersebut, untuk mencapai suhu yang sama,
diperlukan jumlah kalor yang lebih banyak untuk zat cair pada bejana B
karena kalor jenis zat cair lebih besar. Dapat disimpulkan bahwa “
Semakin besar kalor jenis suatu benda, maka semakin besar kalor yang
diperlukan”

Berdasarkan ketiga percobaan tersebut, dapat diperoleh rumusan matematik


besarnya kalor yang diperlukan atau yang dilepas oleh suatu benda adalah:

212 21221
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Q = m. c. T
Keterangan:
Q = kalor (J)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg.K)
T = perubahan suhu (K)

Perubahan Wujud Zat

Zat terbagi menjadi tiga wujud yaitu zat padat, zat cair, dan zat gas.
Berdasarkan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, zat tersebut dapat
mengalami perubahan wujud karena menyerap atau melepas kalor. Kalor
yang diserap benda digunakan untuk dua kemungkinan yaitu untuk
menaikkan suhu atau mengubah wujud benda. Benda yang menyerap kalor,
suhunya akan naik atau wujudnya berubah. Benda yang melepas kalor,
suhunya akan turun atau wujudnya berubah.

Untuk perubahan suhu, besarnya kalor yang diserap atau dilepas dirumuskan
sebagai berikut.

Q  m.c.T
Keterangan:

Q = besarnya kalor yang diserap atau dilepas (J)


m = massa benda (kg)
∆T = perubahan suhu (K)
c = kalor jenis (J/kg K)

Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan
untuk menaikkan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat sebesar 1 K
atau 1 oC.

213 21321
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan
untuk menaikkan atau menurunkan suhu benda sebesar 1 K atau 1 oC. Secara
matematis kapasitas kalor dirumuskan sebagai berikut.

Q
C  m.c 
T

Keterangan:

C = kapasitas kalor ( )
Q = besarnya kalor yang diserap atau dilepas (J)
m = massa benda (kg)
∆T = perubahan suhu (K)

Zat yang terus menerus diberikan atau diambil kalornya akan mengalami
perubahan wujud. Perubahan wujud zat tersebut dapat dilihat pada gambar
17.

Gambar 17. Skema Perubahan Wujud Zat

214 21421
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Besarnya kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama proses perubahan


wujud zat memenuhi persamaan berikut.

Q  m.L

Keterangan:

L = Kalor laten (J/kg)


Q = besarnya kalor yang diserap atau dilepas (J)
m = massa benda (kg)

Kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk
berubah wujud. Tabel 6 menunjukkan tabel kalor laten dan kalor jenis
beberapa zat.

Tabel 6. Kalor Jenis dan Kalor Laten Zat


Kalor Jenis Kalor Lebur Kal
No Nama Zat
(J/kg K) (J/kg) (J
1. Aluminium 910 3,97 x 105 1,14 x 10
2. Berilium 1.970
3. Tembaga 390 1,34 x 105 5,06 x 10
4. Etanol 2.428
5. Es 2.100 3,36 x 105
6. Baja/Besi 470
7. Batu Kapur 879
8. Raksa 140
9. Perak 234 8,82 x 104 2,33 x 10
10. Air 4200 3,36 x 105 2,26 x 10
11. Oksigen 1,38 x 104 2,13 x 10
12. Etil Alkohol 1,04 x 105 8,54 x 10
13. Sulfur 3,81 x 104 3,26 x 10
14. Timah 130 2,45 x 104 8,70 x 10

215 21521
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Kalor Jenis Kalor Lebur


No Nama Zat
(J/kg K) (J/kg)
15. Emas 130 6,64 x 104 1,5
16. Uap air 2010

Zat menyerap kalor selama proses pemanasan. Semakin lama zat dipanaskan,
semakin banyak kalor yang diserap. Sebagai contoh adalah pada grafik
pemanasan berikut.

Gambar 18. Proses Perubahan Wujud Zat


(Sumber : Buku fisika SMA dan MA Kelas X, I Made Astra, 2006)

Oleh karena itu, pada proses perubahan es menjadi uap air akan
membutuhkan kalor sebanyak :

QTotal  Q1  Q2  Q3  Q4  Q5

Hukum Kekekalan Energi (Azas Black)

Azas Black adalah hukum kekekalan energi pada proses pertukaran kalor
dalam sistem terisolasi. Apabila suatu zat dengan berbagai suhu yang
berbeda dicampur dan perpindahan kalor terjadi pada zat-zat tersebut, maka
kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Dengan menggunakan

216 21621
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Kalorimeter, kita dapat mengukur jumlah kalor yang dilepas atau diterima
oleh dua atau lebih benda yang dicampur.

Berikut adalah gambar cara kerja kalorimeter.

Gambar 19. Cara Kerja Kalorimeter


(Sumber: Buku modul fisika pelatihan guru, Ediyanto&Suci N., 2016)

Gambar 19 di atas menjelaskan proses bahwa apabila kalorimeter diisi air


yang bersuhu lebih rendah, kemudian benda A bersuhu lebih tinggi
dimasukkan ke dalam air dan diaduk, maka benda yang suhunya lebih
rendah (air) dan bejana menyerap kalor sedangkan benda yang suhunya
lebih tinggi (benda A) melepas kalor. Kedua benda yang dicampur itu, pada
suatu saat suhunya akan setimbang atau sama.

Proses tersebut di atas bermakna bahwa “Jumlah kalor yang diserap oleh
suatu benda sama dengan jumlah kalor yang dilepas oleh benda lain yang
menyentuhnya”. Pernyataan tersebut disebut dengan hukum kekekalan
energi atau azas Black. Hukum kekekalan energi kalor atau Azas Black
tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.

217 21721
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Qlepas = Qterima

Qlepas  Qserap ,

atau
Qlepas  Q terim a
QA  QB
m A  c A  TA  mB  cB  TB
m A  c A  TA  TC   mB  cB  TC  TB 

Keterangan :
Qlepas = kalor yang dilepaskan (J)
Qterima = kalor yang diterima (J)
mA = massa zat A (kg)
mB = massa zat B (kg)
cA = kalor jenis zat A (J/kg K)
cB = kalor jenis zat B (J/kg K)
TA = suhu awal zat A (K)
TB = suhu awal zat B (K)
TC = suhu awal zat C (K)

Hukum kekekalan energi hanya berlaku untuk sistem tertutup yang artinya
bahwa dua zat dicampurkan tanpa adanya pengaruh dari lingkungan. Untuk
melakukan pencampuran yang tertutup menggunakan kalorimeter.

Perpindahan Kalor

Terdapat tiga mekanisme proses perpindahan kalor antar medium, yaitu


konduksi, konveksi, dan radiasi.

Konduksi

Konduksi terjadi akibat tumbukan antar molekul penyusun zat karena


adanya proses pemanasan. Ujung dari benda yang dipanaskan bergetar lebih

218 21821
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

cepat dan menumbuk molekul yang bergetar lebih lambat. Terjadi transfer
energi pada molekul-molekul tersebut. Perpindahan kalor melalui suatu
benda akibat interaksi antar molekul penyusun zat tersebut disebut dengan
konduksi. Contohnya: sendok logam yang ujungnya digunakan untuk
mengaduk makanan yang sedang dipanaskan, beberapa saat kemudian ujung
yang lain akan menjadi panas pula. Pada proses ini molekul-molekul zat tidak
berpindah.

Peristiwa konduksi ditunjukkan oleh gambar 20 berikut.

Gambar 20. Peristiwa Konduksi


(Sumber: Modul Fisika Pelatihan Guru, Ediyanto&Suci N., 2016)

Salah satu ujung batang logam P diberi kalor dari sumber energi panas, maka
beberapa saat kemudian ujung logam Q menjadi panas. Pada saat
dipanaskan, atom-atom logam P mendapat energi sehingga atom-atom ini
bergetar, menumbuk serta memberikan sebagian energi panasnya kepada
atom-atom di sekitarnya. Atom-atom yang ditumbuk bergetar, menumbuk
dan memberikan energi panasnya kepada atom-atom berikutnya dan
demikian seterusnya sampai pada atom-atom ujung Q.

Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor secara konduksi, zat


dibedakan menjadi konduktor (mudah menghantarkan panas) dan isolator
(sukar menghantarkan panas). Contoh dari bahan konduktor misalnya
aluminium yang digunakan untuk bahan peralatan masak. Sementara contoh

219 21921
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

bahan isolator misalnya kayu, digunakan untuk pegangan pada alat-alat


masak.

Berikut ini merupakan contoh perpindahan kalor secara konduksi.

Gambar 21. Perpindahan Kalor pada Zat Padat


(Sumber: Dokumen pribadi)

Berdasarkan gambar 21, secara metematis, persamaan yang berlaku pada


perpindahan kalor secara konduksi sebagai berikut.

H 
Q
 kA
T  p a na s 
T ding in
t l

Keterangan:
H = kalor yang dipindahkan tiap detik (watt)
∆Q = banyak kalor yang dihantarkan (joule)
∆t = waktu (s)
k = konduktivitas termal (J/s.m.K)
A = luas penampang (m2)
l = panjang medium hantar (m)

220 22022
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan kalor secara konduksi


adalah sebagai berikut.

 Perbedaan suhu antara reservoir panas dan reservoir dingin (T )

 Panjang batang ( l ), makin panjang batang maka makin pelan


perpindahan kalornya.
 Luas penampang (A), makin luas maka makin cepat perpindahan
kalornya.
 Konduktivitas termal zat (k), merupakan ukuran kemampuan zat
menghantarkan kalor. Makin besar nilai k, maka makin cepat
perpindahan kalornya.

Konduktivitas termal adalah konstanta yang menyatakan kemampuan bahan


dalam menghantarkan kalor. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor
secara konduksi, zat dibedakan menjadi konduktor (mudah menghantarkan
panas) dan isolator sulit menghantarkan panas). Contoh dari bahan
konduktor adalah aluminium yang digunakan untuk peralatan masak. Contoh
dari bahan isolator adalah plastik yang digunakan untuk pegangan panci.
Berikut tabel konduktivitas termal bahan.

Tabel 7. Nilai Konduktivitas Termal Bahan Logam


No Nama bahan Konduktivitas Termal (W/m.K) J
1. Aluminium 205
2. Kuningan 110
3. Tembaga 400
4. Emas 300
L
5. Perak 410
6. Baja 50
7. Besi 80
8. Timah 35

221 22122
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Tabel 8. Nilai Konduktivitas Termal Bahan Non Logam


No Nama bahan Konduktivitas Termal (W/m.K)
1. Kaca 0,9
2. Kayu 0,1
3. Bata 0,6
4. Es 1,6
5. Air 0,6
6. Batu 0,04
7. Styrofoam 0,01

Tabel 9. Konduktivitas Termal Bahan Gas


No Nama bahan Konduktivitas Termal (W/m.K)
1. Oksigen 0,023
2. Udara 0,024
3. Hidrogen 0,17
4. Argon 0,016
5. Helium 0,14

Konveksi

Berbeda dengan konduksi, pada konveksi, kalor berpindah bersama-sama


dengan partikel zatnya. Konveksi merupakan perpindahan kalor melalui
aliran massa pada fluida dari satu ruang ke ruang yang lainnya. Pada proses
ini molekul zat ikut berpindah dari fluida panas ke fluida dingin. Terdapat
dua jenis perpindahan kalor secara konveksi yaitu konveksi alamiah dan
konveksi paksa.

Konveksi alamiah

Pada konveksi alamiah, pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa


jenis atau densitas. Bagian fluida yang menerima kalor (dipanasi) memuai

222 22222
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

dan massa jenisnya menjadi lebih kecil sehingga bergerak ke atas.


Tempatnya digantikan oleh bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah karena
massa jenisnya lebih besar. Contoh konveksi alami dalam zat cair: Diberikan
zat warna pada air (butir kristal kalium permanganat) dipanasi. Massa jenis
air pada bagian tersebut menjadi lebih kecil sehingga air bergerak ke atas.
Posisi bagian bawah digantikan oleh air yang memiliki massa jenis yang lebih
besar. Proses pergantian molekul tersebut membentuk lintasan yang disebut
arus konveksi.

Konveksi paksa

Konveksi paksa terjadi apabila fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan
ke tujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Contoh konveksi
paksa adalah pada sistem pendingin mesin mobil. Sistem pendingin ini dibuat
untuk memindahkan panas dari mesin ke udara bebas.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju kalor konveksi. Laju kalor
ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida sekitarnya secara
konveksi adalah sebanding dengan luas permukaan benda yang bersentuhan
dengan fluida dan beda suhu antara fluida dan benda. Secara matematis,
dapat dituliskan dengan persamaan:
Q
H= = h. A. T
t
Keterangan:
H = kelajuan konveksi (watt)
h = koefisien konveksi termal (W/m2.K)
H = kalor yang dipindahkan tiap detik (watt)
∆Q = banyak kalor yang dihantarkan (joule)
∆t = waktu (s)
h = koevisien konveksi (W/m2.K)
A = luas penampang (m2)

223 22322
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Koefisien konveksi (h) merupakan faktor yang mempengaruhi laju konveksi.


Nilai h bergantung pada bentuk dan kedudukan permukaan, yaitu tegak,
mendatar, menghadap ke bawah atau menghadap ke atas.

Radiasi

Pada konduksi dan konveksi, diperlukan medium bagi perpindahan panas.


Pada radiasi, perpindahan panas tidak memerlukan medium. Contohnya
panas matahari yang sampai ke bumi. . Kalor dari matahari sampai ke bumi
melalui ruang hampa tanpa zat perantara (medium). Perpindahan panas ini
dapat terjadi karena energi kalor dibawa dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.

Beberapa permukaan zat menyerap kalor radiasi lebih baik dari permukaan
lainnya. Warna hitam adalah penyerap dan pemancar kalor radiasi yang baik.
Sedangkan warna putih adalah penyerap dan pemancar kalor yang buruk.
Sebuah benda yang menyerap dan memancarkan semua radiasi gelombang
elektromagnet disebut benda hitam.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju kalor radiasi. Pada tahun
1879 Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang dipancarkan
benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya total itu sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Lima tahun kemudian Ludwig
Boltzmann menurunkan hubungan yang sama. Persamaan yang didapat dari
hubungan ini disebut sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang berbunyi
“energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam dalam bentuk radiasi
kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu.” Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut.

224 22422
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Q 4
P  AT ; berlaku untuk benda hitam
t

Keterangan:
P = energi yang dipindahkan tiap detik (Watt)
∆Q = banyak kalor yang dihantarkan (Joule)
∆t = waktu (s)
σ = konstanta Stefan-Boltzman = 5,67 x 10-8 W/m2.K4
T = suhu (K)

Tidak semua benda hitam dianggap sebagai benda hitam sempurna.


Berdasarkan hal inilah maka diperlukan modifikasi persamaan di atas agar
dapat digunakan untuk setiap benda. Persamaan Stefan-Boltzmann untuk
setiap benda atau benda tidak hitam sempurna berlaku:

Q 4
P  eAT
t

Pada persamaan di atas, e disebut emisivitas benda tidak hitam sempurna


dengan nilai antara 0 – 1. Emisivitas (e) merupakan konstanta radiasi yang
harganya bergantung pada sifat permukaan benda yang memancarkan
radiasi (0  e  1). Benda yang memiliki harga e = 1 dikatakan bahwa benda
ini merupakan benda hitam sempurna, artinya pemancar energi kalor yang
baik sekaligus penyerap energi kalor yang baik. Contoh benda hitam
sempurna dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

1) Lubang ventilasi pada dinding rumah yang tinggi;


2) Lubang kecil pada selubung kaleng yang tertutup rapat;

Pada kehidupan sehari-hari, contoh pemanfaatan radiasi adalah pada rumah


kaca atau efek rumah kaca dan panel surya. Pada efek rumah kaca, cahaya
tampak menembus kaca sedangkan ultraviolet dan inframerah dipantulkan

225 22522
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

kembali olehn kaca. Kalor radiasi cahaya yang masuk ke kaca diserap oleh
tanaman dan tanah di dalam rumah kaca sehingga menjadi hangat.
Sedangkan panel surya adalah perangkat yang terdiri atas wadah logam
berongga yang dicat hitam dengan panel depan terbuat dari kaca. Berikut
adalah gambar dari cara kerja panel surya.

Gambar 22. Cara Kerja Panel Surya


(Sumber: Buku fisika SMA/MA Kelas X, Marthen Kanginan, 2017)

Contoh Soal

Suatu benda memiliki luas permukaan 1,4 m2 dan koefesien emisivitas 0,85.
Benda tersebut memiliki suhu 37oC dan berada dalam ruangan yang bersuhu
20oC. Hitunglah jumlah kalor yang diradiasikan dalam 1 menit?

Pembahasan
Diketahui :
e = 0,85
σ = 5,67 x 10-8 W/m2.K4
A = 1,4 m2
Tbenda = 37 + 273 = 310 K
Truang = 20 + 273 = 293 K

226 22622
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Jawab:
4
P  eAT .t
8 4 4 4
p  0,85x5,67 x10 x1,4x10 x(310  293 ).60
P  7550,87 J

Jadi, daya yang dipancarkan filamen adalah 0,0241 watt

227 22722
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian Pengembangan Penilaian ini berisi 2 hal. Pertama, pembahasan soal-


soal USBN dan kedua, pengembangan soal-soal yang menguji keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS). Dengan adanya pembahasan soal-soal UN
diharapkan baik guru maupun peserta didik dapat memprediksi pola yang
soal USBN yang muncul dan dapat mengerjakannya dengan benar.
Keberadaan pengembangan soal HOTS diharapkan dapat meningkatan
keterampilan guru untuk membuat soal-soal yang menguji keterampilan
berpikir tingkat tinggi peserta didik.

A. Pembahasan Soal-soal

Berikut adalah soal-soal USBN dari KD. 3.11 Menganalisis proses pemuaian,
perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor.

Contoh Soal USBN SMK Tahun 2018


1. Air dipanaskan pada suhu 50C. Apabila dinyatakan dalam skala Fahrenheit,
maka suhu air tersebut adalah ….

A. 40 F
B. 72 F
C. 75,6 F
D. 104 F
E. 122 F
Kunci Jawaban: E. 122 oF

Diket: C = 50C
Ditanya: 50C = ... F

228 22822
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Penyelesaian: F=

F = x 50 + 32
F = 90 + 32
F = 122 o F

Contoh Soal USBN SMK Tahun 2019


1. Keuntungan alkohol sebagai pengisi thermometer sebagai berikut.
1. Harga lebih murah
2. Dapat mengukur suhu dengan teliti
3. Dapat mengukur suhu yang sangat rendah
2. Tidak membasah idinding
Sifat-sifat di atas yang benar adalah ....
A. 1), 2), dan 3)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 4)
D. 3) dan 4)
E. 4) saja
Kunci Jawaban: A. 1), 2), dan 3)

Diket:
Data Beberapa Sifat-Sifat Alkohol

Ditanya:
Data yang menunjukkan sifat benar?

Penyelesaian:
Analisis alkohol sebagai pengisi termometer adalah bahwa alkohol
memiliki harga yang murah. Alkohol mudah memuai dan menyesuaikan
dengan kondisi suhu lingkungan sehingga dapat mengukur suhu dengan
teliti. Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah. Alkohol tidak

229 22922
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

memiliki sifat seperti raksa sehingga alkohol dapat membasahi dinding


bagian dalam termometer sehingga jawabannya adalah A. 1), 2), dan 3) .

Contoh Soal USBN SMK Tahun 2019


2. Eko melakukan percobaan membuat thermometer dari suatu zat
termometrik. Sehingga diperoleh thermometer dengan skala bebas ˚E
memiliki titik beku air pada 40˚E, dan titik didihnya 240˚E. Pada saat
thermometer Celcius terbaca 140˚C, maka pada skala thermometer yang
dibuat Eko terbaca . . .˚E
A. 230˚
B. 240 ˚
C. 250 ˚
D. 260 ˚
E. 320 ˚
Kunci Jawaban :E

Diketahui:
TTB = 40˚E
TTA = 240˚E
C = 140 oC

Ditanya:
E=?

Penyelesaian:

E = 320 oE

230 23023
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Contoh Soal USBN SMK Tahun 2018


3. Jembatan terbuat dari baja panjangnya 600 meter pada musim hujan (10
C). Jika koefisien muai panjang 11.10-6/C maka pertambahan panjang
pada musim kemarau (40 C) adalah ....
A. 0,168 m
B. 0,198 m
C. 0,268 m
D. 0,298 m
E. 0,660 m
Kunci Jawaban: B. 0,198 m

Diketahui:
lo=600 m
Δt=40-10=30°C
α=0,000011/°C

Ditanya:
Δl=...?

Penyelesaian:
lt=lo(1+α Δt)
=600(1+0,000011 x 30)
=600(1+0,00033)
=600(1,00033)
=600,198 m

Δl=lt-lo
=600,198-600
=0,198 m

231 23123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Contoh Soal US SMK Tahun 2017


4. Selembar baja pada suhu 20oC memiliki ukuran seperti pada gambar. Jika
koefisien muai panjang baja 10-5 oC-1 maka pertambahan luas pada suhu
60oC adalah ....

A. 0,08 cm2
B. 0,16 cm2
C. 0,24 cm2
D. 0,36 cm2
E. 0,64 cm2

Kunci Jawaban: E. 0,64 cm2

Diketahui :
Ao = (40)(20) = 800 cm2

α = 10-5 oC-1
β = 2α = 2 10-5 oC-1
ΔT = 60oC – 20oC = 40oC

Ditanya :
ΔA pada suhu 60oC = ?

Penyelesaian:
Rumus pemuaian luas :
ΔA = β Ao ΔT
ΔA = (2 x 10-5)(800)(40) = 0,64 cm

232 23223
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Contoh Soal US SMK Tahun 2017


5. Bila udara dipanaskan maka pertambahan volumenya sebanding dengan
….
A. Suhu Awal
B. Suhu Akhir
C. Kenaikan Suhu
D. Volume Awal
E. Volume Akhir
Kunci Jawaban: C. Kenaikan Suhu

Diketahui:

Volume udara dengan peningkatan suhu

Ditanya:
Faktor yang berbanding dengan peningkatan volume udara

Penyelesaian:
Dari salah satu contoh kegiatan percobaan, apabila balon pada tutup botol
diberikan kalor atau tidak diberikan kalor akan dapat memberikan hasil
analisis sebagai berikut: suhu awal tanpa diikuti peningkatan kalor tidak
akan mempengaruhi peningkatan volume udara. Suhu akhir tanpa adanya
perbedaan yang besar dari suhu awalnya juga tidak akan menjadikan
volume udara meningkat dengan tajam. Volume awal tanpa ada
peningkatan jumlah kalor tidak akan meningkatkan meningkatkan volume
udara. Volume akhir tanpa adanya rentang yang besar dari besar volume
awal juga tidak akan meningkatkan volume udara. Akan tetapi kenaikan
suhu dipastikan dapat meningkatkan volume udara. Dari analisis ini, maka
faktor yang berpengaruh terhadap peninkatan volume udara adalah
kenaikan suhu sehingga pertambahan volumenya sebanding dengan
kenaikan suhu.

233 23323
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Contoh Soal USBN Tahun 2019


6. Berikut data kalor jenis dari 4 zat padat:

No Zat Padat Kalor Jenis ( J/kg 0C


1 Alumunium 900
2 Tungsten 134
3 Tembaga 386
4 Perak 236

Keempat zat padat dengan massa yang sama diberi kalor juga dengan
jumlah yang sama. Maka urutan zat yang mengalami kenaikan suhu dari
tertinggi ke terendah adalah ....
A. Alumunium – tembaga – perak - tungsten
B. Tungsten – alumunium – tembaga – perak
C. Tungsten – perak – tembaga – alumunium
D. Perak – alumunium – tungsten – tembaga
E. Perak – tembaga – tungsten – alumunium
Kunci Jawaban : C

Diketahui:
Kalor Jenis Aluminium : 900 J/kgoC
Kalor Jenis Tungsten : 134 J/kgoC
Kalor Jenis Tembaga : 386 J/kgoC
Kalor Jenis Perak : 236 J/kgoC
Massa keempat zat padat adalah sama
Besar kalor adalah sama

Ditanya:
Urutan Kenaikan Suhu?

234 23423
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Penyelesaian:
Pada permasalahan di atas, diketahui bahwa massa dan kalor keempat zat
padat adalah sama. Berdasarkan hal tersebut, apabila diberikan kalor, maka
semakin kecil kalor jenis zat akan menyebabkan semakin besar kenaikan
suhu, sehingga urutan kenaikan suhu dari tertinggi ke terendah sebanding
dengan urutan kalor jenis dari terkecil ke yang terbesar. Urutan kalor jenis
logam dari yang terkecil ke yang terbesar adalah sebagai berikut:
1. Kalor Jenis Tungsten : 134 J/kgoC
2. Kalor Jenis Perak : 236 J/kgoC
3. Kalor Jenis Tembaga : 386 J/kgoC
4. Kalor Jenis Aluminium : 900 J/kgoC
Sehingga jawabannya adalah C. Tungsten – perak – tembaga – alumunium

Contoh Soal US SMK Tahun 2017


8. Perhatikan peristiwa-peristiwa perubahan wujud berikut!
1. Mengembun
2. Melebur
3. Membeku
4. Menguap
5. Mencair
6. Menyublim
7. Mengkristal/deposisi
Peristiwa yang membutuhkan kalor ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1, 2, 3, dan 4
B. 1, 3, 5, dan 7
C. 2, 3, 4, 5, dan 6
D. 2, 4, 5, dan 6
E. 3, 4, 5, 6, dan 7
Kunci Jawaban: D. 2, 4, 5, dan 6

235 23523
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Diketahui:
Perubahan wujud zat :
1. Mengembun
2. Melebur
3. Membeku
4. Menguap
5. Mencair
6. Menyublim
7. Mengkristal/deposisi

Ditanya:
Peristiwa yang membutuhkan kalor?

Penyelesaian:
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu memerinci proses dan
faktor yang dibutuhkan dalam perubahan wujud.
1. Mengembun
Pengembunan terjadi karena zat gas berubah menjadi zat cair.
Pengembunan terjadi apabila terdapat perubahan suhu dari suhu tinggi
menjadi lebih rendah. Perubahan tersebut terjadi karena energi panas
dalam molekul zat dilepaskan.
2. Melebur
Melebur adalah perubahan wujud zat padat menjadi cair. Pada saat
melebur, zat membutuhkan kalor meskipun tidak untuk menaikkan suhu.
3. Membeku
Membeku adalah perubahan wujud zat cair menjadi zat padat. Untuk
dapat membeku, maka zat cair harus melepaskan kalornya.
Pada peristiwa membeku, zat belum tentu mengalami penurunan suhu,
contohnya pada pembekuan lilin. Akan tetapi peristiwa membeku juga

236 23623
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

karena adanya pelepasan kalor yang berpengaruh pada adanya


penurunan suhu.
4. Menguap
Menguap merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas).
Zat cair dapat menjadi uap apabila menerima kalor.
5. Mencair
Melebur adalah perubahan wujud zat padat menjadi cair. Pada saat
melebur, zat membutuhkan kalor meskipun tidak untuk menaikkan suhu.
6. Menyublim
Menyublim adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi gas tanpa
melalui wujud zat cair. Untuk menyublim diperlukan kalor.
7. Mengkristal/deposisi
Mengkristal atau deposisi adalah perubahan wujud zat dari gas menjadi
padat. Peristiwa mengkristal terjadi karena adanya pelepasan kalor yang
dialami benda tersebut.

Berdasarkan rincian di atas, perubahan wujud yang melepas kalor terdapat


pada peristiwa melebur, menguap, mencair, dan menyublim. Peristiwa
tersebut ditunjukkan oleh nomor 2, 4, 5, dan 6.

Contoh Soal USBN SMK 2017


9. Sebanyak 75 gram air yang suhunya 20oC dicampurkan dengan 50 gram
air yang suhunya tak diketahui. Jika suhu akhir campuran 40 oC, maka suhu
awal dari 50 gram air tersebut adalah ... oC
A. 70
B. 50
C. 40
D. 30
E. 20
Kunci Jawaban: A. 70

237 23723
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Diket:
c = 0,11 kal/goC
m lepas = 50 g
m terima = 75 g
T c = 40 g
T rendah = 20 g

Ditanya:
T tinggi = ?

Penyelesaian:

Q lepas = Q terima
m lepas . c. ∆t = m lepas . c. ∆t
m lepas . ∆t = m lepas . ∆t
50 (T-40) = 75 (40 – 20 )
50 T – 2000 = 1500
50 T = 1500 oC + 2000 oC
50 T = 3500 oC
T = 70 oC
Jawaban: A. 70 oC

Contoh Soal USBN Tahun 2018


10. Jika sejumlah air dipanaskan dari 273 K sampai 279 K pada tekanan
tetap, maka ….
A. massa jenis bertambah
B. massa jenis berkurang
C. volume bertambah
D. volume berkurang
E. volume tetap
Kunci Jawaban: C. Volume bertambah

238 23823
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Diketahui:
Peningkatan Suhu dari 273 K menjadi 279 K
Peningkatan suhu dari 0 oC menjadi 6 oC

Ditanyakan:
Kondisi Air

Penyelesaian:
Setiap benda memuai (volume bertambah) jika suhunya meningkat dan
menyusut (volume berkurang) jika suhunya berkurang. Kecuali air pada
suhu 0oC–4oC (mengikuti sifat anomali air). Karena suhu pada soal di atas
antara 0oC–6oC, maka volume benda akan meningkat
Jawaban. C. Volume bertambah.

239 23923
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

Tabel 10. Kisi-Kisi Soal HOTS


Kompetensi Lingkup Materi Indikator Soal No L
yang Diuji Materi K
Menganalisis proses Suhu dan Pemuaian zat Disajikan sebuah 1
pemuaian, Kalor padat permasalahan tentang
perubahan wujud bangunan
zat dan perpindahan dengan bahan
kalor dengan konsep yang dapat memuai,
suhu dan kalor. peserta didik dapat
menafsirkan perubahan-
perubahan panjang pada
berbagai kondisi suhu
dengan benar.

Perpindahan Disajikan suatu 2


Kalor kondisi ruangan, peserta
didik membandingkan
besar tenaga yang
dibutuhkan AC dengan
kalor yang masuk ruangan
(yang harus dibuang oleh
AC dalam

240 24024
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Kompetensi Lingkup Materi Indikator Soal No Level


yang Diuji Materi Kognitif
ruangan) serta
menentukan besar kalor
konduksinya dengan
benar.

241 24124
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : FISIKA Nama Penyusun : Siti Hanik Z., S.Pd, M.Pd
Buku Sumber : Buku Pengetahuan/ Aplikasi
Kajian Konsep Fisika 1, Pemahaman
Muhammad Farchani
Rosyid, dkk. 2006
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis proses
pemuaian, perubahan
RUMUSAN BUTIR SOAL
wujud zat dan
perpindahan kalor Seorang ahli sedang melakukan penelitian untuk mengukur perubaha
dengan konsep suhu ketika berada pada suhu rendah hingga pada kondisi panas. Menara E
dan kalor. Nomor Soal
11,7  10-6 /C), tinggi 320 m pada suhu 20 C. Perubahan ketingg
berubah pada kisaran antara -
1 20C sampai 35C adalah ... cm. A. 20,592
B. 40,592
C. 59,20
LINGKUP D. 59,40
MATERI E. 118,40
Suhu dan Kalor
Kunci Jawaban: A. 20,592
MATERI Pemuaian
zat padat Jawab
Diketahui:
 = 11,7  10-6 /C
INDIKATOR SOAL Tinggi awal (lO) = 320 m
Disajikan sebuah Suhu awal (T1) = 20 C
permasalahan tentang
bangunan dengan Ditanyakan:
bahan yang dapat Perubahan ketinggian menara antara -20C sampai 35C?
memuai, peserta didik
dapat menafsirkan Jawab: tinggi menara saat suhu -20C Perubahan suhu (T1) = -20 –
perubahan- = -40C Perubahan panjang (l1) = lO. .T1
perubahan panjang = 320x11,7  10-6x(-40)
pada berbagai kondisi = 0,14976 m
suhu dengan benar. (perubahan selalu bernilai positif)

Tinggi menara saat suhu 35C Perubahan suhu (T2) = 35 – 20 =


15C Perubahan panjang (l2) = lO. .T2

242 24224
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

= 320x11,7  10-6x(15)
= 0,05616 m

Perubahan ketinggian menara antara -20C sampai 35C


l = l1 + l
= 0,14976 m + 0,05616 m
= 0,20592 m
= 20,592 cm

243 24324
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum 2013


Kelas : X Bentuk Soal Uraian
Mata Pelajaran : FISIKA Nama Penyusun : Siti Hanik Z.,
Buku Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi Penalaran
Buku Kajian Pemahaman √
Konsep Fisika
1, Muhammad
Farchani
KOMPETENSI Rosyid, dkk.
DASAR 2006
Menganalisis
RUMUSAN BUTIR SOAL
proses pemuaian,
perubahan wujud Nomor Soal Sebuah ruangan kantor diusahakan bersuhu 25 oC dengan
zat dan penggunaan AC. Pada ruangan tersebut terdapat jendela kaca
perpindahan kalor yang berukuran 8 m2 dengan ketebalan kaca 0,5 cm. Apabila
dengan konsep 2 suhu di luar ruangan mencapai 34 oC dan mempengaruhi
suhu dan kalor. dalam ruangan, berapa besar tenaga yang dibutuhkan AC
LINGKUP untuk menjaga suhu ruangan setiap menitnya?
MATERI
Suhu dan Kalor Diketahui
Tenaga yang diberikan AC digunakan untuk menjaga suhu
MATERI ruangan.
Perpindahan kalor Terdapat aliran udara dari luar ruangan ke dalam ruangan.
Dalam kondisi normal, aliran kalor tersebut akan menaikkan
INDIKATOR
suhu ruangan.
SOAL
Kesimpulan: tenaga yang dibutuhkan AC sama besarnya
Disajikan suatu
dengan kalor yang harus dibuang dari dalam ruangan oleh AC.
kondisi ruangan,
Tenaga AC = Kalor konduksi melalui jendela kaca.
peserta didik
membandingkan
besar tenaga yang
dibutuhkan AC
dengan kalor yang
masuk ruangan
(yang harus
dibuang oleh AC
dalam ruangan) Q = 172,8 kkal
serta menentukan
besar kalor
konduksinya
dengan benar.

244 24424
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

KESIMPULAN

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.11.


Menganalisis proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor
dengan konsep suhu dan kalor dan KD 4.11. Menggunakan alat sederhana
dalam percobaan yang berhubungan dengan kalor.

Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang


dikembangkan harus mencapai tingkat analisis (C4). Artinya KD ini sudah
menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi
peserta didik berkreasi. Hal ini memiliki arti bahwa Saudara harus
memberikan ruang dan waktu kepada peserta didik dalam mengembangkan
kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


membutuhkan proses belajar yang sesuai. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran dalam topik ini menggunakan pendekatan saintifik dengan
pembelajaran saintifik dengan model pembelajaran discovery learning dan
problem based learning dengan metode diskusi, percobaan, dan tanya jawab.
Model pembelajaran tersebut merupakan model pembelajaran yang mampu
memberi bekal kepada peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran juga dipandu
dengan menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan
konsep sesuai tingkat kognitif dan penguasaan keterampilan yang
mengedepankan kontruktivisme. Ini artinya adalah peserta didik
mendapatkan konsep dengan merumuskan terlebih dahulu.

Berkaitan dengan penilaian, unit pembelajaran ini muncul dalam instrumen


tes USBN. Jenis pertanyaan yang diajukan pada taraf kognitif C2 sampai C5.
Saudara perlu meyakinkan bahwa perserta didik agar memahami unit

244 244
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

pembelajaran ini dan siap menghadapi USBN. Lebih dari itu, Saudara perlu
mengembangkan soal-soal pengetahuan pada level berpikir lebih tinggi.
Artinya, Saudara diminta menjadi fasilitator bagi peserta didik agar dapat
memecahkan soal-soal yang mengedepankan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Saudara perlu terus-menerus menyusun soal yang relevan dengan
indikator yang telah dikembangkan.

245 245
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

UMPAN BALIK

Saudara diharapkan mengisi lembar persepsi pemahaman untuk mengetahui


seberapa jauh pemahaman Saudara terhadap unit pembelajaran ini. Setelah
mengisi instrumen berikut, Saudara akan mengetahui letak pemahaman dan
umpan baliknya. Oleh karena itu, mohon isi lembar persepsi pemahaman unit
pembelajaran secara objektif dan jujur dengan cara memberi tanda silang (X)
pada kriteria yang tepat menurut Saudara.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit Pembelajaran

Krite
No Aspek
1 2
1 Memahami dengan baik semua indikator yang telah dikembangkan dalam unit
pembelajaran ini
2 Mampu menghubungkan konten/isi dengan masalah kehidupan sehari-hari

3 Memahami dengan baik bahwa aktivitas pembelajaran yang disusun mampu


mengembangkan HOTS peserta didik

4 Memahami dengan baik urutan tahapan pada aktivitas pembelajaran yang disajikan

5 Mampu dengan baik menerapkan aktivitas pembelajaran di dalam kelas

6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik yang dikembangkan

7 Mampu menuntaskan dengan baik lembar kerja peserta didik yang dikembangkan

8 Memahami konten/isi secara menyeluruh dengan baik


9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan baik
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan tepat

Jumlah
Jumlah Total

Keterangan: Pedoman Penskoran


1 = tidak menguasai Skor = (Jumlah Total/40) x 100
2 = cukup menguasai
3 = menguasai
4 = sangat menguasai

246 246
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
< 70 Masih banyak yang belum dipahami diantara konten/isi, cara membelajarkan, mengem
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit pembelajaran in
dengan fasilitator MGMP sampai Saudara memahami

70-79 Masih ada yang belum dipahami diantara konten/isi, cara membelajarkan, mengembangkan pen
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian unit pembelajaran ini yang
fasilitator atau teman lain di MGMP

80-89 Memahami konten/isi, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan melaksanakan


HOTS dengan baik
90 Memahami konten/isi, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan melaksanakan pen
dengan baik. Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk membela
ini.

247 247
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi Unit
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Pembelajaran

24

Anda mungkin juga menyukai