Anda di halaman 1dari 120

Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Kemagnetan
Penulis:
Saiful Anam, S.Pd, Gr.

Penyunting:
Dr. Muhardjito, M.S.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI _________________________________ 105


DAFTAR GAMBAR_____________________________ 106
DAFTAR TABEL ______________________________ 106
PENDAHULUAN ______________________________ 107
KOMPETENSI DASAR __________________________ 109
A. Target Kompetensi________________________________________________________ 109
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ______________________________________ 109
APLIKASI DI DUNIA NYATA ____________________ 111
A. Magnet _____________________________________________________________________ 111
B. Hukum Biot-Savart _______________________________________________________ 112
C. Gaya Lorentz ______________________________________________________________ 113
D. Gaya Gerak Listrik ________________________________________________________ 114
SOAL-SOAL UN/USBN _________________________ 115
BAHAN PEMBELAJARAN _______________________ 125
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 125
Aktivitas 1 ________________________________________________________________________ 126
Aktivitas 2 ________________________________________________________________________ 129
Aktivitas 3 ________________________________________________________________________ 132
Aktivitas 4 ________________________________________________________________________ 134
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 138
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1. Cara Magnet __________________________ 138
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 2. Kemagnetan Bumi____________________ 139
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 3. Kemagnetan Bahan dan Fluks Magnet
_____________________________________________________________________________________ 140
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 4. Percobaan Oersted ___________________ 141
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 5. Hukum Biot-Savart___________________ 143

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 6. Gaya Lorentz _________________________ 145


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 7. GGL Induksi___________________________ 147
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 8. GGL Induksi Diri______________________ 149
A. Bahan Bacaan_____________________________________________________________ 151
Magnet ____________________________________________________________________________ 151
Hukum Biot-Savart_______________________________________________________________ 162
Gaya Lorentz______________________________________________________________________ 178
Gaya Gerak Listrik________________________________________________________________ 187
PENGEMBANGAN PENILAIAN____________________ 198
A. Pembahasan Soal-soal ___________________________________________________ 198
B. Mengembangkan Soal HOTS_____________________________________________ 207
KESIMPULAN ________________________________ 214
UMPAN BALIK _______________________________ 216

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Komputer ___________________________________________________________ 111


Gambar 2. Speaker______________________________________________________________ 112
Gambar 3. Motor listrik ________________________________________________________ 113
Gambar 4. Trafo_________________________________________________________________ 114

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar ____________________________________________ 109


Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)____________________________ 110

106
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

PENDAHULUAN

Unit pembelajaran ini disusun sebagai salah satu pilihan sumber bahan ajar
bagi guru untuk memahami kemagnetan kelompok TIK. Melalui pembahasan
materi yang ada pada unit pembelajaran ini, guru dapat memiliki
pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta didik yang
disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, materi dalam
unit pembelajaran ini merupakan penerapan untuk guru sendiri yang
nantinya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Demi memudahkan guru mempelajari konten/isi dan cara mengajarkan,


dalam unit pembelajaran ini dimuat kompetensi dasar yang memuat target
kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan bacaan, soal-soal
UN/USBN sebagai acuan dalam menyusun soal setingkat, deskripsi aktivitas
pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), prosedur pengembangan
soal HOTS. Semua komponen dalam unit pembelajaran ini dikembangkan
dengan tujuan agar guru mudah menjadi fasilitator di kelas, dan mendorong
peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

108
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Pengembangan unit pembelajaran ini berdasarkan Kompetensi Dasar kelas X

Tabel 1. Target Kompetensi Dasar


No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas/Semester
3.9 Memahami konsep 1. Memahami konsep X/2
kemagnetan dan kemagnetan
elektromagnet 2. Memahami konsep
elektromagnet

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi dikembangkan berdasarkan Kompetensi


Dasar. Fungsi dari Indikator Pencapaian Kompetensi adalah sebagai acuan
guru dalam mengukur ketercapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.9
dikembangkan menjadi beberapa indikator ranah pengetahuan dan indikator
ranah keterampilan.

Agar guru lebih mudah menentukan indikator yang sesuai dengan


kompetensi dasar, maka indikator pencapaian kompetensi (IPK) dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan
indikator pengayaan. Berikut rincian IPK yang dikembangkan berdasarkan
Kompetensi Dasar 3.9 kelas X.

109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan


IPK Penunjang
3.9.1. Menjelaskan magnet 4.9.1. Membuat ilustrasi gaya magnet
3.9.2. Mengidentifikasi sifat magnet 4.9.2. Merancang percobaan kemagnetan
3.9.3. Membedakan antara magnet alam 4.9.3. Melaksanakan percobaan
dengan magnet buatan kemagnetan
3.9.4. Mengidentifikasi kemagnetan bumi 4.9.4. Menyajikan hasil identifikasi magnet
3.9.5. Menjelaskan kemagnetan bahan 4.9.5. Membuat ringkasan kemagnetan
3.9.6. Membedakan bahan-bahan magnetik bumi
3.9.7. Menjelaskan fluks magnetik 4.9.6. Menyajikan hasil identifikasi
3.9.8. Memecahkan masalah fluks magnetik kemagnetan bumi
3.9.9. Menjelaskan hukum Oersted dan 4.9.7. Menyajikan hasil diskusi tentang
Biot-Savart kemagnetan bahan dan fluks magnetik
3.9.10. Membedakan antara hukum Oersted 4.9.8. Membuat arah induksi magnetik
dengan hukum Biot-Savart percobaan hukum Oersted
3.9.11. Memecahkan masalah induksi 4.9.9. Melaksanakan percobaan hukum
magnetik menggunakan hukum Oersted
Oersted dan hukum Biot-Savart 4.9.10. Menyajikan hasil percobaan hukum
3.9.12. Menjelaskan gaya Lorentz Oersted
3.9.13. Menjelaskan konsep gaya gerak 4.9.11. Membuat arah gaya Lorentz
listrik 4.9.12. Melaksanakan percobaan gaya
3.9.14. Memecahkan masalah dengan Lorentz
menggunakan konsep gaya gerak listrik 4.9.13. Menyajikan hasil percobaan gaya
Lorentz
IPK Kunci
3.9.15. Menerapkan hukum-hukum
kemagnetan dalam persoalan
sehari-hari.
3.9.16. Menganalisis hubungan antara gaya
Lorentz dengan hukum Biot-Savart,
hukum Oersted

IPK Pengayaan
3.9.17. Menemukan komponen dalam kipas
angin

110
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Magnet

Mari kita bayangkan jika kita berada di zaman yang tidak ada komputer.
Pekerjaan kita yang berupa dokumen tidak dapat disimpan dengan baik, sulit
digandakan. Jika dokumen asli hilang, maka hilang semua dokumen yang ada.
Bentuk dokumen tidak bisa diubah secara cepat, karena dokumen hasil
ketikan hanya satu jenis dan jika ingin diubah bentuknya, diperlukan
perubahan hanya sebagian atau semuanya yang membutuhkan waktu lama.

Gambar 1. Komputer

Dengan adanya komputer, pekerjaan yang berupa dokumen, video, dan


lainnya dapat disimpan dengan rapi dan dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan. Canggihnya komputer, semua pekerjaan dapat dikerjakan dengan
mudah. Ingin mengirim hasil pekerjaan selain dokumen, seperti foto atau
video dapat dikirim secara mudah.

Ternyata di dalam komputer terdapat komponen magnet. Jika mengandalkan


magnet asli dari alam, akan kesulitan produksi skala besar untuk memenuhi

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kebutuhan pasar. Oleh karena itu, perlu adanya magnet buatan yang memiliki
sifat sama dengan magnet asli serta mudah dalam mendapatkannya. Dalam
unit pembelajaran ini, akan kita pelajari bagaimana cara kerja kompas, cara
membuat magnet, dan sifat kemagnetan bumi, serta bahan apa saja yang
dapat digunakan membuat magnet.

B. Hukum Biot-Savart

Saudara bisa membayangkan jika Saudara berada di lokasi yang banyak


orang misalnya di stasiun kereta api, terminal, atau mengikuti kegiatan
ceramah tanpa adanya alat bantu suara yaitu pengeras suara atau speaker.
Sangat sulit kita menerima informasi dari sumbernya tanpa adanya speaker.

Gambar 2. Speaker

Speaker bekerja dengan penjelasan singkat yaitu elektromagnet berada di


antara medan magnet tetap. Antara elektromagnet dengan magnet tetap
berinteraksi yaitu kutub positif elektromagnet tertarik oleh kutub negatif
magnet tetap dan kutub negatif elektromagnet ditolak oleh kutub negatif
magnet tetap. Ketika ada pertukaran kutub elektromagnet, bertukar pula
arah gaya tarikannya. Dengan cara seperti itu, arus listrik bolak-balik secara
kontinu membalikkan dorongan magnet antara koil suara dengan magnet
tetap.

112
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Unit pembelajaran ini pula akan mempelajari hukum Oersted dan hukum
Biot-Savart sebagai gerbang pembuka dalam menjelaskan prinsip kerja
speaker dan alat listrik lainnya.

C. Gaya Lorentz

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai alat-alat yang bergerak


tanpa bantuan manusia seperti power window dalam mobil, mesin cuci,
mixer, mesin jahit listrik. Dengan adanya teknologi seperti itu, pekerjaan kita
terasa lebih mudah. Semua penggerak alat tersebut adalah motor listrik.

Gambar 3. Motor listrik

Motor listrik adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
gerak. Prinsip kerja dari motor listrik yaitu arus listrik yang mengalir melalui
kumparan di dalam medan magnet akan mengalami gaya yang digunakan
untuk memutar kumparan. Pada motor induksi, arus bolak-balik diberikan
pada kumparan tetap (stator) yang menimbulkan medan magnetik sekaligus
menghasilkan arus listrik dalam kumparan berputar (rotor) yang
mengelilinginya. Pada motor sinkron, arus bolak-balik pada stator akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dan terkunci dalam medan
rotor. Oleh karena itu, rotor berputar dengan kelajuan yang sama dengan

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

putaran medan stator. Pada bagian ini, kita pula akan mempelajari gaya
Lorentz yang menjadi awal memahami prinsip dasar motor listrik.

D. Gaya Gerak Listrik

Listrik yang kita terima dari PLN 220 V, padahal alat elektronika yang kita
gunakan memerlukan tegangan bermacam-macam. Jika kita paksakan
menggunakan listrik yang ada pada alat elektronika, akan menyebabkan
kerusakan bahkan kebakaran. Oleh karena itu, kita memerlukan alat listrik
yang berfungsi mengubah tegangan sesuai dengan kebutuhan yaitu trafo.

Gambar 4. Trafo

Trafo atau transformator ada dua jenis yaitu trafo step-up dan trafo step-
down. Trafo step-up berfungsi menaikkan tegangan, sedangkan trafo step-
down berfungsi menurunkan tegangan. Jadi tegangan listrik dari PLN 220 V
diubah menjadi tegangan yang lebih rendah sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum masuk rangkaian elektronika pada alat, tegangan 220 V dari PLN
dihubungkan dengan trafo step-down terlebih dahulu untuk diturunkan.
Misal alat listrik kita membutuhkan 25 V. Jika kita paksa langsung
dihubungkan dengan PLN, alat tersebut akan rusak. Ada beberapa alat yang
menggunakan trafo antara lain adaptor, transmisi daya listrik jarak jauh.

114
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

SOAL-SOAL UN/USBN

USBN 2018/2019

No. Soal
1 Toroida yang panjangnya 40 cm mempunyai 100 lilitan. Induksi magnet
adalah 2.10-4T. Hitunglah arus yang mengalir pada Toroida! ( μ0= 4π. 10-7
wb/A)
2
A. A


B. A
2
C. 2 π A
D. 2 A
E. 0,5 A

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.9.9. Menjelaskan hukum Oersted dan Biot-Savart


bersesuaian

Diketahui : Arus listrik, panjang toroida dan kumparan

Ditanyakan : besar induksi magnetik

Materi yang : Hukum Biot-Savart


dibutuhkan

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No. Soal
2 Sebuah kawat lurus dialiri arus listrik 5 A seperti gambar ( o = 4 . 10-7
Wb/A.m)

Besar dan Arah arus induksi magnetik di titik P adalah ……

A. 4. 10-5 T ke kanan
B. 4. 10-5 T ke kiri
C. 5. 10-5 T tegak lurus menuju bidang kertas
D. 5. 10-5 T tegak lurus menjauhi bidang kertas
E. 9. 10-5 T tegak lurus menjauhi bidang kertas

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.9.9. Menjelaskan hukum Oersted dan Biot-Savart


bersesuaian

Diketahui : Arus listrik dan jarak

Ditanyakan : Arah dan besar induksi magnetik

Materi yang : Hukum Oersted


dibutuhkan

116
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

No. Soal
3 Kawat lurus dialiri arus listrik 7 A diletakkan 2 cm dari medan magnet.
Tentukan besarnya induksi elektromagnetik di sekitar kawat tersebut. (μo =
4π x 10-7 Wb A-1 m-1)

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.9.9. Menjelaskan hukum Oersted dan Biot-Savart


bersesuaian

Diketahui : Arus listrik dan jarak

Ditanyakan : besar induksi magnetik

Materi yang : Hukum Oersted


dibutuhkan

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

USBN Tahun 2018-2019

No. Soal
4 Arus listrik mengalir sepanjang kawat listrik dari selatan ke utara. Arah
medan magnetik yang diakibatkan arus listrik di atas kawat tersebut adalah

A. selatan

B. utara

C. timur

D. barat

E. tenggara

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.9.12. Menjelaskan gaya Lorentz


bersesuaian

Diketahui : Arah arus listrik

Ditanyakan : Arah medan gaya magnetik

Materi yang : Gaya Lorentz


dibutuhkan

118
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

No. Soal
5 Sepotong kawat berarus listrik berada di dalam medan magnet homogen
seperti pada gambar, maka kawat tersebut akan mengalami gaya magnet
yang arahnya …

A. Menembus kertas mendekati pembaca

B. Menembus kertas menjauhi pembaca

C. Ke atas

D. Ke bawah

E. Ke segala arah

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.9.12. Menjelaskan gaya Lorentz


bersesuaian

Diketahui : Arah arus listrik dan medan magnet

Ditanyakan : Arah medan gaya magnetik

Materi yang : Gaya Lorentz


dibutuhkan

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No. Soal
6 Kawat lurus sepanjang 20 cm dialiri arus listrik 2A dan diletakkan dalam
medan magnet 0,4 T. gaya Lorentz yang di alami kawat jika diletakkan tegak
lurus arah medan magnet sebesar . . . .

A. 0,16 N

B. 0,24 N

C. 0,32 N

D. 0,64 N

E. 0,80 N

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.9.12. Menjelaskan gaya Lorentz


bersesuaian

Diketahui : Panjang kawat, arus listrik dan medan magnet

Ditanyakan : Besar gaya Lorentz

Materi yang : Gaya Lorentz


dibutuhkan

120
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

No. Soal
7 Dua kawat berarus A dan B memiliki panjang yang sama, besar arus yang
sama dengan arah yang sama berdiri sejajar dengan jarak 20 cm seperti
gambar dibawah ini.

Manakah pernyataan yang benar di bawah ini untuk mendan magnet dititik
S.
1. Arah medan magnet kawat A dan B yang berada di antara dua kawat
adalah berlawanan arah.
2. Arah medan magnet kawat A dan B yang berada di antara dua kawat
adalah searah.
3. Arah gaya Lorentz kawat A sama dengan arah gaya lorentz kawat B
4. Arah gaya Lorentz kawat A berlawanan arah dengan arah gaya
lorentz kawat B.
A. 1 dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 dan 3
D. 1 dan 4
E. 2 dan 4

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.9.12. Menjelaskan gaya Lorentz


bersesuaian

Diketahui : Jarak kedua kawat, arus listrik

Ditanyakan : Medan magnet

Materi yang : Gaya Lorentz


dibutuhkan

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

US SMK 2018

No. Soal
8 Sebuah kumparan terdiri atas 50 lilitan berada dalam fluks magnet yang
berubah terhadap waktu dinyatakan dengan  = 5t2 + 10t + 1, dimana 
dalam weber dan t dalam detik. Besar GGL induksi yang terjadi pada ujung-
ujung kumparan saat t = 2 detik adalah…

A. 1.500 V

B. 1.000 V

C. 950 V

D. 900 V

E. 700 V
Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

Indikator yang : 3.9.13. Menjelaskan konsep gaya gerak listrik


bersesuaian

Diketahui : Lilitan, persamaan fluks, dan waktu

Ditanyakan : GGL Induksi

Materi yang : GGL Induksi


dibutuhkan

122
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

USBN 2016

No. Soal
9 Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

(1) Trafo dapat bekerja pada sumber tegangan searah

(2) Trafo step-up dapat menaikkan tegangan dan arus secara serentak

(3) Trafo ideal memiliki efisiensi 100%

(4) Pada trafo step-down jumlah lilitan primer lebih besar dari lilitan
sekunder

Pernyataan yang benar terkait dengan trafo adalah…

A. (1) dan (2)

B. (1) dan (3)

C. (2) dan (3)

D. (2) dan (4)

E. (3) dan (4)

Identifikasi

Level Kognitif : Pengetahuan dan Pemahaman (Menentukan/C3)

3.9.15. Menerapkan hukum-hukum kemagnetan dalam


Indikator yang :
bersesuaian persoalan sehari-hari.

Diketahui : Sifat-sifat transformator

Ditanyakan : Transformator

Materi yang : Transformator


dibutuhkan

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

124
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat Saudara implementasikan ketika akan
membelajarkan topik kemagnetan. Bahan pembelajaran dikembangkan
dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha memfasilitasi
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini berisikan rincian
aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang digunakan, dan
bahan bacaan.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik
kemagnetan. Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari empat
aktivitas yaitu: (1) Sifat-sifat Magnet; (2) Kemagnetan Bumi, Kemagnetan
Bahan, dan Fluks Magnet, Hukum Oersted dan Biot-Savart; (3) Gaya Lorentz;
(4) Gaya Gerak Listrik. Model Pembelajaran yang digunakan untuk aktivitas
(1) dan (3) dalam contoh ini adalah Discovery Learning dengan sintaks
sebagai berikut:
1. Memberi rangsangan (stimulation)
2. Mengidentifikasi masalah (problem statement)
3. Mengolah data (data collection)
4. Menverifikasi (data processing)
5. Menyimpulkan (generalization)
Adapun model pembelajaran yang digunakan pada aktivitas (2), adalah
model Jigsaw dengan sintaks sebagai berikut:
1. pembentukan kelompok heterogen,
2. diskusi kelompok ahli,
3. diskusi kelompok asal,

125
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. presentasi,
5. evaluasi.
Adapun model pembelajaran yang digunakan pada aktivitas (4) adalah model
inkuiri terbimbing dengan sintaks sebagai berikut:
1. Mengamati
2. Mengajukan pertanyaan
3. Mengajukan dugaan dan kemungkinan jawaban
4. Mengumpulkan data
5. Menganalisis data
6. Merumuskan kesimpulan
Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai
dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

Aktivitas 1

Magnet merupakan benda yang mampu menarik logam lain. Magnet


digunakan dalam kehidupan sehari-hari saat ini seperti pada mesin cuci, di
mana mesin cuci bisa berputar karena adanya motor listrik. Di mana dalam
motor listrik tersebut ada magnet agar motor listrik bergerak. Oleh karena
itu, kita perlu mempelajari bagaimana sifat magnet dan bagaimana cara
membuat magnet. Karena jika kita mengandalkan dari magnet tetap, atau
magnet asli dari alam. Peralatan yang memerlukan magnet akan kesulitan
melanjutkan produksi barang-barang dalam jumlah besar yang diperlukan
saat ini.

Pencapaian tujuan tersebut, Saudara akan melaksanakan aktivitas berikut: 1)


merumuskan, 2) praktik, 3) menyimpulkan, 4) presentasi. Aktivitas
pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.9.2, dan 4.9.4 dengan model
pembelajaran Discovery Learning. Pada pertemuan ke-1 ini, sintaks yang akan
dicapai yaitu: 1) Pemberian rangsangan, 2) Identifikasi masalah, 3)

126
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Pengumpulan data, 4) Pengolahan data, 5) Pembuktian data, 6) Menarik


kesimpulan. Pembelajaran ini dilakukan selama 3 x 45’.

Sifat-sifat Magnet
Tujuan Aktivitas Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran ini, diharapkan peserta didik
mampu:
a. Menjelaskan gaya magnet
b. Membuat magnet
c. Mempresentasikan sifat-sifat magnet

Alokasi Waktu: 3 x 45’


Alat dan Bahan yang digunakan:
1. magnet batang
2. tali
3. paku besar atau batang besi
4. Paku kecil
5. Jarum
6. Peniti
7. Baterai
8. Kawat kabel

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya
yaitu tentang sifat-sifat magnet yang sudah dipelajari di SMP.
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat magnet
dalam kehidupan sehari-hari
Memberi Stimulus

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Peserta didik mengamati dua magnet yang didekatkan, kemudian


menanggapi dengan memberikan komentar
Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan sifat-
sifat magnet melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Mengapa magnet tersebut tarik-menarik?
b. Mengapa magnet tersebut tolak-menolak?
Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 1. Cara Membuat Magnet
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet
Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 1
Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang sifat-sifat magnet, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan
Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang sifat-sifat magnet
berdasarkan hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi

128
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan


dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang induksi magnetik dan kemagnetan.

Aktivitas 2

Dalam bumi terdapat magnet besar yang dapat kita rasakan secara langsung
dengan melihat adanya penunjukkan arah dari jarum kompas. Selain itu,
tidak semua bahan bisa dijadikan untuk membuat magnet tidak tetap. Oleh
karena itu, kita akan mempelajari apa saja manfaat dari kemagnetan bumi,
bagaimana sifat mikroskopik dari bahan magnetik. Semuanya akan kita
pelajari pada aktivitas pembelajaran ke-2.

Aktivitas pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.9.4, 3.9.5, 3.9.7, 3.9.9
dan 4.9.6, 4.9.7, 4.9.9 dengan model pembelajaran Jigsaw. Pada pertemuan
ke-2 ini, sintaks yang akan dicapai yaitu: 1) pembentukan kelompok, 2)
diskusi kelompok ahli, 3) diskusi kelompok asal, 4) presentasi, 5) evaluasi.
Pembelajaran ini dilakukan selama 3 x 45’.

Kemagnetan Bumi, Kemagnetan Bahan, Fluks Magnet, Hukum Oersted,


dan Hukum Biot-Savart

Tujuan Aktivitas Pembelajaran


Setelah melakukan aktivitas pembelajaran ini, diharapkan peserta didik
mampu:
a. Menjelaskan kemagnetan bumi
b. Menjelaskan kemagnetan bahan dan fluks magnet
c. Menyelidiki adanya medan magnet di sekitar kawat yang dialiri arus
listrik.
d. Menentukan induksi magnetik di sekitar kawat yang berarus listrik

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

e. Mengaplikasikan hukum Biot-Savart


Alokasi Waktu: 3 x 45’
Alat dan Bahan yang digunakan:
1. buku fisika materi kemagnetan
2. internet
3. baterai,
4. kabel penghubung,
5. kompas,
6. ampermeter,
7. saklar,
8. busur derajat,
9. kawat nikelin

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya
yaitu tentang magnet bumi dan induksi magnetik yang sudah dipelajari
di SMP.
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat magnet
dalam kehidupan sehari-hari
Membentuk Kelompok Heterogen
4. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 4 sampai 6
orang tiap kelompok
5. Tiap kelompok dalam kelompok diberi LKPD 2. Kemagnetan Bumi,
LKPD 3. Kemagnetan Bahan dan Fluks magnet, LKPD 4. Percobaan
Oersted, dan LPKD 5. Hukum Biot-Savart
6. Setiap kelompok menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam
kelompok ahli

130
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Diskusi Kelompok Ahli


7. Peserta didik yang membahas topik LKPD 2 bertemu dengan peserta
didik dari kelompok lain yang mendapat tugas membahas LKPD 2.
8. Peserta didik yang membahas topik lain juga bertemu untuk
menyelesaikan tugas LKPD yang sama.
9. Kelompok ahli mendiskusikan topik yang menjadi tanggung jawabnya.
Diskusi Kelompok Heterogen
10. Setelah tugas LKPD selesai, kelompok ahli kembali ke kelompok
heterogen asal untuk menjelaskan materi pada anggota lain.
11. Menyelesaikan tugas kelompok heterogen
Presentasi
12. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok heterogen
13. Kelompok heterogen lain menanggapi hasil presentasi
Evaluasi
14. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang
materi yang telah didiskusikan
15. Peserta didik mengerjakan tes individual.

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 3

Magnet memiliki medan magnet berada di kawat atau konduktor yang dialiri
arus listrik, di mana kawat berarus listrik akan menghasilkan induksi
magnetik. Hal ini akan menyebabkan gaya magnet atau disebut gaya Lorentz.
Hampir semua alat elektronika yang menghasilkan gerak menggunakan
prinsip gaya Lorentz. Dalam aktivitas pembelajaran ini akan kita bahas gaya
Lorentz.

Pencapaian tujuan tersebut, Saudara akan melaksanakan aktivitas berikut: 1)


merumuskan, 2) praktik, 3) menyimpulkan, 4) presentasi. Aktivitas
pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.9.12, dan 4.9.12 dengan model
pembelajaran Discovery Learning. Pada pertemuan ke-3 ini, sintaks yang akan
dicapai yaitu: 1) Pemberian rangsangan, 2) Identifikasi masalah, 3)
Pengumpulan data, 4) Pengolahan data, 5) Pembuktian data, 6) Menarik
kesimpulan. Pembelajaran ini dilakukan selama 3 x 45’.

Gaya Lorentz
Tujuan Aktivitas Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran ini, diharapkan peserta didik
mampu:
a. Mengamati terjadinya gaya Lorentz pada kawat lurus dalam medan
magnet
b. Mengamati arah gaya Lorentz pada kawat lurus dalam medan magnet

Alokasi Waktu: 3 x 45’


Alat dan Bahan yang digunakan:
1. batang magnet dua buah
2. seutas kawat kabel serabut/alumunium foil 50 cm
3. adaptor
4. saklar jembatan 1 buah

132
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

5. ampermeter
6. rheostat 1 buah
7. statif 1 buah
8. kabel konektor

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu tentang gaya Lorentz serta lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
hukum Biot-Savart
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat hukum Biot-
Savart dalam kehidupan sehari-hari
Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati kawat yang dialiri arus listrik berada dalam
pengaruh medan magnet, kemudian menanggapi dengan memberikan
komentar
Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan gaya Lorentz
melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Mengapa kawat yang dialiri arus listrik bengkok?
b. Bagaimana jika kawat tersebut dijauhkan dari medan magnet?
Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 6. Gaya Lorentz
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan LKPD 6 dengan menggali informasi dari referensi yang
sudah disiapkan yaitu buku dan internet serta alat percobaan

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk menjawab
pertanyaan yang ada di LKPD 6
Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang gaya Lorentz, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan
Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang gaya Lorentz berdasarkan
hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang gaya gerak listrik

Aktivitas 4

Pada pembelajaran sebelumnya, kita pelajari bahwa kawat yang dialiri arus
listrik akan menghasilkan induksi magnet. Untuk pembelajaran ini adalah
kebalikannya yaitu bahwa magnet yang digerakkan berada dalam kumparan
akan menghasilkan arus listrik. Konsep ini disebut dengan gaya gerak listrik.

Aktivitas pembelajaran ini untuk mencapai indikator 3.9.13 dengan model


pembelajaran inkuiri. Pembelajaran ini dilakukan selama 3 x 45’.

134
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Gaya Gerak Listrik


Tujuan Aktivitas Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran ini, diharapkan peserta didik
mampu:
a. Membuktikan bahwa arus listrik dapat dibangkitkan dengan
menggunakan medan magnet
b. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi diri
c. Menyelidiki peristiwa induksi diri dalam kumparan
Alokasi Waktu: 3 x 45’
Alat dan Bahan yang digunakan:
1. sebuah magnet batang
2. sebuah kumparan
3. galvanometer
4. kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan
5. inti besi lunak untuk transformator (1 buah)
6. galvanometer/voltmeter (1 buah)
7. magnet batang (2 buah)
8. kabel penghubung secukupnya

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu tentang yaitu GGL Induksi dan GGL Induksi
Diri serta lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
gaya Lorentz
Mengamati

135
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Peserta didik mengamati demontrasi guru tentang magnet batang yang


digerakkan di kumparan yang dihungkan dengan galvanometer
kemudian menanggapi dengan memberikan komentar
Mengajukan Pertanyaan
4. Peserta didik mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diharapkan
muncul antara lain:
a. Mengapa jarum penunjuk galvanometer bergerak?
b. Bagaimana gerakan jarum penunjuk galvanometer jika batang
magnet digerakkan lebih cepat?
Mengajukan Dugaan dan Kemungkinan Jawaban
5. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 5 sampai 6
orang tiap kelompok
6. Peserta didik mempelajari LKPD 7. GGL Induksi dan LKPD 8. GGL
Induksi Diri
7. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok mengajukan dugaan
dan kemungkinan jawabannya yaitu merancang sebuah percobaan
untuk membuktikan bahwa arus listrik dapat dibangkitkan dengan
menggunakan medan magnet pada LKPD 7 dan untuk menyelidiki
faktor GGL Induksi Diri disediakan dengan batuan LKPD 8
8. Peserta didik mengkonsultasikan rancangan pecobaannya kepada guru
dan memperbaiki rancangannya jika ada yang salah atau kurang

Mengumpulkan Data
9. Pesera didik Peserta didik melaksanakan percobaan secara
berkelompok untuk membuktikan bahwa arus listrik dapat
dibangkitkan dengan menggunakan medan magnet dan untuk
menyelidiki faktor GGL Induksi Diri sesuai rancangan yang sudah
dibuat dengan penuh tanggungjawab
Menganalisis Data

136
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

10. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok untuk mengolah hasil
percobaan dan membuat laporan praktikum
Merumuskan Kesimpulan
11. Peserta didik Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya tentang hasil percobaannya, kelompok yang lain
memperhatikan dan menanggapi dengan memberikan masukan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang GGL Induksi dan GGL
Induksi Diri berdasarkan hasil diskusi dan menambahkan catatan yang
diperlukan
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya

137
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1. Cara Magnet

Tujuan: Membuat magnet

Alat dan Bahan:

 magnet batang

 paku besar atau batang besi

 paku kecil

 jarum

 peniti

 baterai

 kawat kabel

Langkah Kerja

1) Dekatkan batang besi pada paku kecil, jarum dan peniti. Amati apakah
batang besi batang besi dapat menarik paku kecil, jarum dan peniti?

2) Gosoklah magnet pada batang besi secara berulang-ulang dengan satu


arah!

3) Dekatkan batang besi yang telah digosok dengan magnet pada paku
kecil, jarum dan peniti!

4) Buatlah kesimpulan!

138
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 2. Kemagnetan Bumi

Tujuan: Menjelaskan kemagnetan bumi

Alat dan Bahan:

 buku fisika materi kemagnetan

 internet

Langkah Kerja

1) Jawablah soal-soal berikut!

a) Apa bukti bahwa di dalam bumi ada magnet bumi?

b) Apa perbedaan antara inklinasi dengan deklinasi?

c) Mengapa kompas selalu menunjuk arah utara dan selatan?

d) Jelaskan pengaruh adanya lapisan magnetosfer!

e) Jelaskan tentang medan magnet bumi atau medan geomagnetik!

f) Ada teori yang menjelaskan asal dari medan magnet bumi yaitu
diantaranya teori geomagnet dan teori dinamo. Jelaskan masing-
masing teori tersebut!

2) Buatlah kesimpulan tentang kemagnetan bumi mulai dari bukti


adanya magnet bumi, asal usul magnet bumu sampai manfaat adanya
magnet bumi!

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 3. Kemagnetan Bahan


dan Fluks Magnet

Tujuan: Menjelaskan kemagnetan bahan dan fluks magnet

Alat dan Bahan:

 buku fisika materi kemagnetan

 internet

Langkah Kerja

1) Jawablah soal-soal berikut!

a. Apa yang dimaksud dengan benda magnet?


b. Apa kelemahan membuat secara induksi?
c. Bagaimana cara menentukan kutub magnet?
d. Apa yang dimaksud dengan magnet elementer?
e. Mengapa baja sukar menjadi magnet dibandingkan dengan
besi?
f. Jelaskan tentang diamagnetik, paramagnetik, dan
ferromagnetik!
g. Jelaskan tentang bahan antiferromagnetik!
h. Jelaskan tentang bahan ferromagnetik dan ferrit!
i. Apa yang dimaksud dengan fluks magnetik?
j. Jelaskan tentang hukum Gauss untuk magnetisme!
k. Jelaskan tentang fluks magnet yang melalui bidang terbuka!

2) Buatlah kesimpulan!

140
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 4. Percobaan Oersted

Tujuan Percobaan:
1. Menyelidiki adanya medan magnet di sekitar kawat yang dialiri arus
listrik.
2. Menentukan induksi magnetik di sekitar kawat yang berarus listrik.

Alat dan Bahan: baterai, kabel penghubung, kompas, ampermeter, saklar,


busur derajat, kawat nikelin

Langkah Kegiatan:
1. Susunlah rangkaian percobaan seperti gambar berikut!

2. Aturlah letak kompas sehingga posisi jarum kompas sejajar dengan


penghantar pada saat saklar terbuka!
3. Tegangan baterai 3 V.
4. Tutuplah saklar dan amati penyimpangan jarum kompas. Catatlah arah
penyimpangan dan ukurlah besar penyimpangan menggunakan busur
derajat!
5. Ukurlah kuat arus listrik menggunakan ampermeter!
6. Bukalah saklar dan ganti sumber tegangan 6 V, 9 V, dan 12 V!

141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hasil Pengamatan
Saudara isi besar simpangan () dan kuat arus listrik (i) pada Tabel berikut!

No Tegangan Arah simpangan Besar Simpangan () Kuat Arus Listrik (i)
(V) (kiri/kanan)
1 3
2 6
3 9
4 12

Pertanyaan:
1. Mengapa jarum kompas menyimpang ketika saklar ditutup?
2. Apa pengaruh tegangan yang digunakan terhadap besar simpangan
jarum kompas dan kuat arus listrik?
3. Buatlah grafik hubungan antara kuat arus listrik (i) dengan besar
simpangan () jarum kompas!

Unjuk Kreativitas
Ubahlah arah arus listrik menjadi berarah dari B ke A dengan cara mengubah
letak kutub baterai. Amati arah penyimpangan jarum kompas. Bandingkan
dengan arah penyimpangan jarum kompas pada percobaan sebelumnya
(arah A ke B)!

142
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 5. Hukum Biot-Savart

Tujuan: Mengaplikasikan hukum Biot-Savart

Alat dan Bahan:

 buku fisika materi kemagnetan

 internet

Langkah Kerja

1) Jawablah soal-soal berikut!

a) Kapan kumparan yang dialiri arus listrik dikatakan sebagai


solenoida?

b) Dua kawat panjang sejajar seperti pada gambar di bawah ini. Kuat
arus pada masing-masing kawat 9 A dan 6 A. Bila jarak antara
kedua kawat 1,5 m. di mana letak suatu titik terhadap titik Q yang
memiliki induksi magnetik = nol?

c) Kawat melingkar dengan jari-jari 60 cm dan dilalui arus listrik 10


A. Suatu titik terletak pada sumbu lingkaran kawat sejauh 80 cm
dari pusat lingkaran. apabila suatu titik yang terletak pada sumbu
lingkaran sejauh r terhadap kawat melingkar memiliki harga sin 
= 0,75. Berapa besarnya besar induksi magnetik di titik tersebut?

143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

d) Kawat penghantar berbentuk lingkaran dengan jari-jari 8 cm dan


dialiri arus listrik sebesar 10 A. Tentukan besar induksi magnetik
di pusat lingkaran!

e) Suatu kumparan terdiri atas 1000 lilitan dan memiliki diameter


penampang kumparan 4 cm. Bila panjang kumparan 25,12 cm dan
kuat arus yang lewat pada kawat kumparan 10 A. Berapa induksi
magnetik pada suatu titik yang terletak di ujung panjang sumbu
kumparannya?

f) Sebuah kumparan dengan 300 lilitan dialiri arus 2 A dibengkokkan


membentuk lingkaran (toroida) dengan jari-jari 5 cm. Tentukan
induksi magnetik di sumbu toroida!

2) Simpulkan rumusan hukum Biot-Savart

144
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 6. Gaya Lorentz

Tujuan Percobaan

 Mengamati terjadinya gaya Lorentz pada kawat lurus dalam medan


magnet
 Mengamati arah gaya Lorentz pada kawat lurus dalam medan magnet

Alat dan Bahan:

 batang magnet dua buah


 seutas kawat kabel serabut / alumunium foil 50 cm
 adaptor
 saklar jembatan 1 buah
 ampermeter
 rheostat 1 buah
 statif 1 buah
 kabel konektor

Langkah Percobaan

a) Rangkailah alat seperti gambar berikut!

145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b) Letakkan di kiri dan kanan kawat magnet batang, atur kedudukan


rheostat, hubungkan saklar, lalu amati apa yang terjadi pada kawat?
c) Ulangi percobaan di atas! Ubah letak batang magnet di atas dan di
bawah dari kawat
d) Ulangi percobaan di atas! Ubah arus listrik

Data Hasil Pengamatan

Kesimpulan

146
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 7. GGL Induksi

Tujuan

Membuktikan bahwa arus listrik dapat dibangkitkan dengan


menggunakan medan magnet.

Alat dan Bahan:

a. sebuah magnet batang

b. sebuah kumparan

c. galvanometer

Cara Kerja

1. Hubungkan ujung-ujung kumparan dengan kawat penghantar pada


galvanometer!

2. Letakkan magnet batang di depan kumparan-kumparan, jangan


digerakkan! Perhatikan posisi jarum penunjuk pada Galvanometer!
Apakah jarum penunjuk Galvanometer bergerak?

3. Doronglah magnet batang ke dalam kumparan dengan kutub utara di


depan! Perhatikan posisi jarum penunjuk pada galvanometer! Apakah
jarum penunjuk galvanometer bergerak? Ke arah mana bergeraknya?

147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Keluarkan magnet batang dari dalam kumparan! Perhatikan posisi jarum


penunjuk pada Galvanometer! Apakah jarum penunjuk Galvanometer
bergerak? Ke arah mana bergeraknya?

5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan ini!

148
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 8. GGL Induksi Diri

Tujuan

 Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi


diri

 Menyelidiki peristiwa induksi diri dalam kumparan

Alat dan Bahan:

 kumparan 300, 600, 1200, dan 12000 lilitan

 inti besi lunak untuk transformator (1 buah)

 galvanometer/voltmeter (1 buah)

 magnet batang (2 buah)

 kabel penghubung secukupnya

Langkah Kegiatan

1. Rakitlah alat dan bahan seperti pada gambar di bawah (gunakan


kumparan 300 lilitan).

149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Amati apa yang terjadi pada jarum galvanometer jika magnet batang
dipegang di atas kumparan tanpa digerakkan?

3. Apa yang terjadi pada jarum galvanometer jika magnet batang ditarik ke
atas perlahan-lahan menjauh kumparan?

4. Apa yang terjadi pada jarum galvanometer jika magnet batang digerakkan
secara perlahan-lahan menjauhi dan mendekati kumparan?

5. Apa yang terjadi pada jarum galvanometer jika magnet batang digerakkan
secara cepat menjauhi dan mendekati kumparan?

6. Apa yang terjadi jika menggunakan dua buah magnet batang dengan cara

disatukan.

7. Lakukan percobaan berikutnya dengan menggunakan kumparan 600,


1200, dan 12000 lilitan. Catat dan masukkan hasilnya dalam tabel berikut ini.

Jumlah lilitan 300 600 1200 12.000

Simpangan Galvanometer

8. Faktor-faktor apakah yang dapat mempengaruhi besarnya ggl induksi?


Sebutkan!

9. Kesimpulan apa yang anda peroleh dari hasil percobaan ini? Jelaskan!

150
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

A. Bahan Bacaan

Magnet

Batu yang mampu menarik benda-benda yang mengandung besi seperti


diperlihatkan pada Gambar 5 ditemukan di Magnesia, orang Yunani memberi
nama batu tersebut magnet. Orang Cina yang pertama kali menggunakan
batu ini sebagai kompas. Kemagnetan adalah suatu sifat zat yang teramati
sebagai suatu gaya tarik atau gaya tolak antara kutub-kutub tidak senama
maupun senama. Gaya magnet tersebut paling kuat di dekat ujung-ujung atau
kutub-kutub magnet tersebut. Semua magnet memiliki dua kutub magnet
yang berlawanan, utara (U) dan selatan (S). Apabila sebuah magnet batang
digantung maka magnet tersebut berputar secara bebas, kutub utara akan
menunjuk ke utara. Kutub selatan menunjuk lebih kurang ke arah selatan.
Inilah azas pedoman kompas

Gambar 5. Bahan tambang yang memiliki sifat magnetik alamiah

(Sumber: Modul fisika 2004 E-Book Pdf. Penulis: Eko Hariadi)

151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1. Kutub Magnet

Setiap magnet, apapun bentuknya selalu mempunyai dua kutub magnet yaitu
kutub utara dan kutub selatan. Hal tersebut bisa kita lihat pada magnet jarum
yang dapat berputar pada porosnya yaitu kompas. Dalam keadaan diam,
salah satu ujung magnet akan menunjuk ke arah utara, sedangkan ujung yang
lain menunjuk ke arah selatan. Ujung kompas yang menunjuk ke arah utara
disebut kutub utara, sedangkan ujung kompas yang menunjuk ke arah
selatan disebut kutub selatan. Kita dapat membuat kompas sederhana
dengan cara meletakkan magnet batang yang kecil pada sebatang kayu di
dalam mangkok. Magnet akan bergerak bebas mengarah ke posisi utara-
selatan. Magnet dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran meliputi magnet
batang, tapal kuda, dan cakram. Jika dua magnet saling didekatkan, maka
saling mengerahkan gaya, yaitu gaya magnet. Jika dua kutub utara saling
didekatkan, kedua kutub tersebut tolak-menolak. Demikian juga halnya jika
dua kutub selatan saling didekatkan. Namun, jika kutub utara utara salah
satu magnet didekatkan ke kutub selatan magnet lain, kutub-kutub tersebut
akan tarik-menarik. Aturan untuk kutub-kutub magnet tersebut berbunyi:
Kutub-kutub senama tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama tarik-
menarik. Kutub magnet selalu ditemukan berpasangan, kutub utara dan
kutub selatan. Jika sebuah magnet dipotong menjadi dua buah, dihasilkan
dua magnet yang lebih kecil masing-masing mempunyai satu kutub utara dan
satu kutub selatan. Prosedur ini dapat diulang-ulang, namun selalu dihasilkan
sebuah magnet lengkap yang terdiri dari dua kutub (Gambar 6).

Gambar 6. Sifat kutub-kutub kemagnetan

(Sumber: Modul fisika 2004 E-Book Pdf. Penulis: Eko Hariadi)

152
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

2. Medan Magnet

Medan magnet adalah daerah di mana sebuah benda yang berada dalam
ruang tersebut mendapat gaya magnet. Semakin besar kekuatan magnet,
semakin besar pula medan magnetnya. Medan magnet digambarkan sebagai
garis-garis lengkung yang disebut garis gaya magnet (Gambar 7). Garis gaya
magnet bermula di kutub utara dan berakhir di kutub selatan. Bila magnet-
magnet kecil diletakkan dalam medan magnet, maka magnet-magnet kecil
akan menempatkan dirinya menurut garis gaya magnet. Bentuk garis gaya
magnet dinyatakan dengan spketrum magnet.

Gambar 7. Garis gaya magnet pada serbuk besi

(Sumber: Modul fisika 2004 E-Book Pdf. Penulis: Eko Hariadi)

Gambar 8 menggambarkan garis-garis gaya yang terdapat di antara kutub-


kutub senama dua buah magnet batang. Pola serbuk besi memperlihatkan
kutub-kutub sejenis tolak-menolak. Gambar 9 menggambarkan garis gaya
magnet yang terdapat di antara kutub-kutub tak senama dua buah magnet
batang.

153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 8. Kutub sejenis tolak-menolak

(Sumber: Modul fisika 2004 E-Book Pdf. Penulis: Eko Hariadi)

Gambar 9. Kutub sejenis tarik-menarik

(Sumber: Modul fisika 2004 E-Book Pdf. Penulis: Eko Hariadi)

Medan magnet yang ada di sekitar magnet dapat digambarkan dengan garis
gaya magnet yang keluar dari kutub utara menuju ke kutub selatan.

Gambar 10. Garis gaya magnet

154
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Garis-garis gaya magnet tidak pernah berpotongan

b. Garis-garis gaya magnet selalu mengarah radial keluar dari kutub utara
menuju ke kutub selatan

c. Kuat medan magnet dinyatakan dengan rapat dan renggangnya garis


gaya magnet (yang rapat menyatakan medan gaya magnet yang kuat dan
dan yang renggang menyatakan medan gaya megnet yang lemah)

3. Kemagnetan Bumi

Bumi dapat dianggap sebagai magnet yang sangat besar (Gambar 11). Kutub
selatan magnet bumi berada di sekitar kutub utara bumi, sedangkan kutub
utaranya berada di sekitar kutub selatan bumi. Oleh karena itu, jarum
kompas selalu mengarah kurang lebih ke arah utara-selatan.

Gambar 11. Bumi sebagai magnet

Penyimpangan arah jarum kompas dari arah utara-selatan yang sebenarnya


disebut deklinasi. Sedangkan inklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh
magnet jarum dengan bidang mendatar. Inklinasi di berbagai tempat di bumi
tidak sama. Inklinasi yang terbesar (90) terdapat di dua tempat yaitu di
belahan bumi utara dan di belahan bumi selatan. Tempat-tempat ini disebut

155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kutub magnet bumi. Garis yang menghubungkan tempat-tempat di bumi yang


inklinasinya nol disebut khatulistiwa magnet bumi (aklin).

4. Sifat Kemagnetan Suatu Bahan

Berdasarkan kuat atau lemahnya pengaruh medan magnet terhadap suatu


bahan, maka bahan-bahan tersebut dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Bahan Ferromagnetik

Bahan yang ditarik dengan kuat oleh medan magnet disebut bahan
ferromagnetik. Contoh: baja, besi, kobalt, nikel

Gambar 12. Bahan ferromagnetik

Keterangan Gambar 12 di atas, pada awalnya bahan ferromagnetik belum


dipengaruhi oleh medan magnet dari luar. Resultan medan magnetnya masih
belum teratur atau terarah. Kemudian bahan tadi dipengaruhi oleh medan
magnet dari luar sehingga resultan medan magnet bahan menjadi terah
sesuai dengan medan magnet yang mempengaruhi. Setelah medan magnet
luar dihilangkan, ternyata resultan medan magnet bahan tadi masih tetap
terarah dan tidak kembali seperti semula.

156
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Hal ini dikarenakan bahan ferromagnetik dapat menimbulkan induksi besar.


Berarti permeabilitas bahan juga besar, dan lebih besar dari nol. Bahan
seperti ini sangat mudah untuk dibuat magnet permanen.

b. Bahan Paramagnetik

Bahan paramagnetik adalah bahan yang ditarik dengan lemah oleh magnet.
Bila bahan ini diberi pengaruh medan magnet, maka sebagian besar magnet
atomisnya mengikuti arah medan magnet dan ada sebagian kecil justru
melawan arah medan luar.

Gambar 13. Bahan paramagnetik

Dalam pengaruh medan magnet luar, bahan paramagnetik termasuk cukup


baik, karena dapat menimbulkan medan magnetik yang cukup besar, berarti
permeabilitas bahan lebih tinggi dari 0, tetapi masih lebih kecil bila
dibanding bahan ferromagnetik. Contoh bahan paramagnetik: mangan,
platina, alumunium, magnesium, timah, wolfram oksigen, dan udara.

c. Bahan Diamagnetik

Bahan diamagnetik adalah bahan yang ditolak oleh magnet meskipun bahan
ini bukan magnet. Bahan ini sangat sulit dipengaruhi oleh medan magnet
luar, bahkan apabila diberi pengaruh medan magnet dari luar, maka resultan
medan atomisnya akan membentuk arah yang melawan arah medan magnet
luar.

157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bila magnet ini dimasukkan ke dalam medan magnet luar, maka akan
menimbulkan induksi magnet yang lebih kecil dibanding bahan
paramagnetik. Berarti bahwa  bahan lebih kecil dari 0. Contoh bahan
diamagnetik: bismuth, timbal, antimon, air raksa, perak emas, air, fosfor, dan
tembaga.

Gambar 14. Bahan diamagnetik

5. Flux Magnetik ()

Agar lebih mudah memahami tentang fluks magnetik, maka fluks magnetik
digambarkan sejumlah garis medan magnetik yang memotong tegak lurus
suatu bidang. Fluks magnetik  didefinisikan sebagai hasil kali antara
komponen induksi magnetik tegak lurus bidang B  dengan luas bidang A
atau secara matematis ditulis dalam persamaan:

Gambar 15. Sudut antara arah B dengan arah normal bidang

158
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

 = (B cos ) . A ..( 1)

dengan:  = fluks magnetik (weber = Wb)

B = induksi magnetik (tesla = T)

 = sudut antara arah B dengan arah normal bidang

A = luas penampang (m2)

Contoh Soal

Suatu kumparan yang panjangnya 25 cm dan lebarnya 8 cm diletakkan dalam


medan magnetik homogen dengan induksi magnetik 20  10-4 T. Tentukan
fluks magnetik yang menembus kumparan tersebut, jika arah induksi
magnetik:

a. searah dengan arah normal bidang persegi panjang!

b. membentuk sudut 30 terhadap bidang persegi panjang!

Penyelesaian

Diketahui: A = 25 cm  8 cm = 200 cm2 = 200  10-4 m2

B = 20  10-4 T

Ditanya: ?

Jawab: Fluks magnetik  dihitung dengan persamaan  = (B cos ) . A

a) B searah dengan n artinya  = 0, cos 0 = 1

 = (20  10-4 ) ( 1 ) (200  10-4)

 = 4  10-5 Wb

159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b) B membentuk sudut 30 terhadap bidang, artinya:  = 90 – 30 = 60,

cos 60 = ½

 = (20  10-4 ) ( ½ ) (200  10-4)

 = 2  10-5 Wb

6. Hipotesis Weber

Untuk menjelaskan berbagai hal tentang magnet, Weber menggunakan


beberapa hipotesis (dugaan) sebagai berikut.

a. Besi dan baja terdiri dari atom-atom magnetik yang dinamakan magnet
elementer. Masing-amsing atom mempunyai kutub utara dan kutub
selatan. Bila magnet batang dipotong menjadi dua bagian atau lebih, maka
bagian-bagian itu sendiri merupakan magnet baru. Pemotongan dapat
dilanjutkan sampai bagian yang terkecil (atom magnet) selalu terdapat
dua kutub magnet.
b. Magnet elementer besi mudah diarahkan, sedangkan magnet elementer
baja sulit diarahkan. Oleh karena itu besi mudah dijadikan sebagai
magnet, sedangkan baja lebih sulit dijadikan magnet tetapi sekali baja
menjadi magnet maka magnet baja sulit dihilangkan atau disebut dengan
magnet permanen.
c. Pada besi dan baja yang tidak bersifat magnet, letak magnet elementernya
tidak teratur. Sebagian besar magnet elementer membentuk lingkaran
tertutup. Kutub utara magnet elementer berhadapan dengan kutub
selatan magnet elementer yang lain.
d. Pada besi atau baja yang bersifat magnet, letak magnet elementernya
teratur. Kutub-kutub utara magnet mengarah arah yang sama sedangkan
kutub-kutub selatan magnet mengarah yang berlawanan.

160
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

7. Cara Membuat Magnet

a. Induksi Magnetik

Menginduksikan magnet adalah memberikan sifat magnet kepada besi atau


baja tanpa disentuhkan. Caranya adalah dengan mendekatkan sebatang besi
atau baja ke magnet batang yang kuat (Gambar 16). Ujung besi yang dekat ke
salah satu kutub magnet akan memperoleh kutub yang berlawanan dengan
kutub magnet itu. Misal, A adalah kutub utara magnet batang. Ujung C apada
batang besi (misalnya paku) menjadi kutub selatan. Jika ujung D dicelupkan
ke dalam serbuk besi, maka ada serbuk besi yang melekat pada paku.

Gambar 16. Induksi magnet

b. Sentuhan/Gosokan

Cara membuat magnet yang paling sederhana adalah menyentuhkan besi


atau baja dengan magnet batang. Ada dua cara mengerjakannya, yaitu
sentuhan tunggal dan sentuhan bercabang (Gambar 17). Pada sentuhan
tunggal (Gambar 17 a), batang besi atau baja disentuh beberapa kali dari
ujung ke ujung dengan menggunakan magnet permanen. Cara membuat
magnet sentuhan yang baik adalah dengan metode sentuhan bercabang. Pada
metode ini, batang digosok secara serempak dari tengah ke ujungnya dengan
dua kutub magnet batang yang berlawanan (Gambar 17 b)

161
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 17. Cara membuat dengan gosokan magnet

Hukum Biot-Savart

Di sekeliling kawat penghantar yang berarus listrik terdapat medan magnet.


Arah medan magnet tergantung dari arah arus listrik. Kuat medan magnet di
sekitar kawat berarus listrik tergantung pada kuat arus listrik dan jarak
suatu titik terhadap kawat. Untuk mengetahui lebih dalam hasil pengamatan
Oersted dan pengaruh yang ditimbulkan, mari kita pelajari bahasan berikut
ini

1. Percobaan Oersted

Perhatikan percobaan pada gambar di bawah ini

Gambar 18. Rangkaian percobaan Oersted

162
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Ketika saklar masih terbuka, jarum kompas yang diletakkan di bawah


penghantar berarah utara-selatan (Gambar 18.a). Jika saklar ditutup, arus
listrik mengalir, ternyata jarum kompas menyimpang dari kedudukan semula
(Gambar 18.b). Jika arah arus diubah dengan menukar letak kutub-kutub
baterai, jarum kompas menyimpang kearah yang berlawanan dari percobaan
b (Gambar 18.c). Jika sebelumnya jarum kompas menyimpang ke kiri, maka
dengan berbaliknya arus yang melalui penghantar, jarum kompas
menyimpang ke kanan.

Apabila jarum kompas diletakkan di atas penghantar seperti Gambar 18.d.


Jarum kompas berputar ke arah yang berlawanan dengan arah perputaran
ketika kedudukan seperti gambar sebelumnya. Arah putaran jarum kompas
yang diletakkan di atas penghantar ditunjukkan Gambar 18.e dan Gambar
18.f

Gambar 18. Rangkaian percobaan Oersted

Dari percobaan Oersted dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Di sekitar penghantar yang dialiri arus listrik terdapat medan magnetik.

 Arah gaya magnetik yang menyimpangkan jarum kompas bergantung


pada arah arus listrik yang mengalir dalam penghantar.

2. Hubungan Medan Magnetik, Kuat Arus, dan Jarak antara jarum Kompas
dari Penghantar

163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Penyimpangan arah jarum kompas di sekitar penghantar berarus


menunjukkan adanya medan magnetik. Besar kecilnya medan magnetik pada
penghantar berarus listrik dapat diketahui oleh besar kecilnya sudut
penyimpangan jarum kompas. Untuk menyelidiki hubungan antara medan
magnetik B dengan kuat arus listrik i, kita perbesar kuat arus I dengan cara
menambah baterai, misal; dari satu baterai menjadi dua baterai, kemudian
kita amati sudut penyimpangan jarum kompas. Ternyata sudut
penyimpangannya menjadi lebih besar, yaitu menjadi dua kali semula. Kita
simpulkan bahwa medan magnetik B sebanding dengan kuat arus listrik (B 
i).

Apabila jarak antara jarum kompas dari penghantar a yang berarus listrik (i),
kita jauhkan menjadi dua kali semula, ternyata sudut simpangannya menjadi
lebih kecil, yaitu menjadi setengah kali semula. Sehingga, kita simpulkan
bahwa medan magnet B yang ditimbulkan oleh penghantar berarus listrik
berbanding terbalik dengan jarak antara titik (jarum kompas) dari
penghantar (a), atau secara matematis : B  1/a

Gambar 19. Induksi magnet di titik P

Dua kesimpulan di atas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi besar


kecilnya medan magnetik di sekitar panghantar panjang lurus berarus listrik
yang dinyatakan dengan persamaan berikut:

i
B=k
a ….(2)

Di mana: k = tetapan yang besarnya 2  10-7 N/A2

164
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

B = medan magnet (Wb/m2)

i = arus listrik (A)

a = jarak titik ke kawat (m)

Contoh Soal

Kawat lurus yang dialiri arus listrik sebesar 10 A dari arah timur ke barat.
Tentukan besar dan arah induksi magnetik di titik P yang berada tepat di
bawah kawat tersebut berjarak 10 cm!

Penyelesaian

Diketahui: i = 10 A

a = 10 cm = 10-1 m

Ditanya: B?

i
Jawab: B = k
a

10
= 2  10-7
10 1

= 2  10-5 Wb/m2

Arah induksi magnet dapat ditentukan dengan kaidah genggaman tangan


kanan. Arus listrik berarah dari timur ke barat. Dengan demikian, titik P yang
berada di bawah kawat akan memiliki induksi magnet berarah ke selatan.
Jadi besar induksi magnet di titik P adalah 2  10-5 Wb/m2 dengan arah ke
selatan.

165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Percobaan Biot-Savart

Gambar 20. Induksi magnet akibat kawat melingkar berarus listrik

Induksi magnetik di titik P yang ditimbulkan oleh elemen arus sepanjang l


yang dilalui arus listrik i dan berjarak r, maka induksi magnetik di titik P
semakin besar bila:

 Arus listrik yang mengalir diperbesar

 Elemen arus listrik diperpanjang

 Jarak titik P terhadap elemen arus diperkecil

 Sinus sudut antara garis singgung pada elemen arus dengan garis r
diperbesar

 Arah induksi magnetik di titik P selalu tegak lurus dengan garis r.

Berdasarkan hasil percobaan di atas, secara matematis dapat ditulis sebagai


berikut:

i.dl. sin .
dB = k
r2 …(3)

dB = besar induksi magnetik (wb/m)

k = konstanta = 10-7 wb/A.m

166
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

dl = panjang elemen arus listrik (m)

i = arus listrik (A)

 = sudut antara arah arus listrik dengan r

r = jarak antara dl dengan titik P (m)

a. Induksi Magnetik di Sekitar Kawat Lurus Berarus Listrik

Akibat elemen berarus listrik sepanjang dl dan sejauh PQ terhadap titik P,


maka besar induksi magnetik di titik P menurut percobaan Biot-Savart
adalah:

Gambar 21. Induksi magnetik di sekitar kawat lurus berarus listrik

i
B= k (sin . 2  sin . 1 )....(4)
a

Berdasarkan Gambar 27 di bawah, persamaan di atas dapat ditulis:

Gambar 22. Induksi magnetik di sekitar kawat lurus pendek berarus listrik

167
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

i
B= k [cos .  cos(180   )]....(5)
a

Sudut 180 -  dan  merupakan sudut yang dibentuk oleh arah arus listrik
dengan jarak titik P ke masing-masing batas elemen arus.

1) Induksi magnetik di sekitar kawat lurus pendek berarus listrik

Persamaan yang telah kita temukan adalah besarnya induksi magnetik di


sekitar kawat lurus pendek berarus listrik, yaitu:

i
B = k [cos .  cos(180   )]...(6)
a

2) Induksi magnetik di sekitar kawat lurus panjang berarus listrik

Dalam hal ini berlaku:  = 0 dan  = 0, sehingga diperoleh:

i
B = 2 k .....(6)
a

Dengan: B = induksi magnetik (T)

i = arus listrik (A)

a = jarak antara kawat penghantar dengan suatu titik (m)

Contoh Soal

Perhatikan gambar di bawah ini

168
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

panjang kawat QR = 8 m dan jarak PR = 10 m. Berapa induksi induksi


magnetik di titik P karena pengaruh arus listrik sepanjang kawat QR?

Penyelesaian

(PQ)2 = (PR)2 – (QR)2

a2 = 102 - 82

a=6m

i
B = k [cos .90  cos(180   )]
a

10 7.3
= [0  ( cos . )]
6

 8
= 5. 10-8 [0 –    ] = 4. 10-8 tesla
 10 

b. Induksi magnetik di Sekitar Arus Listrik Melingkar

Gambar 23. Induksi magnetik di sekitar arus listrik melingkar

Titik P terletak di sumbu kawat melingkar berarus listrik berjarak r terhadap


dl. Besarnya induksi magnetik di sekitar elemen arus menurut Amper atau
Biot-Savart adalah:

169
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

i.dl
dB = k
r2

Vektor dB dapat diuraikan menjadi dB cos  dan dB sin . Dalam hal ini
komponen vektor dB cos  tiap elemen arus sepanjang lingkaran kawat
saling meniadakan, maka yang tinggalah hanya komponen-komponen dB sin
 tiap elemen arus sepanjang lingkaran kawat melingkar yang arahnya
searah dan sejajar pada sumbu lingkaran (PO). Resultan induksi magnetik di
titik P merupakan jumlah aljabar masing-masing induksi magnetik oleh
masing-masing elemen sepanjang kawat melingkar.

 o .i.R. sin .
Bp = …(7)
2r 2

Dengan: O = 4.10-7 T.m/A

i = kuat arus listrik (A)

R = jari-jari lingkaran (m)

r2 = R2 + x2

Contoh Soal

Kawat melingkar dengan jari-jari 60 cm dilalui arus listrik 10 A. Suatu titik


terletak pada sumbu lingkaran kawat sejauh 80 cm dari pusat lingkaran.
Berapa induksi magnetik di titik tersebut?

Penyelesaian

Diketahui: i = 10 A

R = 0,6 m

x = 0,8 m

170
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Ditanya: B?

Jawab: r2 = R2 + x2

= (0,6)2 + (0,8)2

r =1m

i.2R. sin .
B= k
r2

10 7 .10.2.3,14.0,6. 01, 6
=
12

= 2,26 . 10-6 tesla

c. Induksi magnetik di pusat kawat melingkar yang berarus listrik

Gambar 24. Induksi magnetik di pusat kawat melingkar yang berarus listrik

 o .i.R. sin .90  .i


Bo = 2
 Bo = o ....(8)
2R 2R

171
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh Soal

Lingkaran kawat terletak pada bidang horizontal dengan jari-jari lingkaran


4 cm dan dilalui arus listrik 10 A. Tentukan induksi magnetik di pusat
lingkaran dan ke mana arahnya bila arah arus listriknya searah putaran
jarum jam?

Penyelesaian

Diketahui: R = 4 cm = 4 . 10-2 m

i = 10 A

Ditanya Bo?

 o .i
Jawab: Bo =
2R

4k .i
=
2R

4 .10 7.10
=
2.4 .10 2

= 5 . 10-5 tesla.

Arah Bo ke atas.

d. Induksi magnetik di pusat kumparan tipis

Pada dasarnya sama dengan induksi magnetik di pusat kawat melingkar dan
bedanya hanya pada jumlah lilitannya, dalam hal ini lilitan lebih dari satu.
 o .i
Induksi magnetik di pusat kawat melingkar: Bo =
2R

172
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Gambar 25. Induksi magnetik di pusat kumparan tipis

Berdasarkan rumus tersebut, maka induksi magnetik di pusat kumparan tipis


adalah:

 o .i.N
Bo = ...(9)
2R

Contoh Soal

Suatu kumparan tipis terdapat 10 lilitan dengan jari-jari lingkaran 12 cm. Bila
pada kumparan tersebut mengalir arus listrik 6 A, berapa besar induksi
magnetik di pusat lingkaran?

Penyelesaian

Diketahui: N = 10 lilitan

R = 12 cm = 0,12 m

i=6A

Ditanya: Bo?

 o .i.N
Jawab: Bo =
2R

4 .10 7 .6.10
=
2.0,12

173
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

= 3,14 . 10-4 tesla

e. Induksi Magnetik pada Sumbu Kumparan Tidak Tipis (Solenoida)

Gambar 26. Induksi magnetik pada solenoida

Untuk seluruh lilitan sepanjang l menimbulkan induksi magnetik di titik P


adalah:

 o .i.N
B= [cos 1 – cos2) .. (10)
2.l

Induksi magnetik pada sumbu kumparan panjang (Solenoida)

Solenoida adalah kumparan panjang dengan lilitan yang rapat. Ketentuan


suatu kumparan disebut solenoida adalah bila panjang kumparan 5 kali lebih
besar panjang diameter penampang kumparan (l > 5d). Medan magnet yang
ditimbulkan oleh kumparan lebih kuat daripada medan magnet yang
ditimbulkan oleh sebuah lingkaran. Bila di dalam kumparan ditempatkan inti
besi lunak, maka kemagnetan menjadi lebih kuat. Susunan kumparan dengan
inti besi lunak di dalamnya disebut elektromagnet.

174
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Elektromagnet mempunyai sifat yaitu kemagnetan semakin kuat bila lilitan


semakin banyak, arus listrik semakin besar, kemagnetan hilang sama sekali
jika arus listrik diputus, kekuatan magnet dapat diubah dengan mengubah
kuat arus listrik, dan kutub-kutub elektromagnet dapat dibalik.

1) Induksi magnetik di tengah-tengah panjang solenoida

Berdasarkan persamaan (10), dalam hal ini:

1 = 0 dan 2 =180

 o .i.N
B= ..(10)
.l

2) Induksi magnetik di ujung panjang solenoida

Dalam hal ini:

1 = 0 dan 2 =90

Diperoleh persamaan:

 o .i.N
B= ...(11)
2.l

Contoh Soal

Suatu kumparan terdiri atas 1000 lilitan dan memiliki diameter penampang
kumparan 4 cm. Bila panjang kumparan 25,12 cm dan kuat arus yang lewat
pada kawat kumparan 10 A, berapa induksi magnetik pada suatu titik yang
terletak di tengah-tengah panjang sumbu kumparannya?

Penyelesaian

Diketahui: N = 1000 lilitan, d = 4 cm

i = 10 A, l = 25,12 cm = 25,12x10-2 m

175
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ditanya: B di tengah?

 o .i.N
Jawab: B =
.l

4 .10 7 .10.1000
=
25,12.10  2

= 5 . 10-2 tesla

f. Induksi Magnetik di Pusat Toroida

Arus listrik yang melalui toroida menimbulkan garis-garis medan magnetik


membentuk lingkaran dengan jari-jari rata-rata R. Induksi magnetik di dalam
kumparan (di titik P) adalah sama dengan induksi magnetik di tengah-tengah
panjang sumbu solenoida, yaitu:

 o .i.N
Bp =
l

Gambar 27. Induksi magnetik di pusat toroida

(Sumber: Fisika SMU 1999. Penulis: A.R. Supriyadi)

Karena l adalah panjang kumparan-kumparan toroida yang berupa keliling


lingkaran, maka l = 2R. Sehingga persamaan di atas menjadi:

 o .i.N
Bp = ...(12)
2R

176
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

N = banyak kumparan

i = arus listrik (A)

R = jari-jari (m)

Contoh Soal

Sebuah toroida dengan jari-jari 20 cm dialiri arus listrik sebesar 10 A. Jika


kuat medan magnet yang ditimbulkan oleh sebuah toroida sebesar 1,8.10 -4 T.
Berapa banyak lilitan toroida tersebut?

Penyelesaian

Diketahui: R = 20 cm = 0,2 m

B = 1,8.10-4 T

i = 10 A

Ditanya: N?

 o .i.N
Jawab: B=
2R

4 .10 7 .10.N
1,8.10-4 T =
2 .0,2

N = 18 lilitan

177
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gaya Lorentz

Suatu penghantar berarus listrik yang berada dalam medan magnetik akan
mengalami gaya yang disebut gaya Lorentz. Arah gaya Lorentz selalu tegak
lurus dengan arah kuat arus listrik (i) dan arah induksi magnetik (B).

1. Gaya Lorentz pada Kawat Penghantar dalam Medan Magnet

Gambar 28. Gaya Lorentz pada kawat penghantar dalam medan magnet

Berdasarkan Gambar 28, ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan:

 Arah medan magnet ke kanan

 Arah arus listrik menuju ke pembaca

 Arah gaya Lorentz menuju ke atas, terbukti kawat melengkung ke atas

Besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh penghantar berarus listrik yang
berada di dalam medan magnet berbanding lurus dengan:

 Kuat arus yang mengalir pada penghantar

 Kuat medan magnet luar yang melingkupi penghantar

 Panjang elemen arus (panjang penghantar) yang berada di dalam medan


magnet

178
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

 Sinus sudut antara arah arus listrik dengan arah medan magnet.

Bila dinyatakan dengan persamaan matematis akan diperoleh persamaan:

FL = i . B . l sin  …(13)

FL = gaya Lorentz (N)

i = arus listrik (A)

B = medan magnet (T)

l = panjang penghantar (m)

 = sudut yang dibentuk antara B dengan i

Arah gaya Lorentz ditentukan oleh arah arus listrik dan arah medan magnet.
Hal ini dengan mudah kita peragakan dengan kaidah tangan kanan.

Gambar 29. Kaidah tangan kanan

Arah ibu jari = arah arus listrik

Arah empat jari = arah medan magnet

Arah gaya Lorentz tegak lurus meninggalkan telapak tangan.

179
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh Soal

Perhatikan penghantar berarus listrik berada dalam medan magnet homogen


yang seperti gambar di bawah ini.

Medan magnet homogen sebesar 2 . 10-4 tesla searah dengan Y positif.


Apabila panjang penghantar listrik yang berada di dalam medan magnet 50
cm, tentukan: a. besar gaya Lorentz pada kawat penghantar! b. arah gaya
Lorentz!

Penyelesaian

a. FL = i . B . l sin 

= 8 . 2 . 10-4 . 0,5 . sin 90

= 8 . 10-4 N

b. Berdasarkan kaidah tangan kanan, maka arah gaya Lorentz adalah searah
dengan sumbu X positif.

180
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

2. Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak Bebas dalam Medan Magnet

Gerak muatan listrik dalam medan magnet sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, misalkan gerak elektron pada tabung sinar katoda, gerak partikel
bermuatan dalam siklotron, gerak elektron yang diproyeksikan dalam layar
televisi, gerak elektron dalam spektrograf massa. Muatan listrik (misal
elektron), bergerak bebas di udara dalam medan magnet secara tegak lurus,
maka lintasan elektron tidak dapat lurus, melainkan berbelok dengan arah
tertentu. Apabila kecepatan elektron tersebut konstan dan berada dalam
medan magnet homogen yang luas, maka lintasannya berupa lingkaran.

Gambar 30. Gaya Lorentz pada muatan bebas bergerak dalam medan magnet

Berangkat dari rumus FL = i . B . l sin , maka diperoleh:

q q
F L= . B . l sin  i = .
t t

l
FL = v B . q.sin  …(14)  karena v =
t

FL = gaya Lorentz (N)

q = muatan listrik (C)

v = kecepatan gerak muatan listrik (m/s)

181
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B = medan magnet (tesla)

 = sudut yang dibentuk oleh arah gerak muatan dengan arah medan magnet

Arah gaya Lorentz yang dialami sebuah partikel bermuatan q yang bergerak
dalam sebuah medan magnet adalah tegak lurus dengan arah kuat medan
dan arah dari kecepatan partikel bermuatan tersebut. Bila muatan q positif,
maka arah v searah dengan i. Sedangkan bila muatan q negatif, maka arah v
berlawanan dengan i. Berdasarkan Gambar 41 di atas, besarnya jari-jari
lintasan muatan dapat ditentukan sebagai berikut: Yang berfungsi sebagai
gaya sentripetal adalah gaya Lorentz:

mv
R= ...(15)
qB

Dengan: R = jari-jari lintasan partikel (m)

B = kuat medan magnet (T)

q = muatan liastrik (C)

m = massa partikel (kg)

v = kecepatan partikel (m/s)

Contoh Soal

Suatu elektron bergerak ke timur dengan kecepatan 2 . 10 4 m/s kemudian


memasuki medan magnet homogen sebesar 5 . 10-3 tesla yang arahnya ke
selatan. Berapa gaya Lorentz yang bekerja pada elektron dan ke mana arah
gaya Lorentz saat elektron masuk medan magnet?

182
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Penyelesaian

Diketahui: v = 2 . 104 m/s

B = 5 . 10-3 tesla

Ditanya: FL?

Jawab: FL = q.v.B sin 

= 1,6 . 10-19 . 2 . 104 . 5 . 10-3 . sin 90

= 1,6 . 10-17 N

Arah gaya Lorentz ke atas, bila elektron bergerak ke timur berarti arah arus
listrik bergerak ke barat.

3. Gaya Lorentz pada Dua Kawat Sejajar Berarus Listrik

Dua kawat lurus panjang berarus listrik masing-masing menimbulkan medan


magnet di sekitarnya dengan arah melingkar dengan pusat di masing-masing
kawat penghantarnya.

Gambar 31. Gaya Lorentz pada dua kawat sejajar berarus listrik

183
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Agar gambar mudah dipahami, maka medan magnet yang ditimbulkan oleh
kuat arus kedua (i2) tidak digambar. Medan magnet yang dihasilkan kuat arus
pertama (i1) sebesar B1 mengenai kuat arus i2 secara tegak lurus
meninggalkan pembaca. Maka pada kawat kedua terkena gaya Lorentz
sebesar:

2.i1 .i 2 .l
FL2 = k ...(16)
a

Sedangkan gaya Lorentz yang bekerja pada kawat pertama adalah:

2.i1 .i 2 .l
FL1 = k ...(17)
a

Dengan: F = gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antar kawat (N)

i1 = kuat arus kawat pertama (A)

i2 = kuat arus kawat kedua (A)

a = jarak kedua kawat (m)

Besar FL1 = FL2 arahnya saling mendekati, bila arah arusnya sejajar dan
searah. Arahnya saling menjauhi, bila arah arusnya sejajar tetapi berlawanan
arah. Apabila jarak antara kedua penghantar 1 meter dan gaya Lorentz per
meter 2 .10-7 N, maka kuat arus yang mengalir pada masing-masing
penghantar besarnya 1 A.

Contoh Soal

Dua kawat lurus panjang sejajar berarus listrik searah masing-masing 9 A


dan 3 A. Apabila jarak antara dua kawat tersebut 12 cm, tentukan besar gaya
Lorentz yang bekerja pada penghantar tiap meter dan ke mana arahnya?

184
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Penyelesaian

Diketahui: i1 = 9 A

i2 = 3 A

a = 12 cm = 0,12 m

l = 1m

Ditanya: FL dan arahnya?

2.i1 .i2 .l
Jawab: FL = k
a

2.9.3.1
= 10-7 .
0,12

= 4,5 . 10-5 N

FL = FL1 = FL2 dan FL1 berlawanan arah dengan FL2 yang bersifat tarik-
menarik.

Contoh Soal

Dua kawat lurus yang sangat panjang diletakkan satu dengan yang lain pada
jarak r. Kedua kawat masing-masing dialiri arus listrik I dengan arah yang
sama. Bagaimana sifat kedua kawat tersebut?

Penyelesaian

2.i1 .i 2 .l
FL1 =FL2 = k
r

1
F~
r

185
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Penerapan Gaya Lorentz

Aplikasi magnet yang sederhana dan banyak dijumpai dalam kehidupan


sehari-hari misalnya pada galvanometer dan motor listrik. Berikut
penjelasannya.

a. Galvanometer

Galvanometer adalah komponen dasar ampermeter dan voltmeter analog.


Pada pengukuran kuat arus listrik, kerja galvanometer didasarkan pada
prinsip bahwa kumparan yang dialiri arus listrik dapat berputar ketika
diletakkan dalam daerah medan magnetik. Besarnya putaran jarum penunjuk
tergantung dari kuat arus listrik. Semakin besar kuat arus listrik yang
mengalir semakin besar putarannya. Oleh karena itu, sudut putaran dapat
digunakan sebagai ukuran besar arus listrik. Kumparan galvanometer
digantung di antara kutub utara-selatan suatu magnet U dan berputar bebas
terhadap poros vertikal. Pada poros terpasang suatu jarum penunjuk pegas.
Medan magnetik akan menimbulkan momen gaya pada kumparan dan
memutarnya beberapa derajat yang ditunjukkan oleh sudut . Keseimbangan
dicapai karena ada gaya pegas yang mengimbangi gaya Lorentz. Semakin
besar arus listrik, semakin besar sudut  untuk mencapai keseimbangan.
Setelah skala sudut  dikalibrasi, kuat arus i dapat dibaca sesuai dengan
angka skala yang ditunjukkan.

b. Motor Listrik

Motor listrik adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik.
Banyak alat-alat dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan motor
listrik, misalnya: pengolah makanan, CD player, mixer, gergaji listrik, mesin
cuci, disk drive komputer, kipas angin, pengering rambut, pompa air dan
mesin jahit. Cara kerja motor listrik berdasarkan pada putaran kumparan

186
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

yang berarus listrik di dalam medan magnet. Agar motor listrik berputar
lebih kuat, maka kumparan yang digunakan lebih banyak.

c. Bel Listrik

Contoh aplikasi lain magnet adalah bel listrik, cara kerja bel listrik yaitu
magnet listrik menarik logam (besi) yang dihubungkan dengan lonceng,
ketika logam tertarik oleh magnet maka lonceng berbunyi. Dan ketika arus
listrik diputus logam kembali seperti semula. Pemutusan dan penyambungan
ini secara otomatis dengan menggunakan saklar yang terpasang pada logam,
seketika setelah logam memukul lonceng maka saklar terbuka, dan logam
kembali lagi, ketika logam kembali maka saklar tertutup, sehingga logam
kembali memukul lonceng begitu seterusnya.

Gaya Gerak Listrik

Hukum Faraday yang diawali dari sifat magnet dapat ditimbulkan oleh arus
listrik. Peristiwa sebaliknya dapat juga terjadi yaitu arus listrik dapat
ditimbulkan oleh magnet. Berikut akan dibahas Gaya Gerak Listrik (GGL)
induksi dan induktor sebagai alat penghasil listrik.

1. Besar GGl Induksi

Ketika magnet batang digerakkan keluar masuk kumparan akan timbul arus
listrik induksi. Arus induksi ini dapat diamati jika kumparan dihubungkan
dengan galvanometer. Percobaan Faraday menunjukkan bila jumlah garis
gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan berubah, maka pada ujung-
ujung kumparan timbul gaya gerak listrik induksi atau disingkat GGL induksi.
Besar GGL induksi bergantung pada cepatnya perubahan fluks magnetik
dalam kumparan dan sebanding dengan jumlah lilitan kumparannya. GGL
induksi pada ujung-ujung kumparan (PQ) semakin besar, bila kecepatan

187
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

berubahnya fluks magnetik yang di dalam kumparan semakin besar dan


Jumlah lilitan kumparan semakin besar. Hal di atas telah dikemukakan oleh
Faraday secara matematis sebagai berikut.

d d ( B. A)
=-N atau  = - N ...(18)
dt dt

 = ggl induksi pada ujung-ujung kumparan (volt)

N = jumlah lilitan

d
= kecepatan berubahnya jumlah garis gaya magnet yang berada di dalam
dt
kumparan (wb/s)

B = kuat medan magnet (tesla)

A = luas bingkai kumparan (m2)

Perubahan fluks magnet dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu


memperbesar perubahan induksi magnet B, memperbesar luas bidang A yang
ditembus medan magnet, dan memperkecil sudut antara garis normal
dengan arah medan magnet.

Contoh Soal

Suatu kumparan terdiri dari 100 lilitan. Kumparan tersebut berada di dalam
medan magnet yang mempunyai fluks magnetik 2 .10-4 wb. Apabila fluks
magnetik dihilangkan dalam waktu 0,01 sekon, berapa ggl induksi pada
ujung-ujung kawat kumparan?

188
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Penyelesaian

Diketahui: N = 100 lilitan, 1 = 2 .10-4 wb, 2 = 0, t = 0,01 s

Ditanya: ?

d ( 2  1 )
Jawab:  = - N
dt

(0  2.10 4 )
= -100 . = 2 volt
0,01

2. Gaya Gerak Listrik Induksi satu lilitan

Kawat PQ sepanjang l dapat bergerak bebas ke kanan dengan kecepatan v,


memotong garis-garis gaya magnet secara tegak lurus sejauh ds dalam selang
waktu dt. Di saat kawat PQ bergerak ke kanan, di ujung-ujung kawat PQ
terjadi ggl induksi yang menyebabkan terjadinya arus listrik induksi yang
mengalir pada rangkaian tertutup PQRP.

Gambar 32. Gaya gerak listrik satu lilitan

Arus listrik yang lewat kawat sepanjang l menimbulkan medan magnet di


sekitarnya yang arahnya menentang dengan arah medan magnet yang
dipotongnya (diubahnya).

189
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan Gambar 32 di atas. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan


menggunakan aturan tangan kanan. Arah ibu jari sesuai dengan arah gerakan
penghantar l (arah v), sedangkan arah keempat jari tangan menunjukan arah
medan magnet (B). Dengan demikian, arah telapak tangan mendorong
menunjukkan arah arus induksi. Dengan menerapkan aturan tersebut, arah
medan magnet yang telah ada mendekati pembaca, sehingga arah medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus induksi arahnya harus melawan dengan
arah medan magnet yang telah ada, yaitu menjauhi pembaca untuk daerah
yang telah dipotongnya (sebelah kiri kawat l). Dapat ditentukan arah arus
induksi yang mengalir pada kawat l, yaitu dari P ke Q.

Usaha yang dilakukan untuk menggerakkan kawat PQ sejauh ds adalah


sebagai berikut:

W = -B.i.l.ds …(19)

Energi listrik yang lewat hambatan R, selama dt adalah: W = i2.R.dt …(20)

Dari persamaan (19) dan (20) diperoleh:

i. R = -B.l.v ..( 21)

Berdasarkan hukum Ohm (i.R = V atau ), sehingga dari persamaan (21)
diperoleh:

 = -B.l.v atau  = -B.l.v. sin  …(22)

 = sudut antara B dengan v

 = ggl induksi pada ujung-ujung kawat penghantar (V)

B = kuat medan magnet (tesla)

l = panjang kawat penghantar (m)

190
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

v = kelajuan gerak penghantar (m/s)

Tanda (-) pada rumus di atas dinyatakan oleh Lenz. Di bawah ini ada suatu
kegiatan untuk menemukan hukum Lenz tersebut. Mengamati arah arus
listrik induksi pada galvanometer, maka kita dapat menentukan kutub-kutub
magnet di ujung-ujung kumparan yang ditimbulkan oleh arus listrik induksi
pada kumparan. Kumparan yang berarus listrik bersifat sebagai magnet
batang. Oleh karena itu, kumparan yang berarus listrik dapat menimbulkan
arus induksi pada kumparan yang lain. Arus dalam kumparan yang langsung
berhubungan dengan sumber arus disebut arus primer. Arus induksi yang
terjadi dalam kumparan dihubungkan dengan galvanometer disebut arus
sekunder.

Secara umum dapat dikatakan bahwa:“Arus induksi yang timbul arahnya


sedemikian, sehingga menimbulkan medan magnet yang menentang
penyebab timbulnya arus induksi itu”

Pernyataan tersebut dikenal sebagai hukum Lenz. Dari hukum Lenz ini tanda
(-), dari rumus ggl induksi yaitu  = -B.l.v dapat kita mengerti. Artinya saat
kita menciptakan energi listrik, saat itu pula muncul energi yang
menentangnya. Hal ini memang sesuai dengan hukum kekekalan energi, yaitu
energi tidak daapt muncul begitu saja, tanpa ada energi sebelumnya.

Contoh Soal

Suatu penghantar berbentuk huruf L berada di dalam medan magnet


homogen seperti gambar di bawah ini.

191
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tentukan ggl induksi di ujung-ujung kawat, bila PQ = 2 m, QR = 1 m dan


kecepatan gerak kawat 10 m/s. a. digerakkan ke kanan? b. digerakkan ke
atas?

Penyelesaian

a.  = -B.l.v

= - 2 . 10-2 . 2 . 100

= - 4 volt

b.  = -B.l.v

= - 2 . 10-2 . 2 . 100

= - 2 volt

3. GGL Induksi Diri

GGL Induksi Diri adalah gaya gerak listrik induksi yang terjadi di dalam suatu
rangkaian penghantar akibat perubahan kuat arus listrik yang mengalir di
dalam rangkaian ini. Misalnya induksi diri pada kumparan:

192
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Gambar 33. Rangkaian GGL Induksi Diri

Saat S ditutup, dalam kumparan terjadi perubahan fluks magnetik dalam


kumparan (dari tidak ada menjadi ada). Akibatnya, pada ujung-ujung
kumparan, yaitu titik P dan Q, terjadi ggl induksi yang arahnya menentang
sumber tegangan E. Besarnya ggl induksi diri adalah sebagai berikut:

di
=-L ...(23)
dt

 = ggl induksi diri (volt)

L = induktansi diri (Henry)

di
= kecepatan berubahnya kuat arus listrik (A/s)
dt

Saat S ditutup (disambung), lampu R berpijar terang, berarti kuat arus yang
lewat A2 lebih besar dibanding lewat A1. Kemudian kuat arus yang lewat A1
berangsur-angsur membesar dan kuat arus yang lewat A2 berangsur-angsur
menurun, hingga stabil. Apabila kuat arus yang lewat A 1 dan A2 telah stabil,
maka berlaku hukum Ohm. Saat S dibuka (diputus), lampu tidak langsung
padam. Hal ini menunjukkan bahwa pada kumparan terjadi ggl induksi,
karena adanya perubahan kuat arus listrik dari ada menjadi tidak ada.

193
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 34. Grafik induktansi diri

Berdasarkan grafik tersebut (Gambar 34), induktansi diri (L) mempunyai


sifat menghambat terjadinya perubahan arus listrik. Arus listrik yang
mengalir tidak segera maksimum bila saklar ditutup dan arus listrik tidak
segera mengecil bila saklar dibuka.

Tanda minus (-) pada persamaan ggl induksi diri merupakan kesesuaian
dengan hukum Lenz. Apabila pada kumparan terjadi perubahan kuat arus
listrik, maka:

a. Di dalam kumparan tersebut terjadi perubahan fluks magnetik, sehingga


di ujung-ujung kumparan terjadi ggl induksi. Menurut Faraday besarnya:

d d ( B. A)
=-N atau  = - N (24)
dt dt

b. Di ujung-ujung kawat kumparan terjadi ggl induksi diri yang besarnya:

di
=-L (25)
dt

Dengan menggabungkan persamaan (24) dan (25), maka induktansi diri


suatu kumparan dapat ditulis:

d ( B. A)
L = N … (9)
di

194
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Induktansi diri (L) adalah GGL yang terjadi dalam suatu penghantar dan
terjadi perubahan kuat arus 1 A setiap sekon. besar induktansi diri suatu
penghantar dirumuskan sebagai berikut:

L= …(26)

dengan: L = induktansi diri (H)

N = jumlah lilitan kumparan

 = fluks magnet (Wb)

i = kuat arus listrik (A)

Pada solenoida (kumparan panjang) besar induktansinya adalah:

N 2 . 0 . A
L= ...(27)
l

dengan: L = induktansi diri (Henry)

0 = 4k wb (A/m)

A = luas penampang kumparan (m2)

N = jumlah lilitan

l = panjang kumparan (m)

4. Energi dalam Induktor

Energi ini berasal dari energi listrik yang menimbulkan medan magnet dalam
induktor dan energi dalam induktor disebut energi potensial magnetik.

195
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 35. Rangkaian Induktor murni

Energi yang tersimpan dalam medan magnet sama dengan usaha yang
dilakukan sumber tegangan untuk melawan ggl induksi diri (), agar arus
listrik yang lewat rangkaian dapat naik dari 0 sampai i selama t. Saat saklar
S ditutup, besarnya usaha yang dilakukan sumber tegangan adalah:

W = ½ . L.i2 …(28)

W = energi potensial magnetik dalam induktor (J)

L = induktansi diri (henry)

i = kuat arus listrik (A)

Contoh Soal

Suatu toroida mempunyai luas penampang 1 cm2 dengan keliling 80 cm. Jika
jumlah lilitan 5000, berapa energi yang tersimpan dalam toroida jika dialiri
arus listrik 25 mA?

Penyelesaian

Diketahui: A = 1 cm2 = 10-4 m2 , l = 80 cm = 0,8 m

N = 5000 lilitan, i = 25 mA = 25.10-3 A

Ditanyakan: L?

Jawab: n = N/l

= 5000/0,8

196
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

= 6250 lilitan/m

V = A.l

= 10-4 . 0,8 = 8.10-5 m3

L = O.n2.V

= 4.10-7.62502. 8.10-5

= 1,25.10-3 H

W = ½ . L.i2

= ½ . 1,25.10-3 .( 25.10-3 )2

= 3,9.10-7 J

197
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

USBN 2018/2019

1. Toroida yang panjangnya 40 cm mempunyai 100 lilitan. Induksi magnet


adalah 2.10-4T. Hitunglah arus yang mengalir pada Toroida!

( μ0= 4π. 10-7 wb/A)

2
A. A


B. A
2

C. 2 π A

D. 2 A

E. 0,5 A

Jawaban: A

Diketahui: induksi magnet (B) = 2.10-4T

o = 4 . 10-7 Wb/A.m

panjang (keliling) = 2.R = 40 cm = 0,4 m

kumparan (N) = 100 lilitan

198
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Ditanyakan: Besar induksi magnetik (B)?

 o .i.N
Jawab: B =
2R

2.10-4 = 4 . 10-7 x i x 100/0,4

2
i= A

2. Sebuah kawat lurus dialiri arus listrik 5 A seperti gambar

( o = 4 . 10-7 Wb/A.m)

Besar dan Arah induksi magnetik di titik P adalah ……

A. 4. 10-5 T ke kanan
B. 4. 10-5 T ke kiri
C. 5. 10-5 T tegak lurus menuju bidang kertas
D. 5. 10-5 T tegak lurus menjauhi bidang kertas
E. 9. 10-5 T tegak lurus menjauhi bidang kertas

Jawaban: D

Diketahui: arus listrik (i) = 5 A

199
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

o = 4 . 10-7 Wb/A.m

jarak (a) = 2 cm = 0,02 m

Ditanyakan: Besar dan Arah induksi magnetik (B)?

Jawab: B = 2.k.i/a

= 2x10-7 x 5/0,02

= 5. 10-5 T

Arah induksi magnetik di titik P sesuai dengan aturan tangan kanan adalah
tegak lurus menjauhi bidang kertas.

3. Kawat lurus dialiri arus listrik 7 A diletakkan 2 cm dari medan magnet.


Tentukan besarnya induksi elektromagnetik di sekitar kawat tersebut. (μo =
4π x 10-7 Wb A-1 m-1)

Jawaban:

Diketahui: arus listrik (i) = 7 A

o = 4 . 10-7 Wb/A.m

jarak (a) = 2 cm = 0,02 m

Ditanyakan: Besar dan Arah induksi magnetik (B)?

Jawab: B = 2.k.i/a

= 2x10-7 x 7/0,02

= 7. 10-5 T

200
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

UAS 2019

4. Arus listrik mengalir sepanjang kawat listrik bertegangan tinggi dari


selatan ke utara. Arah medan magnetik yang diakibatkan arus listrik di
atas kawat tersebut adalah …

A. selatan

B. utara

C. timur

D. barat

E. tenggara

Jawab: C

Dengan menggunakan aturan tangan kanan, arus listrik mengalir sepanjang


kawat listrik bertegangan tinggi dari selatan ke utara. Arah medan magnetik
yang diakibatkan arus listrik di atas kawat tersebut adalah timur

5. Sepotong kawat berarus listrik berada di dalam medan magnet homogen


seperti pada gambar, maka kawat tersebut akan mengalami gaya magnet
yang arahnya …

A. Menembus kertas mendekati pembaca


B. Menembus kertas menjauhi pembaca

201
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Ke atas
D. Ke bawah
E. Ke segala arah

Jawab: B

Dengan menggunakan aturan tangan kanan, maka kawat tersebut akan


mengalami gaya magnet yang arahnya menembus kertas menjauhi pembaca

6. Kawat lurus sepanjang 20 cm dialiri arus listrik 2 A dan diletakkan dalam


medan magnet 0,4 T. Gaya Lorentz yang di alami kawat jika diletakkan
tegak lurus arah medan magnet sebesar . . . .

A. 0,16 N

B. 0,24 N

C. 0,32 N

D. 0,64 N

E. 0,80 N

Jawab: A

Diketahui: l = 20 cm = 0,2 m

arus listrik (i) = 2 A

medan magnet (B) = 0,4 T

Ditanyakan: gaya Loentz (FL) ?

Jawab: FL = B.i.l

202
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

= 0,4 x 2 x 0,2

= 0,16 N

7. Dua buah kawat berarus A dan B memiliki panjang yang sama, besar arus
yang sama dengan arah yang sama berdiri sejajar dengan jarak 20 cm
seperti gambar dibawah ini!

A B

Manakah pernyataan yang benar di bawah ini untuk medan magnet


dititik S.

1. Arah medan magnet kawat A dan B yang berada di antara dua kawat
adalah berlawanan arah.

2. Arah medan magnet kawat A dan B yang berada di antara dua kawat
adalah searah.

3. Arah gaya Lorentz kawat A sama dengan arah gaya lorentz kawat B

4. Arah gaya Lorentz kawat A berlawanan arah dengan arah gaya lorentz
kawat B.

A. 1 dan 3

B. 1 dan 2

C. 2 dan 3

203
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

D. 1 dan 4

E. 2 dan 4

Jawab: D

Berdasarkan aturan tangan kanan, maka:

1) Arah medan magnet kawat A dan B yang ada diantara dua kawat adalah
berlawanan arah

2) Arah gaya Lorentz kawat A berlawanan arah dengan arah gaya lorentz
kawat B

US SMK 2018

8. Sebuah kumparan terdiri atas 50 lilitan berada dalam fluks magnet yang
berubah terhadap waktu dinyatakan dengan  = 5t2 + 10t + 1, di mana 
dalam weber dan t dalam detik. Besar GGL induksi yang terjadi pada
ujung-ujung kumparan saat t = 2 detik adalah…

A. 1.500 V

B. 1.000 V

C. 950 V

D. 900 V

E. 700 V

204
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Jawab: A

Diketahui: kumparan (N) = 50 lilitan

 = 5t2 + 10t + 1

t = 2 detik

Ditanyakan: GGL induksi ()?

Jawab: d/dt = d(5t2 + 10t + 1)/dt

= 10t + 10

= 10.(2) + 10

= 30

 = N. d/dt

= 50 x 30

= 1500 V

USBN 2016

9. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

(1) Trafo dapat bekerja pada sumber tegangan searah

(2) Trafo step-up dapat menaikkan tegangan dan arus secara serentak

(3) Trafo ideal memiliki efisiensi 100%

(4) Pada trafo step-down jumlah lilitan primer lebih besar dari lilitan
sekunder

205
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pernyataan yang benar terkait dengan trafo adalah…

A. (1) dan (2)


B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

Jawab: E

Pernyataan yang sesuai dengan trafo adalah pernyataan (3) dan (4)

206
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

Kisi-kisi soal

Kompetensi Lingkup Materi Indikator Soal No Level Bentuk


yang Diuji Materi Kognitif Soal

Memahami Kemagnetan Fluks Menentukan 1 C3 Uraian


konsep magnet fluks magnet,
kemagnetan jika ukuran
dan bidang, medan
elektromagnet magnetik, dan
sudut diketahui

Hukum Menentukan besar 2 C3 Uraian


Biot- dan arah induksi
magnetik, jika
Savart
gambar, kuat arus
listrik diketahui

Gaya Menentukan gaya 3 C3 PG


Lorentz Lorentz, jika arus
listrik, kecepatan,
dan jarak
diketahui

207
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013

Kelas : X Bentuk Soal : Uraian

Mata
: FISIKA Nama Penyusun :
Pelajaran

Buku Sumber Pengetahuan/ Aplikasi



: Penalaran
KOMPETENSI Pemahaman
DASAR

Memahami RUMUSAN BUTIR SOAL


konsep
kemagnetan Alat yang mampu menghasilkan listrik salah satunya adalah
Nomor Soal generator. Generator di suatu tempat memiliki spesifikasi yaitu
dan
elektromagnet kumparan yang ada dalam generator berbentuk persegi panjang
1
dengan ukuran 25 cm x 8 cm diletakkan dalam medan magnetik
LINGKUP seragam dengan medan magnetik 20  10-4 T. Tentukan fluks

MATERI magnet yang menembus kumparan tersebut, jika arah induksi


magnetik: a) searah dengan arah normal bidang! b) membentuk
Kemagnetan sudut 30 terhadap bidang !

MATERI Jawab

Fluks magnet Diketahui: luas (A) = 25 cm  8 cm

= 200 cm2
INDIKATOR
SOAL
= 200  10-4 m2

Menentukan B = 20  10-4 T
fluks magnet,
jika ukuran Ditanya: fluks magnet ()?

208
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

bidang, Jawab: Fluks magnetik  dihitung dengan persamaan

medan
 = (B cos ) . A
magnetik,
dan sudut a) B searah dengan n artinya  = 0, cos 0 = 1
diketahui
 = (20  10-4 ) ( 1 ) (200  10-4)

 = 4  10-5 Wb

b) B membentuk sudut 30 terhadap bidang, artinya:  = 90 –


30 = 60, cos 60 = ½

 = (20  10-4 ) ( ½ ) (200  10-4)

 = 2  10-5 Wb

209
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013

Kelas : X Bentuk Soal : Uraian

Mata
: FISIKA Nama Penyusun :
Pelajaran

Buku Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi



KOMPETENSI Penalaran
Pemahaman
DASAR

Memahami RUMUSAN BUTIR SOAL


konsep
kemagnetan Siswa mendapat tugas dari gurunya untuk mengetahui
Nomor Soal
dan induksi dari konduktor. konduktor tersebut yaitu seutas

elektromagnet kawat dilalui arus listrik sebesar 6 amper seperti Gambar


2
48
LINGKUP
MATERI

Kemagnetan

MATERI

Hukum Biot-
Gambar 48
Savart

Arus listrik yang mengalir lewat QR ke arah timur.


INDIKATOR
Tentukan besar induksi magnetik dan arahnya saat berada
SOAL
di titik P?

Menentukan
jawaban
besar dan arah
induksi Diketahui: arus listrik (i) = 6 A
magnetik, jika

210
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

gambar, kuat  =  = 60


arus listrik
diketahui Ditanyakan: induksi magnetik dan arahnya saat berada di
titik P (Bp)?

Jawab: perhatikan gambar 49 berikut!

Gambar 49

a2 = (RP)2 – ( ½ RQ)2

= (1)2 – ( ½ . 1)2

=1–¼

a = 0,85 m

i
Bp = k { cos  - cos (180 - )}
a

10 7.6
B= { cos 60 - (-cos 60)}
0,85

= 7,06 . 10-7 tesla

Arah Bp adalah menuju titik P

211
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013

Kelas : X Bentuk Soal : PG

Mata
: FISIKA Nama Penyusun :
Pelajaran

Buku Sumber Pengetahuan/ Aplikasi



: Penalaran
KOMPETENSI Pemahaman
DASAR

Memahami RUMUSAN BUTIR SOAL


konsep
kemagnetan Seorang ilmuwan fisika sedang meneliti tentang gaya Lorentz,
Nomor Soal
dan Ilmuwan tersebut menggunakan suatu penghantar dilalui arus

elektromagnet listrik dari utara ke selatan sebesar 10 amper. Suatu elektron


3
bergerak tepat di bawah kawat sejauh 4 cm dengan arah ke
LINGKUP selatan sejajar kawat dengan kecepatan 2 . 106 m/s. Besar dan
MATERI arah gaya Lorentz yang dialami oleh elektron adalah….

Kemagnetan a. 1,2 . 10-17 N ke barat

MATERI b. 1,6 . 10-17 N ke atas

Gaya Lorentz c. 1,6 . 10-17 N ke bawah

INDIKATOR d. 2,5 . 10-17 N ke timur


SOAL
Jawab
e. 2,5 . 10-17 N ke utara
Menentukan B
Jawaban
gaya Lorentz,
jika arus listrik,
Diketahui: i = 10 A
kecepatan, dan

212
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

jarak diketahui q = 1,6.10-19 C

v = 2 . 106 m/s

Ditanyakan: FL?

Jawab: induksi magnetik pada jarak (a) = 4 cm = 4.10-2 m

B = 2.k.i/a

= 2.10-7x10/4.10-2

= 5.10-5 T

Gaya Lorentz (FL) = B.q.v

= 5.10-5 x 1,6.10-19 x 2 . 106

= 1,6.10-17 N

arah gaya Lorentz sesuai kaidah tangan kanan, sehingga


arahnya ke bawah

213
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KESIMPULAN

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.9.


Memahami konsep kemagnetan dan elektromagnet. Berdasarkan KD
pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang dikembangkan harus
mencapai tingkat analisis (C4). Artinya KD ini sudah menuntut Saudara
melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun
KD keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi.
Hal ini memiliki arti bahwa Saudara harus memberikan ruang dan waktu
kepada peserta didik dalam mengembangkan kreativitasnya dalam
kehidupan sehari-hari.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


membutuhkan proses belajar yang sesuai. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran dalam topik ini menggunakan pembelajaran saintifik dan
model discovery learning, dengan metode praktik dan diskusi. Model
pembelajaran tersebut merupakan model pembelajaran yang mampu
memberi bekal kepada peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran juga dipandu
dengan menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan
konsep sesuai tingkat kognitif dan penguasaan keterampilan yang
mengedepankan kontruktivisme. Ini artinya adalah peserta didik
mendapatkan konsep dengan merumuskan terlebih dahulu.

Berkaitan dengan penilaian, unit pembelajaran ini muncul dalam instrumen


tes UN/USBN. Jenis pertanyaan yang diajukan masih pada taraf kognitif C1
sampai C3. Oleh karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa perserta didik
memahami unit pembelajaran ini agar siap menghadapi USBN. Lebih dari itu,
Saudara perlu mengembangkan soal-soal pengetahuan pada level berpikir
lebih tinggi. Artinya, Saudara diminta menjadi fasilitator bagi peserta didik

214
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

agar dapat memecahkan soal-soal yang mengedepankan kemampuan


berpikir tingkat tinggi. Saudara perlu terus-menerus menyusun soal yang
relevan dengan indikator yang telah dikembangkan.

215
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

UMPAN BALIK

Saudara diharapkan mengisi lembar persepsi pemahaman untuk mengetahui


seberapa jauh pemahaman Saudara terhadap unit pembelajaran ini. Setelah
mengisi instrumen berikut, Saudara akan mengetahui letak pemahaman dan
umpan baliknya. Oleh karena itu, mohon isi lembar persepsi pemahaman unit
pembelajaran secara objektif dan jujur dengan cara memberi tanda silang (X)
pada kriteria yang tepat menurut Saudara.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit Pembelajaran


Kriteria
No Aspek
1 2 3 4

1 Memahami dengan baik semua indikator yang telah


dikembangkan dalam unit pembelajaran ini

2 Mampu menghubungkan konten/isi dengan masalah


kehidupan sehari-hari

3 Memahami dengan baik bahwa aktivitas pembelajaran yang


disusun mampu mengembangkan HOTS peserta didik

4 Memahami dengan baik urutan tahapan pada aktivitas


pembelajaran yang disajikan

5 Mampu dengan baik menerapkan aktivitas pembelajaran di


dalam kelas

6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik yang


dikembangkan

7 Mampu menuntaskan dengan baik lembar kerja peserta didik


yang dikembangkan

8 Memahami konten/isi secara menyeluruh dengan baik

9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan baik

10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan tepat

Jumlah

216
Unit Pembelajaran
Kemagnetan

Jumlah Total

Keterangan: Pedoman Penskoran

1 = tidak menguasai Skor = (Jumlah Total/40) x 100

2 = cukup menguasai

3 = menguasai

4 = sangat menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik

< 70 Masih banyak yang belum dipahami diantara konten/isi, cara membelajarkan,
mengembangkan penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS.
Saudara perlu membaca ulang unit pembelajaran ini dan mendiskusikannya
dengan fasilitator MGMP sampai Saudara memahami

70-79 Masih ada yang belum dipahami diantara konten/isi, cara membelajarkan,
mengembangkan penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS.
Saudara perlu mendiskusikan bagian unit pembelajaran ini yang belum dipahami
dengan fasilitator atau teman lain di MGMP

80-89 Memahami konten/isi, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan


melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik

90 Memahami konten/isi, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan


melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik. Saudara dapat menjadi
fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk membelajarkan unit
pembelajaran ini.

217
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

218

Anda mungkin juga menyukai