Anda di halaman 1dari 59

Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN MATEMATIKA


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Integral
Penulis:
Sigit Tri Guntoro

Penyunting:
Sumadi

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Integral

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 3


DAFTAR GAMBAR_______________________________ 4
DAFTAR TABEL ________________________________ 4
PENDAHULUAN ________________________________ 5
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK __________ 7
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ________________________________ 7
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _________________________________________ 8
APLIKASI DI DUNIA NYATA ______________________ 9
Gateway Arch ____________________________________________________________________ 9
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 11
Soal-soal UN terkait Integral _________________________________________________ 11
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 15
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 15
Aktivitas 1 Pemahaman Konsep Integral ________________________________________ 15
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 17
Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________________ 17
Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________________ 18
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 20
1. Integral Tak Tentu (Indefinite Integral) __________________________________ 20
2. Sifat-sifat Integral Tak Tentu _____________________________________________ 23
3. Strategi sederhana dalam menentukan hasil integral tak tentu _______ 24
4. Integral Tertentu (Definite Integral) _____________________________________ 30
5. Menentukan luas daerah __________________________________________________ 33
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 47
A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 47
B. Pengembangkan Soal HOTS _______________________________________________ 50

3
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kisi-kisi Soal________________________________________________________________________51
KESIMPULAN _________________________________ 55
UMPAN BALIK ________________________________ 57

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Gateway di St.Louis, Misouri, AS .................................................................... 9


Gambar 2 Daerah dibatasi oleh satu grafik dan dua grafik ................................... 33
Gambar 3 Kurva tertutup sederhana ............................................................................. 39
Gambar 4 Kurva tertutup tidak sederhana .................................................................. 39

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Kompetensi dan Target Kompetensi ____________________________________ 7


Tabel 2 Indikator Pencapaian Kompetensi ______________________________________ 8

4
Unit Pembelajaran
Integral

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami materi Integral di kelas XI. Inti pokok dari unit ini adalah
pengertian integral, strategi penyelesaian masalah integral dan penerapan
integral. Melalui pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru akan
memiliki dasar pengetahuan untuk mengajarkan materi-materi tersebut ke
peserta didik yang disesuaikan dengan indikator yang telah disusun terutama
dalam memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik.

Untuk memudahkan guru mempelajari materi dan cara mengajarkannya,


pada unit ini dimuat kompetensi dasar yang memuat target kompetensi dan
indikator pencapaian kompetensi, aplikasi materi di dunia nyata, soal-soal
UN, bahan pembelajaran dan pengembangan penilaian. Pada bagian
pengembangan penilaian terdiri dari pembahasan soal UN dan
pengembangan soal HOTS. Pada pengembangan soal HOTS guru diharapkan
guru dapat mengembangkan soal HOTS yang sesuai dengan kompetensi yang
dipelajari.

Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) dapat digunakan guru untuk


memfasilitasi pembelajaran. Semantara bahan bacaan merupakan referensi
yang dapat dipelajari oleh guru, maupun peserta didik, dan sebagai rujukan
dalam mengembangkan kisi-kisi dan soal HOTS. Komponen-komponen di
dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar guru dapat dengan mudah
memfasilitasi peserta didik belajar terkait integral serta mendorong peserta
didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai tambahan, guru
boleh menambahkan bahan-bahan atau kegiatan yang relevan.

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6
Unit Pembelajaran
Integral

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar kelas XI


SMA;

Tabel 1 Kompetensi dan Target Kompetensi


NO KOMPETENSI DASAR TARGET KD KELAS

KD PENGETAHUAN

3.10 Mendeskripsikan integral 1. Menjelaskan pengertian integral XI


tak tentu (anti turunan) tak tentu fungsi aljabar
fungsi aljabar dan 2. Menganalisis sifat sifat integral
menganalisis sifat-sifatnya tak tentu fungsi aljabar
berdasarkan sifat-sifat didasarkan sifat turunan fungsi
turunan fungsi

KD KETERAMPILAN

4.10 Menyelesaikan masalah 1. Menentukan integral tak tentu XI


yang berkaitan dengan fungsi aljabar
integral tak tentu (anti 2. Menyelesaikan masalah berkaitan
turunan) fungsi aljabar dengan integral tak tentu fungsi
aljabar

PENGETAHUAN

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 2 Indikator Pencapaian Kompetensi


IPK PENGETAHUAN IPK KETERAMPILAN
KELAS XI
3.10. Mendeskripsikan integral tak tentu 4.10 Menyelesaikan masalah yang
(anti turunan) fungsi aljabar dan berkaitan dengan integral tak tentu
menganalisis sifat-sifatnya (anti turunan) fungsi aljabar
berdasarkan sifat-sifat turunan
fungsi
IPK Pendukung: IPK Pendukung:
3.10.1 menhubungkan turunan dan anti 4.10.1 Menentukan turunan dan anti
turunan fungsi aljabar sederhana turunan fungsi aljabar
sederhana
IPK Kunci: IPK Kunci:
3.10.2 Menjelaskan pengertian integral 4.10.2 Menentukan integral tak tentu
tak tentu fungsi aljabar fungsi aljabar
3.10.3 Menganalisis sifat sifat integral 4.10.3 Menyelesaikan masalah berkaitan
fungsi aljabar didasarkan sifat dengan integral fungsi aljabar
turunan fungsi

IPK Pengayaan:
3.8.4 Menentukan integral fungsi
trigonometri

8
Unit Pembelajaran
Integral

APLIKASI DI DUNIA NYATA

Gateway Arch

Bangunan semacam gapura bernama


Gateway Arch di ST. Louis Missouri
Amaerika Serikat mempunyai tinggi dan
lebar sekitar 192 meter (630 feet). Suatu
perusahaan jasa cleaning service ingin
membersihkan bangunan tersebut dan
memerlukan banyak scafolding (penyangga)
yang akan dipasang di bawah gapura. Gambar 1 Gateway di St.Louis,
Untuk menentukan berapa bahan yang Misouri, AS

diperlukan, perusahaan tersebut perlu mengetahui luas daerah di bawah


gapura. Pada kenyataannya gapura tersebut membentuk grafik catenary
𝑥
yaitu fungsi dalam bentuk 𝑔(𝑥) = 𝑘 cosh (𝑘) yang amat mirip dengan fungsi

kuadrat. Tentu saja diperlukan penerapan integral untuk menentukan luas


daerah di bawah gapura. Untuk mudahnya, perusahaan perlu mengetahui
𝑞
hasil dari ∫𝑝 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 dimana 𝑔(𝑥) adalah fungsi yang sesuai dengan bentuk

gapura tersebut.

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10
Unit Pembelajaran
Integral

SOAL-SOAL UN/USBN

Soal-soal UN terkait Integral

Berikut beberapa soal ujian nasional (UN) terkait integral

1. Soal UN tahun 2016

No. Soal

31 Hasil dari ∫ 2𝑥(5 − 𝑥)3 𝑑𝑥 = ⋯

1
A. − 10 (4𝑥 + 5)(5 − 𝑥)4 + 𝑐
1
B. − (6𝑥 + 5)(5 − 𝑥)4 + 𝑐
10
1
C. − (𝑥 + 5)(5 − 𝑥)4 + 𝑐
10
1
D. (4𝑥 + 5)(5 − 𝑥)4 + 𝑐
10
1
E. (5 + 𝑥)4 + 𝑐
2

Identifikasi

Level : L2 (Aplikasi)
Kognitif
Indikator : 4.10.2 Menentukan integral tak tentu fungsi aljabar
yang
bersesuaian
Diketahui : Suatu fungsi yang sudah dalam bentuk inetgral
Ditanyakan : Hasil integral fungsi tersebut
Materi yang : Strategi menyelesaikan masalah integral
dibutuhkan

2. Soal UN tahun 2016

No. Soal

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

35 Luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = −𝑥 2 + 2𝑥, 𝑦 = 𝑥 2 + 6𝑥 , garis


𝑥 = 2, dan 𝑥 = 1 adalah ....

1
A. 7 3 satuan luas
1
B. 8 3 satuan luas
2
C. 9 3 satuan luas
2
D. 10 satuan luas
3
1
E. 11 3 satuan luas

Identifikasi

Level : L2 (Aplikasi)
Kognitif
Indikator : 4.10.3 Menyelesaikan masalah integral
yang
bersesuaian
Diketahui : Diberikan beberapa kurva yang berpotongan
Ditanyakan : Luas daerah yang dibatasi oleh kurva
Materi yang : Penerapan integral
dibutuhkan

3. Soal UN tahun 2017

No. Soal

22 Hasil dari ∫
𝑥+2
𝑑𝑥 adalah ....
√𝑥 2 +4𝑥−3

A. √𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐
B. 2√𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐
C. 3√𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐
D. 4√𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐
E. 6√𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐

12
Unit Pembelajaran
Integral

Identifikasi

Level : L3 (Penalaran)
Kognitif
Indikator : 4.10.2 Menentukan integral fungsi aljabar
yang
bersesuaian
Diketahui : Suatu fungsi yang sudah dalam bentuk inetgral
Ditanyakan : Hasil integral fungsi tersebut
Materi yang : Strategi menyelesaikan masalah integral
dibutuhkan

4. Soal UN tahun 2018

No. Soal

21 3 3
Diketahui ∫0 (𝑥 2 + 𝑝𝑥 + 2) 𝑑𝑥 = 2. Nilai 𝑝 yang memenuhi adalah ....

A. −25
B. −13
C. −3
D. 3
E. 12
Identifikasi

Level : L3 (Penalaran)
Kognitif
Indikator : 4.10.3 Menyelesaikan masalah integral
yang
bersesuaian
Diketahui : Diketahui hasil integral
Ditanyakan : Bilangan yang tidak diketahui dalam proses integral
Materi yang : Strategi menyelesaikan masalah integral
dibutuhkan

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

14
Unit Pembelajaran
Integral

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas 1 Pemahaman Konsep Integral

Pada aktivitas ini Anda akan melakukan kegiatan yang akan mengarahkan pada
pemaman konsep integral.
Tujuan : Memahami konsep integral tak tentu
Waktu : 2 jp (tentatif)
Model : Penemuan
Alat/Media :-
Aktivitas yang dilakukan
No Guru Siswa
1 Guru memberi pengungkit untuk Siswa menjawab pertanyaan guru dan
meminta siswa mencari integral saling berdiskusi serta menentukan
melalui turunan suatu fungsi.
turunan fungsi yang sudah ditetapkan
Misalkan diberikjan beberapa
fungsi polinomial yang berbeda sendiri.
hanya pada konstantanya.
Contoh: 𝑓(𝑥) = 𝑥 + 1, 𝑔(𝑥) =
2

𝑥 2 + 2 yang menghasilkan
𝑓 ′ (𝑥) = 2𝑥 . 𝑔′ (𝑥) = 2𝑥.
Selanjutnya guru memberi
pertanyaan atau perintah
“Temukan fungsi yang turunannya
2𝑥 selain fungsi yang sudah
tertulis di atas”.
2 Selanjutnya guru memberi Siswa dalam dalam kelompok atau
pertanyaan atau perintah mandiri mencari fungsi lain yang
“Temukan fungsi yang turunannya
turunannya sama
2𝑥 selain fungsi yang sudah
tertulis di atas”.
turunan 2𝑥)
3 Guru mengarahkan kesimpulan Siswa dalam mengcermati fungsi yang

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

bahwa sebenarnya siswa mencari turunannya sama tersebut


semua fungsi (keluarga fungsi)
yang mempunyai turunan sama
4 Guru mengarahkan siswa bahwa Siswa melaksanakan kegiatan sesuai
menentukan semua fungsi yang petunjuk guru.
turunannya sama tersebut sama
saja memerintahkan mencari anti
turunan suatu fungsi (misalkan
𝑓(𝑥) dan dituliskan dengan
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
“” dibaca integral
4 Guru memfasilitasi siswa untuk Siswa mendiskusikan menyimpulkan
menemukan cara menentukan hasil yang diperoleh.
integral dengan mencermati sifat
pada turunan
5 Guru memberi penguatan pada Siswa menyajikan hasil untuk dibahas
hasil yang dibuat oleh siswa bersama

16
Unit Pembelajaran
Integral

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD 1 Konsep Integral tak tentu

Tujuan : Memahami konsep Integral


Waktu : 2 jp (tentatif)
Model : Penemuan

Tulislah beberapa fungsi polinomial yang hanya berbeda pada konstanta


-------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------

Selanjutnya tentukan turunan fungsi polinomial yang Anda tulis tadi.

-------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------
Apakah turunannya sama? ......

Berarti polinomial 𝑃(𝑥) = --------------- + 𝐶 akan mempunyai turun 𝑓(𝑥) = -----------

Inilah yang dimaksud dengan ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑃(𝑥) yaitu:

∫ … … … … . . … … … . . = . . . . … … … ..

Selanjutnya tentukan hasil dari


- ∫(𝑥 2 − 1)𝑑𝑥
- ∫(𝑥 − 1)3 𝑑𝑥
- ∫ sin 𝑥 𝑑𝑥

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD 1 Sifat Integral dan integral tertentu (lanjutan)

Tujuan : Menemukan rumus dan mamahami integral tertentu


Waktu : lanjutan (tentatif)
Model : Penemuan

Mari kita temukan rumus (dasar) integral.


1
Diberikan 𝑓(𝑥) = 𝑛 𝑥 𝑛
Maka 𝑓 ′ (𝑥) = ⋯.
Selanjutnya misalkan 𝑛 − 1 = 𝑝 maka 𝑓 ′ (𝑥) = ⋯
Mengingat ∫ 𝑓′(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥) maka ∫ … . 𝑑𝑥 = ⋯
Jadi diperoleh rumus
∫ 𝑥 𝑝 𝑑𝑥 = ⋯

Dengan demikian
• ∫ 𝑥 5 𝑑𝑥 = . . . . . . . . . . . . . .
• ∫ 4𝑥 3 𝑑𝑥 = . . . . . . . . . . . .

• ∫(2𝑥)5 𝑑(2𝑥) =. . . . . . . . . . . . . . . .

• ∫(𝑡 2 − 1)5 𝑑(𝑡 2 − 1) = . . . . . . . . . . . . . . ..

𝑥 3 +1 𝑥 3 +1
• ∫ 2𝑥
𝑑(𝑥 2 + 1) = ∫ 2𝑥
(2𝑥)𝑑𝑥 = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . = . . . . . . . . . . . . . . . . ..

Untuk integral tertentu,

𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎) dimana 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥)
𝑎

1
Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 maka 𝐹(𝑥) = 3 𝑥 3 + 𝑐 sehingga

3
∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝐹(. . . . ) − 𝐹(. . . . )
1
= (. . . . +𝑐) − (. . . . +𝑐) = . . .. − . . . . =. . ..

Apakah 𝑐 dalam pengerjaan di atas berfungsi? Jawab: ………… karena …….

Dengan demikian untuk menentukan integral tertentu tidak perlu melibatkan 𝑐.

18
Unit Pembelajaran
Integral

3
Oleh karena itu untuk menentukan hasil ∫1 𝑥 2 𝑑𝑥 cukup dikerjakan dengan

3
∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝐹(3) − 𝐹(1)
1
= . . . . . . . . .. − . . . . . . . . . . .
= . . . . . . . . ..

Penulisan yang sering digunakan untuk mempersingkat adalah


3
∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝐹(𝑥)|13
1
= 𝐹(3) − 𝐹(1)
= . . . . . . . . .. − . . . . . . . . . . .
= . . . . . . . . ..

Selanjutnya tentukan :
3
(i) ∫−1(𝑥 3 + 1)𝑥 𝑑𝑥
𝜋
(ii) ∫0 (𝑥 3 + cos 𝑥 + sin 𝑥) 𝑑𝑥

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan

Dalam bagian ini akan disajikan uraian materi berkaitan dengan pengertian integral
fungsi aljabar, strategi dalam menyelesaikan permasalahan integral dan penerapan
integral untuk menyelesaikan masalah.

1. Integral Tak Tentu (Indefinite Integral)

Sebelum pembicaraan lanjut, marilah kita bahas mulai dari istilahnya. Mengapa ada
kata tak tentu? Misalkan kita ingin mencari fungsi 𝐹(𝑥) yang mempunyai turunan
𝑓(𝑥) = 3𝑥 2 . Mungkin saja kita langsung menentukan 𝐹(𝑥) = 𝑥 3 karena 𝐹 ′ (𝑥) = 3𝑥 2 .
Tetapi jika diperhatikan lagi, masih banyak fungsi yang turunannya 3𝑥 2 . Contoh
𝐹1 (𝑥) = 𝑥 3 + 1, 𝐹2 (𝑥) = 𝑥 3 + 25 mempunyai hasil turunan yang sama yaitu 3𝑥 2 .
Kita masih dapat menemukan banyak lagi fungsi lain yang turunannya 3𝑥 2 . Inilah
yang menyebabkan orang menyebut sebagai tidak tentu. Proses untuk menemukan
fungsi 𝐹(𝑥) sedemikaian hingga 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥) dinamakan proses anti turunan atau
pengintegralan tak tentu. Secara definisi dituliskan sebagai berikut.

Fungsi 𝐹 dinamakan suatu anti turunan dari 𝑓 pada interval 𝐼 jika 𝐹 ′ (𝑥) =
𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 yang berada dalam interval 𝐼

Kata “suatu” pada definisi tersebut amat penting, karena kata “suatu” itu menunjuk
pada salah satu fungsi anti turunannya. Dalam hal ingin menentukan semua fungsi
yang menjadi anti turunannya maka perlu simbol atau perintah untuk menandai
maksud tersebut. Operasi untuk menentukan semua anti turunan 𝑓(𝑥) ditulis
dengan simbol integral ” ʃ “. Jadi, untuk menentukan semua anti turunan dari 𝑓(𝑥)
dinyatakan dengan

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥

Dengan melihat hubungan antara proses pengintegralan dengan proses turunan


maka dapat dikatakan bahwa integral adalah invers dari turunan.

20
Unit Pembelajaran
Integral

Identik pada saat menentukan turunan suatu fungsi, maka dalam menentukan anti
turunan kita dapat dapat memanfaatkan teorema atau sifat-sifat pada integral serta
rumus-rumus yang sudah sering digunakan. Berikut beberapa diantaranya..
1) ∫ 𝑘𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
2) ∫(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
𝑥 𝑛+1
3) ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1
+ 𝑐, 𝑛 ≠ −1
1
4) ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = ln |𝑥| + 𝑐
5) ∫ 𝑒 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝑐
𝑥

𝑎𝑥
6) ∫ 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 = ln 𝑎 + 𝑐
7) ∫ sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝑐
8) ∫ cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝑐
9) ∫ tan 𝑥 𝑑𝑥 = ln | sec 𝑥 | + 𝑐
10) ∫ sec 2 𝑥 𝑑𝑥 = tan 𝑥 + 𝑐
11) ∫ csc 2 𝑥 𝑑𝑥 = − cot 𝑥 + 𝑐
1
12) ∫ 𝑥 2 +1 𝑑𝑥 = tan−1 𝑥 + 𝑐
1
13) ∫ 𝑑𝑥 = sin−1 𝑥 + 𝑐
√1−𝑥 2
Rumus dan hasil integral yang lebih lengkap ada pada lampiran

Contoh 1.1:
a. Diberikan 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 , tentukan
(i) suatu anti turunan dari 𝑓(𝑥)
(ii) hasil dari ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
Jawab:
(i) Karena yang diminta hanya menentukan suatu anti turunan, kita dapat
dengan bebas memilih suatu fungsi yang turunannya 𝑥 2 , misalkan saja
1
ambil fungsi 𝑔(𝑥) = 3 𝑥 3 + 10 maka 𝑔(𝑥) ini adalah suatu anti turunan dari
1
𝑓(𝑥) karena 𝑔′ (𝑥) = 3. 𝑥 3−1 + 0 = 𝑥 2
3
(ii) Untuk pertanyaan kedua, hasil yang diharapkan adalah menentukan semua
1
fungsi yang turunannya 𝑥 2 . Jadi hasilnya adalah ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑥 3 + 𝑐
3
dengan 𝑐 suatu konstanta
b. Tentukan hasil dari
(iii) ∫(𝑥 3 + 1)𝑥 𝑑𝑥
(iv) ∫(𝑥 3 + cos 𝑥 + sin 𝑥) 𝑑𝑥
Jawab:
1 1
(i) ∫(𝑥 3 + 1)𝑥 𝑑𝑥 = ∫(𝑥 4 + 𝑥) 𝑑𝑥 = 5 𝑥 5 + 2 𝑥 2 + 𝑐
1
(ii) ∫(𝑥 3 + cos 𝑥 + sin 𝑥) 𝑑𝑥 = 𝑥 4 + sin 𝑥 − cos 𝑥 + 𝑐
4

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh 1.2:
Cara yang berbeda sering memunculkan hasil yang berbeda pula. Perhatikan
pengerjaan menentukan ∫ sin 2𝑥 𝑑𝑥 berikut.
CARA 1:
1
∫ sin 2𝑥 𝑑𝑥 = ∫ sin 2𝑥 𝑑 ( . 2𝑥)
2
1
= ∫ sin 2𝑥 𝑑(2𝑥)
2
1
= (− cos 2𝑥) + 𝑐
2
1
= − cos 2𝑥 + 𝑐
2
CARA 2:

∫ sin 2𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 2 sin 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥

= 2 ∫ sin 𝑥 𝑑(sin 𝑥)

Selanjutnya, misalkan 𝑡 = sin 𝑥 maka

∫ sin 2𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 2 sin 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥

= 2 ∫ sin 𝑥 𝑑(sin 𝑥)

= 2 ∫ 𝑡 𝑑𝑡

1
= 2 . 𝑡2 + 𝑐
2
= 𝑡2 + 𝑐
= sin2 𝑥 + 𝑐
Terlihat bahwa Cara 1 dan Cara 2 memunculkan hasil yang berbeda. Mengapa
berbeda? Apakah ada yang salah? Jawabannya adalah keduanya benar. Masalah ini
akan terjawab pada bagian integral tertentu.

Dengan munculnya hasil yang berbeda akibat cara pengerjaan yang berbeda, maka
orang akan berusaha untuk memilih cara yang lebih mudah. Oleh karena itu perlu
strategi menentukan integral tak tentu.

22
Unit Pembelajaran
Integral

2. Sifat-sifat Integral Tak Tentu

Untuk mengerjakan permasalahan integral, selain menggunakan strategi perlu


diingat juga beberapa sifat-sifat dan rumus integral tak tentu yang sering digunakan.
Sifat dan rumus tersebut diantaranya sebagai berikut.
a. ∫ 𝑘𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
b. ∫[𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
1
c. ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝑐, 𝑛 ≠ −1
1
d. ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = ln|𝑥| + 𝑐
e. ∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝑐
𝑎𝑥
f. ∫ 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 = ln 𝑎 + 𝑐
g. ∫ sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝑐
h. ∫ cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝑐
i. ∫ tan 𝑥 𝑑𝑥 = ln | sec 𝑥 | + 𝑐
j. ∫ sec 2 𝑥 𝑑𝑥 = tan 𝑥 + 𝑐
k. ∫ csc 2 𝑥 𝑑𝑥 = − cot 𝑥 + 𝑐
1
l. ∫ 𝑥 2 +1 𝑑𝑥 = tan−1 𝑥 + 𝑐
1
m. ∫ 𝑑𝑥 = sin−1 𝑥 + 𝑐
√1−𝑥 2
n. ∫ 𝑢𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 𝑑𝑢 (integral parsial)

Berikut ini contoh beberapa pengerjaan dengan memanfaatkan sifat dan rumus
intageral tak tentu.
Contoh 2.1
Tantukan ∫(𝑥 + 2𝑥 )𝑑𝑥
Cara pengerjaan.
Memanfaatkan sifat dan rumus diperoleh

∫(𝑥 + 2𝑥 )𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 + ∫ 2𝑥 𝑑𝑥

1 2𝑥
= 𝑥2 + +𝑐
2 ln 2

Untuk fungsi non aljabar, pengerjaan dengan memanfaatkan integral parsial kadang
akan kembali ke bentuk semula. Kondisi demikian biasanya akan membantu
penyelesaian.

Contoh 2.2:

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tentukan penyelesaian ∫ e𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥


Jawab:

∫ 𝐞𝒙 𝐬𝐢𝐧 𝒙 𝒅𝒙 = ∫ 𝑒 𝑥 𝑑(− cos 𝑥) {𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑑(− cos 𝑥) = sin 𝑥 𝑑𝑥}

= −𝑒 𝑥 cos 𝑥 − ∫ − cos 𝑥 𝑑𝑒 𝑥

= −𝑒 𝑥 cos 𝑥 + ∫ 𝑒 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥

= −𝑒 𝑥 cos 𝑥 + ∫ 𝑒 𝑥 𝑑(sin 𝑥)

= −𝑒 𝑥 cos 𝑥 + 𝑒 𝑥 sin 𝑥 − ∫ sin 𝑥 𝑑(𝑒 𝑥 )

= −𝑒 𝑥 cos 𝑥 + 𝑒 𝑥 sin 𝑥 − ∫ 𝒆𝒙 𝐬𝐢𝐧 𝒙 𝒅𝒙

Terlihat bahwa bentuk terakhir kembali ke bentuk semula yaitu − ∫ 𝐞𝒙 𝐬𝐢𝐧 𝒙 𝑑𝑥.
Bentuk ini justru membantu penyelesaian, yaitu

2 ∫ e𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥 = −𝑒 𝑥 cos 𝑥 + 𝑒 𝑥 sin 𝑥

1 1
∫ 𝑒 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑒 𝑥 cos 𝑥 + 𝑒 𝑥 sin 𝑥 + 𝑐
2 2

Sampai pada pembahasan ini, kita menemukan berbagai cara untuk menyelesaikan
integral tak tentu. Mulai yang amat sederhana sampai dengan yang cukup panjang.
Pemilihan cara pengerjaan yang tepat akan mempermudah penyelesaian masalah.
Oleh karena itu perlu strategi menentukan hasil integral tak tentu. Berikut beberapa
strategi sederhana untuk menentukan hasil integral tak tentu.

3. Strategi sederhana dalam menentukan hasil integral tak


tentu

a. Sedapat mungkin disederhanakan (jika bisa dilakukan)


Contoh 5.1:
𝑥 2 −1 (𝑥−1)(𝑥+1)
(i). ∫ 𝑥−1
𝑑𝑥 = ∫ 𝑥−1
𝑑𝑥
= ∫(𝑥 + 1)𝑑𝑥
1
= 2 𝑥2 + 𝑥 + 𝑐

24
Unit Pembelajaran
Integral

1 2 2 𝑥 1
(ii). ∫(𝑥 + 1) (𝑥 −1 +2 + 𝑥+2) 𝑑𝑥 = ∫(𝑥 + 1) (𝑥 −1 +2 ∙ 𝑥 + 2𝑥+1) 𝑑𝑥
2𝑥 1
=∫(𝑥 + 1) ( + ) 𝑑𝑥
1+2𝑥 2𝑥+1

=∫(𝑥 + 1) ∙ 1 𝑑𝑥
1
=2 𝑥 2 + 𝑥 + 𝑐

b. Jika ada faktor yang bentuk aljabarnya relatif sederhana, hindari untuk
pemisalan
Contoh 5.2:
Tentukan ∫ 𝑥 2 √𝑥 3 + 7 𝑑𝑥
Perhatikan bahwa bentuk aljabar 𝑥 2 lebih mudah dari bentuk aljabar 𝑥 3 + 7.
Oleh karena itu hindari pemisalan 𝑢 = 𝑥 2 . Gunakan pemisalan 𝑢 = 𝑥 3 + 7.
1
𝑑𝑢 = 3𝑥 2 𝑑𝑥 ↔ 𝑑𝑥 = 3𝑥 2 𝑑𝑢 . Jadi
1
∫ 𝑥 2 √𝑥 3 + 7 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 2 √𝑢 𝑑𝑢
3𝑥 2
1 2 3
= ∫ √𝑢𝑑𝑢 = 𝑢2 + 𝑐
3 9
2
= √(𝑥 3 + 7)3 + 𝑐
9

c. Untuk fungsi rasional, jadikan sebagai penjumlahan dengan penyebut faktor-


faktor dari penyebutnya
Contoh 5.3:
2
Tentukan ∫ 𝑥 2 −𝑥−2 𝑑𝑥

Perhatikan bahwa
2 2
=
𝑥2 − 𝑥 − 2 (𝑥 − 2)(𝑥 + 1)
𝐴 𝐵
= +
𝑥−2 𝑥+1
𝐴(𝑥 + 1) + 𝐵(𝑥 − 2)
=
𝑥2 − 𝑥 − 2
(𝐴 + 𝐵)𝑥 + (𝐴 − 2𝐵)
=
𝑥2 − 𝑥 − 2
2 2
Dari sini diperoleh 𝐴 = 3, 𝐵 = − 3 . Sehingga

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2 2 1 2 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫ ( − ) 𝑑𝑥
𝑥2 −𝑥−2 3 (𝑥 − 2) 3 (𝑥 + 1)
2 2
= ln(𝑥 − 2) − ln (𝑥 + 1)
3 3
d. Untuk kasus campuran (kombinasi) yang merupakan perkalian dua fungsi
dimana salah satu fungsi dapat diturunkan terus sampai menghasilkan 0 dan
fungsi yang lain selalu dapat ditentukan integralnya maka pengerjaannya dapat
dilihat seperti pada contoh.
Contoh 3.1:
(i). Misalnya akan ditentukan hasil dari ∫ 𝑥 3 cos 2𝑥 𝑑𝑥.

Pengerjaan sebagai berikut:

Jadi, diperoleh

1 1 1 1
∫ 𝑥 3 cos 2𝑥 𝑑𝑥=𝑥 3 ∙ 2 sin 2𝑥 + 3𝑥 2 ∙ 4 cos 2𝑥 − 6𝑥 ∙ 8 sin 2𝑥 − 6 ∙ 16 cos 2𝑥 + 𝑐

1 3 3 3
= 𝑥 3 sin 2𝑥 + 𝑥 2 cos 2𝑥 − 𝑥 sin 2𝑥 − cos 2𝑥 + 𝑐
2 4 4 8

Cara ini sebenarnya hanya memanfaatkan cara integral parsial yang sudah
sering digunakan yaitu memanfaatkan rumus ∫ 𝒖𝒅𝒗 = 𝒖𝒗 − ∫ 𝒗𝒅𝒖

26
Unit Pembelajaran
Integral

(ii). Tentukan hasil ∫(𝑥 2 − 1)𝑥 3 𝑑𝑥

Cara 1:
Mengunakan tebel.

Pengerjaan sebagai berikut:

1 1 1 6
∫(𝑥 2 − 1)𝑥 3 𝑑𝑥 = (𝑥 2 − 1). 𝑥 4 + 2𝑥. (− 𝑥 5 ) + 2. 𝑥
4 20 120
1 1 1 1
= 𝑥6 − 𝑥4 − 𝑥6 + 𝑥6 + 𝑐
4 4 10 60
15 − 6 + 1 6 1 4
= 𝑥 − 𝑥 +𝑐
60 4
1 1
= 𝑥6 − 𝑥4 + 𝑐
6 4

Cara 2:

∫(𝑥 2 − 1)𝑥 3 𝑑𝑥 = ∫(𝑥 5 − 𝑥 3 ) 𝑑𝑥

1 1
= 𝑥6 − 𝑥4 + 𝑐
6 4

1 1
Dengan cara 1 dan cara 2 memunculkan hasil akhir yang sama yaitu 6 𝑥 6 − 4 𝑥 4 + 𝑐.

Namun sangat mungkin kita mendapatkan hasil yang berbeda jika menggunakan
cara yang berbeda. Perhatikan contoh berikut.

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh 3.2:
Tentukan hasil dari ∫ 𝑥(𝑥 − 1)2 𝑑𝑥.
Cara 1:
Menggunakan pemisalan 𝑢 = 𝑥 − 1.
Dari sini diperoleh 𝑑𝑢 = 𝑑𝑥 dan 𝑥 = 𝑢 + 1. Sehingga

∫ 𝑥(𝑥 − 1)2 𝑑𝑥 = ∫(𝑢 + 1)𝑢2 𝑑𝑢

= ∫(𝑢3 + 𝑢2 ) 𝑑𝑢

1 1
= 𝑢4 + 𝑢3 + 𝑐
4 3
1 1
= (𝑥 − 1)4 + (𝑥 − 1)3 + 𝑐
4 3
1 1
= (𝑥 4 − 4𝑥 3 + 6𝑥 2 − 4𝑥 2 + 1) + (𝑥 3 − 3𝑥 2 + 3𝑥 − 1)
4 3
1 2 1 1
= 𝑥4 − 𝑥3 + 𝑥2 − +𝑐
4 3 2 12
Cara 2:
Tanpa pemisalan.

∫ 𝑥(𝑥 − 1)2 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥(𝑥 2 − 2𝑥 + 1) 𝑑𝑥

= ∫(𝑥 3 − 2𝑥 2 + 𝑥) 𝑑𝑥

1 2 1
= 𝑥4 − 𝑥3 + 𝑥2 + 𝑐
4 3 2

Nyata bahwa cara 1 memunculkan hasil yang berbeda dengan cara 2. Apakah ada
yang salah? Jawabannya adalah tidak. Cara mengujinya adalah dengan menurunkan
kembali hasil integral yang diperoleh.
Untuk cara 1:

1 4 2 3 1 2 1
[ 𝑥 − 𝑥 + 𝑥 − + 𝑐] = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 1 + 0
4 3 2 12
= 𝑥(𝑥 2 − 2𝑥 + 1)
= 𝑥(𝑥 − 1)2
Untuk cara 2:

28
Unit Pembelajaran
Integral


1 4 2 3 1 2
[ 𝑥 − 𝑥 + 𝑥 + 𝑐] = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 1 + 0
4 3 2
= 𝑥(𝑥 2 − 2𝑥 + 1)
= 𝑥(𝑥 − 1)2
Dengan demikian perlu menjadi kehati-hatian kita saat menyusun suatu soal
berkaitan integral tak tentu. Jangan sampai terjadi, seorang siswa menjawab dengan
benar namun karena hasilnya berbeda dengan kunci yang sudah dibuat oleh guru,
maka siswa tersebut disalahkan. Padahal kenyataannya benar, hanya berbeda cara
saja.

e. Apabila nilai 𝑥 berada pada −1 ≤ 𝑥 ≤ 1, maka pemisalan dengan fungsi


trigonometri umumnya dapat mempermudah penyelesaian.
Contoh 3.3:
Tentukan hasil dari ∫ √1 − 𝑥 2 𝑑𝑥.
Jawab:
Jelas bahwa −1 ≤ 𝑥 ≤ 1. Selanjutnya misalkan 𝑥 = sin 𝑡 maka 𝑑𝑥 = cos 𝑡 𝑑𝑡. Dari
sini dihasilkan

∫ √1 − 𝑥 2 𝑑𝑥 = ∫ √1 − (sin 𝑡)2 cos 𝑡 𝑑𝑡

= ∫ √(cos 𝑡)2 cos 𝑡 𝑑𝑡

= ∫ cos 2(𝑡) 𝑑𝑡

1 1
= ∫ ( + cos 2𝑡) 𝑑𝑡 {ingat: cos 2𝑡 = 2 cos 2 𝑡 − 1}
2 2
1 1
= 𝑡 − sin 2𝑡 + 𝑐
2 4
Sebenarnya hasil akhir ini sudah cukup yaitu
1 1
∫ √1 − 𝑥 2 𝑑𝑥 = 2 𝑡 − 4 sin 2𝑡 + 𝑐 , dimana 𝑡 = sin 𝑥
Namun apabila diinginkan sampai kembali ke variabel awal (𝑥) maka
1 1
∫ √1 − 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝑡 − sin 2𝑡 + 𝑐
2 4
1 1
= 𝑡 − (2 sin 𝑡 cos 𝑡) + 𝑐
2 4
1 1
= arcsin 𝑥 − (2𝑥 √1 − 𝑥 2 ) + 𝑐
2 4

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1 1
= arcsin 𝑥 − 𝑥 √1 − 𝑥 2 + 𝑐
2 2
Bagaimana dengan integral tertentu? Apakah hasilnya tunggal? Pertanyaan ini akan
terjawab pada bagian integral tertentu.

4. Integral Tertentu (Definite Integral)

Integral tertentu pada mulanya tidak langsung terkait dengan integral tak tentu,
tetapi kaitannya justru dengan pengertian dalam limit fungsi. Hal ini menjadikan
integral tertentu menjadi agak rumit. Namun dengan adanya Teorema Fundamental
Kalkulus (TFK), integral tertentu dan integral tak tentu menjadi terkait dan
permasalahan integral tertentu menjadi relatif lebih mudah untuk diselesaikan.
Teorema tersebut secara ringkas sebagai berikut.

𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑎

dengan 𝐹(𝑥) anti turunan dari 𝑓(𝑥).

𝑏
Berkaitan dengan penulisan, banyak orang menggunakan 𝐹(𝑥)| untuk mengganti
𝑎
𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎).
Contoh 4.1
21
Tentukan hsil dari ∫0 𝑥 𝑑𝑥
2
1
Langkah pertama adalah menentukan anti turunan (primitive) dari 𝑓(𝑥) = 2 𝑥 yaitu

1 1
𝐹(𝑥) = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 2 + 𝑐
2 4

Dengan memakai TFK maka diperoleh

2
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐹(2) − 𝐹(0)
0
1 1
= [ 22 + 𝑐] − [ 02 + 𝑐 ]
4 4
=1

30
Unit Pembelajaran
Integral

2
Perhatikan bahwa tanda "∫ " pada ∫0 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 mengandung makna luasan sedangkan
1
"∫ " pada ∫ 2 𝑥 𝑑𝑥 dimaknai sebagai anti turunan.

Contoh 4.2:
4
Tentukan ∫2 (𝑥 3 + 1)𝑑𝑥.
Dengan menggunakan TFK maka
4
∫ (𝑥 3 + 1)𝑑𝑥 = 𝐹(4) − 𝐹(2)
2
1
dengan 𝐹(𝑥) = ∫(𝑥 3 + 1)𝑑𝑥 = 𝑥 4 + 𝑥 + 𝑐
4

Dari sini diperoleh


4
∫ (𝑥 3 + 1)𝑑𝑥 = 𝐹(4) − 𝐹(2)
2
1 1
= ( 44 + 4 + 𝑐) − ( 24 + 2 + 𝑐)
4 4
1 1
= 44 + 4 + 𝑐 − 24 − 2 − 𝑐
4 4
= 62

Untuk contoh selanjutnya, pengerjaan akan dilakukan langsung tanpa penulisan


penjelasan karena pada hakekatnya sama dan juga untuk mempersingkat tulisan.

Contoh 4.3:
1 1 1
∫ (𝑥 + 𝑥 − 3√𝑥)𝑑𝑥 = ∫ (𝑥 2 + 𝑥 − 3𝑥 2 ) 𝑑𝑥
2
0 0
1
1 1 3 3
= ( 𝑥 3 + 𝑥 2 − 3 𝑥 )| 2
3 2
2 0
1
1 1
= ( 𝑥 3 + 𝑥 2 − 2√𝑥 3 )|
3 2 0

1 1 1 1
= ( 13 + 12 − 2√13 ) − (( 03 + 02 − 2√03 ))
3 2 3 2
7
=−
6

Contoh 4.4:

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1 1
1 1
∫ (𝑥 2 − 𝑥)𝑑𝑥 = ( 𝑥 3 − 𝑥 2 )|
−1 3 2 −1

1 1 1 1
= ( 13 − 12 ) − ( (−1)3 − (−1)2 )
3 2 3 2
1 1 1 1
= ( − ) − (− − )
3 2 3 2
1 1 1 1
= − + +
3 2 3 2
2
=
3

Bila dicermati, hitungan pada TFK dapat dilakukan suku demi suku supaya langkah
𝑏
lebih sederhana. Artinya, saat menentukan hasil ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎) maka
boleh saja 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎) diterapkan pada setiap sukunya.

Contoh 4.5:
4
Hitunglah ∫2 (𝑥 3 + 1) 𝑑𝑥.
Jawab:
4 4
1 4
∫ (𝑥 3 + 1) 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝑥|
2 4 2
4
1
= ( 𝑥 4 | ) + (𝑥|42 )
4 2

1
= (64 − 16) + (4 − 2)
4
= 64 − 4 + 2 = 62

Contoh 4.6:
1
Hitunglah ∫0 (𝑥 2 + 𝑥 − 3√𝑥)𝑑𝑥.

Jawab:

1 1 1
∫ (𝑥 + 𝑥 − 3√𝑥)𝑑𝑥 = ∫ (𝑥 2 + 𝑥 − 3𝑥 2 ) 𝑑𝑥
2
0 0

32
Unit Pembelajaran
Integral

1
1 1 3 3
= ( 𝑥 3 + 𝑥 2 − 3 𝑥 2 )|
3 2
2 0
1 1 3 3
= (13 − 03 ) + (12 − 02 ) − 2 (12 − 02 )
3 2
1 1
= + −2
3 2
7
=−
6

Contoh 4.7:
1
Hitunglah ∫−1(𝑥 2 − 𝑥)𝑑𝑥.
Jawab:
1 1
1 1
∫ (𝑥 2 − 𝑥)𝑑𝑥 = ( 𝑥 3 − 𝑥 2 )|
−1 3 2 −1

1 1
= (13 − (−1)3 ) − (12 − (−1)2 )
3 2
1 1
= (2) − (0)
3 2
2
=
3

5. Menentukan luas daerah

Pembahasan mengenai luas daerah dibagi atas dua bagian yaitu daerah yang
dibatasi oleh satu grafik dan sumbu-𝑥 dan daerah yang dibatasi oleh dua grafik.

Gambar 2 Daerah dibatasi oleh satu grafik dan dua grafik

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Luas daerah dibatasi oleh satu grafik.


Menghitung luas daerah dapat dilakukan dengan menmanfaatkan integral tertentu.
Karena yang dimaksud suatu luas daerah maka hasilnya selalu non-negatif.
Sehingga, jika daerahnya di atas sumbu-𝑥 maka perhitungannya langsung
menggunakan hasil integral tertentu. Namun untuk daerah yang berada di bawah
sumbu-𝑥 maka hasilnya dijadikan positif terlebih dahulu.

Contoh 5.1
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 dan sumbu-𝑥 mulai dari
𝑥 = 1 sampai 𝑥 = 2.
Jawab:

Karena daerah berada di atas sumbu-𝑥 maka luas daerah tersebut (𝐿) dapat dihitung
dengan
2
𝐿 = ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥
1
1 2
= 𝑥3 |
3 1
1 1
= 23 − 13
3 3
8 1
= −
3 3
7
=
3

Contoh 5.2
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 dan sumbu-𝑥 mulai dari
𝑥 = −1 sampai 𝑥 = 2.

34
Unit Pembelajaran
Integral

Jawab:

Karena daerah berada di atas sumbu-𝑥 maka luas daerah tersebut (𝐿) dapat dihitung
dengan
2
𝐿 = ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥
−1
1 2
= 𝑥3 |
3 −1
1 1
= 23 − (−1)3
3 3
8 1
= +
3 3
9
= =3
3
Contoh 5.3
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 dan sumbu-𝑥 mulai dari
𝑥 = 1 sampai 𝑥 = 2.

Karena daerah berada di atas sumbu-𝑥 maka luas daerah tersebut (𝐿) dapat dihitung
dengan
2
𝐿 = ∫ 𝑥 3 𝑑𝑥
1

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1 2
= 𝑥4 |
4 1
1 1
= 24 − (1)4
4 4
16 1
= +
4 4
3
=3
4

Contoh 5.4
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 dan sumbu-𝑥 mulai dari
𝑥 = −2 sampai 𝑥 = 2.

Karena daerah berada di atas sumbu-𝑥 dan juga berada di bawah sumbu-𝑥 maka
luas daerah tersebut (𝐿) dihitung melalui 𝐿 = 𝐿1 + 𝐿2 dimana
2
𝐿1 = ∫ 𝑥 3 𝑑𝑥
0
1 2
= 𝑥4 |
4 1
1 1
= 24 − (0)4
4 4
16
=
4
=4
dan
0
𝐿2 = |∫ 𝑥 3 𝑑𝑥|
−2

36
Unit Pembelajaran
Integral

1 0
= | 𝑥4 | |
4 −2
1 1
= | 04 − (−2)4 |
4 4
= |−4|
=4
Jadi luasnya adalah 𝐿 dengan
𝐿 = 𝐿1 + 𝐿2
=4+4
=8
Awas, bedakan dengan hasil
2
1 2
∫ 𝑥 3 𝑑𝑥 = 𝑥 4 |
−2 4 1
1 1
= 24 − (−2)4
4 4
16 16
= −
4 4
=0
2
Hasil ∫−2 𝑥 3 𝑑𝑥 = 0 karena kurva di bawah sumbu-𝑥 dihitung sebagai hasil negatif.
2
Jadi, jika ditanyakan ∫−2 𝑥 3 𝑑𝑥 maka hasilnya 0, tetapi jika ditanyakan luas daerah
yang dibatasi 𝑥 3 dan sumbu-𝑥 mulai dari 𝑥 = −2 sampai 𝑥 = 2 maka hasilnya 8.

Contoh 5.5

Tunjukan bahwa luas trapesium (𝐿) dapat dihitung dengan


1
𝐿 = (𝑎 + 𝑏) × 𝑡
2
dengan 𝑎 dan 𝑏 masing panjang ruas garis sejajar dan 𝑡 tinggi trapesium
Jawab:
Perhatikan gambar berikut.

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ingat kembali bahwa garis atau kurva 𝑓(𝑥) dapat ditentukan dengan mudah karena
𝑏−𝑎
melalui dua titik yang sudah diketahui, yaitu 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 𝑥1 ) + 𝑎. Jelas bahwa
𝑡

𝑓(𝑥1 ) = 𝑎, 𝑓(𝑥2 ) = 𝑏 dan 𝑡 = 𝑥2 − 𝑥1 . Dengan demikian luas trapesium (𝐿) dapat


dicari dengan
𝑥2
𝐿 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑥1
𝑥2
𝑏−𝑎
=∫ ( (𝑥 − 𝑥1 ) + 𝑎) 𝑑𝑥
𝑥1 𝑡
𝑥2
𝑏−𝑎 𝑏−𝑎
=∫ ( 𝑥− 𝑥1 + 𝑎) 𝑑𝑥
𝑥1 𝑡 𝑡
𝑥2
𝑏−𝑎 2 𝑏−𝑎
=( )𝑥 − ( 𝑥1 − 𝑎) 𝑥|
2𝑡 𝑡 𝑥1

𝑏−𝑎 𝑏−𝑎
= (( ) ((𝑥2 )2 − (𝑥1 )2 ) − ( 𝑥1 − 𝑎) (𝑥2 − 𝑥1 ))
2𝑡 𝑡

𝑏−𝑎 𝑏−𝑎
= (( ) ((𝑥2 − 𝑥1 )(𝑥2 + 𝑥1 )) − ( 𝑥1 − 𝑎) (𝑥2 − 𝑥1 ))
2𝑡 𝑡

𝑏−𝑎 𝑏−𝑎
= (( ) (𝑡(𝑥2 + 𝑥1 )) − ( 𝑥1 − 𝑎) (𝑡))
2𝑡 𝑡
𝑏−𝑎 𝑏−𝑎
=( . 𝑥2 ) + ( . 𝑥1 ) − (𝑏 − 𝑎)𝑥1 + 𝑎𝑡
2 2
𝑏 𝑎 𝑏 𝑎
= 𝑥2 − 𝑥2 + 𝑥1 − 𝑥1 − 𝑏𝑥1 + 𝑎𝑥1 + 𝑎𝑡
2 2 2 2
𝑏 𝑎 𝑏 𝑎
= (𝑡 + 𝑥1 ) − (𝑡 + 𝑥1 ) + 𝑥1 − 𝑥1 − 𝑏𝑥1 + 𝑎𝑥1 + 𝑎𝑡
2 2 2 2
𝑏 𝑏 𝑎 𝑎 𝑏 𝑎
= 𝑡 + 𝑥1 − 𝑡 − 𝑥1 + 𝑥1 − 𝑥1 − 𝑏𝑥1 + 𝑎𝑥1 + 𝑎𝑡
2 2 2 2 2 2

38
Unit Pembelajaran
Integral

𝑏 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 𝑎
= ( − + − − 𝑏 + 𝑎) 𝑥1 + ( − + 𝑎) 𝑡
2 2 2 2 2 2
1
= 0. 𝑥1 + (𝑎 + 𝑏)𝑡
2
1
= (𝑎 + 𝑏)𝑡
2

b. Luas daerah yang dibatasi oleh dua grafik.


Unt.uk menentukan luas daerah khususnya daerah yang dibatasi oleh dua grafik
dilakukan dengan menghitung integral tertentu masing-masing kurva. Proses ini
dapat dilakukan jika integral tak tentu sudah diperoleh. Untuk itu, gunakan cara-
cara untuk menentukan integral tak tentu yang sudah dibahas pada bagian
sebelumnya. Jika dua grafik membentuk kurva tertutup sederhana (misalkan fungsi
𝑓 dan 𝑔) maka untuk menentukan luas daerah yang dimaksud adalah dengan
menentukan integral tertentu 𝑓 − 𝑔 dengan batas integral titik-titik potongnya.
Mengapa demikian? Uraian berikut akan memperjelas alasannya.

Gambar 3 Kurva tertutup sederhana

Gambar 4 Kurva tertutup tidak sederhana

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diberikan fungsi 𝑓 dan 𝑔 seperti gambar di bawah ini.

Luas daerah antara dua kurva

Dengan memperhatikan grafik di atas jelas bahwa 𝐿 dapat ditentukan dengan


𝑥2 𝑥2
𝐿 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 − ∫ 𝑔(𝑥)𝑑𝑥
𝑥1 𝑥1
𝑥2
= ∫ 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
𝑥1

Selanjutnya, untuk daerah berikut, apakah untuk menghitung luas juga dilakukan
pengurangan seperti cara sebelumnya?

Contoh luas daerah antara dua kurva


𝑥
Apakah 𝐿 = ∫𝑥 2 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥?
1

Sekarang coba perhatikan bila kedua fungsi di atas masing-masing ditambah 𝑘


sehingga luasnya berada di atas sumbu-𝑥.

40
Unit Pembelajaran
Integral

Perhatikan bahwa menambahkan 𝑘 pada masing-masing fungsi tidak mengubah


luas maupun absis titik potong kedua fungsi tersebut. Dengan demikian luasL adalah
luas daerah di bawah kurva 𝑓(𝑥) + 𝑘 dikurangi luas daerah dibawah kurva 𝑔(𝑥) + 𝑘
dengan batas 𝑥1 dan 𝑥2 . Atau dalam bentuk integral dinyatakan dengan

𝑥2 𝑥2
𝐿 = ∫ (𝑓(𝑥) + 𝑘)𝑑𝑥 − ∫ (𝑔(𝑥) + 𝑘)𝑑𝑥
𝑥1 𝑥1

Akibatnya,

𝑥2 𝑥2
𝐿 = ∫ (𝑓(𝑥) + 𝑘)𝑑𝑥 − ∫ (𝑔(𝑥) + 𝑘)𝑑𝑥
𝑥1 𝑥1
𝑥2
= ∫ ((𝑓(𝑥) + 𝑘) − (𝑔(𝑥) + 𝑘)) 𝑑𝑥
𝑥1
𝑥2
= ∫ (𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥
𝑥1

Berarti luas daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup sederhana dimanapun
letaknya dapat ditentukan dengan cara menghitung integral tertentu hasil
pengurangan kurva pertama oleh kurva kedua (atau sebaliknya) dengan batas-batas
titik potongnya.
Sedangkan untuk kurva tertutup tidak sederhana, menentukan luas harus
memperhatikan bagian-bagian luasannya

Contoh 5.6:
Berapa luas daerah berikut?

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Jawab:
Luas daerah (𝐿) dapat dihitung langsung yaitu
3
𝐿 = ∫ (𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥))𝑑𝑥
0
3
1 3
= ∫ (( 𝑥 2 − 𝑥) − (3𝑥 − 𝑥 2 )) 𝑑𝑥
0 2 2
1 3 3 2 3 2 1 3 3
= ( 𝑥 − 𝑥 ) − ( 𝑥 − 𝑥 )|
6 4 2 3 0

1 3 3 1
= (( 33 − 32 ) − ( 32 − 33 )) − (0 − 0)
6 4 2 3
3
=6
4

Contoh 5.7:
Apakah luas lingkaran diperoleh 𝜋𝑟 2 ?
Jawab:
Perhatikan kurva lingkaran berikut.

Dari sini luas lingkaran (𝐿) dapat ditentukan dengan

42
Unit Pembelajaran
Integral

𝑟
𝐿 = ∫ (𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥))𝑑𝑥
−𝑟
𝑟
= ∫ ((√𝑟 2 − 𝑥 2 ) − (−√𝑟 2 − 𝑥 2 )) 𝑑𝑥
−𝑟
𝑟
= ∫ (2√𝑟 2 − 𝑥 2 ) 𝑑𝑥
−𝑟
𝑟
= 2 ∫ (√𝑟 2 − 𝑥 2 ) 𝑑𝑥
−𝑟
𝑟
𝑥 𝑟2 𝑥
= 2 ( √𝑟 2 − 𝑥 2 + arcsin ( ))|
2 2 𝑟 −𝑟
𝑟 −𝑟
= (𝑟√𝑟 2 − 𝑟 2 + 𝑟 2 arcsin ( )) − (−𝑟√𝑟 2 − (−𝑟)2 + 𝑟 2 arcsin ( ))
𝑟 𝑟
𝑟 −𝑟
= (0 + 𝑟 2 arcsin ( )) − (0 + 𝑟 2 arcsin ( ))
𝑟 𝑟
1 1
= 𝑟 2 ( 𝜋) + 𝑟 2 ( 𝜋)
2 2
= 𝜋𝑟 2

Contoh 5.8:
Berapa luas daerah yang dibatasi oleh 𝑦 = 3𝑥, 𝑦 = −𝑥 2 + 4 dan sumbu-𝑥?

Luas daerah pada dua luasan

Jawab:

1
Untuk daerah I sangat mudah ditentukan luasnya yaitu 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐼 = 1 . Sedangkan
2

daerah II dihitung dengan menggunakan integral

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐼𝐼 = ∫ −𝑥 2 + 4
1
2
1
= − 𝑥 3 + 4𝑥|
3 1

1 1
= − 23 + 4(2) − (− 13 + 4(1))
3 3
2
=1
3

Sehingga,

1 2 1
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐼 + 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐼𝐼 =1 2 + 1 3=3 6

Contoh 5.9
1
Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 −𝑥−2 , 𝑥 = 3, dan 𝑥 = 4 serta

sumbu-𝑥.

Luas daerah di bawah sumbu-x

Jawab:

Untuk menentukan luas daerah yang diarsir, sama saja dengan menentukan hasil
4 2
dari ∫3 𝑥 2 −𝑥−2
𝑑𝑥 .
4 4
2 2 2
∫ 𝑑𝑥 = ln(𝑥 − 2) − ln(𝑥 + 1)|
3 𝑥2 − 𝑥 − 2 3 3 3

8
= ln
5

44
Unit Pembelajaran
Integral

Contoh 5.10

Tentukan luas daerah yang dibatasi kurva 𝑓(𝑥) = 4 − 𝑥 2 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 + 2


Jawab:
Ditentukan terlebih dahulu titik potongnya (dalam hal ini adalah batas integralnya).
4 − 𝑥2 = 𝑥 + 2
𝑥2 + 𝑥 − 2 = 0
(𝑥 + 2)(𝑥 − 1) = 0 → titik potongnya (−2,0) dan (1,3).

Luas daerah antara dua kurva

Luas daerah yang dimaksud adalah


1 1
∫ (𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥))𝑑𝑥 = ∫ ((4 − 𝑥 2 ) − (𝑥 + 2))𝑑𝑥
−2 −2
1
1 3 1 2
= − 𝑥 − 𝑥 + 2𝑥|
3 2 −2
1
=4
2

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

46
Unit Pembelajaran
Integral

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

1. Soal UN tahun 2016 nomor 31

Hasil dari ∫ 2𝑥(5 − 𝑥)3 𝑑𝑥 = ⋯

1
A. − 10 (4𝑥 + 5)(5 − 𝑥)4 + 𝑐
1
B. − 10 (6𝑥 + 5)(5 − 𝑥)4 + 𝑐
1
C. − 10 (𝑥 + 5)(5 − 𝑥)4 + 𝑐
1
D. 10
(4𝑥 + 5)(5 − 𝑥)4 + 𝑐
1
E. (5 + 𝑥)4 + 𝑐
2

Pembahasan:

Misalkan 𝑡 = 5 − 𝑥 maka 𝑑𝑥 = −𝑑𝑡

∫ 2𝑥(5 − 𝑥)3 𝑑𝑥 = − ∫ 2(5 − 𝑡)𝑡 3 𝑑𝑡

= − ∫(10𝑡 3 − 2 + 𝑡 4 ) 𝑑𝑡

10 2
= − ( 𝑡4 − 𝑡5) + 𝑐
4 5
10 2
= − ( (5 − 𝑥)4 − (5 − 𝑥)5 ) + 𝑐
4 5
1
= − (4𝑥 + 5)(5 − 𝑥)4
10

2. Soal UN tahun 2016 nomor 35

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = −𝑥 2 + 2𝑥, 𝑦 = 𝑥 2 + 6𝑥 , garis 𝑥 = 2,


dan 𝑥 = 1 adalah ....

1
A. 7 3 satuan luas
1
B. 8 3 satuan luas
2
C. 9 3 satuan luas
2
D. 10 3 satuan luas
1
E. 11 3 satuan luas

Pembahasan:
Langkah pertama memastikan bahwa luasan yang terjadi membentuk
kurva tertutup sederhana dengan mencek tidak ada titik potong dengan
absis 𝑡 dimana 1 < 𝑡 < 2

−𝑥 2 + 2𝑥 = 𝑥 2 + 6𝑥
2𝑥 2 + 4𝑥 = 0
menghasilkan penyelesaian 𝑥 = −2 atau 𝑥 = 0. Dengan demikaian kurva
yang terbentuk adalah kurva tertutup sederhana, sehingga luas daerah
yang dimaksud (𝐿)

2
𝐿 = ∫ (𝑥 2 + 6𝑥 − (−𝑥 2 + 2𝑥)) 𝑑𝑥
1
2 2
2 3
=∫ (2𝑥 2 2
+ 4𝑥) 𝑑𝑥 = ( 𝑥 + 2𝑥 )|
1 3 1

32 2
= = 10
3 3

3. Soal UN tahun 2017 nomor 12

𝑥+2
Hasil dari ∫ 𝑑𝑥 adalah ....
√𝑥 2 +4𝑥−3

48
Unit Pembelajaran
Integral

A. √𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐
B. 2√𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐
C. 3√𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐
D. 4√𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐
E. 6√𝑥 2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐

Pembahasan:
Misalkan 𝑡 = 𝑥 2 + 4𝑥 − 3, maka 𝑑𝑡 = (2𝑥 + 4) 𝑑𝑥.
𝑥+2 (𝑥 + 2) 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑡
√𝑥 2 + 4𝑥 − 3 √𝑡 2(𝑥 + 2)
1 1
= ∫ 𝑡 −2 𝑑𝑡
2
1 2 1
= . t2 + 𝑐
2 1
= √𝑥2 + 4𝑥 − 3 + 𝑐

4. Soal UN tahun 2018 nomor 21

3 3
Diketahui ∫0 (𝑥 2 + 𝑝𝑥 + 2) 𝑑𝑥 = 2. Nilai 𝑝 yang memenuhi adalah ....

A. −25
B. −13
C. −3
D. 3
E. 12
Pembahasan:
3 3
3 2
1 3 1 2
= ∫ (𝑥 + 𝑝𝑥 + 2) 𝑑𝑥 = ( 𝑥 + 𝑝𝑥 + 2𝑥)|
2 0 3 2 0

1 3 1
= 3 + 𝑝 32 + 2(3) − 0
3 2
9
= 15 + 𝑝
2
Menghasilkan nilai 𝑝 = −3

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Pengembangkan Soal HOTS

Soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) merupakan instrumen


pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall),
menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan
(recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1)
transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan
informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4)
menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide
dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis
HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.

Anderson & Krathwohl mengklasifikasi dimensi proses kognitif sebagai


berikut.

Mencipta Mengkreasi ide/gagasan sendiri


Kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi,
mengembangkan,
menulis, memformulasikan.
Evaluasi Mengambil keputusan sendiri
Kata Kerja: evaluasi, menilai, menyanggah,
HOTS
memutuskan,
memilih, mendukung.
Analisis Menspesifikasi aspek-aspek/elemen
Kata kerja: membandingkan, memeriksa,
menguji, mengkritisi,
menguji.
Aplikasi Menggunakan informasi pada domain
berbeda
Kata kerja: Menggunakan,
mendemostrasikan, mengilustrasikan,
MOTS mengoperasikan
Pemahaman Menjelaskan ide atau konsep
Kata kerja: menjelaskan,
mengklasifikasikan, menerima,
melaporkan
Pengetahuan Mengingat kembali
LOTS Kata kerja: mengingat,
mendaftar,mengulang, menirukan
Anderson dalam (Kemdikbud, 2015)

50
Unit Pembelajaran
Integral

Kisi-kisi Soal
KISI-KISI UJIAN SOAL HOTS

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 10 menit
Jumlah Soal : 2 Soal
Tahun Pelajaran : 2019/2020

Kompetensi Lingkup Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal No
yang diuji Materi Kognitif Soal
1 Manganalisis Integral Integral Diberikan hasil 1 L3 Uraian
hasil pekerjaan penyelesaian (Penalaran)
berkaitan intgral, siswa
menentukan diminta
integral. menganalisis
hasil tersebut
2 Menganalisis Integral Luas daerah Diberikan 2 L3 Uraian
suatu cara suatu cara (Penalaran)
penyelesaian pengerjaan,
masalah siswa dapat
integral memberikan
alasan suatu
pengerjaan
benar atau
salah

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KARTU SOAL

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XI Bentuk Soal : Uraian
Mata
: Matematika Nama Penyusun : Sigit
Pelajaran
Buku Pengetahuan/ Aplikasi Penalaran
KOMPETENSI DASAR Pemahaman √
Sumber :
4.10. Menyelesaikan masalah Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
yang berkaitan dengan
Soal
integral tak tentu (anti
turunan) fungsi aljabar Dua orang siswa menentukan intgeral dengan
1
LINGKUP MATERI hasil sebagai berikut.
Integral
SISWA 1:
MATERI
Integral tak tentu

INDIKATOR SOAL SISWA 2:


Diberikan hasil penyelesaian
intgral, siswa diminta
menganalisis hasil tersebut

Mengapa hasil akhirnya berbeda? Apakah ada


pengerjaan yang salah? Jelaskan

52
Unit Pembelajaran
Integral

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2019/2020
Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013
Kelas : XII Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Matematika Nama Penyusun : Sigit
Buku Pengetahuan/ Aplikasi Penalaran
KOMPETENSI DASAR Pemahaman √
Sumber :
4.10. Menyelesaikan masalah yang Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
berkaitan dengan integral tak tentu Soal Untuk menentukan luas daerah dibawah ini,
(anti turunan) fungsi aljabar
LINGKUP MATERI 2

Integral
MATERI
Luas daerah

INDIKATOR SOAL
Diberikan suatu cara pengerjaan, siswa
dapat memberikan alasan suatu
pengerjaan benar atau salah.
seorang guru membagi daerah menjadi 𝐿1 dan
𝐿2 kemudian dihitung masing-masing
selanjutnya dijumlahkan.
a. Apakah cara demikan benar? Jelaskan
b. Apakah boleh dihitung langsung dengan
2
∫−3(𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥))𝑑𝑥 ? Mengapa? Jelaskan

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

54
Unit Pembelajaran
Integral

KESIMPULAN

Pemahaman terkait integral merupakan bagian yang amat penting untuk


belajar lebih lanjut mengenai kalkulus. Integral dikenal sebagai topik dalam
matematika yang banyak penerapannya, baik dalam matematika maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Integral sejatinya merupakan topik yang sangat
komplek, namun dalam unit ini hanya dibahas pada bagian yang relevan
dengan pembelajaran di sekolah.
Terkait dengan pembelajaran, guru perlu merancang dan melaksanakan
pembelajaran mengenai integral secara efektif yang salah satu caranya
melalui pemanfaatan unit ini. Sebagai penyempurnaan, guru tetap harus
kreatif dalam mengembangkan pembelajaran dengan menambahkan atau
mengkombinasi dari sumber lain yang relevan.

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

56
Unit Pembelajaran
Integral

UMPAN BALIK

Setelah mempelajari paket atau unit ini Anda diharapkan sudah memahami
integral dan aplikasinya serta mampu menerapkan dalam pembelajaran di
kelas. Bahan-bahan atau kegiatan tambahan yang relevan perlu untuk
ditambahkan demi kesempurnaan pembelajaran.

Untuk memperkirakan keberhasilan dalam memanfaatkan paket atau unit


ini, Anda dapat melakukan evaluasi pada siswa terkait integral. Apabila hasil
sesuai harapan berarti Anda berhasil, namun jika tidak maka Anda perlu
mencermati kembali hal-hal yang perlu untuk dibenahi.

57

Anda mungkin juga menyukai