Anda di halaman 1dari 108

Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN KIMIA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

Senyawa Hidrokarbon
Penulis:
Sigit Sugiharto, S.Pd

Penyunting:
Dr. Muntholib, S.Pd., M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 7


DAFTAR GAMBAR ______________________________ 9
DAFTAR TABEL _______________________________ 11
PENDAHULUAN _______________________________ 13
KOMPETENSI DASAR ___________________________ 15
A. Target Kompetensi ________________________________________________________ 15
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 15
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 17
1. Hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari ______________________________ 17
2. Pengelasan logam dengan LPG ____________________________________________ 18
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 21
A. Soal USBN-JATIM SMK 2018-38 __________________________________________ 21
B. Soal USBN-JATIM SMK-2019-38 KTSP ___________________________________ 22
C. Soal USBN-JATIM SMK-2019-38 Kurikulum 2013 ______________________ 23
D. Soal SBMPTN 2016 ________________________________________________________ 24
E. Soal UN SMA 2014 no. 19 _________________________________________________ 25
F. Soal UN-SMK-TEK-07-24 __________________________________________________ 26
G. Soal UN-SMK-TEK-05-24 __________________________________________________ 27
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 29
Aktivitas Pembelajaran _______________________________________________________ 29
Aktivitas 1______________________________________________________________________ 29
1. Menganalisis struktur senyawa hidrokabon ______________________________ 30
2. Lembar Kerja Peserta Didik 1 ______________________________________________ 32
Aktivitas 2 ______________________________________________________________________ 34
1. Menganalisis sifat senyawa hidrokabon ___________________________________ 34
2. LKPD 2. Menganalisis sifat fisika dan kimia hidrokarbon ________________ 37

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 3 ______________________________________________________________________ 43
1. Menganalisis Emisi Gas Buang _____________________________________________ 43
2. LKPD 3. Menganalsis dampak pembakaran _______________________________ 46
BAHAN BACAAN _______________________________ 49
1. HIDROKARBON ______________________________________________________________ 49
2. ALKANA ______________________________________________________________________ 52
3. ISOMER ALKANA ____________________________________________________________ 53
4. TATA NAMA ALKANA _______________________________________________________ 55
5. SIFAT-SIFAT ALKANA_______________________________________________________ 60
6. ALKENA ______________________________________________________________________ 63
7. ISOMER ALKENA ____________________________________________________________ 64
8. TATA NAMA ALKENA _______________________________________________________ 65
9. SIFAT-SIFAT ALKENA _______________________________________________________ 66
10. ALKUNA ___________________________________________________________________ 68
11. ISOMER ALKUNA _________________________________________________________ 69
12. TATA NAMA ALKUNA____________________________________________________ 70
13. SIFAT-SIFAT ALKUNA ___________________________________________________ 71
14. Dampak Pencemaran Pembakaran Hidrokarbon Bagi Kesehatan dan
Lingkungan ________________________________________________________________________ 73
15. Pengendalian terhadap dampak dari hidrokarbon ____________________ 82
PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________ 85
A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 85
B. Mengembangkan Soal HOTS _______________________________________________ 96
KESIMPULAN ________________________________ 103
UMPAN BALIK _______________________________ 105

8
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Tabung gas LPG ______________________________________________________ 17


Gambar 2. Pengelasan Logam ___________________________________________________ 18
Gambar 3. Reaksi pembakaran gas asetilna ____________________________________ 20
Gambar 3. Aparatus Orsat_______________________________________________________ 46
Gambar 4. Klasifikasi hidrokarbon _____________________________________________ 49
Gambar 5. Hidrokarbon alifatik jenuh alkana __________________________________ 50
Gambar 6. Hidrokarbon alifatik jenuh sikloalkana ____________________________ 50
Gambar 7. Hidrokarbon alifatik tidak jenuh alkena ___________________________ 51
Gambar 8. Hidrokarbon alifatik tidak jenuh alkuna ___________________________ 51
Gambar 9. Hidrokarbon aromatik benzena ____________________________________ 51
Gambar 10. Senyawa alkana yang tidak mempunyai isomer rangka ________ 53
Gambar 11. Isomer rangka pada senyawa butana _____________________________ 53
Gambar 12. Nama senyawa alkana berantai lurus_____________________________ 55
Gambar 13. Penentuan rantai utama senyawa alkana ________________________ 56
Gambar 14. Penentuan nomor pada tata nama senyawa alkana _____________ 56
Gambar 15. Penentuan nama cabang pada tata nama senyawa alkana ______ 57
Gambar 16. Penulisan nama alkana bercabang ________________________________ 58
Gambar 17. Pemilihan rantai dengan cabang terbanyak ______________________ 58
Gambar 18. Pemilihan prioritas cabang penamaan senyawa alkana ________ 59
Gambar 19. Titik didih n-alkana dan isoalkana ________________________________ 61
Gambar 20. Pemanasan Global __________________________________________________ 76
Gambar 21. Aparatus Orsat ______________________________________________________ 84

9
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Nilai Pembakaran Campuran Gas dengan Oksigen __________________ 19


Tabel 2. Titik didih alkana _______________________________________________________ 38
Tabel 3 Titik didih alkena _______________________________________________________ 38
Tabel 4. Titik didih alkuna _______________________________________________________ 38
Tabel 5. Titik didih beberapa struktur rantai __________________________________ 39
Tabel 6. Baku mutu udara ambien nasional ____________________________________ 47
Tabel 7. Deret homolog alkana __________________________________________________ 52
Tabel 8. Jumlah isomer beberapa senyawa alkana ____________________________ 54
Tabel 9. Beberapa nama dan struktur alkil ____________________________________ 56
Tabel 10. Deret homolog alkena ________________________________________________ 64
Tabel 11. Sifat fisika alkena______________________________________________________ 66
Tabel 12. Deret homolog alkuna ________________________________________________ 69
Tabel 13. Sifat fisika alkuna _____________________________________________________ 71
Tabel 14. Dampak kesehatan beberapa jenis hidrokarbon ___________________ 74
Tabel 15. Dampak Pemaparan Karbon Monoksida (CO) Terhadap Tubuh __ 77

11
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

PENDAHULUAN

Unit pembelajaran Kimia Hidrokarbon jenjang SMK Bidang Keahlian


Teknologi dan Rekayasa ini disusun sebagai salah satu bahan rujukan dalam
program Peningkatkan Kompetensi Pembelajaran (PKP). Ruang lingkup unit
pembelajaran kimia hidrokarbon ini merujuk pada kompetensi dasar SMK
Teknologi Rekayasa revisi 2017 terkait dengan materi pembelajaran pada
Kompetensi Dasar 3.9 dan 4.9 dan naskah soal Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN). Unit pembelajaran ini ditulis sebagai upaya membantu guru
dalam meningkatkan kompetensi pembelajaran kimia berbasis pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skill).

Topik unit pembelajaran Hidrokarbon yang dikembangkan pada program


Peningkatkan Kompetensi Pembelajaran ini terdiri atas subtopik struktur
senyawa hidrokarbon, sifat senyawa hidrokarbon, dampak pembakaran
senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta cara
mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon. Unit ini dilengkapi
dengan aktivitas pembelajaran menggunakan model-model pembelajaran,
strategi dan teknik pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD),
serta pengembangan soal HOTS dilengkapi dengan instrumen penilaian
dengan harapan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta
mengembangkan rasa keingintahuan bagi peserta didik.

Unit Peningkatkan Kompetensi Pembelajaran Hidrokarbon ini dapat


digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas dengan menuangkannya
dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta dapat digunakan
bersama-sama dengan buku guru dan buku siswa, serta sumber-sumber
lainnya untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran.

Agar dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam upaya meningkatkan


kompetensi pembelajaran melalui uni ini, guru terlebih dahulu memahami

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

indikator pencapaian kompetensi, membaca bahan bacaan yang disediakan


kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan aktivitas pembelajaran yang
terkait dengan bahan bacaan tersebut, diikuti dengan mengerjakan soal –soal
HOTS dengan memperhatikan instrumen penilaian yang disediakan untuk
menilai aktivitas pembelajaran tersebut.

14
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas X semester 2:
Kompetensi Dasar Target Kompetensi
3.9 Menganalisis struktur, sifat 3.9.1 Menganalisis struktur senyawa
senyawa hidrokarbon serta hidrokarbon
dampak pembakaran senyawa 3.9.2 Menganalisis sifat senyawa
hidrokarbon terhadap hidrokarbon
lingkungan dan kesehatan 3.9.3 Menganalisis dampak
serta cara mengatasinya pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan
3.9.4 Menganalisis cara mengatasi
dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan
4.9 Mengatasi dampak 4.9.1 Mengatasi dampak pembakaran
pembakaran senyawa senyawa hidrokarbon terhadap
hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan
lingkungan dan kesehatan berdasarkan hasil analisis
berdasarkan hasil analisis struktur
struktur, sifat senyawa 4.9.2 Mengatasi dampak pembakaran
hidrokarbon senyawa hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan
berdasarkan sifat senyawa
hidrokarbon

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pengetahuan Indikator Keterampilan


Indikator Pendukung
3.9.1 Menjelaskan struktur 4.9.1 Mengumpulkan informasi
senyawa hidrokarbon tentang dampak pembakaran
senyawa hidrokarbon

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Indikator Pengetahuan Indikator Keterampilan


3.9.2 Mengidentifikasi struktur terhadap lingkungan dan
senyawa hidrokarbon kesehatan berdasarkan hasil
3.9.3 Menerapkan aturan analisis struktur
penamaan senyawa 4.9.2 Mengumpulkan informasi
hidrokarbon tentang dampak pembakaran
3.9.4 Menjelaskan isomer senyawa senyawa hidrokarbon
hidrokarbon terhadap lingkungan dan
3.9.5 Menjelaskan sifat senyawa kesehatan berdasarkan sifat
hidrokarbon senyawa hidrokarbon
3.9.6 Menuliskan persamaan reaksi
pembakaran senyawa
hidrokarbon
3.9.7 Menjelaskan kegunaan
senyawa hidrokarbon
Indikator Kunci
3.9.8 Menganalisis struktur 4.9.1 Mengatasi dampak
senyawa hidrokarbon pembakaran senyawa
3.9.9 Menganalisis sifat senyawa hidrokarbon terhadap
hidrokarbon lingkungan dan kesehatan
3.9.10 Menganalisis dampak berdasarkan hasil analisis
pembakaran senyawa struktur
hidrokarbon terhadap 4.9.2 Mengatasi dampak
lingkungan dan kesehatan pembakaran senyawa
3.9.11 Menganalisis cara mengatasi hidrokarbon terhadap
dampak pembakaran lingkungan dan kesehatan
senyawa hidrokarbon berdasarkan sifat senyawa
terhadap lingkungan dan hidrokarbon
kesehatan
Indikator Pengayaan

16
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

APLIKASI DI DUNIA NYATA

1. Hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari

Gambar 1. Tabung gas LPG


Sumber https://www.blanja.com/katalog/p/hap/tabung-gas-elpiji-3kg-isi-full-
pertamina-23123998

Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau gas petroleum cair merupakan gas
hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas sebagai
hasil penyulingan minyak mentah, berwujud gas dalam keadaan normal
tapi dapat dikompresi menjadi cairan dengan menambah tekanan atau
menurunkan suhu. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana
(C4H10) serta hidrokarbon ringan lainnya dalam jumlah kecil, yaitu etana
(C2H6) dan pentana (C5H12).. Uap LPG lebih berat dari udara, sehingga uap LPG
dapat mengalir di dekat permukaan tanah dan turun hingga ke tingkat yang
paling rendah dari lingkungan dan dapat terbakar pada jarak tertentu dari
sumber kebocoran. Untuk membantu pendeteksian kebocoran ke udara, LPG
biasanya ditambah bahan yang berbau seperti Ethyl Mercaptane.

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Selain digunakan sebagai bahan bakar, gas LPG digunakan pula sebagai
bahan penekan serta untuk hasil produksi yang berjenis spray, seperti
deodorant, minyak wangi spray, cat pylox, dan kosmetik sejenisnya.

2. Pengelasan logam dengan LPG

Gambar 2. Pengelasan Logam


Sumber https://surabaya.proxsisgroup.com

Mengelas dengan gas LPG jadi terpikir untuk dicoba karena harga gas LPG
tabung 3 kg saat ini "hanya" berkisar seharga belasan ribuan rupiah
dibandingkan dengan harga gas asetilen (acetylene) atau karbid yang
mencapai ratusan ribu rupiah per tabungnya.
Pengelasan dengan bahan dasar gas awalnya dikenal dengan OAW (Oxy-
Acetylene Welding) dimana gas yang digunakan adalah campuran oksigen

18
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

dengan asetilen atau yang lebih banyak dikenal dengan karbit adalah
pengelasan dimana sumber panas berasal dari pembakaran gas. Pengelasan
OAW (Oxy-Acetylene Welding) merupakan pengelasan yang sangat tua,
ditemukan pada awal tahun 1900-an sebelum pengelasan menggunakan
busur listrik ditemukan. Seiring dengan perkembangan teknologi mulai
dikenal pengelasan gas menggunakan OFW (Oxy-Fuel Welding) dimana gas
yang digunakan adalah campuran oksigen dengan LPG (Liquid Petroleum
Gas). Terdapat perbedaan nilai panas yang dihasilkan dari pengelasan
menggunakan bahan gas tersebut seperti ditunjukkan dalam Tabel 1. Nilai
Pembakaran Campuran Gas dengan Oksigen.
Tabel 1. Nilai Pembakaran Campuran Gas dengan Oksigen

Sumber:
https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_11smk/Kelas_11_SMK_Teknik_Pengela
san_Oksi_Asetilena_3.pdf

Berdasarkan Tabel 1, panas pengelasan gas asetilena (C2H2) dapat mencapai


3.150 derajat Celcius, sedangkan dengan gas LPG (propana C3H8) hanya
menghasilkan 2.526 derajat Celcius, dengan kata lain perbedaan panas yang
dihasilkan gas asetilen dan LPG adalah sekitar 10%. Dengan memperhatikan
perbedaan suhu pengelasan yang dapat dicapai dengan gas LPG tersebut maka
diperkirakan hanya cocok untuk pengelasan lembaran tipis, hanya saja gas
LPG perlu penanganan yang baik karena sifatnya yang lebih mudah terbakar
dibandingkan dengan asetilena.

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Warna nyala dari reaksi pembakaran gas asetelina atau dikenal dengan oksi
asetilena berbeda pada bagiannya. Nyala bagian dalam pada ujung nyala
(kerucut nyala) terjadi reaksi antara C2H2 dengan oksigen menghasilkan gas
CO dan gas H2. Pada selubung luar terjadi reaksi gas CO atau H2 dengan oksigen
yang diambil dari udara seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:

Gambar 3. Reaksi pembakaran gas asetilna


Sumber: http://oto.teknik.ummgl.ac.id

20
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

SOAL-SOAL UN/USBN

Berikut contoh soal USBN pada topik hidrokarbon pada KD 3.9 Menganalisis
struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya
(Permendikbud No. 37 tahun 2018). Soal-soal ini disajikan agar dapat
dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta didik untuk menyelesaikannya.
Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi acuan ketika Saudara akan
mengembangkan soal yang setipe pada topik hidrokarbon

A. Soal USBN-JATIM SMK 2018-38

No. Soal
1. Berikut ini rumus struktur senyawa karbon
CH3-CH2-CH2-C(CH3)2-CH2-CH3
Nama dari senyawa diatas adalah…
A. heptana
B. Heksana
C. 4,4- dimetil heksana
D. 3,3-dimetil heksana
E. 3,3- dimetil heptana

Identifikasi
Kelas / Semester : X / Semester 2
Level Kognitif : L2
Indikator yang bersesuaian : 3.9.3 Menerapkan aturan penamaan senyawa
senyawa hidrokarbon
Diketahui : Rumus struktur senyawa hidrokarbon
Ditanyakan : Nama dari rumus struktur senyawa hidrokarbon
Materi yang dibutuhkan : Tatanama senyawa hidrokarbon

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Soal USBN-JATIM SMK-2019-38 KTSP

No. Soal
1. Nama yang tepat untuk senyawa di bawah ini adalah ….

A. 4-metil-2-pentena
B. 2-metil-3-pentena
C. 2-metil-3-pentana
D. 2-metil pentana
E. 2-metil- 3-pentena

Identifikasi
Kelas / Semester : X / Semester 2
Level Kognitif : L2
Indikator yang bersesuaian : 3.9.3 Menerapkan aturan penamaan senyawa
senyawa hidrokarbon
Diketahui : Rumus struktur senyawa hidrokarbon
Ditanyakan : Nama dari rumus struktur senyawa hidrokarbon
Materi yang dibutuhkan : Tatanama senyawa hidrokarbon

22
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

C. Soal USBN-JATIM SMK-2019-38 Kurikulum 2013

No. Soal
1. Berikut ini rumus struktur senyawa karbon
CH3-CH2-CH2-C(CH3)2-CH2-CH3
Nama dari senyawa di atas adalah…
A. heptatane
B. Heksana
C. 4,4- dimetil heksana
D. 3,3-dimetil heksana
E. 3,3- dimetil heptane

Identifikasi
Kelas / Semester : X / Semester 2
Level Kognitif : L2
Indikator yang bersesuaian : 3.9.3 Menerapkan aturan penamaan senyawa
senyawa hidrokarbon
Diketahui : Rumus struktur senyawa hidrokarbon
Ditanyakan : Nama dari rumus struktur senyawa hidrokarbon
Materi yang dibutuhkan : Tatanama senyawa hidrokarbon

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

D. Soal SBMPTN 2016

No. Soal
1. Perhatikan rumus bangkit senayawa diberikut!
H3C CH C C CH3

C2H5
Nama yang sempurna untuk senyawa tersebut ialah ...
A. 4-metil-2-heksuna
B. 4-etil-2-pentuna
C. 4-etil-2-pentena
D. 4-metil-2-heksena
E. 4-etilpentena

Identifikasi

Kelas / Semester : X / Semester 2

Level Kognitif : L2

Indikator yang bersesuaian : 3.9.3 Menerapkan aturan penamaan senyawa


senyawa hidrokarbon
Diketahui : Rumus struktur senyawa hidrokarbon

Ditanyakan : Nama dari rumus struktur senyawa hidrokarbon

Materi yang dibutuhkan : Tatanama senyawa hidrokarbon

24
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

E. Soal UN SMA 2014 no. 19

No. Soal
1. Di antara rumus struktur berikut yang mempunyai titik didih
tertinggi adalah ....

Identifikasi

Kelas / Semester : X / Semester 2

Level Kognitif : L2

Indikator yang bersesuaian : 3.9.9 Menganalisis sifat senyawa hidrokarbon

Diketahui : Rumus struktur senyawa hidrokarbon

Ditanyakan : Titik didih tertinggi

Materi yang dibutuhkan : Alkana

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

F. Soal UN-SMK-TEK-07-24

No. Soal
1. Perhatikan kelompok senyawa hidrokarbon berikut!
I. C2H2; C3H4; C4H6
II. C2H4; C3H6; C3H8
III. C2H4; C3H6; C4H8
IV. C2H6; C3H8; C4H10
V. C2H6; C3H8; C4H6
Yang merupakan kelompok senyawa jenuh adalah….
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V

Identifikasi
Kelas / Semester : X / Semester 2
Level Kognitif : L3
Indikator yang bersesuaian : 3.9.8 Menganalisis struktur senyawa
hidrokarbon

Diketahui : Rumus molekul senyawa hidrokarbon


Ditanyakan : Kelompok senyawa jenuh
Materi yang dibutuhkan : Alkana, alkena dan alkuna

26
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

G. Soal UN-SMK-TEK-05-24

No. Soal
1. Perhatikan kelompok senyawa hidrokarbon berikut!
I. C2H2; C3H4; C4H10
II. C2H4; C3H6; C3H8
III. C2H4; C3H6; C4H8
IV. C2H6; C3H8; C4H10
V. C2H6; C3H8; C4H6
Yang merupakan kelompok senyawa tak jenuh adalah.
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V

Identifikasi
Kelas / Semester : X / Semester 2
Level Kognitif : L3
Indikator yang bersesuaian : 3.9.8 Menganalisis struktur senyawa
hidrokarbon

Diketahui : Rumus molekul senyawa hidrokarbon


Ditanyakan : Kelompok senyawa tak jenuh
Materi yang dibutuhkan : Alkana, alkena dan alkuna

27
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

BAHAN PEMBELAJARAN

Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi uraian alternatif kegiatan pembelajaran yang yang


dapat diimplementasikan oleh Saudara ketika akan membelajarkan topik
hidrokarbon. Bahan pembelajaran dikembangkan dengan prinsip berpusat
pada peserta didik dan berusaha memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan
pembelajaran.

Aktivitas 1

Jika kita melakukan identifikasi isomer senyawa hidrokabon, tidak semua


struktur merupakan isomer dari senyawa hidrokabon tersebut, mengapa?

Jika kita melakukan identifikasi isomer senyawa hidrokabon, rumus struktur


yang dihasilkan dibatasi dengan tatanama sesuai aturan, mengapa?

Jika kita melakukan identifikasi isomer senyawa hidrokabon, rumus struktur


yang dihasilkan berupa gugus fungsi yang berbeda, mengapa?

Dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita lakukan


aktivitas-aktivitas pada pertemuan ini: 1) Menganalisis struktur senyawa
hidrokarbon berdasarkan data yang diberikan; dan 2) Presentasi dan diskusi
mengenai struktur senyawa hidrokarbon.

Aktivitas pembelajaran di pertemuan 1 ini akan mencapai indikator 3.9.1,


3.9.2, 3.9.3, 3.9.4 dan 3.9.8 yang dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning. Sintaks yang akan dilalui adalah 1)
Orientasi peserta didik kepada masalah; 2) Mengorganisasikan peserta didik;
3) Membimbing penyelidikan individu dan kelompok; 4) Mengembangkan dan

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menyajikan hasil karya; dan 5) Menganalisa dan mengevaluasi proses


pemecahan masalah,.

1. Menganalisis struktur senyawa hidrokabon

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan perbedaan rumus molekul dengan rumus struktur kimia;
b. Menganalisis rumus struktur yang sesuai dengan rumus molekul;
c. Menuliskan nama dari rumus struktur sesuai aturan IUPAC
d. Mengidentifikasi gugus fungsi dari senyawa hidrokarbon melalui rumus
struktur

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 kali pertemuan x 2 JP

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:

-LKPD 1. Menganalisis rumus struktur yang sesuai dari suatu rumus molekul
hidrokarbon

Kegiatan yang Saudara lakukan sebagai berikut:

Tahap 1: Orientasi Peserta Didik kepada Masalah


a. Memfasilitasi peserta didik untuk mengerjakan LKPD 1. Secara umum
kegiatannya adalah sebagai berikut :
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, petunjuk, atau referensi yang
diperlukan dalam pembelajaran.
 Melakukan brainstorming mengenai hubungan rumus molekul dengan
rumus struktur dan mengajak peserta didik memperkirakan rumus
struktur yang sesuai dari suatu rumus molekul.
 Mengkondisikan peserta didik untuk berkelompok.
 Membagikan LKPD 1. Menganalisis rumus struktur yang sesuai dari
suatu rumus molekul hidrokarbon.

30
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

 Menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari LKPD 1 dan


memberi kesempatan peserta didik untuk menyampaikan pertanyaan
terkait kegiatan yang akan mereka lakukan.
Tahap 2: Mengorganisasikan Peserta Didik
a. Pada tahap ini guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut, yang kegiatannya adalah sebagai berikut:
 Peserta didik mengkaji LKPD 1. Menganalisis rumus struktur yang sesuai
dari suatu rumus molekul hidrokarbon, mempelajari data yang terdapat
pada LKPD 1, dan mendiskusikan jawabannya dengan teman
sekelompok.
 Peserta didik mendiskusikan hal-hal yang harus dikerjakan, konsep-
konsep yang harus didiskusikan, dan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab.
Tahap 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
a. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi untuk menciptakan
dan membangun ide mereka sendiri dalam memecahkan masalah, melalui
kegiatan :
 Menganalisis rumus struktur yang sesuai dari suatu rumus molekul
hidrokarbon;
 Mengumpulkan informasi melalui studi literatur dan diskusi kelompok
untuk mencari jawaban memecahkan masalah tersebut.
Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Pada tahap ini peserta didik merencanakan dan menyiapkan laporan
dengan cara berbagi tugas dengan teman untuk membuat laporan.

Tahap 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


a. Pada tahap ini peserta didik mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari melalui diskusi kelas untuk menganalisis hasil

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pemecahan masalah tentang rumus struktur yang sesuai dari suatu rumus
molekul hidrokarbon

2. Lembar Kerja Peserta Didik 1

LKPD 1. Menganalisis rumus struktur molekul hidrokarbon

LKPD 1. Menganalisis rumus strukur yang sesuai dari


suatu rumus molekul hidrokarbon

I. Tujuan
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan perbedaan rumus molekul dengan rumus struktur
kimia;
b. Menganalisis rumus struktur yang sesuai dengan rumus molekul;
c. Menuliskan nama dari rumus struktur sesuai aturan IUPAC
d. Mengidentifikasi gugus fungsi dari senyawa hidrokarbon melalui
rumus struktur
II. Dasar Teori
Rumus molekul memberikan informasi mengenai perbandingan atom-
atom yang menyusun suatu senyawa kimia tertentu. Rumus struktur
merupakan representasi grafis dari struktur molekul yang
menunjukan bagaimana atom tersusun. Rumus struktur memberikan
representasi geometrik lengkap dari struktur molekul. Sebagai contoh,
banyak senyawa kimia ada dalam bentuk isomer yang berbeda, yang
memiliki struktur enansiomerik yang berbeda namun memiliki rumus
kimia yang sama. Rumus struktur dapat menunjukkan pengaturan
atom dalam ruang tiga dimensi dengan cara yang mungkin tidak dapat
dilakukan oleh rumus kimia.

32
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

III. Kegiatan
Untuk lebih memahami materi ini, kerjakanlah kegiatan-kegiatan berikut!

Kegiatan 1 : Isomeri Hidrokarbon


Perhatikan rumus molekul senyawa hidrokarbon berikut ini:
C4H10, C5H10 C6H10 C7H16 C8H14 C9H18
C10H20 C11H24 C12H20
Berdasarkan rumus molekul senyawa di atas, jawablah
pertanyaan dibawah ini

a. Kelompokan rumus molekul senyawa di atas berdasarkan


deret homolog

b. Gambarkan semua rumus struktur- yang mungkin dari tiap-


tiap rumus molekul di atas

c. Beri nama rumus struktur-rumus struktur yang sesuai dari


tiap-tiap rumus molekul di atas berdasarkan aturan IUPAC

d. Kelompokan rumus struktur-rumus struktur yang sesuai dari


tiap-tiap rumus molekul di atas berdasarkan gugus fungsinya

Kesimpulan

………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 2

Hidrokarbon secara umum berdasarkan gugus fungsinya dapat dibedakan


menjadi alkana, alkena dan alkuna, bagaimana cara membedakannya,
manakah yang memiliki titik didih lebih tinggi, dan manakah yang
menghasilkan suhu yang lebih tinggi ketika dibakar?

Dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita lakukan


aktivitas-aktivitas pada pertemuan ini: 1) Menganalisis sifat fisika senyawa
hidrokabon; (2) Menganalisis sifat kimia senyawa hidrokabon; dan 3)
Presentasi dan diskusi mengenai sifat fisika dan kimia sen.yawa hidrokarbon.

Aktivitas pembelajaran di pertemuan 2 ini akan mencapai indikator 3.9.5,


3.9.6, dan 3.9.9 yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning. Sintaks yang akan dilalui adalah 1) Orientasi peserta
didik kepada masalah; 2) Mengorganisasikan peserta didik; 3) Membimbing
penyelidikan individu dan kelompok; 4) Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya; dan 5) Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah,.

1. Menganalisis sifat senyawa hidrokabon


Tujuan Aktivitas Pembelajaran:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:
a. Menganalisis sifat fisika hidrokabon
b. Menganalisis sifat kimia hidrokabon

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 kali pertemuan x 2 JP

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:

-LKPD2. Menganalisis sifat fisika dan kimia hidrokarbon

Kegiatan yang Saudara lakukan sebagai berikut:

34
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Tahap 1: Orientasi Peserta Didik kepada Masalah


a. Memfasilitasi peserta didik untuk mengerjakan LKPD 2. Secara umum
kegiatannya adalah sebagai berikut :
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, petunjuk, atau referensi yang
diperlukan dalam pembelajaran.
 Melakukan brainstorming mengenai hubungan antara jumlah rantai
karbon dengan titik didih, hubungan antara jenis rantai (lurus atau
bercabang) dengan titik didih, manakah yang mudah terbakar alkana,
alkena atau alkuna?
 Membagikan LKPD 2. Menganalisis sifat fisika dan kimia hidrokarbon.
 Menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari LKPD 2 dan
memberi kesempatan peserta didik untuk menyampaikan pertanyaan
terkait kegiatan yang akan mereka lakukan.

Tahap 2: Mengorganisasikan Peserta Didik


a. Pada tahap ini guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut, yang kegiatannya adalah sebagai berikut:
 Peserta didik mengkaji LKPD 2. Menganalisis sifat fisika dan kimia
hidrokarbon, mempelajari data yang terdapat pada LKPD 2, dan
mendiskusikan jawabannya dengan teman sekelompok.
 Peserta didik mendiskusikan hal-hal yang harus dikerjakan, konsep-
konsep yang harus didiskusikan, dan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab.

Tahap 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


a. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi untuk menciptakan
dan membangun ide mereka sendiri dalam memecahkan masalah, melalui
kegiatan :
 Menganalisis sifat fisika dan kimia hidrokarbon.

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

 Mengumpulkan informasi melalui studi literatur dan diskusi kelompok


untuk mencari jawaban memecahkan masalah tersebut.

Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


a. Pada tahap ini peserta didik merencanakan dan menyiapkan laporan
dengan cara berbagi tugas dengan teman untuk membuat laporan.

Tahap 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


a. Pada tahap ini peserta didik mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari melalui diskusi kelas untuk menganalisis hasil
pemecahan masalah tentang sifat fisika dan kimia hidrokarbon.

36
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

2. LKPD 2. Menganalisis sifat fisika dan kimia hidrokarbon

LKPD 2. Menganalisis sifat fisika dan kimia hidrokarbon

I. Tujuan
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:
a. Menganalisis sifat fisika senyawa hidrokarbon
b. Menganalisis sifat kimia senyawa hidrokarbon

II. Dasar Teori


Sifat fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa
membentuk zat baru. Sifat ini dapat diamati tanpa mengubah zat-zat
penyusun materi tersebut. Sifat fisika antara lain wujud zat, warna,
bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan, kelarutan,
kekeruhan, kemagnetan, dan kekentalan. Sifat kimia adalah perubahan
yang dialami suatu benda yang membentuk zat baru. Ciri-ciri suatu zat
yang berhubungan dengan terbentuknya zat jenis baru. Contoh sifat
kimia antara lain mudah terbakar, mudah busuk, mudah meledak ,
beracun, dan berkarat (korosif).

III. Kegiatan
Untuk lebih memahami materi ini, kerjakanlah kegiatan-kegiatan
berikut!

2. Menganalisis struktur senyawa hidrokabon


Tujuan Aktivitas Pembelajaran:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:
e. Menjelaskan perbedaan rumus molekul dengan rumus struktur kimia;
f. Menganalisis rumus struktur yang sesuai dengan rumus molekul;
g. Menuliskan nama dari rumus struktur sesuai aturan IUPAC
h. Mengidentifikasi gugus fungsi dari senyawa hidrokarbon melalui rumus
struktur 37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan 1 : Sifat fisika hidrokarbon

Perhatikan Tabel 2, 3 4, dan 5 yang berisi tentang titik didih


alkana, alkena, alkuna dan struktur rantai.
Tabel 2. Titik didih alkana

Tabel 3 Titik didih alkena

Tabel 4. Titik didih alkuna

38
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Tabel 5. Titik didih beberapa struktur rantai

Perhatikan Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5 untuk menjawab


pertanyaan di bawah ini !

a. Berdasarkan Tabel 2 Titik didih alkana, bagaimana hubungan antara


Mr dengan titik didihnya?
……………………………………………………………………………………………………
b. Berdasarkan Tabel 3 Titik didih alkena, bagaimana hubungan antara
Mr dengan titik didihnya?
……………………………………………………………………………………………………
c. Berdasarkan Tabel 4 Titik didih alkuna, bagaimana hubungan
antara Mr dengan titik didihnya?
……………………………………………………………………………………………………
d. Berdasarkan Tabel 5 Titik didih beberapa struktur rantai,
bagaimana hubungan antara struktur rantai dengan titik didihnya?
……………………………………………………………………………………………………
e. Dalam senyawa hidrokabon dengan gugus fungsi yang sama
semakin besar Mr titik didih cenderung semakin
……………………………………………………………………………………………………
f. Dalam senyawa hidrokabon dengan jumlah atom karbon yang sama
senyawa yang cenderung memiliki titik didih tinggi dengan gugus
fungsi
……………………………………………………………………………………………………

g. Dalam senyawa hidrokabon dengan jumlah atom karbon yang sama


senyawa yang cenderung memiliki titik didih tinggi dengan struktur
rantai
……………………………………………………………………………………………………

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kegiatan 2 : Sifat kimia hidrokarbon


1. Tujuan
o Menganalisi sifat kimia hidrokarbon
2. Alat dan bahan
o Tabung Reaksi 4 buah
o Selang plastik 1 buah
o Sumbat karet 1 buah
o Pipet tetes 2 buah
o Kaca arloji
o Korek api 1 buah
o Kompor gas 1 buah
o Klem dan statif 1 buah
o Kalsium Karbida
o Minyak tanah
o Bensin
o Gas elpiji
o Air brom (Br2) 1%
Bensin
3. Prosedur kerja
1) Pembuatan gas asetilena
a.. Masukkan beberapa butir pecahan kalsium karbida ke dalam
tabung reaksi pipa samping ( tabung harus betul-betul kering)
b. Memasang selang lebih kurang 25 cm pada pipa tersebut
c. Memasang sumbat gabus pada tabung reaksi pipa samping
yang di selipkan pipet tetes di tengah sumbat dan pipet tetes di
isi penuh dengan air
d. Di reaksikan karbid dengan air dengan cara meneteskan air
pada butiran karbid

40
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

2) Uji Bromin
Siapkan empat tabung reaksi beri label sesuai dengan nama
zat yang akan diuji, tambahkan masing-masing 1 mL air
brom 1%, aliri tabung reaksi pertama dengan gas elpiji,
tabung kedua dengan gas asetilina, tabung ketiga dengan 10
tetes minyak tanah dan tabung keempat dengan 10 tetes
bensin. Amati apakah perubahan warna yang terjadi!
3) Pembakaran/Oksidasi
Siapkan dua kaca arloji, tambahkan minyak tanah pada kaca
arloji yang pertama dan bensin pada kaca arloji kedua
masing-masing 5 tetes kemudian nyalakan dengan korek api.
Amati nyala api yang terbentuk dan warna asapnya. Lakukan
hal yang sama untuk gas elpiji dengan langsung menyalakan
melalui kompor gas dan gas asetilena dengan menyalakan
langsung dengan korek api melalui selang.
4. Data Pengamatan
1) Uji Bromin
No Sampel Perubahan Warna Air Brom
1 Minyak Tanah
2 Bensin
3 LPG
4 Asetilina
2) Uji Pembakaran
No Sampel Warna Nyala Asap
1 Minyak Tanah
2 Bensin
3 LPG
4 Asetilina
Pembakaran/Oksidasi

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. Pertanyaan dan diskusi


Berdasarkan data pengamatan dan studi literasi, jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1) Sebutkan komponen dan komposisi dari LPG !
2) Gas apakah yang terjadi sewaktu karbit diberi air?
3) Tuliskan reaksi yang terjadi dari LPG setelah dimasukkan ke
dalam air brom!
4) Tuliskan reaksi yang terjadi sewaktu karbit diberi air!
5) Tuliskan reaksi yang terjadi dari gas karbit setelah
dimasukkan ke dalam air brom!
6) Tuliskan reaksi pembakaran dari gas karbit dan LPG
7) Bagaimana hubungan warna nyala dengan temperaturnya?
/Oksidasi
Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..

7. Menganalisis struktur senyawa hidrokabon


Tujuan Aktivitas Pembelajaran:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:
y. Menjelaskan perbedaan rumus molekul dengan rumus struktur kimia;
z. Menganalisis rumus struktur yang sesuai dengan rumus molekul;
42
aa. Menuliskan nama dari rumus struktur sesuai aturan IUPAC
bb. Mengidentifikasi gugus fungsi dari senyawa hidrokarbon melalui rumus
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Aktivitas 3

Hidrokarbon banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sebutkan


contoh penggunaan hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari?

Isu global terkait dampak penggunaan hidrokarbon sebagai bahan bakar


adalah terjadinya global worming, bagaimana ini terjadi?

Demikian pula terkait upaya memperkecil dampak penggunaan hidrokarbon


sebagai bahan bakar melalui pengendalian dari emisi gas buang, bagaimana
hubungan pengendalian emisi gas buang terhadap upaya mengurangi dampak
pembakaran bahan bakar hidrokarbon?

Dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita lakukan


aktivitas-aktivitas pada pertemuan ini: 1) Menganalisis dampak pembakaran
senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan (2) Menganalisis
cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan; dan 3) Presentasi dan diskusi hasil menganalisis
dampak dan cara mengatasinya dari pembakaran senyawa hidrokarbon
terhadap lingkungan dan kesehatand.
Aktivitas pembelajaran di pertemuan 3 ini akan mencapai indikator 3.9.7,
3.9.10, dan 3.9.11 yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning. Sintaks yang akan dilalui adalah 1) Orientasi peserta
didik kepada masalah; 2) Mengorganisasikan peserta didik; 3) Membimbing
penyelidikan individu dan kelompok; 4) Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya; dan 5) Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah,.

1. Menganalisis Emisi Gas Buang


Tujuan Aktivitas Pembelajaran:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Menganalisis dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap


lingkungan dan kesehatan
b. Menganalisis cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon
terhadap lingkungan dan kesehatan

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 1 kali pertemuan x 3 JP

Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:

 LKPD3. Menganalisis dampak pembakaran dan cara mengatasi dampak


pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan

Kegiatan yang Saudara lakukan sebagai berikut:

Tahap 1: Orientasi Peserta Didik kepada Masalah


a. Memfasilitasi peserta didik untuk mengerjakan LKPD 3. Secara umum
kegiatannya adalah sebagai berikut :
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, petunjuk, atau referensi yang
diperlukan dalam pembelajaran.
 Melakukan brainstorming mengenai penggunaan hidrokabon dalam
kehidupan sehari-hari, bagaimana dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan, bagaimana prinsip
dari emsi gas buang sebagai upaya mengatasi dampak pembakaran
senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan?
 Membagikan LKPD 3. Menganalisis dampak pembakaran dan cara
mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan.
 Menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari LKPD 3 dan
memberi kesempatan peserta didik untuk menyampaikan pertanyaan
terkait kegiatan yang akan mereka lakukan.

44
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Tahap 2: Mengorganisasikan Peserta Didik


b. Pada tahap ini guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut, yang kegiatannya adalah sebagai berikut:
 Peserta didik mengkaji LKPD 3. Menganalisis dampak pembakaran dan
cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap
lingkungan dan kesehatan, mempelajari data yang terdapat pada LKPD
3, dan mendiskusikan jawabannya dengan teman sekelompok.
 Peserta didik mendiskusikan hal-hal yang harus dikerjakan, konsep-
konsep yang harus didiskusikan, dan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab.

Tahap 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok


c. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi untuk menciptakan
dan membangun ide mereka sendiri dalam memecahkan masalah, melalui
kegiatan :
 Dampak pembakaran dan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan.
 Mengumpulkan informasi melalui studi literatur dan diskusi kelompok
untuk mencari jawaban memecahkan masalah tersebut.

Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


d. Pada tahap ini peserta didik merencanakan dan menyiapkan laporan
dengan cara berbagi tugas dengan teman untuk membuat laporan.

Tahap 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


e. Pada tahap ini peserta didik mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari melalui diskusi kelas untuk menganalisis dampak
pembakaran dan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan.

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. LKPD 3. Menganalsis dampak pembakaran

LKPD 3. Menganalisis Dampak Pembakaran Dan Cara


Mengatasi Dampak Pembakaran Senyawa Hidrokarbon
Terhadap Lingkungan Dan Kesehatan

Kegiatan 1. Analisis Emisi Gas Buang Hasil Pembakaran Senyawa


Hidrokarbon Menggunakan Metode Orsat

Agar lebih memahami emisi gas buang hasil pembakaran senyawa


hidrokabon, anda dapat melakukan kegiatan berikut
Perhatikan gambar Aparatus Orsat berikut!

Tujuan A ktivitas Pem


Gambar 4. Aparatus Orsat
Sumber: http://wacolab.com

Berdasarkan gambar Aparatus Orsat di atas, jawablah pertanyaan dibawah


ini !
1. Bagaimana cara kerja dari alat Aparatus Orsat?
2. Bagaimana reaksi yang terjadi dalam tabung A?
3. Bagaimana reaksi yang terjadi dalam tabung B?
4. Bagaimana reaksi yang terjadi dalam tabung C?.

belajaran:
Setelah melakukan aktivitas ini diharapkan peserta mampu:
cc. Menjelaskan perbedaan rumus molekul dengan rumus struktur kimia;
dd. Menganalisis rumus struktur yang sesuai dengan rumus molekul;
46
ee. Menuliskan nama dari rumus struktur sesuai aturan IUPAC
ff. Mengidentifikasi gugus fungsi dari senyawa hidrokarbon melalui rumus
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Kegiatan 2. Analisis Nilai Pencemar Hidrokarbon

Perhatikan tabel baku mutu udara ambien nasional berikut!


Tabel 6. Baku mutu udara ambien nasional

No. Parameter Waktu Baku Mutu Metode Peralatan

Pengukuran Analisis

1 SO2 1 Jam 900 ug/Nm3 Pararosanilin Spektrofotometer


3
(Sulfur Dioksida) 24 Jam 365 ug/Nm

1 Thn 60 ug/Nm 3

3
2 CO 1 Jam 30.000 ug/Nm NDIR NDIR Analyzer
3
(Karbon 24 Jam 10.000 ug/Nm
Monoksida)

1 Thn -

3 NO2 1 Jam 400 ug/Nm3 Saltzman Spektrofotometer


3
(Nitrogen Dioksida) 24 Jam 150 ug/Nm

1 Thn 100 ug/Nm3

3
4 O3 1 Jam 235 ug/Nm Chemiluminescent Spektrofotometer

(Oksidan) 1 Thn 50 ug/Nm 3

3
5 HC 3 Jam 160 ug/Nm Flame Ionization Gas

Sumber Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 41 tahun 1999


Berdasarkan tabel baku mutu udara ambien nasional di atas, jawablah
pertanyaan dibawah ini !
1. Nilai ambang dari pembakaran hidrokarbon 160 µg/Nm3, jika
dinyatakan dalam ppm adalah ……
2. Apakah yang terjadi jika kadar hidrokarbon melebihi nilai baku
mutu bagi kesehatan manusia?
3. Apakah yang terjadi jika kadar hidrokarbon melebihi nilai baku
mutu bagi lingkungan?
4. Bagaimana cara mengurangi dampak dari pembakaran
hidrokarbon?

47
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

BAHAN BACAAN

1. Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling
sederhana karena hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa hidrokarbon
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu senyawa hidrokarbon alifatik dan aromatik.

Gambar 5. Klasifikasi hidrokarbon


Sumber: http://repository.ut.ac.id/4577/1/PEKI4203-M1.pdf

Hidrokarbon alifatik berdasarkan jenis ikatan antar karbonnya, dapat


mempunyai ikatan karbon-karbon jenuh ikatan tunggal karbon-karbon, (C-C),
tetapi dapat juga mempunyai ikatan karbon-karbon tak jenuh (ikatan karbon-
karbon rangkap dua (C=C), atau rangkap tiga (C≡C). Baik pada hidrokarbon
jenuh maupun tidak jenuh dapat mempunyai jenis rantai karbon yang terbuka,
maupun rantai tertutup (alisiklis). Kelompok hidrokarbon jenuh berantai
terbuka dikenal dengan nama alkana, sedangkan kelompok hidrokarbon jenuh
berantai tertutup dikenal dengan nama sikloalkana. Walaupun berbeda jenis
rantai karbonnya, alkana dan sikloalkana mempunyai sifat fisik dan reaktivitas

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kimia yang serupa. Sementara itu, kelompok hidrokarbon tak jenuh berantai
terbuka yang mempunyai ikatan rangkap dua C=C dikenal dengan nama
alkena, sedangkan yang mempunyai ikatan rangkap tiga C≡C dikenal dengan
nama alkuna. Kelompok hidrokarbon alifatis yang merupakan rantai tertutup
dan mempunyai ikatan rangkap dua, dikenal dengan nama sikloalkena,
sedangkan yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut dengan sikloalkuna.
Pada umumnya senyawa alifatik mudah terbakar (flammable) sehingga sering
digunakan sebagai bahan bakar, seperti metana untuk bahan bakar kompor
dan asetilen untuk pengelasan (welding). Berdasarkan jenis ikatan antar
atom karbonnya senyawa hidrokarbon alifatik dapat dibedakan sebagai
berikut:
a) Hidrokarbon alifatik jenuh
Senyawa hidrokarbon alifatik jenuh adalah adalah senyawa hidrokarbon
yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja serta mengandung
jumlah atom hidrogen maksimal untuk setiap atom karbonnya, yang
termasuk dalam golongan ini adalah alkana dan sikloalkana .
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh
H H H H

H C C C C H atau dituliskan H3C CH2 CH2 CH3

H H H H

Gambar 6. Hidrokarbon alifatik jenuh alkana

H2 H2
C C
H2C CH2 H2C CH2
H2C CH2

H2C CH2 H2C CH2


H2C CH2
C
H2
Gambar 7. Hidrokarbon alifatik jenuh sikloalkana

b) Hidrokarbon alifatik tak jenuh

50
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh adalah adalah senyawa


hidrokarbon alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau
rangkap tiga serta mengandung jumlah atom hidrogen kurang dari
maksimal untuk setiap atom karbonnya. Golongan yang memiliki ikatan
antar atom C rangkap dua dinamakan alkena, sedangkan golongan yang
memiliki ikatan antar atom C rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh
senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh

H H H H

H C C C C H atau dituliskan H2C CH CH2 CH3

H H H H
Gambar 8. Hidrokarbon alifatik tidak jenuh alkena
H H H H

H C C C C H atau dituliskan HC C CH2 CH3

H H H H

Gambar 9. Hidrokarbon alifatik tidak jenuh alkuna

Senyawa hidrokarbon aromatik adalah senyawa hidrokarbon yang terdiri dari


6 atom karbon dengan ikatan tunggal dan atau ikatan ganda di antara atom-
atom karbonnya yang membentuk rantai benzena. Contoh senyawa
hidrokarbon aromatik:

H
C
HC CH

HC CH
C
H

Gambar 10. Hidrokarbon aromatik benzene

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Alkana

Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2 dengan n = 1,2,3,…. merupakan


senyawa hidrokarbon dengan karakteristik seluruh ikatannya adalah ikatan
kovalen tunggal. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh, sehingga
memiliki jumlah atom H yang maksimum yang terikat pada setiap atom
karbonnya. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar
bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Senyawa alkana paling
sederhana adalah adalah metana (CH4). Dalam molekul metana satu atom C
mengikat 4 atom H. Metana dapat menurunkan senyawa alkana lainnya. Jika
satu atom H pada metana diganti dengan atom C, maka akan terbentuk etana.
Berdasarkan tetravalensi atom C, maka atom C kedua akan mengikat 3 atom
H, sehingga rumus molekul etana adalah C2H6. Perhatikan deret homolog alkana
berikut.

Tabel 7. Deret homolog alkana

Rumus Jumlah Titik Didih


Nama Struktur
molekul atom C (0C)
Metana CH4 CH4 1 -161.6
Etana C2H6 H3C CH3 2 -86.6
Propana C3H8 H3C CH2 CH3 3 -42.1
Butana C4H10 H3C (CH2)2 CH3 4 -0.5
Pentana C5H12 H3C (CH2)3 CH3 5 36.1
Heksana C6H14 H3C (CH2)4 CH3 6 68.7
Heptana C7H16 H3C (CH2)5 CH3 7 98.4
Oktana C8H18 H3C (CH2)6 CH3 8 125.7
Nonana C9H20 H3C (CH2)7 CH3 9 150.8
Dekana C10H22 H3C (CH2)8 CH3 10 174.0

Berdasarkan tabel deret homolog alkana dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Setiap berbeda jumlah atom C sebanyak 1 maka struktur akan


berbeda CH2 (Mr=14)
b. Titik didih meningkat dengan bertambahnya jumlah atom karbon.

52
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

3. Isomer Alkana

Atom karbon mampu membentuk senyawa hidrokarbon rantai lurus maupun


bercabang. Senyawa alkana dengan jumlah C yang sama dapat mempunyai
struktur yang berbeda. Semakin banyak jumlah atom C, semakin banyak
struktur molekul yang dapat dibentuk. Senyawa yang mempunyai rumus
molekul dan gugus fungsi yang sama tetapi mempunyai kerangka (rantai
karbon utama) yang berbeda dinamakan isomer kerangka. Pada 3 suku
pertama senyawa alkana, yaitu metana (CH4), etana (C2H6), dan propana(C3H8)
tidak mempunyai isomer rangka, karena hanya memiliki satu struktur rangka.

H H H H H H

H C H H C C H H C C C H

H H H H H H

a. Metana b. Etana c. Propana

Gambar 11. Senyawa alkana yang tidak mempunyai isomer rangka

Butana (C4H10) mempunyai dua isomer, karena ada dua struktur yang dapat
terbentuk dengan rumus molekul C4H10, yaitu:
H3C CH2 CH2 CH3 H3C CH CH3

CH3

a. C4H10 b. C4H10

Gambar 12. Isomer rangka pada senyawa butana

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh soal 1.1

Berapakah jumlah isomer rangka yang dapat diidentifikasi dari C5H12 ?

Strategi:

Untuk molekul hidrokarbon dengan atom C kurang dari 8 adalah relatif


mudah menentukan isomer rangka dengan mencoba-coba

Pembahasan:

I. Pertama tuliskan struktur rantai lurusnya

II. Kedua tuliskan stuktur rantainya dengan membuat 1 atom C sebagai


cabang

III. Ketiga tuliskan struktur cabang lain yang mungkin

Secara umum jumlah isomer rangka pada senyawa alkana dapat dilihat pada
tabel 8 berikut:

Tabel 8. Jumlah isomer beberapa senyawa alkana

Rumus molekul Jumlah Isomer Rumus molekul Jumlah Isomer


CH4 1 C6H14 5
C2H6 1 C7H16 9
C3H8 1 C8H18 18

54
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Rumus molekul Jumlah Isomer Rumus molekul Jumlah Isomer


C4H10 2 C9H20 35
C5H12 3 C10H22 75

4. Tata Nama Alkana

Banyaknya kemungkinan struktur senyawa karbon dengan jumlah C yang


sama, menyebabkan perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan
jumlah atom C dan rumus strukturnya secara lebih spesifik. Aturan pemberian
nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh International Union of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC) agar dapat digunakan secara internasional.

Aturan tata nama alkana

1. Rantai karbon tidak bercabang (lurus)

Jika dalam rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih,
maka nama senyawa alkana diberi nama awalan n- (normal),
sebagai contoh

H3C CH2 CH2 CH3 n-butana

H3C CH2 CH2 CH2 CH3 n-pentana

H3C CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 n-heksana

Gambar 13. Nama senyawa alkana berantai lurus

2. Jika rantai karbon bercabang


a. Tentukan rantai utama, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu
ke ujung yang lain. Rantai utama diberi nama alkana, sebagai contoh

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

H3C CH CH2 CH2 CH2 CH2 CH3

CH2

CH3

Gambar 14. Penentuan rantai utama senyawa alkana


rantai utama terdiri dari 8 atom C, sehingga diberi nama oktana.

b. Berilah nomor sehingga cabang berada pada nomor terkecil dari rantai
utama, sebagai contoh

3 4 5 6 7 8
H3C CH CH2 CH2 CH2 CH2 CH3

2 CH2

1 CH3

Gambar 15. Penentuan nomor pada tata nama senyawa alkana

c. Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk.
Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur
alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut:
Tabel 9. Beberapa nama dan struktur alkil

Nama Struktur
Metil CH3
Etil CH2 CH3
Propil CH2 CH2 CH3

CH CH3
Isopropil
CH3

Butil CH2 CH2 CH2 CH3

56
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Nama Struktur
Isobutil
CH2 CH CH3

CH3

s.butil
CH CH2 CH3

CH3

t.butil
CH3

C CH3

CH3

etil

CH3

CH2
3 4 5 6 7 8
H3C CH CH CH CH2 CH2 CH3

metil 2 CH2 CH3

1 CH3 metil

Gambar 16. Penentuan nama cabang pada tata nama senyawa alkana

d. Urutan penulisan nama senyawa alkana


Urutan penulisan nama untuk senyawa alkana bercabang, yaitu (1)
nomor cabang-nama cabang nama rantai induk (2) jika terdapat lebih
dari satu alkil sejenis, maka tulis nomor cabang dari alkil sejenis dan
beri awalan alkil dengan di, tri, tetra,penta dan seterusnya sesuai
dengan jumlah alkil sejenis, dan (3) jika terdapat dua atau lebih jenis
alkil, maka nama-mana alkil disusun menurut abjad sesuai alphabet,
sebagai contoh berikut:

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

etil

CH3

CH2
3 4 5 6 7 8
H3C CH CH CH CH2 CH2 CH3

metil
2 CH2 CH3

1 CH3 metil

5-etil-3,4-dimetioktana
Gambar 17. Penulisan nama alkana bercabang

e. Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka
pilih rantai induk yang mempunyai cabang lebih banyak, sebagai contoh

H3C CH2 CH CH2 CH2 CH2 CH3

HC CH3

CH3

3-isopropilheptana

H3C CH2 CH CH2 CH2 CH2 CH3

HC CH3

CH3

3-etil-2-metilheptana
Gambar 18. Pemilihan rantai dengan cabang terbanyak
Sesuai aturan pemilihan rantai dengan jumlah cabang terbanyak maka
penamaan yang tepat adalah 3-etil-2-metilheptana.
f. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang
lebih kecil, sebagai contoh

58
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

H3C CH2 CH CH2 CH2 CH2 CH3

CH2
CH3

CH3 metil

etil
Gambar 19. Pemilihan prioritas cabang penamaan senyawa alkana

Sesuai aturan prioritas cabang dengan jumlah atom C terbanyak maka


penamaan yang tepat adalah 3-etil-5-metilheptana

Contoh soal 2.1

Berilah nama senyawa berikut !

Startegi
Gunakan aturan IUPAC mulai dengan menentukan rantai utama, memberi
nomor rantai dengan memperhatikankan cabang dan awalan alkil untuk
alkil lebih dari satu
Pembahasan

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh soal 2.2

Berilah nama pada struktur senyawa alkane berikut ?

Strategi:
Gunakan aturan penamaan IUPAC dengan memilih rantai terpanjang dengan
jumlah cabang terbanyak sebagai rantai utama, urutan nama cabang sesuai
alphabet, dan gunakan di, tri, …. untuk jumlah cabang yang sama lebih dari 1
Pembahasan:

3,5-dietil-2,2-dimetiloktana

5. Sifat-Sifat Alkana

a) Sifat fisika
1. Wujud
Pada suhu kamar (20 0C), empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga
suku ke 16 berwujud cair, dan suku di atasnya berwujud padat.

60
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

3. Kelarutan alkana
Ikatan pada alkana terdiri dari C dan H yang merupakan ikatan kovalen non
polar karena kecilnya perbedaan keelektronegatifan antara C dan H, sehingga
alkana tidak larut dalam air. Namun demikian alkana dapat larut dalam pelarut
non polar, bahkan alkana seringkali digunakan sebagai pelarut senyawa-
senyawa non polar.
3. Titik didih alkana

Gambar 20. Titik didih n-alkana dan isoalkana


Sumber: Copy right © 2010 Pearson Prentice Hall, Inc

Pada antar-molekul alkana bekerja gaya Van der Waals, terdapat dua faktor
penentu untuk kekuatan gaya Van der Waals, yaitu jumlah elektron yang
mengelilingi molekul yang meningkat dengan berat molekul alkana dan luas
permukaan molekul alkana. Dari gambar 24 titik didih dari 20 suku pertama
senyawa normal alkana (n-alkana) cenderung meningkat dengan
bertambahnya berat molekulnya, hal ini terjadi karena gaya Van der Waals
semakin kuat dengan bertambahnya berat molekul. Kenaikkan titik didih
hampir berhubungan linear dengan berat molekulnya. Setiap bertambah 1

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

atom karbon dalam rantai karbon titik didih mengalami kenaikkan sebesar
20-30 ° C, sehingga hal ini merupakan salah satu sifat homolog alkana.
Dari gambar 24 juga diketahui titik didih n-alkana lebih tinggi dari isoakana
yang bersesuaian. Perbedaan struktur rantai pada alkana menghasilkan luas
permukaan yang berbeda, rantai lurus mempunyai luas permukaan yang lebih
besar daripada rantai bercabang. Luas permukaan berpengaruh terhadap
besarnya gaya Van der Waals, semakin luas permukaan molekul alkana yang
semakin besar nilai gaya Van der Waals.

b) Sifat kimia
1. Alkana sangat tidak reaktif terhadap sebagian besar pereaksi.
2. Oksidasi
Bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida dan uap air serta
energi (pembakaran sempurna)
CnH2n+2 + ((3n+1)/2)O2 → (n+1)H2O + nCO2 + energi

jika jumlah oksigen tidak mencukupi menghasilkan karbonmonoksida atau


karbon (pembakaran tidak sempurna)

CnH2n+2 + (n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nCO + energi

CnH2n+2 + (0.5n+0.5)O2 → (n+1)H2O + nC + energi

Energi yang dihasilkan meningkat untuk setiap pertambahan CH2 dalam


rantai karbon dan energi yang dihasilkan dari rantai karbon bercabang lebih
rendah daripada rantai lurus untuk jumlah atom karbon yang sama.

3. Substitusi
1) Halogenasi
Alkana dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2 ) menghasilkan
alkil halida. Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut
reaksi halogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida,

62
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

dimana atom hidrogen dari alkana akan disubstitusi oleh halogen


sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi. Halogenasi biasanya
menggunakan klor dan brom sehingga disebut
juga klorinasi dan brominasi. Halogen lain seperti fluor bereaksi
secara eksplosif sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat
bereaksi dengan alkana. Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 >
H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin >
klorin > brom > iodin.

Cl2
CH4 u.v CH3Cl + HCl

2) Nitrasi
Alkana dapat bereaksi dengan asam nitrat pada suhu 150-4750C
membentuk nitroalkana dengan hasil samping uap air.

CH4 + HO NO2 H3C NO2 + H2O

3) Sulfonasi
Alkana dapat bereaksi dengan asam sulfat berasap (oleum)
menghasilkan asam alkana sulfonat dan air.

CH4 + HO SO3H H3C SO3H + H2O

Dalam reaksi di atas terjadi penggantian satu atom H dari alkana oleh
gugus -SO3H, selanjutnya reaksi ini dikenal dengan sulfonasi dengan
laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1

6. Alkena

Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap


dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena.
Nama alkena sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran -ana

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

menjadi -ena.

Tabel 10. Deret homolog alkena


Rumus Jumlah
Nama Struktur
molekul atom C
Etena C2H4 H2C CH2 2
Propena C3H6 H2C CH2 CH3 3
Butena C4H8 H2C CH2 CH2 CH3 4
Pentena C5H10 H2C CH2 CH2 CH2 CH3 5

Dari tabel 10 di atas rumus molekul untuk alkena jumlah atom H selalu dua
kali jumlah atom C, sehingga secara umum dapat dirumuskan CnH2n

7. Isomer Alkena
Terdapat 3 jenis Isomer pada Alkena, yaitu:
a. Isomer Kerangka
Isomer kerangka pada alkena disebabkan oleh rumus molekul sama
kerangka karbon yang berbeda. Selain itu, isomer kerangka pada alkena
harus memiliki nomer ikatan rangkap yang sama.

H2C CH CH2 CH2 CH3 H2C CH CH CH3

CH3
1-pentena 3-metil-1-butena

b. Isomer Posisi
Isomer posisi pada alkena disebabkan oleh perbedaan posisi ikatan
rangkap pada rantai karbon.
H2C CH CH2 CH2 CH3 H2C CH CH CH2 CH3

1-pentena 2-pentena
c. Isomer Geometris
Isomer geometris pada alkena adalah kelompok senyawa isomer yang
disebabkan oleh perbedaan letak geometris dari gugus yang terikat pada
atom C berikatan rangkap

64
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

H3C CH3 H CH3


C C C C
H H H3C H
cis-2-butena trans-2-butena

8. Tata Nama Alkena


Aturan tata nama alkena

Tatanama sistematik menurut IUPAC untuk alkena mencakup sesuatu


perpanjangan dari aturan yang diterapkan untuk alkana.

1. Sebagai senyawaan induk diambil rantai atom karbon terpanjang yang


mengandung ikatan rangkap

2. Akhiran -ana dari nama hidrokarbon alkana padanannya digantikan


dengan akhiran -ena

3. Posisi ikatan rangkap dinyatakan oleh nomor rendah dari atom karbon,
dimana ikatan itu terletak. Nomor yang menyatakan posisi ini diletakkan di
depan nama senyawaan induknya. Gugus alkil yang terletak ke
senyawaan induk tandai seperti yang dilakukan pada hidrokarbon alkana

4. Jika suatu isomer geometri akan ditandai nama itu dimulai dengan cis
atau trans

Contoh

H H

H3C CH2 CH2 C C CH3 cis-2-heksena bukan cis-4-heksena

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

H CH3

H3C C C CH2 C CH3

CH2 CH3

CH3

trans-3-etil-5,5-dimetil-2-heksena bukan trans-4-etil-2,2-dimetil-4-heksena

9. Sifat-Sifat Alkena
1) Sifat fisika
Beberapa sifat fisika alkena dapat di lihat dalam tabel 6 berikut
Tabel 11. Sifat fisika alkena
Nama Rumus Titik Titik Kerapatan Wujud
Mr
alkena molekul leleh (oC) didih (oC) (g/Cm3) (250C)
Etena C2H4 28 -169 -104 0,568 Gas
Propena C3H6 42 -185 -48 0,614 Gas
1-Butena C4H8 56 -185 -6 0,630 Gas
1-Pentena C5H10 70 -165 30 0,643 Cair
1-Heksena C6H12 84 -140 63 0,675 Cair
1-Heptena C7H14 98 -120 94 0,698 Cair
1-Oktena C8H16 112 -102 122 0,716 Cair
1-Nonena C9H18 126 -81 147 0,731 Cair
1-Dekena C10H20 140 -66 171 0,743 Cair

Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa


1. Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku
berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika
cairan alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan
membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerapatan
cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan
air.

2. Titik didih dan titik leleh alkena seperti pada alkana meningkat dengan
bertambahnya berat atom

66
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

3. Kadar karbon alkena lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom
karbonnya sama.

2) Sifat kimia
Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua
buah atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari
alkena sehingga berdampak pada reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena,
yaitu adisi, polimerisasi dan pembakaran

2. Adisi alkena
Adisi adalah pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan
tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain. Pada adisi
alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C
sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C.

H H H H

C C + Cl2 Cl C C Cl

H H H H

3. Reaksi alkena dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi)


Hasil reaksi antara alkena dengan hidrogen halida dipengaruhi oleh
struktur alkena, apakah alkena simetris atau alkena asimetris. Hasil utama
reaksi dapat diramalkan menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika
suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama
reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam
ikatan rangkap yang terikat dengan lebih banyak atom H.

H H H H

C C + HCl Cl C C H

CH3 H CH3 H
4. Polimerisasi alkena

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi


molekul-molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang. Molekul
yang bergabung disebut monomer, sedangkan molekul raksasa yang
terbentuk disebut polimer.

H Cl H Cl H Cl H Cl

C C + nC C C C C C n

H H H H H H H H

5. Pembakaran alkena
Pembakaran alkena (reaksi alkena dengan oksigen) akan menghasilkan
CO2 dan H2O serta energi

H2C CH CH2 CH3 + O2 CO2 + H2O + energi


6. Reaksi dengan asam sulfat pekat
H3C HC CH CH3 + HOSO2H H3C CH CH H

H OSO2H
Hidrokarbon jenuh dan aromatik tidak bereaksi, sedangkan pada alkena
diperlukan katalis HgSO4

7. Uji Baeyer
Kalium permanganat dapat mengoksida hidrokarbon tidak jenuh, tetapi
tidak dengan hidrokarbon jenuh dan aromatic

H2O
3 R HC CH R + 2 KMnO4 3R CH CH R + MnO2 + 2 KOH
ungu coklat
OH OH

10. Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap
tiga. Suku alkana yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etuna. Nama
alkuna sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran - ana menjadi –
una seperti pada tabel berikut:

68
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Tabel 12. Deret homolog alkuna


Rumus Jumlah
Nama Struktur
molekul atom C
Etena C2H4 HC CH 2
Propena C3H6 HC C CH3 3
Butena C4H8 HC C CH2 CH3 4
Pentana C5H10 HC C (CH2)2 CH3 5

Dari tabel di atas rumus umum molekul alkuna dapat dirumuskan CnH2n-2

11. Isomer Alkuna


Terdapat 2 jenis Isomer pada Alkuna, yaitu:
a. Isomer Kerangka
Isomer kerangka pada alkuna disebabkan oleh rumus molekul sama
kerangka karbon yang berbeda. Selain itu, isomer kerangka pada alkuna
harus memiliki nomer ikatan rangkap yang sama.

HC C CH2 CH2 CH3 HC C CH CH3

CH3
1-pentuna 3-metil-1-butuna

b. Isomer Posisi

Isomer posisi pada alkuna disebabkan oleh perbedaan posisi ikatan


rangkap pada rantai karbon.

HC C CH2 CH2 CH3 H3C C C CH2 CH3

1-pentuna 2-pentuna

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

12. Tata Nama Alkuna


Aturan tata nama alkuna

Tatanama sistematik menurut IUPAC untuk alkuna mencakup sesuatu


perpanjangan dari aturan yang diterapkan untuk alkana.

1. Sebagai senyawaan induk diambil rantai atom karbon terpanjang yang


mengandung ikatan rangkap tiga.

2. Akhiran -ana dari nama hidrokarbon alkana padanannya digantikan


dengan akhiran -una

3. Posisi ikatan rangkap tiga dinyatakan oleh nomor rendah dari atom
karbon, dimana ikatan itu terletak. Nomor yang menyatakan posisi ini
diletakkan di depan nama senyawaan induknya. Gugus alkil yang terletak
ke senyawaan induk tandai seperti yang dilakukan pada hidrokarbon alkana

Contoh

H3C CH2 CH2 C C CH3 2-heksuna bukan 4-heksuna


H
H3C C C C CH3 4-metil-2-butuna bukan 2-metil-3-butuna

CH3
CH3

HC C CH2 C CH3

CH2 CH3
2-etil-4,4 dimetil-1-pentuna bukan 2,2-dimetil-4-etil-1-pentuna
CH3

70
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

13. Sifat-Sifat Alkuna


a) Sifat fisika
Beberapa sifat fisika alkuna, yaitu titik didih mirip dengan alkana dan
alkena. Semakin tinggi suku alkena, titik didih semakin besar. Kadar karbon
alkuna lebih tinggi daripada alkena dan alkana yang jumlah atom karbonnya
sama. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku berikutnya
berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat dapat di
lihat dalam tabel 13 berikut

Tabel 13. Sifat fisika alkuna

Rumus Titik Titik Kerapatan Wujud


Nama alkuna molekul Mr leleh (oC) didih (g/Cm3) (250C)
(oC)
Etuna C2H2 26 -81 -85 - Gas
Propuna C3H4 40 -103 -23 - Gas
1-Butuna C4H6 54 -126 8 - Gas
1-Pentuna C5H8 68 -90 40 0,690 Cair
1-Heksuna C6H10 82 -132 71 0,716 Cair
1-Hepuna C7H12 96 -81 100 0,733 Cair
1-Oktuna C8H14 110 -79 126 0,740 Cair
1-Nonuna C9H16 124 -50 151 0,766 Cair
1-Dekuna C10H18 138 -44 174 0,765 Cair

b) Sifat kimia
Sifat khas dari alkuna adalah terdapatnya ikatan rangkap tiga antara dua
buah atom karbon. Ikatan rangkap tiga ini merupakan gugus fungsional dari
alkuna sehingga berdampak pada reaksi-reaksi yang khusus bagi alkuna,
yaitu adisi, polimerisasi dan pembakaran

1. Adisi alkuna dengan halogen


H H H H

C C + Cl2 Cl C C Cl

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Selanjutnya,

H H H H

C C + Cl2 Cl C C Cl

Cl Cl Cl Cl

2. Reaksi alkuna dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi)


Hasil reaksi antara alkuna dengan hidrogen halida dipengaruhi oleh
struktur alkuna, apakah alkuna simetris atau alkuna asimetris. Hasil utama
reaksi dapat diramalkan menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika
suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama
reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam
ikatan rangkap yang terikat dengan lebih banyak atom H.

CH3 H CH3 H

C C + HCl Cl C C H

3. Polimerisasi alkuna
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi
molekul-molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang. Molekul
yang bergabung disebut monomer, sedangkan molekul raksasa yang
terbentuk disebut polimer.

H Cl H Cl H Cl H Cl

C C + nC C C C C C n

4. Pembakaran alkuna
Pembakaran alkuna (reaksi alkena dengan oksigen) akan menghasilkan
CO2 dan H2O serta energi

HC C CH2 CH3 + O2 CO2 + H2O + energi

72
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

14. Dampak Pencemaran Pembakaran Hidrokarbon Bagi Kesehatan dan


Lingkungan

Senyawa hidrokarbon banyak terdapat dalam minyak bumi dan gas alam.
Senyawa hidrokarbon dalam gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu
metana, etana, propana, dan butana. Sedangkan senyawa hidrokarbon yang
terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa
lain yang terkandung di dalam minyak bumi diantaranya adalah senyawa aromatik,
sulfur, oksigen, nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen
logam. Pada pembakaran senyawa hidrokarbon seperti gas alam dan minyak bumi
memberi dampak bagi kesehatan dan lingkungan sebagai berikut:,

1) Hidrokarbon

Pencemaran udara oleh hidrokarbon dapat berasal dari hidrokarbon yang


berwujud gas, cair, dan padat. Apabila hidrokarbon berwujud gas maka akan
tercampur bersama bahan pencemar lainnya. Apabila hidrokarbon berwujud
cairan maka hidrokarbon tersebut akan membentuk kabut
minyak (droplet) yang keberadaannya di udara akan sangat mengganggu
lingkungan. Sedangkan bahan pencemar hidrokarbon yang berwujud padatan
maka udara akan tampak seperti asap hitam. Jika pencemaran udara oleh
hidrokarbon juga disertai dengan bahan pencemar NOx maka dengan oksigen
bebas yang ada di udara akan membentuk Peroxy Acetyl Nirates (PAN).
Selanjutnya PAN ini bersama-sama dengan CO, Ozon akan membentuk kabut
foto kimia yang dapat merusak tanaman. Beberapa dari bahan bahan
pencemar hidrokarbon merupakan senyawa-senyawa yang bersifat
karsinogenik dan mutagenik, seperti formaldehid, etilen, benzena, metil
nitrit dan hidrokarbon poliaromatik (PAH). Emisi kendaraan bermotor yang
mengandung senyawa karsinogenik diperkirakan dapat menimbulkan tumor
pada organ lain selain paru-paru. Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan
bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic
aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

daerah yang padat lalulintasnya.. Sumber utama timbulnya PAH adalah gas
buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Toksisitas hidrokarbon
tergantung pada senyawa penyusun hidrokarbon tersebut. Pada umumnya
senyawa aromatik seperti benzena dan toluena, lebih beracun dari pada
hidrokarbon alifatik maupun hidrokarbon alisiklik. Pengaruh hidrokarbon
aromatik pada kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel 14 berikut.
Tabel 14. Dampak kesehatan beberapa jenis hidrokarbon

Jenis Hidrokarbon Konsentrasi (ppm) Dampak Kesehatan

Iritasi terhadap mukosa


100
Lemas (0,5-1 jam)
3000
Benzena (C6H6)
Paralysys (0,5-1 jam)
7500
Kematian (5-10 menit)
20000
Pusing lemah dan berkunang-
200 kunang setelah pemaparan 8
jam
Toluena (C7H8)
Kehilangan koordinasi bola
mata terbalik setelah
600
pemaparan 8 jam

Sumber: Ebezaner.dkk (2006). Pengaruh Bahan Bakar Transportasi Terhadap


Pencemaran Udara dan Solusinya

2) Karbondioksida
Gas CO2 dihasilkan secara alami dari proses pernafasan dan pembakaran
sempurna berbagai senyawa hidrokarbon. Gas CO2 tidak membahayakan
kesehatan tetapi pada konsentrasi tinggi dapat menyebankan pingsan karena
CO2 menggantikan posisi O2 di dalam tubuh sehinga tubuh kekurangan
oksigen. Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan
kadar CO2 di udara dapat meningkatkan suhu permukaan bumi. Peningkatan
suhu bumi karena meningkatnya kadar gas-gas rumah kaca
disebut pemanasan global. Pemanasan global mempengaruhi iklim,
mencairnya es di kutub, dan lain-lain. Jumlah penduduk, kendaraan

74
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

bermotor, dan industri yang menggunakan bahan bakar minyak bumi semakin
meningkat sehingga jumlah CO2 yang dihasilkan juga semakin meningkat.
Sementara jumlah pepohonan semakin berkurang karena pembukaan lahan
baru. Akibatnya, pemanfaatan CO2 oleh tumbuhan juga semakin berkurang
yang menyebabkan terganggunya keseimbangan CO2. Kadar CO2 di udara
menjadi berlebih dan membentuk lapisan CO2. Sinar ultra violet (UV) dan sinar
tampak yang berhasil menembus atmosfer bumi sebagian diserap oleh
berbagai makhluk maupun zat yang ada di bumi dan sebagian lagi dipantulkan
kembali ke angkasa dalam bentuk sinar inframerah (IR) yang lebih hangat.
Lapisan CO2 di atmosfer akan menahan sinar inframerah yang dipantulkan
bumi sehingga bumi tetap hangat karena sinar inframerah tersebut membawa
energi panas. Namun, jika lapisan CO2 terus bertambah maka akan
meningkatkan suhu bumi. Gejala pemanasan bumi akibat lapisan CO2 inilah
yang disebut dengan efek rumah kaca (green house effect).. Efek rumah kaca
ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena
tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata
sebesar 15 °C, bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C dari suhunya semula,
jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas
tersebut telah berlebihan di atmosfer akan mengakibatkan pemanasan global.

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumber: kompasiana.com
Gambar 21. Pemanasan Global
3) Karbon monoksida (CO)
Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari
bahan bakar hidroksrbon. Salah satunya adalah pembakaran bensin, di mana
pada pembakaran yang terjadi di mesin motor, dapat menghasilkan
pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut.
2 C8H18(g) + 17 O2(g) → 16 CO(g) + 18 H2O(g)
Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak
sempurna bensin adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada
proses industri, pembakaran sampah, pembakaran hutan, kapal terbang, dan
lain-lain. Namun demikian, penyebab utama banyaknya gas CO di udara adalah
pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang mencapai 59%. Gas CO tidak
berwarna dan berbau serta bersifat racun. Gas CO dapat menimbulkan rasa
sakit pada mata, saluran pernafasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam
darah melaui pernafasan, gas CO bereaksi dengan darah membentuk COHb
(karboksihemoglobin).
CO + Hb → COHb

76
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Afinitas CO terhadap Hb 300 kali lebih besar daripada O2, bahkan Hb yang telah
mengikat oksigen dapat diserang oleh CO. Jadi CO menghalangi fungsi vital Hb
untuk membawa oksigen bagi tubuh. Gejala-gejala keracunan CO antara lain,
pusing, rasa tidak enak pada mata, telinga berdengung, mual, muntah, detak
jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernapas, kelemahan otot-
otot, tidak sadar dan bisa meninggal dunia. Dampak pemaparan karbon
monoksida (CO) pada tubuh terdapat pada Tabel 15
Tabel 15. Dampak Pemaparan Karbon Monoksida (CO) Terhadap Tubuh

Kadar CO Waktu Kontak Dampak Bagi Tubuh


≤ 100 ppm Sebentar Dianggap aman
± 30 ppm 8 jam Tubuh Pusing dan mual
± 1000 ppm 1 jam Pusing Dampak Bagi dan kulit berubah
kemerah-merahan
± 1300 ppm 1 jam Kulit jadi merah tua dan rasa
pusing yang hebat
> 1300 ppm 1 jam Kematian
Sumber: Wardhana, 2004

4) Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas
SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak
mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah
bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau
H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-
benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi)
dan proses kimiawi lainnya. SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat
korosif (penyebab karat), beracun karena selalu mengikat oksigen untuk
mencapai kestabilan phasa gasnya. Sox menimbulkan gangguan sitem
pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm
menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau. Konsentrasi gas SOx
diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya)
manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm. Jadi dalam hal ini yang
dominan adalah gas SO2. Namun demikian gas tersebut akan bertemu dengan

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

oksigen yang ada diudara dan kemudian membentuk gas SO3 melalui reaksi
berikut :
2SO2 + O2 (udara) → 2SO3
Pembakaran hidrokarbon dan batubara menyebabkan kadar gas SOx diudara
meningkat. Reaksi antara gas SOx dengan uap air yang terdapat di udara akan
membentuk asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat dan asam
sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang
dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam. Hujan asam sangat merugikan
karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa
negara industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat
serius karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan
asam akan mengakibatkan lingkungan semakin parah.
.
Apabila asam sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut berkondensasi di udara
dan kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa
hujan asam tidak dapat dihindari lagi. Reaksinya adalah sebagai berikut :
SO2 + H2O → H2SO3
SO3 + H2O → H2SO4
Hujan asam ini dapat merusak tanaman, terkecuali tanaman hutan. Kerusakan
hutan ini akan mengakibatkan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang
subur.Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu
berkadar rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama
maka kerusakan tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm
sudah dapat merusakan tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di Udara
lingkungan dapat dilihat dari timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun.
Kalau waktu paparan lama, maka daun itu akan gugur. Hal ini akan
mengakibatkan produktivitas tanaman menurun. Walaupun SO2 yang
dihasilkan oleh aktivitas manusia hanya merupakan bagian kecil dari SO2 yang
ada diatmosfer, tetapi pengaruhnya sangat serius karena SO2 langsung dapat
meracuni makhluk disekitarnya. SO2 yang ada diatmosfer menyebabkan iritasi

78
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

saluran pernapasandan kenaikan sekresi mucus. Orang yang mempunyai


pernapasan lemah sangat peka terhadap kandungan SO2 yang tinggi
diatmosfer. Dengan konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat menyebabkan kematian
pada manusia.
5) Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen
mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NO. Sifat
gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangakn gas NO tidak berwarna dan
tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam
menyengat hidung. Kadar NOx diudara daerah perkotaan yang berpenduduk
padat akan lebih tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal
ini disebabkan karena berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan
manusia akan menambah kadar NOx di udara, seperti transportasi, generator
pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-lain.
Pencemaran gas NOx diudara teruatama berasal dari gas buangan hasil
pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau
mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar hidrokarbon. Keberadaan
NOx diudara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang mengikuti daur
reaksi fotolitik NO2 sebagai berikut :

NO2 + sinar matahari → NO + O

O + O2 → O3 (ozon)

O3 + NO → NO2 + O2

Ada dua cara untuk menghindari pembakaran tidak sempurna, maka


dilakukan 2 proses pembakaran yaitu :

a) Bahan bakar hidrokarbon dibakar pada temperatur tinggi dengan


sejumlah udara sesuai dengan persamaan stoikiometri, misalnya dengan
90 -95% udara. Pembakaran NO dibatasi tidak dengan adanya kelebihan
udara.

b) Bahan bakar dibakar sempurna pada suhu relatif rendah dengan udara
berlebih. Suhu rendah menghindarkan pembentukan NO.

79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kedua proses ini menurunkan pembentukan NO sampai 90%. NO2 pada


manusia dapat meracuni paru-paru, kadar 100 ppm dapat menimbulkan
kematian, 5 ppm setelah 5 menit menimbulkan sesak nafas.

6) Partikel timbal hitam

Emisi timbal pada lapisan atmosfir bumi dapat berbentuk gas dan partikulat.
Emisi Timbal dalam bentuk gas, berasal dari gas kendaraan bermotor. Emisi
tersebut merupakan hasil samping dari pembakaran hidrokarbon yang terjadi
dalam mesin kendaraan. Timbal yang merupakan hasil samping dari
pembakaran berasal dari senyawa tetrametil – timbal dan tetraetil – timbal
yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan
berfungsi sebagai anti ketuk ( anti-knock ) pada mesin – mesin kendaraan.
Timbal, yang banyak pada bahan bakar terutama bensin, diketahui bisa
menjadi racun yang merusak sistem pernapasan, sistem saraf, serta meracuni
darah. Hasil pembakaran dari bahan tambahan ( aditive) Timbal pada bahan
bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi Timbal in organik. Logam
berat Timbal yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur
dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat timbal akan
keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya.
Keberadaan timbal dalam tubuh dapat berpengaruh dan mengakibatkan
berbagai gangguan fungsi jaringan dan metabolisme. Gangguan mulai dari
sintesis haemoglobin darah, gangguan pada ginjal, system reproduksi,
penyakit akut atau kronik sistem syaraf serta gangguan fungsi paru-paru.
Pengaruh lain yang sangat mengkawatirkan kita, bahwa seorang anak kecil
dapat menurun dua point tingkat kecedasannya jika terdapat 10– 20 µg/dl pb
dalam dalam darahnya. Timbal yang diabsorsi diangkut oleh darah ke organ -
organ tubuh sebanyak 95% Pb dalam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian Pb
plasma dalam bentuk yang dapat berdifusi dan diperkirakan dalam
keseimbangan dengan pool Pb tubuh lainnya yang dibagi menjadi dua yaitu ke
jaringan lunak (sumsum tulang, sistim saraf, ginjal, hati) dan ke jaringan keras
(tulang, kuku, rambut, gigi. Gigi dan tulang panjang mengandung Pb yang lebih

80
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

banyak dibandingkan tulang lainnya. Pada gusi dapat terlihat lead line yaitu
pigmen berwarna abu abu pada perbatasan antara gigi dan gusi. Hal itu
merupakan ciri khas keracunan Pb. Pada jaringan lunak sebagian Pb disimpan
dalam aorta, hati, ginjal, otak, dan kulit. Timah hitam yang ada dijaringan lunak
bersifat toksik. Ekskresi Ekskresi Pb melalui beberapa cara, yang terpenting
adalah melalui ginjal dan saluran cerna. Ekskresi Pb melalui urine sebanyak
75 – 80%, melalui feces 15% dan lainnya melalui empedu, keringat, rambut,
dan kuku. Ekskresi Pb melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif
dan pasif kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar lainnya di dinding usus,
regenerasi sel epitel, dan ekskresi empedu. Sedangkan Proses eksres i Pb
melalui ginjal adalah melalui filtrasiglomerulus. Kadar Pb dalam urine
merupakan cerminan pajanan baru sehingga pemeriksaan Pb urine dipakai
untuk pajanan okupasional. Pada umumnya ekskresi Pb berjalan sangat
lambat. Timah hitam waktu paruh didalam darah kurang lebih 25 hari, pada
jaringan lunak 40 hari sedangkan pada tulang 25 tahun. Ekskresi yang lambat
ini menyebabkan Pb mudah terakumulasi dalam tubuh, baik pada pajanan
okupasional maupun non okupasional. Di dalam tubuh Pb dapat
menyebabkan keracunan akut maupun keracunan kronik. Jumlah Pb
minimal di dalam darah yang dapat menyebabkan keracunan berkisar
antara 60-100 mikro gram per 100 ml darah. Pada keracunan akut biasanya
terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau
menghirup uap Pb tersebut. Gejala-gejala yang timbul berupa mual,
muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak, anemi berat, kerusakan
ginjal bahkan kematian dapat terjadi dalam 1-2 hari. Kelainan fungsi otak
terjadi karena Pb ini secara kompetitif menggantikan mineral-mineral utama
seperti seng, tembaga, dan besi dalam mengatur fungsi mental
kita.Keracunan timbal kronik menimbulkan gejala seperti depresi, sakit
kepala, sulit berkonsentrasi, gelisah, daya ingat menurun, sulit tidur,
halusinasi dan kelemahan otot. Susunan saraf pusat merupakan organ
sasaran utama timbal.

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

15. Pengendalian terhadap dampak dari hidrokarbon


Hidrokarbon sebagai senyawa yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan
sehari-hari tentunya menjadi sebuah dilema ketika dampak dari
penggunaannya membahayakan manusia sendiri. Meski demikian, pada
dasarnya, pengolahan yang tidak baiklah sehingga senyawa tersebut menjadi
polutan. Oleh karena itu, pencegahan dari dampak negatif hidrokarbon sesuai
yang dirumuskan oleh Departemen Kesehatan adalah sebagai berikut :
 Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi gas buang secara berkala dan KIR
kendaraan.
c) Memasang filter pada knalpot.
 Sumber Tidak Bergerak
d) Memasang scruber pada cerobong asap.
e) Memodifikasi pada proses pembakaran.

1) Analisis Emisi Gas Buang


Salah satu upaya mengendalikan dan mencegah pencemaran hidrokarbon dan
mewujudkan perilaku sadar lingkungan baik dari sumber tidak bergerak
(industri) maupun sumber bergerak yaitu kendaraan bermotor. Karena itu secara
berkala kendaraan kita wajib diperiksakan emisi gas buangnya. Pada proses
pembakaran hidrokarbon. Ikatan hidrokarbon pada bahan bakar akan hanya
bereaksi dengan oksigen pada saat proses pembakaran sempurna, dan
menghasilkan air (H2O) serta karbondioksida (CO2) sedangkan Nitrogen
akan keluar sebagai N2. Sayangnya pada kondisi-kondisi tertentu
pembakaran menjadi tidak sempurna dan hal ini menghasilkan gas-gas
buang yang berbahaya bagi kehidupan, seperti terbentuknya karbon
monoksida (CO) dan juga Nitrogen oksida (NOx). Analisis komposis emisi
gas buang dapat dilakukan dengan Orsat Apparatus. Orsat Apparatus
merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur dan

82
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

menganalisa komposisi gas buang. Dalam Orsat Apparatus digunakan


larutan yang dapat mengikat gas tersebut dengan kata lain gas yang diukur
akan larut dalam larutan pengikat. Larutan tersebut berada dalam tiga
tabung dengan masing–masing larutan tersebut berisi larutan kalium
hidroksida KOH, larutan asam kalium pirogalik, dan larutan tembaga (II)
klorida (CuCl2). Masing-masing larutan tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda seperti dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut.
Larutan pertama adalah larutan kalium hidroksida (250 g KOH dalam 500
mL air suling) yang berfungsi untuk menangkap gas karbon dioksida.
Reaksi yang terjadi adalah :

2 KOH + CO2 K2CO3 + H2O

Larutan kedua adalah larutan alkali dari asam pirogalat (25 g asam
pirogalat + 200 g KOH in 500 mL of air distilasi) yang berfungsi menangkap
gas oksigen. Reaksi yang terjadi adalah :

C6H3(OH)3 + 2 KOH (jenuh) + O2 4 H2O + 2 C5H3OCOOK

Larutan ketiga adalah larutan amoniakal dari tembaga klorida (100 g


tembaga klorida + 125 mL ammonia cair + 375 mL air) untuk menangkap
gas karbon monoksida. Reaksi yang terjadi adalah :

dalam NH3(aq)
2 CuCl + 2 CO [CuCl(CO)]2

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumber: http://www. wacolab.com


Gambar 22. Aparatus Orsat

84
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian ini memuat contoh soal-soal topik hidrokabon yang muncul di Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN), ujian nasional (UN) maupun ujian
masuk perguruan tinggi negeri dengan metode pembahasan secara sistematis
dan konseptual. Contoh soal-soal yang dikembangkan dalam unit ini memuat
soal-soal HOTS yang dapat dijadikan acuan oleh guru untuk mengembangkan
soal-soal pada topik ini.

A. Pembahasan Soal-soal

Topik Hidrokarbon merupakan topik yang sering diujikan pada Ujian Sekolah
Berstandar Nasional (USBN), ujian nasional (UN) maupun ujian masuk
perguruan tinggi, untuk memperkaya wawasan dalam mengembangkan
kompetensi pembelajaran hidrokarbon ini, berikut dibahas soal-soal ujian
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), ujian nasional (UN) maupun ujian
masuk perguruan tinggi yang berkaitan dengan topik Hidrokarbon.

Soal 1:
USBN-JATIM SMK-2018-38
Berikut ini rumus struktur senyawa karbon
CH3-CH2-CH2-C(CH3)2-CH2-CH3
Nama dari senyawa di atas adalah…
A. heptana
B. Heksana
C. 4,4- dimetil heksana
D. 3,3-dimetil heksana
E. 3,3- dimetil heptana

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Strategi:

Dituliskan dulu dalam rumus struktur yang lengkap

CH3-CH2-CH2-C(CH3)2-CH2-CH3 menjadi

CH3

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3

CH3

Pembahasan:

 Tentukan rantai utama, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu
ke ujung yang lain
CH3

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3

CH3

 Berilah nomor sehingga cabang berada pada nomor terkecil dari rantai
utama

CH3

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3


6 5 4 3 2 1
CH3
 Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk.
Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur
alkilnya.

86
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

metil
CH3

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3


6 5 4 3 2 1
CH3
metil

 Urutan penulisan nama senyawa alkana


Urutan penulisan nama untuk senyawa alkana bercabang, yaitu (1)
nomor cabang-nama cabang nama rantai induk (2) jika terdapat lebih dari
satu alkil sejenis, maka tulis nomor cabang dari alkil sejenis dan beri awalan
alkil dengan di, tri, tetra,penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil
sejenis, dan (3) jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka nama-mana
alkil disusun menurut abjad sesuai alphabet

metil
CH3

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3


6 5 4 3 2 1
CH3
metil
3,3-dimetiheksana

Jawaban: D

Soal 2:
USBN-JATIM SMK-2019-38 KTSP
Nama yang tepat untuk senyawa di bawah ini adalah ….

A. 4-metil-2-pentena
B. 2-metil-3-pentena
C. 2-metil-3-pentana
D. 2-metil pentana
E. 2-metil- 3-pentena

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Strategi:

Perhatikan adanya ikatan rangkap 2 berarti gugus fungsi alkena

Pembahasan:

 Tentukan rantai utama, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu
ke ujung yang lain
H
H 3C CH C CH CH3

CH3

 Berilah nomor sehingga gugus fungsi berada pada nomor terkecil dari
rantai utama

H
H 3C CH C CH CH3
5 4 3 2 1
CH3
 Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk.
Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur
alkilnya.
H
H3C CH C CH CH3
5 4 3 2 1
CH3

 Urutan penulisan nama senyawa alkena


Urutan penulisan nama untuk senyawa alkena bercabang, yaitu (1)
nomor cabang-nama cabang-nomor posisi ikatan rangkap nama rantai induk
(2) posisi ikatan rangkap dinyatakan oleh nomor rendah dari atom karbon,
dimana ikatan itu terletak.

88
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

H
H3C CH C CH CH3
5 4 3 2 1
CH3

4-metil-2-pentena

Jawaban: A

Soal 3:
USBN-JATIM SMK-2019-38 Kurikulum 2013
Berikut ini rumus struktur senyawa karbon
CH3-CH2-CH2-C(CH3)2-CH2-CH3
Nama dari senyawa di atas adalah…
A. heptatane
B. Heksana
C. 4,4- dimetil heksana
D. 3,3-dimetil heksana
E. 3,3- dimetil heptane

Strategi:

Gambarkan dulu rumus struktur yang lebih lengkap

CH3-CH2-CH2-C(CH3)2-CH2-CH3
CH3

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3

CH3

Pembahasan:

 Tentukan rantai utama, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu
ke ujung yang lain

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

CH3

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3

CH3
 Berilah nomor sehingga cabang berada pada nomor terkecil dari rantai
utama
CH3

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3


6 5 4 3 2 1

CH3
 Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk.
Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur
alkilnya.

CH3 metil

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3


6 5 4 3 2 1

CH3
metil

 Urutan penulisan nama senyawa alkana


Urutan penulisan nama untuk senyawa alkana bercabang, yaitu (1)
nomor cabang-nama cabang-jumlah cabang nama rantai induk (2) jika
terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis nomor cabang dari alkil
sejenis dan beri awalan alkil dengan di, tri, tetra,penta dan seterusnya.

CH3 metil

H3C CH2 CH2 C CH2 CH3


6 5 4 3 2 1

CH3
metil
3,3-dimetilheksana

Jawaban: D

90
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Soal 4:
SBMPTN-2016
Perhatikan rumus bangkit senayawa diberikut!
CH3 —CH—C≡C —CH3
|
C2H5
Nama yang sempurna untuk senyawa tersebut ialah ...
A. 4-metil-2-heksuna
B. 4-etil-2-pentuna
C. 4-etil-2-pentena
D. 4-metil-2-heksena
E. 4-etilpentena

Strategi:

Perhatikan adanya ikatan rangkap 3 berarti gugus fungsi alkuna

Pembahasan:

 Tentukan rantai utama, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu
ke ujung yang lain
 Berilah nomor sehingga gugus fungsi berada pada nomor terkecil dari
rantai utama

H3C CH C C CH3
4 3 2 1

5
CH2

6
CH3

 Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk.
Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur
alkilnya.

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

H3C CH C C CH3
4 3 2 1

5
CH2

6
CH3

 Urutan penulisan nama senyawa alkuna


Urutan penulisan nama untuk senyawa alkena bercabang, yaitu (1)
nomor cabang-nama cabang-nomor posisi ikatan rangkap nama rantai induk
(2) posisi ikatan rangkap tiga dinyatakan oleh nomor rendah dari atom
karbon, dimana ikatan itu terletak.

H3C CH C C CH3
4 3 2 1

5
CH2

6
CH3

4-metil-2-heksuna

Jawaban: A

92
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Soal 5:
UN-SMA-14-19
Di antara rumus struktur berikut yang mempunyai titik didih tertinggi adalah
....

Strategi:
Perhatikan Sifat alkana yang berkenaan dengan titik didih.
Pembahasan:
 Semakin bertambah jumlah atom C, titik didih semakin tinggi.
 Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan
dengan alkana rantai bercabang.
 Semakin banyak cabang titik didih semakin tinggi.

Jawaban: D

Soal 6:
UAS-SMK-TEK-07-24
Perhatikan kelompok senyawa hidrokarbon berikut!
I. C2H2; C3H4; C4H6
II. C2H4; C3H6; C3H8
III. C2H4; C3H6; C4H8
IV. C2H6; C3H8; C4H10
V. C2H6; C3H8; C4H6

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Yang merupakan kelompok senyawa jenuh adalah ...


A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V

Strategi:
Hidrokarbon jenuh adalah adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung
hanya ikatan tunggal antar unsur karbonnya dengan rumus umum CnH2n+2

Pembahasan:

I. C2H2; C3H4; C4H6 dapat dinyatakan dengan rumus umum CnH2n-2 (alkuna)
II. C2H4; C3H6 dapat dinyatakan dengan rumus umum CnH2n (alkena) tapi
C3H8 rumus umum CnH2n+2 (alkana)
III. C2H4; C3H6; C4H8 dapat dinyatakan dengan rumus umum CnH2n (alkena)
IV. C2H6; C3H8; C4H10 rumus umum CnH2n+2 (alkana)
V. C2H6; C3H8 rumus umum CnH2n+2 (alkana) dan C4H6 (alkuna)
Jawaban: C

Soal 7:
UN-SMK-05-24
Perhatikan kelompok senyawa hidrokarbon berikut!
I. C2H2; C3H4; C4H10
II. C2H4; C3H6; C3H8
III. C2H4; C3H6; C4H8
IV. C2H6; C3H8; C4H10
V. C2H6; C3H8; C4H6
Yang merupakan kelompok senyawa tak jenuh adalah.
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V

94
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Strategi:

Hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan


rangkap dua atau tiga antar senyawa karbonnya. Contohnya seperti senyawa
alkena dan alkuna. Alkena memiliki ikatan rangkap dua dengan rumus umum
CnH2n , dan alkuna memiliki ikatan rangkap tiga dengan rumus umum CnH2n-2.

Pembahasan:

I. C2H2; C3H4; dapat dinyatakan dengan rumus umum CnH2n-2 (alkuna) tapi
C4H10 rumus umum CnH2n+2 (alkana)
II. C2H4; C3H6; dapat dinyatakan dengan rumus umum CnH2n (alkena) tapi
C3H8 rumus umum CnH2n+2 (alkana)
III. C2H4; C3H6; C4H8 dapat dinyatakan dengan rumus umum CnH2n (alkena)
IV. C2H6; C3H8; C4H10 rumus umum CnH2n+2 (alkana)
V. C2H6; C3H8 rumus umum CnH2n+2 (alkana) dan C4H6 CnH2n-2 (alkuna)
Jawaban: C

Soal 8:
UNAS-SMK-03-33
Fungsi terpenting lapisan ozon di atmosfer adalah ...
A. penyerapan gas CO
B. pengoksidasi gas NO
C. pengoksidasi senyawa karbon
D. pemancar sinar ultra violet matahari
E. penyaring sinar ultra violet matahari

Pembahasan

Fungsi lapisan ozon yang berada di luar angkasa yang paling populer di
masyarakat adalah melindungi permukaan Bumi dari radiasi sinar ultraviolet
sinar matahari.

Jawaban : E

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pengembangan soal HOTS dilakukan untuk mengukur keterampilan berpikir


tingkat tinggi (C4, C5, atau C6), Soal-soal HOTS memberi penekanan lebih pada
proses (1) mentransfer fakta dari satu konteks ke konteks lain (2) memilih,
memproses, dan menerapkan informasi, (3) melihat keterkaitan antara
beberapa informasi yang berbeda, (4) menggunakan informasi untuk
menyelesaikan masalah, dan (5) menguji informasi dan gagasan secara kritis.
Penyusunan soal HOTS dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
berikut:
1) Menganalisis KD
2) Merancang stimulus
3) Menyusun kisi-kisi soal HOTS
4) Menulis soal pada kartu soal
Berikut adalah contoh soal HOTS dan pembahasannya pada topik
hidrokarbon, disajikan dalam kartu soal dan dilengkapi dengan kisi-kisi soal.

96
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

Kisi-kisi soal HOTS


KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN)
Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Mata Pelajaran : Kimia (Bidang Teknologi Rekayasa)
Alokasi Waktu : ……………..
Jumlah Soal : ………………………
Tahun Pelajaran : .........................

Level
Lingkup Indikator Bentuk
No Kompetensi Dasar Materi kogni
materi soal soal
tif
1 3.9 Menganalisis struktur, Sifat Titik Diberikan data C4 Pilihan
sifat senyawa senyawa didih nama senyawa ganda
hidrokarbon serta hidrokarbon senyawa hidrokarbon
dampak pembakaran hidrokar dengan rumus
senyawa hidrokarbon bon strukturnya,
terhadap lingkungan peserta didik
dan kesehatan serta mampu
cara mengatasinya menganalisis
titik didih
paling tinggi
dari senyawa
hidrokarbon
tersebut
dengan
benar
2 Struktur Tatanama Diberikan C4 Uraian
senyawa alkana gambar
karbon struktur
senyawa,
peserta dapat
menganalisi
tatanama yang
sesuai aturan
IUPAC.

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kartu soal HOTS pilihan ganda

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun pelajaran 20.../20....
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/ semester : X/1
Kurikulum : Kurikulum 2013 revisi 2017
Kompetensi 3.9 Menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon
dasar : serta dampak pembakaran senyawa hidrokarbon
terhadap lingkungan dan kesehatan serta cara
mengatasinya.
Materi : Titik didih senyawa hidrokarbon

Indikator soal Diberikan data nama senyawa hidrokarbon dengan


: rumus strukturnya, peserta didik mampu
menganalisis titik didih paling tinggi dari senyawa
hidrokarbon tersebut dengan benar
Level kognitif : C 4 (analisis)
Jenis soal : Pilihan Ganda
Butir soal

Perhatikan rumus struktur pada tabel berikut

Senyawa Rumus Struktur

n-heksana H3C CH2 CH2 CH2 CH2 CH3

2-metilpentana H3C CH CH2 CH2 CH3

CH3

3-metilpentana H3C CH2 CH2 CH2 CH3

CH3

n-heptana H3C CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3

98
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

2-metilheksana H3C CH CH2 CH2 CH2 CH3

CH3

Berdasarkan struktur senyawa hidrokarbon di atas yang memiliki titik


didih tertinggi adalah …..
B. 2-metilpentana
C. 3-metilpentana
D. n-heksana
E. 2-metilheksana
F. n-heptana

Kunci jawaban : E

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun pelajaran 20.../20....
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/ semester : X/1
Kurikulum : Kurikulum 2013 revisi 2017
Kompetensi 3.9 Menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon
dasar : serta dampak pembakaran senyawa hidrokarbon
terhadap lingkungan dan kesehatan serta cara
mengatasinya.
Materi : Tatanama senyawa alkana

Indikator soal : Diberikan gambar struktur senyawa, peserta dapat


menganalisi tatanama yang sesuai aturan IUPAC.
Level kognitif : C4
Jenis soal : Uraian
Butir soal
Perhatikan rumus struktur dari senyawa hidrokarbon berikut
CH3

H3C CH2 CH2 CH CH2 CH3

CH2 CH3

CH3

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan gambar struktur di atas nama yang tepat sesuai IUPAC dari
senyawa hidrokarbon tersebut adalah …..

Pembahasan dan pedoman penskoran

 Tentukan rantai utama, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu
ke ujung yang lain (Skor 1)
CH3

H3C CH2 CH2 CH CH2 CH3

CH2 CH3

CH3

 Berilah nomor sehingga cabang pada nomor terkecil dari rantai utama
(perhatikan prioritas penomoran) (Skor 1)

CH3

H3C CH2 CH2 CH CH2 CH3


5 4 3 2 1

CH2 CH3
6

7 CH3

 Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk.
Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur
alkilnya. (Skor 1)

100
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

CH3 metil

H3C CH2 CH2 CH CH2 CH3


5 4 3 2 1
metil
CH2 CH3 metil
6

7 CH3

 Urutan penulisan nama untuk senyawa alkana bercabang, yaitu (1)


nomor cabang-nama cabang nama rantai induk (2) jika terdapat lebih dari
satu alkil sejenis, maka tulis nomor cabang dari alkil sejenis dan beri
awalan alkil dengan di, tri, tetra,penta dan seterusnya sesuai dengan
jumlah alkil sejenis, dan (3) jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka
nama-mana alkil disusun menurut abjad sesuai alphabet
(Skor 1)

CH3 metil

H3C CH2 CH2 CH CH2 CH3


5 4 3 2 1
metil
CH2 CH3 metil
6

7 CH3 3,3,5-trimetilheksana

Pedoman penilaian

Jumlah skor diperoleh


Nilai = X Nilai maksimum
Skor maximum

101
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.9 Menganalisis struktur,


sifat senyawa hidrokarbon serta dampak pembakaran senyawa hidrokarbon
terhadap lingkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya, dan 4.9
Mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan
dan kesehatan berdasarkan hasil analisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon.
Kompetensi dasar pengetahuan menunjukkan bahwa indikator yang
dikembangkan harus mancapai level evaluasi (C4). Artinya, KD ini sudah
menuntut Saudara untuk melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
kepada peserta didik. Adapun KD keterampilan menuntut Saudara
memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal ini berarti Saudara perlu
memberikan ruang dan waktu kepada peserta didik untuk mengembangkan
kreativitasnya.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada topik Hidrokarbon menggunakan pendekatan
pembelajaran saintifik dan model Problem Base Learning, dengan metode
praktik dan diskusi melalui tiga kali pertemuan. Seperti telah diketahui, model
pembelajaran ini merupakan model yang dapat memberikan bekal
kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Ketika
implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan menggunakan LKPD yang
dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat kognitifnya
dan penguasaan keterampilan yang mengedepankan konstruktivisme. Dengan
penerapan model ini, peserta didik memperoleh konsep dengan
merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada topik Hidrokarbon terdiri atas: 1)


struktur senyawa hidrokarbon, (2) sifat senyawa hidrokarbon, (3) dampak

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta


($) cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon. Topik ini
merupakan konten yang kaya akan pengetahuan kontekstual bagi peserta
didik. Artinya, guru dapat mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk
menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan topik ini.
Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan artikel mengenai
hidrokarbon dalam kehidupan sehari=hari yang tidak dapat dilepaskan dari
aktivitas manusia sehari-hari dan pengelasan logam menggunakan LPG
sebagai alternatif dalam OFW (Oxy-Fuel Welding) dimana gas yang digunakan
adalah campuran oksigen dengan LPG. Selain itu, saudara dapat menyajikan
fenomena kontekstual melalui penyajian berita yang terdapat di media
informasi atau mendorong peserta didik menggali informasi kepada
narasumber yang relevan.

Berkaitan dengan penilaian, topik ini muncul dalam instrumen tes UN, USBN
dan tes lain yang relevan seperti tes SBMPTN. Jenis pertanyaan diajukan
bervariasi pada taraf level kogintif mulai C1 sampai C5 (L1, L2, dan L3). Oleh
karena itu, Saudara perlu meyakinkan bahwa peserta didik memahami topik
ini dengan baik melalui aktivitas pembelajaran yang dirancang secara baik
pula. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal pengetahuan
subtopik ini pada level berpikir tingkat tinggi sesuai dengan tuntutan KD.
Artinya, Saudara hendaknya memfasilitasi peserta didik agar mampu
memecahkan soal-soal yang mengedepankan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.

104
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen
ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya.
Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur
dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut saudara
tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1. Memahami dengan baik semua indikator yang telah
dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.
3 Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
yang dikembangkan.
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.

9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan


baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
tepat.
Jumlah

Jumlah Total

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini
dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai
Saudara memahaminya.
70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian
yang belum dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
> 90 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik.
Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP
untuk membelajarkan unit ini.

Selamat, Saudara telah selesai mempelajari Unit Hidrokarbon. Bagaimana


pengalaman Saudara dalam menyelesaikan unit ini? Apakah Saudara berhasil
memahami semua pembahasan yang terdapat dalam Unit Hidrokarbon ini?
Adakah kesulitan yang Saudara jumpai ketika mempelajarinya? Apakah ada
manfaat yang Saudara dapatkan setelah mempelajari unit ini?

Agar berhasil baik dalam mempelajari Unit Hidrokarbon ini, Saudara dapat
mengikuti petunjuk belajar berikut ini:
1. Bacalah uraian dan contoh-contoh dengan cermat dan berulang-ulang
sehingga Saudara benar-benar memahami dan menguasai materi yang ada
dalam unit ini.
2. Lakukanlah aktivitas-aktivitas yang dicontohkan oleh unit ini kepada
peserta didik Saudara di dalam kelas (aktivitas dapat dimodifikasi sesuai
kondisi kelas). Mintalah bantuan rekan guru, instruktur atau pengawas
untuk menjadi observer di kelas Saudara ketika Saudara melakukan

106
Unit Pembelajaran
Senyawa Hidrokarbon

aktivitas-aktivitas yang dicontohkan. Mintalah bantuan dan saran mereka


dalam rangka perbaikan pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
3. Jika Saudara masih mengalami kesulitan setelah mengikuti rambu-rambu
atau penjelasan dalam memahami materi serta melakukan aktivitas-
aktivitas yang terdapat di dalam unit ini, mintalah bantuan instruktur,
pengawas atau narasumber yang ada.

Selamat belajar, selamat bekerja, semoga sukses!

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

108

Anda mungkin juga menyukai