Anda di halaman 1dari 33

BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I

_________________________________________________________________________

BAB I
MATERI PENGUJIAN

1.1 JUDUL
PEMERIKSAAN (B-1)
KADAR AIR AGREGAT
( SNI 03-1971-1990 )
( AASHTO C 70-94 )
( ASTM C – 556-67 )

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air agregat
dengan cara pengeringan.
1.2.2 Tujuan pemeriksaan ini untuk memperoleh angkat persentase dari
kadar air yang di kandung oleh agregat.
1.2.3 Dapat menggunakan peralatan pengujian dengan baik dan benar.

1.3 DASAR TEORI


Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan dalam
menentukan besarnya. Agregat untuk beton adalah butiran mineral keras yang
bentuknya mendekati bulat dengan ukuran butiran antara 0,063 mm – 150 mm.
Agregat ada yang berasal dari sungai dan ada juga yang diperoleh dari batu
pecah. Dalam pengukuran kali ini di gunakan agregat alami berupa coarse
agregat atau yang di sebut kerikil yang butirannya berukuran antara 4,76 mm –
150 mm.
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dalam keadaan kering dan dinyatakan dalam persen (%). Peraturan
persyaratan yang digunakan dalam “America Society for Testing and Materials”,
yaitu 0.2% - 4.0 % (ASTM C70).

Kadar air agregat dibedakan menjadi 4 yaitu :


1. Kadar air tungku, dimana keadaan yang benar-benar tidak berair.
2. Kadar air kering udara, dimana permukaannya kering tetapi sedikit
mengandung air dalam porinya.
3. Kadar air jenuh kering permukaan, dimana tidak ada air dipermukannya tapi
masih bisa menyerap air.
4. Kadar air kondisi basah, dimana butir-butir air masih menyebabkan
penambahan kadar air campuran beton.

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 8
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

Di dalam campuran beton,air mempunyai dua buah fungsi. Yang


pertama untuk memungkinkan reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan
dan berlangsungnya pengerasan. Yang kedua adalah sebagai pelumas
campuran kerikil, pasir dan semen agar dapat ditempatkan dalam cetakan
dengan kelecakaaqqn sesuai rencana air dalam campuran beton terdiri atas :

1. Air yang terserap didalam agregat.


2. Air yang berada pada permukaan agregat.
3. Air yang di tambah dalam proses pencampuran.

1.4 ALAT DAN BAHAN

1.4.1 Alat dan Bahan Agregat Kasar

1. Ember

Gambar 1.4.1.a Ember

2. stopwatch

Gambar 1.4.1.b Stopwatch

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 9
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

3. Timbangan

Gambar 1.4.1.c Timbangan

4. Talam

1.4.1.d Talam Logam

5. Krikil

1.4.1.a Agregat Kasar ( krikil )

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 10
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

6. Oven

1.4.1.e Oven

7. Air

1.4.1.b Air

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 11
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

1.4.2 Alat dan Bahan Agregat halus & kandungan lumpur


1. Talam

1.4.1.d Talam Logam

2. stopwatch

Gambar 1.4.1.b Stopwatch

3. Timbangan

1.4.2.c Timbangan

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 12
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

4. Pasir

1.4.2.e Agregat halus (Pasir)

5. Oven

1.4.2.f Oven

6. Air

1.4.2.g Air

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 13
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

7. Saringan

8. Alat analisa saringan

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 14
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

1.5 PELAKSANAAN PENGUJIAN


1.5.1 Pelaksanaan Pengujian Agregat kasar

1. Talam di timbang terlebih dahulu sampai di titik 0 (w1)

1.5.1.a penimbangan talam

2. Di hitung berat benda uji sampai di titik 0 (w1)

1.5.1.c penimbangan bahan uji

3. Dituangkan air bersih beserta krikil ke dalam ember untuk di cuci.

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 15
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

1.5.1.d pencucian bahan uji

4. Air hasil cuci krikil di keluarkan, kemudian krikil di tuangkan


kembali ke dalam talam dan di timbang. (w3)

1.5.1.e proses penimbangan bahan uji basah

5. Talam dan krikil dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105°C


selama 24 jam

1.5.1.f pengeringan bahan uji


6. Stelah kering, talam dan krikil di timbang dan di hitung berat
benda uji kering (w5)

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 16
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

1.5.1.g penimbangan bahan uji kering

1.5.2 Pelaksanaan Pengujian Agregat Halus


1. Talam di timbang terlebih dahulu sampai di titik 0 (W1)

1.5.2.a penimbangan talam

2. Tuankan pasir ke dalam talam dan hitung berat benda uji berapa
gram sampai di titik 0

1.5.2.b pengambilan bahan uji

3. Pasir di cuci menggunakan air.

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 17
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________
1.5.2.c pencucian bahan uji

4. Air cucian pasir di buang.

1.5.2.d pembuangan air cucian

5. Pasir yang basah di timbang kembali. (w3)

1.5.2.e penimbangan bahan uji basah

6. Pasir di keringkan di dalam oven dengan suhu 105°C selama 24


jam

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 18
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________
1.5.2.f pengeringan bahan uji

7. Stelah kering, talam dan pasir di timbang dan di hitung berat


benda uji kering (w5)

1.5.2.g penimbangan bahan uji kering

1.5.3 Pelaksanaan pengujian kandungan lumpur


1. Talam di timbang terlebih dahulu sampai di titik 0

2. Tuangkan pasir ke dalam talam dan hitung berat pasir berapa gram
sampai di titik 0 (w1)

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 19
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

3. Masukan pasir yang sudah hitung ke dalam saringan

4. Letakan saringan yang berisi pasir ke dalam alat analisis saringan


selama 15 menit standar SNI

5. Setelah di saring tunggu 1 – 5 menit agar pasir setelah di saring


debu nya tidak berterbangan.
\

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 20
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

6. Cuci pasir menggunakan air

7. Masukkan pasir yang sudah di cuci ke dalam oven dengan suhu


105°C selama 24 jam

8. Stelah kering, talam dan pasir di timbang dan di hitung berat


benda uji kering (w2)

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 21
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

1.6 RUMUS PENGUJIAN

Kadar air agregat = W3 – W5 x 100%


W5
Dimana :
W3 = Berat benda uji semula (gr)
W5 = Berat benda uji setalah di oven (gr)
Kandungan lumpur = W1 – W2 x 100%
W1
Dimana :
W1 = Berat benda uji semula (gr)
W2 = Berat agregat tertahan di no 200 setelah di oven (gr)

1.7 TABEL DATA

1.7.1 Tabel Data Agregat Kasar


Benda Berat
Talam 213 gr
Benda uji (awal) 2000 gr
Benda uji (kering) 2183 gr

1.7.2 Tabel Data Agregat Halus


Benda Berat
Talam 202 gr
Benda uji (awal) 1000 gr
Benda uji (kering) 1120 gr

1.7.3 Tabel Data Kandungan lumpur


Benda Berat
Talam 150,3 gr
Benda uji (awal) 500 gr
Benda uji (kering) 603 gr

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 22
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

1.8 HITUNGAN

1.8.1 Perhitungan Agregat Kasar

 Berat benda uji kering – berat talam = W5


2183 - 213 = 1970

 Kadar air agregat = W3 – W5 x 100%


W5

= 2000 gr – 1970 gr x 100%


1970 gr
= 1,52 %

1.8.2 Perhitungan Agregat Halus

 Berat benda uji kering – berat talam = W5


1120 – 202 = 918

 Kadar air agregat =


W3 – W5 x 100%
W5

= 1000 gr – 918 gr x 100%


918 gr
= 8,93 %

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 23
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

1.8.3 Perhitungan kandungan lumpur

 Berat benda uji kering – berat talam = W2


603 – 150,3 = 497,7

 Kadar lumpur =
W1 – W2 x 100%
W1
= 500 gr – 497,7 gr x 100%
500 gr
= 49,90 %
1.9 TABEL REKAPITULASI

1.9.1 Rekapitulasi Agregat Kasar


No Uraian Berat
1 Berat Talam 213 gr
2 Berat Talam + Benda Uji Basah 2213 gr
3 Berat Talam + Benda Uji Kering 2183 gr
4 Berat Air ( no2 - no3 ) 30 gr
5 Berat kering W5 1970 gr
6 Kadar Air 1,52 %

1.9.2 Rekapitulasi Agregat Halus

No Uraian Berat
1 Berat Talam 202 gr
2 Berat Talam + Benda Uji Basah 1202 gr
3 Berat Talam + Benda Uji Kering 1120 gr
4 Berat Air ( no2 - no3 ) 82 gr
5 Berat kering W5 918 gr
6 Kadar Air 8,93 %
1.9.3 Rekapitulasi Agregat Halus

No Uraian Berat
1 Berat Talam 105,3 gr
2 Berat Talam + Benda Uji Awal 650,3 gr
3 Berat Talam + Benda Uji Kering 603 gr
4 Berat lumpur ( no2 - no3 ) 47,3 gr
5 Berat kering W2 497,7 gr
6 Kadar Air 49,90 %

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 24
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

1.10 KESIMPULAN

Kadar air agregat sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang


terkandung di dalamnya. Semakin besar selisih antara berat agregat
semula dengan berat agregat setelah di keringkan, maka semakin
banyak pula air yang dikandung oleh agregat tersebut dan begitu juga
sebaliknya.Akan tetapi jika berat agregat yang telah di keringkan itu
besar, maka kadar air nya semakin kecil dan begitu juga sebaliknya.
Dari pengujian ini kami mendapatkan nilai kadar air untuk
agregat kasar adalah 2,46% dan agregat halus 20,25%, yang artinya
kandungan air pada agregat kasar masih berada pada kadar normal
menurut “America Society for Testing and Materials” yaitu 0.2% -
4.0 % (ASTM C70). Sedangkan kandungan air pada agregat halus
melebihi batas normal yang di tetapkan.

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 25
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________
BERAT JENIS PADA AGREGAT KASAR
1. CAPAIAN PEMBELAJARAN
a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
halus
b. Dapat menggunakan peralatan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus
dengan baik dan benar
c. Dapat mencatat ,menghitung dan menganalisa data pengujian berat jenis agregat halus.
d. Dapat membandingkan dan menyimpulkan besarnya nilai berat jenis dan penyerapan
agregat halus yang diperoleh dengan standar yang digunakan.

2. DASAR TEORI
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita
uji.Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap
air.Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut porositas.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal dengan
agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan
dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat
jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan
dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.
Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak
karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis.Penentuan
banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh agregat. Nilai
penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori dengan
agregat pada kondisi kering.

Macam-macam berat jenis yaitu:


1. Berat jenis curah (Bulk specific gravity)
Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada
(Volume pori yang dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang
dapat dilewati air dan volume partikel)
2 Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat
diresapi aspal ditambah dengan volume partikel.
3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpa
memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air.Atau merupakan bagian relative
density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori atau pori
udara yang dapat menyerap air.
4. Berat jenis efektif
Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari campuran
partikel kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap air yang selanjutnya
akan terus diperhitungkan dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal.

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 26
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

3. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk uji sampel agregat halus adalah sebagai berikut :
a. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
b. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)ºC;
c. Talam logam tahan karat berkapasitas besar cukup untuk mengeringkan benda uji
d. Kain sebagai pengering bahan uji
e. Keranjang

4. CARA PENGUJIAN AGREGAT KASAR


a. Siapkan agregat yang sudah direndam air selama 24 jam atau 1 hari

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 27
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

b. Buang air rendaman kemudian lap dengan kain

c. Berat keranjang atau tempat untuk menampung agregat 545 gram

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 28
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

d. Masukan agregat kasar pada keranjang dan timbang ( Bj = 5000 gr)

e. Rendam kedalam air dan timbang agregat yang berada dalam rendaman air benar-
benar menopang agregatnya

f. Berat agregat dikurangi keranjang penampung adalah ( Ba = 3523 gr)

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 29
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

g. Masukan oven selama 1 hari

h. Timbang kembali agregat yang sudah di oven (Bk = 2183 gr)

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 30
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

5. PERHITUNGAN
𝐵𝑘
a. Berat Jenis Kering ( Bulk Specific Grafity ) = Bj−Ba

𝐵𝑗
b. Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh ( Saturated Surface Dry ) = Bj−Ba

𝐵𝑘
c. Berat Jenis Semu ( Apparent Specific Grafity ) = Bk−Ba
𝐵𝑘−𝐵𝑎
d. Penyerapan Air ( Absorption ) = x 100%
Bk

Dimana :
Bk = Berat Benda Uji Kering Oven ( gr )
Bj = Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh ( gr )
Ba = Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh dalam air ( gr )

6. Hitungan dan Grafik Hasil Pengujian


Benda Uji
NO Uraian
1
1 Berat Keranjang 545 gr
2 Berat Keranjang dalam Air gr
Berat Keranjang + Agregat Kering Permukaan
3 5000 gr
Jenuh ( SSD )
4 Berat Talam 140 gr
Berat Keranjang + Agregat Kering Permukaan
5 3523 gr
Jenuh dalam Air
6 Berat Talam + Agregat Kering Oven 2183 gr
Berat Jenis Kering ( Bulk Specific Grafity )
7 𝐵𝑘 1,477 gr
=
Bj−Ba
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh ( Saturated
8 𝐵𝑗 3,455gr
Surface Dry ) =
Bj−Ba
Berat Jenis Semu ( Apparent Specific Grafity ) =
9 𝐵𝑘 1629 gr
Bk−Ba
𝐵𝑘−𝐵𝑎
Penyerapan Air ( Absorption ) = x 100%
10 Bk 38,035 gr

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 31
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

BERAT JENIS PADA AGREGAT HALUS


1. CAPAIAN PEMBELAJARAN
a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
halus
b. Dapat menggunakan peralatan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus
dengan baik dan benar
c. Dapat mencatat ,menghitung dan menganalisa data pengujian berat jenis agregat halus.
d. Dapat membandingkan dan menyimpulkan besarnya nilai berat jenis dan penyerapan
agregat halus yang diperoleh dengan standar yang digunakan.

2. DASAR TEORI
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita
uji.Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap
air.Jumlah rongga atau pori yang didapatpada agregat disebut porositas.
Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal dengan
agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan
dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat
jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan
dibutuhkan aspal yang banyak dan sebaliknya.
Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak
karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis.Penentuan
banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh agregat. Nilai
penyerapan adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori dengan
agregat pada kondisi kering.

Macam-macam berat jenis yaitu:


1. Berat jenis curah (Bulk specific gravity)
Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada
(Volume pori yang dapat diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang
dapat dilewati air dan volume partikel)
2 Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat
diresapi aspal ditambah dengan volume partikel.
3. Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpa
memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air.Atau merupakan bagian relative
density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori atau pori
udara yang dapat menyerap air.

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 32
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

4. Berat jenis efektif


Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari campuran
partikel kecuali pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap air yang selanjutnya
akan terus diperhitungkan dalam perencanaan campuran agregat dengan aspal.

3. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk uji sampel agregat halus adalah sebagai berikut :
f. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)ºC;
h. Talam logam tahan karat berkapasitas besar cukup untuk mengeringkan benda uji
i. Kain sebagai pengering bahan uji
j. Keranjang

4. CARA PENGUJIAN AGREGAT HALUS


a. Siapkan picno meter

b. Timbang picno meter 223 gram

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 33
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

c. Isi picno meter dengan air sampai garis merahnya

d. Timbang picno meter + air (B=720 gr)

e. Buang aur yang ada dalam picno meter

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 34
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

f. Timbang talam beratnya 140 gram

g. Pakai sempel agregat 500 gram (Bj= 500+140 = 640 gr)

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 35
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________
h. Masukan agregat kedalam picno meter

i. Kemudian isi dengan air sampai garis merah

j. Buang gelembung yang ada dalam picno meter terlebih dahulu

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 36
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

k. Timbang agregat + air + picno meter (Bt= 997 gr)

l. Buang air dalam picno meter

m. Masukkan agregat atau sempel ke talam

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 37
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

n. Timbng kembali agregatnya = 697 gram

o. Masukan oven dengan suhu 110°C dengan kelembapan 80% selama 1 hari

p. Timbang agregat yang sudah di oven (Bk=1120 gr)

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 38
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

. PERHITUNGAN
𝐵𝑘
a. Berat Jenis Kering ( Bulk Specific Grafity ) = B+Bj−Bt

𝐵𝑗
b. Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh ( Saturated Surface Dry ) = B+Bj−Bt

𝐵𝑘
c. Berat Jenis Semu ( Apparent Specific Grafity ) = B+Bk−Bt
𝐵𝑗−𝐵𝑘
d. Penyerapan Air ( Absorption ) = x 100%
Bk

Dimana :
Bk = Berat Benda Uji Kering Oven ( gr )
Bj = Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh ( gr )
Ba = Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh dalam air ( gr )

6. Hitungan dan Grafik Hasil Pengujian


Benda Uji
NO Uraian
1
1 Berat Picnometer 223 grgr
Berat benda dalam kondisi Kering Permukaan
2 500 gr
Jenuh ( SSD )
3 Berat Talam 140 gr
4 Berat Piknometer + Benda Uji + Air 997 gr
5 Berat Piknometer + Air 720 gr
6 Berat Talam + Agregat Kering Oven 1120 gr
Berat Jenis Kering ( Bulk Specific Grafity )
7 𝐵𝑘 3,085 gr
= B+Bj−Bt
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh ( Saturated
8 𝐵𝑗 1,763gr
Surface Dry ) = B+Bj−Bt
Berat Jenis Semu ( Apparent Specific Grafity ) =
9 𝐵𝑘 1,328 gr
B+Bk−Bt
𝐵𝑗−𝐵𝑘
Penyerapan Air ( Absorption ) = x 100%
10 Bk 42,857 gr

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 39
BAHAN BANGUNAN DAN PENGGANTI MATERIAL | KELOMPOK I
_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA|PAGE 40

Anda mungkin juga menyukai