Anda di halaman 1dari 120

LAPORAN ON THE JOB LEARNING (OJL)

Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On The Job Learning


pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Kekolah
Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
Periode: 11 Mei s/d 4 Juli 2015

Nama : YAYAT RUHIAT, S.Pd., M.Pd.


Unit Kerja : SD Negeri Padamulya 01
NIP : 19691001 200012 1 002

PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT
PROVINSI JAWA BARAT
2015

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 1


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN
ON THE JOB LEARNING (OJL)
Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Menggunakan Alat
Peraga KIT IPA Melalui Workshop di SDN Padamulya I

Diajukan untuk Memenuhi


Persyaratan Akhir Pendidikan dan
Pelatihan Calon Kepala Sekolah Dasar
2015

Disusun oleh:

Nama : YAYAT RUHIAT, S.Pd., M.Pd.


Unit Kerja : SD Negeri Padamulya 01
NIP : 19691001 200012 1 002

Disyahkan dan ditandatangani oleh

Garut, Juli 2015

Kepala UPTD Pendidikan Kepala Sekolah


Kecamatan Pasirwangi SD Negeri Padamulya I

Otib Satibi, S.Pd.I., MM. Deden, S.Pd.SD.


NIP. 195802051982061001 NIP. 196507031984101001

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 2


DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................

Halaman Pengesahan ........................................................................................


Kata Pengantar .................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
Daftar Lampiran ................................................................................................ iv
BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A Latar Belakang ..................................................................... 1
.
B. Tujuan ................................................................................... 5
C. Hasil yang diharapkan .......................................................... 5
BAB II : KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG ................................ 6
A Kondisi SD Negeri Padamulya 01 ........................................ 6
.
B. Kondisi SD Negeri Talaga 01 ............................................... 27
BAB III : PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) ........ 45
A Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) ......... 45
.
1. Siklus Pertama ................................................................ 49
a. Persiapan ................................................................. 49
b. Pelaksanaan ............................................................. 50
c. Monev ..................................................................... 51
d. Refleksi ................................................................... 52
2. Siklus Kedua .................................................................. 57
a. Persiapan ................................................................. 57
b. Pelaksanaan ............................................................. 58
c. Monev ..................................................................... 58

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 3


d. Refleksi ................................................................... 59
B. Supervisi Guru Junior ........................................................... 64
1. Perencanaan ................................................................... 68
2. Pelaksanaan .................................................................... 70
2.1 Pra-Observasi ......................................................... 70
2.2 Observasi ................................................................ 70
2.3 Pasca Observasi ..................................................... 71
3. Tindak lanjut .................................................................. 71
4. Hasil ............................................................................... 78
C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran ................................... 78
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................... 78
2. Bahan Ajar ..................................................................... 83
3. Instrumen Penilaian ........................................................ 83
D Pengkajian Aspek Manajerial ............................................... 84
.
1. Rencana Kerja Sekolah (RKS) ...................................... 84
2. Pengelolaan Keuangan Sekolah ................................... 86
3. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ..... 89
4. Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah .......................... 91
5. Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah ...................... 93
6. Pengelolaan Kurikulum ................................................. 96
7. Pengelolaan Peserta Didik ............................................. 97
8. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran ......................... 100
9. Monitoring dan Evaluasi ................................................ 102
E. Peningkatan Kompetensin Berdasarkan AKPK yang
Kurang di Sekolah Kedua ..................................................... 104
1. Persiapan ........................................................................ 105
2. Pelaksanaan .................................................................... 106
3. Hasil ............................................................................... 108
BAB IV : PENUTUP .................................................................................... 109

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 4


A Simpulan ............................................................................... 109
.
B. Saran ..................................................................................... 109

LAMPIRAN :
Lampiran 1 Matrik Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)
Lampiran 2 Matrik Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Lampiran 3 Jurnal Kegiatan
Lampiran 4 Dokumen Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan
Lampiran 5 Dokumen Kegiatan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 5


Kata Pengantar

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur kami panjatkan kekhadirat

Alloh Swt., berkat rahmat dan karunia-Nya serta seiring pula dengan waktu

sehingga laporan akhir kegiatan On The Job Learning (OJL) pada Pendidikan dan

Pelatihan Calon Kepala Sekolah penulis mengangkat judul dalam Rencana Tindak

Kepemimpinan (RTK) adalah “Peningkatan Kemampuan Guru Dalam

Menggunakan Alat Peraga KIT IPAmelalui Workshop di SDN Padamulya I”,

pada akhirnya dapat diselesaikan.

Dalam Penyusunan laporan On The Job Learning (OJL), calon kepala

sekolah telah banyak mendapat bimbingan, arahan, bantuan fasilitas dari berbagai

pihak dalam kegiatan On The Job Learning, maka pada kesempatan ini lahir dari

lubuk hati yang paling dalam untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada

semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian proses pembuatan laporan

On The Job Learning (OJL).

Secara khusus penulis memberikan penghargaan dan mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Suharto Sisar, S.Pd.,MT. dari LPPKS yang telah memberikan

bimbingan selama pelaksanaaan OJL.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 6


2. Bapak Drs.Cecep Firmansyah, M.Pd kepala bidang pendidikan dasar

Kabupaten Garut yang telah memberikan kemudahan dan kesempatan

serta dukungan dalam pelaksanaan OJL.

3. Bapak Otib Satibi, S.Pd.I.,MM. kepala UPTD Dinas Pendidikan

Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut beserta Bapak dan Ibu pengawas

TK SD Kecamatan Pasirwangi yang telah membantu dan memimbing

pelaksanaan kajian dalam kegiatan OJL.

4. Bapak Deden, S.Pd.SD. kepala SDN Padamulya I dan Bapak Amung

Hermawan, S.Pd kepala SDN Talaga I, yang telah membantu dan

memberikan dukungan dan masukkan selama pelaksanaan magang

kegiatan OJL.

5. Ibu Euis Kormanawati, S.Pd.I. dan Ibu Elis Hajar, S.Pd.I sebagai guru

junior di SDN Padamulya I yang bersedia diobservasi pada kegiatan

supervisi akademik peserta diklat calon kepala sekolah.

6. Rekan-rekan guru SDN Padamulya I dan SDN Talaga I yang telah

membantu memberikan data dan informasi kepada penulis terkait kegiatan

On The Job Learning (OJL).

Terakhir, ucapan terima kasih yang tak terhingga calon kepala sekolah

sampaikan kepada teman peserta diklat calon kepala sekolah Kabupaten Garut

tahun 2015 atas kerja sama yang terbangun selama ini mulai dari awal seleksi

sampai kegiatan OJL berakhir.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 7


Kiranya laporan OJL ini dapat bermanfaat dan semoga segala bantuan

pengorbanan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak mendapat ganjaran

dan pahala dari Alloh SWT, amin.

Garut, Juli 2015

Penulis

Yayat Ruhiat, S.Pd., M.Pd.


NIP. 196910012000121002

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 8


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang pendidikan merupakan hal yang tak lepas dari

kehidupan kita. Pendidikan sangatlah berpengaruh dan menunjang terhadap

kelangsungan hidup sehingga dapat melahirkan manusia-manusia yang memiliki

sumber daya yang berkualitas sesuai dengan tujuan. Ketercapaian tujuan

pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan

kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai manager dan leader diharapkan dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola dan mengembangkan

sumber daya yang ada di sekolah.

Sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah meliputi

dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan

sosial. Dengan memiliki kompetensi tersebut sorang kepala sekolah diharapkan

dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesionalisme dalam

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 9


menjawab tantangan dunia pendidikan yang dirasakan semakin kompleks demi

tercapainya tujuan pendidikan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010

tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa

guru diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah dinilai kerjanya

secara berkala setiap tahun dan secara kumulatif selama 4 tahun yang akan

dijadikan dasar bagi promosi atau demosi yang bersangkutan. Penilaian kinerja

tersebut dilakukan berdasarkan implementasi tugas pokok dan fungsi (tupoksi)

sebagai kepala sekolah/madrasah. Untuk memenuhi dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsi bagi seorang kepala sekolah yang profesionalisme, maka

kepala sekolah/madrasah perlu diberikan persiapan sebagai calon kepala

sekolah melalui pendidikan dan latihan.

Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia melalui Lembaga

Pemberdayaan dan Pengembangan Kepala Sekolah (LPPKS) memberikan

perhatian terhadap peningkatan kinerja kepala sekolah melalui program

penyiapan calon kepala sekolah/madrasah . Program pendidikan dan pelatihan

calon kepala sekolah/madrasah merupakan yang bersifat teoritik dan

pendalaman praktik dengan tujuan agar calon kepala sekolah/madrasah memiliki

pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai Permendiknas No, 13 tahun 2007

yaitu memiliki dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,

supervisi, dan sosial.

Ada beberapa tahapan sebagai bentuk dari penyiapan calon kepala

sekolah/madrasah yang diawali dengan tahap seleksi administrasi dan seleksi

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 10


akademik di daerah kabupaten/kota masing-masing, selanjutnya untuk

pendidikan dan pelatihan telah menjadi kewenangan dari pemerintah untuk

melaksanakan kegiatan tersebut. Kelayakan bagi seorang calon kepala

sekolah/madrasah dari hasil seleksi akademik dan Analisis Kebutuhan

Pengembangan Keprofesian (AKPK) atau promosi dari daerah kabupaten/kota

selama 2 tahun mendatang akan menjadi dasar pertimbangan bagi calon kepala

sekolah/madrasah untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan

pelatihan dilaksanakan dengan tiga tahapan yaitu In service Learning 1, On The

Job Learning, dan In Service Learning 2. Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan

selama 300 JP dengan rincian sebagai berikut: In Service Learning 1 dilakukan

selama 70 JP, On The Job Learning selama 200 JP, dan In Service Learning 2

selama 30 JP.

On The Job Learning merupakan kegiatan praktik lapangan yang

dilaksanakan dalam waktu 2 atau 3 bulan dengan bahan atau materi yang telah

ditetapkan. Calon kepala sekolah/madrasah dalam melaksanakan On The Job

Learning tersebut dilakukan di 2 (dua) tempat yang berbeda dengan istilah

magang, pertama diklaksanakan magang di sekolah sendiri sebanyak 150 JP dan

kedua magang di sekolah lain sebanyak 50 JP. Calon kepala sekolah/madrasah

akan menggali pengalaman diri secara langsung dari kepala sekolah dan warga

sekolah lainnya tentang sumber atau materi yang berhubungan dengan

kompetensi ataupun tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kepala sekolah/madrasah.

On The Job Learning yang dilaksanakan di sekolah sendiri dengan

maksud dan tujuan untuk mendapatkan pengalaman nyata tentang tugas pokok

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 11


dan fungsi (tupoksi) kepala sekolah/madrasah dalam kegiatan observasi

pembelajaran, menyusun perangkat pembelajaran, penyusunan Rencana Kerja

Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan

dan Anggaran Sekolah (RKAS), pengelolaan kurikulum, pengelolaan pendidik

dan tenaga kependidikan, pengelolaan sarana dann prasarana sekolah,

pengelolaan peserta didik, pengelolaan keuangan sekolah, pengelolaan tenaga

administrasi sekolah, pengelolaan atau penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) dalam pembelajaran, dan pelaksanaan monitoring dan

evaluasi (monev).

On The Job Learning (OJL) yang dilaksanakan di sekolah lain dengn

maksud dan tujuan untuk menggali kekurangan/kelemahan potensi diri calon

kepala sekolah/madrasah berdasarkan Analisis Kebutuhan Pengembangan

Keprofesian (AKPK), yaitu kompetensi kepribadian untuk selanjutnya calon

kepala sekolah/madrasah akan melakukan pengkajian tentang “mengarahkan dan

menggerakkan rekan sejawat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah. “Apakah efektif? Dan kendala apakah yang sering terjadi? Kegiatan ini

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara rinci kompetensi

kepribadian melalui supervisi yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan

sampai pada tindak lanjut/refleksi dalam bentuk pemberian bantuan kepada guru

dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan profesionalismenya.

Berdasarkan uraian di atas dan hasil dari data Evaluasi Diri Sekolah

(EDS) dalam pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada

sekolah kami menempatkan standar prses berada pada rentang nilai rendah. Oleh

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 12


sebab itu penulis sebagai calon kepala sekolah/madrasah mencoba mengangkat

tema tulisan dengan judul “Peningkatan Kemampuan Guru Dalam

Menggunakan Alat Peraga KIT IPAmelalui Workshop di SDN Padamulya I”.

B. Tujuan

Program On The Job Learning (OJL) ini dilakukan dengan tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh pengalaman nyata tentang tugas pkok dan fungsi

(tupoksi) kepala sekolah/madrasah dalam mengelola sekolah yang efektip

dan efisien.

2. Untuk meningkatkan kompetensi kepribadian calon kepala sekolah.

3. Untuk memberikan kesempatan kepada calon kepala sekolah mendapat

pengalaman dan pembelajaran melalui praktik supervisi akademik

dengan paradigma, pendekatan dan tekni-tenik yang telah diperoleh

selama kegiatan In Service Learning 1.

4. Untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuan profesinya

dalam memahami cara menggunakan alat peraga.

5. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan alat peraga

melalui kegiatan Workshop.

C. Hasil yang Diharapkan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 13


Dengan melaksanakan kegiatan “On The Job Learning” seorang calon

kepala sekolah/madrasah diharapkan dapat menumbuhkembangkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan dimensi-dimensi yang

terdapat pada kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan

sosial.

BAB II

KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG

A. Kondisi SD Negeri Padamulya 01

1. Letak

SD Negeri 01 Padamulya terletak di Kp. Ciwedang Jalan Desa

Padamulya Kecamatan Pairwangi Kabupaten Garut, dengan batas-batas

sebagai berikut:

 Sebelah Barat berbatasan dengan jalan desa

 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah milik H. Rahman

 Sebelah Utara berbatasan dengan tanah milik Yaya

 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik Endan

SDN Padamulya I merupakan sekolah negeri yang berdiri pada tahun

1969. Selanjutnya sekolah tersebut berkembang dan telah terakreditasi di tahun

2015 dengan hasil katagori B.

Sekolah ini pada awalnya menempati sebidang tanah dengan luas 1.400 m²

dan terus dikembangkan luasnya hingga sekarang. Bangunan hanya berlantai satu

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 14


dan terletak di daerah pedesaan tetapi sekarang telah memiliki 6 ruang belajar

dengan rombongan belajar seluruhnya ada 9 rombongan belajar, 3 rombongan

belajar lainnya dilaksanakan pada siang hari (ship siang).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sangat cepat, era globalisasi informasi dan berubahnya kesadaran atau animo

masyarakat terhadap pendidikan, memacu sekolah untuk menjawab tantangan

tersebut sehingga menjadi peluang bagi sekolah dalam mengembangkan sekolah

sesuai dengan harapan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian sekolah

mempunyai tanggung jawab dengan memilih citra moral yang menggambarkan

sebuah profil sekolah yang diinginkan di masa kini maupun di masa mendatang

dengan mewujudkan sebuah visi sekolah, sebagai berikut:

“Mewujudkan individu manusia baru yang memiliki sikap dan wawasan

keimanan dan akhlaq tinggi, dan demokratis, toleran dan menjunjung tinggi

hak asasi manusia, saling pengertian dan berwawasan global”.

Misi :

Menghasilkan individu:

a. Mandiri, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

b. Sopan santun dan beradab.

c. Mau belajar, ingin tahu, senang membaca, memiliki inovasi, berinisiatif

dan bertanggung jawab.

d. Tertib, sadar aturan, dapat bekerjasama dengan teman, dapat

berkompetensi.

e. Berkesadaran untuk menjaga kesehatan badan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 15


Strategi :

a. Penataan kelembagaan.

b. Meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.

c. Meningkatkan kualitas bekerja pendidik dan kependidikan.

d. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan kependidikan.

Sasaran :

a. Kualitas sumber daya sekolah yang meningkat.

b. Mampu meningkatkan prestasi sehingga siswa dapat diterima di

SMP Negeri.

b. Partisipasi masyarakat, baik moril maupun spirituil yang meningkat.

c. Jumlah siswa yang meningkat.

d. Personil sekolah yang profesional dalam menjalankan tugasnya.

e. Organisasi sekolah yang berkembang.

f. Sarana dan prasarana sekolah yang berkembang

Selengkapnya mengenai SDN Padamulya I sebagai berikut:

1. Nama Sekolah : SD Negeri Padamulya I

2. No. Statistik Sekolah/NPSN : 101021103406 / 20226484

3. Tipe Sekolah : A

4. Alamat Sekolah : Kampung Ciwedang, Desa Padamulya

Kecamatan : Pasirwangi

Kabupaten : Garut

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 16


Provinsi : Jawa Barat

5. Telepon/HP/Fax : 085 314 184 583

6. Jarak Sekolah ke Dinas Kab. : 15 Km

7. Status Sekolah : Negeri

8. Nilai Akreditasi Sekolah : B ( baik)

9. Data Peserta Didik Baru pada tahun terakhir yang dinyatakan diterima di sekolah

Jumlah Peserrta
Jumlah Pendaftar NUN yang
Tahun Didik Baru yang
Peserta Didik Baru diterima
diterima

2012/2013 35 35 -

2013/2014 41 41 -

2014/2015 34 34 -

10. Prestasi Akademik NUN (3) tahun terakhir

Rata-rata NUN
No Tahun
Bhs Matemati Rata-rata
. Pelajaran IPA Jumlah
Indonesia ka tiga mapel
1. 2011/2012 8.01 7.88 7.61 23.5 7.8
2. 2012/2013 7.97 6.89 6.56 21.4 7.1
3. 2013/2014 8.23 7.14 6.96 22.3 7.4

11. DataPeserta Didik:

Jumlah
Kelas I Kelas II Kelas III
(Kls. I + II + III)
Jml
Jum
Pendaftar Jml Jml
Th. lah Jumlah
(Cln Ro Ro
Pelajaran Jml Siswa Jml Siswa Jml Siswa Ro Jml Siswa Rombe
Siswa mbe mbe
mbe l
Baru) l l
l
L P L P L P L P
2014/2015 34 17 17 1 16 17 2 23 22 2 56 56 5

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 17


Jumlah 112

Jumlah
Kelas IV Kelas V Kelas VI
(Kls. IV + V + VI)
Jml
Jum
Pendaftar Jml Jml Total
Th. lah
(Cln Ro Ro Jumlah
Pelajaran Jml Siswa Jml Siswa Jml Siswa Ro Jml Siswa
Siswa mbe mbe Rombe
mbe
Baru) l l l
l
L P L P L P L P
2014/2015 34 17 21 1 25 15 2 17 15 1 59 51 4
Total Jumlah Siswa 115 107 222
12. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Kepala sekolah
Jenis
N Kela- Pend Masa
Jabatan Nama Usia
o min Akhir Kerja
L P
Deden, S. Pd.SD. 53 32
1. Kepala Sekolah √ S1
Tahun Tahun
b. Guru
1.Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Jumlah dan Status Guru
N Tingkat
GT/PNS GTT/Guru Bantu Jumlah
o. Pendidikan
L P L P
1. S3/S2 1 - - - 1
2. S1 1 2 3 3 8
3. D-4 - - - - -
4. D3/Sarmud - - - - -
5. D2 - - 1 - 1
6. D1 - - - - -
Jumlah 2 2 4 3 11

2.Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan
(keahlian)

Jumlah guru dengan latar


Jumlah guru dengan latar
belakang pendidikan yang
belakang pendidikan sesuai
TIDAK sesuai dengan tugas
dengan tugas mengajar
mengajar
No. Guru Kelas Jml
D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3
Sarmu Sarmu
d d

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 18


1. Kelas I - - - - - - 1 - 1
2. Kelas II - - - - - - 1 - 1
3. Kelas Iib - - - - - - 1 - 1
4. Kelas IIIa - - 1 - - - - - 1
5. Kelas IIIb - - - - - - 1 - 1
6. Kelas IV - - - - - - 1 - 1
7. Kelas Va - - 1 - - - - - 1
8. Kelas Vb - - - - - - 1 - 1
9. Kelas VI - - - - - - - 1 1
10. Penjasorkes - - - - - - 1 - 1
11. Lainnya: ........... - - - - - - - - -
Jumlah 2 7 1 10

13. a) Data Ruang Belajar (Kelas)

Jumlah dan ukuran Jml. ruang


Jumlah ruang
lainnya
Ukuran yg digunakan
Kondisi Ukuran Ukuran Jumlah (d) yg digunakan u. R. Kelas
< 63 m2 =(a+b+c) untuk r. Kelas
8x7 m2 (a) > 63m2 (b)
(c) (f)=(d+e)
(e)
Baik 2 2 6
Rsk
4 4
ringan
Rsk
2 2
sedang
Rsk
-
Berat
Rsk
Total

Keterangan kondisi:

Baik Kerusakan < 15%


Rusak ringan 15% - <30%
Rusak sedang 30% - < 45%
Rusak berat 45% - 65%
Rusak total >65%

b) Data Ruang Belajar Lainnya (di isi dalam angka)

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 19


Jumla Ukura
Jumlah Ukura Kondisi
Jenis Ruangan Jenis Ruangan h n Kondisi
Ruang n (pxl) *)
Ruang (pxl)
1. Kep. Sek 1 baik 6. Lainnya...
2. Guru 2 baik
3. Perpus 1 baik
4. WC Lk 1 baik
5. WC Pr 1
c) Data Ruang Kantor (di isi dalam angka)

Jumlah
Jenis Ruangan Ukuran (pxl) Kondisi*)
Ruang
1. Kepala Sekolah 1 2x3m Baik
2. Guru 1 3x4m Baik

3. Perpustakaan 1 2x3m Rusak Ringan


4. WC Lk 1 2x1,5m Rusak Ringan

5. WC Pr 1 2x1,5m Rusak Ringan

Lainnya: ………………

d) Data Ruang Penunjang (di isi dalam angka)

Ukura
Jml Ukuran Jenis Jml
Jenis Ruangan Kondisi*) n Kondisi
Ruang (pxl) Ruangan Ruang
(pxl)

1. Gudang 1 2x4m Cukup 6. Ibadah

2. KM/WC Guru 1 2x2m Baik 7. Hall/lobi

3. KM/WC 2 2x1,5m 8. Kantin


Siswa

4. 9. Rumah
PMR/Pramuka Penjaga

5. OSIS 10. Pos Jaga

14. Kepemilikan Tanah : Pemerintah

Status Tanah : SHM

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 20


Luas Lahan/Tanah : 1.400 m2

Luas Tanah Terbangun : 1.122 m2

15. Perabot (furniture) utama

a. Perabot ruang kelas (belajar)

Perabot
Jumlah dan
Jumlah dan kondisi Almari + rak
kondisi kursi Papan tulis
No Jumlah meja siswa buku/alat
siswa
. ruang kelas
Baik

Baik

Baik

Baik
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Rsk.
Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.
Jml

Jml

Jml

Jml
1. 6 120 100 20 - 240 198 42 - 6 2 4 - 6 5 1 -

b. Perabot ruang belajar lainnya

Perabot
Almari + rak
Meja Kursi Lainnya
buku/alat
No. Ruang
Baik

Baik

Baik

Baik
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.
Rsk.
Jml

Jml

Jml

Jml

1. Perpus 2 1 1 2 1 1 4 3 1
2. Ketrampila
3. Serbaguna
4. Kesenian
5. Lainnya: ...
.....

c. Perabot Ruang Kantor

Perabot
No
Ruang Almari + rak
. Meja Kursi Lainnya
buku/alat

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 21


Baik

Baik

Baik

Baik
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.
Jml

Jml

Jml

Jml
1. Kepala 2 2 2 2 2 2
Sekolah

2. Guru 5 5 10 1 1

3. Lainnya:
…..

d. Perabot Ruang Penunjang

Perabot
Almari + rak
Meja Kursi Lainnya
buku/alat
No
Ruang
.
Baik

Baik

Baik

Baik
Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Jml

Jml

Jml

Jml
1. Gudang
2. Koperasi
3. Lainnya:
…..

16. Koleksi Buku Perpustakaan

No. Jenis Jumlah Kondisi


Rusak Baik
1. Buku siswa/pelajaran (semua 86 44 42
mata pelajaran)
2. Buku bacaan (misalnya 124 18 106
novel, buku ilmu
pengetahuan dan teknologi,
dsb.)
3. Buku referensi (misalnya 34 4 30
kamus, ensiklopedia, dsb.)
4. Lainnya: ................................
.....
Total 244 66 176

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 22


17. Fasilitas Penunjang Perpustakaan

a. Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)


Rata-rata Nilai US
N
Mata Pelajaran Tahun Tahun
o
2012/2013 2013/2014
1 PAI 7,68 7,86
2 PKn 7,84 7,88
3 IPS 7,56 7,76
4 SBK 8,08 8,24
5 PJOK 8,12 8,33
6 Bahasa Sunda 7,47 7.62
7 PLH 7,84 8,03
8
9

b. Angka Kelulusan dan Melanjutkan


Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi
%
%
Lulusan
Lulusan
yang
N Tahun Jumlah yang
Jumlah % TIDAK
o. Ajaran Peserta Melanjutk
Lulus Kelulusan Melanjutk
Ujian an
an
Pendidika
Pendidika
n
n
1. 2012/2013
2. 2013/2014

18. Sumber Dana 2 (dua) tahun terakhir

Tahun Tahun
No Sumber Dana
2013/2014 2014/2015
1. Rutin - -
2. APBD Kab/Kota - -
3. APBD Propinsi -
4. BOS 127.883.241,- 129.349.000,-
5. Komite Sekolah/Orang tua siswa - -

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 23


6. School Grant - -
7. Grant Potensial SSN - -
8. Subsidi Imbal Swadaya - -
Jumlah 127.883.241,- 129.349.000,-

19. Alokasi Dana 2 (dua) tahun terakhir

No Tahun 2013/2014 Tahun 2014/2015


Jenis pembiayaan
. (Rupiah) (Rupiah)
1. Investasi - -
2. Operasional - -
3. Personal - -
Jumlah - -

2. Pemetaan Delapan Standar Pendidikan Nasional di SDN Padamulya 01

Kecamatan Pasirwangi

Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Dalam Standar Nasional Pendidikan tertuang 8 Standar Nasional

Pendidikan yaitu : 1) Standar Isi 2) Standar Proses 3) Standar Kompetensi

Kelulusan 4) Standar Pendidik dan Kependidikan 5) Standar Sarana dan Prasarana

6) Standar Pengelolaan 7) Standar Pembiayaan 8) Standar Penilaian Pendidikan.

SDN Talaga 01Kecamatan Pasirwangi melaksanakan manajemen pengelolaan

sekolah yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan. Berdasarkan hasil

temuan calon kepala sekolah akan memaparkan hal-hal yang telah dan belum

dilaksanakan disekolah yang berkaitan dengan kegiatan 8 standar pendidikan yang

akan diuraikan sebagai berikut :

1) Standar Isi

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 24


KTSP dikembangkan sesuai relevansi oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten untuk

pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP

mengacu pada SI dan SKL yang disusun oleh BNSP serta memperhatikan

pertimbangan komite sekolah.

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah membuat kurikulum

satuan pendidikan (KTSP). Sebagai dokumen 1 dengan menggunakan atura-

aturan yang dikeluarkan oleh Lembaga Badan Nasional Standar Pendidikan

(BNSP) dengan menyusun tim kurikulum yang terdiri dari : 1) Kepala sekolah 2)

Guru-guru 3) Komite sekolah 4) Pengawas. Kurikulum SDN Padamulya 01

Kecamatan Pasirwangi memuat : 1) Pendahuluan 2) Latar belakang 3) Struktur

dan Muatan Kurikulum 4) Kalender Pendidikan 5) Penutup. Pada pendahuluan

memuat latar belakang, landasan penyusunan KTSP, tujuan penyususnan KTSP,

prinsip pengembangan KTSP. Dalam latar belakang kurikulum tersebut terdiri

dari : Tujuan Pendidikan Dasar, Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran dari SDN

Padamulya 01.

Dalam struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan memuat:

1) Kerangka dasar 2) Struktur kurikulum 3) Mata pelajaran 4) Muatan lokal 5)

Pengembangan diri 6) Pengaturan beban belajar 7) Ketuntasan belajar KKM 8)

Kenaikan kelas dan kelulusan.

Struktur dan muatan kurikulum terdiri atas mata pelajaran 1) Pendidikan

Kewarganegaraan 2) Pendidikan agama islam 3) Bahasa Indonesia 4) Matematika

5) Ilmu Pengetahuan Alam 6) Ilmu Pengetahuan Sosial 7) Seni budaya dan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 25


keterampilan 8) Pendidikan jasmani Olahraga dan kesehatan. Kelompok mulok

terdiri dari 1) Bahasa Sunda 2) Bahasa Inggris 3) Pendidikan Lingkungan Hidup

4) Pengembangan Diri (kepramukaan)

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SD

Alokasi Waktu
No Komponen Kelas
1 2 3 4 5 6
A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama Islam 3 3 3
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 5 5 5
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
PENDEKATAN

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3


TEMATIK

7 Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4


8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 4 4 4
Kesehatan
B Mulok
a. Bahasa Sunda 2 2 2
b. Pendidikan Lingkungan Hidup 2 2 2

c. Bahasa Inggris 2 2 2

C Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)


Jumlah 28 29 30 36 36 36

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 26


Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan bimbingan oleh

guru kelas yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,

belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Kegiatan Ekstrakulikuler

dilaksanakan sesuai dengan minat dan bakat siswa yang terdiri atas Pramuka yang

menjadi Ekstrakulikuler wajib bagi seluruh peserta didik dan pilihannya olah raga

dan kesenian.

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan Standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan standar isi.

2) Standar Proses

Dalam pelaksanaan pembuatan Rencana Pelakksanaan Pembelajaran

(RPP), guru-guru di SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi melaksanakan

berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan

penyusunan RPP kurikulum KTSP bagi guru kelas IV,V, dan VI. Bagi guru kelas

I, II, dan III penyusunan RPP menggunakan panduan buku guru dan buku siswa

mengunakan multi metode yang mengarah pembelajaran tematik pada prinsip-

prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan Nasional ataupun

muatan Lokal. RPP yang dibuat guru berdasarkan sistematika sebagai berikut : 1)

Identitas RPP 2) Standar Kompetensi 3) Kompetensi Dasar dan Indikator

pencapaian 4) Tujuan Pembelajaran 5) Materi Pembelajaran 6) Metode

Pembelajaran 7) Media, alat, dan sumber pembelajaran 8) Langkah-langkah

pembelajaran 9) Penilaian.

Pada dasarnya hampir 100% guru-guru di SDN Padamulya 01 Kecamatan

Pasirwangi telah menyusun dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 27


(RPP). Walaupun masih ada sebagian kecil guru-guru mengcopy dari

produk/pekerjaan lain.

SDN Padamulya 02 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan Standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan standar proses.

3) Standar Kompetensi Kelulusan

Dua tahun terakhir yaitu tahun 2013-2014 peserta didik SDN Padamulya

01 Kecamatan Pasirwangi dinyatakan lulus 100%. Hasil nilai rata-rata ujian

Nasional tahun pelajaran 2012-2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,81,

Matematika 7,67, dan IPA 7,85 dan tahun 2013-2014 mata pelajaran Bahasa

Indonesia 8.12, Matematika 7,87 dan IPA 8,06. Setiap mata pelajaran ada

kenaikan dari tahun pelajaran 2013-2014 dibandingkan dengan tahun pelajaran

2012-2013, dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan

pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang

lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan Standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan Standar Kompetensi kelulusan.

4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Kualifikasi akademik berdasarkan peraturan pemerintah nomor 74 tahun

2008 yang mengisyaratkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompentensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani rohani serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk kualifikasi akademik guru-

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 28


guru SDN Padamulya 01Kecamatan Pasirwangi telah terpenuhi seluruhnya

menyandang gelar S2, S1 dan D2. Jumlah guru mencapai 10 orang dengan rincian

5 orang sudah PNS, 5 orang non PNS.

Semua mata pelajaran telah diampu oleh semua guru dengan rata-rata

beban mengajar 24 jam pelajaran per minggu. Guru pendidikan agama islam 1

orang, guru bahasa Inggris 1 orang, guru PJOK 1 orang, operator 1 orang dan

guru kelas 6 orang.

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan standar tenaga pendidik dan

kependidikan walaupun belum sepenuhnya.

5) Standar Sarana dan Prasarana

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi memiliki 6 ruang kelas

rombongan belajar, 1 ruang kepala sekolah dan guru, 1 ruang perpustakaan, 1

kamar wc guru, 1 kamar wc siswa laki-laki, 1 kamar wc siswa perempuan, 1

ruang dapur dan 1 ruang gudang.

Luas lahan yang dimiliki 1.300 M 2 digunakan oleh bangunan sekolah

tempat olahraga peserta didik sekaligus tempat upacara setiap hari senin dengan

jumlah gedung 3 unit yang terdiri 6 ruang kelas.

Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar

sebanyak 6 ruang kelas dengan luas masing-masing 7x8 m per ruang kelas. Setiap

ruang kelas masing-masing memiliki satu whiteboard, satu meja dan kursi guru,

satu lemari, meja dan kursi untuk setiap siswa, satu buah jam dinding, gambar

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 29


presiden dan wakil presiden, satu gambar burung garuda, papan data siswa, papan

data grafik absen. Jumlah buku teks pelajaran sudah memenuhi standar.

Ruang kepala sekolah berukuran 7x8 m terdapat 2 lemari buku, satu

pasang meja dan kursi kepala sekolah, satu set kursi tamu, satu lemari piala, papan

data, papan kalender pendidikan, papan standar kompetensi guru dan kompetensi

kepala sekolah, satu buah laptop, komputer dan printer.

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan standar

Nasional Pendidikan pada pemenuhan standar sarana dan prasarana meskipun

belum sepenuh nya.

6) Standar Pengelolaan

Rencana Kerja Sekolah (RKS) Rencana Kerja Tahunan (RKT) ataupun

Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) telah memilikinya namun belum

disosialisakan kepada seluruh warga sekolah. Demikian pula dengan Rencana

Kegiatan dan Anggran Sekolah (RKAS) belum disosialisasikan kepada warga

sekolah. Sekolah sudah pernah melakukan pengisian EDS sehingga RKAS yang

disusun mengacu pada EDS yang telah disusun dan diisi instrumennya oleh

kepala sekolah, guru, peserta didiki, komite sekolah dan dikelompokkan kedalam

8 Standar Nasional Pendidikan.

Struktur organisasi telah disusun sesuai dengan tupoksi nya diantara nya

kepala sekolah, petugas paskibra, petugas sarana dan prasarana, petugas

perpustakaan, petugas pengumpul infak, petugas BP.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 30


Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan

sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan

perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan Standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan Standar Pengelolaan meskipun

belum maksimal.

7) Standar Pembiayaan

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah membuat RKS/RKJM

dalam penyusunan RKAS melibatkan secara langsung pihak komite sekolah

ataupun pemangku kepentingan yang relevan, direncakan lewat rapat sekolah

dengan melibatkan guru dan Komite Sekolah, dengan tetap mempertimbangkan

usulan-usulan yang disampaikan oleh warga sekolah.

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi juga telah memiliki RKAS

tahunan dengan program kegiatan berikut program pendanaannya terinci. Adapun

sumber keuangan sekolah masih tergantung kepada bantuan pemerintah berupa

dan BOS APBN dan BOS APBD Provinsi Jawa Barat. Untuk saat ini sekolah

belum mampu mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja

sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha, industri, dan pihak lain.

Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara transparan,

efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya di tujukan kepada

pemerintah sebagai pemberi dana.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 31


SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah melakukan standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan standar pembiayaan walaupun

belum sepenuhnya dilaksanakan.

8) Standar Penilaiaan Pendidikan

Setiap guru SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah membuat

rencana penilaiaan mata pelajaran yang diampu nya. Dengan menyusun silabus

yang mencantumkan indikator dan teknik penilaian, dalam silabus juga terdapat

teknik penilaian yang digunakan guru yaitu : 1) Tes 2) Pengamatan 3) Tugas

struktur dan mandiri.

Setiap guru sudah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang

mencantumkan poin penilaian hasil belajar. Termasuk didalam nya terdapat

perangkat tes, dan pedoman penilaian sesuai dengan PERMENDIKNAS Nomor

20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Guru juga telah membuat program remidial dan pengayaan yang dilakukan

setelah ulangan harian selesai, hasil nya dianalisis, dikonfirmasikan ke peserta

didik dan di arsipkan sebagai dokumen penilaian.

Guru telah membuat rencana penilaian berdasarkan standar kompetensi

yang dituangkan dalam KKM.

Guru telah melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah,

dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian dilaksanakan berdasarkan

rencana yang telah dibuat oleh guru.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 32


Sekolah juga memiliki dokumen hasil Ujian Sekolah (US), juga dokumen

lainnya seperti foto copy ijazah dan SKHUN, buku leger nilai, album foto.

SDN Padamulya 01 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan Standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan Standar Penilaian.

Permasalahan yang ada di SDN Padamulya I secara umum tidak ada

permasalahan yang signifikan, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu

mendapat perhatian khusus agar dalam pengelolaannya dapat lebih maksimal,

yaitu :

1. Program kegiatan sekolah yang telah ditetapkan tidak selamanya

terlaksana 100%, Perlu adanya skala prioritas kebutuhan dan tingkat

urgensi kegiatan.

2. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SDN

Padamulya I terdapat beberapa kelemahan, untuk itu secara terus-menerus

dilakukan revisi-revisi sehingga dengan koreksi dan revisi yang

berkelanjutan akan menghasilkan KTSP yang berkualitas.

3. Beberapa pendidik dan tenaga kependidikan di SDN Padamulya I sudah

memenuhi standar kualifikasi akademik, tetapi sekitar 50% kualifikasi

akademiknya tidak sesuai dengan bidang tugas yang diampu.

4. Sarana dan prasarana belum memenuhi standar yang ditetapkan. Standar

sarana dan prasarana untuk SD, mencakup kriteria minimum sarana dan

ktriteria minimum prasarana. Hal ini tertuang dalam permen 24 tahun

2007, dengan standar inilah segala sesuatu yang berhubungan dengan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 33


proses pembelajaran di SD seharusnya ada, berfungsi, cukup dalam jumlah

dan memenuhi spesifikasi untuk menunjang proses belajar tersebut.

5. Dalam pengelolaan peserta didik masih perlu dibenahi. Pengelolaan

peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik di sekolah,

sejak peserta didik masuk sampai dengan peserta didik lulus, bahkan

setelah menjadi alumni perlu mendapat perhatian khusus.

6. Pengelolaan atau manajemen keuangan sekolah perlu disempurnakan

karena pengelolaan manajemen keuangan merupakan salah satu substansi

pengelolaan sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan

pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi pengelolaan

pendidikan pada umumnya, kegiatan pengelolaan keuangan sekolah

dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengerahan,

pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.

7. Kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer masih kurang, baru

tingkat dasar. Sebagian kecil guru yang sudah menguasai beberapa

program komputer misalnya MS Word, MS Excel dan power point,

sebagain besar belum menguasai program tersebut dan bahkan ada yang

tidak memiliki alat tersebut.

B. Kondisi SD Negeri Talaga 01

1. Deskripsi Singkat SDN Talaga I

Sekolah Dasar Negeri Talaga 01 mulai beroperasi pada tahun 1964

beralamat di Kp. Ciherang Desa Talaga Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 34


Provinsi Jawa Barat, kurang lebih 20 km dari pusat kota Garut, dan jarak dari

sekolah ke kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Pasirwangi kurang lebih 5 km.

Sekolah ini dibangun di areal tanah seluas 1.200 m2 dengan luas bangunan 469 m2

milik pemerintah.

Perkembangan jumlah peserta didik 3 tahun terakhir memang cukup

menurun, hal ini dikarenakan perkembangan pendidikan di daerah-daerah cukup

pesat seperti yang terjadi di kampung Talaga dengan berdirinya Madrasah

Ibtidaiyah (MI) juga berdirinya SDN Talaga 02 sehingga masyarakat yang biasa

mendaftarkan anak-anaknya ke SDN Talaga 01 dengan pertimbangan jarak

tempuhnya sangat jauh ke lokasi, maka mereka memilih mendaftarkan anak-

anaknya ke sekolah yang terdekat, meskipun demikian kepercayaan masyarakat

kepada SDN Talaga 01 masih kuat.

Visi Sekolah

“Terwujudnya Manusia yang Berpendidikan dan Taqwa kepada Alloh

SWT.dengan Mengutamakan Kedisiplinan dan Akhlak yang Baik”.

Misi Sekolah

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Bertaqwa kepada Alloh SWT.

2. Mewujudkan Proses Pembelajaran Secara Maksimum .

3. Mendukung Program Pemerintah Wajar Dikdas 9 Tahun.

4. Menghasilkan Lulusan yang Dapat Diterima di Tingkat Pendidikan Lanjutan.

5. Membimbing siswa dalam kegiatan peduli terhadap keindahan lingkungan.

6. Meningkatkan potensi fisik, menanamkan sportivitas dan selalu hidup sehat.

7. Sopan dan bertindak santun dalam berbicara.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 35


Selengkapnya mengenai SDN Talaga I sebagai berikut:

1. Nama Sekolah : SD Negeri Talaga I

2. No. Statistik Sekolah/NPSN : 101021134012/20221066

3. Tipe Sekolah : A

4. Alamat Sekolah : Kampung Ciherang, Desa Talaga

Kecamatan : Pasirwangi

Kabupaten : Garut

Provinsi : Jawa Barat

5. Telepon/HP/Fax : 085314184583

6. Jarak Sekolah ke Dinas Kab. : 20 Km

7. Status Sekolah : Negeri

8. Nilai Akreditasi Sekolah : B ( baik)

9. Data Peserta Didik Baru pada tahun terakhir yang dinyatakan diterima di sekolah

Jumlah Peserta
Jumlah Pendaftar NUN yang
Tahun Didik Baru yang
Peserta Didik Baru diterima
diterima

2012/2013 51 51 -

2013/2014 39 39 -

2014/2015 36 36 -

10. Prestasi Akademik NUN (3) tahun terakhir

No Tahun Rata-rata NUN


Bhs IPA Matemati Jumlah Rata-rata

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 36


Indonesia ka tiga mapel
. Pelajaran
1. 2012/2013 7,90 6,97 6,73 21,6 7,20
2. 2013/2014 8,29 7,01 6,51 21,8 7,30
3. 2014/2015 8,14 6,97 6,17 21,3 7,09

11. DataPeserta Didik:

Jumlah
Kelas I Kelas II Kelas III
(Kls. I + II + III)
Jml
Jum
Pendaftar Jml Jml
Th. lah Jumlah
(Cln Ro Ro
Pelajaran Jml Siswa Jml Siswa Jml Siswa Ro Jml Siswa Rombe
Siswa mbe mbe
mbe 4
Baru) l l
2
L P L P L P L P
2014/2015 33 17 19 1 19 19 1 35 16 2 71 54 4
Jumlah 125

Jumlah
Kelas IV Kelas V Kelas VI
(Kls. IV + V + VI)
Jml
Jum
Pendaftar Jml Jml Total
Th. lah
(Cln Ro Ro Jumlah
Pelajaran Jml Siswa Jml Siswa Jml Siswa Ro Jml Siswa
Siswa mbe mbe Rombe
mbe
Baru) 2 l 5
2
L P L P L P L P
2014/2015 32 26 31 2 23 22 1 37 31 2 86 84 5
Total Jumlah Siswa 157 138 295

12. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

c. Kepala sekolah
Jenis
N Kela- Pend Masa
Jabatan Nama Usia
o min Akhir Kerja
L P
Rd. Amung 53 32
1. Kepala Sekolah √ S1
Hermawan, S.Pd. Tahun Tahun

d. Guru
b.Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Jumlah dan Status Guru
N Tingkat
GT/PNS GTT/Guru Bantu Jumlah
o. Pendidikan
L P L P

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 37


1. S3/S2 - - - 1 1
2. S1 1 1 2 - 4
3. D-4 - - - - -
4. D3/Sarmud - - - - -
5. D2 - - - 4 4
6. D1 - - - - -
Jumlah 1 1 2 5 9

c. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan
(keahlian)

Jumlah guru dengan latar


Jumlah guru dengan latar
belakang pendidikan yang
belakang pendidikan sesuai
TIDAK sesuai dengan tugas
dengan tugas mengajar
mengajar
No. Guru Kelas Jml
D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3
Sarmu Sarmu
d d
1. Kelas I - - 1 - - - - - 1
2. Kelas II - - - - - - 1 - 1
3. Kelas III - - - - - - 1 - 1
4. Kelas Iva/b - - - - 1 1 - - 2
5. Kelas V - - - - 1 - - - 1
6. Kelas VIa - - - 1 - - - - 1
7. Kelas VIb - - - - 1 - - - 1
8. Penjasorkes - - - - - - 1 - 1
9. PAI. - - 1 - - - - - 1
Jumlah 2 1 3 1 3 - 10

13. a) Data Ruang Belajar (Kelas)

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 38


Jumlah dan ukuran Jml. ruang
Jumlah ruang
lainnya
Ukuran yg digunakan
Kondisi Ukuran Ukuran Jumlah (d) yg digunakan u. R. Kelas
< 63 m2 =(a+b+c) untuk r. Kelas
8x7 m (a) > 63m (b)
2 2
(c) (f)=(d+e)
(e)
Baik 7 7 6
Rsk
ringan
Rsk
sedang
Rsk
-
Berat
Rsk
Total

Keterangan kondisi:

Baik Kerusakan < 15%


Rusak ringan 15% - <30%
Rusak sedang 30% - < 45%
Rusak berat 45% - 65%
Rusak total >65%

b) Data Ruang Belajar Lainnya (di isi dalam angka)

Jumla Ukura
Jumlah Ukura Kondisi
Jenis Ruangan Jenis Ruangan h n Kondisi
Ruang n (pxl) *)
Ruang (pxl)
1. Kep. Sek 1 baik 6. Lainnya...
2. Guru 1 baik
3. Perpus 1 baik
4. WC Lk 2 baik
5. WC Pr 2 baik

c) Data Ruang Kantor (di isi dalam angka)

Jumlah
Jenis Ruangan Ukuran (pxl) Kondisi*)
Ruang
1. Kepala Sekolah 1 2x3m Baik

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 39


2. Guru 1 3x4m Baik

3. Perpustakaan 1 2x3m Rusak Ringan


4. WC Lk 2 2x2m Rusak Ringan

5. WC Pr 2 2x2m Rusak Ringan

Lainnya: ………………

d) Data Ruang Penunjang (di isi dalam angka)

Ukura
Jml Ukuran Jenis Jml
Jenis Ruangan Kondisi*) n Kondisi
Ruang (pxl) Ruangan Ruang
(pxl)

1. Gudang - - 6. Ibadah

2. KM/WC Guru 2 2x2m Baik 7. Hall/lobi

3. KM/WC 4 2x2m Cukup 8. Kantin


Siswa

4. 9. Rumah 1 3x4m cukup


PMR/Pramuka Penjaga

5. OSIS 10. Pos Jaga

14. Kepemilikan Tanah : Pemerintah

Status Tanah : SHM

Luas Lahan/Tanah : 1.200 m2

Luas Tanah Terbangun : 469 m2

15. Perabot (furniture) utama

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 40


a. Perabot ruang kelas (belajar)

Perabot
Jumlah dan
Jumlah dan kondisi Almari + rak
kondisi kursi Papan tulis
No Jumlah meja siswa buku/alat
siswa
. ruang kelas

Baik

Baik

Baik

Baik
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Rsk.
Rsk.

Rsk.

Rsk.

Rsk.
Jml

Jml

Jml

Jml
1. 7 149 115 34 - 298 262 36 - 7 5 1 - 7 7 - -

b. Perabot ruang belajar lainnya

Perabot
Almari + rak
Meja Kursi Lainnya
buku/alat
No. Ruang
Baik

Baik

Baik

Baik
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.
Rsk.
Jml

Jml

Jml

Jml

1. Perpus 2 1 1 2 1 1 4 3 1
2. Ketrampila
3. Serbaguna
4. Kesenian
5. Lainnya: ...
.....

c. Perabot Ruang Kantor

Perabot
No
Ruang Almari + rak
. Meja Kursi Lainnya
buku/alat

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 41


Baik

Baik

Baik

Baik
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.
Jml

Jml

Jml

Jml
1. Kepala 1 1 4 4 3 3
Sekolah

2. Guru 9 9 10 10 5 5

3. Lainnya:
…..

d. Perabot Ruang Penunjang

Perabot
Almari + rak
Meja Kursi Lainnya
buku/alat
No
Ruang
.
Baik

Baik

Baik

Baik
Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Rsk.

Rsk.

Rsk.
Jml

Jml

Jml

1. Gudang Jml
2. Koperasi
3. Lainnya:
…..

16. Koleksi Buku Perpustakaan

No. Jenis Jumlah Kondisi


Rusak Baik
1. Buku siswa/pelajaran (semua 364 69 295
mata pelajaran)
2. Buku bacaan (misalnya 196 38 158
novel, buku ilmu
pengetahuan dan teknologi,
dsb.)
3. Buku referensi (misalnya 82 6 76
kamus, ensiklopedia, dsb.)
4. Lainnya: ................................
.....
Total 642 113 529

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 42


17. Fasilitas Penunjang Perpustakaan

c. Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)


Rata-rata Nilai US
N
Mata Pelajaran Tahun Tahun
o
2012/2013 2013/2014
1 PAI 7,50 7,88
2 PKn 7,46 7,84
3 IPS 7,20 7,75
4 SBK 8,06 8,13
5 PJOK 8,06 8,16
6 Bahasa Sunda 7,40 7,85
7 PLH 7,50 7,85
8
9

d. Angka Kelulusan dan Melanjutkan


Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi
%
%
Lulusan
Lulusan
yang
N Tahun Jumlah yang
Jumlah % TIDAK
o. Ajaran Peserta Melanjutk
Lulus Kelulusan Melanjutk
Ujian an
an
Pendidika
Pendidika
n
n
1. 2012/2013 72 72 100% 97,2% 2,8%
2. 2013/2014 65 65 100% 98,5% 1,5%

18. Sumber Dana 2 (dua) tahun terakhir

Tahun Tahun
No Sumber Dana
2013/2014 2014/2015
1. Rutin - -
2. APBD Kab/Kota - -
3. APBD Propinsi -
4. BOS 125.495.950- 171.100.000,-
5. Komite Sekolah/Orang tua siswa - -
6. School Grant - -

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 43


7. Grant Potensial SSN - -
8. Subsidi Imbal Swadaya - -
Jumlah 125.495.950,- 171.100.000,-

2. PEMENUHAN 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Dalam Standar Nasional Pendidikan tertuang 8 Standar Nasional

Pendidikan yaitu : 1) Standar Isi 2) Standar Proses 3) Standar Kompetensi

Kelulusan 4) Standar Pendidik dan Kependidikan 5) Standar Sarana dan Prasarana

6) Standar Pengelolaan 7) Standar Pembiayaan 8) Standar Penilaian Pendidikan.

SDN Talaga 01 Kecamatan Pasirwangi merupakan Institusi Pemerintah yang

harus mengemban amanat yang tertuang dalam peraturan pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 tahun 2005, untuk melaksanakan manajemen pengelolaan

sekolah harus mengacu kepada 8 standar Nasional Pendidikan. Berdasarkan hasil

temuan calon kepala sekolah akan memaparkan hal-hal yang telah dan belum

dilaksanakan disekolah yang berkaitan dengan kegiatan 8 standar pendidikan yang

akan diuraikan sebagai berikut :

1. Standar Isi

SDN Talaga 01Kecamatan Pasirwangi telah membuat kurikulum satuan

pendidikan (KTSP). Sebagai dokumen 1 dengan menggunakan atura-aturan yang

dikeluarkan oleh Lembaga Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) dengan

menyusun tim kurikulum yang terdiri dari : 1) Kepala sekolah 2) Guru-guru 3)

Komite sekolah 4) Pengawas. Kurikulum SDN Sukaratu I kecamatan Banyuresmi

memuat : 1) Pendahuluan 2) Tujuan 3) Struktur dan Muatan Kurikulum 4)

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 44


Pelaksanaan. Pada pendahuluan memuat latar belakang, tujuan kurikulum dan

prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dalam tujuan kurikulum tersebut terdiri

dari : Tujuan Pendidikan Dasar, Visi dan Misi SDN Talaga 01, dan Tujuan SDN

Talaga 01.

SDN Talaga 01 pada tahun pelajaran 2014/2015 menerapkan kurikulum

2006 (KTSP) menggunakan panduan yang disusun berdasarkan standar isi

mengacu pada Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 yaitu :

1. Kurikulum SDN Talaga 01 memuat 9 mata pelajaran, muatan lokal dan

pengembangan diri.

2. Pembelajaran pada kelas I, II, dan III dilaksanakan melalui pendekatan

tematik, sedangkan kelas IV, V, dan VI dilaksanakan melalui pendekatan mata

pelajaran dengan sistem kurikulum KTSP.

3. Alokasi waktu : 1 jam pelajaran adalah 35 menit.

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SD

Alokasi Waktu
No Komponen Kelas
1 2 3 4 5 6
A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama Islam 3 3 3
PENDEKATAN

2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 5 5 5
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7 Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 45


8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 4 4 4
TEMATI
Kesehatan
B Mulok K
d. Bahasa Sunda 2 2 2
e. Pendidikan Lingkungan Hidup 2 2 2

f. Bahasa Inggris 2 2 2

C Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)


Jumlah 28 29 30 36 36 36

SDN Talaga 01 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan Standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan standar isi. Adapun untuk kegiatan

pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan bimbingan oleh guru kelas yang

berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

pengembangan karir peserta didik. Kegiatan Ekstrakulikuler dilaksanakan sesuai

dengan minat dan bakat siswa yang terdiri atas Pramuka yang menjadi

Ekstrakulikuler wajib bagi seluruh peserta didik dan sebdagai pilihannya adalah

olah raga dan kesenian.

2. Standar Proses

Dalam pembuatan RPP yang dikembangkan oleh guru-guru di SDN

Talaga 01 berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan

panduan penyusunan RPP kurikulum KTSP bagi guru kelas IV,V, dan VI.Bagi

guru kelas I, II, dan III penyusunan RPP menggunakan panduan buku guru dan

buku siswa mengunakan multi metode yang mengarah pembelajaran tematik.

Kegiatan penyusunan dan pengembangan RPP dilakukan secara mandiri ataupun

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 46


berkelompok dalam pertemuan KKG sekolah ataupun KKG mata pelajaran

dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-

norma yang ada dalam masyarakat. RPP yang dibuat guru dengan sistematika

sebagai berikut : 1) Identitas RPP 2) Standar Kompetensi 3) Kompetensi Dasar

dan Indikator pencapaian 4) Tujuan Pembelajaran 5) Materi Pembelajaran 6)

Metode Pembelajaran 7) Media, alat, dan sumber pembelajaran 8) Langkah-

langkah pembelajaran 9) Penilaian.

Pada dasarnya hampir mencapai 100% guru-guru di SDN Talaga 01 telah

membuat dan menyusun RPP, walaupun masih ada sebagian kecil guru yang

mengcopy dari produk/hasil pekerjaan yang lain.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Dua tahun terakhir yaitu tahun 2013-2014 peserta didik SDN Talaga 01

Kecamatan Pasirwangi dinyatakan lulus 100%. Hasil nilai rata-rata ujian Nasional

tahun pelajaran 2012-2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,90, Matematika

7,68, dan IPA 7,89 dan tahun 2013-2014 mata pelajaran Bahasa Indonesia 8.12,

Matematika 7,89 dan IPA 8,16. Setiap mata pelajaran ada kenaikan dari tahun

pelajaran 2013-2014 dibandingkan dengan tahun pelajaran 2012-2013, dapat

dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan pencapaian

kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik

dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.

Kesimpulannya bahwa SDN Talaga 01 Kecamatan Pasirwangi telah

melaksanakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan Standar

Kompetensi kelulusan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 47


4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Mengacu kepada peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 yang

mengisyaratkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompentensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani rohani serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sekolah Dasar Negeri Talaga 01

mempunyai 1 orang Kepala Sekolah dengan kualifikasi akademik S.1 dan telah

memiliki sertifikat pendidik, 9 orang guru kelas yang terdiri dari 2 orang Pegawai

Negeri Sipil (PNS) dengan kualifikasi akademik S.1 dan D.2 telah memiliki

sertifikat pendidik, 7 orang Non PNS dengan kualifikasi akademik : 1 orang S.2, 2

orang S.1, dan 4 orang D.2, 1 orang guru agama Non PNS dengan kualifikasi

akademik S.1, 1 orang guru SBK Non PNS dengan kualifikasi akademik D.2, 1

orang operator Non PNS dengan kualifikasi akademik SMA, dan 1 orang penjaga

Non PNS dengan kualifikasi akademik SMP.

SDN Talaga 01Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan standar tenaga pendidik dan

kependidikan walaupun belum sepenuh nya

5. Standar Sarana dan Prasarana

SDN Talaga 01 memiliki luas lahan 1.200 m2 dengan jumlah gedung

sebanyak 2 unit, Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar

mengajar sebanyak 7 ruang kelas dengan ukuran masing-masing 7 m x 8 m per

ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu white board sebagai

papan tulis, satu meja dan kursi guru, satu lemari, masing-masing satu meja dan 2

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 48


kursi untuk 2 orang siswa, memiliki prasaran lainnya seperti sapu, pengepel,

tempat sampah, dan sebagainya untuk kelengkapan ruang kelas.

Ruang Kepala Sekolah dan guru berukuran 7 m × 8 m terdapat2 set kursi

dan meja tamu, 2 rak buku, 4 lemari buku, 1 buah Tape recorder dan 1 buah jam

dinding, 1 set komputer PC.

Sarana dan prasarana sekolah lainnya adalah 2 jamban (WC) Kepala

sekolah/Guru masing-masing berukuran 1,5 m x 2 m dan 2 WC siswa masing-

masing berukuran 1,5 m x 2 m.

SDN Talaga 01 Kecamatan Pasirwangi telah berupaya melaksanakan

/menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar Nasional Pendidikan pada

pemenuhan standar sarana dan prasarana meskipun belum sepenuhnya.

6. Standar Pengelolaan

Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kerja Tahunan (RKT) ataupun

Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) disosialisasikan kepada warga sekolah

dan Komite Seoklah .Demikian pula dengan Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah (RKAS) disosialisasikan kepada warga sekolah dan Komite Sekolah.

Sekolah sudah melakukan pengisian instrumen EDS sehingga RKS dan RKJM

yang disusun berdasarkan rekomendasi EDS sudah mengelompokkan ke dalam

delapan standar, yaitu : Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses,

Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana,

Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan Pendidikan, Standar Penilaian

Pendidikan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 49


Kegiatan supervisi dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga

mudah untuk mengukur dan menilai kinerja guru dalam melakukan perbaikan-

perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

SDN Talaga 01 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan Standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan Standar Pengelolaan meskipun

belum secara maksimal.

7. Standar Pembiayaan

Hingga saat ini yang menjadi sumber keuangan sekolah masih tergantung

pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana BOS APBD Provinsi

Jawa Barat. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya

dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha

dan industri. Penyusunan RKAS melibatkan secara langsung pihak komite

sekolah ataupun pemangku kepentingan yang relevan, direncakan lewat rapat

sekolah dengan melibatkan guru dan Komite Sekolah, dengan tetap

mempertimbangkan usulan-usulan yang disampaikan oleh warga sekolah.

SDN Talaga 01 Kecamatan Pasirwangi telah melakukan standar Nasional

Pendidikan (SNP) pada pemenuhan standar pembiayaan walaupun belum

sepenuhnya dilaksanakan.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Sebagian guru sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. KKM yang telah ditetapkan

diinformasikan oleh guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan

menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian. Guru

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 50


melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan Ulangan Harian, Ulangan Tengah

Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian Sekolah dan

Ujian Nasional dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yaitu objektif,

terpadu, ekonomis, transparan, akuntabel, dan edukatif. Penilaian melalui ulangan

harian dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh guru.

Guru kelas masih melaksanakan kurikulum 2006 (KTSP). Hasil penilaian

guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah

ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan.Setiap

guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala

sekolah. Hasil penilaian dijadikan dasar bagi guru sebagai koreksi untuk

melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.

Sekolah juga memiliki dokumen hasil Ujian Sekolah (US), juga dokumen

lainnya seperti foto copy ijazah dan SKHUN, buku leger nilai, album foto.

SDN Talaga 01 Kecamatan Pasirwangi telah melaksanakan Standar

Nasional Pendidikan (SNP) pada pemenuhan.

Permasalahan yang ada di SDN Talaga I secara umum tidak ada

permasalahan yang signifikan, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu

mendapat perhatian khusus agar dalam pengelolaannya dapat lebih maksimal,

yaitu :

1. Rencana program kegiatan sekolah yang telah ditetapkan tidak selamanya

terlaksana 100%, Perlu adanya skala prioritas kebutuhan dan tingkat

urgensi kegiatan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 51


2. Masih terdapat beberapa kelemahan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan

sehingga dengan koreksi dan perbaikan yang berkelanjutan akan

menghasilkan KTSP yang berkualitas..

3. Beberapa pendidik dan tenaga kependidikan di SDN Talaga I sudah

memenuhi standar kualifikasi akademik, tetapi sekitar 60% kualifikasi

akademiknya tidak sesuai dengan bidang tugas yang diampu dan tidak

linear.

4. Sarana dan prasarana belum memenuhi standar yang ditetapkan. Standar

sarana dan prasarana untuk SD, mencakup kriteria minimum sarana dan

ktriteria minimum prasarana. Hal ini tertuang dalam permen 24 tahun

2007, dengan standar inilah segala sesuatu yang berhubungan dengan

proses pembelajaran di SD seharusnya ada, berfungsi, cukup dalam jumlah

dan memenuhi spesifikasi untuk menunjang proses belajar tersebut.

5. Dalam pengelolaan peserta didik masih perlu dibenahi. Pengelolaan

peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik di sekolah,

sejak peserta didik masuk sampai dengan peserta didik lulus, bahkan

setelah menjadi alumni perlu mendapat perhatian khusus.

6. Pengelolaan atau manajemen keuangan sekolah perlu disempurnakan

karena pengelolaan manajemen keuangan merupakan salah satu substansi

pengelolaan sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan

pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi pengelolaan

pendidikan pada umumnya, kegiatan pengelolaan keuangan sekolah

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 52


dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengerahan,

pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.

BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)

1. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menggunakan Alat Peraga KIT IPA


melalui Workshop di SDN Padamulya 1

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu

mengembangkan sekolah menjadi lebih maju dan berkualitas. Hali itu tidak lepas

dari kompetensi yang di miliki oleh guru. Sebagaimana dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen bahwa

kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi

meliputi tugas, keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 53


keberhasilan hidup/penghasilan hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, kemampuan, dan

penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja.

Dalam Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005

meliputi kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut dapat dideskripsikan

sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran, sekurang-kurangnya meliputi (1) pemahaman wawasan atau

landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3)

pengembangan kurikulum/silabus, (4) perancangan pembelajaran, (5)

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan

teknologi pembelajaran, (7) evaluasi proses dan hasil belajar, dan (8)

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

2. Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup (1) berakhlak mulia,

(2) arif dan bijaksana, (3) mantap, (4) berwibawa, (5) stabil, (6) dewasa, (7)

jujur, (8) mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (9)

secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan (10) mengembangkan diri

secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat, sekurang-kurangnya meliputi (1) berkomunikasi lisan, tulisan,

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 54


dan/atau isyarat, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional,(3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta

didik, (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, dan (5) menerapkan

prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan.

4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai

pengetahuan bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang sekurang-kurang

meliputi penguasaan (1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai

standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok

mata pelajaran yang diampunya, dan (2) konsep-konsep dan metode disiplin

keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi

atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau

kelompok mata pelajaran yang diampu. Keempat kompetensi tersebut di atas

bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh karena itu, secara

utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara

mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (diciplinary

content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (pedagogical content);

(c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak

lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian

dan profesionalitas secara berkelanjutan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 55


Oleh karena itu seorang guru harus memiliki keempat kompetensi guru

supaya bisa memanfaatkan teknologi pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga KIT IPA dengan benar melalui workshop di sekolah setiap mata pelajaran

bahkan mulai dari perencanaan membuat administrasi sampai pelaksanaan

pembelajaran dan tindak lanjut.

Kegiatan Workshop

Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan

menyebutkan bahwa Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,

standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembela-

jaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Pasal 1 Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional

menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa

belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi

tertentu.

Oleh karena itu penulis sebagai calon kepala sekolah dari pengamatan

sementara melihat banyak guru yang bingung bagaimana cara membuat media

pembelajaran berbasis power point sehingga penulis merasa perlu untuk

mengangkat permasalahan yang terjadi di SDN Padamulya 1. Jika dilihat dari

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 56


Evaluasi Diri Sekolah (EDS) SDN Padamulya 1, dari 8 Standar Nasional

Pendidikan (SNP) yang ada ternyata pada standar Proses yang paling lemah, oleh

karena itu penulis disarankan oleh Master Trainer (MT) untuk berupaya

meningkatkan standar proses dalam rangka tugas on the Job Learning (OJL) dan

penulis mengangkat judul “Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menggunakan

Alat Peraga KIT IPA melalui Workshop di SDN Padamulya 01“

Pengertian workshop dalam kegiatan ini didefinisikan sebagai proses

pemberian bantuan atau bimbingan dengan pendekatan praktik langsung

pelaksanaan Kurikulum 2006 khususnya dalam menggunakan alat peraga KIT

IPA dan diberikan oleh nara sumber kepada guru di SDN Padamulya 01. Fokus

pelaksanaan workshop ini meliputi cara menggunakan alat peraga KIT IPA

dengan mengacu pada RPP atau materi yang akan diajarkan.

Tujuan khususworkshop adalah meningkatkan kemampuan guru sehingga

mampu dalam:

1.menyiapkan materi pembelajaran;

2.memanfaatkan teknologi TIK;

3.menyajikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

4.memahami dan mengadaptasi bahan ajar;

6.mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penyajian pembelajaran;

7.melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang mereka laksanakan

untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya, yang selanjutnya dapat

melakukan perbaikan secara terus-menerus.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 57


1. Siklus Pertama

a. Persiapan

Setelah Calon Kepala Sekolah diberi tugas pada OJL yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menggunakan Alat Peraga KIT IPA

melalui Workshop di SDN Padamulya 1“, maka pada tahap persiapan siklus 1,

dilakukan penyusunan atau pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan

pada tahap pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam

tahap perencanaan antara lain adalah sebagai berikut:

Pertama-tama penulis menyiapkan salinan Permendikbud nomor 41 tahun 2007

tentang RPP mulai dari komponen RPP sampai penjelasannya dan Permendikbud

RI No. 61 Tahun 2014 tentang KTSP dan mempelajarinya, kemudian penulis

mencoba mengidentifikasi kompetensi guru dalam menggunakan alat peraga KIT

IPA dengan cara melihat RPP yang ada pada beberapa guru mata pelajaran yang

berbeda, bersama dengan kepala sekolah memilih guru senior sebagai sampel

yang dapat diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam melakukan

workshop terhadap guru-guru untuk mencapai kompetensinya terutama pada

penggunaan alat peraga pembelajaran sampai pelaksanaannya dan tindak lanjut,

kemudian menyusun program pelaksanaan workshop mulai dari bimbingan

individu dan kelompok di sekolah, dan dilanjutkan dengan menyusun instrumen

monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 1.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu ;

Bersama guru-guru mempelajari kembali Permendikbud RI No. 41 tahun 2007

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 58


tentang Standar Proses Pendidikan dan Permendikbud RI No. 61 Tahun 2014

tentang KTSP, mengunjungi Kepala Sekolah serta berdiskusi tentang kemampuan

guru menggunakan alat peraga KIT IPA dan berdiskusi dengan guru-guru dengan

menganalisis RPP yang terkumpul di ruang Kepala Sekolah, kemudian penulis

mencoba mempengaruhi Kepala Sekolah dalam penyusunan administrasi guru,

identifikasi dan penyelesaian masalah penyusunan dan pelaksanaan RPP untuk

memberdayakan rekan kerja yang lain dalam identifikasi dan penyelesaian

masalah dalam penggunaan alat peraga pembelajaran.

Setelah pelaksanaan di atas selesai penulis melaksanakan kegiatan melalui

workshop di sekolah. Kegiatan workshop dilaksanakan dengan sepenuh hati.

(layanan, kerja keras, pantang menyerah) dengan memberikan materi-materi dan

panduan dalam kegiatan pendampingan, tidak lupa penulis memberikan

kesempatan guru untuk berdiskusi dan merencanakan alat peraga pembelajaran

yang akan dipergunakan dengan gayanya (kreatifitas, inovasi), melakukan

evaluasi dan pelaporan kegiatan penggunaan alat peraga pembelajaran.

Kegiatan workshop pada guru-guru selain dilaksanakan di sekolah sendiri

juga sekolah lain yang terdekat dengan cara digabung. Kegiatan workshop juga

dilaksanakan secara serentak pada saat guru tidak mengajar atau pada saat

tertentu dengan menggunakan waktu KBM tidak efektip, penulis melihat serta

membimbing guru dalam penggunaan alat peraga pembelajaran dan berdiskusi

apa kesulitan/masalah yang terjadi pada saat menggunakan alat peraga

pembelajaran tersebut, lama pembimbingan dengan menggunakan nara sumber

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 59


sekitar 5 sampai dengan 6 jam. Pembimbingan dilakukan selama 1 minggu mulai

bulan Mei minggu ke 2.

c. Monitoring dan evaluasi (Monev)

Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 1, guru yang menjadi

peserta workshop melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan

siklus 1. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang

cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak

mempengaruhi penilaian kinerja mereka.Penulis melakukan monev dengan

mengumpulkan hasil pengisian instrumen dan menganalisis terutama pada

masalah menggunakan alat peraga pembelajaran khususnya kesulitan-kesulitan

yang dihadapi guru pada saat menggunakan alat peraga pembelajaran. Setelah

instrumen diisi penulis mendiskusikan hasil pengisian intrumen dengan peserta

sambil menjelaskan poin-poin mana yang belum dipahami oleh peserta dan perlu

ditindaklanjuti oleh peserta dan penulis secara bersama-sama.Begitu juga penulis

membuat instrumen monev untuk dinilai oleh kepala sekolah dan guru senior

tentang kinerja penulis pada pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan (RTK).

d. Refleksi

Mulai dari perencanaan dan pelaksanaan penggunaan alat peraga

pembelajaran baik melalui workshop sekolah maupun secara langsung dengan

individu banyak sekali rintangan dan hambatan yang dilalui, penulis sadar betul

bahwa menjadi kepala sekolah itu sangat berat kalau seluruh komponen sekolah

yang dihadapinya tidak sadar dan tidak memahami akan tugas dan fungsinya,

oleh karena itu penulis berharap seluruh komponen sekolah ikut berpartisifasi

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 60


dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai tindak

lanjut supaya tujuan sekolah secara umum dapat tercapai. Dari hasil menganalisa

instrumen monev dari peserta, ternyata masih ada guru yang belum paham betul

terutama pada penggunaan alat peraga pembelajaran. Dari pelaksanaan siklus 1

perlu ada tindak lanjut untuk pelaksanaan ke siklus 2 yang lebih baik lagi

terutama penulis harus kerja ekstra dalam menindaklanjuti hasil workshop

dengan pendampingan baik individu maupun bersama-sama dan memberikan

motivasi pada guru-guru supaya lebih giat dan konsen pada penggunaan alat

peraga untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Sedangkan dari hasil analisa

instrumen monev yang dinilai oleh guru senior terhadap pelaksanaan RTK yang

dilakukan oleh penulis ternyata masih banyak kekurangan dari penulis terutama

pada hal-hal kemampuan Calon Kepala Sekolah menuliskan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran, kemampuan Calon Kepala Sekolah menyusun instrumen

penilaian dan keterampilan Calon Kepala Sekolah menyusun, melaksanakan,

mengevaluasi program penggunaan alat peraga. Oleh karena itu penulis sabagai

Cakep harus lebih giat dan intensif belajar ke guru yang lebih berkompeten dalam

bidang kurikulum.

Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan workshop yang dilakukan pada

pelaksanaan tindakan siklus 1 melalui pengisian instrumen monev 1 yang

dilakukan pada 10 orang guru masing-masing satu orang untuk tiap mata pelajaran

khusus yang mengajar di kelas I sampai dengan VI, diperoleh hasil sebagai

berikut:

3.1 Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 1

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 61


Peningkatan
Kompetensi awal Kompetensi setelah
kompetensi
(%) tindakan 1(%)
(%)
4,80
76,12 80,92

Tabel 3.1 tingkat kompetensi guru dalam menggunakan alat peraga

pembelajaran setelah mengikuti workshop siklus pertama naik dari 76,24%

menjadi 80,92 %. Peningkatan kompetensi sebesar 4,80% menunjukkan adanya

hasil jerih payah calon kepala sekolah sebagai manajer dalam melakukan kegiatan

melalui workshop dan menjalankan tugasnya mengembangkan Dimensi

kompetensi managerial yang diantaranya ;

 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju


organisasi pembelajar yang efektif
 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.

Indikator keberhasilan pada pelaksanaan siklus 1 yang dilihat dari hasil

menggunakan alat peraga pembelajaran yang terkumpul diantaranya;

Guru telah memiliki kemampuan untuk :

1. Memanfaat media dalam pembelajaran.

2. Menggunakan alat peraga pembelajaran

3. Melakukan inovasi dalam pembelajaran

4. Menentukan alat peraga pembelajaran

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 62


5. Menentukan sumber pelajaran sesuai media

Sedangkan pada poin guru memfasilitasi penggunaan alat peraga. Berdasarkan

analisis hasil pengisian instrumen monev 1 yang dilakukan oleh 8 orang guru

senior terhadap penilaian kinerja Cakep dalam melaksanakan kegiatan RTK ,

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2 Rata-rata Kinerja Cakep Pada Tindakan siklus 1

Penilaian Guru Senior


No. Indikator (Tujuan/Indikator) Siklus 1
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 Rata-
rata
Kemampuan Calon Kepala
1 Sekolah merumuskan tujuan 3 3 4 3 4 4 3 4 3,5
menggunakan alat peraga
Kemampuan Calon Kepala
2 Sekolah merumuskan indikator 3  4 3 4 3 3 4 3 3,37
pembelajaran
3 Kemampuan Calon Kepala 3 3 4 3 3 3 3 3,25
Sekolah Memilih materi ajar
4
sesuai dengan tujuan dan
karakteristik peserta didik
Kemampuan Calon Kepala
4 Sekolah menjelaskan langkah- 3 4 3 4 3 3 4 3 3,37
langkah penggunaan
Kemampuan calon kepala 3
sekolah dalam mengalokasi
5 4 3 3 4 3 3 2 3,12

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 63


waktu sesuai materi ajar

Kemampuan calon kepala


sekolah dalam menentukan 4 
6 materi 3 4 3 2 3 3 3 3,12
Kemampuan calon kepala
sekolah dalam menentukan 3  3 3 2 3 3 4 3 3
7 metode pembelajaran
Keterampilan calon kepala
sekolah memilih
8 sumber/media/alat peraga 3 3 2 3 4 3 3 4 3,12
pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan dan materi ajar
Kemampuan calon kepala
9 sekolah dalam menganalisis 2 3 4 3 3 4 3 3 3,12
menggunakan alat peraga
Kemampuan calon kepala  
10 sekolah dalam menindaklanjuti
hasil menggunakan alat peraga 3 4 3 4 3 3 2 3 3,12
Skor 31 34 32 33 32 32 32 32 32,37
Nilai Kinerja % 80,92%

Berdasarkan analisis hasil pengisian instrumen monev 1 yang dilakukan

oleh Kepala Sekolah SDN Padamulya 1 terhadap penilaian kinerja Cakep dalam

melaksanakan kegiatan RTK , diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3 Rata-rata Kinerja Cakep Pada Tindakan siklus 1

No Indikator Nilai
Kemampuan Calon Kepala Sekolah menjelaskan
pengalaman dalam mengarahkan dan menggerakkan rekan
1 sejawat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di 4
sekolah

Kemampuan Calon Kepala Sekolah mempengaruhi kepala


sekolah dalam penyusunan administrasi guru, identifikasi
2 3
masalah menggunakan alat peraga KIT IPA

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 64


Kemampuan Calon Kepala Sekolah mempengaruhi kepala
sekolah dalam memberdayakan rekan kerja pada
3 3
menggunakan alat peraga

Kemampuan Calon Kepala Sekolah menyusun program


4 perencanaan menggunakan alat peraga KIT IPA 3

Kemampuan calon kepala sekolah dalam mempengaruhi dan


mengajak guru mengikuti workshop untuk menggunakan
5 4
alat peraga KIT IPA

Kemampuan calon kepala sekolah dalam mengarahkan dan


menggerakkan rekan sejawat untuk menggunakan alat
6 3
peraga KIT IPA

Kemampuan calon kepala sekolah dalam memfasilitasi


7 menggunakan alat peraga 3

Keterampilan calon kepala sekolah menyusun,


melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan
8 3
menggunakan alat peraga KIT IPA

Kemampuan calon kepala sekolah dalam menganalisis


9 ketuntasan menggunakan alat peraga KIT IPA 3

Kemampuan calon kepala sekolah dalam menindaklanjuti


10 hasil menggunakan alat peraga KIT IPA. 3

Skor 32
Nilai Kinerja 80 %

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja Cakep menurut 8 guru

senior secara keseluruhan adalah BAIK yaitu 80,92 %, sedangkan menurut Kepala

sekolah bahwa kinerja Cakep adalah BAIK yaitu 80 %, namun masih ada

kompetensi-kompetensi yang belum optimal pada kemampuan Calon Kepala

Sekolah menuliskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, kemampuan Calon

Kepala Sekolah menyusun instrumen penilaian dan keterampilan Calon Kepala

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 65


Sekolah menyusun, melaksanakan, mengevaluasi program menggunakan alat

peraga pembelajaran dan kemampuan calon kepala sekolah dalam

menindaklanjuti hasil penggunaan alat peraga pembelajaran.

2. Siklus Kedua

a. Persiapan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus 1 diperoleh bahwa

kompetensi guru dalam penggunaan alat peraga pembelajaran secara keseluruhan

sudah memiliki kompetensi yang baik, hanya ada kompetensi-kompetensi tertentu

terutama yang berkaitan dengan poin guru pemilihan dan penerapannya masih

belum sempurna. Untuk itu, pada persiapan kegiatan siklus 2 akan difokuskan

pada usaha pembimbingan pada kompetensi-kompetensi tersebut.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus

ke 2 antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meminta kembali kesediaan guru senior yang memiliki kompetensi lebih

untuk diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam melakukan

pembimbingan terhadap guru berdasarkan kompetensi yang perlu

ditingkatkan.

2. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus


kedua.

b. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 yaitu

melakukan pembimbingan guru berdasarkan pada kompetensi-kompetensi yang

masih kurang atau rendah berdasarkan analisis hasil kegiatan monev 1.

Pembimbingan dilakukan bersama-sama dengan guru senior yang sudah ditunjuk

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 66


sebelumnya. Pembimbingan dilakukan paling lama dua minggu. Pelaksanaan

bimbingan dilakukan diwaktu-waktu senggang guru atau saat jam istirahat siswa

yang berkisar 30-45 menit dan pembimbingan dilakukan di sekolah yang

dilakukan setelah jam pulang sekolah yaitu mulai pukul 13.00 s.d 15.30 WIB.

c. Monitoring dan evaluasi (Monev)

Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 2, guru yang menjadi

peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan

tindakan siklus 2. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan

tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan

pada instrumen tersebut tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja

mereka.Penulis melakukan monev pada siklus 2 dengan mengumpulkan hasil

pengisian instrumen dan menganalisis terutama pada masalah komponen alat

peraga pembelajaran khususnya kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru pada saat

memilih dan menggunakan alat peraga pembelajaran. Setelah instrumen diisi

penulis mendiskusikan hasil pengisian intrumen dengan peserta sambil

menjelaskan cara menyusun indikator ketercapaian dan membuat instrumen

penilaian beserta rubriknya.Begitu juga penulis membuat instrumen monev siklus

ke 2 untuk dinilai oleh kepala sekolah dan guru senior tentang kinerja penulis

pada pelaksanaan RTK sampai siklus ke 2 berakhir.

e. Refleksi

Mulai dari perencanaan dan pelaksanaan pendampingan baik melalui

workshop sekolah maupun secara langsung dengan individu banyak sekali

rintangan dan hambatan yang dilalui, penulis sadar betul bahwa menjadi kepala

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 67


sekolah itu sangat berat kalau seluruh komponen sekolah yang dihadapinya tidak

sadar dan tidak memahami akan tugas dan fungsinya, oleh karena itu penulis

berharap seluruh komponen sekolah ikut berpartisifasi dalam proses pembelajaran

mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai tindak lanjut supaya tujuan sekolah

secara umum dapat tercapai. Dari hasil monev Calon kepala sekolah hampir 80 %

guru sudah memahami terutama dalam memilih dan menggunakan alat peraga

pembelajaran.

Dari pelaksanaan siklus 2 ini penulis mendapatkan hasil RPP dari guru-

guru yang sesuai dengan permendikbud no 41 tahun 2006 meskipan ada sebagian

yang belum sempurna. Sedangkan dari hasil analisa instrumen monev 2 yang

dinilai oleh guru senior terhadap pelaksanaan RTK yang dilakukan oleh penulis

ternyata ada peningkatan pada kemampuan Calon Kepala Sekolah menuliskan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, kemampuan Calon Kepala Sekolah

menyusun instrumen penilaian dan keterampilan Calon Kepala Sekolah

menyusun, melaksanakan, mengevaluasi program penggunaan alat peraga. Oleh

karena itu penulis sabagai Cakep tetap harus lebih giat dan intensif belajar ke guru

yang lebih berkompeten dalam bidang kurikulum khususnya.

Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pendampingan sebagai bentuk

tindak lanjut workshop pada siklus 1 yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan

siklus 2 melalui pengisian instrumen monev 2 yang dilakukan pada 8 orang guru

masing-masing satu orang untuk tiap mata pelajaran khusus yang mengajar di

kelas I sampai VI, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.4 Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 2

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 68


Kompetensi setelah Kompetensi setelah Peningkatan
tindakan 1 tindakan 2 kompetensi
(%) (%) (%)

80,92 90,06 9,14

Kurikulum 2006setelah mengikuti pembimbingan yang kedua naik dari

80,92% menjadi 90,06%. Kompetensi 90,06% sudah termasuk kategori

kompetensi SANGAT BAIK. Peningkatan kompetensi guru menunjukkan adanya

peningkatan sebesar 9,14%. Peningkatan tersebut merupakan hasil dari usaha

pada kegiatan workshop di sekolah dan dilanjutkan dengan pembimbingan yang

diberikan kepada guru dalam menggunakan alat peraga pembelajaran.

Pembimbingan tersebut adalah tugas seorang kepala sekolah membina dan

mengembangkan kompetensi guru dalam perannya sebagai manajer dalam

melakukan pembimbingan/pendampingan dan menjalankan tugasnya

mengembangkan dimensi kompetensi managerial khususnya melakukan

monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/

madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

Indikator keberhasilan pada pelaksanaan siklus 2 yang dilihat dari hasil

penggunaan alat peraga pembelajaran yang terkumpul diantaranya ;

Guru telah memiliki kemampuan untuk :

1. Memanfaatkan media dalam pembelajaran.

2. Menggunakan alat peraga pembelajaran

3. Melakukan inovasi dalam pembelajaran

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 69


4. Menentukan alat peraga pembelajaran

5. Menentukan sumber pelajaran sesuai media

Sedangkan berdasarkan analisis hasil pengisian instrumen monev 2yang

dilakukan oleh 8 orang guru senior terhadap penilaian kinerja Cakep, dalam

melaksanakan kegiatan RTK, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.5 Rata-rata Kinerja Cakep Pada Tindakan siklus 2

Penilaian Guru Senior


Siklus 2
No Indikator ( Tujuan/indikator )
G.1 G.2 G.3 G.4 G.5 G.6 G.7 G.8
Rata-
rata
 
Kemampuan Calon Kepala
1
Sekolah merumuskan tujuan 3 3 4 4 4 4 3 3 4
menggunakan alat peraga

Kemampuan Calon Kepala


2
Sekolah merumuskan indikator 4 4 3 4 4 4 4 3 3.75
pembelajaran

Kemampuan Calon Kepala


Sekolah Memilih materi ajar
3 sesuai dengan tujuan dan 4 4 4 3 4 3 4 4 3.75
karakteristik peserta didik

Kemampuan Calon Kepala


4
Sekolah menjelaskan langkah- 3 4 4 4 4 3 4 4 3.75
langkah penggunaan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 70


Kemampuan calon kepala
5
sekolah dalam mengalokasi 3 3 4 3 3 3 4 3 3.25
waktu sesuai materi ajar

Kemampuan calon kepala


6
sekolah dalam menentukan 4 4 4 4 4 4 4 4 4
materi

Kemampuan calon kepala


7
sekolah dalam menentukan 4 4 4 4 4 4 4 4 4
metode pembelajaran

Keterampilan calon kepala


sekolah memilih
8
sumber/media/alat peraga 4 3 4 3 4 3 4 3 3.5
pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan dan materi ajar

Kemampuan calon kepala


9
sekolah dalam menganalisis 3 4 3 4 4 3 4 4 3.63
menggunakan alat peraga

Kemampuan calon kepala


10
sekolah dalam menindaklanjuti 4 4 4 3 4 4 4 3 3.75
hasil menggunakan alat peraga

Skor 36 37 38 36 39 35 39 35 37
Nilai Kinerja % 91,96

Berdasarkan analisis hasil pengisian instrumen monev 2 yang dilakukan

oleh Kepala Sekolah SDN Padamulya I terhadap penilaian kinerja Cakep dalam

melaksanakan kegiatan RTK , diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.6 Rata-rata Kinerja Cakep Pada Tindakan siklus 2


No Indikator Nilai
1 Kemampuan Calon Kepala Sekolah menjelaskan 4 
pengalaman dalam mengarahkan dan menggerakkan rekan
sejawat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 71


sekolah

Kemampuan Calon Kepala Sekolah mempengaruhi kepala


sekolah dalam penyusunan administrasi guru, identifikasi
2  3
masalah menggunakan alat peraga KIT IPA

Kemampuan Calon Kepala Sekolah mempengaruhi kepala


sekolah dalam memberdayakan rekan kerja pada
3  3
menggunakan alat peraga

Kemampuan Calon Kepala Sekolah menyusun program


4 perencanaan menggunakan alat peraga KIT IPA  4

Kemampuan calon kepala sekolah dalam mempengaruhi dan


mengajak guru mengikuti workshop untuk menggunakan
5  4
alat peraga KIT IPA

Kemampuan calon kepala sekolah dalam mengarahkan dan


menggerakkan rekan sejawat untuk menggunakan alat
6  4
peraga KIT IPA

Kemampuan calon kepala sekolah dalam memfasilitasi


7 menggunakan alat peraga  3

Keterampilan calon kepala sekolah menyusun,


melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan
8  4
menggunakan alat peraga KIT IPA

Kemampuan calon kepala sekolah dalam menganalisis


9 ketuntasan menggunakan alat peraga KIT IPA 4

Kemampuan calon kepala sekolah dalam menindaklanjuti


10 hasil menggunakan alat peraga KIT IPA.  3

Skor  36
Nilai Kinerja 90 %

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja Cakep menurut 8 guru

senior secara keseluruhan adalah SANGAT BAIK yaitu 90,00 %, dan menurut

Kepala sekolah bahwa kinerja Cakep adalah SANGAT BAIK yaitu 90 %,

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 72


namun masih ada kompetensi-kompetensi yang belum optimal diantaranya

Kemampuan calon kepala sekolah dalam menindaklanjuti hasil penggumaan alat

peraga.

B. Supervisi Guru Junior

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah harus

memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian,

manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Kompetensi supervisi kepala

sekolah perlu dikembangkan dalam usaha membantu guru mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan Supervisi Akademik.

Setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep Supervisi Akademik

yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi

substansi Supervisi Akademik. Sasaran Supervisi Akademik adalah guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses

pembelajaran, penyusunan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran,

penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses

dan hasil pembelajaran.

Supervisi Akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah: (a)

membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik

pembelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa, (b)

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 73


membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di

kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa,

(c) membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan

menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, dan (d) memotivasi

guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.

Sasaran utama Supervisi Akademik adalah kemampuan guru dalam

merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan

layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,

memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi

pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010, tentang

penugasan guru sebagai kepala sekolah, menyatakan bahwa pendidikan dan

pelatihan calon kepala sekolah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan

calon kepala sekolah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoritik

maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah yang diakhiri dengan

penilaian sesuai Standar Nasional. Melakukan Supervisi Akademik pada kegiatan

on the job learning (OJL) terhadap guru junior merupakan implementasi

pemberian pengalaman pembelajaran praktik pengembangan kompetensi supervisi

calon kepala sekolah.

a. Tujuan Supervisi Akademik

Tujuan pelaksanaan Supervisi Akademik terhadap guru junior bagi peserta

diklat calon kepala sekolah adalah :

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 74


1. Mengembangkan kompetensi Supervisi Akademik,

2. Melatih kemampuan melaksanakan Supervisi Akademik,

3. Melatih kemampuan mengidentifikasi permasalahan guru junior dalam

mengelola pembelajaran kemudian melakukan tindak lanjut dalam rangka

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya.

b. Hasil Supervisi Akademik

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan Supervisi Akademik terhadap

guru junior bagi peserta diklat calon kepala sekolah adalah :

 Mampu mengembangkan kompetensi Supervisi Akademik,

 Mampu melaksanakan Supervisi Akademik,

 Mampu mengidentifikasi permasalahan guru junior dalam mengelola

pembelajaran kemudian melakukan tindak lanjut dalam rangka

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya.

c. Tempat Pelaksanaan

Supervisi Akademik terhadap guru junior dilaksanakan di sekolah magang

sendiri, yakni SDN Padamulya I, Desa Padamulya, Kecamatan Pasirwangi.

d. Teknik Supervisi

Teknik supervisi yang digunakan adalah teknik supervisi individual yaitu

melaksanakan supervisi perseorangan terhadap guru junior. Supervisor hanya

berhadapan dengan seorang guru. Pelaksanaan supervisi ini dilaksanakan dengan

cara supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru junior.

Tahapan pelaksanaan supervisi terdiri dari tiga tahap, yaitu:

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 75


1. Tahap perencanaan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu,

sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.

2. Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses

pembelajaran berlangsung.

3. Tahap refleksi dan tindak lanjut. Pada tahap ini, supervisor bersama guru

junior merefleksi pelaksanaan pembelajaran dengan mendiskusikan

kelebihan dan kekurangan. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan

proses pembelajaran berikutnya.

e. Hasil Supervisi

Untuk menghindari kemungkinan munculnya kekakuan dan ketegangan

guru junior pada pelaksanaan observasi nantinya, maka diinformasikan pula

tujuan observasi yang akan dilakukan. Observasi guru junior adalah salah satu

tugas peserta diklat calon kepala sekolah pada kegiatan on the job learning dan

tidak ada hubungannya dengan penilaian kinerja guru di sekolah. Observasi ini

juga dapat membantu guru junior memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses

dan hasil pembelajarannya. Selanjutnya pelaksanaan observasi supervisi guru

junior ini selengkapnya sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada awal tahap perencanaan, supervisor menyiapkan sejumlah instrumen

yang akan digunakan pada pelaksanaan observasi diantaranya : (1) instrumen

administrasi perencanaan pembelajaran (2) instrumen perencanaan kegiatan

pembelajaran, (3) instrumen observasi kelas, (4) daftar pertanyaan setelah

observasi, dan (5) format tindak lanjut hasil supervisi.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 76


Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan guru junior yang akan

diobservasi. Adapun guru junior yang ditunjuk oleh kepala sekolah setelah

berkoordinasi dengan calon kepala sekolah adalah ;

1. Nama : Euis K.,S.Pd.I 1. Nama : Elis Hajar,


2. Mata Pelajaran : IPA 2. Mata Pelajaran : Tematik
3. Tinkat/Kelas : IV 3. Tinkat/Kelas : II
4. Hari/Tanggal : Kamis, 4 Juni 4. Hari/Tanggal : Kamis, 4 Juni
2015 2015

Pada pertemuan pertama supervisor meminta kesediaan guru junior untuk

diobservasi proses pembelajarannya. Setelah guru junior menyatakan bersedia,

berikutnya disepakati penentuan waktu pelaksanaan observasi, konsep atau materi

yang akan dibahas (mengikuti jadwal materi guru junior) dan menginformasikan

bahan-bahan yang perlu dipersiapkan oleh guru junior dalam pelaksanaan

observasi diantaranya silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan

penilaian yang akan digunakan. Diakhir pertemuan disepakati jadwal pertemuan

berikutnya yang dilaksanakan sebelum kegiatan observasi yang bertujuan untuk

mendiskusikan bahan-bahan yang telah dipersiapkan guru junior. Pada pertemuan

ini supervisor memeriksa silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan

penilaian kemudian mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan-

perbaikan. Supervisor dapat memberikan masukan yang sifatnya melengkapi jika

terdapat kekurangan dari bahan-bahan tersebut.

Setelah melakukan perbaikan-perbaikan, supervisor meminta kopian RPP

satu rangkap kemudian memberikan penilaian dengan mengisi instrumen

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 77


perencanaan kegiatan pembelajaran, yang selanjutnya akan digunakan sebagai

bahan kontrol pada saat observasi nantinya.

Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan calon kepala sekolah

saat memulai tindakan, dengan maksud agar tindakan mudah dipahami, maka

penulis harus menyusun perencanaan tindakan meliputi:

a. Merumuskan tujuan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan;

b. Merumuskan langkah-langkah kegiatan sesuai tujuan dan kegiatan

diarahkan untuk melakukan inovasi;

c. Mengidentifikasi fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan;

2. Pelaksanaan

Observasi guru junior, dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada tiap pertemuan,

memuat 3 tahapan, sebagai berikut:

2.1 Pra-observasi (Pertemuan awal)

a. Menciptakan suasana akrab dengan guru

b. Membahas persiapan yang dibuat oleh guru (perangkatpembelajaran

dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus

pengamatan

c. Menyepakati instrumen observasi yang akan digunakan

2.2 Observasi (Pengamatan pembelajaran)

Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati dengan

menggunakan instrumen observasi/catatan. Guru junior juga melakukan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 78


penilaian diri, hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan

semangat intropeksi/reflektif, selain juga sebagai penyeimbang.

2.3 Pasca-Observasi (Pertemuan balikan)

a. Dilaksanakan segera setelah observasi, ditanyakan bagaimana pendapat

guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsung;

b. Menunjukkan data hasil observasi (instrumen dan catatan), namun guru

diberi kesempatan untuk membandingkan dengan “penilaian diri”

yang dilakukan;

c. Diskusi secara terbuka hasil observasi, terutama pada aspek yang telah

disepakati. Diusahakan guru menemukan sendiri kekuatan dan

kekurangannya dan berusaha memperbaikinya;

d. Penguatan terhadap penampilan guru/segala sesuatu yang sudah baik,

penulis hindari kesan menyalahkan dan menggurui.

e. Menentukan jadwal supervisi berikutnya.

3. Tindak Lanjut

Hasil observasi terhadap guru junior secara umum penulis paparkan

sebagai berikut:

Guru junior 1
1. Nama Guru : Euis Kormanawati, S.Pd.I
2. Sekolah : SDN Padamulya I
3. Kelas/Semester : IV/Genap
4. Mata pelajaran : IPA
5.Kompetensi Dasar : Rangka dan Panca Indera Manusia

Tabel 2.
Uraian KBM I KBM II
1. Pra-Observasi Jumlah skor yang dicapai Jumlah skor yang
= 32 (72,7%), dicapai = 35
Revisi KBM, Alat peraga (81,8%),

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 79


Edit LKPD,
2. Observasi Penulis Penulis
Skor = 41 = 69,3% = C Skor = 57 = 83,8% = B
Penilaian diri Penilaian diri
Skor = 39 = 65% = C Skor = 50 = 83,3% = B
3. Pasca-Observasi Refleksi, diskusi hasil Refleksi, diskusi hasil
observasi observasi

Pra-Observasi KBM I, membahas persiapan yang dibuat oleh guru

(perangkat pembelajaran) dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang

menjadi fokus pengamatan sebagaimana instrumen observasi kelas. Dari hasil

tukar pendapat, guru junior sepakat merevisi: RPP pada kegiatan inti, evaluasi,

Lembar Kerja Peserta Didik.

Gambaran observasi KBM I saudara Euis Kormanawati, S.Pd.I sebagai

berikut: Pertemuan diawali dengan berdoa, dilanjutkan mengabsen siswa. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan tentang rangka manusia.

Siswa terlihat fokus ke guru. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan selanjutnya guru membagi kelompok-kelompok kecil

serta.membagikan LKPD untuk dikerjakan oleh siswa. Guru keliling kelas

mengecek hasil kerja siswa, sekaligus memberikan bantuan bagi yang kesulitan.

Pada refleksi KBM I, hal-hal yang didiskusikan adalah:

a. Kekuatan proses pembelajaran antara lain:

- Guru menguasai materi pembelajaran.

b. Kelemahan proses pembelajaran antara lain:

1) siswa pasif/ kurang berani,

2) guru mendominasi pembelajaran.

c. Alternatif solusi perbaikan proses pembelajaran:

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 80


1) beri kesempatan/manfaatkan siswa yang telah dapat mendreskifsikan

tentang kerangka manusia

2) pertanyaan pembuka untuk eksplorasi kemampuan siswa perlu diperbanyak

3) beri kesempatan siswa untuk menanggapi pertanyaan/jawaban teman,

guru berperan memberi klarifikasi dan penguatan;

4) penggunaan alar peraga KIT IPA.

Pra-Observasi KBM II, sebagaimana pertemuan I, guru junior sepakat

untuk merevisi langkah-langkah KBM. Gambaran observasi KBM II saudara Euis

Kormanawati, S.Pd.I sebagai berikut: pertemuan diawali dengan berdoa,

dilanjutkan mengabsen siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru

menjelaskan materi tentang rangka manusia. Siswa terlihat fokus ke guru. Guru

membentuk kelompok (mak. 5 siswa), kemudian membagikan LKPD untuk

dikerjakan. Guru keliling kelas mengecek hasil kerja siswa, sekaligus memberikan

bantuan bagi yang kesulitan. Semua kelompok diberi kesempatan untuk presentasi

hasil kerjanya, dan guru memberikan penguatan.

Pada refleksi KBM II, hal-hal yang didiskusikan adalah:

a. Kekuatan proses pembelajaran antara lain:

1) guru menguasai materi pembelajaran;

2) kelas dinamis.

b. Kelemahan proses pembelajaran antara lain:

- guru mendominasi pembelajaran.

c. Alternatif solusi perbaikan proses pembelajaran:

1) Kegiatan inti pembelajaran dibuka dengan pertanyaan yang

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 81


2) menjajagi/mengeksploitasi kemampuan siswa;

3) Guru memberi kesempatan/memanfaatkan siswa yang telah paham

tentang kerangka manusia, (jika ada);

4) Pertanyaan atau jawaban dari siswa jangan langsung ditanggapi oleh guru,

namun lempar kembali ke forum kelas, agar yang lain terpancing dan

meningkatkan teknik bertanya.

Dari tabel 1, nampak proses KBM saudara Euis Kormanawati, S.Pd.I

terjadi peningkatan dari C menjadi B, diantaranya aspek pengelolaan kelas.

Guru junior 2
1. Nama Guru : Elis Hajar, S.Pd.I.
2. Sekolah : SDN Padamulya I
3. Kelas/Semester : II/Genap
4. Mata pelajaran : Tematik
5. Standar Kompetensi :
Matematika
 Bilangan : melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua
angka.
IPA
 Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari dan kegunaannya.
IPS
Memahami kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkunga
tetangga

6. Kompetensi Dasar
:
Matematika
 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka.
IPA
 Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas, listrik, cahaya dan
bunyi yang ada di lingkungan sekitar.
IPS
Menceritakan pengalaman dalam melaksanakan peran dalam anggota
keluarga

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 82


Tabel 3
Uraian KBM I KBM II
1. Pra-Observasi Jumlah skor yang dicapai = Jumlah skor yang dicapai =
33 (75%), 39 (88,6%),
Revisi KBM, LKPD, Edit LKPD,
Penilaian
2. Observasi Penulis Penulis
Skor = 43 = 63,2% = C Skor = 58 = 85,3% = SB
Penilaian diri Penilaian diri
Skor = 45 = 75% = B Skor = 47 = 78,3% = B
3. Pasca- Refleksi, diskusi hasil Refleksi, diskusi hasil
Observasi observasi observasi

Pra-Observasi KBM I, sebagaimana guru junior I, pada tahap ini penulis

melakukan telaah perangkat pembelajaran dan membuat kesepakatan mengenai

aspek yang menjadi fokus pengamatan sebagaimana instrumen observasi kelas.

Gambaran observasi KBM I dari saudara Elis Hajar, S.Pd.I. sebagai

berikut: pertemuan diawali dengan berdoa, dilanjutkan mengabsen siswa. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menuliskan di papan tulis, kemudian

dijelaskan secara sekilas. Pembelajaran dengan model klasikal. Guru langsung

menjelaskan materi/tema tentang “Lingkungan”. Siswa nampak tegang ± 30 menit

pertama, kemudian baru nampak cair. Guru berusaha mengaktifkan siswa dengan

melemparkan pertanyaan terkait dengan “Lingkungan”, sambil keliling kelas.

Pada sesi akhir KBM, guru meminta salah satu siswa ke depan kelas, untuk

menjelaskan ulang materi yang tertulis di papan. Guru menyimpulkan materi

pembelajaran, dan memberi kesempatan bertanya bagi siswa yang belum jelas.

KBM diakhiri dengan post test.

Pada refleksi KBM I saudara Elis Hajar, S.Pd.I, hal-hal yang didiskusikan

sebagai berikut:

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 83


a. Kekuatan proses pembelajaran antara lain:

1) Tujuan pembelajaran ditulis dan dijelaskan secara sekilas.

2) Guru telah berkeliling kelas.

3) 80% siswa fokus.

4) Ada siswa sebagai model pada sesi akhir proses pembelajaran.

b. Kelemahan proses pembelajaran antara lain:

1) ± 30 menit pertama suasana kelas tegang/beku

2) guru mendominasi proses pembelajaran.

3) tidak ada reward/pujian bagi anak yang sudah mencoba menjawab

pertanyaan guru.

c. Alternatif solusi perbaikan proses pembelajaran:

1) Awali kegiatan pembelajaran dengan mengkaitkan/memberi contoh nyata

terkait materi “Lingkungan”, libatkan siswa untuk memberi contoh.

2) Memberi kesempatan/manfaatkan siswa yang telah paham materi

“Lingkungan”, untuk dilibatkan sebagai “model”, baik langsung maupun

tidak langsung.

3) Beri kesempatan/arahan agar siswa dapat ikut memberi contoh.

4) Penggunaan media alat peraga KIT IPA.

Pra-Observasi KBM II, guru junior sepakat untuk merobah RPP,

menerima tawaran penulis untuk menggunakan internet dalam proses

pembelajaran. Secara garis besar, disepakati setting KBM (2 jam pelajaran)

adalah: satu jam pertama pembelajaran model langsung dengan menggunakan alat

peraga KIT IPA, 1 jam ke dua siswa presentasi..

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 84


Gambaran observasi KBM II dari saudara Elis Hajar, S.Pd.I. sebagai

berikut: pembelajaran dilakukan pada 2 jam terakhir pada hari Kamis, pertemuan

diawali dengan berdoa, dilanjutkan mengabsen siswa. Guru mengulas sekilas post

test pertemuan sebelumnya, dengan hasil masih ada beberapa anak yang mendapat

nilai kurang memuaskan. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran

penjelasan alat peraga gambar, kemudian dijelaskan secara sekilas. Pembelajaran

dengan model klasikal. Guru menjelaskan/berdialog tentang lingkungan.

Bel pergantian jam, guru membentuk 5 kelompok siswa, dan memberikan

tugas yang harus dipresentasikan pada jam ke dua. Siswa diberi kesempatan untuk

mencari data terkait materi dari buku sumber. Masing-masing kelompok, mencari

jawaban dari buku, untuk dibandingkan dengan kelompok lainnya

Bel pergantian jam, semua kelompok merangkum materi sesuai dengan

tugas yang harus dipresentasikan. Setelah kelompok melakukan presentasi, hanya

1 orang yang diperkenankan bertanya/menanggapi. Karena keterbatasan waktu,

hanya 3 kelompok yang sempat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Sebelum menutup pelajaran, guru menugaskan siswa mencari tema tentang

“Lingkungan” di media cetak, terkait materi pertemuan berikutnya.

Pada refleksi KBM II Elis Hajar,S,Pd,I.halyang didiskusikan sebagai berikut:

a. Kekuatan proses pembelajaran antara lain:

1) Penggunaan media pembelajaran / alat peraga

2) Siswa antusias terhadap pembelajaran

b.Kelemahan proses pembelajaran antara lain:

- Alokasi waktu untuk presentasi kurang, 2 kelompok belum presentasi.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 85


3. Alternatif solusi perbaikan proses pembelajaran:

 Memberikan arahan/motivasi berkaitan dengan materi pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga KIT IPA sangat menyenangkan

 Kurangi waktu untuk pembelajaran klasikal. Karena siswa senang dengan

TIK, sangat dimungkinkan siswa dapat mencari sendiri apa yang diminta

pada soal yang harus diselesaikan. Maka dalam hal ini, guru cukup

mengklarifikasi dan memberikan penguatan terhadap apa yang

dipresentasikan dan menjadi penengah jika terjadi debat pendapat terkait

dengan apa yang dipresentasikan.

Dari tabel 2, nampak proses KBM saudara Elis Hajar, S.Pd.I. telah ada

peningkatan dari C menjadi SB.

4. Hasil

Dari hasil observasi guru junior pada siklus kesatu dan kedua maka calon

kepala sekolah mendapat pengalaman

1. Dapat membuat program perencanaan observasi akademik

2. Dapat membuat instrumen-instrumen yang diperlukan untuk melakukan

supervisi

3. Dapat membuat presentasi hasil pelaksanaan guru junior

4. Dapat dijadikan pedoman bagi calon kepala sekolah

Dokumen instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, instrumen observasi

pembelajaran dan instrumen tindak lanjut hasil supervisi akademik, daftar

pertanyaan setelah observasi, daftar hadir dan RPP terlampir

C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 86


a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Salah satu tugas seorang kepala sekolah yang merupakan fungsi sebagai

pemimpin pembelajaran, seorang kepala sekolah harus bisa menjadi

model/teladan dalam pembelajaran. Salah satu kegiatannya adalah penyusunan

perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) , bahan

ajar dan instrumen penilaian. RPP, bahan ajar dan instrumen penilaian yang

disusun ini adalah materi pada kelas V semester satu yang sedang berjalan.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Dalam rangka implementasi Kurikulum 2006 disusun perangkat kurikulum yang

meliputi diantaranya ;

1. Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah.

2. Pedoman Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah.

3. Pedoman Evaluasi Kurikulum 2006.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi

Dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP

secara lengkap dan sistematis. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat

dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan

RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan materi yang ada.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 87


Sedangkan Prinsip Penyusunan RPP diantaranya ;

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

5. Keterkaitan dan keterpaduan.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Langkah-langkah penyusunan RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mengacu pada Permendikbud

nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses. RPP calon kepala sekolah

kembangkan di MGMP sekolah (secara kelompok) dan mandiri. Secara rinci

model RPP seperti terdapat pada lampiran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan

implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisikuntuk mengikuti proses

pembelajaran;

b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yangakan dipelajari;

c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 88


d.menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai

silabus.

2. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam

takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,

dan sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta

didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 89


4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

dan

5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,

atau lapangan.

b. Elaborasi

Dalarn kegiatan elaborasi, guru:

1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,

dan bertindak tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif can kolaboratif;

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar;

6) rnenfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan balk

lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan r iasi; kerja individual

maupun kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan;

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 90


kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna

dalam mencapai kompetensi dasar:

a) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab

pertanyaan pesertadidik yang menghadapi kesulitan, dengan

menggunakan bahasa yang baku dan benar;

b) membantu menyelesaikan masalah;

c) memberi acuan agar peserta didik dapatmelakukan pengecekan

hasil eksplorasi;

d) memberi informasi untuk bereksplorasi Iebihjauh;

e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau

belum berpartisipasi aktif.

2. Bahan Ajar

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 91


Bahan ajar berbasis TIK, penulis menggunakan aplikasi geogebra (free),

dengan alasan media ini lebih interaktif.Selain itu bahan ajar dapat

menggunakan fasilitas yang tersedia di sekolah, misal:

a. buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih

melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari

buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri;

b. rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata

pelajaran;

c. selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru,

buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya;

d. guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber

belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

3. Instrumen Penilaian

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan

memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram

dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan,

pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,

proyek dan/atau produk, portofoiio, dan penilaian diri. Penilaian hasil

pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 92


Penilaian Kelompok Mata Pelajaran

D. Pengkajian Aspek Managerial

1. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 19 tahun

2007 tentang standar pengelolaan pendidikan menyatakan bahwa sekolah harus

membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang terdiri dari Rencana Kerja Jangka

Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). RKJM menggambarkan

tujuan sekolah yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan

dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang

mendukung peningkatan mutu lulusan, sedangkan RKT dicapai dalam kurun

waktu satu tahunan. Permendiknas tersebut juga menyatakan bahwa RKT adalah

Rencana Kerja Tahunan yang berdasar pada RKJM dan dinyatakan dalam

Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS).

Setelah mempelajari bahan pembelajaran penyusunan Rencana Kerja

Sekolah (RKS) kemudian mengkaji RKS dan RKJM SDN Padamulya I dan SDN

Padamukti I Kecamatan Pasirwangi, penulis mengerti dan memahami beberapa

cara penyusunan RKS dan RKJM yang disusun berdasarkan hasil rekomendasi

EDS, terpadu keseluruhan program, multi tahun mencakup 4 tahun, berbasis

kinerja, disusun secara partisipasif oleh kepala sekolah komite dewan pendidikan

dan steakholder.Pada RKS dan RKJM dibentuk Tim Kerja Sekolah, menetapkan

kondisi sekolah saat ini dan kondisi sekolah yang diharapkan, menyusun program

jangka menengah, merumuskan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 93


(RKAS), merumuskan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan hasil RKS/RKJM

belum disosialisasikan secara umum kepada seluruh warga sekolah.

Karena yang diteliti oleh penulis tentang RKS/RKJM pada 2 sekolah yang

berbeda namun pada intinya keduanya sama seperti yang dikehendaki berdasarkan

Standar Nasional Pendidikan (SNP) maka penulis hanya berharap mudah-

mudahan untuk tahun berikutnya sama seperti tahun sekarang.

Pemahaman penulis tentang penyusunan RKS belum utuh dan sempurna

karena belum pernah menyusun RKS secara lengkap. Untuk memaksimalkan

penguasaan kompetensi penulis tentang penyusunan RKS/RKJM, penulis

berharap agar dalam penyusunan RKS pada tahun berikutnya dapat dilibatkan

secara langsung guna mempraktekkan ilmu yang telah dimiliki.

2. Pengelolaan Keuangan Sekolah

Pengelolaan atau manajemen keuangan sekolah merupakan salah satu

substansi pengelolaan sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan

pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi pengelolaan

pendidikan pada umumnya, kegiatan pengelolaan keuangan sekolah dilakukan

melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,

pengawasan atau pengendalian.

Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan

tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,

perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian,

manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 94


mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,

pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami pengelolaan

keuangan sekolah. Mengkaji pengelolaam keuangan sekolah tempat magang pada

kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah:

(1) dapat mengidentifikasi sumber-sumber keuangan sekolah, (2). Dapat

menentukan alokasi-alokasi pembiayaan sekolah dengan baik, dan (3). Memahami

mekanisme pertanggungjawaban keuangan sekolah.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan keuangan sekolah

kemudian mengkaji pengelolaan keuangan sekolah tempat magang, penulis dapat

mengetahui aspek-aspek pada pengelolaan keuangan di SDN Padamulya I dan

SDN Talaga I kecamatan Pasirwangidiantaranya : biaya investasi pada keduanya

sudah terpenuhi, biaya operasional sudah terpenuhi hanya di SDN Padamulya I

anggaran untuk mendukung kegiatan operasional tidak langsung selama tiga tahun

terakhir tidak terpenuhi, biaya personalpada kedua sekolah tidak menggunakan

iuran/sumbangan dari orang tua siswa sedangkan pada aspek tranparansi dan

akuntabilitas kedua sekolah memiliki pedoman pengelolaan keuangan sekolah

sebagai dasar dalam penyusunan RKAS dan SDN Padamulya I Tidak memiliki

pembukuan biaya operasional.

Dari kajian tersebut penulis hanya berharap di SDN Padamulya I supaya

lebih intensif membuat anggaran kegiatan operasional tidak langsung selama tiga

tahun terakhir dan harus memiliki pembukuan biaya operasional supaya lebih

mudah untuk pengawasan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 95


Secara umum, pengelolaan keuangan pada kedua sekolah telah mengikuti

aturan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Pengelolaan

keuangan sekolah yang bersumber pada BOS (pusat) dan BOP (Provinsi) telah

mengikuti aturan/instrumen yang ditetapkan. Pemantauan langsung dilakukan

oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Inspektorat, Tim manajemen BOS

Kabupaten Garut, Tim manajemen BOS Pusat. Pelaksanaan monitoring secara

berkala dan insidentil. Dana block grand, laporan pertanggungjawaban mengikuti

aturan yang diberikan. Sekolah memiliki dana swadaya, berupa koperasi

siswa/guru, kantin sekolah. Koperasi guru dikelola sendiri oleh sekolah,

sedangkan kantin sekolah dikelola oleh pihak ketiga.

RKAS Tahun Anggaran 2015


SDN Padamulya I
Uraian Pemasukan Pengeluaran
1. saldo Rp 4.488
2. dana BOS Rp 129.349.000
3. dana BOP Rp 14.985.000
Jumlah Rp 144.338.488
Dana BOS
1. belanja pegawai Rp 25.869.800
2. belanja barang&jasa Rp 64.674.500
3. belanja modal Rp 38.804.700
Dana BOP
1. belanja pegawai Rp 2.997.000
2. belanja barang&jasa Rp 7.582.500
3. belanja modal Rp 4.405.500
Dana Bantuan
1. belanja pegawai Rp -
2. belanja barang&jasa Rp -
3. belanja modal Rp - .

Jumlah Rp 144.344.000
Saldo Rp 4.488

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 96


Uraian Pemasukan Pengeluaran

Keterangan:
Dana BOS digunakan untuk belanja pegawai (gaji GTT), belanja
barang/jasa, belanja modal. Dana BOP digunakan untuk belanja
pegawai(PTT), belanja barang/jasa, belanja modal.

Kompetensi yang belum penulis kuasai adalah pengetahuan tentang bentuk

laporan pertanggung-jawaban penggunaan keuangan sekolah. Untuk

memaksimalkan penguasaan tentang pengelolaan keuangan sekolah secara

keseluruhan, penulis berharap dapat mempelajari contoh laporan

pertanggungjawaban keuangan suatu sekolah.

3. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan pendidik dan tenaga

kependidikan kemudian mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan

sekolah tempat magang, penulis mengetahui Kompetensi Kepala Sekolah yang

sesuai dengan permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang kualifikasi sebagai

kepala sekolah, dari kedua sekolah kepala sekolah sudah memiliki kualifikasi

yang diharapkan yakni S1.D4

Sedangkan Kualifikasi guru sesuai dengan permendiknas nomor 16 tahun

2007 pada kedua sekolah hampir semuanya sudah jenjang S1 namun ada 1 orang

di SDN Padamulya I yang masih pada jenjang D2 dan di SDN Talaga I ada 3

orang. Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) pada kedua sekolah menurut

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 97


permendiknas nomor 24 tahun 2008 kepala administrasi minimal kualifikasinya

D3 dan pelaksana urusan minimal kualifikasi SMA pada kedua sekolah belum

terpenuhi karena memang tidak ada. Tenaga Laboran menurut permendiknas

nomor 26 tahun 2008 menyatakan bahwa kepala Lab.IPA kualifikasi akademik

minimal S1 pada kedua sekolah belum terpenuhi dan kedua sekolah tidak

memiliki sertifikat kepala lab yang berasal dari perguruan tinggi atau lembaga lain

yang ditetapkan oleh pemerintah.Tenaga Perpustakaan menurut permendiknas

nomor 25 tahun 2008 kualifikasi akademik kepala perpustakaan minimal S1 jalur

pendidikan dan D2 jalur tekhnisi pada kedua sekolah belum terpenuhi dan kepala

perpustakaan belum memiliki sertifikat dari perguruan tinggi atau lembaga lain

yang ditunjuk oleh pemerintah. Guru Konselor menurut Permendiknas nomor 27

tahun 2008 harus memiliki kualifikasi akademik S1 dan sesuai dengan latar

belakang pendidikannya, di SDN Padamulya I Guru konselor sesuai

permendiknas nomor 27 tahun 2008 tidak terpenuhi.

Dari kajian tersebut maka penulis berharap : satu orang guru dari SDN

Padamulya I supaya bisa melanjutkan sekolah ke jenjang S1, Kepala Administrasi

supaya bisa diupayakan ada dan berjenjang jenjang S1 minimal D3, kepala

Lab.IPA pada kedua sekolah harus mengikuti diklat untuk mendapatkan sertifikat

dari PT maupun lembaga lain yang ditunjuk pemerintah. Begitu juga dengan

Kepala Perpustakaan pada kedua sekolah harus mengikuti diklat untuk

mendapatkan sertifikat kepala perpustakaan dari PT maupun lembaga lain yang

ditunjuk pemerintah.Sedangkan guru konselor yang ada di SDN Padamulya I juga

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 98


tidak ada, oleh karena itu penulis berharap pemerintah mengirimkan guru

konselor sebanyak minimal 1 orang, atau ada yang ikut diklat atau kuliah.

Dari kajian di atas penulis sebagai Calon kepala sekolah merasa

memahami keadaan kepala sekolah, guru dan pegawai, kualifikasi pendidikan,

serta memahami pengaturan pembagian tugasnya masing-masing. Penulis juga

memahami kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan setelah mempelajari

permendiknas-permendiknas terkait. Kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan sekolah magang sebaiknya dapat diidentifikasi dan petakan oleh

kepala sekolah untuk menjadi pertimbangan dalam pembagian tugas dan

pembinaannya secara berkelanjutan. Untuk itu sebagai calon kepala sekolah,

penulis berharap ada penilaian atau uji kompetensi bagi guru-guru untuk

mengetahui tingkat kompetensinya.

4. Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah

Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah memastikan bahwa administrasi

sekolah dapat dilaksanakan dengan baik dalam rangka menunjang pembuatan

kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat, penyusunan rencana kerja

sekolah, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaporan kinerja sekolah. Tugas-tugas

administrasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik apabila sekolah memiliki

Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memenuhi standar, seperti tertuang

dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi

Sekolah.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 99


Dalam Permendiknas tersebut ditetapkan bahwa Tenaga Administrasi

Sekolah perlu memiliki 4 kompetensi, yaitu: (1) Kompetensi Kepribadian, (2)

Kompetensi Sosial, (3) Kompetensi Teknis Administrasi Sekolah, dan (4)

Kompetensi Manajerial Ketatausahaan Sekolah. Guna menjamin terselenggaranya

administrasi sekolah yang baik Kepala Sekolah harus melakukan pembinaan

berkelanjutan kepada tenaga administrasi sekolah melalui berbagai media,

kesempatan, dan cara-cara yang simpatik.

Mengkaji pembinaan tenaga administrasi sekolah tempat magang pada

kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah

mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi

mengelola staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara

optimal.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pembinaan tenaga administrasi

sekolah, permendiknas nomor 24 tahun 2008 kemudian mengkaji pembinaan TAS

tempat magang, penulis melihat kelengkapan administrasi (administrasi

kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi sarana prasarana, administrasi

humas, persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaan, administrasi

kurikulum, administrasi layanan khusus, administrasi sistem administrasi

manajemen), Pembinaan tenaga administrasi dan pelaporan administrasi sekolah

maka ; pada kedua sekolah hampir sama, tetapi pada administrasi data statistik

keuangan di kedua sekolah tidak dibuat, di SDN Padamulya I dokumen kegiatan

komite sekolah, dokumen kerjasama dokumen penelusuran alumni belum dibuat

padahal pelaksanaannya dilaksanakan, di SDN Talaga Idata statistik siswa belum

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 100


dibuat. Pada administrasi layanan khusus di kedua sekolah tidak memiliki supir

sekolah, dan pada pembinaan tenaga administrasi tidak ada pengusulan mengikuti

pelatihan prajabatan dan pengusulan mengikuti pelatihan profesional.

Dari kajian tersebut maka penulis berharap : administrasi data statistik

keuangan di kedua sekolah harus dibuat untuk lebih transparansi ke warga

sekolah, di SDN Padamulya I harus dibuat dokumen kegiatan komite sekolah,

dokumen kerjasama dokumen penelusuran alumni . di SDN Talaga I data statistik

siswa harus dibuat supaya kelihatan peningkatan jumlah siswa . pada pembinaan

tenaga administrasi harus dibuat administrasinya untuk pengusulan mengikuti

pelatihan prajabatan dan pengusulan mengikuti pelaktihan profesional.

Dari kajian di atas penulis sebagai Calon kepala sekolah merasa

memahami dan mendapat pengetahuan tentang kompetensi TAS yang harus

dibina oleh kepala sekolah. Penulis juga memperoleh pengetahuan tentang model-

model pembinaan TAS.

5. Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah

Berdasarkan Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 untuk sekolah tingkat

SD/MI sekurang-kurangnya memiliki kelengkapan sarana dan prasarana sekolah

berupa:

1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 101


7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
10. ruang organisasi kesiswaan,
11. jamban,
12. gudang,
13. ruang sirkulasi,
14. tempat bermain/berolahraga.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan sarana dan

prasarana sekolah kemudian mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana sekolah

tempat magang, penulis mengetahui sumber daya sarana dan prasarana yang

dimiliki sekolah magang. Pada perencanaan SDN Padamulya I tidak punya

program sarana prasarana sedangkan di SDN Talaga I ada, yang lainnya pada

kedua sekolah sama yaitu pada pengadaan tidak membuat sendiri,

menyewa,meminjam, pendaurulangan, penukaran, membeli bangunan dan

penghapusan dengan lelang dan pemusnahan tidak dilakukan .

Dari kajian tersebut maka penulis berharap SDN Talaga I membuat

program sarana prasarana untuk lebih terorganisir sasaran, tujuan yang hendak

dicapai, sementara untuk pemusnahan sarana prasaeana bisa dilakukan jika barang

sudah tidak bisa diperbaiki.

Penulis juga mendapat pemahaman tentang perencanaan pengadaan,

pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana sekolah. Standar

sarana dan prasarana sekolah menurut permendiknas nomor 24 tahun 2007 harus

dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana

sekolah.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 102


SDN Padamulya Imenempati gedung atau bangunan yang sampai saat

inipembangunan dan rehabilitasi terus dilakukan dan belum terselesaikan.

Secara umum, prasarana minimal di sekolah ini sebagai berikut:

SDN Padamulya I
Prasarana Standart
Jml Ket
Ruang kelas, 30 m2 6 2
Ruang perpustakaan, 1,5 kelas 1 1
Ruang laboratorium IPA, 48 m2 - -
Ruang pimpinan, 12 m2 1 2
Ruang guru, 40 m2 1 1
Ruang tata usaha, 14 m2 - -
Tempat beribadah, 12 m2 - -
Ruang konseling, 9 m2 - -
Ruang UKS, 12 m2 -
Ruang organisasi kesiswaan, 9 m2 -
1/40 pa, Pa=1
Jamban, 1
1/30 pi Pi=1
Gudang, 21 m2 - -
Ruang sirkulasi, 1,8 m 3 1
Tempat
30x20 1 1
bermain/berolahraga.

ket:
1 = dibawah standart; 2 = sesuai standart; 3 = diatas standart
a. Perencanaan ; Sekolah telah membuat usulan/perencanaan tentang:

jenis ruang yang dibutuhkan, alat/media pembelajaran, kepada Dinas

Pendidikan Kabupaten Garut.

b. Pengadaan ;Sekolah melakukan langkah-langkah diantaranya:

1) Usulan bantuan sarpras (barang) melalui Dinas Pendidikan

Kabupaten Garut (telah diterima)

2) bantuan barang blog grand pusat baik langsung maupun melalui

Dinas Pendidikan Privinsi Jawa barat

3) pembelian sekolah (alokasi dana BOS, BOP)

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 103


c. Perbaikan ;Perbaikan gedung, dilakukan secara berkesinambungan,

sesuai prioritas dan kemampuan keuangan. Perbaikan peralatan,

dilakukan oleh teknisi ahli.

d. Perawatan ;Perawatan atau pemeliharaan dilakukan secara

berkelanjutan oleh teknisi sekolah (perbaikan mebeler, CPU) ahli dari

luar (printer, LCD, AC)

e. Pemberdayaan

Fasilitas sekolah (sarpras) dimanfaatkan secara optimal:

• semua warga sekolah dapat memanfaatkan fasilitas yang ada,

• ada beberapa fasilitas sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk

umum, diantaranya: lapang olahraga.

f. Penghapusan

Sekolah ini relatif baru, jadi belum pernah mengusulkan penghapusan

barang.

g. Inventarisasi dan Pelaporan

Pada sekolah ini, Inventarisasi dan Pelaporan dilakukan dengan

menggunakan computer program Exel.

6. Pengelolaan Kurikulum

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan kurikulum

kemudian mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah tempat magang, penulis lebih

mengerti tentang pengelolaan kurikulum sekolah, proses penyusunan kurikulum,

bentuk-bentuk silabus dan RPP. Penulis merasa belum sepenuhnya mampu

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 104


menyusun RPP yang terutama pada penyusunan instrumen penilaian dan indikator

ketercapaian dari kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan. Untuk

memaksimalkan kompetensi pengelolaan kurikulum sekolah, termasuk

penyusunan RPP penulis akan lebih banyak belajar dan berusaha selalu terlibat

secara langsung dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah.

Hasil kajian pengelolaan kurikulum di kedua sekolah menggunakan

kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

kurikulum yang dikembangkan oleh masing-masing sekolah. KTSP disusun oleh

tim pengembang kurikulum sekolah yang mengacu pada permendiknas nomor 22

tahun 2006 tentang standar isi, nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi

lulusan dan panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh BSNP tahun 2006.

Panduan tersebut memuat tentang konsep dasar, prinsip, prosedur dan kriteria

pengembangan KTSP.Penyusunan KTSP telah mengikuti panduan BSNP, dengan

kriteria Dok I dan II amat baik, dan diberlakukan bagi kelas I sampai dengan VI.

Selanjutnya penyempurnaan dokumen II yaitu berupa silabus sebagian besar

sudah ada meskipun dalam proses penyelesaian yang dilakukan oleh masing-

masing Guru di MGMP sekolah dan mandiri, RPP diselesaikan pada awal

semester, penilaian hasil belajar, khususnya UTS dan US, ketercapaian ketuntasan

rendah.

Solusi yang mungkin untuk temuan diatas adalah guru dapat membuat

catatan tambahan pada RPP sebagai rujukan pengembangan RPP (karena RPP

dibuat pada awal semester), kisi-kisi UTS dan US di sosialisasikan minimal 1

minggu sebelum pelaksanaan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 105


Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SDN Padamulya I dan di SDN

Talaga I sama adalah:

a. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH),

b. Bahasa dan Sastra Sunda

7. Pengelolaan Peserta Didik

Pengelolaan peserta didik (kesiswaaan) termasuk salah satu substansi

pengelolaan pendidikan dan menduduki posisi strategis karena ini merupakan

pusat layanan pendidikan. Berbagai macam kegiatan, baik yang berada di dalam

maupun di luar latar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik. Semua

kegiatan pendidikan, yaitu yang berkenaan dengan manajemen akademik, layanan

pendukung akademik, sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sarana

prasarana dan hubungan sekolah dengan masyarakat, senantiasa diupayakan agar

menjadi layanan pendidikan yang andal bagi peserta didik.

Pengelolaan peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peserta didik

di sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan peserta didik lulus, bahkan

setelah menjadi alumni. Oleh karena itu, kegiatan pengelolaan peserta didik

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Perencanaan peserta didik;


2. Penerimaan peserta didik;
3. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik di sekolah;
4. Mengatur evaluasi peserta didik;
5. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik, mutasi dan drop out.
6. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik
7. Mengatur layanan peserta didik yang meliputi: layanan kepenasihatan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 106


akademik dan administrasi, layanan bimbingan dan konseling peserta didik
Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan peserta didik

kemudian mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang, penulis

memiliki pemahaman tentang perencanaan dan penerimaan peserta didik baru.

Penulis juga mendapat informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan

pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan bakat, minat,

kreativitas dan kemampuan siswa. Untuk mengembangkan penguasaan

kompetensi dalam pengelolaan peserta didik, penulis akan lebih banyak membaca

bahan-bahan pembelajaran terkait pengelolaan peserta didik dari berbagai sumber.

Secara ringkas, kajian pengelolaan peserta didik di SDN Padamulya I dan

SDN Talaga I sebagai berikut:

a. Perencanaan/Penerimaan peserta didik

Dalam proses perencanaan dan penerimaan peserta didik, mengacu pada

Prosedur Operasional Standar (POS) yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten Garut. Kebijakan yang dilakukan berkaitan dengan penerimaan

peserta didik baru, dikomunikasikan/dikonsultasikan dengan Dinas Pendidikan

Kabupaten Garut.

b. Penerimaan Peserta Didik

Pelaksanaan kegiatan penerimaan peserta didik sebagai berikut:

 Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik baru di sekolah

oleh wali kelas melibatkan kepala sekolah. Berkoordinasi

dengan orang tua, dan diketahui Kepala Sekolah.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 107


 Mengatur kode etik dan peningkatan disiplin peserta didik. Di SDN

Talaga I tata tertib siswa telah ada tetapi Peraturan Akademik Sekolah

belum ada sedang dalam proses penyusunan. Peningkatan disiplin

peserta didik dimotori oleh Tim Tatib, dengan memberdayakan semua

warga sekolah.

Di kedua sekolah peningkatan disiplin peserta didik dimotori oleh tim, dengan

memberdayakan semua warga sekolah.

Bimbingan dan konseling, di SDN Padamulya I diampu oleh 1 orang guru

(yang menjadi wali kelas), dan sudah PNS. Bimbingan dan konseling 2

jam/minggu (masuk kelas). Pembinaan prestasi, baik akademik maupun non

akademik telah dilakukan di sekolah ini. Khusus prestasi non akademik,

unggulan SDN Padamulya I dibidang olahraga dan kaligrafi, pernah meraih juara

I dan II dtingkat Kecamatan. sementara dibidang Akademik pernah menjadi juara

tingkat Kecamatan pada lomba SPKS, meskipun hanya masuk 10 besar.

8. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan

yang sangat signifikan dalam belasan tahun terakhir ini. Berbagai bidang mulai

mengadopsi teknologi ini dengan berbagai alasan. Bidang pendidikan pun tidak

lepas dari hal ini. Saat ini TIK banyak digunakan untuk menunjang proses

pembelajaran.

TIK dapat didefinisikan sebagai teknologi (hasil rekayasa manusia) yang

memungkinkan proses penyampaian informasi dan proses komunikasi dapat

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 108


dilakukan secara lebih optimal dan efisien. Pada umumnya alasan orang

menggunakan TIK pada suatu bidang adalah mengenai masalah efisiensi dan

optimisasi. Peningkatan produktifitas adalah alasan utama mengapa orang pada

umumnya menggunakan TIK. Dengan menggunakan TIK, pekerjaan yang

memerlukan waktu lama jika diproses secara manual (oleh manusia) bisa

dikerjakan lebih cepat oleh mesin (komputer).

Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan menguasai

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang dimaksudkan untuk menunjang

tercapainya tujuan pembelajaran danPeningkatan Kualitas Pembelajaran serta

mengkaji pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sekolah tempat magang pada

kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah

mengembangkan pemahaman tentang TIK sekaligus dapat mengidentifikasi guru-

guru di sekolah magang yang memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam pembelajaran

kemudian mengkaji pemanfaatn TIK dalam pembelajaran sekolah tempat magang,

penulis mendapat informasi tentang sumber daya sarana dan prasarana yang

dimiliki sekolah yang masuk dalam ketegori TIK serta mendapat gambaran

kompetensi pendidik (guru) dalam penguasaan TIK terutama komputer.

Dalam kajian ini, yang dimaksud TIK adalah teknologi yang digunakan

untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan

informasi. Defenisi umum TIK adalah komputer, internet, telepon, televisi, radio,

dan peralatan audiovisual.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 109


Pemanfaatan TIK di sekolah dapat dipisahkan dalam 2 katagori, yaitu: (1)

TIK sebagai sarana penunjang manajemen sekolah, (2) TIK yang digunakan

secara langsung dalam proses pembelajaran.

Secara umum, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya pada

sekolah ini dapat disampaikan sebagai berikut:

Uraian SDN Padamulya I SDN Talaga I


1. komputer &  Ruang Guru  1 unit,
internet, digunakan  1 Komputer  Ruang kepala 1
sebagai media unit
pembelajaran
2. lab bahasa Belum ada Belum ada
3. PC PC, 1 unit
4. TV Ruang Guru TV, ruang guru
5. CD pembelajaran, Ada CD pembelajaran, Ada CD
audio visual Di ruang guru mata pembelajaran,
pelajaran Di ruang guru mata
pelajaran

9. Monitoring dan Evaluasi

Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah berfungsi sebagai

administrator, manajer, pengawas, dan pemimpin. Dalam melaksanakan tugas

kepengawasan di sekolah, salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh

seorang kepala sekolah adalah kemampuan pengendalian program. Pengendalian

program kegiatan sekolah sangat penting bagi kelancaran dan peningkatan

kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Kepala Sekolah harus

memahami fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dari monitoring,

evaluasi, dan pelaporan yang menjadi salah satu kegiatan program untuk

meningkatkan mutu pembelajaran.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 110


Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan evaluasi program

sekolah kemudian mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah tempat magang

yaitu SDN Padamulya I dan SDN Talaga I penulis memahami pengertian, tujuan,

prinsip dan proses monitoring dan evaluasi (monev) program. Penulis belum

mendapatkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah

magang berdasarkan prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi sehingga belum

memperoleh pengetahuan yang utuh yaitu paham secara teori dan praktek. Untuk

meningkatkan penguasaan kompetensi penulis dalam pelaksanaan monitoring dan

evaluasi program sekolah, maka penulis berharap agar dapat dilibatkan secara

langsung dalam pelaksanaan monev program-program sekolah dimasa yang akan

datang.

Secara umum, pelaksanaan program monev di sekolah ini, yakni sebagai

berikut:

a. Telah ada program dan jadwal monev

b. Monev dilakukan oleh:

1) Ekstern : (pengawas, Bawasda, BPK-RI, Inspektorat)

2) Intern : Kepala Sekolah, pimpinan TAS, tim monev

c. Cara monev: pengamatan langsung, wawancara, laporan tertulis

d. Sasaran monev : kesiswaan, sarpras, kurikulum, pendidikan dan tenaga

kependidikan (PTK), Keuangan

e. Proses Mon-Ev

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 111


Proses Mon-E dilakukan dengan menggunakan instrumen Mon-EV

yang telah ada, yakni: BOS/BOP, Dana dekonsentrasi, EDS, Sarpras,

Langkah-langkah monev:

1) Persiapan, diantaranya adalah: a) menetapkan tujuan; b) membagi

tugas dan tanggung jawab tim, serta sumber daya yang tersedia; c)

mengidentifikasi dan mengembangkan instrumen/alat monev yang

dibutuhkan; d) berlatih menggunakan instrumen; e) menyusun

rencana/jadwal

2) Pelaksanaan, diantaranya adalah: a) mengorganisasikan

penggunaan intrumen; b) mengumpulkan dan mendapatkan data; c)

berkoordinasi dan bekerjasama antar tim monev; d) memonitoring

perkembangan kegiatan; e) memodifikasi/ penyesuaian monev

jika perlu; f) mengidentifikasi masalah-masalah yang penting,

peluang, dan hasil; g) pertemuan tim monev untuk monitoring

perkembangan kegiatan.

3) Pelaporan, yakni berbagi hasil monev dengan warga sekolah guna

mendapatkan masukan/umpan balik

f. Tindak lanjut hasil monev

Tindak lanjut dari kegiatan monev diantaranya adalah:

1) Perbaikan kinerja

2) Usulan bantuan sarpras

3) Pengadaan buku, media pembelajaran

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 112


4) Penyaluran Bantuan langsung ke siswa (transport, perlengkapan

sekolah)

5) Usulan bea siswa miskin

E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK yang Kurang di Sekolah

Magang ke-2 SDN Talaga I Kecamatan Pasirwangi

Dari hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK), calon

kepala sekolah yang kurang adalah dalam perencanaan program kewirausahaan

berdasarkan daftar hasil AKPK.

Berdasarkan hasil AKPK di atas, calon kepala sekolah akan melakukan

kegiatan di sekolah magang ke-2 yaitu di SDN Talaga I Kecamatan Pasirwangi

dengan mengambil judul adalah “Upaya Peningkatan Calon Kepala Sekolah

dalam Perencanaan kewirausahaan tentang anyaman dari limbah bungkus

kopi”.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas) Nomor 13 Tahun

2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, menyatakan bahwa kompetensi

yang harus dimiliki oleh kepala sekolah salah satunya diantaranya adalah

kompetensi kewirausahan. Jadi sangat jelas kewirausahaan merupakan

kompetensi yang harus dimiliki oleh calon kepala sekolah guna meningkatkan

keberlangsungan proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan harapan.

Untuk menambah wawasan dan pengalaman calon kepala sekolah pada

kompetensi kewirausahaan, maka yang akan dilakukan calon kepala sekolah

adalah meminta bantuan kepada kepala sekolah SDN Talaga I Kecamatan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 113


Pasirwangi sebagai sekolah magang ke-2 agar memberikan bimbingan kepada

calon kepala sekolah tentang bagaimana perencanaan kewirausahaan tentang

anyaman dari limbah bungkus kopi.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini calon kepala sekolah melakukan pertemuan dengan kepala

sekolah SDN Talaga I, mengemukakan bahwa calon kepala sekolah meminta

bantuan bimbingan dalam melakukan perencanaan kewirausahaan. Kepala

sekolah SDN Talaga I memberikan respon positif dan menyetujui kegiatan

tersebut, beliau juga memberikan arahan-arahan sekitar kegiatan perencanaan

kewirausahaan. Kepala sekolah SDN Talaga I menjelaskan perencanaan program

kewirausahaan yang sesuai dengan kebutuhan, satu persatu instrumen-instrumen

yang akan digunakan pada kegiatan kewirausahaan dijelaskan dengan penuh

semangat. Dan pada akhirnya menugaskan calon kepala sekolah untuk membuat

instrumen-instrumen kegiatan kewirausahaan dengan contoh-contoh yang telah

ada, yang merupakan dokumen sekolah SDN Talaga I.

Setelah melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SDN Talaga I

Kecamatan Pasirwangi, calon kepala sekolah menyiapkan instrumen-instrumen

kegiatan kewirausahaan atas perintah kepala sekolah SDN Talaga I Kecamatan

Pasirwangi, diantaranya : 1) membuat program perencanaan kewirausahaan, 2)

membuat instrumen yang berkenaan dengan penyusunan kewirausahaan, dan 3)

membuat instrumen wawancara dengan kepala sekolah magang-2 4) membuat

instrumen hasil kegiatan kewirausahaan yang dilakukan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 114


Program perencanaan kewirausahaan maupun instrumen-intrumen yang

sudah selesai dibuat oleh calon kepala sekolah maka hasilnya diperlihatkan

kembali kepada kepala sekolah SDN Talaga I Kecamatan Pasirwangi pada

pertemuan berikutnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini calon kepala sekolah SDN Talaga I Kecamatan

Pasirwangi mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah yang akan

diwawancara atas nama Bapak Amung Hermawan S.Pd selaku kepala sekolah

SDN Talaga I Kecamatan Pasirwangi, calon kepala sekolah mencatat apa yang

ditanyakan kepada kepala sekolah dan apa yang menjadi jawaban kepala sekolah

mengenai kewirausahaan.

Proses wawancara antara calon kepala sekolah dengan kepala sekolah

magang-2 tentang perencanaan kewirausahaan, kepala sekolah menyuruh guru

kelas V dan VI untuk melaksanakan pembuatan anyaman dari limbah bungkus

kopi dengan bahan-bahan yang sudah ditentukan diantaranya limbah bungkus

kopi sebanyak sesuai kebutuhan , menyediakan gunting.

Kepala sekolah juga meminta bantuan guru kelas V dan VI untuk

pembuatan anyaman dari limbah bungkus kopi dan hasil nya dilaporkan kepada

kepala sekolah untuk diteliti kerapihan dan ketepatan pembuatannya.

Pada pertemuan berikutnya calon kepala sekolah harus mengikuti jalannya

pembuatan anyaman dari limbah bungkus kopi yang dibuat oleh guru kelas V dan

VI beserta siswa-siswinya. Dalam kegiatan ini kepala sekolah memeriksa kegiatan

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 115


tersebut dan dinilai keserasiannya warna yang dibuat oleh guru-guru beserta

siswa-siswi.

Ternyata hasilnya dari pembuatan anyaman dari limbah bungkus kopi itu

ada sedikit kekurangan yang harus ditambah/diperbaiki. Kepala sekolah

menyarankan dan menyuruh guru serta siswa untuk memperbaikinya dan hasilnya

diperlihatkan kembali kepada kepala sekolah.

Kepala sekolah SDN Talaga I Kecamatan Pasirwangi mengadakan

pertemuan lagi dengan calon kepala sekolah dan menanyakan apakah yang telah

dipelajari dan diikuti jalannya proses perencanaan kewirausahaan itu telah

dipahami dengan benar. Calon kepala sekolah mengucapkan alhamdulillah, terima

kasih atas bimbingan kepala sekolah yang telah begitu serius membimbing calon

kepala sekolah mengarahkan sehingga terselenggaranya perencanaan

kewirausahaan.

3. Hasil

Dari hasil bimbingan kepala sekolah SDN Talaga I Kecamatan Pasirwangi

tentang perencanaan kewirausahaan, calon kepala sekolah mendapatkan hasil,

sebagai berikut :

1) Dapat membuat program perencanaan kewirausahaan.

2) Dapat mengetahui jalanya proses kewirausahaan, diantaranya dengan

mengadakan wawancara dengan kepala sekolah.

3) Dapat mengetahui hasil kegiatan kewirausahaan yang dilakukan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 116


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kepala sekolah melakukan On The Job Learning (OJL) dilapangan

mulai bulan Mei 2015 sampai dengan Juli 2015 di SDN Padamulya I Kecamatan

Pasirwangi dan SDN Talaga I Kecamatan Pasirwangi, mendapat pengalaman baru

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 117


diberbagai bidang atau kegiatan yang berkenaan dengan penyiapan calon kepala

sekolah, diantaranya :

1. Setelah melakukan rencana tindak kepemimpinan (RTK), calon kepala

sekolah telah melakukan kompetensi kepribadian, sosial dan kewirausahaan.

Kompetensi kepribadian yaitu dengan mengajak teman sejawat ( rekan kerja)

untuk melakukan kegiatan dengan rasa penuh hormat agar mereka dapat

memahami pelaksanaan RTK, kompetensi sosial yaitu dengan meluangkan waktu

kegiatan diakhiri pembelajaran, dan kompetensi kewirausahaan yaitu

menumbuhkan rasa kebersamaan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2. Setelah RTK dilaksanakan dapat meningkatkan kinerja guru yang

merupakan tugas mereka dalam melaksanakan kewajiban.

3. Supervisi Akademik harus dilaksanakan karena setelah calon kepala

sekolah melakukan observasi guru junior dapat membantu meningkatkan

pengembangan profesional guru junior kearah yang lebih baik.

4. Dalam pengkajian Aspek Manajerial, calon kepala sekolah dapat

menambah pengalaman tentang RKS, Pengelolaan Keuangan Sekolah,

Pengelolaan Pendidik dan Kependidikan (PTK), Pengelolaan Administrasi

Sekolah, Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah, Pengelolaan Kurikulum,

Pengelolaan Peserta Didik, Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran serta

Monitoring dan Evaluasi

5. Dalam meningkatkan AKPK tentang Kewirausahaan disekolah magang-2,

calon kepala sekolah dapat menambah wawasan dibidang kewirausahaan, agar

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 118


nanti setelah menjadi kepala sekolah dapat melakukan kegiatan Kewirausahaan

secara berkala.

6. Selama OJL calon kepala sekolah dapat mempengaruhi, menggerakkan,

mengembangkan dan memberdayakan teman sejawat dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang mendukung OJL.

B. Saran

Sebagai masukan dan untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan Program

Penyiapan Calon Kepala Sekolah dan khususnya kegiatan On the job learning,

penulis menyarankan beberapa hal :

1. Pengembangan yang lebih lengkap lagi dari pihak penyelenggara dalam

program penyiapan calon kepala sekolah sehigga para peserta lebih terarah,

focus, dapat menggali lebih mendalam dan mempunyai persamaan presepsi

dari semua peserta.

2. Dalam pelaksanaan pendampingan on the job learning, jadwal pelaksanaan

pendamping supaya ditambah lagi sehingga lebih efektif dan efisien dalam

proses pendampingan.

3. Untuk sekuruh pihak-pihak yang berkepentingan, kepala sekolah, unsur dari

Dinas Pendidikan Kabupaten agar lebih konsen untuk memberi perhatian serius

pada kegiatan ini, baik pada tahap awal, saat pelaksanaan ataupun pasca

kegiatan program ini. Sehingga kegiatan ini mempunyai makna yang berarti

untuk kemajuan pendidikan.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 119


4. Program ini harus berkelanjutan sehingga akan melahirkan pimpinan di

persekolahan yang lebih baik.

Harapan kedepan tentunya dunia pendidikan di Indonesia umumnya dan

di Kabupaten Garut khususnya akan lebih berkembang dan maju seiring kemajuan

zaman. Amin.

Lap OJL by Yayat Ruhiat ‘ 15 120

Anda mungkin juga menyukai