SERDADU RIMBA
Mengenal kondisi iklim dan medan yang harus dihadapi merupakan salah satu hal penting untuk
survive. Tidak hanya dalam kondisi survival saja, kegiatan alam bebas yang berhubungan langsung
dengan alam membutuhkan pengenalan iklim dan medan. Kondisi iklim dan medan turut
mengambil peranan dalam kesuksesan sebuah ekspedisi, atau kondisi survival.
DAERAH TROPIS
Alam tropis yang terletak pada area equator menjadikan daerah ini sangat subur dan kaya. Aneka
jenis tumbuhan dan binatang hidup di dalamnya.
Iklim Tropis
Cahaya matahari sepanjang tahun menjadikan area
tropis memiliki temperatur tinggi, curah hujan yang
lebat, dan kelembaban udara yang oppressif.
Perbedaan temperatur udara area tropis bervariasi
antara 10° C dan diatas suhu 35° C. Suhu dalam
hutan pun terkadang dingin terkadang panas. Curah
hujan yang lebat biasanya di ikuti kilat dan petir.
Dan hujan ini terkadang terjadi secara mendadak.
Angin ribut dan angin topan terkadang terjadi saat
hujan.
Terdapat dua musim dalam daerah tropis, musim hujan dan musim kemarau. Pada daerah Asia
Tenggara seperti Indonesia, angin dari samudra Hindia yang membawa air menjadikan musim
penghujan. Dan angin dari dataran China membawa musim kemarau.
Lamanya waktu siang hari sama dengan lamanya waktu malam hari. Dan pergantian malam dan
siang hari terjadi secara cepat.
Jenis Hutan
Jenis hutan pada daerah tropis bervariasi :
• Hutan hujan
Iklim yang selalu basah, curah hujan tinggi dan merata. Pada siang hari temperatur udara rata-
rata 32° C dan 21° C pada malam hari. Hutan ini biasanya terdiri dari lima lapis. Hutan ini
dapat dibedakan menjadi 3 zona.
Hutan hujan bawah, berada pada ketinggian 2 sampai 1000 meter dari permukaan laut.
Hutan hujan tengah, berada pada ketinggian 1000 sampai 3000 meter dari permukaan laut.
Hutan hujan atas, berada pada ketinggian 3000 sampai 4000 meter dari permukaan laut.
Kelebatan hutan ini terkadang membuat kita tersesat.
DAERAH SUBTROPIS
Letak geografis daerah subtropis berada pada latitude 23.5°N and 23.5°S.
Iklim Subtropis
Temperatur udara pada daerah subtropis bervariasi. Setidaknya selama delapan bulan, daerah ini
memiliki temperatur antara 10 °C (50.0 °F) atau lebih. Temperatur terdingin berada antara 6 °C
(42.8 °F) - 18 °C (64.4 °F). Pada dataran tinggi seperti pegunungan, temperatur terdingin berada
Jenis Hutan
Tidak jauh berbeda dengan daerah tropis, daerah subtropis pun memiliki hutan yang bervariasi.
Hutan savanna atau hutan padang rumput, hutan musim, hutan lembab dan hutan hangat.
DAERAH SUBARKTIK
Karakter utama daerah subarktik adalah musim dingin yang lebih lama daripada musim panas.
Daerah sub-arktik berada pada latitude 50° - 70°N.
Iklim Subarktik
Temperatur udara pada daerah ini termasuk ekstrim. Pada musim dingin suhu dapat turun mencapai
minus 40 °C (−40 °F) dan pada musim panas suhu dapat melebihi 30 °C (86 °F). Namun, dalam
setahun musim panas hanya berlangsung selama tiga bulan.
DAERAH ARKTIK
Daerah arktik terletak pada bagian utara bumi. Daerah ini berbentuk lingkaran yang disebut
lingkaran arktik pada latitude 66° 33'N.
Iklim Arktik
Temperatur udara pada daerah ini sangat ekstrim. Terdapat dua musim
pada daerah ini, musim panas yang dingin dan musim dingin yang
membekukan. Temperatur udara pada musim panas rata-rata dibawah 10
°C (50 °F), dan temperatur udara rata-rata pada musim dingin dapat
mencapai suhu dibawah minus 40 °C (−40 °F). Suhu terdingin tercatat
mencapai minus 68 °C (−90 °F).
Dari seluruh gunung yang ada, terdapat 64% gunung di Asia, 25% di Eropa, 22% di Amerika
Selatan, 17% di Australia, dan 3% di Afrika. Dan 24% permukaan bumi terdiri dari gunung.
Jenis Gunung
Secara geologi gunung dibagi menjadi lima jenis.
• Fold Mountains
Kebanyakan gunung merupakan jenis gunung ini. Gunung ini terbentuk dari tubrukan dua
lempeng yang menyebabkan lipatan pada kulit bumi. Contoh : Gunung Himalaya dan Alpin.
• Fault-Block mountains
Gunung ini terbentuk dari blok bebatuan yang bergeser pada permukaan kulit bumi.
Contoh : Gunung Sierra Nevada
• Volcanic mountains
Gunung vulkanik terbentuk dari erupsi vulkanik dimana magma yang keluar membentuk
gundukan pada permukaan bumi. Contoh : Gunung Merapi dan Krakatau
• Dome mountains
Gunung ini terbentuk dari aktivitas vulkanik dimana magma panas memenuhi lapisan
sedimen kulit bumi membentuk kubah lava. Dalam proses aktivitas vulkanik ini, magma
tidak mengalir keluar. Melainkan mendingin dan membentuk lapisan berbentuk kubah.
Contoh : Gunung Navajo
• Plateau mountains
Gunung ini terbentuk dari erosi. Gunung ini biasanya berada tidak jauh dari fold mountain.
Contoh : Gunung Adirondack
SUNGAI
Sungai adalah suatu aliran air alami yang mengalir menuju sungai lain, danau, lautan, atau samudra.
Dalam beberapa kasus, sungai terkadang mengalir ke bawah tanah sebelum mencapai aliran air
lainnya. Sungai merupakan bagian dari lingkaran hidrologi. Air yang ada di sungai biasanya
terkumpul dari pengendapan sepanjang daerah aliran sungai dari beberapa mata air, atau gletser.
Penebangan hutan, polusi air, dan produksi air mineral telah ikut berperan merusak dan memutus
sirkulasi air. Lagi-lagi hanya demi kepentingan ekonomi per-orangan.
GUA
Gua merupakan celah alami di dalam tanah yang cukup besar untuk dimasuki manusia. Formasi dan
perkembangan sebuah gua terbentuk dari berbagai proses geologi. Proses ini terkadang terbentuk
dari beberapa gabungan proses kimia, erosi air, proses tektonik, mikro-organisme, tekanan,
pengaruh atmosphere dan bahkan penggalian.
• Gua Primer
Gua ini terbentuk bersamaan dengan bebatuan yang ada di sekitarnya. Gua ini biasanya
terbentuk akibat proses alami gunung berapi yang membentuk terowongan lava.
• Gua Larutan
Gua jenis ini merupakan jenis gua yang banyak ditemukan. Gua ini terbentuk dari
melarutnya bebatuan dikarenakan aliran air yang mengandung unsur carbonic acid. Proses
ini selanjutnya membentuk celah yang disebut karst dan aliran air bawah tanah. Pada gua
batu gamping biasanya di hiasi formasi kalsium karbonat yang terbentuk dari pengendapan
material secara perlahan. Formasi ini biasanya berbentuk stalaktit, stalagmit, heliktit,
flowstone, soda straw dan kolom.
• Gua Erosi
Gua ini terbentuk dari erosi dikarenakan aliran air yang membawa bebatuan dan sedimen
lain. Terdapat juga beberapa gua yang terbentuk karena aliran angin.
• Gua Patahan
Gua ini terbentuk dari lapisan mineral yang patah membentuk celah pada blok bebatuan.
• Gua Gletser
Gua jenis ini terbentuk melelehnya lapisan pada es dan dibawah gletser. Gua ini juga
terpengaruhi oleh aliran es yang sangat lambat yang dapat menutup gua.
• Gua Laut
Gua jenis ini dapat ditemukan di sepanjang pesisir di seluruh dunia. Gua ini terbentuk oleh
kekuatan ombak yang menghantam tebing pantai. Biasanya gua ini memiliki panjang 5
sampai 15 meter, namun ditemukan juga yang panjangnya lebih dari 300 meter.
• Gua Lereng
Gua ini merupakan celah antar bebatuan yang runtuh membentuk gua,
• Anchihaline
Gua ini biasanya terdapat di pesisir yang berisi campuran air tawar dan air asin.
Cumulus
Awan cumulus merupakan jenis awan yang memiliki tampilan cerah dalam formasi vertikal. Awan
ini juga biasa disebut awan kapas karena tampilannya. Awan cumulus terkadang terlihat dalam
bongkahan terpisah yang menandakan cuaca cerah. Namun bila arus angin membuat bongkahan
awan menjadi berkumpul menjadi bongkahan besar, maka akan terjadi hujan. Awan ini biasanya
berada pada ketinggian dibawah 2.000 meter (6.000 ft).
Namun terkadang ditemukan juga pada pada ketinggian
menengah, tergantung kelembaban udara.
Simbol
Genus Cumulus
Ketinggian Di bawah 2.000 m (6.000 ft)
Family D1 (Moderate vertical) –
Klasifikasi
D2 (Towering vertical)
Stratus
Awan keabu-abuan ini terkadang menutupi seluruh langit.
Bentuk awan ini menyerupai kabut yang tidak menyentuh
permukaan tanah. Biasanya awan ini tidak menandakan
hujan, namun dapat memproduksi gerimis. Awan ini berada
pada ketinggian dibawah 2.000 meter (6.000 ft).
Simbol
Genus Stratus
Ketinggian Di bawah 2.000 m (6.000 ft)
Klasifikasi Family C (Low-level)
Simbol
Genus Nimbostratus
Ketinggian Di bawah 3.000 m (10.000 ft)
Klasifikasi Family D (Vertically developed)
Stratocumulus
Awan dengan formasi besar dan berombak, biasanya dijumpai dalam kelompok. Awan ini biasanya
berada pada ketinggian dibawah 2.400 meter (8.000 ft). Biasanya awan ini tidak menandakan akan
turun hujan lebat, dan jika hujan pun biasanya hanya gerimis. Namun awan ini terkadang
menandakan cuaca yang buruk seperti badai dengan guntur dan angin ribut akan terjadi.
Cara mudah di lapangan untuk membedakan awan
ini dengan awan altocumulus adalah dengan
mengarahkan telapak tangan ke arah awan. Jika
ukuran awan tampak seukuran ibu jari, maka itu
awan altocumulus. Namun jika ukuran awan
tampak seukuran dengan telapak tangan, maka itu
awan stratocumulus.
Simbol
Genus
Ketinggian Di bawah 2.400 m (8.000 ft)
Klasifikasi Family C (Low-level)
Altostratus
Tampilan awan ini menyerupai awan stratus. Awan dengan karakteristik warna abu-abu sampai
abu-abu kebiruan. Awan ini lebih cerah dari awan nimbostratus dan lebih gelap dari awan
cirrostratus. Sinar matahari masih dapat terlihat
pada awan yang tipis, namun pada awan yang tebal
sinar matahari sulit menembusnya.
Awan altostratus terbentuk dari naiknya massa
udara dalam jumlah besar yang berkumpul
membentuk awan. Pada awan yang tebal biasanya
menandakan akan turun hujan. Awan ini biasanya
berada pada ketinggian 2.400 sampai 6.100 meter
(6,500–20,000 feet).
Simbol
Genus Altostratus
2.400 - 6.100 meter (6.500 -
Ketinggian
20.000 ft)
Simbol
Genus Altocumulus
1.200 - 1.600 meter (6.500 -
Ketinggian
20.000 ft)
Klasifikasi Family B (Medium-level)
Cirrostratus
Awan ini merupakan awan yang tipis. Biasanya awan ini terdiri dari kristal es yang dapat
membentuk halos (lingkaran cincin di sekitar matahari). Awan ini biasanya berada pada ketinggian
di atas 5.500 m. Awan yang cukup tebal dan dapat dilihat berwarna keputih-putihan. Dan pada
awan yang sangat tipis dan sulit dilihat terdapat
embun yang cukup banyak pada bagian atas
atmosphere. Awan cirrostratus terkadang
menandakan awal arus udara panas yang
mengisyaratkan akan turunnya hujan selama 12
sampai 24 jam ke depan.
Simbol
Genus Cirrus dan Stratus
Ketinggian Di atas 6.000 meter (20.000 ft)
Klasifikasi Family A (High-level)
Cirrocumulus
Awan ini berbentuk berkas putih pada ketinggian di atas 5.000 sampai 12.000 meter. Tidak seperti
awan cirrus, jumlah air yang dikandung awan lebih sedikit dari awan cirrus. Awan ini di dominasi
kristal es dimana biasanya kristal es ini menyebabkan air pada awan membeku secara acak yang
merubah awan cirrocumulus menjadi cirrostratus.
Meskipun awan cirrocumulus dan awan altostratus memiliki kesamaan bentuk, namun perbedaan
mendasar awan ini adalah : cirrocumulus biasanya
berada lebih tinggi dari altostratus. Awan
cirrocumulus tidak memiliki bayangan dan biasanya
terlihat diantara awan cirrus.
Awan cirrocumulus cenderung memantulkan
cahaya merah dan kuning saat sunset dan sunrise.
Simbol
Genus Cirrus dan Cumulus
Ketinggian Di atas 6.000 meter (20.000 ft)
Klasifikasi Family A (High-level)
Cumulonimbus
Awan ini berbentuk gumpalan besar yang
membumbung dari ketinggian 2.000 sampai 6.000
meter (6.500 – 60.000 ft). Awan ini biasanya
menandakan akan datangnya hujan lebat dengan
angin kencang disertai gemuruh guntur dan kilat.
Simbol
Genus Cumulonimbus
Ketinggian 2.000-6.000 meter (6.500-20.000 ft)
Klasifikasi Family D (Vertically developed)
Panduan ini hanya sekedar membahas intisari dasar iklim dan medan. Kemampuan dan ketrampilan
mengenali iklim dan menguasai medan sesungguhnya hanya akan kita dapat di lapangan dengan
praktek dan latihan. Jelas panduan ini memiliki banyak kekurangan, dan bagi pihak yang ingin
memberi tambahan atau sekedar saran dan kritik silakan kunjungi situs kami di
http://serdadurimba.blogspot.com
Salam Juang…!