Anda di halaman 1dari 8

Nama Lengkap : Ida Ayu Diah Jenaki

NIM : 2102541004
Fisioterapi 2021 (II)
Lecture 3: Klasifikasi Refleks
Tanggal : 1 April 2022
Tempat : Online Via Cisco-WebEx
Waktu : 10.40 – 11.40
Dosen : Ftr. Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis
Self-Assessment
1. Sinergis abnormal adalah …
Jawaban:
Sinergis abnormal adalah sambungan abnormal gerakan pada sendi yang berdekatan
karena koativasi stereotip otot. Contohnya abduksi bahu dan eksternal rotasi
dikombinasikan dengan flexi elbow ketika seseorang mencoba untuk menangkau ke
depan. Mekanisme yang terjadi: hilangnya inhibisi kortikal dari reticulospinal tracts.

2. Kokontraksi abnormal adalah …


Jawaban:
Kokontraksi abnormal adalah temporal overlap (tumpang tindih) dari kontraksi otot
agonis dan antagonis. Kokontraksi normal bila keterampilan motorik baru dan stabilitas
diperlukan. Kokontraksi disebut tidak normal jika mengganggu pencapaian tujuan
gerak. Kokontraksi abnormal sering terjadi pada spastik cerebral palsy, karena
persistensi input kortikospinal perkembangan ke agonis, sinergis dan otot antagonis.

3. Hiperefleksia adalah …
Jawaban:
Hiperefleksia adalah respon refleks yang berlebihan terhadap regangan otot.
Hiperrefleksia disebabkan oleh penurunan inhibisi (penghambatan) desendens dari
lower motor neurons (LMNs) dan perkembangan selanjutnya dari LMN yang
berlebihan sifat dapat dirangsang. Hiperrefleksia sering berkontribusi pada gangguan
gerakan pasca cedera tulang belakang dan cerebral palsy spastik. Hiperrefleksia
biasanya tidak mengganggu gerakan aktif pasca stroke
4. Kontraktur otot adalah …
Jawaban:
Kontraktur otot adalah pemendekan otot adaptif, yang disebabkan oleh otot yang tersisa
dalam posisi memendek selama periode waktu yang lama. Penurunan panjang ini
disebabkan oleh hilangnya sarkomer

5. Hypertonus adalah …
Jawaban:
Resistensi berlebihan terhadap peregangan otot terlepas dari apakah peregangan itu
aktif atau pasif. Diproduksi oleh input saraf ke otot (refleks regagan yang terlalu aktif
atau aaktivasi retikulospinal yang berlebihan/ atau traktus vestibulospinal yang
mengakibatkan kontraksi otot aktif) dan atau perubahan dalam otot (myoplastisitas:
kontraktur dan ikatan-ikatan aktin-miosin yang lemah)

6. Overaktivitas otot adalah …


Jawaban:
Kontraksi otot yang berlebihan disebabkan oleh input saraf yang berlebihan ke otot,
mungkin karena aktivitas saluran retikulospinal yang berlebihan 32,60 aktivitas saluran
vestibulospinal yang berlebihan, nyeri, kecemasan, atau kurangnya keterampilan dalam
kinerja tugas.

7. Tonus otot adalah …


Jawaban:
Tonus otot adalah jumlah ketegangan pada otot saat istirahat (resting muscle). Tonus
otot diperiksa secara pasif dan bukan merupakan indikator kemampuan untuk bergerak
secara aktif.

8. Mioplastisitas adalah …
Jawaban:
Mioplastisitas adalah perubahan dalam otot sekunder akibat lesi upper motor neuron
(UMN) dan atau pemanjangan posisi tertentu. Diproduksi oleh kontraktur dan
peningkatan ikatan aktin-miosin yang lemah.
9. Paresis adalah …
Jawaban:
Paresis adalah penurunan kemampuan untuk menghasilkan tingkat kekuatan yang
dibutuhkan untuk suatu pekerjaan (tugas). Terjadi pada semua lesi UMN

10. Spastisitas adalah …


Jawaban:
Spastisitas adalah overaktivitas neuromuskular sekunder akibat lesi UMN. Spastisitas
terjadi akibat adanya kerusakan 5 pada premotor area. Spastisitas adalah suatu keadaan
dimana tonus otot lebih tinggi dari normal.

11. Jelaskan faktor neural dan mioplastik yang berkontribusi dalam kasus
spastisitas serebral (stroke, multiple sclerosis, dan traumatic brain injury)!
Jawaban:
Faktor neural yang berkontribusi dalam kasus spastisitas serebral (stroke, multiple
sclerosis, dan traumatic brain injury) :
• Adanya overaktivitas dari brainstem UMN, utamanya oleh reticulospinal
• Tidak terjadi tonic stretch hyperreflexia
• Adanya abnormal kokontraksi, utamanya dikarenakan pergerakan jari
(kurangnya fraksinasi)
Faktor mioplastik yang berkontribusi dalam kasus spastisitas serebral (stroke, multiple
sclerosis dan traumatic brain injury):
• Adanya kontraktur
• Meningkatkan kelemahan ikatan actin-myosin
• Tidak ada perkembangan otot yang abnormal

12. Jelaskan faktor neural dan mioplastik yang berkontribusi dalam kasus
spastisitas serebral tumbuh kembang (spastic cerebral palsy)!
Jawaban:
Faktor neural yang berkontribusi dalam kasus spastisitas serebral tumbuh kembang
(spastic cerebral palsy)
• Adanya overaktivitas brainstem UMN, yaitu vestibulospinal dan reticulospinal
• Ada tonic stretch hyperreflexia
• Adanya abnoramal kokontraksi
Faktor mioplastik yang berkontribusi dalam kasus spastisitas serebral tumbuh kembang
(spastic cerebral palsy)
• Adanya kontraktur
• Adanya peningkatan ikatan actin-myosin yang melemah
• Adanya perkembangan otot yang abnormal

13. Jelaskan faktor neural dan mioplastik yang berkontribusi dalam kasus
spastisitas spinal (complete spinal cord injury dan multiple sclerosis)!
Jawaban:
Faktor neural yang berkontribusi dalam kasus spastisitas spinal (complete spinal cord
injury dan multiple sclerosis)
• Tidak ada overaktivitas brainstem UMN
• Tonic strecth hyperreflexia berkontribusi untuk membatasi stretch
• Tidak ada kokontraksi yang abnormal
Faktor mioplastik yang berkontribusi dalam kasus spastisitas spinal (complete spinal
cord injury dan multiple sclerosis)
• Terdapat kontraktur
• Terdapat peningkatan actin-myosin yang melemah
• Tidak terdapat perkembangan otot yang abnormal

14. Sebutkan dan jelaskan mengenai refleks fisiologis (primitive reflexes & deep
tendon reflexes)!
Jawaban:
➔ Pemeriksaan refleks fisiologis berguna untuk megetahui apakah pasien kita
memiliki/mengalami lesi di motor upper neuron, jika pasien mengalami
gangguan pada jaras kortikospinalis pada upper motor neuron maka kita akan
menemukan peningkatan refleks fisiologis. Jikas pasien mengalami gangguan
pada sistem saraf tepi maka pasien akan mengalami penurunan refleks fisiologis
• Reflex deep tendon, terdiri dari
o Reflex fisiologis biceps
▪ pasien di posisikan lengannya flexi, kemudian posisi tangan antara
pronasi dan supinasi. Kemudian cari tendon otot biceps disekitar
bagian bawah dari fossa cubiti, setelah itu lakukan pengetukan pada
tendon. Pada kondisi normal akan terdapat gerakan flexi di sendi siku
namun pada kondisi lesi akan terdapat refleks yang berlebihan
(peningkatan refleks) atau pada saat kita mengetuk bagian otot dan
terdapat respon yang berlebihan maka itu merupakan peningkatan
refleks fisiologis.
o Reflex fisiologis triceps
o Reflex fisiologis radius
o Reflex fisiologis ulna
o Reflex fisiologis patella
o dll
➔ Jika pasien mengalami lesi pada Lower Motor Neuron maka pada saat
melakukan pemeriksaan respon reflex fisiologis maka responnya akan
berkurang/hilang
• Primitive reflex (muncul pada saat bayi) terdiri dari:
o Snouting
▪ Ketukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularos oris, maka akan
menimbulkan reflek menyusu.
▪ Menggaruk bibir dengan tingue spatel maka akn timbul reflek
menyusu.
▪ Normal pada bayi, jika positif pada dewasa menandakan lesi UMN
bilateral.
o Palmomental
▪ Garukan pada telapak tangan pasien menyebabkan kontraksi
muskulus mentali ipsilateral. Reflek patologis ini timbul akibat
kerusakan lesi UMN di atas inti saraf VII kontralateral.
o Glabela: jika kita mengetok glabella pasien akan ada reflex berkedip,
namun lama kelamaan tidak ada kedipan (normal), namun jika terus
berkedip maka menandakan adanya ketidaknormalan
o Grasping refleks: Gores palmar penderita dengan telunjuk jari pemeriksa
diantara ibu jari dan telunjuk penderita. Maka timbul genggaman dari jari
penderita, menjepit jari pemeriksa. Jika reflek ini ada maka penderita tidak
dapat membebaskan jari pemeriksa. Normal masih terdapat pada anak
kecil. jika positif ada pada dewasa, maka kemungkinan terdapat lesi di area
premotorik cortex.
o dll

15. Sebutkan dan jelaskan mengenai refleks patologis!


Jawaban:
Reflex patologis terjadi jika terjadi kelainan-kelainan central
➔ Reflex hoffman tromer: Tangan pasien ditumpu oleh tangan pemeriksa,
kemusian ujung jari tangan pemeriksa yang lain disentilkan ke ujung jari tengah
tangan penderita. Kita lihat respon jari tangan penderita, yaitu fleksi jari-jari
yang lain, aduksi dari ibu jari. Reflek positif bilateral bisa dijumpai pada 25 %
orang normal, sedangkan unilateral hoffmann indikasi untuk suatu lesi UMN .
➔ Reflex Babinski: Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari
melalui sisi lateral, orang normal akan memberikan respon fleksi jari-jari kaki
dan penarikan tungkai. Pada lesi UMN maka akan timbul respon jempol kaki
akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau membuka.
Normal pada bayi masih ada.
➔ Reflex chaddock: Lakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki di luar
telapak kaki, dari tumit ke depan. Jika posistif maka akan timbul reflek seperti
babinski
➔ Reflex oppenheim Lakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari
atas ke bawah, dengan kedua jari telunjuk dan tengah., jika posistif maka akan
timbul reflek seperti babinski
➔ Reflex Gordon: Lakukan goresan / memencet otot gastrocnemius . jika posistif
maka akan timbul reflek seperti babinski
➔ Reflex Schaefer: Lakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif maka
akan timbul reflek seperti babinski
➔ Reflex Mendel-Bacctrerew: Pukulan telapak kaki bagian depan akan
memberikan respon fleksi jari-jari kaki/plantar flexi

16. Jelaskan mengenai interpretasi hasil pemeriksaan deep tendon reflexes!


Jawaban:
➔ Pemeriksaan refleks fisiologis berguna untuk megetahui apakah pasien kita
memiliki/mengalami lesi di motor upper neuron, jika pasien mengalami
gangguan pada jaras kortikospinalis pada upper motor neuron maka kita akan
menemukan peningkatan refleks fisiologis. Jikas pasien mengalami gangguan
pada sistem saraf tepi maka pasien akan mengalami penurunan refleks fisiologis
• Reflex deep tendon, terdiri dari
o Reflex fisiologis biceps
▪ pasien di posisikan lengannya flexi, kemudian posisi tangan antara
pronasi dan supinasi. Kemudian cari tendon otot biceps disekitar
bagian bawah dari fossa cubiti, setelah itu lakukan pengetukan pada
tendon. Pada kondisi normal akan terdapat gerakan flexi di sendi siku
namun pada kondisi lesi akan terdapat refleks yang berlebihan
(peningkatan refleks) atau pada saat kita mengetuk bagian otot dan
terdapat respon yang berlebihan maka itu merupakan peningkatan
refleks fisiologis.
o Reflex fisiologis triceps
o Reflex fisiologis radius
o Reflex fisiologis ulna
o Reflex fisiologis patella
o dll
➔ Jika pasien mengalami lesi pada Lower Motor Neuron maka pada saat
melakukan pemeriksaan respon reflex fisiologis maka responnya akan
berkurang/hilang
➔ Jadi, hasil reflex dikatakan:
o Positif, jika terjadi peningkatan dan penurunan reflek fisiologi
o Negatif, jika refleks nya normal
Deep tendon reflex merupakan reflex yang memiliki satu sinaps (monosynaptic) maka dari itu
respon yang cepat terdapat pada tendon (serabut tertentu). Hal ini dapat digunakan untuk tes
refleks dengan memberikan ketukan pada tendon. Contohnya adalah sebagai berikut:
Reflex Segmen Spinalis Sisi Stimulasi Respon
Biceps C5, C6 Tendon biceps Flexi Elbow
Brachioradialis C5, C6 Tendon Brachioradialis Flexi Elbow
Triceps C6, C7 Tendon Triceps Ekstensi Elbow
Quadriceps L2-L4 Tendon Patella Ekstensi Lutut
Achiles S1-S2 Tendon Calcaneus Palntar Flexi ankle
Adapun tingkat respon reflex, yaitu:
• 0 : tidak ada respon
• 1+ : respon minimal
• 2+ : Brisk Response: kontraksi kuat
• 3+ : Hiperaktif reflex : kontraksi sangat kuat
Grade 0 dan +4 menunjukan patologi, grade 1+ dan 3+ umumnya normal
kecuali adanya gerak abnormal dan asimetris.

Anda mungkin juga menyukai