FISIOLOGIS DAN
PATOLOGIS
KSM Neurologi FK UKI
Sumber :
Lumbantobing S. Neurologi Klinik PF dan Mental. FK UKI. 2003
Frotscher M, Baehr M. Diagnostik topik Neurologi Duus ed. 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2016
Estiasari R, et al. Pemeriksaan Klinis Neurologi Praktis ed. 1. Kolegium Neurologi Indonesia. PERDOSSI. 2018
REFLEKS
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari
yaitu gerak refleks
Gerak refleks terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu
Gerak reflex impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, dimulai dari reseptor penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf
penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar
Jalan pintas ini disebut lengkung refleks
REFLEKS
Refleks adalah jawaban atas rangsangan, suatu bentuk respon segera terhadap impuls dari
saraf sensorik aferen
Refleks neurologi bergantung pada suatu lengkungan (lengkung reflex) yang terdiri dari jalur
aferen yang dicetus oleh reseptor dan system eferen yang mengaktivasi organ efektor, serta
hubungan antara kedua komponen tersebut.
Lengkung reflex terbentuk dari otot rangka ke medulla spinalis dan kembali lagi, tersusun atas
dua neuron (sensorik aferen dan motorik aferen)
Lengkung ini membentuk lengkung reflex monosinaptik sederhana.
Karena lengkung dimulai dan berakhir pada otot yang sama, reflex yang berkaitan disebut
reflex otot intrinsic (proprioseptif)
REFLEKS
Selain lengkungan tadi didapatkan pula
hubungan dengan pusat-pusat yang lebih
tinggi di otak yang tugasnya memodifikasi
refleks tersebut
Bila hubungan dengan pusat yang lebih
tinggi ini terputus, misalnya karena
kerusakan pada sistem piramidal, hal ini
akan mengakibatkan refleks meninggi
REFLEKS
Kita dapat menguji keutuhan sirkuit regulasi ini dengan sentakan cepat pada tendon otot, cth :
tendon patella untuk mecetuskan reflex kuadrisep femoris.
Regangan otot yang terbentuk mengaktifkan lengkung reflex monosinaptik.
Refleks otot instrinsik mempunyai makna yang penting untuk menentukan lokai klinis
neurologi karena lengkung reflex untuk otot tertentu hanya menempati satu atau dua segmen
redikular atau MS yang berdekatan
Temuan reflex yang abnormal memungkinkan kita untuk menentukan level segmen lesi
radicular atau lesi spinal yang mendasarinya
JENIS REFLEKS
Refleks Dalam (Refleks regang otot –
Refleks Superfisial
muscle stretch reflex )
Refleks dalam timbul oleh regangan otot Timbul karena terangsangnya kulit atau
yang disebabkan oleh rangsangan, dan mukosa yang mengakibatkan
sebagai jawabannya maka otot berkontraksinya otot yang ada di
berkontraksi bawahnya atau disekitarnya
Disebut juga : reflex tendon, periostal,
fisiologis
Rasa regang, akan ditangkap oleh reseptor
rasa –proprioseptif, maka reflex ini
disebut juga reflex proprioseptif
TINGKAT JAWABAN REFLEKS
0 : - (negative), tidak ada reflex sama sekali
+ 1 : Menurun Masih dianggap normal namun sulit untuk dibangkitkan, lambat, hipoaktif
+2 : Normal Respon cepat dan tidak disertai tanda patologis lainnya
+3 : Meningkat zona reflex meluas namun masih dapat dikategorikan normal
+4 : Hiperaktif Refleks sangat mudah dibangkitkan, zona reflex meluas, bisa disertai
klonus, terdapat tanda patologis lainnya
• Pada pemeriksaan reflex jangan lupa membandingkan bagian2 yang simetris (kiri dan kanan)
• Asimetri dapat menunjukkan adanya proses patologis
• Refleks yang meningkat secara bilateral belum tentu menunjukkan suatu lesi piramidal
PEMERIKSAAN REFLEX
FISIOLOGIS
Biseps Trisep
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Schaffer
Gordon
REFLEKS PATOLOGIS EKSTREMITAS BAWAH
B. RESPON BERUPA PLANTARFLEKSI JARI KAKI
Tanda Hoffmann-Tromner
Respon : fleksi jari-jari tangan
dan adduksi ibu jari tangan
Hoffman Tromner
TERIMA KASIH