Anda di halaman 1dari 15

Perbedaan SK KMA No.076/KMA/SK/VI/2009 jo.

SK KMA
No.216/KMA/SK/XII/2011 dengan PERMA NO.09 TAHUN 2016
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
Pengaduan adalah laporan Pengaduan adalah Pengaduan adalah laporan
yang mengandung penyampaian informasi yang mengandung informasi
informasi atau indikasi oleh Pelapor kepada Badan atau indikasi terjadinya
Pelanggaran terhadap Kode
terjadinya Pengawasan Mahkamah
Etik dan Pedoman Perilaku
penyalahgunaaan Agung R.I. tentang adanya Hakim, Pelanggaran terhadap
wewenang, penyimpangan penyalahgunaan Kode etik dan Pedoman
atau pelanggaran perilaku wewenang, pelanggaran Perilaku Panitera dan Jurusita,
yang dilakukan oleh aparat peraturan perundang- Pelanggaran terhadap Kode
pengadilan, yang berasal undangan, atau etik dan Pedoman Perilaku
dari masyarakat, anggota pelanggaran kode etik dan pegawai Aparatur Sipil Negara,
instansi peradilan, instansi pedoman perilaku yang Pelanggaran Hukum Acara
atau Pelanggaran terhadap
di luar pengadilan, maupun dilakukan oleh Aparatur di
Disiplin PNS atau peraturan
dari media massa dan lingkungan Mahkamah disiplin militer, maladministrasi
sumber-sumber informasi Agung R.I. atau badan dan pelayanan publik dan/atau
lain yang relevan. peradilan yang berada di pelanggaran pengelolaan
bawahnya, dengan maksud Keuangan dan Barang Milik
untuk ditindaklanjuti. Negara.
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
Pelapor adalah individu Pelapor adalah Aparatur di Pelapor dan/atau Whistle
atau kelompok atau lingkungan Mahkamah Blower adalah pegawai ,
instansi yang Agung R.I. dan badan pejabat, hakim, dan/atau
masyarakat lainnya yang
menyampaikan pengaduan peradilan yang berada di
mengungkapkan dugaan
kepada lembaga peradilan. bawahnya yang pelanggaran, ketidakjujuran
menyampaikan informasi atau pelanggaran terhadap
tentang adanya kode etik dan pedoman
penyalahgunaan perilaku hakim, Pelanggaran
wewenang, pelanggaran terhadap Kode etik dan
peraturan perundang- Pedoman Perilaku Panitera
undangan, dan/atau dan Jurusita, Pelanggaran
terhadap Kode etik dan
pelanggaran kode etik dan
Pedoman Perilaku pegawai
pedoman perilaku oleh Aparatur Sipil Negara,
Aparatur di lingkungan Pelanggaran Hukum Acara
Mahkamah Agung R.I. dan atau Pelanggaran terhadap
atau badan peradilan yang Disiplin PNS atau peraturan
berada di bawahnya disiplin militer, maladministrasi
dengan maksud untuk dan pelayanan publik dan/atau
ditindaklanjuti pelanggaran pengelolaan
Keuangan dan Barang Milik
Negara pada Mahkamah
Agung R.I dan badan peradilan
di bawhnya.
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
Pengaduan hanya dapat Aparatur di lingkungan Pengaduan disampaikan kepada
diterima dan ditangani oleh Mahkamah Agung R.I. dan Mahkamah Agung , Pengadilan
Mahkamah Agung, badan peradilan yang berada tingkat banding atau Pengadilan
di bawahnya yang mengetahui Tingkat Pertama secara lisan dan
Pengadilan Tingkat Banding,
adanya penyalahgunaan tertulis melaui meja pengaduan
dan Pengadilan Tingkat wewenang, pelanggaran pada Mahkamah Agung ,
Pertama apabila peraturan perundang- Pengadilan tingkat banding atau
disampaikan secara tertulis undangan, dan/atau Pengadilan Tingkat Pertama dan
oleh pelapor. pelanggaran kode etik dan secara elektornik melalui aplikasi
pedoman perilaku oleh Sistem Informasi Pengawasan
Aparatur di lingkungan Mahkamah Agung Republik
Mahkamah Agung R.I. dan Indonesia (SIWAS MA RI).
atau badan peradilan yang
berada di bawahnya dapat
menyampaikan pengaduan
kepada pimpinan Mahkamah
Agung R.I. melalui Badan
Pengawasan Mahkamah
Agung R.I. dengan
menggunakan fasilitas layanan
pesan singkat (sms).
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
Penerimaan pengaduan Penerimaan pengaduan • Pengaduan secara lisan dilakukan
dilaksanakan oleh Meja dilaksanakan oleh anggota melalui meja pengaduan, dan
Pengaduan. Satuan Tugas (Satgas) yang petugas meja pengaduan
dibentuk oleh Kepala Badan memasukkan laporan pengaduan
Pengawasan Mahkamah ke dalam aplikasi SIWAS MA RI dan
Agung R.I. memberikan nomor register
pengaduan kepada pengadu.
•Pengaduan secara tertulis melalui
meja pengaduan dan petugas
meja pengaduan memasukkan
laporan pengaduan tertulis ke
dalam aplikasi SIWAS MA RI
dilampiri dokumen pegaduan.
• pengaduan secara elektronik
dilakukan melalui aplikasi SIWAS
MA RI yaitu aplikasi pengelolaan
pengaduan yang disediakan oleh
Badan Pengawasan Mahkamah
Agung R.I.
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
Tidak dikenal istilah saksi, Tidak dikenal istilah saksi, ahli, Saksi adalah pihak yang
ahli, dan pendamping, dan pendamping. diajukan oleh pelapor atau
namun dipergunakan istilah terlapor atau yang menurut
pihak-pihak lain yang tim pemeriksa dianggap perlu
diajukan oleh Pelapor, dan untuk didengar keterangannya
pihak lain (saki-saksi) yang karena dipandang mengetahui
diajukan oleh pihak Terlapor. atau memiliki informasi
tentang terjadinya suatu
pelanggaran.
Ahli adalah pihak yang
diajukan oleh pelapor atau
terlapor yang diminta oleh tim
pemeriksa untuk memberikan
pendapat sesuai dengan
keahliannya.
Pendamping adalah orang
yang ditunjuk oleh pelapor
dan/atau terlapor
dikarenakan keterbatasan fisik
atau bahasa atas persetujuan
tim pemeriksa untuk
mendampingi selama
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
•Badan Pengawasan • Anggota Satgas yang • Pada prinsipnya semua
Mahkamah Agung R.I. dapat menerima pengaduan melalui penanganan pengaduan
mendelegasikan sms melakukan pengecekan merupakan kewenangan Badan
pada data kepegawaian di Pengawasan Mahkamah Agung
pelaksanaan penanganan
tempat pelapor bertugas. R.I.
pengaduan kepada •Dalam hal telah diperoleh • Badan Pengawasan Mahkamah
Pengadilan Tingkat Banding informasi kepastian bahwa Agung R.I. dapat mendelegasikan
setempat atau Pengadilan pelapor adalah benar salah pelaksanaan penanganan
Tingkat Pertama. seorang Aparatur di pengaduan kepada Pengadilan
•Pengadilan Tingkat Banding lingkungan Mahkamah Agung Tingkat Banding atau Pengadilan
dapat mendelegasikan R.I. atau Badan Peradilan di Tingkat Pertama .
penanganan pengaduan bawahnya, maka anggita •Pengadilan Tingkat Banding
Satgas yang memnerima menangani pengaduan baik atas
yang berkaitan dengan
pengaduan melalui sms inisiatif sendiri atau atas perintah
aparat Pengadilan Tingkat tersebut wajib segera Mahkamah Agung terhadap
Pertama kepada Pengadilan melaporkan kepada Kepala pengaduan yang terkait dengan
Tingkat Pertama setempat. Badan Pengawasan hakim dan/atau pegawai aparatur
Mahkamah Agung R.I. sipil negara di Pengadilan Tingkat
Banding atau Pengadilan Tingkat
Pertama di bawahnya.
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
•Pengadilan Tingkat Banding Tidak mengatur tentang Pengadilan Tingkat Banding
menyampaikan laporan Laporan penanganan dan Pengadilan tingkat
bulanan penanganan
pengaduan Pertama wajib
pengaduan baik yang
dilaksanakan oleh Pengadilan menyampaikan setiap
Tingkat Banding sendiri perkembangan
maupun yang dilaksanakan penanganan pengaduan
oleh seluruh Pengadilan kepada Badan Pengawasan
Tingkat Pertama dalam melalui aplikasi SIWAS MA
wilayah hukumnya kepada
Badan Pengawasan setiap 3
RI
(tiga) bulan sekali.
•Pengadilan Tingkat Pertama
menyampaikan laporan
bulanan penanganan
pengaduan baik yang diterima
dan ditanganinya berdasarkan
delegasi dari Pengadilan
Tingkat Banding atau Badan
Pengawasan kepada
Pengadilan Tingkat Banding
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
Pengaduan yang tidak layak Tidak mengatur pengaduan Pengaduan yang tidak layak
ditindaklanjuti : yang layak atau tidak layak ditindaklanjuti sama dengan
•Pengaduan dengan identitas tidak ditindaklanjuti. kriteria dalam SK KMA
jelas dan tidak disertai data yang No.076/KMA/SK/VI/2009
layak serta menunjang informasi Kecuali ada tambahan dan
yang diadukan. perubahan, yaitu:
•Pengaduan dengan identitas
•Pengaduan mengenai fakta atau
pelapor tidak jelas dan tidak
perbuatan yang terjadi lebih dari 3
menunjuk substansi secara jelas.
•Pengaduan dimana terlapor (tiga) tahun dan tidak ada
sudah tidak bekerja lagi sebagai pengaduan sebelumnya.
aparat pengadilan. •Pengaduan berkaitan dengan
•Pengaduan yang mengandung pelakanaan eksekusi karena
unsur tindak pidana. merupakan kewenangan Ketua
•Pengaduan mengenai keberatan Pengadilan Tingkat Pertama di
terkait subtansi putusan bawah pengawasan Ketua
pengadilan. Pengadilan Tingkat Banding,
•Pengaduan mengenai pihak atau kecuali terdapat perilaku yang
instansi lain di luar yurisdiksi sangat tidak profesional.
pengadilan. •Keberatan atas penjatuhan
•Pengaduan mengenai fakta atau hukuman disiplin.
perbuatan yang terjadi lebih dari 2
(dua) tahun sebelum pengaduan
Terhadap pengaduan yang tidak
diterima oleh Mahkamah Agung
dapat ditindak lanjuti, kepada
atau Pengadilan.
pelapor diberitahukan alasannya
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
•Hakim Tinggi Pengawas atau Tidak mengatur hal • Selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
Hatiwasda melakukan penelahaan setelah menerima pengaduan,
terhadap pengaduan untuk mengenai penelaahan
Kepala Badan Pengawasan
memeriksa apakah suatu pengaduan
layak ditangani atau tidak.
meneruskan pengaduan tersebut
•Selambat-lambatnya 30 hari kepada Inspektur Wilayah / Hakim
kalender, Hakim Tinggi Pengawas Tinggi Pengawas / Auditor yang
atau Hatiwasda menyampaikan hasil berwenang untuk dilakukan
penelahaan kepada Kepala Bawas penelaahan.
atau Wakil Ketua Pengadilan Tingkat •Penelaah memasukkan hasil
Banding. telaahannya ke SIWAS MA RI
•Selambat-lambatnya dalam jangka
waktu 7 hari kerja sejak menerima
paling lambat dalam jangka waktu
pengaduan, Kepala Bawas 5 (lima) hari sejak menerima
meneruskan hasil penelahaan dan berkas pengaduan untuk ditelaah.
rekomendasi hasil tindak lanjut •Inspektur Wilayah berkewajiban
terhadap pengaduan kepada Ketua mengoreksi hasil telaah dalam
Muda Pengawasan MARI. jangka waktu 5 (lima) hari
•Selambat-lambatnya dalam jangka •Kasubag Tata Usaha Inspektur
waktu 7 hari kerja sejak menerima
pengaduan, Wakil Ketua Pengadilan
Wilayah yang bersangkutan
Tingkat Banding meneruskan hasil mempersiapkan tindaklanjut atas
penelaahan dan rekomendasi hasil hasil telaahan tersebut
tindak lanjut terhadap pengaduan
kepada Wakil Ketua Pengadilan
Tingkat Banding.
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016

No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
Dalam hal Tidak mengatur penanganan •Dalam hal pelanggaran hukum acara, Kode
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim yang
terlapor/terperiksa adalah pelaporan terhadap Pimpinan terlapornya adalah Ketua Mahkamah Agung,
pimpinan MARI, Rapat Mahkamah Agung,secara seluruh unsur Pimpinan Mahkamah Agung
spesifik, hanya mengatur memeriksa Ketua Mahkamah Agung dengan
Pimpinan MARI membentuk dipimpin oleh salah satu Wakil Ketua
secara umum.
Tim Khusus Pemeriksa yang Mahkamah Agung dan dibantu Kepala Badan
Pengawasan selaku sekretaris Badan
diketuai oleh salah satu Pengawasan Mahkamah Agung R.I. dapat
WKMA dengan 2 orang mendelegasikan pelaksanaan penanganan
pengaduan kepada Pengadilan Tingkat
Ketua Muda sebagai Anggota Banding atau Pengadilan Tingkat Pertama .
Tim dan Kepala Bawas atau •Dalam hal pelanggaran hukum acara, Kode
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim yang
Inspektur Wilayah pada terlapornya Wakil Ketua Mahkamah Agung,
Bawas yang bertindak Ketua Mahkamah Agung membentuk tim
pemeriksa yang diketuai oleh Ketua/salah satu
sebagai Sekretaris. Wakil Ketua dan beranggotakan 2 (dua) orang
Ketua Muda/Kamar masing-masing, dengan
dibantu oleh Kepala Badan Pengawasan
selaku sekretaris.
•Dalam hal pelanggaran hukum acara, Kode
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim yang
terlapornya Ketua Muda/Kamar Mahkamah
Agung, Ketua Mahkamah Agung menetapkan
Wakil Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua,
dan 2 (dua) orang Ketua Muda/Kamar yang
salah satu diantaranya ditunjuk sebagai ketua,
dengan dibantu oleh Kepala Badan
Pengawasan sebagai sekretaris
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016

No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
•Dalam hal terlapor/terperiksa Tidak mengatur penanganan •Dalam hal pelanggaran hukum acara,
kode etik dan pedoman perilaku hakim
adalah Hakim Agung atau Hakim pelaporan terhadap Hakim
yang terlapornya Hakim Agung, Hakim Ad
Ad Hoc pada MARI, Ketua Agung, Hakim Ad Hoc pada Hoc pada Mahkamah Agung, Panitera
Mahkamah Agung membentuk MARiIdan Hakim Yustisial pada Mahkamah Agung atau Hakim yang
Tim Pemeriksa yang diketuai Mahkamah Agung secara menduduki jabatan struktural eselon 1
oleh Ketua Muda Pengawasan spesifik, hanya mengatur dan Ketua/Kepala Pengadilan Tingkat
Banding, Ketua Mahkamah Agung
dengan 2 orang Ketua Muda secara umum. menetapkan 3 (tiga) orang tim pemeriksa
lain sebagai Anggota Tim dan 1 yang diketuai oleh Ketua Muda/Kamar
orang Inspektur Wilayah atau Pengawasan dan beranggotakan 2 (dua)
Hakim Tinggi Pengawas pada orang Hakim Agung, dengan dibantu oleh
Kepala Badan Pengawasan/Inspektur
Bawas yang bertindak sebagai Wilayah Badan Pengawasan sebagai
Sekretaris. sekretaris.
•Dalam hal terlapor/terperiksa •Dalam hal pelanggaran Kode Etik dan
adalah Hakim Pengadilan Tingkat Pedoman Perilaku Hakim yang terlapornya
Pertama atau Hakim Pengadilan adalah Panitera Muda, Panitera
Tingkat Banding yang dipekerjakan Pengganti/Hakim Yustisial atau hakim yang
pada MARI, Ketua Muda Pengawasan menduduki jabatan struktural eselon 2
memerintahkan Kepala Bawas MARI pada Mahkamah Agung, Kepala Badan
untuk membentuk Tim Pemeriksa Pengawasan Mahkamah Agung
dari Bawas MARI, yang terdiri dari 3 menetapkan 3 (tiga) orang tim pemeriksa
yang diketuai oleh seorang Inspektur
(Tiga) Orang Hakim Tinggi Pengawas
Wilayah Badan Pengawasan dan
dan 1 (satu) orang dari Bawas yang
beranggotakan 2 (dua) orang Hakim Tinggi
bertindak sebagai Sekretaris Pengawas dan dibantu oleh 1 (satu) orang
hakim yustisial Badan Pengawasan sebagai
sekretaris
SK KMA No.076/KMA/SK/VI/2009 SK KMA No.216/KMA/SK/XII/2011 PERMA NO.09 TAHUN 2016

•Dalam hal terlapor/terperiksa Tidak mengatur penanganan •Dalam hal pelanggaran hukum acara,
adalah Pimpinan Pengadilan pelaporan terhadap Hakim Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim
Tingkat Banding, Ketua Muda dan Hakim Ad Hoc Pengadilan yang terlapornya Pimpinan Pengadilan
Tingkat Banding, Ketua Kamar
Pengawasan membentuk Tim Tingkat Banding, Pimpinan Pengawasan membentuk Tim
Pemeriksa yang terdiri dari 3 Pengadilan Tingkat Pertama Pemeriksa yang terdiri dari 3 (tiga)
(tiga) orang Hakim Agung yang dan Hakim dan Hakim Ad Hoc orang Hakim Agung yang salah satunya
salah satunya bertindak sebagai Pengadilan Tingkat Pertama bertindak sebagai ketua, dan dibantu
Ketua Tim dan 1 orang staf secara spesifik, hanya oleh 1 (satu) orang Hakim Tinggi
Bawas yang bertindak sebagai mengatur secara umum. Pengawas /Hakim Yustisial pada Badan
Sekretaris. Pengawasan sebagai sekretaris.
•Dalam hal pelanggaran hukum acara,
•Dalam hal terlapor/terperiksa
Kode Etik dan Pedoman Perilaku
adalah Hakim Tingkat Banding atau
Hakim, yang terlapor Hakim Tingkat
Hakim Ad Hoc pada Pengadilan
Banding atau Hakim Ad Hoc, Hakim
Tingkat Banding atau Pimpinan
Yustisial pada Pengadilan Tingkat
Pengadilan Tingkat Pertama atau
Banding, Pimpinan/Hakim Tingkat
Hakim Pengadilan Tingkat Pertama
Pertama, Hakim Ad Hoc pada
atau atau Hakim Ad Hoc pada
Pengadilan Tingkat Pertama, Kepala
Pengadilan Tingkat Pertama, Ketua
Badan Pengawasan Mahkamah Agung
Muda Pengawasan memerintahkan
membentuk Tim Pemeriksa dengan
Kepala Bawas MARI untuk
susunan 3 (tiga) orang Hakim Tinggi
membentuk Tim Pemeriksa dari
Pengawas pada Badan Pengawasan
Bawas MARI, yang terdiri dari 3 (Tiga)
yang salah satunya bertindak sebagai
Orang Hakim Tinggi Pengawas dan 1
ketua, dan dibantu oleh 1 (satu) orang
(satu) orang staf Bawas yang
Hakim Yustisial pada Badan
bertindak sebagai Sekretaris
Pengawasan sebagai sekretaris
SK KMA No.076/KMA/SK/VI/2009 SK KMA No.216/KMA/SK/XII/2011 PERMA NO.09 TAHUN 2016

•Dalam hal terlapor/terperiksa Tidak mengatur penanganan •Dalam hal pelanggaran disiplin ASN dan Kode
Etik dan Kode Perilaku ASN, yang terlapornya
adalah Pejabat Eselon I, Ketua pelaporan terhadap Pejabat adalah pejabat eselon 1 pada Mahkamah
Mahkamah Agung membentuk Eselon I, II, III dan IV serta staf Agung, Ketua Mahkamah Agung menetapkan 3
Tim Pemeriksa yang diketuai oleh Mahkamah Agung secara (tiga) orang tim pemeriksa yang diketuai oleh
Ketua Muda/Kamar Pengawasan dan
Ketua Muda Pengawasan spesifik hanya mengatur beranggotakan 2 (dua) orang Hakim Agung,
dengan 2 orang Hakim Agung secara umum. dengan dibantu oleh Kepala Badan
sebagai Anggota Tim dengan 1 Pengawasan/Inspektur Wilayah Badan
Pengawasan sebagai sekretaris.
orang dari Bawas sebagai •Dalam hal pelanggaran disiplin ASN dan Kode
Sekretaris. Etik dan Kode Perilaku ASN, yang terlapornya
•Dalam hal terlapor/terperiksa adalah adalah Pejabat Eselon II pada Mahkamah
Pejabat Eselon II, Ketua Muda Agung, Ketua Kamar Pengawasan membentuk
Tim Pemeriksa yang terdiri dari Kepala Badan
Pengawasan membentuk Tim
Pengawasan sebagai Ketua, Atasan langsung
Pemeriksa yang diketuai oleh Kepala terlapor sebagai Anggota,1 (satu) orang
Bawas dan 2 orang Hakim Tinggi Inspektur Wilayah sebagai anggota dibantu 1
Pengawas sebagai Anggota dan 1 (satu) orang Auditor Kepegawaian atau Pejabat
orang staf Bawas sebagai Sekretaris Kesekretariatan pada Badan Pengawasan
Mahkamah Agung sebagai sekretaris
•Dalam hal terlapor/terperiksa •Dalam hal pelanggaran disiplin ASN dan Kode Etik
adalah Pejabat Eselon III,IV dan dan Kode Perilaku ASN, yang terlapornya adalah
staf, Kepala Bawas membentuk Pejabat Eselon III, IV dan staf pada Mahkamah
Agung, Kepala Badan Pengawasan membentuk Tim
Tim Pemeriksa dan yang terdiri Pemeriksa yang terdiri dari Sekretaris Badan
dari 3 orang Hakim Tinggi Pengawasan Mahkamah Agung sebagai Ketua,
Atasan langsung terlapor sebagai Anggota, 1 (satu)
Pengawas dengan salah satunya orang Hakim Tinggi Pengawas sebagai anggota, dan
sebagai Ketua dan 1 orang staf dibantu 1 (satu) orang Auditor Kepegawaian atau
Pejabat Kesekretariatan pada Badan Pengawasan
Bawas sebagai Sekretaris Mahkamah Agung sebagai sekretaris
SK KMA No.076/KMA/SK/VI/2009 SK KMA No.216/KMA/SK/XII/2011 PERMA NO.09 TAHUN 2016

•Dalam hal terlapor/terperiksa Tidak mengatur penanganan •Dalam hal pelanggaran Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Panitera dan Jurusita yang terlapornya
adalah Pejabat Eselon II, III dan pelaporan terhadap Pejabat adalah Panitera, Panitera Muda, Panitera
IV dan staf dalam Pengadilan Eselon I, II, III dan IV serta staf Pengganti pada Pengadilan Tingkat Banding dan
Jurusita Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara,
Tingkat Banding, Ketua Peradilan Tingkat Banding dan Kepala Badan Pengawasan membentuk Tim
Pengadilan Tingkat Banding Pertama secara spesifik hanya Pemeriksa yang terdiri dari Wakil Ketua
Pengadilan Tingkat Banding sebagai Ketua, 2 (dua)
membentuk Tim Pemeriksa yang mengatur secara umum. orang Hakim Tinggi Pengawas pada Badan
terdiri dari 3 orang Hakim Pengawasan, dan dibantu oleh 1 (satu) orang
Hakim Yustisial pada Badan Pengawasan sebagai
Tingkat Banding yang salah sekretaris.
satunya sebagai Ketua dan 1 •Dalam hal pelanggaran Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Panitera dan Jurusita yang terlapornya
orang staf Panitera Muda adalah Panitera, Panitera Muda, Panitera
Hukum sebagai Sekretaris. Pengganti dan Jurusita pada Pengadilan Tingkat
•Dalam hal terlapor/terperiksa Pertama, Kepala Badan Pengawasan membentuk
Tim Pemeriksa yang terdiri dari Hakim Tinggi
adalah Pejabat Eselon III,IV dan Pengawas pada Badan Pengawasan sebagai ketua,
staf Pengadilan Tingkat Pertama, Ketua/Kepala/Wakil Ketua/Wakil Kepala dan 1
(satu) orang Hakim pada pengadilan tingkat
Ketua Pengadilan Tingkat pertama selaku anggota, dan dibantu oleh 1 (satu)
Pertama membentuk Tim orang Hakim Yustisial pada Badan Pengawasan
sebagai sekretaris.
Pemeriksa yang terdiri dari 3 •Dalam hal pelanggaran disiplin ASN dan Kode Etik
orang Hakim Tingkat Pertama dan Kode Perilaku ASN, yang terlapornya adalah
Pejabat Eselon II, III, IV dan staf pada Pengadilan
yang salah satunya sebagai Tingkat Banding dan Tingkat Pertama, Kepala
Ketua dan 1 orang staf Panitera Badan Pengawasan membentuk Tim Pemeriksa
yang terdiri dari Wakil Ketua Pengadilan Tingkat
Muda Hukum sebagai Sekretaris Banding sebagai Ketua, Atasan langsung terlapor
sebagai Anggota, 1 (satu) orang Hakim Tinggi
Pengawas pada Badan Pengawasan sebagai
anggota, dan dibantu 1 (satu) orang Auditor
Kepegawaian atau Pejabat Kesekretariatan pada
Badan Pengawasan Mahkamah Agung sebagai
sekretaris
SK KMA SK KMA PERMA NO.09 TAHUN 2016
No.076/KMA/SK/VI/2009 No.216/KMA/SK/XII/2011
Hasil Pemeriksaan terhadap Dalam rangka menjaga Setiap pemeriksaan dan hasil
terlapor, pelapor dan saksi- kerahasiaan identitas pemeriksaan lapangan
saksi dituangkan ke dalam pelapor, maka dituangkan dalam Berita Acara
Berita Acara Pemeriksaan Pemeriksaan yang
pemeriksaan/klarifikasi
yang ditandatangani oleh ditandatangani oleh Tim
terhadap pelapor tidak
pihak-pihak yang diminta Pemeriksa dan terlapor,
keterangannya tersebut. dituangkan dalam Berita pelapor, saksi, ahli atau pihak
Acara Pemeriksaan. terkait.

Anda mungkin juga menyukai