Anda di halaman 1dari 17

PELATIHAN PENGADUAN

Mahkamah konstitusi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto


 KEDUDUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI

Hukum Acara  KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI


Mahkamah Konstitusi  PENGAJUAN PERMOHONAN
Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah  TAHAPAN PERSIDANGAN
Putwokerto  PROSES PENYELESAIAN PERKARA
 Pasal 2 UU KM UMP Nomor 2 Tahun 2021
Mahkamah Konstitusi Mahasiswa Universitas merupakan salah
satu lembaga tinggi universitas yang melakukan kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
KEDUDUKAN guna menegakan hukum dan keadilan.
MAHKAMAH
KONSTITUSI
 Pasal 1 ayat (1) UU KM UMP Nomor 2 Tahun 2021
Mahkamah Konstitusi Mahasiswa Universitas yang selanjutnya
disebut MKMU adalah satu-satunya pelaku kekuasaan kehakiman
sebagaimana diatur dalam AD/ART KM UMP.
 Pasal 7 UU KM UMP Nomor 2 Tahun 2021
Mahkamah Konstitusi Mahasiswa berwenang mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang dalam putusannya bersifat final untuk:
a. Pengujian undang-undang KM UMP terhadap AD/ART KM UMP
b. Sengketa kewenangan lembaga mahasiswa di tingkat universitas yang
kewenangannya diberikan oleh AD/ART KM UMP
KEWENANGAN c. Menyelesaikan sengketa pemilihan umum mahasiswa di tingkat universitas
MAHKAMAH dan/atau menyelesaikan permasalahan di tingkat fakultas jika fakultas yang

KONSTITUSI bersangkutan mengajukan permohonan penyelesaian sengketa


d. Pendapat DPM bahwa Presiden dan / atau Wakil Presiden Mahasiswa diduga
telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap KM
UMP, pelanggaran AD dan / atau ART KM UMP, korupsi, penyuapan, tindak
pidana, atau perbuatan tercela, dan / atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan / atau Wakil Presiden Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam
AD/ART KM UMP
e. Menguji keputusan komponen lembaga tingkat fakultas KM UMP terhadap
peraturan perundang-undangan KM UMP
 Pasal 17 UU KM UMP Nomor 2 Tahun 2021
1) Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
oleh pemohon atau kuasanya diajukan kepada divisi
Pengaduan.
PENGAJUAN 2) Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau
PERMOHONAN kuasanya dalam 10 (sepuluh) rangkap.
3) Pengajuan permohonan yang dimaksud
bukan dalam bentuk perkara yang sudah diputuskan sebelumn
ya.
 Pasal 18 UU KM UMP Nomor 2 Tahun 2021
Permohonan wajib dibuat dengan uraian yang jelas mengenai:
a. pengujian undang-undang KM UMP terhadap AD/ART KM UMP
b. sengketa kewenangan lembaga mahasiswa di tingkat universitas yang
kewenangannya diberikan oleh AD/ART KM UMP
c. menyelesaikan sengketa pemilihan umum mahasiswa di tingkat universitas

PENGAJUAN atau menyelesaikan permasalahan di tingkat fakultas jika fakultas yang


bersangkutan mengajukan permohonan penyelesaian sengketa
PERMOHONAN d. pendapat DPM bahwa Presiden dan / atau Wakil Presiden Mahasiswa diduga
telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap KM
UMP, pelanggaran AD dan / atau ART KM UMP, korupsi, penyuapan, tindak
pidana, atau perbuatan tercela, dan / atau tidak lagi memnuhi syarat sebagai
Presiden dan / atau Wakil Presiden Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam
AD/ART KM UMP
e. Menguji keputusan komponen lembaga tingkat fakultas KM UMP terhadap
peraturan perundang-undangan KM UMP
(Dibuat dalam bentuk uraian)
 Pasal 19 UU KM UMP Nomor 2 Tahun 2021
(1) Permohonan sekurang-kurangnya harus memuat:
a. identitas pemohon
Nama, TTL, usia, agama, asal lembaga, kewarganegaraa, alamat
lengkap, nomor telfon, status mahasiswa (semester).
PENGAJUAN b. uraian mengenai perihal yang menjadi dasar permohonan
PERMOHONAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
Kewenangan MK, alasan permohonan, legal standing
c. hal-hal yang diminta untuk diputus.
(2) Pengajuan permohonan harus disertai dengan alat bukti yang
mendukung permohonan tersebut.
Persidangan MK dilakukan terbuka untuk umum :
(1) Pemeriksaan Pendahuluan, (Sidang Pleno/Sidang Panel):
a. memeriksa kelengkapan dan kejelasan materi permohonan.
b. memberikan nasihat untuk memperbaiki permohonan.atau
c. Memeriksa perbaikan permohonan.
d. memeriksa dan mengesahkan alat bukti.
TAHAPAN (2) Pemeriksaan Persidangan, (Sidang Pleno/Sidang Panel):
PERSIDANGAN e. mendengar keterangan para pihak dan pihak terkait.
f. mendengar keterangan saksi/ahli.
g. memeriksa dan mengesahkan alat bukti.
h. mendengar kesimpulan para pihak.
(3) Pengucapan Putusan, dilakukan dalam Sidang Pleno setelah
serangkaian pemeriksaan perkara dinyatakan telah selesai.
JENIS-JENIS PERSIDANGAN DALAM MKM KM UMP
1. Sidang Panel merupakan sidang yang terdiri dari tiga orang
hakim konstitusi yang diberi tugas untuk melakukan sidang
pemeriksaan pendahuluan.

TAHAPAN 2. Sidang Pleno adalah sidang yang dilakukan oleh majelis


PERSIDANGAN hakim konstitusi minimal dihadiri oleh lima hakim konstitusi.
Persidangan ini dilakukan terbuka untuk umum dengan
agenda pemeriksaan persidangan atau pembacaan putusan.
3. Rapat Permusyawaratan Hakim (disingkat RPH) bersifat
tertutup dan rahasia. Rapat ini hanya dapat diikuti oleh Hakim
konstitusi dan Panitera.
PEMOHON
1 1A

KEPANGADUAN
2

4A
KETUA
3 2A

PANEL HAKIM
4

PROSES PEMERIKSAAN
PENDAHULUAN 5A

PENYELESAIAN
5

RPH
PERKARA 6
PERSIDANGAN
PLENO HAKIM
7A
7
5B
RPH
8
PERSIDANGAN
PLENO HAKIM
LANGKAH 1
a. Pemohon, dapat diwakili oleh Kuasa Hukum, dan/atau didampingi oleh Pendamping
mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi melalui Kepangaduan
Mahkamah Konstitusi, dengan ketentuan:
b. Isi permohonan:
1) Identitas Pemohon;
2) Posita memuat dalil-dalil tentang :

PROSES a) kedudukan hukum (Legal standing) Pemohon;

PENYELESAIAN b) Kewenangan Mahkamah Konstitusi; dan


c) Pokok Perkara;
PERKARA 3) Petitum (hal-hal yang dimohonkan untuk diputus oleh hakim); serta
4) Alat-alat bukti.
LANGKAH 1 A
c. Petugas kepaniteraan memeriksa kelengkapan administrasi permohonan.
d. Jika kelengkapan administrasi permohonan belum lengkap, harus dilengkapi oleh
Pemohon selambat-lambatnya dalam 7 hari kerja.
e. Jika tidak dilengkapi permohonan tidak diregistrasi.
LANGKAH 2
a. Jika permohonan lengkap, Panitera:
1) Memberi Nomor Perkara dan mencatatnya dalam Buku Registrasi
Perkara Konstitusi (BRPK).
2) Memberikan Akta Penerimaan Berkas Perkara kepada Pemohon.

PROSES 3) Meneruskan kepada Ketua Mahkamah Konstitusi.

PENYELESAIAN b. Ketua Mahkamah Konstitusi membentuk Panel Hakim, dan


menetapkan hari sidang pertama paling lambat 14 hari kerja setelah
PERKARA permohonan dicatat dalam BRPK.
c. Panitera memberitahukan kepada Pemohon dan Para Pihak, serta
mengumumkannya kepada mahasiswa.
d. Atas nama Panitera, Juru Panggil memberitahukan kepada
Pemohon dan Termohon serta para pihak untuk menghadiri sidang
pertama, selambat-lambatnya 3 hari sebelum hari persidangan.
 LANGKAH 3 : Ketua Mahkamah Konstitusi menugaskan Panel Hakim untuk
melakukan Pemeriksaan Pendahuluan dalam sidang yang terbuka untuk umum.
 LANGKAH 4 : Pemeriksaan Pendahuluan memeriksa kelengkapan dan kejelasan
materi muatan permohonan; dan Panel Hakim wajib memberi nasihat kepada
Pemohon, tentang kejelasan dan kelengkapan uraian permohonan, yang meliputi :
a. Kedudukan Hukum (legal standing) Pemohon;
b. Kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili dan memutus
PROSES permohonan; serta

PENYELESAIAN c. Substansi (Pokok) permohonan.

PERKARA  LANGKAH 4A :Jika permohonan belum lengkap,


memperbaikinya selambat-lambatnya dalam waktu 14 hari kerja.
Pemohon dapat

 LANGKAH 5 : Panel Hakim melaporkan hasil pemeriksaan pendahuluan kepada


Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH).
 LANGKAH 5A
a. RPH dapat menugaskan kembali kepada Panel Hakim untuk meneruskan
pemeriksaan.
b. Hasil pemeriksaan Panel Hakim diserahkan kepada RPH
LANGKAH 5 B
a. Jika RPH menganggap bahwa hasil pemeriksaan Panel Hakim telah cukup sebagai bahan
untuk memutus perkara, maka permohonan tidak diperiksa lagi dalam Persidangan Pleno
Hakim, tetapi langsung di bawa ke Persidangan Pleno Hakim untuk mengucapkan
Putusan.
b. Dalam menyelesaikan sengketa hasil Pemilu yang lalu, langkah inilah yang digunakan.
LANGKAH 6
c. Jika RPH menganggap bahwa permohonan masih memerlukan pemeriksaan yang lebih

PROSES mendalam, RPH meneruskan hasil pemeriksaan Panel Hakim ke Persidangan Pleno
Hakim, dalam sidang yang terbuka untuk umum.
PENYELESAIAN d. Persidangan Pleno Hakim harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 5 orang hakim.
PERKARA e. Pemeriksaan dalam Persidangan Pleno Hakim, meliputi:
1. Pemeriksaan permohonan Pemohon
2. Keterangan dari lembaga Negara yang terkait
3. Pemeriksaan alat-alat bukti Surat atau tulisa
4. Keterangan saksi
5. Keterangan ahli
6. Keterangan para pihak lisan dan/atau tertulis
7. Petunjuk dan
8. Alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara
elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu.
LANGKAH 7
Hasil pemeriksaan Persidangan Pleno Hakim diteruskan kepada RPH.
RPH dapat memutuskan:
a. Mengembalikan ke Persidangan Pleno Hakim untuk:
1. Melanjutkan pemeriksaan
PROSES 2. Dapat menjatuhkan putusan sela (khusus dalam perkara sengketa
PENYELESAIAN kewenangan lembaga km ump)

PERKARA 3. Dapat melakukan pemeriksaan di tempat atau


b. Memutus perkara, dengan:
i. Menyetujui amar putusan menunjuk perancang (drafter) untuk
menyusun rancangan (draft) putusan dan
ii. Menentukan hari persidangan Pleno Hakim untuk mengucapkan
putusan.
LANGKAH 8

a. Persidangan Pleno Hakim untuk pengucapan putusan


b. Isi putusan:
1) Kepala Putusan berbunyi: Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Identitas Pemohon dan Termohon
3) Ringkasan pemeriksaan Permohonan
4) Pertimbangan terhadap fakta yang terungkap dalam persidangan

PROSES 5) Pertimbangan hukum yang menjadi dasar putusan

PENYELESAIAN 6) Amar Putusan, yang menyatakan permohonan:

PERKARA 1. Tidak dapat diterima (niet ontvankellijk verklaard)


2. Dikabulkan atau
3. Dikabulkan sebagian
7) Pendapat berbeda (dissenting opinion), atau alasan berbeda (concurring opinion); dan
8) Hari, tanggal putusan, nama hakim, dan panitera pengganti.

c. Putusan Mahkamah Konstitusi memperoleh kekuatan hukum tetap sejak diucapkan.


d. Mahkamah Konstitusi wajib mengirimkan salinan Putusan kepada para pihak selambat-
lambatnya dalam jangka waktu 7 hari sejak putusan diucapkan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai