Anda di halaman 1dari 2

Teks Biografi

Hariani, S.Pd.
Hariani, S.Pd. atau akrab disapa ibu hariani adalah salah satu guru Bahasa Indonesia di MAN 3 kota
Makassar, beliau lahir pada 07 juni 1985 di Balocci,dan merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara, sekarang
ia berumur 34 tahun dan hobinya menulis sastra, membaca dan mengaji.
Ibu hariani lulus SDN 4 Balocci Baru tahun 1996, lulus MTs Geologi perunggu tahun 2000, lulus SMU
Semen Tonasa tahun 2003, Lulus D2 PGPAI Unismuh 2006, lulus S1 STKIP Yapim Maros jurusan Bhs
Indonesia tahun 2010. Jenjang pendidikan dari SD hingga D2 dilalui semua di Pangkep, kemudian lanjut
S1 di Maros (tidak pernah menganggur). Semasa sekolah dan kuliah ibu hariani aktif di berbagai
organisasi sekolah dan kampus.
Banyak kesulitan yang dihadapi oleh ibu Hariani, ia tidak terlahir dari keluarga berada. Semua serba pas-
pasan. Awal menjadi honorer tahun 2007, ia di gaji 50 ribu perbulan dan cair 3 bulan ke depan. Jauh dari
kata cukup. Itupun tinggal menumpang dengan sepupu, berpisah dari orang tua. Sementara ia juga
melanjutkan kuliah dari D2 ke S1. Kendaraan tidak ada dan tinggal di pedesaan. Akhirnya mau tidak mau
terpaksa masih membebani orang tua dan berusaha mencukup-cukupkan segala sesuatunya. Tapi ibu
Hariani tidak menyerah, walaupun harus pulang malam karena sulitnya sarana transportasi beliau tetap
berusaha mengikuti seluruh proses perkuliahan. Sampai akhirnya mendapat beasiswa penyelesaian studi
dari sekolah. Alhamdulillah. Gaji honor kemudian naik menjadi 500 ribu per bulan. Tahun 2012 saya
lolos sertifikasi dengan gaji 1,500,000 ribu. Tahun 2010 lolos inpassing dengan gaji 2.500.000. Tahun
2019 lolos jadi PNS.
Sebenarnya dari awal Ibu Hariani tidak pernah bercita-cita menjadi guru. Waktu lulus SMA ia mendaftar
di Unhas jurusan Bahasa inggris dan Komunikasi karena ingin menjadi penyiar radio. Tapi sayang tidak
lulus. Akhirnya ia mengikuti saran teman untuk kuliah keguruan. Nah mungkin awalnya dari sini,
perasaan cinta terhadap dunia guru mulai tumbuh. Ibu Hariani mengambil jurusan pendidikan
keagamaan.Ia senang mengajar agama. Apalagi mengajar anak-anak mengaji. Ia teringat kehidupan di
pesantren waktu SMP. Mengapa akhirnya beralih ke bahasa indonesia, ada satu alasan yang mungkin
klasik. Ibunya tidak mengerti bahasa indonesia, lebih tepatnya tidak bisa bercakap bahasa indonesia
karena beliau, katanya tidak tamat SD. Ia ingin bisa membantu ibunya, paling tidak mungkin
mendampinginya ketika bercakap dengan orang lain dengan menggunakan bahasa indonesia. Ibu Hariani
tidak ingin melihat ibunya ditertawakan atau barangkali dibodohi.
Ibu hariani mulai honor jadi guru sejak 2007, pas 1 tahun setelah lulus D2 langsung mengabdi di sebuah
sekolah yayasan di Maros yaitu Al Muhajirin DDI Sakeang di kec. Tompobulu yang akhirnya menjadi
tempat tinggal ibu hariani sekarang. Karena tahun 2011 beliau bertemu jodoh di tempat mengajar. Setelah
12 tahun mengabdi, akhirnya barulah beliau terangkat menjadi PNS melalui jalur umum tahun 2019 dan
di tempatkan di MAN 3 Makassar. Selama kurun waktu 12 tahun itu pernah mengajar di jenjang SD-
SMP-SMA dengan mata pelajaran campuran, yaitu Alquran Hadits, Fikhi, BTQ, Mulok, Biologi, Bahasa
Inggris. Bahasa Indonesia Ibu harinai ajarkan setelah menyelesaikan pendidikan S1 tahun 2010.
Ibu Hariani merasa bersyukur untuk semua yang sudah di dapatkannya hingga kini. Walaupun sudah
menjadi anak yatim, namun ia sudah dikaruniai dua buah hati hingga keluarga pun rasanya lengkap.
Semua yang di dapatkan saat ini adalah karena doa orang tua yang tidak pernah lepas dan adanya seorang
suami yang selalu mendukung. Jadi, apapun yang ingin kita dapatkan in syaa Allah bisa kita raih jika kita
selalu berusaha dengan sungguh-sungguh, berbakti kepada orang tua dan selalu menjadikan Allah nomor
satu.

Anda mungkin juga menyukai