Anda di halaman 1dari 8

2019

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP KENYAMANAN TERMAL PADA


HUNIAN CLUSTER DI THE HEIGHT PONDOK LABU RESIDENCE

Cornelia Arie Wibowo dan Christy Vidiyanty ST., MT.


Universitas Mercu Buana
Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik
Email: corneliaariewibowo@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian atas dua rumah di The Height Pondok Labu Residence yang bertipe sama
pada dua kavling yang berbeda orientasi, dilakukan untuk melihat besar perbedaan nilai yang
di maksud di atas. Penelitian diawali dengan mengukur temperatur dan kelembaban ruang
pada beberapa ruang yang sama di kedua bangunan. Hasil pengukuran dipakai untuk
menganalisis kondisi termal masing-masing ruang dalam satu bangunan, serta perbedaan
kondisi termal ruang-ruang pada bangunan yang satu terhadap bangunan yang lain.
Perbedaan kondisi termal yang terjadi, secara deskriptif dianalisis berdasarkan pengaruh
bukaan bangunan .

Kata kunci : Pengaruh orientasi, Kenyamanan Termal, dan Hunian Cluster, PMV

ABSTRACT

The study of two houses in The Height Pondok Labu Residence which were of the same type
on two plots of different orientation, was carried out to see the difference in values ​ ​ intended
above. The research begins by measuring the temperature and humidity of the space in the same
space in both buildings. The measurement results are used to analyze the thermal conditions of
each room in a building, as well as the differences in the thermal conditions of spaces in one building
against another. Differences in thermal conditions that occur, are descriptively analyzed based on
the effect of building openings.
Keywords: Effect of orientation, Thermal Comfort, and Cluster Occupancy, PMV

1. PENDAHULUAN Penelitian atas dua rumah di The


Height Pondok Labu Residence yang bertipe
Menurut Canadarma (2006) Melihat sama pada dua kavling yang berbeda
kenyataan di lapangan bahwa sebagian orientasi, dilakukan untuk melihat besar
besar pengembang di Surabaya perbedaan nilai yang di maksud di atas.
menggunakan satu tipe bangunan sebagai Penelitian diawali dengan mengukur
prototipe pembangunan perumahan. Satu temperatur dan kelembaban ruang pada
denah dan satu tampak digunakan pada beberapa ruang yang sama di kedua
banyak kavling (baca: tapak), dimana tapak bangunan. Hasil pengukuran dipakai untuk
yang berbeda menimbulkan iklim tapak (site menganalisis kondisi termal masing-masing
climate) yang berbeda pula, terutama ruang dalam satu bangunan, serta
pengaruh orientasi tapak. Oleh karena itu perbedaan kondisi termal ruang-ruang pada
penerapan satu tipe bangunan pada bangunan yang satu terhadap bangunan
berbagai orientasi dapat menyebabkan yang lain. Perbedaan kondisi termal yang
perbedaan kondisi termal dalam bangunan, terjadi, secara deskriptif dianalisis
yang menyebabkan perbedaan kenyamanan berdasarkan pengaruh bukaan bangunan .
termal pada masing-masing ruang.

Cornelia Arie Wibowo. Pengaruh Orientasi Terhadap Kenyamanan Termal Pada Hunian Di Cluster The Height Pondok Labu
Residence 1
2019

2. LANDASAN TEORI
Kecepatan Angin
Suhu Udara
Pengaruh kecepatan angin pada
Hoppe (1988), melakukan kenyamanan termal berbeda jika kita
pengukuran terhadap suhu kulit dari sempel bandingkan dengan fakto-faktor iklim lain.
laki-laki berusia 35 tahun yang dalam posisi Semakin besar nilai kecepatan angin (udara)
duduk dan melakukan kerja ringan, akan berpengaruh terhadap semakin
mengenakan pakaian lengkap (jas, baju, rendahnya suhu kulit rata-rata. Ketika
dan jaket). Memperlihatkan bahwa suhu kulit kecepatan udara meningkat, dari 0.00 m/s
manusia (yang dijadikan sempel percobaan) menjadi 0.002 m/s, nilai T akan turun sekitar
naik ketika suhu ruang (dimana manusia ini 2℃.
berada dinaikkan hingga sekitar 21 derajat Tabel 2.2 Klasifikasi kecepatan dan efek
Celcius. Kenaikan lebih lanjut pada suhu angin
ruang tidak menyebabkan suhu kulit naik
namun menyebabkan suhu kulit naik, namun Kecepatan E㜸ek
menyebabkan kulit berkeringat. Pada suhu Angin Pengaruh Atas Penyegara
Bergerak Kenyamanan n Pada
ruang sekitar 20o C suhu nyaman pada kulit
Suhu C
tercapai.
< 0.25 Tidak dapat dirasakan 0°C
Tabel 2.1 Batas Kenyamanan Suhu Udara m/detik
0.25 – 0.5 Paling nyaman 0.5 – 0.7°C
m/detik
0.5 – 1 Masih nyaman, tetapi 1.0 – 1.2°C
m/detik gerakan udara bisa
dirasakan
Sumber: Georg Lippsmeier 1 – 1.5 Kecepatan maksimal 1.7 – 2.2°C
m/detik
Suhu Radiasi 1.5 – 2 Kurang nyaman, 2.0 – 3.2°C
m/detik berangin
Menurut Karyono (2016), Suhu radiasi > 2 m/detik Kesehatan penghuni 3.3 – 4.2°C
rata-rata adalah ukuran untuk aliran panas dipengaruhi oleh
radiasi dari sekeliling permukaan seperti kecepatan angin yang
halnya langit-langit, dinding, pintu, jendela tinggi
dan lantai. Kenyamanan termal pada
kecepatan angin yang rendah tidak jauh Sumber : Skala Beufort. Stewart, (2008)
berbeda dengan efek yang diberikan suhu
udara terhadap kenyaman termal.
Fenomena ini akan muncul karena adanya Orientasi Bangunan
peningkatan koefisien permabatan panas
secara konveksi. Orientasi dari bangunan sangat
menentukan jumlah radiasi matahari yang
Kelembaban Udara jatuh pada permukan yang berbeda-beda
arah pada saat yang berbeda. Sudah diakui
Menurut Talarosha (2005) Upaya bahwa radiasi matahari bersama suhu
mencapai kenyamanan pada bangunan di udara menghasilkan panas pada suatu
Indonesia yang beriklim tropis lembap obyek atau permukaan Konya (1980).
dengan karakteristik curah hujan yang tinggi, Pada bukunya yang berjudul Design
kelembapan udara yang tinggi (dapat With Climate, Olgyay menyatakan bahwa
mencapai angka lebih dari 90%), suhu udara pendekatan orientasi melalui sol-air, yaitu
relatif tinggi (dapat mencapai hingga 38°C), tidak hanya radiasi matahari yang diterima
aliran udara sedikit, serta radiasi matahari saja yang dipertimbangkan tetapi juga
yang menyengat dan mengganggu, dapat dampak dari suhu panas. Pada iklim panas
diatasi melalui strategi pendinginan pada saat-saat suhu udara yang panas,
bangunan dengan cara mengatasi pengaruh perlu dilakukan pencegahan radiasi
negatif iklim dan memanfaatkan semaksimal matahari, hal ini perbedaan suhu udara
mungkin pengaruh yang menguntungkan. dalam bangunan dengan orientasi yang baik

Cornelia Arie Wibowo. Pengaruh Orientasi Terhadap Kenyamanan Termal Pada Hunian Di Cluster The Height Pondok Labu Residence 2
2019

dan dengan orientasi yang buruk sampai 3 Bentuk dan Ukuran Bukaan
°C.
Tabel 2.3 Faktor Radiasi Matahari (SF, Menurut Chenvidyakarn (2007),
W/m2) Untuk Berbagai Orientasi ukuran dan bentuk bukaan merupakan
faktor penting yang menentukan aliran
udara dalam bangunan. Untuk bangunan
U TL T TG S BD B BL dengan bukaan dinding yang berlawanan,
Ori R kecepatan angin dalam ruangan dapat
ent meningkat jika arah angin membentuk
asi sudut ke inlet. Tingkat aliran udara yang
130 113 112 97 97 176 243 211 lebih besar juga bisa dicapai ketika
bukaan outlet lebih besar dari pada inlet.
Namun sebaliknya, kecepatan udara
Sumber: SNI 6389 Tahun 2011 yang lebih merata di seluruh ruang ketika
outlet lebih kecil dari pada inlet, hal ini
Perletakan dan Orientasi Bangunan karena energi kinetik angin diubah
menjadi tekanan statis di sekitar bagian
Perletakan dan oreientasi bukaan inlet
bawah bukaan (Busato, 2003). Bentuk
terletak pada zona bertekanan positif dan
dan konfigurasi bukaan juga memiliki efek
bukaan outlet terletak pada zona bertekanan
pada kecepatan angin internal. Bukaan
negatif dalam rangka untuk mengoptimalkan
horizontal atau bukaan inlet persegi lebih
pergerakan udara dalam sebuah bangunan.
baik dibanding berbentuk vertikal. Inlet
Perletekan dan orientasi bukaan Inlet tidak
berbentuk horizontal memberikan kinerja
hanya mempengaruhi kecepatan udara,
optimal jika sudut kedatangan angin
tetapi juga pola aliran udara dalam ruangan,
diarahkan pada posisi sekitar 45°.
sedangkan lokasi outlet hanya memiliki
pengaruh kecil dalam kecepatan dan pola
aliran udara.

Gambar 2.5 Perletakan dan orintasi bukaan


sumber : Melaragno, Michele ( 1982)
Gambar 2.7 Rata-rata persentase kecepatan,
internal terhadap luar sebagai fungsi dari
Tipe Bukaan arah angin dan rasio inlet/outlet
Tipe bukaan yang berbeda akan sumber : Busato ( 2003)
memberi sudut pengarah yang berbeda
dalam menentukan arah gerak udara Kenyamanan Termal
dalam ruang serta efektifitas berbeda
dalam mengalirkan udara masuk/ keluar Menurut Peter Hoppe (2002)
ruang. pendekatan kenyamanan termal ada tiga
macam, yaitu: pendekatan
thermophysiological, pendekatan heat
balance dan pendekatan psikologis
dalam jurnal Sugini (2004).
Menurut Karyono, (2001)
kenyamanan termal adalah: sensasi
panas atau dingin sebagai wujud respon
dari sensor perasa kulit terhadap stimuli
suhu di sekitarnya. According to Parsons
Gambar 2.6 Tipe bukaan (2003) it is the thermal state of the human
sumber : Becket, HE ( 1974) body that determines the thermal
sensation menurut ThermCo (2009). ISO

Cornelia Arie Wibowo. Pengaruh Orientasi Terhadap Kenyamanan Termal Pada Hunian Di Cluster The Height Pondok Labu Residence 3
2019

7730 stated: that condition of mind that  Untuk pendingin ruangan


expresses satisfaction with the thermal
environment menurut Epstein and Moran,
(2006) Hussain and Rahman, (2009) and PMV dan PPD
is assessed by subjective evaluation
PMV merupakan skala tingkat
ASHRAE 55-(2004) Bean, (2012)
kenyamanan yang dibuat oleh Profesor P.O.
Kemudian dalam Rilatupa (2008),
Fanger. Skala PMV terdiri atas 7 titik yang
kenyamanan termal merupakan salah satu
mewakili kondisi dingin, sejuk, agak sejuk,
unsur kenyamanan yang sangat penting,
netral, agak hangat, hangat dan panas. PPD
karena menyangkut kondisi suhu ruangan
memberikan perkiraan berapa persen
yang nyaman. Seperti diketahui, manusia
penghuni ruangan yang merasa tidak
merasakan panas atau dingin merupakan
nyaman. Jadi PPD semakin mendekati 0,
wujud dari sensor perasa pada kulit
maka semakin nyaman (Satwiko, 2007).
terhadap stimuli suhu di sekitarnya. Sensor
Berikut tabel tentang tujuh skala sensasi
perasa berperan menyampaikan informasi
termal dari ASHRAE, Bedford, General
rangsangan kepada otak, dimana otak akan
Comfort dan Mc Intyre dari tingkatan PMV.
memberikan perintah kepada bagian-bagian
tubuh tertentu agar melakukan antisipasi
Tabel 2.6 Skala Termal
untuk mempertahankan suhu sekitar 37ºC.
Hal ini diperlukan organ tubuh agar dapat
menjalankan fungsinya secara baik. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kenyamanan
termal yaitu :

1. Akti㜸itas Yang Dilakukan Di Dalam


Rumah
Rumah merupakan tempat berlindung Sumber: Humphreys, 2002 & Mc Intyre,
dikala hujan badai, siang dan malam.
Banyak aktivitas yang biasanya dilakukan di 1980
dalam rumah antara lain yaitu aktivitas Rumah Tinggal
rumah tangga seperti memasak, mencuci,
menjemur, beristirahat. Dengan adanya hal Menurut Moore (1993), rumah adalah
tersebut dibutuhkan rumah yang memiliki tempat berlindung – sistim dari komponen-
thermal yang baik agar pemilik rumah komponen desain yang menjembatani
merasa nyaman. antara lingkungan alami menjadi lingkungan
yang nyaman dan memuaskan. Ditinjau dari
2. Jenis Pakaian Yang Digunakan sejarahnya tempat berlindung dibuat untuk
mengurangi pengaruh rata-rata variasi iklim
Pakaian yang digunkan saat berada setempat, menghindari panas matahari
dirumah yaitu biasanya berbahan kaos agar diiklim panas, memasukan angin, dan
nyaman saat di gunakan dan tidak merasa memasukan cahaya untuk penerangan.
panas. Karena saat di rumah orang - orang
dapat leluasa melakukan apapun terutama Merancang wadah kegiatan manusia yang
beristirahat yang membutuhkan pakaian dikenal dengan rumah tinggal, sangat
yang nyaman. penting memperhatikan tuntutan
kenyamanan terhadap thermal. Kualitas
Fungsi Bukaan thermal, panas, dingin, lembab, berangin,
panas radiasi, dan nyaman adalah kualitas
ruang yang menarik. Suasana ruang
 Untuk memenuhi persyaratan tersebut, tidak hanya mempengaruhi
kesehatan kegiatan manusia disana tetapi juga
bagaimana manusi merasakan suasana
 Untuk menghasilkan kenyamanan ruang tersebut. Kehidupan manusia dapat
termal bertahan hanya pada batasan suhu udara
yang terbatas, secara umum yaitu antara

Cornelia Arie Wibowo. Pengaruh Orientasi Terhadap Kenyamanan Termal Pada Hunian Di Cluster The Height Pondok Labu Residence 4
2019

suhu titik beku dan titik didih air. Pengumpulan Data Hipotesa
Perancangan selubung bangunan (rumah) Hipotesa merupakan sebuah
yang memerlukan perhatian utama adalah pernyataan tentatif yang dirumuskan
rata-rata suhu udara harian maximum dan sebagai jawaban atau dugaan atas
minimum, jatuhnya radiasi matahari, permasalahan penelitian. Hipotesa dalam
kelembaban udara dan angin pada bulan- penelitian ini terdiri dari hipotesa alternative
bulan tertentu setiap musim.. Pengamatan (H1) dan hipotesa nol (H0).Menurut Silalahi
kondisi cuaca dalam jangka panjang ini Ulber (2013:173) hipotesa alternative
akan dapat memberikan gambaran bagi pernyataan yang menekankan adanya
berbagai variasi strategi desain bangunan hubungan atau pengaruh pada sebuah
Moore, (1993) kelompok atau objek penelitian.
Setelah hipotesa alternatif dibuat
maka selanjutnya adalah membuat hipotesa
. METODOLOGI nol (H0). Hipotesa nol merupakan lawan dari
hipotesa alternatif, menurut Silalahi Ulber
(2013:174) hipotesa ini menyatakan
Metode pada penelitian menggunakan
hubungan atau pengaruh antara dua
metode pengumpulan data yang dilakukan
variabel dengan populasi adalah “nol” atau
ol e h Ka h a r u , dk k . m e ma k a i metode
“tidak ada”.
penelitian pengukuran therma l langsung
terhadap k a j i a n o b j e k n y a dan sat u
Sampling Penelitian
s a m p e l r u m a h ya ng me nja d i o b je k
penelitia n lalu membandingkan hasil dari objek
1. Kriteria Objek Penelitian
yang diteliti dan menarik kesimpulan manakah
yang lebih nyaman dan manakah yang tidak
Objek yang digunakan adalah 4
nyaman dalam segi kenyamanan termal.
Rumah Di The Height Pondok Labu
Sifat penelitian ini adalah penelitian Residence yang berbeda orientasi hadapnya.
kuantitatif, yaitu observasi lapangan secara Objek tersebut dipilih karena memenuhi
langsung, pengukuran thermal di salah kriteria peneliti untuk perbandingan antara
satu hunian yang berada di Pondok Labu kedua rumah tersebut yang arah hadapnya
Jakarta Selatan yang berbeda orientasi 2 Selatan dan 2 Timur
hadapnya dan melakukan wawancara
penghuni rumah. Pengukuran meliputi Hunian Selatan 1
suhu ruang, suhu permukaan material,
kelembaban, dan kecepatan angin dan
wawancara penghuni rumah untuk mendapatkan
data yang lebih valid.

Tahapan Penelitian

 Menentukan obyek penelitian dan


mencari permasalahan lalu
mengangkat masalah tersebut menjadi
penelitian
 Menggali kepustakaan atau literatur
sebagai landasan teori. Teori yang
digunakan memiliki hubungan yang
terkait dengan objek yang diteliti.
 Mengurus perijinan pada instansi
terkait. Gambar 3.1 Denah dan Potongan
 Menyusun rencana kerja dan Rumah Arah Hadap Selatan
pengambilan data. Sumber : Data Peneliti

Cornelia Arie Wibowo. Pengaruh Orientasi Terhadap Kenyamanan Termal Pada Hunian Di Cluster The Height Pondok Labu Residence 5
2019

Hunian Selatan 2
Hunian Timur 2

Gambar 3.4 Denah dan Potongan Rumah


Arah Hadap Timur
Sumber : Data Peneliti
Gambar 3.2 Denah dan Potongan
Rumah Arah Hadap Selatan
Sumber : Data Peneliti
Metode Pengumpulan Data
Hunian Timur 1
1. Pengumpulan Data
Untuk metode pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan cara
mengukur thermal alami (non termal buatan).
yaitu berupa pengukuran suhu udara, suhu
radiasi, kelembaban udaran, dan kcepatan
angin.

2. Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara


pada penghuni rumah yang akan direkam
dan dicatat agar penelitian ini valid

1. Berapa anggota keluarga anda yang tinggal


pada rumah ini?
2. Apa pakaian yang biasa anda gunakan pada
saat dirumah?
3. Aktivitas apa saja yang anda lakukan pada
Gambar 3.3 Denah dan Potongan Rumah dirumah?
Arah Hadap Timur 4. Apakah anda menginginkan perubahan
Sumber : Data Peneliti suhu udara ruangan pada rumah ini?
5. Apakah anda merasa nyaman tinggal
dirumah ini?

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan Data Penelitian


Penelitian ini berisi mengenai
peroses pengumpulan dan pengolahan data

Cornelia Arie Wibowo. Pengaruh Orientasi Terhadap Kenyamanan Termal Pada Hunian Di Cluster The Height Pondok Labu Residence 6
2019

yang diperlukan dalam penyelesaian Sumber: Data Peneliti


masalah penelitian. Data yang diperoleh
merupakan hasil dari rata - rata penelitian Tabel 4.4 Hasil Analisa PMV dan PPD
dilapangan baik melalui observasi langsung Software CBE Timur 2
maupun literatur Pengukuran dilakukan di 3
hari berbeda dengan keadaan cuaca ruang
luar cerah, berawan. Waktu akan dimulai
pukul 9.00 hingga 17.00. pengukuran
dilakukan di 5 titik berbeda dengan
bertujuan membandingan suhu pada posisi
yang berbeda.
Penelitian studi tentang pengaruh
orientasi terhadap kenyamanan termal
hunian The Height Pondok Labu residence
yang ada saat ini. Penelitian dilakukan di Sumber: Data Peneliti
dalam ruangan dengan posisi jendela
terbuka yang sudah di tentukan dimana Tabel 4.5 Hasil Keseluruhan dengan
ruangan tersebut merupakan area yang Persepsi Penghuni
sering digunakan untuk melakukan aktifitas
sehari - hari dan juga pengukuran pada
suhu luar ruangan.

Tabel 4.1Hasil Analisa PMV dan PPD


Software CBE Selatan 1

Sumber: Data Peneliti

Berdasarkan tabel di atas, hasil pada


Sumber: Data Peneliti rumah yang orientasi hadapnya mengarah
pada selatan memiliki tingkat kenyamanan
Tabel 4.2 Hasil Analisa PMV dan PPD termal yang baik dibandingkan rumah yang
Software CBE Selatan 2 orientasi hadapnya ke timur hal ini telah
dibuktikan oleh software CBE dan dari
persepsi penghuni. Maka hipotesa yang
diterima adalah hipotesa alternatif (H1) yaitu
orientasi bangunan berpengaruh pada
kenyamanan termal pada perumahan The
Height Pondok Labu Residence.

Berdasarkan software CBE Thermal Comfort


Tool dan persepsi penghuni rumah pada
orientasi timur menyatakan beberapa
ruangan tidak nyaman dan memiliki kondisi
Sumber: Data Peneliti termal hangat dibandingkan dengan rumah
Tabel 4.3 Hasil Analisa PMV dan PPD yang arah hadapnya ke arah selatan dimana
Software CBE Timur 1 software CBE Thermal Comfort Tool dan
persepsi penghuni menyatakan kondisi
termal relatif nyaman dan sedikit hangat. Hal
ini cocok dengan hipotesa alternatif (H1)

Cornelia Arie Wibowo. Pengaruh Orientasi Terhadap Kenyamanan Termal Pada Hunian Di Cluster The Height Pondok Labu Residence 7
2019

sehingga hipotesa nol (H0) dinyatakan dimensi bukaan terhadap kenyamanan


ditolak. pada bangunan

5. KESIMPULAN
7. DAFTAR PUSTAKA
Kondisi termal rumah pada hunian
cluster The Height Pondok Labu Residence
pada orientasi yang berbeda yakni arah SUSANTI, LUSI (2013). Evaluasi
selatan dan arah timur memiliki kinerja Kenyamanan Termal Ruang Sekolah
termal yang berbeda. Hasil pada software SMA Negeri Di Kota Padang, ISSN
CBE Thermal Comfort Tool menunjukan 2048 - 4822.
bahwa rumah yang orientasinya menghadap
kearah selatan memiliki kinerja termal yang JUNIWATI, ANIK (2006). Pengaruh
jauh lebih baik dari pada rumah pada Orientasi Bangunan Pada Kondisi
orientasi hadapnya ke arah timur. Hal ini Termal Rumah Tinggal DI Surabaya.
dipengaruhi dengan rotasi atau lintasan
matahari yang terbit disebelah timur dan KAHARU, ARLAN. Analisis Kenyamanan
tenggelam disebelah barat dimana pada Termal Pada Rumah Tropis Lembab.
kedua sisi ini mendapatkan cahaya yang
juga merupakan suhu panas lebih banyak ASHRAE. (1992). Thermal
dibandingkan arah orientasi lainnya. Environmental Condition for
Pendapat penghuni terhadap Human Occupancy (ASHRAE
kenyamanan termal antara dua orientasi Standard 55-56). ASHRAE:
berbeda yakni selatan dan timur berbeda. Atlanta US.
Penghuni rumah pada orientasi hadap
selatan mengatakan bahwa kenyamanan SUGINI (2004). Pemaknaan Istilah-
termal rumah tersebut terbilang nyaman, Istilah Kualitas Kenyamanan
sedangkan pendapat penghuni rumah yang Thermal Ruang Dalam Kaitan
orientasi hadapnya mengarah ke timur Dengan Variabel Iklim Ruang.
mengatakan agak sedikit panas. Hal ini Jurnal LOGIKA, Vol. 1, No. 2, Juli
cocok dengan hasil ukur menggunakan 2004, ISSN: 1410-2315.
software CBE Thermal Comfort Tool yang
juga menghasilkan hasil serupa. RILATUPA, JAMES (2008). Aspek
Kenyamanan Termal Pada
6. SARAN DAN REKOMENDASI Pengkondisian Ruang Dalam.
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS,
1. Untuk penelitian yang berhubingan Vol 18. No. 3, Agustus 2008.
dengan termal sebaiknya dilakukan
pengukuran saat cuaca sedang cerah. ALFATA, MUHAMMAD NURFAJRI
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan (2011). Studi Kenyamanan Termal
dapat mengkaji kinerja termal dari Adaptif Rumah Tinggal DI Kota
material bangunan dan pengaruh Malang. JURNAL PEMUKIMAN,
Vol. 6 No. 1, April 2011.

Cornelia Arie Wibowo. Pengaruh Orientasi Terhadap Kenyamanan Termal Pada Hunian Di Cluster The Height Pondok Labu Residence 8

Anda mungkin juga menyukai