Jurnal Modul 3 - Muhammad Al-Ghifari - 1202005012
Jurnal Modul 3 - Muhammad Al-Ghifari - 1202005012
LABORATORIUM LINGKUNGAN II
PENGUKURAN TEMPERATUR DAN
KELEMBABAN
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS BAKRIE
2022
MODUL PRAKTIKUM TEMPERATURE DAN KELEMBABAN
1) Tujuan
• Mengetahui suhu dan kelembaban pada udara di dalam suatu tempat
2) Dasar Teori
Suhu udara merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kondisi nyaman
(termal) manusia. Hoppe (1988) memperlihatkan bahwa suhu manusia naik ketika suhu
ruang dinaikkan sekitar 21ºC. Kenaikan lebih lanjut pada suhu ruang tidak menyebabkan
suhu kulit naik, namun menyebabkan kulit berkeringat. Pada suhu ruang sekitar 20ºC suhu
nyaman untuk kulit tercapai. Selain suhu udara, suhu radiasi matahari dari sekeliling
permukaan (plafon, dinding, pintu, jendela dan lantai) juga ikut mempengaruhi
kenyamanan ruang. Sementara itu, pengaruh kelembaban udara pada kenyamanan ruang
tidak sebesar pengaruh suhu udara. Faktor kecepatan udara juga mempengaruhi
kenyamanan termal, dimana semakin besar kecepatan udara akan berpengaruh terhadap
semakin rendahnya suhu kulit manusia.
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya dinyatakan dengan
persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara
bersama–sama antara temperatur. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dari tubuh
secara besar–besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah semakin cepatnya denyut
jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh
selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuh dengan suhu sekitarnya (Riyadi,
2018).
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, persyaratan untuk kelembaban ruang yang nyaman
adalah 40%-60%. Kelembaban yang relatif rendah yaitu kurang dari 20% dapat menyebabkan
kekeringan selaput lendir membran, sedangkan kelembaban yang tinggi akan meningkatkan
pertumbuhan mikroorganisme (Mukono, 2014). Dampak angka kelembaban ruangan yang terlalu
tinggi maupun rendah dapat menyebabkan suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menimbulkan bibit penyakit, seperti ISPA, TBC, dan lainnya.
Standar kenyaman termal Indonesia SNI T-14-1993-03 ada tiga:
1. Sejuk nyaman, 20,5°C – 22,8°C, kelembaban relative 50%-80%.
2. Nyaman optimal 22,8°C – 25,8°C, kelembaban relative 70%-80%
3. Hampir nyaman 25,8°C – 27,1°C, kelembaban relative 60%-70%.
Suhu dan kelembaban udara adalah aspek yang sangat penting dalam menentukan
kondisi cuaca pada suatu daerah. Suhu dan kelembaban udara merupakan hubungan yang
sangat erat. Jika kelembaban udara berubah, suhu juga akan berubah dan atau sebaliknya. Hal
ini dapat terjadi karena kandungan air di dalam tanah dan di udara tidak dapat
mempertahankan suhu dan kelembaban nya. Maka dari itu , penambahan volume air sangat
erat hubungannya dengan ketersediaan air dalam tanah, seperti suhu rendah pada musim
penghujan membuat kelembaban menjadi tinggi.
Suhu atau temperatur merupakan derajat panas dari aktivitas molekul dan atmosfer. Suhu
dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan
menggunakan thermometer (Ance, 1986). Temperatur energi panas bumi dapat dimanfaatkan
sesuai dengan tingkatan dari suhu. Bisa dikatakan high temperatur jika suhu berkisaran
antara 200 𝑜𝐶 - 300 𝑜𝐶 , pada kedalaman 1-3 km.
Dampak bagi kesehatan jika suhu terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan kesehatan
hingga hypotermia, sedangkan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi sampai
dengan kondisi heat stroke
3) Alat dan Cara Kerja
Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran temperature dan kelembapan adalah
thermometer.
a) Cara Kerja Alat
Fungsi Utama :
1. Mode : Tampilan jam dan alarm dan
mengatur waktu saat ini, jam alarm, 12 atau
24 jam sehari dan tanggal
2. Memory : Menunjukkan suhu tinggi dan
rendah juga nilai kelembapan / tahan selama
2 detik untuk menghapus MEMORY dan
menampilkan nilai terukur saat ini
3. ADJ : Penyesuaian nilai
3
DAFTAR PUSTAKA
Hafni, W., Pujiastuti, D., & Harjupa, W. (2015). Analisis variabilitas temperatur udara di
daerah Kototabang periode 2003–2012. Jurnal Fisika Unand, 4(2).
Gunawan, I. K. W., Nurkholis, A., Sucipto, A., & Afifudin, A. (2020). Sistem monitoring kelembabangabah
padi berbasis Arduino. Jurnal Teknik Dan Sistem Komputer, 1(1), 1-7.
Apriliastri Nabila. (2017). sistem pengukuran suhu dan kelembaban udara. Jurnal Infotel, 6(2), 49-56.
Abraham H.OoRT, 1995 “Humidity Temperature Relationships In The Tropical Troposphere” Journal Climate, Vol.8, no 1,
February Ance, 1986. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman, Bina Aksara, Jakarta Asian Development
Bank