Anda di halaman 1dari 1

Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi dari pikiran manusia yang

menunjukkan kepuasan dengan lingkungan termal (Nugroho, 2011). Menurut


Karyono (2001), kenyamanan dalam kaitannya dengan bangunan dapat didefinisikan
sebagai suatu keadaan dimana dapat memberikan perasaan nyaman dan
menyenangkan bagi penghuninya. Menurut Auliciems dan Szokolay (2007),
kenyamanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni temperatur udara, kecepatan
angin, kelembaban udara, radiasi, faktor subyektif, seperti metabolisme, pakaian,
makanan dan minuman, bentuk tubuh, serta usia dan jenis kelamin. Berikut ini
merupakan standar kecepatan angin, yaitu:
1. Menurut Lippsmeir (1997:38),
a. 0.25 m/s, nyaman, pergerakan udara tidak terasa
b. 0.25 m/s – 0.5 m/s, nyaman, pergerakan udara terasa
c. 1.0 – 1.5 m/s, pergerakan udara ringan sampai tidak menyenangkan
d. >1.5 m/s, tidak menyenangkan
2. Menurut Lechner (2001:70), berkisar antara 0.6 mph – 2 mph.
3. Menurut MENKES No. 261 / MENKES / SK / 11 / 1998, antara 0.15 m/s –
0.25 m/s.
Berikut ini adalah standar kenyamanan termal untuk suhu udara, yaitu:
1. SNI-14-1993-03,
a. Sejuk nyaman, suhu efektif antara 20.8 oC – 22.8 oC.
b. Nyaman optimal, suhu efektif antara 22.8 oC – 25.8 oC.
c. Hangat nyaman, suhu efektif antara 25.8 oC – 27.1 oC.
2. MENKES No. 261 / MENKES / SK / II / 1998, berkisar antara 18 oC – 26 oC.
Berikut ini adalah standar kenyamanan termal untuk kelembaban udara, yaitu:
1. Lechner (2001:70), berkisar 20% - 50%.
2. SNI 1993, berkisar 40% - 70%.
3. MENKES No. 261 / MENKES / SK / II / 1998, berkisar antara 40% - 60%.

Anda mungkin juga menyukai