Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 4

PENGEMBANGAN

UNSUR KEBAHASAAN

DALAM TULISAN ILMIAH


Gilang Pangestu 225050100111019


Ghianaya Fauza Rahima 225050107111323
Ichwam Rahmat Aldiansyah 225050107111327
Ieri Fertika Wijayanti 225050101111054
Husnul Khotimah 225050101111152
PENGEMBANGAN UNSUR

KEBAHASAAN DALAM

TULISAN ILMIAH

1 DIKSI ( PILIHAN KATA )

2 PENGEMBANGAN KALIMAT ILMIAH


DIKSI
Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat
penting baik dalam dunia karang mengarang maupun dalam dunia tutur
setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat tepatnya untuk
menyatakan suatu maksud,kata tidak dapat berpaling dari kamus.Kamus
memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata.
Secara umum, persyaratan pilih kata meliputi:
(1) ketetapan
(2)kelaziman
(3)kecermatan.

DIKSI
7 hal ketepatan pilihan kata pada karya tulis ilmiah :

Menggunakan istilah teknis keilmuan


Menggunakan kata kuantitatif
Dalam penulisan KTI Tidak menggunakan kata
konotasi melainkan denotasi
Membedakan secara cermat kata-kata yang hamper
bersinonim
Penggunaan eufimisme
Menggunakan kata pasif
Menggunakan kata yang baku dan formal
Menggunakan istilah teknis keilmuan

NO ISTILAH ILMIAH MAKNA

1 Dapat Bisa
2 Empiris Data berdasarkan hasil penelitian atau observasi
3 Feses Tinja
4 Hegemoni Menguasai / dominasi
5 Hipotesis Dugaan / jawaban sementara
6 Ideologi Paham kepercayaan
7 Implikasi Keterlibatan / hal yang mengandung sesuatu
8 Indikator Penunjuk
9 Inovasi Pembaharuan
10 Insentif Bonus
Menggunakan kata kuantitatif

Dalam penulisan karya tulis ilmiah keterangan yang


dikemukakan pada kalimat haruslah kalimat yang

dapat di ukur secara pasti.


CONTOH KALIMAT :

1. Dalam penelitian ini akan diukur seberapa jauh tingkat keasaman lambung. ( SALAH )
Dalam penelitian ini akan diukur persentase tingkat keasaman lambung. ( BENAR )

2. Dalam pengumpulan data diperlukan responden yang cukup banyak. ( SALAH )


Dalam pengumpulan data diperlikan responden seratus orang. ( BENAR )

3. Variabel penelitian akan diukur dengan teliti. ( SALAH )


Variabel penelitian akan diukur dengan skala ordinal. ( BENAR )
Dalam penulisan KTI tidak menggunakan kata

konotasi, melainkan menggunakan kata denotasi

Makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan

makna konotasi adalah makna yang mengandung nilai

apa adanya ( makna dasar ), dan memiliki arti sesuai

rasa tertentu. Dimaksudkan sebagai penutur yang

dengan yang dilihat, serta tidak mengandung makna

diberikan kepada kata tertentu.


tambahan atau nilai-nilai tertentu.

CONTOH KALIMAT :

a. Dalam kasus penipuan ini, Sandi dijadikan kambing hitam untuk melindungi atasannya di perusahaan.
b. Kambing hitam pak sandi sudah terjual di pasar tadi pagi.

UNGKAPAN KAMBING HITAM PADA KALIMAT :

a. Ungkapan kambing hitam merupakan ungkapan yang bermakna denotasi, yaitu merujuk pada makna yang sebenarnya, yaitu
kambing berwarna hitam.
b. Ungkapan kambing hitam merupakan ungkapan yang bermakna konotasi, yaitu merujuk pada makna kiasan, kambing hitam
pada kalimat tersebut bermakna ‘pihak yang menjadi sasaran kesalahan’
PENGGUNAAN KATA SINONIM

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki

makna yang sama, akan tetapi bentuknya berbeda.

Walau demikian kesinoniman memiliki rasa Bahasa

yang berbeda.

CONTOH KALIMAT :

a. berapa jam yang diperlukan saat menempuh perjalanan malang – Surabaya ?


b. toko sardo buka mulai pukul 10.00 hingga pukul 22.00.

CONTOH KATA :

a. Kening / Jidat / Dahi a. Penyelidikan / Penelitian


b. Angin / Hawa / Udara b. Sinar / Cahaya
c. Raya / Besar / Agung c. Turis / Wisatawan
d. Pengetahuan / Ilmu d. Dan lain - lain
EUFIMISME
Eufimisme ialah suatu kata atau ungkapan yang

lebih halus dan digunakan untuk mengganti

ungkapan – ungkapan yang dirasa tabu, kasar,

menghina dan menyinggung seseorang, serta

bersifat tidak menyenangkan

Fungsi penggunaan eufimisme

Untuk menyatakan hal tabu yang tidak mungkin disebutkan


secara langsung.
Untuk menggantikan kata – kata yang dilarang
Agar lebih menyenangkan dan tidak menyinggung
Agar tidak menimbulkan konflik apabila menggunakan kata
yang tidak baik
EUFIMISME
NO SALAH BENAR
1 WC Toilet
2 Mati Meninggal dunia
3 Miskin Kurang mampu
4 Buta Tuna netra
5 Gelandangan Tuna wisma
6 Bodoh Kurang pandai
7 Pengangguran Tuna karya
8 Tuli Tuna rungu
MENGGUNAKAN BENTUK PASIF

Melepaskan kata ganti saya, yang merupakan pengganti penulis

sering digantikan dengan kami. Penggantian tersebut dilakukan

oleh peneliti untuk menjaga jarak dengan apa yang ia kerjakan

dalam penelitiannya.
MENGGUNAKAN BENTUK PASIF

NO Salah Benar
1 Dalam penelitian ini saya
Dalam penelitian ini akan

bermaksud mendeskripsikan
dideksripsikan hubungan antar

hubungan antar tingkat


tingkat pendidikan dan

pendidikan dan produktivitas


produktivitas kerja karyawan.
kerja karyawan.

2 Pada penelitian ini,


Pada penelitian ini,jeruk lemon

memanfaatkan jeruk lemon untuk


dimanfaatkan untuk

meningkatkan keasaman. meningkatkan keasaman.


MENGGUNAKAN KATA BAKU DAN FORMAL

NO Formal Tidak Formal


1 Bertemu Ketemu
2 Bagi / untuk Buat
3 Hanya Lantas
4 Tertinggal Ketinggal
Bahasa yang digunakan dalam kerangka ilmiah
harus baku dan formal artinya harus sesuai dengan

5 Tetapi / namun Kayak bahasa yang dijadikan tolak ukur/standar bagi

betul tidaknya penggunaan bahasa

6 Terbawa Kebawa
7 Tidak Nggak
8 Analisis Analisis
PENGEMBANGAN

KALIMAT ILMIAH
Kalimat ilmiah merupakan kalimat yang digunakan dalam karya ilmiah.

Kebakuan dan keefektifan kalimat menjadi syarat terbentuknya kalimat

ilmiah. Gagasan pengembang dikemukakan ke dalam kalimat-kalimat

pengembang serta kalimat-kalimat tersebut saling berhubungan,

selanjutnya aspek pengembangan gagasan dasar dinyatakan ke dalam

kalimat topik dan gagasan pengembang dinyatakan kalimat-kalimat

penjelas/lanjutan, aspek kepaduan, yakni keserasian hubungan antar

gagasan dalam paragraf yang berarti pula keserasian hubungan antar

kalimat dalam paragraf, dan aspek kekompakan


PENGEMBANGAN KALIMAT ILMIAH

5 hal penting dalam penyusunan kalimat ilmiah :


Kelengkapan unsur dan kejelasan kalimat


Kesejajaran kalimat
Hemat
Tidak ambigu
Sesuai kaidan tata bahasa
KELENGKAPAN UNSUR DAN

KEJELASAN KALIMAT

Kelengkapan unsur pada kalimat ilmiah setidaknya memiliki semua

unsur atau bagian kalimat. Kelengkapan kalimat terdiri atas unsur

subjek, predikat, obejak dan keterangan/pelengkap.Sedangkan

kelengkapan unsur kalimat ilmiah terdiri dari subjek dan predikat, jika

predikat tersebut tidak membutuhkan kehadiran

keterangan/pelengkap.

KELENGKAPAN UNSUR DAN

KEJELASAN KALIMAT
Predikat Pelengkap
Predikat adalah bagian kalimat yang

Pelengkap atau komplemen adalah

memberitahu untuk melakukan (tindakan)

bagian kalimat yang melengkapi

apa atau dalam keadaan bagaimana

predikat. Letak pelengkap umumnya di

subjek (pelaku/tokoh atau benda di

belakang predikat yang berupa verba.


dalam suatu kalimat)

Objek
Objek adalah bagian kalimat yang

melengkapi predikat. Objek pada

umumnya diisi oleh nomina, frasa

nominal, atau klausa. Letak objek selalu

di belakang predikat yang berupa

verba transitif, yaitu verba yang

menuntut wajib hadirnya objek.


KELENGKAPAN UNSUR DAN

KEJELASAN KALIMAT

Kejelasan unsur kalimat berkaitan dengan kalimat yang menunjukkan struktur yang jelas

saat digunakan. Suyono (2016) mengungkapkan bahwa kejelasan kalimat perlu diperhatikan

dalam penulisan karya ilmiah. Kalimat yang jelas mampu menyampaikan gagasan yang

jelas pula kepada pembaca.


Hal yang perlu diperhatikan pada kejelasan kalimat adalah ketepatan penggunaan

imbuhan awalan maupun akhiran. Ketidaktepatan penggunaan imbuhan dapat

menyebabkan kebermaknaan ganda atau berbeda pada kalimat.


KESEJAJARAN KALIMAT

Kesejajaran dalam kalimat efektif adalah penggunaan bentuk-bentuk

Bahasa yang sama atau kontruksi bahasa yang sama yang dipakai

dalam susunan serial. Kesejajaran berkaitan dengan kesamaan unsur-

unsur yang digunakan secara konsisten dalam kalimat, baik itu daari

bentuknya kata maupun makna kata.

Macam - macam kesejajaran kalimat menurut Suyitno ( 2012 ) :

Kesejajaran bentuk, imbuhan yang


Kesejajaran makna, kesejajaran makna terlihat

digunakan untuk membentuk kata berperan


dari hubungan fungsional unsur pembentuk kalimat
dalam menentukan kesejajaran. dapat

dicontohkan ketika menyusun sebuah

Kesejajaran rincian, kesejajaran rincian dapat

pemberian. Jika pada kata pertama

dilihat dari bentuk soal pilihan ganda. Soal yang

diawali dengan kata verba atau nomina,

baik memuat rincian pilihan yang sejajar


poin-poin selanjutnya juga sebaiknya

diawali dengan kata verba atau nomina.


HEMAT

Hemat pada penyusunan kalimat ilmiah dapat diartikan bahwa

penyusunan kalimat ilmiah sebaiknya lebih pendek yang dapat

mencakup keseluruhan gagasan yang akan disampaikan disbanding

lebih panjang dan bertele-tele. Kalimat yang hemat juga merupakan

kalimat yang tidak menggunakan kata mubazir atau kata yang tidak

diperlukan.

TIDAK AMBIGU
Menurut Markamah dan Atiqa Sabardila dalam buku Analisis Kesalahan

dan Karakteristik Bentuk Pasif (2014), kalimat ambigu merupakan bentuk

kalimat yang memiliki makna ganda. Dalam hal ini, ambiguitas kalimat

disebabkan oleh kata keterangan atau atribut yang jumlahnya lebih

dari satu.Dalam penulisan kalimat ilmiah, kalimat ambigu tidak boleh

digunakan karena akan membingungkan pembaca.

Kalimat ambigu ada 3 jenis yaitu :


Ambiguitas Fonetik
Ambiguitas leksikal
Ambiguitas gramatikal
SESUAI KAIDAN TATA BAHASA

Kalimat ilmiah sebaiknya memenuhi ejaan dan tanda baca yang tepat

sesuai dengan aturan yang telah dimuat pada PUEBI. Selain itu kalimat

ilmiah juga menggunakan bentukan kata yang formal / baku, serta

ketepatan penggunaan kata hubung dan kata depan.

Bentukan kata yang formal/ baku yang digunakan

dalam kalimat ilmiah adalah kosakata baku.

Seperti kasih, bikin,bilang, dst. Dan dapat diganti

dengan kosakata baku seperti beri tahu,

mengatakan, menyampaikan, dst.


SESUAI KAIDAN TATA BAHASA

Kata hubung adalah kata-kata yang digunakan

untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa

dengan klausa atau kalimat dengan kalimat

(Suyono, 2016). Kata penghubung yang sering

digunakan dalam penulisan kalimat antara lain,

dan, atau, tetapi, ketika, jika, namun, dengan,

meskipun, sedangkan, agar, supaya, karena,

bahwa, dst. Berikut contoh penggunaan kata

hubung pada kalimat yang sesuai dengan

kaidah.

Anda mungkin juga menyukai