I. TUJUAN
1. Untuk mengidentifikasi sumber bahaya dan tindakan yang perlu diambil guna mencegah
timbulnya cidera dan penyakit yang timbul akibat pekerjaan ataupun kerugian terhadap
properti perusahaan.
2. Untuk mengatur pelaksanaan inspeksi yang meliputi inspeksi formal maupun informal
yang dilaksanakan secara teratur yang disesuaikan/dibandingkan dengan peraturan
perundangan, standar dan pedoman teknis.
3. Menilai pencapaian parameter kinerja K3 yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prosedur ini mencakup proses pelaksanaan inspeksi yang meliputi inspeksi tempat kerja,
Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pelindung Diri (APD) dan Hydrant.
1. Project Manager
a. Memastikan bahwa risiko dimonitor dan dikontrol melalui pelaksanaan inspeksi yang
teratur.
b. Meninjau ulang laporan inspeksi dan menentukan tindak lanjut sebagai tindakan
perbaikan.
3. Safety Officer
a. Membuat rencana jadual pelaksanaan inspeksi K3 bulanan, inspeksi mingguan dan
inspeksi APAR dengan memperhatikan bahaya yang ada di tempat kerja dan hasil
penilaian risiko.
b. Melaksanakan inspeksi K3 bersama dengan anggota Safety Committee yang lain
ataupun secara individual/Departemen K3.
4. Inspektor
Inspektor bertanggung jawab atas persiapan, pelaksanaan dan membuat laporan hasil
pelaksanaan inspeksi K3.
5. Safety Specialist
a. Membuat jadwal pelaksanaan inspeksi enam bulanan untuk seluruh Site/Project
b. Melaksanakan inspeksi sesuai jadwal yang telah ditetapkan
c. Memfollow-up hasil inspeksi enam bulanan yang dilakukan oleh Safety Committee
Kantor Pusat
IV. DEFINISI
1. Tempat kerja, adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di
darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia
2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR), adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran.
3. Alat Pelindung Diri (APD), adalah alat pelindung yang digunakan untuk melindungi
seseorang dari kontak langsung dengan sumber bahaya
4. Inspeksi, adalah pemeriksaan secara sistematis dan mendetail terhadap suatu objek.
5. Hydrant, adalah salah satu jenis alat pemadam api yang menggunakan air yang
bertekanan sebagai media pemadam.
6. Sumber bahaya, adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk menimbulkan
kerugian terhadap manusia, properti, proses dan lingkungan.
7. Inspektor, adalah orang yang melaksanakan inspeksi suatu bagian/departemen/
peralatan, dsb.
V. REFERENSI
VI. URAIAN
A. Jenis-Jenis Inspeksi
1. Inspeksi Tempat Kerja/Umum
Inspeksi tempat kerja adalah inspeksi yang dilaksanakan dengan fokus pada proses
kerja dan akitivitas kerja yang dibandingkan dengan standar yang ditentukan. Secara
spesifik, inspeksi ini berfokus pada keterkaitan antara material yang digunakan, orang/
pekerja yang terlibat, cara/metode kerja, peralatan yang dipakai serta lingkungan
kerja. Inspeksi ini menggunakan metode “job performance sampling”.
Jenis-jenis inspeksi tempat kerja adalah sebagai berikut :
a. Inspeksi Enam Bulanan Oleh Safety Committee Kantor Pusat
• Safety Committee Kantor Pusat akan melaksanakan inspeksi minimal enam
bulan satu kali.
• Tim inspeksi/inspektor terdiri para Manager/Supervisor dan Safety Specialist
sebagai anggota Safety Committee Kantor Pusat yang dalam pelaksanaannya
dapat bergilir melalui jadual yang disusun oleh Safety Specialist dan disetujui
oleh General Manager/Ketua Safety Committee Kantor Pusat.
• Ketua Safety Committee Kantor Pusat/General Manager dapat mengikuti
pelaksanaan inspeksi minimal satu tahun satu kali.
• Panduan pemeriksaan/inspeksi tiga bulanan dapat melihat Form Checklist
Inspeksi K3 Tiga Bulanan.
b. Inspeksi Bulanan Oleh Safety Committee Project/Site
• Safety Committee Project/Site akan melaksanakan inspeksi minimal satu bulan
satu kali.
No : 13/OSH-FPT/01
INSPEKSI Eff. Date : 7 Januari 2019
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Revision : 0
Page : 4 of 6
• Tim inspeksi terdiri para Supervisor, Foreman dan Safety Officer, Sub-
Kontraktor yang dalam pelaksanaannya dapat bergilir melalui jadual yang
disusun oleh Safety Officer dan disetujui oleh Project Manager.
• Ketua Safety Committee/Project Manager harus mengikuti pelaksanaan
inspeksi paling tidak setiap tiga bulan.
• Panduan pemeriksaan/inspeksi bulanan dapat melihat Form Checklist Inspeksi
K3 Bulanan.
c. Inspeksi Mingguan
• Inspeksi mingguan ini berfokus pada tempat kerja dan menindaklanjuti hasil
inspeksi bulanan yang dilakukan oleh Safety Committee Project/Site.
• Tim inspeksi terdiri dari karyawan/pekerja maupun karyawan Sub-Kontraktor
dengan diketuai oleh minimal seorang Foreman.
• Panduan pemeriksaan/inspeksi mingguan dapat melihat Form Checklist
Inspeksi K3 Mingguan.
2. Inspeksi Khusus
Inspeksi khusus yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap suatu obyek tertentu dan
menyeluruh, bersifat lebih spesifik dan teknis. Pemeriksaan ini terkadang
menggunakan alat bantu/alat ukur.
Jenis-jenis inspeksi khusus adalah sebagai berikut :
a. Inspeksi Harian
• Inspeksi harian dilaksanakan untuk memastikan bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan standar dan prosedur K3 yang telah ditetapkan.
• Inspeksi harian dilaksanakan oleh operator suatu mesin/peralatan tertentu dan
atau driver/pengemudi suatu alat berat tertentu sebelum dan sesudah
menggunakan alat/mesin/kendaraan di bawah pengawasan Foreman.
• Jenis inspeksi harian yang harus dilakukan adalah : (tidak terbatas pada)
➢ Inspeksi Excavator
➢ Inspeksi Truck
➢ Inspeksi peralatan lifting gears
➢ Inspeksi peralatan listrik portable
➢ Inspeksi instalasi listrik sementara
➢ Inspeksi peralatan potong dengan yang menggunakan gas
➢ Dsb
• Panduan pemeriksaan/inspeksi harian dapat melihat Form Panduan Inspeksi
• Inspeksi harian juga dapat dilakukan oleh Safety Officer Project/Site berupa
pelaksanaan inspeksi informal. Inspeksi informal dilakukan tanpa
menggunakan checklist/panduan tertentu dan masukan dapat diberikan secara
lisan/langsung kecuali untuk temuan yang dianggap sangat berbahaya, harus
tertulis.
Project/Site yang bersangkutan dan Safety Committee Kantor Pusat cq. Sekretaris
Safety Committee/Safety Specialist.
6. Project Manager yang menerima laporan inspeksi segera membuat rencana tindakan
perbaikan bersama dengan anggota Safety Committee Project/Site lainnya dan
melaksanakan tindakan perbaikan sesuai dengan jadual yang telah disepakati.
7. Supervisor melakukan verifikasi ke lokasi untuk memastikan apakah tindakan
perbaikan sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan batasan waktu/due
date-nya.
8. Bila tindakan perbaikan yang dilakukan sudah sesuai dengan saran perbaikan yang
diharapkan, maka Supervisor dan atau inspektor mengeluarkan menyatakan Form
Laporan Ketidaksesuaian dan Permintaan Tindakan Perbaikan tersebut telah di-
close.
9. Bila tindakan perbaikan yang dilakukan belum sesuai dengan saran perbaikan yang
diharapkan, maka Supervisor dan atau inspektor mengeluarkan Form Laporan
Ketidaksesuaian dan Permintaan Tindakan Perbaikan yang baru sementara Form
Laporan Ketidaksesuaian dan Permintaan Tindakan Perbaikan yang lama dinyatakan
masih open.
10. Setelah melaksanakan verifikasi maka Form Registrasi Laporan ketidaksesuaian di-
update/diperbaharui mengenai status Form Laporan Ketidaksesuaian dan
Permintaan Tindakan Perbaikan, apakah statusnya sudah close atau masih open.