01 Glintung?
Kronologi
Best Practice
Eduwisata Eksisting
What Can We Learn
from Best Practice
KAJIAN LITERATUR
Pembangunan Hijau
02
EduWisata
Indikator
Pembangunan Hijau
dan Pariwisata
ANALISIS
03
Analisis Timeline
Analisis Stakeholder
Analisis GAP
04
Onsite & Virtual
Rencana Pengembangan KOREKTIF
Outbond dan Edukasi Inovatif
Rencana Pengadaan Event Hari
Besar Lingkungan
Timelince Rencana Penanganan
Masalah dan Pengembangan
Pariwisata
Peluang Kerjasama dalam
Perwujudan Rencana
MENGENAL
EDUWISATA
GLINTUNG GO GREEN (3G)
FOREWORD Kenapa
Eduwisata Glintung?
Glintung Go Green (3G) merupakan Lambat laun, jumlah kunjungan pada
istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi Kampung Glintung semakin meningkat
di telinga kita. Slogan yang digunakan oleh hingga pada suatu titik, Bambang Irianto
Kampung Glintung di Kota Malang ini selaku pelopor Glintung Go Green melihat
memang akan selalu mengingatkan kita peluang untuk menjadikan Kampung
pada prestasi-prestasi yang telah dicapai Glintung ini sebagai destinasi Eduwisata.
oleh kampung ini dalam gerakan Hal inilah yang kemudian menyebabkan
pelestarian lingkungan. Namun siapa kami, penulis sekaligus mahasiswa PWK
sangka, kampung yang bahkan telah UNDIP untuk menjadikan Kampung Glintung
dikenal dalam skala internasional ini sebagai role model yang bisa kami gunakan
dulunya merupakan daerah rawan untuk belajar terkait kegiatan pelestarian
terdampak bencana banjir. Berangkat dari lingkungan, khususnya berbasis partisipasi
permasalahan yang ada, Glintung telah masyarakat lokal.
berhasil mengatasi banjir tersebut dengan Selain itu, topik eduwisata ini dipilih
melakukan inovasi yang mengintegrasikan karena penulis tertarik untuk mengkaji
antara teknologi dengan pelestarian kondisi wisata di Glintung yang cenderung
lingkungan. Gerakan Penghijauan dan masih baru dengan kondisi ideal menurut
Gerakan Menabung Air merupakan dua indikator pariwisata berkelanjutan yang
program utama yang berkontribusi dalam telah di tetapkan oleh berbagai ahli di
keberhasilan penanganan masalah banjir bidang pariwisata dan lingkungan.
berbasis partisipasi masyarakat setempat. Harapannya dengan hasil kajian tersebut,
Mendengar keberhasilan dan capaian jika memang ditemukan aspek yang
yang telah didapatkan oleh Glitung, tidak mungkin belum sesuai dengan kondisi
sedikit pihak yang kemudian datang ke idealnya dapat memberi gambaran terkait
Glintung untuk belajar dari keberhasilan apa saja yang perlu diperbaiki agar kegiatan
tersebut. wisata yang ada di Glintung semakin
berkembang.
KRONOLOGI
Terjadinya Eduwisata
Glintung
1
Penyelesaian masalah banjir dan
kampung kumuh melalui
penghijauan dan konservasi air
2
Karena melihat keberhasilan
Glintung, banyak bantuan
datang sehingga kondisi
Kampung Glintung semakin
berkembang
3
Kampung Glintung mulai dikenal
publik karena penghargaan yang
didapat
4
Banyak orang melirik dan
tertarik belajar mengenai
penghijauan dan konservasi air
di Kampung Glintung
5
Kampung Glintung karena pihak
Glintung melihat kedatangan
banyak orang sebagai peluang
untuk mengadakan kegiatan
wisata
Eduwisata Glintung
Eksisting
Edukasi Water-Banking
Biopori
Sumur Injeksi
Rain-harvesting
Edukasi Penghijauan
Hidroponik
Aquaponik
Fertigasi
Kapiler
Edukasi Daur
Ulang Sampah
Pemilahan
Komposting
2 Destination Tours : Green Village dan Individual Tours : Tur ini hanya untuk 1
Pabrik bambu, tur ini dibagi menjadi 2 destinasi wisata. Untuk waktu tur green
waktu yaitu pagi hari dari pukul 10.45- village dimulai pada pukul 10.45 atau 12.30
13.30 dan waktu siang hari dari pukul dan waktu tur untuk pabrik bambu dimulai
12.30-14.45. 10.45
Sumber : greenvillagebali.com
Green School Bali
Bali
s
mirP
raE
le Schoo cho
h S ol
ddiM
giH
Perkembangan sosial-emosional
adalah komponen kunci dari Mengajar siswa untuk "belajar
program ini di mana siswa belajar bagaimana belajar" dengan
membangun hubungan dengan memberi mereka keterampilan
teman sebaya, pembimbing, dan untuk melakukannya.
lingkungan alam.
Bamboo U
Bali
Bamboo U adalah ide yang digagas oleh John Hardy untuk membantu
mengajarkan masyarakat tentang potensi bambu sebagai bahan
bangunan hijau. Program ini didirikan pada tahun 2015 bekerja sama
dengan IBUKU. Tujuannya adalah untuk berbagi pengetahuan desain dan
konstruksi yang unik dan untuk mencari cara alternatif dalam
membangun.
1 Day Tour
Hal yang didapat :
Mempelajari Bambu
Tur pabrik bambu
Workshop sistem struktur bambu
Makan Siang, Camilan, Kopi dan Teh
Harga : $ 40.00 -> Rp. 565.894
Sumber : bamboou.com
WHAT CAN WE LEARN
from
Best Practice
Berdasarkan best practice yang telah
?
didapat yaitu dari Green Vilage, BambooU, dan
Green School Bali dapat diambil beberapa
pembelajaran yang bisa digunakan sebagai
salah satu dasar melakukan inovasi
pengembangan di Kampung Glintung Go Green
EXPERT
SEBUAH KAJIAN LITERATUR
"pembangunan hijau
Istilah Green Development pertama
kali muncul pada buku berjudul
"STEADY-STATE saat ini telah menjadi perhatian berbagai pihak. Hingga tahun
” ”
investasi dan inovasi
(Jin et al., 2019)
(Kasztelan, 2017)
“ “
Pembangunan Hijau
dapat meningkatkan Pembangunan Hijau
kesejahteraan dapat meningkatkan
masyarakat dan efisiensi dan
”
keadilan sosial efektivitas penggunaan
”
(Zhang et al., 2020) sumber daya
(Weng et al., 2020)
X
8.Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan 8.Critical Ecosystem
Ekonomi 9.Consumer Satisfaction
9.Industri, Inovasi, dan Infrastruktur 10.Local Satisfaction
10.Berkurangnya Kesenjangan 11.Tourism Contribution to Local Economy
11.Kota dan Permukiman Berkelanjutan
12.Konsumsi dan Produksi yang
Bertanggung Jawab GREEN GROWTH
13.Penanganan Perubahan Iklim
1.Climate Adaptation & Mitigation
14.Ekosistem Lautan
2.Low Carbon Growth
15.Ekosistem Daratan
3.Equitable Growth’
16.Perdamaian, Keadilan, dan
4.Strong Communities and Habitats
Kelembagaan yang Tangguh
5.Value Natural Capital
17.Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
2012
Pak Bambang Irianto mengajak masyarakat untuk
Perubahan berbenah melalui gerakan secara internal dan eksternal
Mindset
2013
Gerakan secara internal yang dilakuan dengan cara
penumbahan motivasi dan penyatuan visi. Diwujudkan
Rekonstruksi dalam kebijakan asal tanam serta insentif & disinsentif.
Pada akhirnya melahirkan Gerakan Penghijauan.
TIMBULAN SAMPAH
BANJIR DI SEMBARANG KUALITAS SDM
TEMPAT RENDAH
Meningkatkan
Kuantitas dan Teknik Konservasi
Persampahan UMKM
kualitas publikasi Budidaya Air
Membuka
Mendatangkan lebih Lapangan
banyak pengunjung Pekerjaan EDUWISATA
dan wisatawan
Peningkatan Kesejahteraan
Sulit diakses karena jalan yang Lebih mudah diakses karena jalan
rusak, berlubang, dan sering sudah diperbaiki dan dihiasi
tergenang air ketika banjir dengan tanaman di kiri kanannya
KEMUDAHAN
AKSESIBILITAS
Belum ada tempat pembuangan Sudah tersedia sarana dan sistem
dan sistem pengangkutan sampah persampahan yang sekaligus
sebagai atraksi eduwisata
yang baik sehingga seringkali
Peningkatan jumlah wisatawan di
ditemukan ada tumpukan sampah
masa depan berpotensi untuk
di sembarang tempat
menambah jumlah sampah wisata
PENGELOLAAN
SAMPAH WISATA
Sudah memiliki Lembaga pengelola,
namun belum berjalan secara
Belum memiliki Lembaga maksimal yang terlihat dengan:
pariwisata hijau karena belum Belum memiliki orang kedua yang
ada kegiatan wisata dan masih bisa mengisi peran Pak Bambang
berfokus pada penanganan ketika sedang berhalangan
masalah banjir Pengelolaan dasar organisasi
yang masih tumpang tindih
KEBERADAAN
LEMBAGA
PARIWISATA HIJAU
Upaya regenerasi komunitas dengan
pengadaan :
Kader Lingkungan Kecil (fokus
Belum ada upaya kepada anak-anak kecil, belum
regenerasi komunitas secara keseluruhan kepada
pemuda glintung)
Peningkatan kompetensi warga
melalui pelatihan
REGENERASI
KOMUNITAS
PENINGKATAN
PENDAPATAN
BEFORE INDIKATOR AFTER
IMPLEMENTASI
TEKNOLOGI
INFORMASI Setelah ramai wisatawan kemudian
membuka homestay, rumah makan,
ojek keliling kampung. Namun masih
terdapat fasilitas pendukung lain
Hanya memiliki warung makan seperti tempat parkir untuk bus yang
belum memadai serta belum adanya
loket tiket, rest area, maupun toko
merchandise
KEBERADAAN
FASILITAS PENDUKUNG
PARIWISATA
Rencana Penanganan Masalah lebih berfokus pada penanganan masalah yang ada di Kampung
Glintung berdasarkan GAP pada masing-masing indikator yang belum memenuhi kondisi ideal.
Disamping rencana pengembangan pariwisata, rencana ini dinilai perlu mengingat semua indikator
sangat berkontribusi pada keberlangsungan pariwisata. Harapannya, Rencana Penanganan Masalah
yang telah dibuat dapat mendukung keberlangsungan dan keberlanjutan kegiatan pariwisata di
Kampung Glintung.
Rencana Pengembangan Pariwisata lebih berfokus pada inovasi-inovasi yang dapat diterapkan
untuk meningkatkan kualitas wisata eksisting ada di Kampung Glintung. Inovasi-inovasi yang
diusulkan mengambil acuan atau best practice dari keberhasilan desa wisata lain seperti Green
Village, Green School, dan juga Bamboou di Bali. Hasil dari inovasi ini diantaranya adalah
pembuatan paket wisata, pembuatan wisata virtual, pengadaan outbond dan inovasi pemberian
materi edukasi, serta pengadaan event untuk memeriahkan hari besar lingkungan
RENCANA Target Pengunjung dan Fasilitas Wisata
Eduwisata Glintung
TARGET PENGUNJUNG
Rencana pengembangan pariwisata
UMUM PENELITI
perlu disusun secara jelas dan mendetail
serta mempertimbangkan tujuan yang ingin Terdiri dari orang Peneliti sebagai
dewasa dan anak-anak pengunjung yang ingin
dicapai. Hal yang perlu dipertimbangkan yang berumur hingga 12 belajar jauh lebih dalam
dalam menyusun rencana pengembangan tahun menggenai Glintung
wisata salah satunya adalah target
pengunjung. Penentuan target pengunjung STUDI BANDING AKADEMISI
akan memudahkan dalam mengembangkan
Rombongan dari Terdiri dari anak TK,
wisata karena target pengunjung ini dapat kampung lain ataupun siswa SD, SMP, SMA,
lembaga-lembaga dari hingga mahasiswa yang
menjadi pedoman untuk mengembangkan luar Glintung yang ingin
belajar seperti Glintung ingin memperluas
wisata yang dapat disukai seluruh pengetahuan
pengunjung.
FASILITAS WISATA
Pertimbangan dalam membuat sebuah rencana pengembangan tentu tidak berhenti
pada penentuan target pengunjung saja. Perlu diperhatikan dan dipikirkan secara matang apa saja
fasilitas atau kegiatan wisata yang akan diberikan kepada target-target pengunjung yang telah
disusun. Melihat bahwa Kampung Glintung ini unggul akan wisata edukasinya tentu kegiatan
edukasi wisata adalah yang paling menonjol. Namun, perlu ada beberapa inovasi kegiatan yang
perlu dilakukan sehingga fasilitas atau kegiatan wisata yang diberikan tidak monoton. Berikut
merupakan beberapa kegiatan dan fasilitas wisata yang penulis usulkan untuk dapat diberikan di
wisata Glintung:
Dewasa Anak-anak
Tur Kampung Glintung
Tur Kampung Glintung Pengenalan perbedaan jenis sampah
Mempelajari tentang teknik urban farming Kuis tentang jenis sampah
Mempelajari tentang teknik water banking Pengenalan penting nya menghemat air
Mempelajari tentang teknik pemilahan dan Pengenalan jenis- jenis tanaman (sayur, buah,
pengolahan sampah bunga dan tanaman hias)
Workshop pengolahan sampah : Ecobrick Tebak gambar kegiatan dan jenis tanaman
Hasil pengolahan sampah dapat dibawa Menghias botol bekas yang dijadikan pot, hasil
pulang dibawa pulang
"
Paket Wisata Glintung Onsite ini
TK & SD
menawarkan wisata secara langsung di
Tur Kampung Glintung
Pengenalan perbedaan jenis sampah
Kampung Glintung. Wisatawan tidak
Kuis tentang jenis sampah hanya diberikan materi edukasi namun
Pengenalan penting nya menghemat air juga bisa mempraktekkan langsung apa
Tebak gambar kegiatan menghemat air
yang telah diajarkan. Paket wisata
Pengenalan jenis- jenis tanaman (sayur, buah,
bunga dan tanaman hias)
Glintung Onsite ini dibagi berdasarkan
Menggambar dan mewarnai jenis tanaman target pengunjung dimana kegiatan di
Menyusun Puzzle setiap paket disesuaikan dengan
Menghias botol bekas yang
kebutuhan dan preferensi pengunjung.
dijadikan pot, hasil dibawa pulang
"
Paket wisata Glintung Virtul ini
merupakan sebuah inovasi wisata dalam
TK & SD merespon kondisi pandemi COVID-19
Tur Kampung Glintung Online yang saat ini melanda. Paket wisata ini
Pengenalan perbedaan jenis sampah
menjadi alternatif bagi pengunjung atau
Kuis tentang jenis sampah
Pengenalan penting nya menghemat air masyarakat yang geraknya terbatas
Tebak gambar kegiatan menghemat air tetap dapat mengikuti wisata Glintung
Pengenalan jenis- jenis tanaman (sayur, buah, secara online menggunakan aplikasi
bunga dan tanaman hias)
video conference seperti Zoom
SMP & SMA Mahasiswa
Tur Kampung Glintung Online Tur Kampung Glintung
Pengenalan urban farming Sejarah Kampung Glintung
Mempelajari teknik urban farming Pengenalan urban farming
Kuis tentang urban farming Mempelajari teknik urban farming
Pengenalan Water Banking Pengenalan water banking
Mempelajari teknik water banking Mempelajari teknik water banking
Kuis tentang water banking Mempelajari teknik pemilahan dan pengolahan
Mempelajari teknik pemilahan dan pengolahan sampah
sampah Kuis keyword
Pelatihan Ecobrick Pelatihan Ecobrick
Lingkungan
Timeline Rencana Penanganan Masalah yang penulis usulkan memiliki jangka waktu 12
Bulan, yang dimulai dengan rencana penyediaan tempat sampah pilah siap daur ulang pada
bulan pertama dan penyediaan fasilitas pendukung wisata pada beberapa bulan terakhir.
Adapun rencana terkait upaya regenerasi diusulkan untuk dilakukan secara rutin setiap dua
bulan agar dapat menjadi sarana penjagaan dengan harapan masyarakat selalu ingat
tentang pentingnya regenerasi dalam pengelolaan Kampung Glintung
Timeline Rencana Pengembangan pariwisata juga memiliki jangka waktu 12 bulan, yang
dimulai dengan pelatihan masyarakat tentang cara mengkonsep, melaksanakan, dan
menyediakan fasilitas outbond inovatif dan diakhiri dengan pelatihan masyarakat tentang
cara penggunaan teknologi informasi untuk kepentingan reservasi, publikasi paket wisata,
dan pelaksananan wisata virtual. Pelatihan penggunaan teknologi informasi ini juga
dilaksanakan secara intensif dan berkala, mengingat pelatihan ini dinilai sangat penting bagi
pengembangan pariwisata di Kampung Glintung kedepannya.
KERJASAMA
Peluang Jalinan Kerjasama dengan Investor dan Donatur
Eduwisata Glintung
Daly, H., 1977. “The Steady-State Economy” from towards a Steady-State Economy
(San Francisco).
Guo, Y., Tong, L., & Mei, L. (2020). The effect of industrial agglomeration on green
development efficiency in Northeast China since the revitalization. Journal of
Cleaner Production.
Holdnak, A., & Holland, s. (1996) Edutourism: vacationing to learn: Parks and
Recreation, 72-75.
Jin, P., Peng, C., & Song, M. (2019). Macroeconomic uncertainty, high-level
innovation,and urban green development performance in China. China Economic
Review, 1-18.
Kalinowski, K., & Weiler, B. (1992) Review. Educational travel. In B. Weiler and C.
Hall (Eds. ), Special Interest Tourism. London: Bellhaven.
Li, Y., Chen, Y., & Li, Q. (2020). Assessment analysis of green development level
based on S-type cloud model of Beijing-Tianjin-Hebei, China. Renewable and
Sustainable Energy Reviews.
Rodger, 1998. Leisure, Learning and Travel, Journal of Physical Education, 69 (4):
hal 28.
Weng, Q., Qin, Q., & Li, L. (2020). A comprehensive evaluation paradigm for regional
green development based on “Five-Circle Model”: A case study from Beijing-Tianjin-
Hebei. Journal of Cleaner Production.
Zhang, J., Zhang, K., & Zhao, F. (2020). Research on the regional spatial effects of
green development and environmental governance in China based on a spatial
autocorrelation model. Structural Change and Economic Dynamics, 1-11.