Anda di halaman 1dari 29

DOSEN PEMBIMBING:

Sukawi, S.T., M.T.

TIM PENYUSUN:
Muhammad Aditya Bagus Riyadi
Anugerah Nan Mulia
Alifian Rachmadika
Muhammad Aslam Adiravi
Dhafin Muhammad Nurrachmat
Muhammad Falih Syifa
Daffa El-Makky Diouf
Sekar Kinasih Sulistyanignrum
Khansa Aulia Ekaputri
Syarifa Hilda
Muharramatun Nazirah Munzir
Karisya Yumna Ramadhani
Farah Puspitasari
Abghia Thariq Hasya
Nafian Heryana
Arsyad Amirul Azmi
Idzaja Annas Rosyied
Baraa Ammarsyah Aqila Purnomo
Vilya Hardi
M. Fernandito Raffy Ramadhan D.

ATSIRI i
Nama Objek:
Rumah Atsiri Indonesia

Lokasi:
Jl. Watusambang, Plumbon, Tawangmangu, Ka-
bupaten Karanganyar, Jawa Tengah

Selesai:
Tahap 1: 9.745 meter persegi
Tahap 2: 8.910 meter persegi

Luas Area:
2,3 hektar

Luas Bangunan:
Tahap 1: 9.745 meter persegi
Tahap 2: 8.910 meter persegi

Klien/Pemilik:
PT Rumah Atsiri Indonesia

Konsultan Arsitektur:
Timtiga + Studio-Kita

ii ATSIRI
DARI PABRIK JADI MENARIK:
SEBUAH REVITALISASI

i Tim Penyusun

ii Data Objek

2 Konsep Desain

4 Sejarah

8 Tata Ruang & Interior

13 Struktur

16 Mekanikal & Elektrikal

18 Lanskap

22 Material

24 Respons Pasca Huni

ATSIRI iii
2 ATSIRI

KONSEP DESAIN Rumah Atsiri merupakan bekas bangunan


pabrik berusia 50 tahun yang telah direno-
“Contextual Juxtaposition” vasi dengan sentuhan modern namun ma-
sih mempertahankan desain asli dari ba-
ngunan. Bangunan baru ini didesain oleh
kolaborasi antara timtiga dan Studio-Kita
arsitek melalui riset sejarah.

Revitalisasi Rumah Atsiri dilakukan den-


gan metode jukstaposisi kontekstual yang
mana bangunan lama tetap dilestarikan
seperti aslinya tetapi juga menambah ba-
ngunan baru dengan mempertahankan
prinsip-prinsip bangunan lama agar tidak
menutupi bangunan lamanya dan tanpa
merusak bangunan asli. Terdapat perbe-
daan antara desain lama dan baru, yaitu
pada penggunaan material yang digu-
nakan. Material utama dari desain lama
(bangunan utama) menggunakan beton
dan besi, sementara yang baru ini dibuat
kontras dengan menggunakan baja, kayu,
dan kaca.
ATSIRI 3
Detail-detail dalam arsitektur juga me- roster dibuat lebih besar daripada ban-
mainkan peran penting dalam desain gunan lainnya karena dulunya bangunan
Rumah Atsiri. Tidak hanya memperkuat tersebut digunakan sebagai tempat pen-
identitas; detail arsitektur juga dapat me- yulingan yang mana membuat bangunan
ngungkapkan kisah - kisah di balik sebuah menjadi sangat panas. Roster ini men-
bangunan. Di area parkir, bentuk paving dorong angin untuk masuk ke dalam un-
yang digunakan berbeda dengan paving tuk mengurangi udara panas, fungsi lain-
berbentuk blok umum. Bentuk paving nya juga dapat digunakan sebagai tempat
yang berbeda ini juga dapat ditemukan masuknya pencahayaan alami. Roster-ros-
pada bingkai kursi restoran dan pilar ter ini merupakan salah satu elemen pada
sudut Restoran Rumah Atsiri, pada petak bangunan lama yang masih ada sampai se-
tanaman di Marigold Plaza, bentuk paving karang, dan menambah nilai estetika pada
tersebut dibuat custom menyerupai logo Rumah Atsiri. Selain itu, ketika mengitari
Ramah Atsiri itu sendiri. kawasan Rumah Atsiri terdapat bekas tan-
gki penyulingan beserta sisa-sisa pemba-
Roster yang digunakan pada setiap ban- karannya yang masih dapat ditemukan di
gunan juga berbeda-beda sesuai dengan beberapa spot.
fungsi bangunannya. Seperti contohnya
pada bangunan dengan fungsi science lab,
SEJARAH
“Pabrik minyak sarat cerita”

Didirikan pada tahun 1963, bangunan ini


merupakan bekas pabrik yang digunakan
untuk penyulingan serai wangi atau min-
yak sitronela. Bangunan ini dulunya dike-
lola oleh Indonesia dan Bulgaria. Alasan
Presiden Sukarno membangun pabrik
ini di Tawangmangu yaitu karena sebuah
pabrik penyulingan membutuhkan suplai
air yang banyak, tanaman serai wangi co-
cok ditanam di daerah ini, serta membu-
tuhkan kawasan yang sangat luas.

Bangunan ini merupakan pabrik penyul-


ingan serai wangi pertama di Indonesia
sekaligus terbesar se-asia pada tahun 1963
dan pada masanya dapat menyuling hing-
ga 45 ton serai wangi dalam sehari. Saat ini
dikelola oleh PT Rumah Atsiri Indonesia
sejak 2015 dengan total area 2,5 hektar.

4 ATSIRI
Bangunan gedung yang dijadikan muse-
um dulunya memiliki fungsi untuk pen-
yulingan. Didesain oleh arsitek bulgaria,
beberapa material seperti roster beton juga
berasal dari sana. Sedangkan saat ini, own-
er-nya adalah TimTiga Arsitek. TimTiga
Arsitek baru bisa mulai merenovasi ban-
gunan ini sejak tahun 2018 dikarenakan
tingkat kelembaban yang cukup ting-
gi. Dalam renovasi, bangunan asli tetap
dipertahankan. Selain itu, di dalam bangu-
nan masih terdapat beberapa alat-alat dan
beberapa minyak yang ditinggalkan sejak
tahun 63. Bangunannya juga mayoritas ba-
ngunan asli.

ATSIRI 5
6 ATSIRI
ATSIRI 7
8 ATSIRI

TATA RUANG & INTERIOR


Tata ruang dan interior pada rumah atsiri sudah banyak berubah untuk mengikuti peruba-
han fungsi baru dari fungsi sebelumnya. Namun, secara keseluruhan konsep pada desain
interior yang diterapkan pada rumah atsiri adalah industrial mengikuti desain bangunan
utama dan juga fungsi bangunan awalnya yaitu sebagai bangunan pabrik.

Saat pertama kali datang, pengunjung


akan memasuki bangunan utama rumah
atsiri melalui area lobby dan melihat area
atsiri class/workshop yang berada pada
lantai dua bangunan. Pada area lobby,
dinding belakang menggunakan pelapis
kayu dan terdapat logo Rumah Atsiri In-
donesia. Setelah lobby, pengunjung akan
melihat toko souvenir. Material yang men-
dominasi ruang adalah kaca yang digu-
nakan pada keseluruhan dinding. Ceiling
ruang mengikuti bangunan awal dengan
mengekspos balok. Terlihat juga penggu-
naan bata roster pada dinding bagian atas.
Bersebelahan dengan toko souvenir, ter-
dapat nursery shop dengan interior yang
sama dengan toko souvenir. Dari area
lobby pengunjung dapat mengakses toko
aromatik dan amphitheater. Toko aroma-
tik menggunakan dinding kaca dan bata
roster dengan ceiling yang lebih rendah.
Amphitheater berupa tangga berundak
yang dapat dijadikan tempat duduk untuk
acara outdoor.

Untuk mengakses lantai satu, pengunjung


dapat menggunakan tangga yang berada
di dekat area lobby. Pada lantai satu ter-
dapat ruang mushola, perfumery class, dan
laboratorium. Tidak seperti ruang lainnya,
ruang perfumery class didominasi dengan
elemen kayu pada lantai dan dinding ba-
gian bawah sehingga menonjolkan ruang
tersebut dari ruangan sekitarnya.

ATSIRI 9
Tur rumah atsiri dimulai dari bangunan
utama kemudian menuju greenhouse dan
ruang penyulingan. Di dalam ruang pen-
yulingan terdapat mesin-mesin yang di-
pakai untuk menyuling minyak atsiri. Ru-
angannya dibentuk lebih modern dengan
dinding penuh kaca dan dibangun dengan
ukuran yang cukup untuk kegiatan show-
case.

Greenhouse berisi tanaman-tanaman aro-


matik yang digunakan pada produk-pro-
duk rumah atsiri. Greenhouse Rumah Atsi-
ri memiliki atap fiber yang bercelah untuk
sirkulasi udara yang baik. Greenhouse
menggunakan struktur baja ringan. Pada
greenhouse ini terdapat dek kayu yang bisa
dipesan untuk private dining. Setelah sele-
sai melihat-lihat green house, pengunjung
dapat keluar melalui pintu selanjutnya un-
tuk menuju ke kebun tanaman aromatik
selanjutnya.

10 ATSIRI
Bangunan selanjutnya adalah mu- Ruangan yang cukup berbeda
seum rumah atsiri. Ketika memasuki mu- dengan keseluruhan bangunan adalah ru-
seum, pengunjung pertama masuk ke area ang video mapping. Ruang video mapping
display aromatik. Ruangan ini memiliki ini merupakan ruangan tertutup dengan
lantai beton plester dan dinding bata ser- cahaya proyektor yang menerangi kes-
ta roster. Ruangan ini berwarna putih dan eluruhan dinding, dan menghadirkan be-
abu-abu yang sangat berkesan industrial. batuan pada lantai.

Setelah itu pengunjung masuk ke


lorong sejarah penggunaan essential oil di
dunia. Untuk menghadirkan mood yang
berbeda pada setiap alur sejarahnya, ter-
dapat dekorasi sesuai sejarah yang dicer-
itakan, seperti contohnya dekorasi khas
mesir saat menceritakan sejarah minyak
atsiri pada masa itu. Lorong ini menuju Bangunan museum bisa dibilang
ke ruang selanjutnya yaitu ruangan pros- mengalami paling banyak perubahan, dari
es pembuatan minyak atsiri serta sejarah yang awalnya hanya terdiri dari 1 lantai di-
rumah atsiri itu sendiri. Untuk lorong ubah menjadi 4 lantai. Untuk lantai tam-
yang berada di dekat dengan dinding luar bahan, material yang digunakan yaitu dek
bangunan, umumnya menggunakan bata kayu dengan frame metal. Dinding-dind-
roster dan kaca yang bersela-sela untuk ing baru menggunakan triplek dengan
sirkulasi udaranya, untuk ruang yang ter- rangka kayu. Dinding bagian luar bangu-
tutup atau berada pada tengah bangunan nan masih asli menggunakan bata dan ros-
menggunakan AC untuk penghawaannya. ter.

ATSIRI 11
Selain untuk wisata edukasi, rumah atsiri
juga menghadirkan pengalaman camping
mewah atau glamping (glamorous camp-
ing). Area glamping Rumah Atsiri berada
pada bagian belakang Rumah Atsiri Indo-
nesia. Terdapat 17 unit dengan dua tipe,
yaitu tipe Palmarosa dan Citronella. Tipe
Palmarosa berukuran 5x8m2 dengan dua
lantai, terdapat living room dan kamar
mandi di lantai bawah dan bed room di
lantai atas, sedangkan tipe Citronella
memiliki fasilitas yang sama namun
berukuran 5x6m2 dan tidak memili-
ki bathtub. Material lantai kedua tipe
terbuat dari kayu reng dan dindin-
gnya terbuat dari kayu jati belanda.
Pada dinding pinggir ruangan ter-
dapat jendela dan styrofoam untuk
meredam suara dari luar.

Terdapat pula area glamping selanjutnya yaitu tipe Marigold dengan ukuran 5x16m2 dan
hanya memiliki satu lantai. Tipe Marigold dulunya merupakan mess karyawan yang seka-
rang diubah menjadi kamar. Material kayu sama seperti tipe Palmarosa dan Citronella, yaitu
kayu reng untuk lantainya dan kayu jati belanda untuk dindingnya.

12 ATSIRI
STRUKTUR
Pada bangunan Rumah Atsiri Indonesia, tim desain dan kontraktor bekerja sama untuk
mentransformasikan bangunan lama ke fungsi baru tanpa membongkar struktur sebelum-
nya. Perpaduan dari pemakaian bahan bangunan dari struktur lama dan baru yang bersifat
penambahan juga diusahakan untuk tetap terjaga harmonisasinya.

Sebagian besar bangunan yang ada di Rumah Atsiri Indonesia Tawangmangu memanfaat-
kan struktur dari bangunan yang telah ada sebelumnya. Banyak juga terlihat struktur yang
sengaja diekspos sehingga strukturnya dapat dilihat dengan jelas. Hal ini pun terkadang
menambah daya tarik serta elemen estetis yang ada pada bangunan. Salah satunya yaitu
pada area bangunan utama. Bangunan utama sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu Lobby, Sou-
venir Shop, dan Perfumery Class.

ATSIRI 13
Memasuki Rumah Atsiri Indonesia, pe-
ngunjung pertama-tama akan memasuki
lobby utama. Secara struktur, area ini me-
manfaatkan beberapa bagian dari struk-
tur bangunan lama. Struktur pondasinya,
berdasarkan blueprint yang dipamerkan
di area museum, menggunakan pondasi
footplat. Untuk kolom bagian lobby meng-
gunakan kolom beton dengan ukuran
35x35 cm dengan bentang 3 meter yang
dilapisi cat putih. Untuk dinding sendiri
terdapat dinding bata yang dilapisi kayu
bekas penyangga mesin minyak atsiri yang
didaur ulang. Terdapat juga dinding kaca
non-struktur sebagai pembatas ruangan.
Untuk balok yang digunakan di area lobby
menggunakan balok beton dengan ukuran
yang kurang lebih sama dengan kolomnya.
Untuk bagian atap, tidak terdapat plafond
sehingga rangka balok penyangga dan atap
dak beton terlihat jelas dengan penamba-
han lampu dan elemen ME lain yang di-
gantungkan. Tinggi langit-langit sendiri
di bagian lobby ada yang memiliki tinggi
± 4,8 meter ada juga yang hanya 3 meter.
Untuk area perfumery class kurang lebih
memiliki struktur yang sama dengan lob-
Selanjutnya, untuk area souvenir struk- by karena merupakan terusan dari lobby.
turnya juga cukup terlihat jelas dan kurang
lebih memiliki struktur yang sama dengan
area lobby karena masih dalam kesatuan
bangunan utama. Untuk area souvenir
ini terletak di dekat pintu utama sehingga
terlihat jelas. Struktur area ini sendiri di-
topang oleh kolom dan balok beton yang
dilapisi cat. Tinggi langit–langit area ini
lebih tinggi dari area lobby dan parfumery
class sehingga memiliki kolom yang lebih
tinggi dengan tinggi ± 4,8 meter dengan
lebar kolom 35x35 cm. Bentang kolom
berjarak 3 meter antar kolom untuk ba-
gian sisi bangunan, sedangkan area tengah
memiliki bentang 6 meter. Untuk dinding
di area ini terdapat 3 jenis dinding, yaitu
dinding bata, dinding roaster, dan dinding
kaca yang didominasi dinding non-struk-
trur. Untuk atap sendiri sama seperti area
lobby menggunakan atap dak beton.

14 ATSIRI
Bangunan Cafe dan Restoran pada Ru-
mah Atsiri Indonesia terdiri dari 2 lantai.
Pada lantai 1, ruang makan yang ditawar-
kan yaitu ruang makan dengan suasana
semi outdoor, sehingga tidak ada dinding
penyekat yang menghalangi dan hanya
terdapat struktur kolom serta balok yang
terlihat. Sedangkan pada Lantai 2 bangu-
nan ini merupakan ruang indoor. Penutup
dinding bagian luar pada bangunan lantai
2 sebagian besar menggunakan material
kaca. Pada langai 2, struktur kolom juga
menggunakan jenis kolom yang sama
seperti pada lantai 1, yaitu menggunakan
struktur rangka kolom hollow yang juga
diekspos dengan jelas.

Struktur pada bangunan Cafe dan Restaurant Rumah Atsiri Indonesia bisa terlihat den-
gan sangat jelas. Struktur kolom sengaja diperlihatkan pada bangunan Cafe dan Restaurant
ini. Struktur kolom pada bangunan ini menggunakan material rangka baja hollow dengan
bentang kolom sendiri berjarak 3 meter. Pada bagian Cafe dan Restoran ini juga sangat
memperlihatkan dengan jelas balok-balok strukturnya. Hal tersebut juga bertujuan agar pe-
ngunjung dapat merasakan suasana ruangan yang lebih luas.

Untuk area Greenhouse yang memiliki bentuk bangunan segitiga dengan ketinggian
± 6 Meter dengan 2 lantai. Greenhouse memiliki atap berbahan fiber glass yang disusun ber-
celah, berfungsi sebagai rongga udara. Rongga udara tersebut merupakan respon terhadap
alam, dimana daerah tersebut memiliki angin yang cukup kencang. Greenhouse memiliki
rangka ekspos dengan menggunakan material baja profil I dengan jarak 4 meter. Di bagian
dalam ada kolom yang terhubung dengan rangka atap. Lantai 2 dalam di greenhouse terdiri
dari stage yang berundak undak dengan lantai kayu, dilengkapi railing baja hollow, dan kayu
sebagai pegangannya.

ATSIRI 15
MEKANIKAL &
ELEKTRIKAL
Desain bangunan pada Rumah Atsiri se-
bisa mungkin dibuat agar dapat menggu-
nakan energi yang seperlunya dan efisien.
Oleh karena itu, strategi yang dapat dilaku-
kan adalah dengan menerapkan desain pa-
sif dan hemat energi.
Penggunaan listrik pada Rumah Atsiri su-
dah dilengkapi dengan KWH meter untuk
mengukur konsumsi listrik yang digu-
nakan oleh bangunan tersebut. Instalasi
lampu yang ada pada bangunan rumah at-
siri di pasang secukupnya dan lebih men-
gandalkan pencahayaan alami dari ban-
yaknya penggunaan material kaca pada
bangunan ini.

Untuk penghawaan, Bangunan ini juga


sangat mengandalkan penghawaan ala-
mi dari ventilasi. Terdapat lubang-lubang
ventilasi pada bagian atas bangunan/kaca
yang berfungsi untuk menghindari lem-
bab pada bangunan karena bangunan
dulunya digunakan untuk proses penyul-
ingan sehingga membuat tembok menjadi
sangat lembab.

Sedangkan instalasi plumbingnya, terdapat


pemompa air bawah tanah yang mengalir-
kan kebutuhan air dari area sekitar green
house dan pipanya turun kearah area mu-
seum yang dulunya digunakan sebagai area
boiler. Sistem plumbing pada rumah atsiri
ini dirancang agar dapat mengkonservasi
air sehingga bangunan dapat menghemat
penggunaan air. Plumbingnya di rancang
agar dapat mengolah sumber air sekunder.
Air yang digunakan untuk irigasi berasal
dari sungai. Namun, untuk saat ini Rumah
Atsiri belum dapat mengolah air limbah
gedung daur ulang yang bisa di manfaat-
kan kembali.

16 ATSIRI
ATSIRI 17
LANSKAP

Sirkulasi pada taman outdoor ini meng-


arah kepada ruang penyulingan minyak
A. Taman Koleksi & Nursery atsiri, outdoor garden, dan keluar menuju
greenhouse seperti yang ada pada gambar.
Taman Koleksi Rumah Atsiri merupakan Di taman ini pula sirkulasi dibuat berli-
area taman yang memiliki berbagai ma- ku-liku dan landai dengan beberapa jalan
cam koleksi tanaman minyak atsiri yang pintas. Penataan taman dibuat seperti itu
paling beragam. Taman ini memiliki lebih karena selain sebagai estetika, agar berb-
dari 80 tanaman minyak atsiri yang be- agai macam tanaman muat diletakan di
rasal dari indonesia ataupun luar negri. taman tersebut. Pada taman ini, para pe-
Tiap-tiap tanaman memiliki karakteristik, ngunjung bebas menyentuh, memotret,
aruma dan ceritanya masing-masing. Di maupun mencoba tanaman yang ada.
taman ini juga terdapat nursery yang men-
jadi tempat untuk melakukan pengemban- Pada taman outdoor ini juga ditanam
gan dan penelitian pada tanaman koleksi, berbagai macam tanaman, mulai dari yang
tanaman kebun, tanaman souvenir, dan memiliki kegunaan seperti tanaman atsiri
juga tanaman hias yang ada di Rumah At- hingga yang sebatas ditanam sebagai es-
siri Indonesia. tetika saja. Tanaman yang ada di sekitar

18 ATSIRI
ATSIRI 19
B. Greenhouse

Greenhouse Rumah Atsiri merupakan


fasilitas yang disediakan oleh Rumah
Atsiri yang didesain sebagai indoor gar-
den, tetapi fasilitas ini dapat dialihfung-
sikan saat malam hari menjadi private
dining venue. Fasilitas ini menyimpan
banyak tanaman-tanaman beraroma sep-
erti cengkeh, cendana, serai wangi, serai
dapur, rosemary, akar wangi, dan tanaman
(dengan aroma yang dapat menguap) lain-
nya, selain itu terdapat 5 stage dek kayu
yang bisa digunakan sebagai tempat untuk
private dining dan menjadi spot foto den-
gan bermacam-macam tingkat ketinggian
untuk pengunjung dapat melihat peman-
dangan koleksi-koleksi tanaman di seki-
tarnya. Greenhouse ini rencananya akan
di multifungsikan sebagai tempat dinner
maka dari itu terdapat banyak mezzanine
yang nantinya akan diletakan perabot un-
tuk makan.

Secara arsitektural, bentuk greenhouse


yang seperti segitiga asimetris ini di sen-
gaja agar sinar matahari tidak bertabrakan
dan menyebabkan tanaman-tanaman layu.
Material yang digunakan pada greenhouse
tidak menggunakan kaca agar suhu yang
didalamnya tidak terlalu panas. Green-
bangunan seperti pohon pohon besar ini
house ini juga menggunakan material besi
ditanam hanya sebagai estetika dengan
dan baja.
kegunaan sebagai pereda bising dan polu-
si. Sedangkan tanaman yang di tanam di
greenhouse dan tanaman outdoor mer-
upakan tanaman atsiri yang dirawat untuk
diambil kegunaannya.

Pada rumah atsiri ini juga terdapat jem-


batan penyeberangan yang dibangun
guna sebagai sirkulasi penghubung antara
greenhouse dan bangunan A. Jembatan ini
merupakan bangunan baru sehingga ma-
terial yang digunakan adalah besi dan baja.
Alasan pembangunan jembatan ini adalah
untuk mempermudah sirkulasi baik bagi
para karyawan maupun para wisatawan
yang mengunjungi Rumah Atsiri.
C. Marigold Plaza

Marigold Plaza berfungsi sebagai meeting


point dalam komplek Rumah Atsiri. Plaza
ini dipenuhi dengan bunga Marigold yang
mekar sebulan sekali setiap dua ming-
gu. Ketika bunga-bunga ini bermekaran,
seluruh area Marigold Plaza akan nam-
pak cerah penuh dengan kuntum-kun-
tum bunga warna kuning.Kebun tanaman
Marigold di tempat ini dibuat petak-petak,
ukurannya sekitar 2 meter persegi Bun-
ga-bunga marigold ini ditanam dengan
pola Grid pada area plaza ini. Penempa-
tan Marigold ini di sengaja dengan warna
yang berbeda karena menurut educator,
dari atas penempatan petakan marigold
ini akan berbentuk seperti logo Rumah
Atsiri.

Penataan tanaman juga dilakukan ber-


dasarkan kebutuhan sumber daya, misal
tanaman yg membutuhkan banyak air dil-
etakkan dekat sumber air. Display tana-
man juga kerap diganti tergantung musim
tanaman yang dapat ditampilkan.

20 ATSIRI
ATSIRI 21
MATERIAL

Bangunan Rumah Atsiri merupakan hasil dari


revitalisasi pada tahun 2015 dengan sejumlah
perbaikan agar bangunan dapat berfungsi kem-
bali. Perbaikan ini dilakukan tanpa mengubah
gaya asli bangunan yang bercirikan arsitektur
modern. Bangunan lama sebagian besar meng-
gunakan material besi dan beton, sedangkan ba-
ngunan baru menggunakan material baja, kayu,
dan kaca.

Bangunan lama di rumah atsiri


ditambahkan komponen sep-
erti kayu, baja, dan kaca untuk
mendukung fungsinya yang be-
ralih menjadi destinasi wisata
aromatik. Bangunan lama ini
mencakup area bangunan uta-
ma, museum, area resto, area
gedung produksi belakang, dan
greenhouse bagian bawah.

Beberapa bagian bangunan


lama masih menunjukkan fung-
si aslinya sebagai pabrik pengo-
lahan minyak atsiri, sehingga
bangunan lama memiliki ciri
khas menggunakan roster dan
batu bata putih atau batu bata
api (firebrick) yang didatangkan
dari Bulgaria. Batu bata putih
atau batu bata api memiliki sifat
yang baik untuk menahan api,
dengan contoh penerapannya
material ini digunakan pada
bangunan museum yang dulu-
nya merupakan tempat mesin
boiler.

22 ATSIRI
Roster yang digunakan pada bangu-
nan lama berasal dari batuan vulkanik
sehingga juga memiliki sifat yang tah-
an api. Roster diberi penutup dengan
jumlah tiga tipe: Roster yang ditutup
oleh nako bertujuan untuk memu-
dahkan pembersihannya karena bisa
dibuka tutup, kemudian terdapat ros-
ter yang ditutup oleh akrilik penuh
untuk ruangan ber-AC, dan roster
yang ditutup oleh akrilik berongga
untuk sirkulasi penghawaan alami
pada ruangan tanpa AC.

Material kayu pinus dan bengkirai banyak digunakan sebagai penutup lantai, penutup dind-
ing, maupun handrail. Material ini banyak digunakan di bangunan utama, museum, dan
glamping. Sifat kayu yang modern membuatnya terlihat kontras dengan material lama sep-
erti besi dan beton yang terkesan industrial, sehingga membuat pengunjung dapat membe-
dakan komponen lama dengan komponen baru pada bangunan di Rumah Atsiri

Material kaca baru ditambahkan pada bangunan lama saat sudah beralih fungsi sebagai ob-
jek wisata aromatik, karena sebagai pabrik material kaca tidak kuat untuk menahan panas.
Pada bangunan utama, material kaca ini digunakan di area lobby, souvenir shop, dan perfum-
ery class, dengan fungsi utamanya untuk pemanfaatan pencahayaan alami masuk ke dalam
ruangan. Sementara pada bangunan greenhouse, material kaca sebagai dinding dipadukan
dengan atap fiber yang berongga untuk memaksimalkan pencahayaan alami sekaligus me-
manfaatkan aliran udara dari luar.

ATSIRI 23
RESPONS PASCA HUNI

Memiliki sejarah sebagai bekas pabrik pengolahan minyak atsiri, Rumah Atsiri Indonesia
yang bertempat di Tawangmangu, Jawa Tengah memiliki konsep revitalisasi dan pengem-
bangan kawasan yang masih selaras dengan kegunaan pabrik sebelumnya yaitu menjadi
wisata edukasi minyak atsiri. Bentuk pasca huni yang dihasilkan oleh Rumah Atsiri Indo-
nesia lebih banyak menambahkan elemen interior sehingga pengunjung dapat merasa nya-
man dan menambahkan elemen pendukung tambahan seperti bangunan baru yaitu taman
aromatik, glamping & rumah kaca.

Kenyamanan
Rasa nyaman yang ditimbulkan oleh se-
buah bangunan memiliki peran besar,
terlebih apabila bangunan tersebut mer-
upakan bangunan yang berfungsi sebagai
objek wisata. Aspek kenyamanan yang
diberikan oleh bangunan Rumah Atsiri
kepada pengunjung telah disesuaikan den-
gan perubahan fungsi bangunan yang ta-
dinya merupakan pabrik yang kemudian
beralih fungsi menjadi tempat produksi,
museum, dan objek edukasi minyak atsiri.

Visual
Visual pada bangunan merupakan
sebuah hal yang sangat penting un-
tuk diperhatikan karena member-
ikan kesan pertama yang akan di-
hadirkan dan dirasakan pengunjung
atau pengguna. Pada Rumah Atsiri
Indonesia, dapat dirasakan bahwa
kesan pertama yang didapat adalah
nuansa pabriknya yang masih kental
dan terasa jadul. Hal ini dikarenakan
pada proses revitalisasinya, tim ar-
sitek dan konseptor menggunakan
konsep industrial yang tidak ingin
mengubah bentuk bangunan asli
namun hanya menambahkan mate-
rial besi baja, kaca, dan kayu untuk
menyelaraskan.

24 ATSIRI
Termal

Kondisi termal yang ada pada sebuah


ruangan pada suatu bangunan dapat
mempengaruhi kenyamanan individu
yang ada pada ruangan tersebut. As-
pek termal pada bangunan Rumah At-
siri merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan pada proses revitalisasin-
ya, mengingat bangunan Rumah Atsiri
sebelumnya yang merupakan pabrik.
Proses penyesuaian kondisi termal pada
Rumah Atsiri dapat dibilang didukung
oleh lingkungan sekitarnya, karena
Daerah Tawangmangu merupakan
dataran tinggi sehingga kondisi udara
yang ada pada daerah tersebut bersuhu
rendah. Kondisi termal pada Rumah
Atsiri dapat dibilang berhasil, walaupun
masih terdapat sedikit ruangan yang
terdampak kondisi termal permanen
yaitu lembab.

Aksesibilitas
Berada di area kaki gunung, Rumah
Atsiri Indonesia memiliki kontur yang
tidak rata sehingga menghasilkan de-
sain pasca huni yang banyak menggu-
nakan bentuk ramp untuk sirkulasinya
daripada menggunakan tangga. Ben-
tuk sirkulasi ramp ini dapat ditemukan
pada hampir seluruh area bangunan
seperti museum, taman aromatik, serta
glamping. Hal ini dilakukan selain un-
tuk mendukung desain yang ramah ter-
hadap difabel tetapi juga menghasilkan
desain yang lebih aman karena dengan
kontur yang naik turun, pengunjung ti-
dak akan mudah merasa lelah dan ter-
sandung anak tangga.

ATSIRI 25
DARI PABRIK JADI MENARIK:
Sebuah Revitalisasi

Anda mungkin juga menyukai