Anda di halaman 1dari 12

KAYU SEBAGAI BAHAN TERKINI PADA BANGUNAN MICROLIBRARY

WARAK KAYU DI SEMARANG

NAMA : FIRMAN FABANYO


NIM : 211412203

MATA KULIAH TEKNOLOGI BAHAN STRUKTUR 1


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA
PENDAHULUAN
Salah satu materi bahan bangunan yang paling ramah lingkungan adalah kayu, karena selain
pengolahannya hemat energi, kayu menghasilkan emisi karbon yang rendah dan dapat
menyimpan karbon dalam waktu yang lama. Dengan teknologi dan desain yang tepat, kayu dapat
menjadi materi bangunan yang tidak saja ramah lingkungan namun bernilai estetik tinggi, kuat,
dan tahan lama. Bangunan komersial di Amerika, Eropa dan Australia, dan sebagian Asia seperti
Jepang, telah menggunakan kayu sebagai material utama karena nilai ramah lingkungannya.
Australia mendorong penggunaan kayu sebagai bahan utama bangunan melalui proyek gedung
40 lantai yang memadukan kayu dan beton. Belanda dan Inggris juga memberlakukan kebijakan
serupa. Di Indonesia juga telah berdiri bangunan kayu prefabrikasi di Semarang bernama
Microlibrary Warak Kayu yang seluruhnya menggunakan kayu tersertifikasi FSC, sehingga
selain proses pembangunannya ramah lingkungan karena tidak menggunakan semen dan baja
dan tanpa penggunaan alat berat, kayunya juga diambil dari hutan yang tersertifikasi standar
FSC.

Sudah saatnya kita mengubah stigma lama bahwa dengan menggunakan kayu kita
menyumbang pada kerusakan lingkungan. Kita justru berkontribusi melawan perubahan iklim
dengan semakin banyak menggunakan kayu untuk materi bangunan. Tentunya, kayu yang kita
gunakan berasal dari sumber yang berkelanjutan antara lain yang tersertifikasi FSC”, jelas
Hartono Prabowo, Technical Director FSC Indonesia. FSC juga telah menyiapkan sistem berupa
sertifikasi projek, yang memungkinkan pemilik bangunan dapat membuktikan bahwa
bangunannya telah menjadi bagian dari upaya melawan perubahan iklim.
Terdapat 2 alasan kayu sebagai bahan baku utama bangunan yang paling ramah lingkungan.
Pertama, siklus hidup bangunan dengan struktur dari kayu dapat menghasilkan jejak karbon
sekitar 30% lebih rendah daripada baja atau beton yang setara. Kedua, daya simpan karbon akan
semakin tinggi seiring makin banyaknya jumlah bangunan yang memakai kayu. Kayu yang
sudah diolah tetap menyimpan karbon sepanjang kayu tidak musnah. Fosil kayu yang terkubur di
dalam tanah tetap menyimpan karbon yang diserap selama daur hidupnya yang akan mengurangi
gas buang ke atmosfer yang menambah pemanasan global. Sementara pohon baru akan
menyerap karbon diudara.
MICROLIBRARY WARAK KAYU

https://www.google.com/search?sca_esv=567074376&q=microlibrary+warak+k

Warak Kayu Microlibrary merupakan sebuah perpustakaan kecil yang berlokasi di Semarang,
Jawa Tengah, tepatnya berada di samping Taman Kasmaran. Perpustakaan ini merupakan karya
arsitek Indonesia, yaitu Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelman yang sekaligus sebagai
pendiri biro Suryawinata Heinzelmann Architecture and Urbanism (SHAU) Architect.
Pembangunan perpustakaan ini merupakan sebuah upaya dari kalangan arsitek untuk
meningkatkan minat literasi masyarakat, terutama bagi anak-anak di lingkungan berpenghasilan
rendah.

 FASAD WARAK KAYU MICROLIBRARY


Konsep Fasad Warak Kayu Microlibrary, Cr : Archdaily

Fasad dari perpustakaan ini terinspirasi dari bentuk sisik kulit Warak Ngendog. Sisik kulit
warak ngendog ditransformasikan menjadi bentuk segi lima. Warak Ngendog sendiri adalah
makhluk mitos yang populer sebagai mainan bagi anak-anak di Semarang. Secara fisik
merupakan gabungan beberapa jenis hewan. Kepalanya kadang mirip naga, badannya serupa
hewan mitos dari Arab yaitu Buroq, sedangkan kakinya sejenis kaki kambing. Mainan ini sangat
populer terutama di Bulan Ramadhan. Komposisinya mewakili kebhinekaan masyarakat

Semarang. Bentuk tersebut direalisasikan menggunakan sistem konstruksi Zoolinger Bauwise


(sebuah sistem konstruksi berpola berlian yang populer di Jerman tahun 1920an)yang kemudian
disesuaikan dengan iklim tropis untuk penghawaan silang, shading, dan pencahayaan yang baik.

Fungsi Fasad Warak Kayu Microlibrary, Cr : Archdaily

Fasad kayu yang berlubang memiliki fungsi untuk mengalirkan udara alami dan pencahayaan
alami, sehingga perpustakaan ini menjadi bangunan yang hemat energi. Di dalam ruangan
perpustakaan tidak menggunakan penghawaan buatan (AC) dan hanya menggunakan lampu
ketika gelap atau saat cuaca mendung saja. Atap perpustakaan yang lebar juga berfungsi sebagai
shading atau penghalang panas matahari langsung dan hujan. Konstruksi kayu keseluruhan
bangunan menggunakan material kayu prefabrikasi dari PT. Kayu Lapis Indonesia. Kayu-kayu
yang sebelumnya sudah dicetak pada saat prefabrikasi hanya tinggal dirakit saja di lokasi
pembangunan. Hal tersebut membuat proses pembangunan perpustakaan lebih cepat sekaligus
meminimasilir limbah material dan ramah lingkungan.
Selain elemen fasad yang unik, bangunan perpustakaan ini juga menerapkan sistem panggung
selayaknya ciri khas arsitektur nusantara di Indonesia. Pada area dasar perpustakaan merupakan
area terbuka yang dibatasi box tanaman, area ini merupakan area komunal yang multifungsi
yakni dapat digunakan untuk acara workshop, meeting, sampai menonton movie.

Area Bermain, Cr : Archdaily

Karena perpustakaan ini dirancang khusus untuk kalangan anak-anak, pada area dasar
perpustakaan terdapat ayunan besar terbuat dari kayu yang dapat digunakan sebagai sarana
bermain bagi anak-anak. Sedangkan pada sisi atas ayunan terdapat void/lubang yang
dimanfaatkan sebagai jaring-jaring tempat anak-anak membaca buku sembari bersantai.

Tangga dan Tribun, Cr : Archdaily


pada area tangga menuju lantai dua terdapat susunan tribun kayu yang digunakan sebagai area
duduk ketika diadakan acara workshop, menyaksikan presentasi, atau menonton movie. Hal ini
merupakan ide inovasi baru dalam sebuah rancangan perpustakaan, sebab pada umumnya
perpustakaan mini di Indonesia hanya berupa ruangan baca dan rak buku saja, serta kurang
terdapat fasilitas yang menunjang kegiatan bermain dan berkumpul bagi anak- anak.

Denah Lantai Perpustakaan, Cr : Archdaily

Area perpustakaan untuk membaca buku berada pada lantai atas, ruangan perpustakaan ini
tidak jauh berbeda dengan ruangan perpustakaan pada umumnya. Pada area tengah ruangan
digunakan sebagai area rak buku (block berwarna kuning) dan area membaca (block berwarna
hijau). Namun yang berbeda pada perpustakaan ini adalah ciri khasnya yang lebih playful dan
ramah terhadap anak-anak. Area tengah dikelilingi oleh lorong (Block berwarna biru) untuk jalur
sirkulasi yang juga bisa digunakan sebagai area membaca. Sedangkan area yang Perpustakaan ini
memiliki kapasitas kurang lebih sebanyak 20 orang, diberi block berwarna merah merupakan
area tangga dan tribun untuk naik turun perpustakaan.

ANALISIS STRUKTUR DAN ARSITEKTUR MICROLIBRARY

 Detail Material
Nama Microlibrary Warak Kayu menunjukkan bahwa bangunan ini unsur pembangun
utamanya adalah kayu, tak terkecuali lantainya. Bangunan pada umumnya menggunakan lantai
ubin yang terbuat dari bahan keramik, batu, atau bahkan logam sebagai bahan permukaannya

Detail Material Warak Kayu Microlibrary, Cr : Archdaily

 Atap
https://www.google.com/search?sca_esv=567392669&q=atap+microlibrary

Atap merupakan unsur pembangun bangunan yang berfungsi untuk melindungi bangunan
dari panasnya sinar matahari, air hujan, maupun sesuatu hal lain yang dimungkinkan mengenai
bangunan dari bagian atas. Bahan yang digunakan pada atap pun akan bisa mempengaruhi fungsi
dari bentuk atap tersebut, bisa memperkuat dan memaksimalkan fungsi dari bentuk atap namun
juga bisa menurunkan fungsi tersebut sehingga tidak bisa sembarang menggunakan bahan tanpa
memperhatikan kelebihan dan kekurangan bahan serta bentuk yang akan diterapkan. Tanda
denotasi yang terdapat pada atap Microlibrary Warak Kayu yaitu berbentuk persegi tipe atap
datar yang dibangun menggunakan material kayu bangkirai sebagai pembangun struktur rangka
atap dan kayu meranti yang dibuat lapis sebagai pembangun struktur panel atap. Selanjutnya
tanda denotasi dianalisis pada tataran kedua membentuk tanda konotasi. Bentuk atap datar selain
membawakan kesan modern dan minimalis, hal ini memungkinkan microlibrary untuk
melakukan penambahan pada bagian atas bangunan sehingga membuatnya bersifat expandable.

Kayu bangkirai dan kayu meranti yang memiliki kualitas ketahanan yang tidak berbeda jauh
dibanding kayu jati membuat atap memiliki ketahanan yang cukup baik ketika dipapar sinar
matahari dan hujan. Tanda mitos pada atap bangunan Microlibrary Warak Kayu yaitu desain atap
meliputi kerangka dan panel atap yang dirancang sedemikian rupa dapat memberikan
kenyamanan bagi pemustaka yang datang. Material kayu bisa lebih menahan panas dibanding
beton yang menyerap panas yang biasanya digunakan sebagai bahan pembuat atap datar
bangunan pada umumnya. Ketahanan atap yang kuat membuatnya dapat menahan derasnya
hujan yang menerpa atap microlibrary, dengan begitu pemustaka bisa melakukan aktivitas
mereka di microlibrary tanpa perlu mengkhawatirkan kebocoran atap.

 Detail fasad

Microlibrary Warak Kayu memiliki façade brise-soleil yang terinspirasi oleh Zollinger Bauweise,
sebuah sistem konstruksi berpola berlian yang populer di Jerman tahun 1920an. Pola ini mirip
dengan susunan wajik pada sisik naga Warak Gendong, hewan mitologi Semarang yang mana
namanya dipakai pada proyek microlibrary ini.
Cr : Archdaily
 Detail keseluruhan
 Detail tangga

https://www.facebook.com/photo?fbid=

PENYEBAB KERUSAKAN

Untuk menjaga ketahanan material kayu, setiap pengunjung perpustakaan diwajibkan untuk
memakai kaos kaki ketika memasuki area perpustakaan, sebab keringat yang keluar dari telapak
kaki dapat merusak kualitas kayu. Perawatan material kayu pada perpustakaan ini cukup mudah,
yaitu dilakukan dengan membersihkan debu dengan kemoceng saja.
KESIMPULAN

Perpustakaan yang berdiri pada lahan seluas 91 meter persegi ini mengaplikasikan material
kayu yang bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC), sehingga terjamin kualitas, keawetan,
dan ketahanannya. Produk kayu yang digunakan pada setiap elemen bangunan juga cukup
bervariasi, yakni pada bagian eksterior bangunan menggunakan material plywood berbasis kayu
Meranti yang terkenal tahan lama dan anti rayap. Sedangkan pada bagian struktur kolom dan
balok, jenis kayu yang digunakan adalah kayu Bengkirai yang juga merupakan jenis material
kayu berkualitas dan memiliki ketahanan terhadap cuaca, terutama cuaca di iklim tropis.
Perpustakaan ini mendapat beberapa penghargaan meskipun baru beroperasi pada tahun 2020
lalu, diantaranya yaitu penghargaan Architizer A+ Awards pada bulan Agustus tahun 2020
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/article/view/16385/8829

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/microlibrary.pd

https://arsitekstour.wordpress.com/2021/06/05/warak-kayu-microlibrary-sebuah-upaya-dalam-
meningkatkan-minat-literasi/

https://sugarandcream.co/microlibrary-warak-kayu-by-shau-indonesia-harveycenter-
arkatamaisvarafoundation-shauindonesia-ptkayulapisindonesia-foreststewardshipcouncil-
architizeraaward2020-onlinemagazine-sugarandcream-co-sugara/

Anda mungkin juga menyukai