Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andiska Hi Pandang S

Stambuk : 03420150043

Kelas : C.1

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA


Green architecture yang dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang
berkelanjutan adalah praktek membuat struktur dan menggunakan proses yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh
bangunan, mulai dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi,
dan dekonstruksi. Green architecture didefinisikan sebagai sebuah istilah yang
menggambarkan tentang ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat
dikembangkan menjadi pembangunan berkesinambungan. Tujuan umumnya adalah
bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan dari
lingkungan yang dibangun pada kesehatan manusia dan lingkungan alam oleh:

1. Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lain


2. Kesehatan penghuni Melindungi dan meningkatkan produktivitas karyawan
3. Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan

Konsep bangunan ramah lingkungan atau green building didorong menjadi tren
dunia, bangunan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahan laju
pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan global, hal
yang perlu diperhatikan adalah dengan penghematan air dan energi serta penggunaan
energi terbarukan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur
hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
Bentuk design bangunan yang baik dan ramah lingkungan adalah bangunan yang
memperhatikan lingkungan sekitarnya seperti membuat taman di lingkungan rumah
dan gedung selain itu kurangi jumlah penggunaan kaca pada rumah atau bangunan
gedung kantor. Untuk desain interior, menggunakan interior yang ramah lingkungan
dan mengurangi pengunaan listrik yang sangat berlebihan, selain itu gunakan bahan
bahan seperti kayu, dan kurangin penggunaan kaca dan lampu atau interior lainnya
yang menggandung bahan kaca. Sedangkan pada desain eksteriornya, dengan
menghindari penggunaan bahan bangunan yang berbahaya dan diganti dengan yang
ramah lingkungan, dengan memperbanyak taman hijau dan taman yang memang di
butuhkan untuk mengatur keseimbang lingkungan sekitar. Atap-atap bangunan
dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai
ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).
Pemilihan material yang ramah lingkungan dapat dijabarkan menjadi dua hal yakni
dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, pemilihan bahan sebaiknya
menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan
alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam ataupun
bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston. Sedangkan dari sisi
penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya menggunakan
lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, semen instan
yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya
mengeluarkan air dalam volume tertentu.

Perpustakaan UI (Universitas Indonesia, Jakarta) merupakan pengembangan


dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun 1986-1987, dirancang oleh DCM
Architect (Duta Cermat Mandiri), didanai oleh pemerintah dan industri dengan
anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai,
yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau
Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah
keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih
nyaman. Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini,
mempunyai konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa
kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari
(solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan
plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan
kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air
dan kertas.

Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu
bersamaan atau sekitar 20.000 orang perhari. Koleksi buku di dalamnya akan
menampung 3-5 juta judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi
perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati
sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.

A. Konstruksi
1. Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi
danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai
potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan
alam dilakukan melalui beberapa skylight.
2. Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang
menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong
yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.
3. Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang
berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat
mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.
4. Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di
sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu
untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai
sistem pencahayaan.
5. Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang
dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi
udara alam menjadi maksimal.
6. Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di
atap bangunan.
7. Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem
pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk
menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui
pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
8. Terdiri delapan lantai,
a. Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri toko
buku, toko cenderamata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada
juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran,
dan bank.
b. Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang
pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta
unit pelayanan teknis.
c. Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung
perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok
ke danau.

9. Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.


10. Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh
dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding.

B. Finishing Bahan Bangunan


1. Interior menggunakan batu paliman palemo.
2. Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.

Bahan bangunan dari batuan ini (batu alam andesit untuk eksterior dan batu
paliman palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free)
dan tidak perlu dicat. Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah
pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja
tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena
gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri,
sejuk, dan, teduh.

Anda mungkin juga menyukai