Anda di halaman 1dari 8

KRITIK ARSITEKTUR NORMATIF

TERHADAP RUMAH PLAYHOUSE


KARYA ABODAY ARCHITECTS
MATA KULIAH :
KRITIK ARSITEKTUR

Nama Mahasiswa
Hanifah : 19.09.0.012

Dosen Pengampu
Muhammad Dahari, S.T.
APA ITU KRITIK NORMATIF ?

Kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui

suatu model, pola, standar, atau sandaran sebagai sebuah prinsip. Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai. Suatu

norma tidak saja berupa standar fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkret dan

bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

Kritik Normatif terbagi dalam 4 metode yaitu :

1. Kritik Doktrinal (Doctrinal Criticsm) Norma yang bersifat general, pernyataan yang tak terukur.

2. Kritik Terukur (Measured Criticsm) Sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif.

3. Kritik Tipical (Typical Criticism) Norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu katagori bangunan yang spesifik.

4. Kritik Sistematik (Systematic Criticism) Norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuandalam hal ini akan dibahas

mengenai metode Tipe. Metode Tipe adalahsuatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik.

2 | STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6


PLAYHOUSE
INFORMASI
Arsitek: Aboday Architects
Tahun : 2010
Lokasi : Bumi Serpong Damai, Tanggerang, Indonesia

3 | STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6


LATAR BELAKANG PLAYHOUSE
Playhouse atau Rumah “Bermain” tipe 120 ini dirancang oleh salah satu biro arsitek besar di

Indonesia yaitu Aboday. Playhouse, rumah yang diberi penghargaan Highly Commended

Projects dari majalah arsitektur bergengsi keluaran Inggris Architectural Review ini

merupakan rumah tinggal Ary Indra yang bertempat di Bumi Serpong Damai, Tangerang, I

ndonesia. Playhouse dibangun pada tahun 2010 dengan Konsultan Struktur yaitu

Prijasembada, Konsultan Mekanikal dan Elektrikal yaitu Darwan dan Kontraktor yaitu Sabar.

Mengapa rumah ini diberi nama Playhouse?

Dalam artikel Baltyra oleh Avianti Armand menyebutkan bahwa desain rumah ini dikerjakan

pada saat kondisi bercanda dan mungkin Ary Indra, arsitek sekaligus penghuni rumah ini

tidak berpikir jauh tentang nama rumah ini. Nama hanya sekedar alasan untuk menjelaskan

kehadiran sebuah perosotan spiral yang terbuat dari beton yang terletak di sudut rumah yang

awalnya hanya digunakan bermain oleh anaknya yang kemudian dimanfaatkan juga oleh

anak-anak tetangga.

4 | STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6


KONSEP PLAYHOUSE
Rumah ini terletak di lingkungan gated community, lahan hook atau sudut, penampilannya cenderung masif, terbagi atas dua lantai serta interiornya

tersekat-sekat menjadi ruang-ruang kecil yang rapi. Rumah dengan 2 lantai ini terasa asri dan nyaman. Dengan pendekatan kontemporer yang unik

menyajikan sebuah prosotan yang menghubungkan ruang atas dengan ruang bawah. Diberikannya sebuah prosotan untuk menunjang suasana rumah

yang menyenangkan dan menjadikan tempat favorit untuk bermain, karena prosotan ini menghubungkan ruang tidur anak dengan dapur pada lantai

bawah.

5 | STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6


KRITIK NORMATIF
Dalam kasus rumah Playhouse ini, penggunaan bahan beton

dipilih menjadi bahan material utama. Penggunaan beton tidak

hanya digunakan dalam pembuatan dinding, melainkan

pengaplikasian untuk penutup atap sebagai pengganti genteng. Hal

tersebut sangat beresiko dikarenakan iklim di Indonesia adalah

tropis, sedangkan beton sendiri merupakan material yang dapat

menangkap energi panas matahari. Dari permasalahan tersebut

diberikan solusi berupa peninggian dari langit-langit atap yaitu

sekitar 10 meter dengan menggunakan lapisan khusus dari

membran tahan panas serta pada permukaan atap dan dinding luar

diaplikasikan dengan penanaman tanaman rambat. Dari

pemecahan masalah ini meuncul sisi estetik yang membantu untuk

mengurangi energi panas matahari secara internal.

6 | STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6


KRITIK NORMATIF
Beberapa kelebihan dan kekurangan material beton ekxpos
Kelebihan:
1. Praktis, Penggunaan beton sebagai finishing untuk fasad bangunan dan dinding ruangan sangat praktis diaplikasikan karena tidak perlu
menambahkan finishing lainnya. Hal ini tentunya juga dapat memotong biaya finishing fasad atau dinding ruangan.
2. Estetika, Material beton sangat cocok untuk menambah estetika bangunan karena membuat rumah menjadi sangat natural. Dengan penggunaan
beton pada bagian fasad ataupun dinding ruangan menambah suasana natural dan warnanya yang netral dapat mengekspos material alam lain yang
digunakan seperti kayu, batu, ataupun tanaman. Materila beton sering dijumpai pada bangunan yang memiliki konsep industrial dan konsep
kontemporer
3. Menahan Panas, Material beton bersifat dingin atau adem. Material ini mampu meredam suhu panas dari luar sehingga dapat menurunkan suhu
dalam ruangan. Penggunaan material ini pada fasad bangunan, membuat udara dalam ruangan menjadi sejuk.

Kekurangan:
kekurangan dari penggunaan beton sebagai finishing adalah retaknya permukaan beton apabila berada di daerah dengan cuaca yang ekstrim. Cuaca
yang dimaksud adalah apabila area tersebut bila musim panas bersuhu sangat tinggi, dan apabila musim hujan bersuhu sangat rendah. Keretakan dari
beton tersebut juga tidak dapat dihilangkan, harus diaplikasikan ulang. Lalu, dalam waktu jangka Panjang maka warna beton akan menghitam pada sisi
yang sering berkenaan dengan air, udara, secara langsung. Tumbuh lumut sehingga harus ada perawatan extra untuk membersihkannya.

7 | STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6


KESIMPULAN
Belakangan ini, material beton ekspos menjadi sangat popular dikalangan masyarakat. Penggunaan material beton tidak hanya diaplikasikan pada

rumah saja tapi juga pada bangunan komersial seperti, restaurant, café, bahkan perkantoran. Warna abu-abu yang ditimbulkan dari beton ekspos

memberikan kesan estetika, natural dan sejuk di dalam rumah. Penggunaan material ini juga sangat cocok dengan rumah yang memiliki konsep

industrial dan konsep kontemporer. Namun sebagai seorang arsitek dalam mendesain sebuah rumah kita tidak boleh hanya memikirkan estetikanya

saja, tetapi kita juga harus memikirkan fungsi, kelayakan dan yang paling utama adalah kenyamanan sebuah rumah. Sehingga penghuni didalam rumah

bisa melakukan aktivitasnya dengan nyaman tanpa adanya hambatan.

8 | STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6

Anda mungkin juga menyukai