Anda di halaman 1dari 22

PENGAPLIKASIAN KONSEP ARSITEKTUR INDUSTRIAL PADA

BANGUNAN GEDUNG PARKIR, STADION ESPORTS, DAN KANTOR

Usulan Penelitian untuk Seminar S1


Teknik Arsitektur

Disusun Oleh:
BAYU RAMADHAN NIM : 16 104 021
MHD. ABDUL LATIEF NIM : 16 104 025
RIDHO ARDIANSYAH NIM : 16 104 049

kepada
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
Oktober, 2019
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 1950an, gaya Arsitektur Industrial awalnya merambah desain interior
dan arsitektur Eropa akibat banyaknya bangunan bekas pabrik yang tidak lagi digunakan.
Agar tidak terbengkalai, maka dilakukan penyesuaian agar gedung-gedung ini bisa
dijadikan hunian yang layak dan nyaman. Akan tetapi, walaupun dilakukan beberapa
penyesuaian, karakter asli bangunan sengaja tidak dihilangkan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang juga terkena pengaruh gaya arsitektur
industrial. Indonesia juga merupakan negara yang cukup menjunjung tinggi nilai budaya.
Maka dari itu, gaya arsitektur industrial yang masuk ke Indonesia, mengalami penyesuaian
tertentu pada masanya sehingga tidak begitu saja digunakan dalam desain bangunan.
Penyesuaian tersebut terutama menyesuaikan dengan keadaan iklim di Indonesia.

Banyak sekali bangunan – bangunan komersil maupun non komersil yang


menggunakan pendekatan konsep arsitektur industrial, baik di Indonesia ataupun di dunia.
Bangunan Gedung Parkir, Stadion Esports, dan Kantor di Indonesia maupun di dunia
banyak yang menggunakan pendekatan konsep Arsitektur Industrial, maka peneliti
mengambil obyek tersebut. Untuk melakukan penelitian penerapan konsep industrial pada
obyek, peneliti mengambil studi literatur yaitu Gedung parkir The Amazing VW Autostadt,
Stadium Esports Arlington, dan Kantor Google. Ke 3 obyek juga merupakan bangunan
yang sekarang sedang sangat dibutuhkan di Indonesia. Dari peningkatan jumlah kendaraan
yang parkir di ruas jalan mengakibatkan kemacetan, kurangnya sarana atau wadah yang
disediakan bagi atlet esports di Indonesia, sampai peningkatan perusahaan – perusahaan
baru yang membutuhkan tempat.

Keingintahuan akan penerapan prinsip arsitektur industrial pada bangunan Gedung


Parkir, Stadion E-sports, dan Kantor menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Selain itu,
untuk bahan analisis, dicari-tahu juga aspek penyesuaian gaya arsitektur industrial terhadap
iklim di Indonesia. Hal ini menyebabkan perlunya studi terlebih dahulu mengenai teori-
teori dan kajian pustaka yang membahas mengenai arsitektur industrial dan pembelajaran
mengenai arsitektur industrial yang ada di Indonesia.

B. Permasalahan
Permasalahan dari penelitian adalah :
• Seperti apa penerapan konsep Arsitektur Industrial pada fungsi Gedung Parkir,
Esports Stadium, dan Kantor

C. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu untuk menerapkan Konsep Arsitektur
Industrial pada fungsi bangunan Gedung Parkir, Esports Stadium, dan Kantor

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terhadap mahasiswa dan pembaca, yaitu :
• Mengetahui penggunaan konsep arsitektur yang tepat terhadap fungsi bangunannya
• Menambah wawasan tentang konsep Arsitektur Industrial
• Mengetahui cara mengaplikasikan suatu konsep arsitektur pada obyek desain
bangunan
• Hasil dari penelitian dapat dijadikan rekomendasi dalam pengaplikasian konsep
arsitektur pada desain Gedung Parkir, Esports Stadium, dan Kantor

E. Luaran yang dihasilkan


Luaran yang dihasilkan berupa Aplikasi Konsep dan hasil penelitian ini juga akan
dipublikasi pada Jurnal Nasional

F. Urgensi ( Keutamaan ) Penelitian


Urgensi dari penelitian ini ialah pengaplikasian konsep arsitektur yang tepat pada
fungsi bangunan sebagai Gedung Parkir, Esports Stadium, dan Kantor. Penerapan konsep
arsitektur industrial ditekankan pada material daur ulang yang ramah lingkungan dan
material yang di ekspos sesuai dengan fungsi bangunannya..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Arsitektur Industrial


Arsitektur industri dapat diartikan sebagai gaya desain dengan pemanfaat
konstruksi bangunan yang utamanya melayani dan mewadahi segala poses kebutuhan
industri yang mengacu pada hal estetika yang muncul karena hasil desain produk buatan
mesin (industry). Sehubung dengan pengertian diatas maka arsitektur industri membahas
tentang bangunan yang berkaitan dengan kepuasaan, baik dari segi estetika, gaya, fungsi,
material dan biaya. Hal ini tidak terlepas dari pemanfaatan barang atau sumber daya alami
yang optimal dan bukan hanya memiliki daya tarik dan bernilai tinggi namun juga bisa
berguna di masyarakat.
Bangunan bergaya industrial memang sudah ada dan dikenal lama didunia
arsitektur sejak dikenalnya struktur beton dan baja menggantikan struktur konvensional
(struktur batu) dieropa setelah era revolusi prancis. Sejak itulah dengan semakin
bertambahnya bangunan industri yang memanfaatkan material beton dan baja dalam
struktur bangunannya karena dinilai efisien, kuat dan cepat dalam proses pembangunannya
maka mulai menjadi hal umum pula material beton dan baja diterapkan dalam dunia
arsitektur.

Penerapan arsitektur industrial lebih mementingkan penyesuaian fisik bangunan


dengan berbagai teknik desain sehingga karakter asli bangunan tidak dihilangkan.
Meskipun terkesan sedikit suram, namun sebetulnya gaya industrial memberi tampilan
khas yang modern, sederhana namun penuh estetika karena desain industrial sangat
mengutamakan kreasi bentuk, konfigurasi, dan komposisi garis, warna dan ornament.

Desain berkonsep industrial ini memiliki ciri khas tersendiri, yaitu beberapa
material yang cenderung seperti logam dan baja. Balok lantai sengaja untuk menunjukkan
karakternya dan lebih menampilkan nuansa yang berkaitan dengan dunia industri. Gaya ini
biasanya di desain fungsional dengan latar belakang teknik yang kuat dan desain gaya
industrial ini juga berkutat pada pemilihan material yang tampak apa adanya seperti
dinding batu bata ekspos, lantai beton, material yang ada di finishing dengan menonjolkan
bentuk dan tekstur alaminya. Berikut adala ciri – ciri konsep melalui elemen pembentuk
ruang dan furnitureya :
• Elemen Atas: Pada konsep ini biasanya tidak menggunakan plafond sebagai elem
atasnya, melainkan menggunakan atap ekspose

• Elemen Samping: Pada elemen samping interior, material yang di gunakan tampak
apa adanya seperti batu bata ekspose, tembok acian, dll. Contohnya seperti gambar
berikut:

• Elemen Dasar: Pada elemen dasar interior, material yang di gunakan adalah lantai
parket, atau lantai acian. Tidak menggunakan lantai keramik atau lantai granit
sekalipun. Contohnya seperti gambar berikut:
• Furniture: Furniture pada ruangan cenderung tanpa finishing cat, melainkan lebih
menunjukan warna aslinya. Contohnya seperti: 1. furniture yang berbahan kayu
biasanya tidak di cat, melainkan hanya di politur sebagai tindakan untuk
mengantisipai gangguan rayap, 2. Furniture berbahan besi/aluminium/stainless pun
tidak di cat sama sekali, melainkan di biarkan ada adanya seperti layaknya aslinya
material tersebut. Terkadang juga menggunakan furniture yang bahannya bersal
dari benda yang di daur ulang. Contohnya seperti gambar berikut:

\
B. Studi Jurnal / Penelitian yang pernah ada
1. Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern (2017)
Pada jurnal ini pengapliian desain interior pada kantor PT. Insastama
menggunakan konsep Arsitektur Industrialnya, itu dapat dilihat dari gamabr berikut
:

Dapat dilihat dari finishing pada dinding interior kantor tersebut


mengaplikasikan dinding bata merah dan dinding bata ekspos. Penerapan lantai
semen concrete diterapkan pada area kantor yang cukup luas dan bersifat publik,
seperti pada resepsionis. Pengaplikasian semen concrete memberikan kesan
industrial dan kesan unik pada area tersebut. Penerapan lantai karpet dilakukan
pada area ruang tunggu di lobby lantai 1. Pengaplikasian karpet ini dapat membuat
konsumen yang sedang menunggu, dapat merasa lebih nyaman dan lebih santai.
Penerapan lantai parket pada area showroom dan pada area tunggu direktur.
Pengaplikasian lantai dengan parket ini memberikan kesan santai, hangat dan
nyaman. Parket yang dipilih dengan motif sejajar memanjang, dan dengan warna-
warna kayu yang tidak terlalu gelap agar ruangan tampak luas dan hangat.
Penerapan plafon ekspose pada kantor yaitu memperlihatkan langit-langit
tanpa plafon. Pipa saluran air atau kabel listrik sengaja dibiarkan terlihat. Hal ini
sangat mencirikan karakter industrial yang tampil apa adanya. Dalam penerapan
plafon ekspose akan terlihat kolom-kolom pada bangunan kantor. Kolom-kolom
tersebut dibiarkan berwarna abu-abu semen tanpa finishing atau dapat juga diberi
cat dengan warna hitam atau putih. Pengaplikasian furnitur pada kantor
memadukan furnitur yang simple modern dengan furnitur khas industrial yang
memiliki karakter unik dan tampil apa adanya. Kebanyakan menggunakan furniture
yang bermaterialkan besi, stainlessteel, dan kayu.

Elemen estetis yang dipilih tidak terlalu banyak macamnya. Pemberian


dekorasi pada dinding berupa typography dapat memberikan kesan industrial.
Dapat juga memasang beberapa pigura pada dinding atau meletakkan lampu yang
terbuat dari benda upcycle seperti pipa. Selain itu, juga terdapat elemen estetis
metal figure yang memberikan kesan maskulin.
Pada bangunan kantor ini saat siang hari tidak memerlukan bantuan lampu
dalam ruangan kantor, karena kantor didesain dengan memiliki banyak bukaan.
Sehingga pencahayaan alami yang didapat dari sinar matahari dapat dimanfaatkan
secara optimal.

Untuk pencahayaan buatan utama yaitu menggunakan lampu jenis LED.


Lampu LED dapat menghemat energi sampai dengan 60% jika dibandingkan
dengan lampu biasa. Pada konsep ini, pengaplikasian pada kantor kebanyakan
menggunakan lampu LED jenis tube. Pada beberapa titik spot dinding, terdapat
lampu pijar yang digunakan sebagai lampu aksen yang mempercantik tampilan
ruangan.
Konsep penghawaan pada desain interior kantor PT. Insastama ini
kebanyakan menggunakan penghawaan buatan. Karena bangunan memiliki banyak
bukaan berupa jendela mati, sehingga penghawaan alami yang masuk tidaklah
banyak. Pada area kantor dari lantai 1 hingga lantai 4, secara keseluruhan
menggunakan penghawaan buatan. Untuk basement dan rooftop menggunakan
penghawaan alami.
Penghawaan buatan yang digunakan adalah AC jenis sentral. Penggunaan
AC central dikarenakan sistem kantor yang menggunakan plafon ekspose, sehingga
AC central sangat cocok dan dapat memberikan penghawaan secara menyeluruh.
Dengan AC central, pengunjung maupun para staf dapat merasa sejuk dan merasa
nyaman didalam kantor.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan konsep Arsitektur Industrial
pada kantor ini menggunakan finishing dan material – material yang dapat
memunculkan kesan Industrial yang kental pada interiornya.

2. Penerapan Prinsip Arsitektur Industrial dalam Produktifitas ruang pada SOLO


CREATIVE DESIGN CENTER (2019)
Solo merupakan kota yang memiliki potensi cukup besar dalam industri kreatif,
khususnya subsector desain. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajukan
Kota Solo sebagai kota desain dalam jaringan program Creative Cities Network
(CCN), sebuah jejaring kota kreatif di bawah UNESCO (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Surakarta,2013)

Menurut landry (2008), terdapat tiga aspek pentingyang dibutuhkan


untuk menjadi kota kreatif yang berhasil yaitu ekonomi kreatif, komunitas kreatif, dan
lingkungan kreatif. Berbagai komunitas dari latar belakang yang berbeda tumbuh
berkembang di Solo. Institusi pendidikan arsitektur dan desain juga banyak didirikan,
baik dari Sekolah Menengah, Akademi, sampai Universitas sehingga Solo memiliki
sumber daya dibidang desain baik dari sekolah menengah, akademi, sampai universitas
sehingga Solo memiliki sumber daya dibidang desain yang sangat potensial untuk
dikembangkan.

Potensi-potensi tersebut nampaknya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh


Pemerintah Solo, maka dibutuhkan sebuah wadah yang mampu memberikan ruang
bagi pelaku industri desain untuk mengembangkan usaha dan kreatifitasnya.
Kebutuhan ruang tersebut diwujudkan dalam sebuah Creative Design Centre yang
dapat mendukung industri desain di Kota Solo. Creative Centre merupakan salah satu
jenis ruang kreatif dengan skala bangunan yang besar, yang memungkinkan memiliki
aset-aset yang menunjang seperti Café, Bar, Bioskop, Toko, dan Ruang Pameran.

Design Centre sebagai wadah kegiatan yang bersifat produktif, membutuhkan


ekspresi bangunan yang dapat memunculkan produktifitas penggunanya terutama para
pelaku industri desain. Prinsip fungsional dan efisien dari Arsitektur Industrial dipilih
menjadi solusi untuk menjawab permasalahan tersebut. Prinsip fungsional digunakan
dalam pemecahan masalah pada pemilihan site, tata letak, dan gubahan bentuk, serta
material dan warna pada struktur bangunan.

Bangunan industri biasanya menggunakan struktur dengan konsep


kemudahan, akurasi, dan efisiensi. Kemudahan berarti proses pembuatan yang
mudah dengan struktur yang sederhana, akurasi berarti perhitungan yang tepat,
efisiensi berarti penggunaan sistem dan material yang sesuai dan menjadi aspek
efisiensi tersendiri dalam bangunan.

Berdasarkan pembahasan di atas, bahwa penerapan prinsip fungsional dan


efisien dari arsitektur industrial merupakan pendekatan yang tepat untuk diterapkan
pada Solo Creative Design Centre. Penerapan prinsip fungsional mampu menjawab
kebutuhan akan wadah industri desain di Kota Solo, sehingga dapat menciptakan
ruang-ruang yang produktif.

3. Desain Interior I-Club dan Jiero Wedangan Berkonsep Industrial dengan Nuansa
Etnik Jawa (2016)
Konsep Indutrial dengan nuansa etnik Jawa dapat menjadi daya tarik bagi
pengunjung karena konsep ini berbeda dengan konsep kafe-kafe yang berada di
Kota Madiun. Konsep Industrial dengan nuansa Jawa yang diaplikasikan dibagi
dalam prosentase 40% untuk konsep industrial melalui finishing interior dan
material – material yang digunakan sedangkan prosentase desain 60% untuk nuansa
Jawa diaplikasikan melalui bentuk furniture dan elemen estetis.
Konsep Industrial diaplikasikan melalui efek finishing pada elemen-elemen
interior seperti pada lantai plester, dinding dan plafon ekspose untuk memperoleh
kesantegas dan industrial. Selain pada efek finishing, konsep Industrial diperkuat
melalui pemakaian material-material logam yang diunfinish pada furnitur dan
juga warna-warna gelap yang diaplikasikan pada furnitur dan beberapa bagian
ruangan seperti warna hitam, abu-abu dan coklat.
C. Studi Literatur
1. The Amazing VW Autostadt
Gedung parkir The Amazing VW Autostadt dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.4 Gedung Parkir The Amazing VW Autostadt

Sebelum dipasarkan, biasanya mobil-mobil baru akan disimpan di garasi


pabrik. Seperti mobil keluaran perusahaan Jerman ini yaitu Volkswagen,
menempatkan produknya di garasi futuristik bernama Autostadt yang berlokasi di
kota Wolfsburg, Jerman. Bangunan ini tidak hanya membuat takjub masyarakat di
Jerman. Namun juga para pelaku sinema Hollywood. Seperti, Sutradara film
Mission Impossible „Ghost Protocol‟, Brad Bird. Bird memasukkan satu adegan
dalam filmnya yang diperankan oleh Tom Cruise untuk melompat di bangunan
garasi yang terinspirasi dari bangunan Autostadt, seperti yang terlansir dari
(BelleNews.com Diakses pada tanggal 30 maret 2015).

Ruangan dalam bangunan adalah untuk penyimpanan kendaraan baru.


Diatur oleh lengan robotik yang dapat melakukan rotasi dan menempatkan
kendaraan pada posisinya dengan sangat rapi. Autostadt memiliki 20 tingkat,
dimana setiap tingkat tersimpan 400 produk mobil baru Volkswagen. Selain megah,
bangunan ini juga dilengkapi dengan restoran Michelin bintang tiga dengan pintu
kaca terbesar dan terpanjang di dunia. Pintu kaca ini berukuran empat mil.

Konsep industrial adalah konsep yang menampilkan kesan maskulin


dimana dari desain warnanya yang gelap dan juga banyak bagian dari bahan yang
di ekspos memberikan kesan maskulin untuk bangunan yang menggunakan
konsep ini. Konsep industrial juga memiliki ciri khas yaitu dimana atap yang
tidak diberi penutup dan tangga yang terbuat dari baja dan lantainya dari bahan
kayu. Pada bangunan gedung parkir ini menggunakan bukaan jendela berupa kaca
– kaca dan struktur pada bangunan gedung parkir ini menggunakan struktur baja
dan beton hal itu dapat memberikan kesan Industrial . Tidak adanya penutup
plafon pada gedung parkir ini juga memberikan kesan industrial pada bangunan
ini terasa kental. Dengan konsep modern pada bangunan sekarang, gedung parkir
ini menggunakan konsep Arsitektur Industrial Modern.

2. Esports Stadium Arlington

Esports Stadium Arlington adalah bangunan yamg diperuntukkan sebagai tempat


digelarnya kompetisi Esports ( Game Online ) di dunia. Bangunan ini terletak di Texas,
Amerika Serikat. Dan bangunan ini dibuka pada tahun 2018, dalam pengumumannya
disebutkan bahwa stadion ini akan menjadi yang terbesar untuk Esports se-Amerika
Serikat. Berbicara tentang apa yang ada didalamnya, tentunya jumlah kursi menjadi
yang terdepan. Kursi yang ada di dalam stadion tersebut berjumlah ribuan mengingat
begitu luasnya stadion ini. Stadion ini berdiri diatas tanah seluas 1 hektar.Bukan hanya
itu, bangunan ini juga memberikan fasilitas – fasilitas seperti hotel VIP, Studio siaran,
game center, penjualan merchandise, dan Area Pelatihan tim.
Pada konsep bangunan Stadion Esports ini menggunakan pendekatan Arsitektur
Industrial, yang dimana dapat kita lihat pada penggunaan kaca pada interior bangunan
ini. Bukan hanya itu penggunaan cat monokrom pada interiornya memberikan kesan
industrial yang kental.

Fasade pada stadion ini menggunakan material berupa besi dan finishing pada
dinding banguna menggunakan bata dan batu alam yang diekspos. Penggunaan
material dan pengeksposan tersebut dapat memunculkan Arsitektur Industrial pada
bangunan ini.

Pada banguna stadion ini juga menggunakan material berupa pipa baja dan beton
pada kolomnya. Penggunaan material tersebut jelas merupakan konsep dari Arsitektur
Industrial. Jadi bangunan ini merupakan Arsitektur Industrial karena menggunakan
material kaca, cat yang monokrom, pengeksposan pada dinding fasade bangunan yang
menggunakan material batu alam dan bata, serta penggunaan material baja dan beton
pada kolomnya.

3. Kantor Google

Kantor Google memiliki kantor yang terbesar diberbagai tempt dipenjuru dunia,
selain kantor pusat yang berlokasi di California, kantor Google juga berdiri dibeberapa
kota di Amerika. Sementara itu, di luar Amerika ada 5 region yang dibagi berdasarkan
letak geografisnya: Asia-Pasifik (termasuk Australia), Eropa, Kanada, Amerika Latin
dan Timut Tengah. Kantor Google di desain semenarik mungkin dan senyaman
mungkin dengan berbagai teknologi canggih dan mewah untuk mempertahankan
produktivitasnya. Desain yang kreatif dan inovatif memang menjadi sebuah keharusan
pada kantor Google. Pada fasade kantor google ini menggunakan material – material
industrial, seperti penggunaan material kaca yang banyak dan penggunaan material
baja.
Pada interior terlihat jelas arsitektur industrialnya, hal itu dapat kita lihat dari
penggunaan material kayu, kaca, dan baja. Plafon pada interiornya juga tidak dibuat
penutup sehingga memunculkan pengeksposan pada material yang digunakan.

Penggunaan cat pada dinding interior menggunakan warna – warna yang


monokrom sehingga terasa kental industrialnya. Bangunan ini banyak juga
menggunakan material – material fabrikasi.

Dari ke 3 obyek Literatur diatas maka penerapan konsep Arsitektur Industrial bermacam –
macam, seperti penggunaan cat yang monokrom, penggunaan struktur baja dan beton, penggunaan
material daur ulang seperti kayu, penggunaan teknik pengeksposan, dll. Semua penerapan tersebut
jika digunakan pada suatu bangunan maka bangunan tersebut tergolong bangunan yang
menggunakan konsep Arsitektur Industrial.

Sehingga peneliti akan menggunakan konsep Arsitektur Industrial yang menggunakan


struktur baja dan beton, penggunaan kaca dan cat yang monokrom, serta menggunakan bahan –
bahan fabrikasi. Peneliti juga menerapkan sedikit konsep Arsitektur Modern yang sering
digunakan pada bangunan. Sehingga konsep yang digunakan peneliti yaitu Konsep Arsitektur
Industrial-Modern yang banyak diminati pada masa sekarang.
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode survei
lapangan untuk mengumpulkan data dengan sampel purposif (bertujuan). Metode analisis
kualitatif yang dilakukan menggunakan teori-teori yang relevan dengan penelitian .

A. Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti beberapa tahap, yaitu:
a. Pendataan Awal, yaitu untuk menentukan gedung parkir, stadion esports, dan kantor,
menentukan obyek studi, dan menentukan studi literatur.
b. Tahap Pengumpulan data , yaitu dengan melakukan survey langsung untuk
mendapatkan data dari temuan di lapangan dan dokumentasi pada obyek penelitian
c. Tahap Analisa yaitu melakukan analisa terhadap obyek penelitian. Analisa dilakukan
untuk mencari masalah - masalah yang terdapat pada obyek penelitian dan mencari
solusi atas permasalahan tersebut dengan melakukan analisa terhadap konsep arsitektur
gedung parkir, stadion esports, dan bangunan kantor yang digunakan.
d. Mengumpulkan atau mencari data konsep Arsitektur Industrial berupa teori – teori dan
ciri – ciri Arsitektur Industrial , lalu dikaitkan dengan fakta di lokasi. Sehingga
memunculkan satu ide atau gagasan desain yang dapat menerapkan Arsitektur
Industrial pada desain Gedung Parkir, Stadion Esports, dan Kantor.
e. Tahap Pengaplikasian desain Arsitektur Industrial terhadap obyek peneitian
3.1 Berikut ini merupakan bagan dari penelitian :

PENGUMPULAN DATA
STUDI LITERATUR
• Dokumentasi Gambar
• Jurnal penelitian sejenis • Data Preseden
• Teori Arsitektur Industrial
• Data desain Gedung
Parkir, Stadion Esports,
dan Kantor

PENGELOLAAN DATA
• Standar Perancangan Gedung Parkir, Stadion Esports, dan Kantor

PENYUSUNAN LAPORAN

B. Luaran
• Metode Observasi akan menghasilkan data dan konsep pada obyek penelitian yaitu
Gedung Parkir, Stadion Esports, dan Kantor.
• Metode Dokumentasi akan menghasilkan foto atau gambar obyek bangunan yang
ada di lapangan
C. Indikator Capaian
Indikator capaian yang ingin diraih dalam penelitian ini dapat diliat pada table dibawah :
Tabel 3.2

No Sasaran Indikator
1 Konsep Arsitektur Bangunan
a. Fungsi Bangunan a. Melakukan observasi langsung ke
lapangan untuk mengetahui fungsi
bangunan pada obyek penelitian
b. Standar Perancangan Gedung b. Melakukan pencarian di buku atau
Parkir, Stadion Esports, dan internet untuk mengetahui standar
Kantor pembangunan

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Studi Literatur, yaitu pengumpulan data dengan cara melihat informasi – informasi dari
buku, internet, dan media lainnya
2. Menentukan konsep Arsitektur yang akan digunakan pada desain Gedung Parkir,
Convention Center, dan Kantor.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu
penelitian, karena analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.

a. Menganalisa hasil pengamatan pada Gedung Parkir, Stadion Esports, dan


Kantor.
b. Menganalisa konsep arsitektur pada Gedung Parkir, Stadion Esports, dan
Kantor berdasarkan hasil literatur yang terdiri dari analisa terhadap :
• Konsep Arsitektur pada obyek bangunan
• Pewarnaan cat pada obeyk bangunan
• Material yang digunakan pada obyek bangunan
c. Menarik kesimpulan dari semua analisa yang telah dilakukan

F. Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis
dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian yang sedang diperbaiki.
Setelah prosesanalisan data, selanjutnya adalah interpretasi data atau penafsiran
data yang merujuk dari analisis data secara terperinci, namun hanya yang berkaitan pada
survey atau kunjungan obyek penelitian, yaitu Gedung Parkir, Stadion Esports, dan Kantor
di Kota Medan

G. Penyimpulan
Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi
dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis. Tujuan penulisan kesimpulan adalah
untuk memberikan kesempatan dan informasi kepada para pembaca guna mengetahui
secara cepat tentang apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
Penyimpulan dari semua analisa yaitu dari penelitian ini dapat mengetahui cara
mengaplikasikan konsep Arsitektur Industrial pada desain bangunan Gedung Parkir,
Stadion Esports, dan Kantor di Kota Medan.
BAB 4 JADWAL KEGIATAN

Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan Seminar


Bulan
No Jenis Kegiatan 8 9 10 11 12 1
1 Diskusi Topik Penelitian
2 Pengumpulan data awal untuk laporan
3 Penulisan laporan
4 Pengajuan Laporan dan Revisi
5 Pengesahan Laporan
6 Penentuan Dosen Pembimbing dan SK
7 Pengumpulan Data Lengkap Survei
8 Pengolahan Data
9 Analisis Data
10 Asistensi & Responsi ke Pembimbing
11 Persiapan Sidang Seminar Hasil Penelitian
12 Sidang Seminar Hasil Penelitian
13 Perbaikan Hasil Seminar ke Pembimbing
14 Asistensi & Reponsi ke Pembimbing
15 Laporan Final Hasil penelitian
16 Pengurusan Surat Puas Seminar Hasil
Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2017. Defenisi Gedung Parkir. https://id.wikipedia.org/wiki/Gedung_parkir, diakses


17 Agustus 2019.

Sindo, K. 2015. Gedung Parkir Pemprov. http://koran-sindo.com/page/news/2015-12-


22/6/8/Gedung_Parkir_Pemprov_Belum_Dilengkapi_CCTV, diakses 17 Agustus 2019.

Mulyani, S. 2015. Tempat Parkir Tenaga Robot. http://srimulyani13.blogspot.com/2015/12/keren-


tempat-parkir-tenaga-robot.html?m=1, diakses 18 Agustus 2019

Salim, M,G. 2015. 7 Tempat Parkir ini terkeren di dunia, Indonesia punya ggak ya?.
https://m.brilio.net/news/7-yempat-parkir-ini-terkeren-di-dunia-indonesia-punuya-nggak-ya-
151008n.html, diakses 18 Agustus 2019

Elmi, R. 2019. Desain Arsitektur Industrial. https://www.99.co/blog/indonesia/desain-arsitektur-


industrial/, diakses 19 Agustus 2019.

Hidayat, S,A., Saputra, E,L., Bowoputro, H., Kusumaningrum, R. 2014. Studi Perancangan
Gedung Parkir Terpusat Universitas Brawijaya. Hal. 1 – 3, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Brawijaya, Malang.

Pratiwi, N,B., Budiono., Wardhana, M. 2017. Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan
Konsep Industrial; Modern. Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol. 6, No. 1, Hal. 19 – 21, Jurusan Desain
Interior Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Muharani, B,Z. 2018. Gedung Parkir di Kawasan Gajah Mada. Jurnal Online Mahasiswa
Arsitektur Universitas Tanjungpura, Vol. 6, No. 1, Hal. 331 -333, Jurusan Teknik Arsitektur,
Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai