Anda di halaman 1dari 10

KARYA-KARYA AMI

Di tahun 1980-an, para pemilik modal umumnya menggunakan jasa arsitek luar
negeri. Beberapa arsitek di Indonesia yang menyadari hal ini tergerak untuk membuktikan
kualitas sekaligus memunculkan gaya arsitektur yang menyesuaikan dengan konteks
budaya di Indonesia. Di sini lah forum diskusi Arsitek Muda Indonesia berperan sebagai
wadah untuk menampung semangat dan inspirasi di kalangan praktisi arsitektur. Kegiatan
AMI membantu para praktisi menemukan dan memunculkan kembali identitas arsitektur
Indonesia. Kegiatannya beruapa pameran arsitektur, aneka diskusi arsitektur, open house
mengenai perjalanan arsitektur, sayembaraserta berbagai kegiatan kerja sama dengan
institusi lain seperti Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Alhasil, para praktisi yang tergabung
dalam AMI terlihat memiliki identitas tersendiri melalui berbagai rancangannya.

 Perancangan Rumah Tinggal :

Terdapat dua pendekatan dalam merancang tempat tinggal. Pendekatan tersebut


dilakukan dengan (1) mengadaptasi gaya arsitektur terhadap lingkungan dan (2)
merancang atas dasar ide orisinal (atau bisa disebut dengan berarsitektur yang
independen) yang bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan binaan (Imelda Akmal,
2002). Arsitek –arsitek yang tergabung dalam AMI menunjukkan jati diri melalui
rancangannya. Rancangan bangunan - bangunan tersebut menciptakan kediaman yang
nyaman, fungsional, sesuai dengan karakter dan gaya hidup penghuni sehingga tidak
merasa asing tinggal di rumahnya sendiri.

 Coba House karya Daniel Sandjaja.

Sumber foto: pinterest.com


Denah lantai satu. Denah lantai dua.

Gambar potongan.
Sumber foto: buku Karya-karya Arsitek Muda Indonesia oleh Imelda Akmal hal. 41-43.

COBA HOUSE
Arsitek: Daniel Rianto Sandjaja.
Lokasi: Puri Candra Asri, Biaung, Bali.
Luas tapak: 190 m2.
Luas bangunan: 200 m2.
Tahun dibangun: 1999.
Coba house memiliki bentuk geometris yang menyesuaikan dengan iklim tropis di
Indonesia. Di dalam rumah ini sengaja disediakan ruang terbuka di tengah tapak
(inner courtyard) yang memiliki fungsi untuk mengatasi panas dari radiasi matahari
sekaligus sebagai pusat rumah. Bangunan yang serupa dengan real estat ini
menggunakan material utamanya dinding aci kasar, material roster semen, dan
lantai ubin PC berwarna putih. Rumah ini didesain polos namun arsitek tetap
memasukkan unsur lokal ke dalam rancangan. Sumber insipirasi dalam
perancangan rumah ini adalah Bale bengong Bali. Salah satu contoh penerapan
dari inspirasi tersebut adalah ruang-ruang di lantai dua saling berhadapan
menghadap courtyard yang terbuka lebar. Alhasil, ruang tersebut terkesan menjadi
luas baik secara visual maupun pengalaman di dalam ruangan.

 BANGUNAN KOMERSIAL :

Perancangan pada bangunan komersial tentunya mempunyai tujuan yang berbeda dengan
merancang rumah tinggal. Penciptaan pengalaman arsitektural di dalamnya menjadi unsur
yang paling penting pada bangunan komersial. Salah satu cirinya adalah ruangan yang
didesain seefisien mungkin sebab ruangan-ruangan benar-benar dimanfaatkan di setiap
sentinya.

 Bioskop Kemang karya Theresia Astrid W. dan Yori Antar

Foto potongan bangunan.

Foto perspektif bangunan.


Gambar denah lantai satu. Gambar denah lantai dua.
Sumber foto: buku Karya-karya Arsitek Muda Indonesia oleh Imelda Akmal hal. 104-
105.

KEMANG MOVIE THEATER

Arsitek: Theresia Astrid W. dan Yori Antar.


Lokasi: Kemang, Jakarta Selatan.
Luas tapak: 1554 m2.
Luas bangunan: 986 m2.

Bioskop Kemang dirancang khusus untuk studio yang memutar film-film secara
independen. Bioskop ini terletak di Kemang, Jakarta Selatan. Letaknya
tersembunyi di balik cafe, toko dan rumah-rumah. Para arsitek yang merancang
ini memunculkan identitas khas bangunan yaitu ciri independen. Identitas
tersebut ditampilkan dengan menggunakan material kaca transparan di luar
sehingga sirkulasi pergerakan pengunjung di tangga dan ramp terlihat. Begitu pun
dengan pencahayaan di dalam ruang bangunan ini. Kemudian, identitas bangunan
sebagai tempat hiburan ditampilkan juga dengan fasade gedung bioskop yang
memberikan space untuk ditempelnya poster-poster film serta finishing kolom yang
dicat warna-warni.
 BANGUNAN RELIGIUS :

Bangunan religius sekarang ini terlihat berbeda dengan jaman sebelumnya. Tidak ada lagi
tanda-tanda di fasad bangunan yang sebagai identitas bangunan religius, seperti kubah
pada masjid ataupun atap runcing tinggi ke atas dan lonceng pada gereja. Bangunan
religius kini dirancang sesuai dengan perkembangan jaman namun tidak menghilangkan
simbol ataupun suasana ruang yang tercipta khusyuk dalam beribadah.

 Masjid Asy Syuhada Trisakti (Jeffry Sandi dan Sukendro Sukendar Priyoso)

Foto bangunan Masjid Asy Syuhada.


Sumber foto: maps.google.co.id
Denah lantai dasar. Denah lantai satu. Denah
lantai dua.
Sumber foto: buku Karya-karya Arsitek Muda Indonesia oleh Imelda Akmal hal. 122-
125.

Masjid ini berada di lingkungan Universitas Trisakti, Jakarta Barat.


Awalnya lahan bangunan tersebut merupakan lahan terbuka kosong dan
dikelilingi oleh bangunan-bangunan tinggi yang letaknya rapat. Kemudian pihak
universitas mengadakan sayembara perancangan masjid dengan konteks secara
arsitektural. Pemenang kontes yang terpilih menciptakan bangunan yang terkesan
membaur dengan lingkungan sekitarnya. Masjid ini tidak memiliki kubah tetapi
mempunyai atap dak beton dan atap transparan untuk pencahayaan ke dalam
ruangannya. Pada lantai dasar sengaja tidak menggunakan dinding dengan tujuan
lantai dasar terkesan seperti lahan kosong terbuka sebelumnya (sebagai area
mahasiswa belajar atau berisitirahat) dan lantai satu dijadikan menjadi ruang
sholat.

 SAYEMBARA DESAIN ARSITEKTUR :

Sayembara merupakan salah satu platfrom yang membantu arsitek memunculkan ide-ide
dan inovasi terbaiknya. Bahkan melalui sayembara klien bisa mendapatkan rancangan
yang paling terbaik dibandingkan dengan cara menunjuk seorang arsitek untuk
mendesain.

 Gereja Santa Maria Bintaro ( Adi Purnomo, Yori Antar, Theresia Astrid W.,
Robby K., Ricky K – Han Awal & Partners)
Sumber foto: buku Karya-karya Arsitek Muda Indonesia oleh Imelda Akmal hal. 134-
137.

Pada awalnya gereja Paroki Santo Matius tidak bisa menampung umat gereja yang
semakin banyak. Maka dari itu, sayembara perancangan gereja diadakan untuk
mencari sebuah karya untuk pembangunan gereja baru. Karya yang diharapkan
adalah karya yang mampu menyesuaikan dengan lokasi tapak. Lokasi tapak
berada di kawasan perumahan baru Kota Taman Bintaro Jaya, Jakarta. Tapak ini
merupakan lahan sisa bekas galian dan berada di sebelah jaringan kabel tegangan
tinggi. Pemenang sayembara yang terpilih menciptakan rancangan yang
mengefesiensikan ruangan pada bangunan serta membangun citra gereja yang
berbeda atau baru.

Pada fasade gereja dibuat menaikan lapangan rumput dari sisi depan ke
bangunan sisi belakang. Sisi depan dijadikan lahan parkir dan dibuat tertutup oleh
pohon-pohon. Ruang bawah pun jadi terlindungi dari jaringan kabel tegangan
tinggi. Rancangan ini menyamarkan bentuk gereja sehingga terkesan humble,
sederhana, serta bersahaja. Program tata ruang dibuat menerus dan menyempit
dari tapak yang besar menuju mimb atau altar. Hal ini bertujuan supaya umat
gereja terfokus pada altar dan lebih berkonsentrasi dalam beribadah.

Beberapa tokoh yang berpartisipasi dalam forum Arsitek Muda Indonesia:

1. Adi Purnomo
Sumber foto: goodreads.com

Lahir di Yogyakarta tahun 1968 dan lulusan Jurusan Arsitektur Universitas


Gadjah Mada. Beliau aktif mengikuti sayembara dan pernah menjadi
pemenang pada sayembara desain rumah di atas rawa Jakarta Utara (2000)
dan sayembara desain arsitektur Gereja Santa Maria Regina Bintaro (2001). Ia
pernah mengikuti lebih dari 9 pameran arsitektur di Jakarta, Yogyakarta,
Semarang, dan Den haag bersama AMI. Beliau pernah bekerja di biro
arsitektur Pacific Andhika Internusa Architects, DP Jakarta dan Singapura.
Kemudian ia mendirikan Studio Arsitektur di Jakarta.

2. Andi Pratama

Lahir di Padang pada tanggal 4 Juni 1975. Beliau merupakan


lulusan dari Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Indonesia. Ia
pernah memenangkan sayembara Art Center di Jakarta (2001),
desain Renovasi Gereja Santa Perawan Maria Ratu, Jakarta serta
meraih juara pertama untuk kompetisi tertutup Sovereign Mansion
House Kemang bersama tim arsitek Andra Matin. Beliau juga aktif
dalam beberapa pameran AMI di Jakarta. Ia pernah bekerja di PT
Han Awal & Partners, PT AREGA, dan biro Andra Matin
Architects.

Sumber foto:
instagram.com/andipratam
3. Tan Tik Lam

Sumber foto: instagram.com/architect_landrover_community

Lahir di Bandung pad atanggal 22 September 1966. Beliau biasa dipanggil


Lemy merupakan lulusan Jurusan Arsitektur Universitas Katolik
Parahyangan. Ia pernah memenangkan sayembara seperti IAI Award 1999
untuk Perancangan Multi Gamentama, Bandung dan lainnya. Ia juga pernah
aktif di beberapa pameran seperti Pameran AMI di ITB. Ia telah
menyelesaikan lebih dari 30 proyek di bawah arsitekturnya sendiri.

4. Daliana Suryawinata

Lahir pada tanggal 12 Agustus 1980 dan pernah


menempuh studi di Universitas Tarumanegara. Ia
pernah mendpatkan penghargaan Conceptually
Adventurous dalam sayembara Art Center Festival
Jak@rt 2001.

Sumber foto: casaindonesia.com

5. Gregorius Supie Yolodi

Lahir di Jakarta pada tanggal 14 Oktober 1974. Beliau pernah menempuh


studi di Universitas Katolik Parahyangan. Ia aktif mengikuti sayembara
perancangan arsitektur dalam dan luar negeri. Beberapa
karya belia pernah tercantum dalam majalah Laras dan Krea
Magazine. Beliau pernah bekerja di Paramacitra
Architecture, biro arsitek Graha Cipta Hadiprana, Triaco
Sanur Bali. Kemudian di tahun 2000, beliau mendirikan
biro arsitektur Design & Associates Architect.
Sumber foto: instagram.com/cosmagozali

KESIMPULAN

Forum Arsitek Muda Indonesia terbentuk pada era 80-an, yang memiliki tujuan sama
untuk memunculkan karakter rancangan Indonesia dalam iklim tropis. Unsur lingkungan
lokal dan budaya di Indonesia dapat dijadikan sebagai gaya arsitektural tersendiri ataupun
bisa dipadukan dengan gaya modern yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Contoh perwujudannya adalah perancangan rumah tinggal, bangunan komersial dan
bangunan religius.

Anda mungkin juga menyukai