KONSEP:
Taman Lapangan Banteng dibangun ulang menggunakan konsep tiga zona, yakni zona Monumen
Pembebasan Irian Barat, zona olahraga, dan taman. Pada zona pertama, disekeliling monumen dibuat
amphiteater lengkap bersama kolam pantul.
revitalisasinya tidak boleh bersaing dengan monumen yang telah ada. Desainnya dibuat melingkar
bergaya amphitheater yang dilingkupi kolam air agar terkesan segar di siang hari dengan bangunan
bendera pada sisi kiri dan kanannya sehingga menghadirkan kesan seimbang.
Kawasan Kalijodo yang dulunya terkenal dengan hiburan malam kini bertransformasi. Pasca-penertiban
yang dilakukan pada Februari 2016, lahan Kalijodo dikembangkan menjadi ruang terbuka hijau (RTH)
dan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).
Dengan didanai oleh CSR pengembang Sinar Mas Land melalui Bumi Serpong Damai Tbk, proyek RTH
dan RPTRA merupakan sebuah crash program dari Pemprov DKI Jakarta. Dalam waktu yang sangat ketat,
kawasan Kalijodo seluas 3,4 hektare di wilayah Jakarta Utara dan 5.489 meter persegi di wilayah Jakarta
Barat diubah menjadi sebuah ruang publik untuk interaksi warga Ibu Kota. Oleh karena itu, dalam
pengerjaan proyek ini, koordinasi dan kerja sama yang maksimal antara perencana dan kontraktor
menjadi krusial demi mencapai tujuan dari desain yang dikehendaki.
DESAIN GEOMETRI TIGA DIMENSI
Kalijodo terbagi menjadi dua kawasan, yaitu area yang terletak di Jakarta Barat dan bagian yang berada
di Jakarta Utara. Dalam penataannya, kawasan Jakarta Barat diperuntukkan menjadi RPTRA, sedangkan
ruang terbuka hijau yang dibagi menjadi dua, yaitu area aktivitas dan hutan kota.
Area aktivitas dilengkapi fasilitas yang dapat menjadi activity generator, seperti skate park,
amphitheatre, dan function area sebagai fasilitas pendukung kegiatan yang berlangsung. Sementara itu,
area hutan kota dijadikan sebagai penghijauan kota, area joging dan bersepeda, serta beberapa titik
peristirahatan yang juga dilengkapi kios sebagai tempat pengunjung beristirahat.
Permukaan ruang hijau yang tidak flat dan lebih banyak dihadirkan dengan desain area penghijauan
yang menggunakan permainan geometri tiga dimensi. Konsep tanaman menggunakan vegetasi yang
tidak membutuhkan banyak perawatan. Oleh karena itu, alih-alih menggunakan tanaman hias dan
perdu, ruang hijau diisi rumput dan pohon peneduh. Bangunan di area penataan Kalijodo didesain untuk
menjadi sebuah pahatan pada wilayah itu, seperti bangunan penunjang pada area function. Ornamen
bangunan yang memadukan budaya Tionghoa dan Betawi pun memperindah bangunan di area Kalijodo.
Pada kawasan di Jalan Teluk Gong Raya juga dibuat Monumen Kalijodo yang dirancang seniman Hanafi
dengan mengambil konsep sumur kehidupan.
Di lain hal, RPTRA didesain sebagai ruang berinteraksi bagi anak-anak dan orang tua. Kawasan RPTRA
dilengkapi taman bermain anak, sarana pendidikan berupa perpustakaan dan kolam gizi, lapangan
futsal, jalur refleksi, ruang PKK, dan sebuah ruang serbaguna.
Mengingat kawasan ini merupakan sebuah ruang publik yang dikunjungi banyak orang, bangunan dalam
kawasan ini menggunakan material sederhana yang memiliki daya tahan tinggi dengan perawatan yang
minim. Beton, bata, dan konstruksi baja dipilih sebagai material untuk seluruh fasilitas publik di kawasan
ini.
DATA PROYEK
Nama proyek: RTH & RPTRA Kalijodo
Lokasi: Jakarta Barat dan Jakarta Utara
Selesai: Desember 2016
Area pembangunan: 5.489 meter persegi (Jakarta Barat) dan 3,4 hektare (Jakarta Utara)
Luas area bangunan: 145 meter persegi (RPTRA) dan 1.179 meter persegi (function area RTH)
Jumlah fasilitas: 9
Tinggi bangunan: 4-8 meter
Klien/pemilik: Gubernur DKI Jakarta – Dinas Pertamanan dan Perumahan DKI
Firma arsitek: Han Awal & Partners
Arsitek utama: Ir Yori Antar Awal, IAI
Kontraktor utama: PT Anugerah Mandiri
Mekanik & pengerjaan elektrik: PT Anugerah Mandiri
Insinyur sipil & struktur: PT Arkonin
Foto/gambar: Sinar Mas Land
PROFIL:
KONSEP:
- membangun dengan satu arah: Untuk mendukung pembangunan trotoar, ruas Jalan Wahid
Hasyim kini diberlakukan sistem satu arah. Ada dua tahap pemberlakuan sistem satu arah Jalan
KH Wahid Hasyim. Tahap I dimulai dari simpang Jalan Jaksa sampai simpang Jalan Agus Salim
dari arah timur ke barat atau menuju Sarinah. Kemudian, sistem satu arah ini juga berlaku di
Jalan Agus Salim dari simpang Jalan KH Wahid Hasyim sampai simpang Jalan Kebon Sirih atau
Jalan Sabang.
- Memberi space untuk PKL: Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina
Marga DKI Jakarta Riri Asnita mengatakan, trotoar Jalan KH Wahid Hasyim akan memfasilitasi
pedagang kaki lima (PKL). "Sudah kami sosialisasikan ke masyarakat. Untuk PKL kan tidak kami
jadikan musuh, kalau space-nya ada ya kami tampung," ujar Riri, 3 Oktober lalu.
- Ramah untuk penyandang disabilitas.
Urban Design (PSUD). Kemudian melanjutkan pendidikan S2 di University of New South Wales (UNSW).
Setelah bekerja di SOM Asia dan AECOM. Saat ini ia aktif di studio Urban+ yang ia dirikan pada tahun
2017.
KARYA LAINNYA:
JAKARTA
2018
KOTA WISATA
JAKARTA
2017
JAKARTA
Lokasi perpustakaan yang berdiri di atas tanah 2,5 ha itu tidak jauh dari stasiun kereta UI dan Pondok
Cina, Depok. Di areal UI perpustakaan bisa diakses dengan bus kampus, bersepeda, atau berjalan kaki.
Untuk itu disediakan jalur sepeda dan pejalan kaki. Di sekeliling kompleks perpustakaan berdiri gedung
Rektorat, Masjid, dan Balairung UI.
Perpustakaan yang dibangun sejak tahun 2009 ini memang dirancang sebagai jantung universitas,
dengan rencana koleksi literatur hingga empat juta buku. “Filosofinya The Crystal of Knowledge,
mengajak setiap orang agar selalu membaca dan menyerap ilmu pengetahuan seumur hidup. Orang
hanya berhenti belajar ketika mati,” kata Etty Setyawati, Koordinator Pengembangan SDM Perpustakaan
UI.
Semangat dalam mencari dan menyebarkan ilmu seluas-luasnya disimbolkan melalui banyak elemen.
“Danau misalnya, selain sebagai penyejuk lingkungan, juga merupakan simbol tinta yang seolah-olah
diserap oleh akar pohon besar. Sedangkan atap pada gedung tinggi yang runcing miring ibarat pena
untuk menuliskan karya,” jelasnya.
Gedung dengan dinding luar berlapis batu alam andesit ini dibuat miring, mengingatkan pada bentuk
prasasti pada zaman dulu yang lazim menjadi media untuk menuliskan peristiwa dan pengetahuan agar
dapat diketahui umum. Memasuki gedung, pentingnya ilmu masih diingatkan lewat instalasi patung-
patung dari kayu lapis jati, soar, dan nangka karya pematung Iriantine Karnaya yang terpajang di sudut-
sudut gedung.
Interior perpustakaan terasa sangat luas dan terbuka karena mengadopsi sistem void. Untuk
menghubungkan antar lantai dibuat jalan trem selain lift. Lantai satu terdiri dari ruang santai dengan
banyak sofa dan stool di mana semua pengunjung bisa menggelar laptop atau berdiskusi. Di lantai ini
juga ada ruang pelayanan, ruang penyimpanan tas, ruang komputer yang menjadi favorit mahasiswa,
dan ruang pameran.
Layanan peminjaman buku ada di lantai 2–4. Bagi mahasiswa calon peraih gelar doktor disediakan
penyewaan ruang cubical berukuran 1,5 x 1,5 m2 agar mereka bisa belajar intensif. Lantai lima khusus
untuk ruang rapat dan berakses dengan atap bukit. Lantai enam digunakan untuk auditorium, lantai
tujuh dan delapan untuk kelas atau ruang sidang.
Pada 1987, sepulang dari Australia, Budiman mendirikan PT Duta Cermat Mandiri (DCM), yang
merupakan bagian dari grup internasional yang berkantor pusat di Melbourne. Budiman memulai karir
sebagai arsitek di Australia. Saat belajar rancang bangun di Universitas Melbourne,ia mendapat
kesempatan untuk magang di sebuah biro arsitek. Usai menyelesaikan kuliah, ia pun bergabung
dengan Denton Corker Marshall, sebuah biro arsitek terkenal di Melbourne.
Dicky Hendrasto
KONSEP: Stadion Akuatik GBK dirancang memiliki bentuk atap yang ikonik dengan mengambil bentuk
transformasi gelombang air, sesuai dengan fungsi bangunan sebagai sebuah sarana olahraga renang.
B. STADIUN TENNIS
PROFIL: Adi Purnomo merupakan seorang arsitek penuh prestasi yang telah
meraih berbagai penghargaan yang lahir di Yogyakarta, Indonesia pada tahun
1968. Pada tahun 1986 beliau menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada di
Yogyakarta. Pada tahun 2005 pun, Adi Purnomo melanjutkan untuk menuntut
ilmu di Universitas Pelita Harapan dari tahun 2006 -2011
Pada tahun 1994, Adi Purnomo sudah bekerja di PAI, Jakarta. Tahun 1998 Adi
Purnomo berkerja di DP Arsitek, Singapura Penghargaan yang di raih:
- penghargaan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) untuk rumah urban pada tahun 2002
- Penghargaan IAI arsitek muda pada tahun 2004 oleh majalah Tempo
- penghargaan IAI Jakarta pada tahun 2006, dan penghargaan AR (Architectural Review)
Commendation di London pada tahun 2010.
-
D. ISTORA SENAYAN
KONSEP: Fokus desain pada tiga poin yaitu venue, heritage dan taman kota.
Istora memiliki masalah pada kebocoran udara, air, serta masalah pencahayaan.Boy Birawa menghadapi
tantangan tersebut dengan mengatur kembali jalur utilitas pada bangunan, terutama peletakan lighting
dan air conditioner. Pengaturan letak komponen air conditioner turut berdampak baik pada fasad
bangunan, sehingga konsep strukturalisme berhasil ditonjolkan.Strukturalisme menampilkan kejelasan
struktur pada bangunan yang memperlihatkan dengan jelas pertemuan atap dengan balok. Untuk
memperkuat kesan Istora sebagai bangunan ‘masa lalu’, Boy Bhirawa memilih lalang berwarna
kemerahan pada desain lanskap Istora.
Menciptakan hubungan antara Istora dengan taman di sebelahnya merupakan tantangan tersendiri. Boy
Bhirawa merancang ruang publik di sekeliling bangunan. Boy Bhirawa merancang ruang publik dengan
cara membuat ruangan-ruangan multifungsi di sekeliling Istora dengan atap dak beton
ARSITEK: BOY BHIRAWA
KONSEP:
Koridor ini dirancang sebagai ruang terbuka hijau
dengan inspirasi kekayaan seni & budaya dari pelosok
Nusantara bersinergi dengan komplek Gelora Bung Karno
peninggalan arsitektur modern classic yang kini
direvitalisasi oleh para arsitek Indonesia.
Ada empat koridor yang mengantar warga memasuki
kawasan SUGBK. Kini empat koridor tersebut punya wajah
baru. Desain sebelumnya yang kaku dan menjemukan, kini
lebih menarik berkat detail berjiwa Nusantara.
"Setiap koridor itu ada pattern-pattern yang
menggambarkan kenusantaraan. Ada motif batik, tenun,
ada kepulauan, banyak lagi," jelas Yori Antar, desainer yang
ditunjuk untuk mendesain ulang koridor SUGBK.
PROFIL ARSITEK:
Nama lengkap arsitek ini adalah Gregorius Antar
Awal, yang lebih akrab disapa dengan Yori Antar. Beliau
lahir tanggal 14 Mei 1962. Lulus dari Teknik Arsitektur UI
pada tahun 1988. Sekarang menjabat sebagai Director,
Desain Manager di PT Han Awal & Partners, Architects.
Penghargaan terkini beliau peroleh dari IAI Award 2008
untuk Rumah Tenun Sintang di Kalimantan.
Penghargaan yang lain adalah:
Short list nomination Aga Khan Award for Architecture 2013 untuk Waerebo
Award of Excellence 2012 UNESCO Asia-Pacific Awards kategori Cultural Heritage Conservation
Mbaru Niang, Nusa Tenggara Timur
IAI Award untuk penghargaan Arsitek dari IAI DKI, Desember 2012
Penghargaan Arsitektur untuk rumah asuh dari majalah Tempo 2012
IAI Award 2011, Konservasi Rumah Tradisional Wae Rebo - NTT
IAI Award 2008, untuk Rumah Tenun Sintang, Tirta Dharma
Arcasia Award 1996, Untuk kategori rumah tinggal, untuk proyek Rumah Murah Swadaya, Plan
International Kupang.
Beliau memiliki perhatian amat besar terhadap pelestarian bangunan bersejarah mempelajari
arsitektur di Universitas Indonesia. Pada tahun 1989, ia bersama kawan-kawannya membentuk
kelompok Arsitek Muda Indonesia. Sejak tahun 1991, ia ditunjuk sebagai fotografer freelance untuk The
Aga Khan Award for Architecture. Karya arsitektur dan foto-foto hasil bidikannya telah banyak
dipamerkan dan dibukukan. Selain Tibet, banyak negara di dunai yang sudah dikunjunginya.
Beliau juga mengikuti berbagai Organisasi di bidang Arsitektur, diantaranya Rumah Asuh, Liga
Merah Putih, AKA, IAI, Arsitek Muda Indonesia. Beliau juga mengikuti berbagai sayembara, antara lain:
Juara 1 sayembara Interchange Dukuh Atas Jakarta, yang diadakan oleh Dinas Tata Kota DKI
Jakarta dan IAI Jakarta, 27 November 2008
Juara 1, Sayembara Pusat Informasi Museum Terbuka Trowulan
Juara 1, Sayembara Arsitektur, gedung Quantum, Fakultas Teknik UI, Mei 2008
Juara 1, Sayembara terbatas sekolah SD&SMP Strada-Bekasi, Desember 2007
Juara 1, Sayembara Menara Maluku, Ambon, 19 Agustus 2005
DeddyWahjudi
Deddy Wahyudi merupakan seorang lulusan S1 dari ITB tahun 1998. Ia mengambil gelar
master di Nihon University pada tahun 1998 hingga 2000 dan meraihgelardoktoralnya di Chiba
University pada tahun 2005. Kini bersama dengan Nelly Daniel, ia menjadi pasangan arsitek
yang mendirikan firma arsitektur yang bernamaLabo Architects + Design sejaktahun 2006.
Bersaman dengan itu ia juga menjadi staff pengajar di almamaternya ITB.
Profil:
Achmad D. Tardiyana
Achmad Deni Tardiayana yang akrabdengansapaanApep, merupakanseorangarsitek dan
pengajar yang menyelesaikankuliahdariarsitektur ITB angkatan 1987. Sejakmahasiswa,
beliaumemilikiminat yang tinggiterhadaparkeologi dan sejarahdalamarsitektur.
Beliaukinimenjabatsebagai principal Architect URBANE dan salah satudosen Stupa (Studio
Perancangan) arsitektur di ITB. Di sela-selakesibukanantaraberpraktik dan mengajar,
Apepmenuliskritikarsitekturataumembuatsketsabersamakomunitasnya. Salah
satubukuberisikumpulankritiknyaberjudul {so.lil.o.quy}, dicetakterbatas pada tahun 2011.
3. Juara 3: Tim Gregorius SupieYolodi(d-associates – www.d-associates.com )
Profil:
Gregorius SupieYolodi
Born in Jakarta, October 14, 1974, graduated from the Architectural Engineering
Parahyangan Catholic University in 1998. Interned in 1996-1997 at GrahaciptaHadiprana,
Jakarta. Later in the year 1998 – 1999 worked as a project architect at Triaco Bali, in year
1999 – 2000 became a partner in Tjipta NuansaKreasitama.
Then in 2001 founded the dassociates. Yolodi is a registered member of the Indonesian
Institute of Architects (IAI) and has served as pengurus IAI Jakarta 2006-2009
Maria Rosantina
Born in Jakarta, 19 September 1974, graduated from the Architectural Engineering
Parahyangan Catholic University in 1998. Interned in 1998, at Rekamatra, Bandung. After
graduation, in year 1998 – 1999 worked as a project architect at Hepta, Bandung in year 2000
– 2002 worked as an architect at BataraKrida Mega Kencana, then in 2003 joined as a partner
in the d-associates. Maria is a registered member of the Indonesian Institute of Architects
(IAI).
Both Supie and Maria were active members of the Green Architecture club during their study
and are well-travelled throughout the Indonesian archipelago. This experience equips them with
a strong awareness of the diverse facets of architectural history, traditions, and socio-urban and
environmental characteristics of the rapidly developing nation.
Konsep:
Konsep yang diusung mengedepan kan
perjuangan bangsa Indonesia dari sebelum
kemerdekaan hingga berdaulat.
Mereka merancang ulang interior
bangunan tanpa mengubah total bentuk
monumen. "Kami lebih berbicara di konten,
jadi sudah langsung menunjukkan sangat
Indonesia, sangat menunjuk kan lambang
negara, sangat menunjukkan perjuangan
negara itucukup," imbuh Mei.
Dalam rancangannya,
iamenambahkanlorong yang mengarah
kekoridor bawah tanah. Nantinya seluruh
pengunjung melewati koridor ini sebelum
memasuki bangunan utama. Selain itu,
akan ada tambahan ramp atau jalur landai
untuk para penyandang disabilitas.
Desain interior Tugu Nasional akan dibuat lebih bercerita dengan mengambil judul Kibar
Kelana Indonesia. Interaktif Dalam merancang desain interiornya, Mei mengatakan ada lima
poin yang ditekankan, antara lain sirkulasi pengunjung baik vertical maupun horisontal, akses
bagi disabilitas, serta petunjuk arah. Selain itu ada pula konten yang berfokus pada perjuangan
dan ruangan yang dimaknai lebih dalam. Salah satuhal yang menarik dari rancangan Mei adalah
penyajian cerita dalam bentuk diorama. "Kemarin ditanyain, 'dioramanya tetap?' iyatetap, tapi
cara penyajiannya saja yang kami modifikasi," ungkap dia.
Diorama yang dimaksud terbagi menjadi beberapa level. Setiap level menceritakan
perjalanan bangsa Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan. Setiap perjalanan akan
diceritakan dengan menggunakan teknologi interaktif.
Hal ini, menurut Mei, merupakan salah satu upaya untuk menarik minat masyaraka
tkhususnya anakmuda untuk kembali ke museum. Bahkan dalam rancangannya, Mei dan tim
menyisipkan permainan interaktif. "Maunya sekalian mengedukasi orang lain bahwa kita sedang
di level yang lebih baik, lebih maju jadi jangan memperlakukan museum seperti ini. Kan
sekarang makan di dalam, piknik, enggak begitu menarik. Cuma buat istirahat aja karena di
luarpanas," tutur Mei.
Sumber: https://properti.kompas.com/read/2019/01/31/200000021/kibar-kelana-indonesia-
menghadirkan-sejarah-dalam-perspektif-
optimis
YudhistiraHarahap
Yudhistira AP Harahap have been years experienced in Hadiprana Design Consultant.
He got Bachelor degree in Interior Design and Master degree in Lighting Design from
InstitutTeknologi Bandung, also Diploma degree in International BusinessStudy
fromUniversitasPadjadjaran.He always create the design not only from the aesthetic
aspect but also the market perspective.
Projects:
- Hotel &Resort : Nusa Dua Golf Garden, Btdc, Bali ; Meritus Hotel & Resort
Seminyak, Bali ; Hotel Sultan, Jakarta, Etc.
- Office Space :Bukalapak, Jakarta ;Mahardika Group, Alamanda Tower Tb
Simatupang, Jakarta ; The Speaker Of Indonesia Representatives Council's Office,
Nusantara IIISenayan, Jakarta ; Etc.
- Residences :Kemang Penthouse Building, Jakarta ;Pondok Indah Residence, Jakarta
;Sisingamangaraja Residence, Jakarta ; Hang Tuah Residence, Jakarta ; Etc.
- Retail :QboxEpicentrum Walk, Jakarta ;Vio's Kitchen, Jakarta
Profil:
Budi Lim started his firm Budi Lim Architects in early 1980s after years of study and work in the UK.
The bureau serves a wide range of architectural service; from residential to high-rise commercial
buildings and from new buildings to numerous heritage conservations. He has interest in historical
architecture of Jakarta, as he believes that one should know the city well to be able to understand
the city’s contexts and aims for design. He is driven to make life better by connecting people to
nature and help them stay rooted to history through space.
He has won the Indonesian Eisenhower Exchange Fellowship and the UNESCO Asia-Pacific
Heritage Awards for National Archive Building Conservation. He has designed the award-winning
Indonesian Pavilion at 2010 World Expo, Shanghai.
With his great reputation, he has been a jury for numerous events, including UNESCO Asia-
Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation.
Inti dari desain adalah bisa menjawab permasalahan dengan pernyataan. Pada Sayembara Urban desain
ini peserta di tuntut untuk mencari permasalahannya sendiri kemudian menyelesaikannya.
Pemenang utamanya adalah Sarah Ginting dengan judul “Gang Sesama”, ide dasarnya adalah
menyediakan fasilitas untuk anak-anak di gang untuk bermain.
Konsep arsitektur yang diusung Sarjana Arsitek jebolan Universitas Parahyangan, Bandunginimengolah
ruang sempit di perkampunganpadat menjadi arena bermain yang nyaman.Gagasan Sarah tersebut
didapuk sebagai pemenang sayembara Sustainable Urban Developmentyang diselenggarakan
Kementerian Pekerjaan Umum pada 2009. Nah sebagian hadiah lomba tersebut sebesar Rp 30 juta
dikucurkan untuk membuatarena bermain di perkampungan padat penduduk di Cisatu.
Pada Agustus 2010,arena bermain anak-anak di perkampungan padat mulai dibangun. Butuh waktu
sekitar 3 bulan, kata Sarah sebelum pilihan jatuh di lokasi itu. Sebab tak mudah meyakinkan warga untuk
mewujudkan idenya "Ketika ada program (warga setempat) itu mikirnya apakah ini kampanye tertentu
atau proyek (partai) tertentu. Ada warga yang sinis. Bahkan ada satu lokasi di Bandung --yang tak perlu
saya sebutkan tempatnya di mana--akhirnya proyek kita bubar. Dari pada dibikinkan mainan, lebih baik
dibuat dangdutan lah. Cukup melelahkan," kenang Sarah.
Sarah tentu tak bekerja sendiri.Perempuan 39 tahun itu dibantu mahasiswa arsitek dari
UniversitasParahyangan dan ITB. Arenabermain ini lantasdiberi nama Gang Sesama. Terinspirasi dari
serial film anak-anak di televisi. "Maksudnya supaya lebih familiar, karena kan ada "Sesame Street" terus
ada seri anak-anaknya kan (di televisi) Jalan Sesama. Nah kalau saya sebut Gang Sesama. Itu kan artinya
milik kita bersama-sama, tapi di gang. Asal ada gang yang lebarnya 120 cm itu bisa dibikin tempat
main..ha ha ha."
Setelah proyek Gang Sesama di Cisatu, Kelurahan Cieumbeuluit selesai, tidak membuatSarah Ginting
berpuas diri. Bersama mahasiswa Arsitektur Institut Teknologi Bandung, ITB mereka tengah menyiapkan
proyekserupa di perkampungan padat pendudukdi bilangan Tamansari, Bandung.
Sarahbermimpigagasanruang bermain anak di perkampungan padat penduduk bisa dibangun di kota lain
di Indonesia."Kalau boleh rencana ini bisa diimplementasikan di mana saja. Sejak 2007-2010 ada40
prototype(mainan anak) yang siap dibuat. Dan kami dengan sukarela asal ada pihak yang tertarik,
ituuntuk memberi gambar kerjanya. Asal ada pihak yang tertarik monggo." Dia berharap lewat arena
bermain di perkampungan miskin danpadat penduduk,ruang kota di Indonesia lebihnyaman dihuni
anak-anak.
Pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jakarta Pusat yakni JPO Bundaran Senayan dan
Gelora Bung Karno (GBK). Revitalisasi JPO ini merupakan program dari Gubernur DKI Jakarta, Anies
Baswedan agar menjadikan tempat penyebrangan yang ramah disabilitas.
Selain itu, keberadaannya mewujudkan DKI Jakarta sebagai kota yang modern di samping pembangunan
Pelican Crossing yang sudah lebih dulu ada.
Diketahui, total anggaran yang dibutuhkan untuk membangun tiga JPO Kekinian ini mencapai Rp 56
miliar.
Rincian anggarannya: anggaran JPO Bundaran Senayan Rp 17,4 miliar, JPO GBK Rp 18,5 miliar, JPO PMJ
Rp 19,3 miliar dan jasa konsultan sekitar Rp 1 miliar.
Nominal tersebut sudah termasuk pemasangan lift, instalasi listrik, dan fasilitas penerangan dengan
sistem panel surya.
Namun, belum termasuk biaya akses ramp ke halte busway untuk mempermudah para disabilitas
menuju halte Transjakarta dengan menggunakan kursi roda.
Pada JPO kekinian ini nantinya akan dilengkapi pencahayaan warna-warni dan dipasangi kamera closed
circuit television (CCTV) untuk keamanan.
Memasuki area JPO, pejalan kaki disambut dengan landasan datar berbahan kayu komposit dan
memiliki pegangan berbahan serupa. Pada sisi kiri dan kanan jembatan berbatas besi warna hitam dan
beratap transparan.
Landasan datar ini merupakan fasilitas ramah disabilitas. Saat naik ke arah main bridge atau jembatan
utama sepanjang 68 meter, pejalan kaki akan disuguhi desain jajaran pagar putih dan lampu temaram
yang menyala di malam hari.
Jembatan dihiasi cahaya dengan warna kekuningan, pantulan cahaya kalau malam sangat bagus. Kalau
di sisi lainnya cahaya lampu warna putih," kata pengawas JPO. Pejalan kaki pun bisa menikmati
keindahan langit Jakarta dan suasana gedung perkantoran di sekitarnya karena atap dibuat transparan.
Selain itu, pejalan kaki juga dimanjakan dengan kemudahan jalur penghubung antara JPO dengan halte
bus transjakarta dan ke area mass rapid transit.
Selain tampilan yang memanjakan mata dan menjadi penghubung ke jalur transportasi umum, JPO
Bundaran Senayan juga akan difasilitasi dengan dua lift. Namun, saat ini pemasangan lift belum
dilakukan dan hanya jalur JPO yang siap digunakan.
Konsultan : PT ARKONIN
Didirikan pada tahun 1961 sebagai PT Pembangunan Departemen Desain Jaya, PT Arkonin didirikan
sebagai desain dan konsultasi rekayasa perusahaan independen pada tahun 1975.
Setelah ribuan proyek selesai, meliputi jutaan meter persegi, Arkonin telah menjadi salah satu desain
dan rekayasa perusahaan yang paling dihormati dan berpengaruh di Indonesia.
pengalaman yang luas Arkonin meliputi kantor, pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, pusat
kebudayaan, lapangan golf, olahraga dan rekreasi, bangunan industri, perencanaan kota baru, desain
perkotaan, serta jalan dan jembatan, air bersih, pembuangan limbah dan sistem drainase, dan rekayasa
lalu lintas.
Pada tahun 2014, Pak Umar Ahmad, selaku Bupati Kabupaten Tulang Bawang mengundang tim
andramatin untuk membangun Tubaba. Andra Matin yang lalu mengajak Hanafi, seorang seniman yang
sudah berkolaborasi dengan Andra Matin di salah satu projek sebelumnya. Hanafi yang akhirnya
mengajak Auguste Soesatro, yang mendesain baju berdasarkan karya arsitektur kontemporer tim
andramatin. Proses pembangunan Tubaba sendiri terdiri dari 9 proyek utama, dengan 2 proyek yang
sudah selesai, dan 7 proyek yang masih dalam tahap pembangunan.
Tujuan utama ke-9 proyek utama dari Tubaba tidaklah sebatas program – program ruang yang
memfasilitasi kegiatan masyarakat Tubaba, namun ialah sebuah makna yang lebih mendalam,
memberikan sebuah identitas kepada sebuah kota melalui arsitektur dan desain. “Daerah Lampung
merupakan daerah yang memiliki populasi transmigran terbanyak di Indonesia, sekitar 75% imigran di
Indonesia berdiam di Lampung, dan hal yang seringkali terjadi adalah transmigran – transmigran yang
dialokasikan ke desa – desa.
Baitul Sobur berbeda dengan tipologi Masjid pada umumnya yang berkubah. Andra Matin ingin
membuktikan bahwa bahwa orang-orang Islam itu adalah orang-orang kreatif, orang-orang yang punya
kemerdekaan berimajinasi, tanpa harus melanggar asas agama Islam. “Masjid Nabawi juga tidak
berkubah. Masjidil Harram juga tidak punya kubah. Tapi arsitektur di Soviet malah memiliki kubah.
Dalam Alquran tidak ada ketentuan tentang fisik sebuah masjid.” Lanjut Mas Aang. Beliau sendiri
menjelaskan bahwa desain Baitul Sobur ini merupakan sebuah terobosan, sebuah konsep yang menurut
Pak Bupati dapat dipandang sebagai sesuatu yang revolusioner baik kepada perangkat pemerintahan,
maupun kita sebagai masyarakat.
Sessat Agung merupakan proyek kedua yang diselesaikan oleh tim andramatin. Sessat Agung dalam
Bahasa Lampung dapat diartikan sebagai balai adat. Sempat dijelaskan bahwa ada arti desain tersendiri
di balik bangunan Sessat Agung, yang tentunya berbeda dengan desain Baitul Sobur. Andra Matin
mengatakan bahwa Masjid merupakan suatu simbol yang menunjukkan adanya relasi antara manusia
dan Tuhan. Oleh karena itu, desain dari bangunannya dibuat meninggi ketimbang melebar. Berbeda
dengan Sessat Agung yang desainnya mewakili relasi antar sesama manusia dalam beradat istiadat. Oleh
sebabnya, desain dibuat dalam bentuk horizontal yang menggambarkan kesetaraan antar manusia, tidak
ada yang derajatnya lebih tinggi, ataupun lebih rendah. Pada bagian atap, Sessat Agung ini memiliki
repetisi planar yang disusun menjadi 9 segitiga. Desain kanopi sudah diatur sedemikian rupa agar
menyerupai siger, sebuah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas
dan bentuknya memiliki cabang – cabang berjumlah sembilan. Kononnya, bila warga hendak
mengadakan acara adat Lampung seperti pernikahan. Rakyat akan menggunakan Siger Emas dari alam
gaib melalui salah satu kebun warga. Kebun warga yang dipercaya keberadaannya gaib itu, merupakan
perkampungan masyarakat Lampung dari masa lalu. Karena suatu hal yang tidak dijelaskan,
perkampungan ini hilang beserta seluruh penghuninya. Masyarakat bisa berhubungan dengan warga
kampung yang hilang itu dengan cara meminjam Siger, yang dipergunakan dalam kegiatan adat
tersebut. Siger gaib itu keberadaannya sekarang sudah tidak ada, kisahnya sekarang hanya tinggal cerita
dongeng belaka. Peranan tim andramatin dalam mengangkat cerita ini dan mengadopsinya dalam
sebuah desain. Kebanyakan arsitektur dibuat hanya mementingkan sisi fungsionalnya, beberapa hanya
ada yang mementingkan segi estetika. Ketika tim andramatin membangun Sessat Agung ini, dengan
cerita di baliknya, bangunan ini tidak hanya menjadi bangunan yang fungsional, tidak lagi sebuah
bangunan yang memiliki estetika apik. Bangunan ini menjadi sebuah identitas dari warga Lampung.
Kisah cerita mereka tidak lagi sebatas dongeng, melainkan cerita yang diabadikan dalam sebuah objek
arsitektur, yang implikasinya erat dengan warga sekitar.
Arsitek Ary Indrajanto tampil sebagai salah satu pemenang IAI Award 2018. . Dia menjadi yang terbaik
setelah karyanya, sekolah BPK Penabur Summarecon Bekasi memenangi Kategori Pendidikan.
Tampilan luar sekolah ini berbentuk seperti persegi panjang bergaris-garis di sana-sini. Dinding bagian
luarnya terdapat banyak lubang dan jendela.
Hal itu dibuat supaya banyak angin dan sinar matahari yang masuk sehingga sirkulasi udara di dalam
ruangan lebih bagus. Sebab, kondisi cuaca di daerah itu dikenal cukup panas.
“Konsepnya bangunan sekolah yang informal dan secara pasif menerapkan Sustainable Building, dengan
pemanfaatan cahaya matahari yang melimpah dan penghawaan alami yang optimal di keenam lantai
koridornya,” ujar Ary Indrajanto saat dihubungi.
Desain itu diusung untuk menyiasati cuaca panas. Karena itu, dibuatlah banyak lubang dan jendela
dengan desain miring supaya angin dan cahaya masuk sehingga suhu di dalam ruangan tidak terlalu
panas.
Dia menuturkan, gedung ini merupakan sekolah untuk tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA. Ini menjadi
salah satu tantangan bagi Ary dan timnya untuk merancang bangunan yang bisa mengakomodasi semua
level pendidikan itu.
Sebab, menurut aturan sekolah, anak TK dan SD tidak diperkenankan bertemu dengan anak SMP dan
SMA. Aturan itu dibuat dengan maksud menghindari Bullying. “Kami pecahkan masalah itu jadi program
yang menarik,” ucap Ary.
Secara keseluruhan, ada 62 kelas untuk semua tingkat pendidikan di sekolah ini. Area untuk mengantar
anak TK dan SD ada di lobi utama basement , sedangkan untuk anak SMP dan SMA di lobi utama lantai 1
dengan menggunakan lift.
Akses dari halaman sekolah menuju ke dalam lobi melalui tangga yang dibuat beberapa tingkat. Ada
bidang miring di bagian tengah untuk kursi roda dan besi untuk pegangan tangan.
Di atas tangga itu terdapat atap dengan kaca transparan sehingga cahaya matahari bisa lebih maksimal,
tetapi tetap b
isa melindungi orang yang mau masuk ke sekolah jika terjadi hujan.
Sekolah ini dibangun di atas lahan seluas 10.000 meter persegi dan luas total bangunannya yaitu 40.130
meter persegi.
Ary lahir di Madiun 25 Mei 1971. Menerima gelar arsitektur dari Universitas Brawijaya malang,
Indonesia (1995). Ia telah memperoleh catatan sebagai 15 tahun kualifikasi pengalaman sejak saat itu.
sebelum mendirikan Abody pada tahun 2005, ia bekerja untuk AXIS Architecture Planners di Singapura
dari 1998-2006 dimana jabatan terakhir adalah kepala sekolah desain. Dia memiliki minat yang luas
dalam bidang arsitektur mulai dari perumahan, perhotelan, institusi dan arsitektur industri yang
belakangan ini menjadi subjeknya. Selain menjadi praktisi ersitektur dikesehariannya, ia juga merupakan
seorang penulis lepas untuk beberapa rubrik arsitektur dan majalah gaya hidup di Indonesia. Saat ini ia
sudah menulis buku Abody and its 7 years of journey.
Pengalaman Kerja:
- !995, Junior Architect, Building Investment Dev, AUTO 2000, Astra Intl, Jakarta.
Apa yang Anda pikirkan saat pertama kali mendengar kantor partai politik? Bagi Delution, kantor politik
khususnya di Indonesia memiliki kesan yang kaku, tertutup, tidak bersahabat, dan membentengi diri dari
lingkungan masyarakat. Mungkin konflik yang sering terjadi baik di internal ataupun eksternal partai
serta demo masyarakat menjadi alasan utama kantor partai terkesan sepertibenteng dan tertutup.
Padahal, secara filosofis hal tersebut sangat bertentangan dengan nyawa sebuah partai
politik dan konstituennya yang merupakan masyarakat itu sendiri. Partai Golkar DPD DKI Jakarta, selaku
pemilik proyek dan salah satu partai tertua di Indonesia berniat untuk melakukan suatu revolusi untuk
menjadi partai yang lebih modern, transparan, kolaboratif, dan terbuka sehingga dapat menarik
perhatian generasi muda yang tertarik dengan dunia politik untuk bisa berpraktik secara langsung.
Tentunya semua visi itu harus sejalan dengan bangunan kantornya yang merupakan wadah utama
aktivitas serta “wajah peradaban” dari partai politik ini.
Kondisi existing terdiri dari 2 bangunan yang salah satu bangunannya berfungsi sebagai kantor dan
bangunan lainnya menyisakan tulang dan beton seperti bangunan yang setengah jadi. Arsitek harus
melakukan suatu perubahan dengan budget seminimal mungkin. Hal ini dikarenakan dana partai berasal
dari kolektivitas para anggotanya. Penyelesaian renovasi ini pun dilakukan secepat mungkin untuk
mengejar momen pemilihan Gubernur Jakarta agar masyarakat bisa menyaksikan perhitungan suara
bersama dengan Gubernur yang diusung oleh partai Golkar di bangunan ini. Arsitek mengusung tema
utama “Revolusi” pada restorasi agar bangunan baru tidak hanya sebagai benda mati, namun juga dapat
merevolusi perilaku serta mental dari anggota partai serta masyarakat selaku pengguna dari bangunan
ini. Konsep Revolusi terdiri dari 4 nilai utama sebagai dasar dari revolusi perilaku yang diterapkan dalam
implementasi arsitektur bangunannya. Keempat nilai tersebut adalahOpen and Transparency, Green
Reviving, Collaborative & Community Hub, serta Raising the Nationalism.
Nilai pertama, Open and Transparency, bukan bentuk arsitektur yang hanya terbuka, namun juga akan
mengubah perilaku pengguna bangunannya. Salah satu bentuknya adalah konsep tanpa pagar yang
menunjukkan keterbukaan diri partai ke masyarakat. Konsep ini bertujuan untuk mengubah pandangan
masyarakat bahwa partai tidak menutup diri dan terkesan eksklusif. Seluruh lantai 1 dari bangunan 3
lantai dijadikan fasilitas umum yang dapat dimasuki oleh masyarakat umum. Ini juga tentunya dapat
membantu menjawab masalah di Jakarta yang kurang dengan area terbuka hijau untuk bermain dan
bersosialisasi. Fasilitas tersebut dilengkapi oleh lapangan umum, masjid, amfiteater, kebun urban
farming, perpustakaan, serta fasilitas komersial seperti toko bunga, toko kreatif, bakery, minimart,
serta café sebagai fasilitas penunjang ekonomi.
Lantai 2 dan 3 terisi oleh ruang-ruang kantor yang dikelilingi dengan kaca transparan sehingga tidak ada
lagi ruang untuk melakukan diskusi tertutup dan tersembunyi seperti anggota partai pada umumnya.
Konsep transparency ini melatih sekaligus merevolusi perilaku anggota partai politik yang umumnya
bersifat tertutup menjadi lebih terbuka dan tidak ada yang perlu disembunyikan satu sama lain.
Nilai Kedua adalah Green Reviving yang berupa solusi membungkus tulang bangunan lama dengan
tanaman. Solusi ini dirasa paling efisien baik dari biaya, waktu, serta menghasilkan satu wajah serta iklim
arsitektur yang lebih baik dan modern. Cara ini bisa dilakukan tanpa mengubah tulang bangunan lama
sehingga pekerjaan bisa lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Kesan “Hidup kembali” dari bangunan
sebelumnya yang terlihat mati tanpa jiwa memberikan filosofi semangat baru untuk membangun
kembali seperti sifat tanaman yang terus tumbuh tanpa batas.
Konsep hijau tentunya tidak hanya dari tanaman, namun juga memperhatikan aspek hemat energi.
Setiap ruang di bangunan ini ditata agar kaya akan sinar matahari dan udara sehingga penggunaan
AC berkurang. Bangunan existing yang sebelumnya masif juga dibuat dengan layout koridor terbuka
sehingga 75% dari luas bangunan menjadi area terbuka mulai dari area kantor hingga area publiknya.
Konsep Green Reviving membuat suasana mikro di lahan ini menjadi terasa lebih sejuk dan dingin dan
tentunya secara tidak langsung merevolusi perilaku masyarakat serta anggota partai di Indonesia yang
umumnya sering tidak menghargai tanaman dan taman. Bangunan yang menjadi indah karena tanaman
tentunya membuat orang-orang yang menggunakan bangunan ini juga lebih menjaga tanaman itu
sendiri.
Nilai ketiga adalah Collaborative & Community Hub dengan tujuan agar Golkar DKI Jakarta bisa
menunjukkan kepada masyarakat bahwa kolaborasi adalah satu solusi terkuat atas masalah-masalah
yang sedang dihadapi bangsa ini. Sudah bukan waktunya lagi bergerak sendiri-sendiri. Bersatu padu,
gotong royong dan bekerja sama adalah wajib di era keterbukaan informasi dan media. Menjawab hal
ini, maka bangunan didesain tanpa ruangan yang bersifat milik pribadi dan individual seperti “Ruang
Ketua” atau “Ruang Sekretaris”.
Semua ruangan adalah milik bersama, dapat digunakan bersama, dan selalu terbuka untuk siapa pun
yang menjadi kader Golkar. Hal ini tentunya sangat mengubah perilaku petinggi partai/organisasi yang
umumnya memberi kesan eksklusif pada dirinya karena jabatan yang ia emban dan sering kali memberi
jarak antara pimpinan dan anggota.
Community Hub diterapkan dengan membuka fasilitas di lantai 1 menjadi wadah aktivitas kebersamaan
antara warga dan komunitas-komunitas di Jakarta yang berjumlah ribuan. Aktivitas itu ditampung
dengan menghadirkan amfiteater yang sewaktu-waktu bisa menjadi area untuk seminar kecil, dan acara
komunitas serupa lainnya seperti talkshow, music performance, art performance,exhibition, dan lainnya.
Selain amfiteater, taman tengah juga dapat digunakan untuk berbagai acara masyarakat, mulai dari
acara pertemuan, diskusi warga, taman bermain anak, hingga menjadi venuepernikahan dengan
konsep outdoor party.
Nilai yang terakhir sekaligus nilai ke-4 adalah Raising the Nationalism untuk menumbuhkan kembali
semangat nasionalisme setiap anggota, simpatisan, serta masyarakat yang datang ke kantor Golkar ini.
Semangat nasionalisme itu diterapkan dalam bentuk nama setiap ruangan yang menggunakan simbol-
simbol kebangsaan seperti Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, Sumpah Pemuda, Proklamasi, Indonesia
Raya, serta nama-nama presiden yang pernah menjabat di Indonesia mulai dari Soekarno hingga Joko
Widodo. Hal ini diterapkan agar dalam hari-hari mereka menjalankan aktivitas, mereka bisa memanggil
ruang-ruang tersebut dengan sebutan simbol kebangsaan. Penamaan ruang menjadi sebuah kampanye
untuk kembali menyadarkan nilai-nilai kebangsaan yang secara perlahan mulai hilang di tengah-tengah
masyarakat Indonesia.
Selain 4 nilai utama sebagai implementasi dari konsep revolusi di atas, arsitek juga menerapkan
penggunaan material yang sifatnya unfinished, namun dibentuk dan dikemas secara estetis. Selain dapat
menghemat biaya, juga dapat mempersingkat waktu pekerjaannya sehingga menjadi win-win
solution antara tampilan, biaya dan waktu.
Arsitek juga banyak menerapkan wayfinding melalui signage pada setiap lantai, ruang dan area-areanya
agar bangunan ini lebih ramah informasi kepada para pengguna.
Arsitek : Delution Architect
Delution Design Revolution merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perencanaan arsitektur dan
perencanaan desain interior. Dengan lingkup perencanaan yang beridi di jakarta selatan. Didirikan oleh 3
Arsitek muda bernama Muhammad Egha, Sunjaya Askaria, dan Hezby Ryandi yang mempunyai visi yang
sama pada tahun 2013 di Jakarta. Pada tahun 2014 kita mendapat Partner baru yang bernama Fahmy
Desrizal yang ikut membantu membangun Delution. Kami selalu berusaha menciptakan gagasan yang
inovatif dan kreatif dalam menjawab kebutuhan arsitektur dan interior masa kini, dan kami memiliki visi
dapat ikut berpartisipasi dalam membangun wajah ruang dan kota menjadi lebih baik, secara nasional
maupun internasional. Fokus pada tujuan memaksimalkan dan memberikan yang terbaik dalam segi
desain, fungsi serta harmonisasi diantara keduanya dan ikut menciptakan karya yang revolusioner bagi
dunia kreatif khususnya arsitektur dan interior.
Selain menjalankan berbagai macam proyek di daerah Lokal (Jakarta), Nasional (Sukabumi dan
Bengkulu) hingga International (India). Delution juga telah memperoleh beberapa penghargaan baik
secara Nasional maupun Internasional, seperti Special Mention German Design Award 2016 yang
diadakan German Design Council di Frankfrut, Bes Design of The Year for Corporate Small Space
Category yang diadakan Asosiasi Desain Interior Internasional di Hong-Kong dan Finalis 2A Asia
Architecture Awards yang diadakan 2A Magazine di Istanbul. Untuk Nasional Delution berhasil meraih
Juara 2 (2nd Award) pada Sayembara Monumen Patung Yesus di Jayapura yang diadakan oleh Ikatan
Arsitek Indonesia. Selain penghargaan, Project Delution juga telah terpublikasi oleh beberapa media dan
jurnal internasional seperti Korea, China, Germany, French, Arab, Spain, dan Rusia.
13. KINEFORUM
Csutoras & Liando is an architecture and design office led by Melissa Liando and Laszlo Csutoras. Our
experience ranges from creating one-off joinery to designing large scale public buildings and includes
refurbishments and interiors as well.
We work in close collaboration with clients and users to provide clear and appropriate formal and
spatial proposals to meet their requirements.
From the concept and design stage through to construction and completion we pay thorough attention
to detail in order to achieve a coherent and well-built end result, be it a piece of furniture or a building.
We are accustomed to working internationally and have the expertise to deliver consistent quality in
different regulatory and cultural environments.
KINEFORUM
kineforum adalah program dari Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) yang dimulai di tahun
2006. KINEFORUM adalah ruang bioskop mini, tercipta atas kerjasama antara DKJ dengan UP PKJ dan
jaringan bioskop XXI. di dalam Komplek Taman Ismail Marzuki. Ruang yang dikelola oleh tim bentukan
Komite Film DKJ ini menawarkan ragam program film sekaligus diskusi tentang film . Film-film yang
diputar adalah film-film yang bisa menjadi alternatif tontonan bagi Anda sebagai anggota publik. Mulai
dari film klasik maupun kontemporer, film panjang maupun pendek, film luar maupun dalam negeri, film
non arus utama maupun arus utama. Pemutaran dilakukan dalam ruangan yang memenuhi standar
teknis bioskop profesional dengan tata suara yang memadai. Kami berusaha maksimal untuk memutar
film dengan kualitas teknis terbaik dengan segala keterbatasan kami, seperti luas ruang dan kapasitas
penonton (45 orang).
Sebagai bioskop alternatif terprogram pertama di Jakarta, KINEFORUM (dan kineforum) diadakan
sebagai tanggapan terhadap ketiadaan bioskop non komersial di Jakarta dan kebutuhan pengadaan
suatu ruang bagi pertukaran antar budaya dan gagasan melalui karya audio-visual. Sesuai dengan nama
kami, kine berasal dari cinema yang identik dengan “gambar bergerak”, dan forum yang berarti ruang
pertemuan gagasan, kami percaya penuh pada medium sinema sebagai penyampai pesan, pemantik
diskusi, penyebaran pengetahuan dan peluas wawasan. kineforum berusaha sekuat mungkin
menjalankan prinsip "pembelajaran sinema" dan "pembelajaran lewat sinema".
Untuk mencapai hasil optimal dalam pertukaran gagasan, salah satu prinsip dasar kineforum dalam hal
teknis dan pengelolaan adalah dengan memastikan perijinan dan kesepakatan antar pembuat film dan
kami selaku pemutar, agar semua pihak sama-sama mendapat manfaat. Dari kesepakatan saling
manfaat ini, kami menyajikan film-film kepada Anda dengan sejumlah donasi wajib. Separuh dari donasi
wajib ini kami gunakan untuk biaya operasional, dan separuhnya lagi untuk pihak pemilik film. Artinya,
dengan menikmati tontonan yang ditawarkan dalam program kineforum Anda telah berkontribusi
langsung terhadap kelangsungan kehidupan perfilman, khususnya perfilman Indonesia.
Joko Dwi Avianto lahir pada tahun 1976 di Cimahi, Jawa Barat. Selama 1996-2001, Joko menempuh
pendidikan seni di Institut Teknologi Bandung. Selanjutnya pada 2003-2005, Joko melanjutkan studinya
di program pasca-sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Karya Joko
pertama kali dipamerkan dalam pameran bersama di tahun 1999 dalam “Fetishism” di Scuplture Studio
ITB, Bandung, dan “Creative Experiment” di Soemardja Gallery, Bandung. Setelah itu karya Joko mulai
sering mengikuti pameran bersama di Indonesia. Di tahun 2011, Joko dua kali menggelar pameran
tunggal, yaitu “Astakona” di Benda Gallery, Yogyakarta, serta “S.A.M.O” (Social Activator Mobile Object),
di Bandung. Pada tahun 2015, karya instalasi Joko yang terdiri dari 1500 batang bambu ikut dipamerkan
dalam “Frankfurt Book Fair 2015” di Jerman.
Joko seringkali menggunakan media dari bambu, ataupun yang berhubungan dengan bambu, pada
berbagai karyanya. Pada pameran bersama “Reborn” (Semarang, 2009), Joko menggunakan media
bambu pada instalasinya yang diletakan pada sekitar pintu. Menurutnya, media bambu tersebut sesuai
dengan gagasanya dalam mengkritisi eksploitasi alam. Pada pameran bersama lainnya, “Contemporary
Landscape” (Bandung, 2011), Joko menampilkan karya berjudul “wrapping java”. Karya tersebut terbuat
dari resin dengan bentuk anyaman bambu yang seperti membungkus pulau Jawa. Menurut Asmudjo
Jono Irianto sebagai kurator, karya tersebut mengangkat tema mengenai hubungan alam dan budaya.
Pulau Jawa yang terbungkus oleh anyaman bambu dapat dilihat sebagai metafor keinginan utopis untuk
mempertahankan keaslian alam dan budaya jawa.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/06/30/21484311/terminal-blok-m-halte-transjakarta-
andalan-dengan-segala
Ketiganya, yang diinisiasi anak-anak muda berusia 20-an akhir sampai 30-an awal, menggagas “ruang
merenung” di tengah-tengah kawasan Bintaro yang padat dan bising. Mereka meriset di beberapa titik
situs yang dikatakan paling kritis dari prototipe awal yang sedang dibangun itu di kompleks studio
mereka di Sektor 7 Bintaro. Salah satu elemen penting dari seluruh kota metropolis di dunia adalah
tingkat tekanan kompetitif di ruang kerja, kemacetan lalu-lintas, harga-harga produk konsumsi yang
melambung tinggi, kesenjangan sosial, dan kepadatan populasi yang rentan terhadap kesehatan mental.
Depresi mengakibatkan rendahnya angka produktivitas, dan ketiga studio kreatif itu menemukan solusi
jenial: membuat jeda sejenak warga dari rutinitas keseharian. Warga bisa rehat di shelter tersebut,
dekat dengan pepohonan yang di-install di dalamnya, sekaligus mendengarkan suara-suara natural dari
headphone yang tersedia melantunkan suara gemericik air, ombak bergulung, angin yang seolah
menembus pori-pori kulit dan atmosfer malam hari di pedesaan yang kuping terasa tergetar suara
bambu bergesekan yang ditingkahi cengkerik di kejauhan. Sudah pasti, terik matahari, beban kerja,
padatnya lalu lintas segera terkurang drastis usai kita keluar dari shelter tersebut.
1. BITTE
Bitte Design Studio is a Jakarta-based architecture and interior design company endeavor with a simple
mission to create a sustainable space for people. Their casual approach leads them to work and
collaborate with people from any fields and backgrounds."To design is to understand not only about the
aesthetic, but more about the context, the experience and materiality." Chrisye Octaviani and Agatha
Carolina try to bring this notion into reality. This means injecting characters and uniqueness into spaces
that make people feel at home; to understand one’s desire for bold and habitable living space.
Assisting people to realize their dreams for a gratifying environment; connecting a soul to its
surrounding, to its home.
di Jalan Boulevard Raya Bintaro, kita menemu instalasi kolaborasi Numo Studio dan J+A Design berupa
jaring-jaring dan karya seni. Mereka beritikad mengaktifkan taman kota sebagai area yang fleksibel bagi
warga bisa mencurahkan kebebasan kreatifnya. Numo Studio diinisiasi oleh Nus Salomo, seorang perupa
yang beberapa tahun terakhir berkarya dengan mesin-mesin cetak tiga dimensi. Menurut Nus, kondisi
ini merupakan tantangan terberat seniman meneghadapi hadirnya teknologi cetak hari ini.
Menghilangkan peluang kerja manual para artisan pembuat citra tiga dimesional dengan
mengefisienkan energi, waktu dan biaya.
18. ARCADIA
“Plasticology” yang dibuat oleh Arcadia Architects, terbuat dari bambu dan bekas minuman plastik. Dan
yang kedua adalah instalasi di ruang terbuka “Art and Sound Experience”. Pengunjung dapat menikmati
lagu dengan headset yang disediakan. Dan disini ada beberapa koleksi buku tersebar untuk dibaca sambil
santai sejenak di kursi dan meja kecil.
“Festival ini tidak hanya memberdayakan ruang publik, tapi juga akan berdampak strategis pada
pengembangan ekonomi kreatif,” sahut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari pangestu ketika
bersepeda sembari membuka KTCF 2014. “Kegiatan festival ini diharapkan dapat mem-branding Kota
Jakarta dan revitaliasasi Kota Tua Jakarta sebagai pusat ekonomi kreatif, pariwisata, budaya dan sejarah,
yang menarik untuk di kunjungi”
Antusiasme warga ini terlihat menyenangkan, disamping publikasi yang di bantu oleh perusahaan Kereta
Api indonesia yang juga turut menyemarakkan pameran tentang kereta api di Stasiun Jakarta Kota,
Kereta komuter jakarta juga turut memudahkan masyarakat jakarta berpindah dari satu titik ke titik lain
dengan mudah. Antusiasme warga ini menurut saya membuktikan bahwa masyarakat Jakarta
membutuhkan ruang publik lain dan tempat rekreasi lain yang kini semakin berkurang seolah olah
tergantikan oleh mall. Selain sebagai ruang publik, daya tarik bangunan dan area tua ini adalah sejarah
yang bisa menjadi kekuatan baru, menarik warga untuk menikmati kotanya sendiri, sekaligus menjadi
tempat belajar yang hidup di kota milik kita sendiri.
Dalam KTCF 2014 ini, ruang publik seperti plaza di gunakan sebagai area berkumpul komunitas dengan
tenda tenda komunitas yang tersebar di Jakarta, dan sebuah panggung musik dan hiburan. Untuk
menyemarakkan plaza Fatahillah, SHAU dan Diana Ang, menggagas sebuah instalasi layang layang
mimpi yang berupa 10.000 buah lembaran fiber berwarna warni yang digantung beserta beserta tulisan
harapan masyarakat Jakarta yang telah di kumpulkan datanya melalui media sosial.
Pameran hasil workshop Archipunctural (Architecture accupunture) terdapat 6 bangunan dan 1 kawasan
kota tua yang di desain oleh 3 arsitek Indonesia, 3 Arsitek Belanda dan 1 arsitek landsekap Belanda
secara titik titik akupuntur yang dipilih dari bangunan yang bersejarah dan dalam kondisi yang sudah
rusak tak terpakai. Dengan Motor dari Rumah Asuh dan Erasmus Huis, Kedutaan Belanda, workshop dan
pameran ini bisa mengisi bangunan tua di gedung tua Tjipta Niaga.
Pameran hasil workshop Arsitektur berisi desain dari Rumah asuh tentang Rumah Akar milik Ella Ubaidi
yang di desain menjadi galeri dan kafe berlayar dinding dinding yang tertutup akar, dan penambahan
fungsi hostel agar terdapat aktifitas yang hidup sepanjang hari. Andramatin melanjutkan renovasi
bangunan Kantor Pos bersama Lin Che wei dari JEFORAH menjadikannya galeri kontemporer bertaraf
internasional. Dengan tema yang sama Djuhara+Djuhara merevitalisasi bangunan Milik Edi Sadeli dan
OMA Hongkong juga merevitalisasi bangunan Tjipta Niaga menjadi bangunan multifungsi sehingga bisa
mendorong fungsi dan kegiatan baru di bangunan tak terpakai tersebut. Kees Christianse dari KCAP
membuat sebuah instalasi bambu mengisi reruntuhan bangunan Samudera yang terinspirasi dengan
bentuk yang ada sebelumnya. MVRDV dari Belanda membuat sebuah taman vertikal di bangunan Kerta
Niaga, penutup atap yang sudah rusak di hiangkan dan dibiarkan bolong sehingga cahaya dan udara bisa
menembus kedalam bangunan. Instalasi yang terakhir adalah hasil workshop Niek Roozen bersama
Universitas Wageningen merevitalisasi landsekap kawasan Kota Tua Jakarta.
Tak hanya pameran instalasi seni, gambar dan maket arsitektur di gedung Tjipta Niaga, 2 Bangunan
yang menjadi titik akupuntur arsitektur juga di buat seperti harapan arsiteknya. Bangunan Kerta Niaga
yang di desain oleh MVRDV di isi instalasi tanaman dan tumbuhan dengan beberapa karya seni didalam
bangunannya. Instalasi bambu dari KCAP juga turut berdiri mengisi bangunan Samudera yang sudah
rubuh.
19. SHIA TRAIN STATION (HEBSA INDONESIA)
Satya Yesaya D memulai karir profesionalnya sebagai Arsitek di Atelier Enam Arsitek di
Jakarta pada tahun 2003. Kemudian ia bekerja di Prada Tata Internasional (Arsitek PTI)
di Jakarta dari 2004 hingga 2010 sebagai Arsitek. Kemudian pada 2011, ia bekerja di
Grup Agung Sedayu sebagai Arsitek Senior. Dia juga terlibat dalam banyak proyek
desain (arsitektur, proyek desain interior). Dia memiliki banyak pengalaman dalam
menangani proyek termasuk Komersial, Perkantoran, Perumahan, Campuran
Digunakan dan Proyek Desain Perkotaan.
Boi Dapot L. memulai karir profesionalnya sebagai Arsitek di Atelier Enam Arsitek di
Jakarta pada tahun 2003 hingga 2011 sebagai Arsitek Senior. Dia terlibat bekerja di
beberapa proyek arsitektur, desain interior, dan proyek desain lansekap. Dia memiliki
banyak pengalaman dalam menangani proyek termasuk Bandara, Bangunan
Transportasi, Komersial, Perkantoran, Proyek Perumahan, Campuran, dan
Perencanaan Induk.
Hidden park program merupakan proyek public space activitation yang terletak di Taman Tebet, Jakarta
"Dirancang dengan indeks konsumsi energi 150 KW/mm persegi per tahun yang hampir sama dengan
gedung di Malaysia dan Singapura," kata Kepala Perpustakaan Nasional Muh Syarif Bando di Jakarta,
Jumat (15/09/2017).
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy
dan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat
meresmikan hasil revitalisasi pembangunan
Perpustakaan Nasional itu pada Kamis
(14/09/2017).
miliar.
Syarif mengungkapkan bangunan Perpustakaan Nasional dirancang berbentuk persegi panjang seperti
jendela yang memiliki arti filosofi sebagai jendela dunia untuk pusat kegiatan edukatif, rekreatif dan
kultural, serta dilengkapi teknologi kabel jaringan data kategori 7.
"Juga berteknologi perangkat jaringan aktif yang mampu mentransfer data sampai dengan 100 Gbps,"
ujar Syarif.
Taman Cicendo terletak di Jalan Aruna di daerah yang terkenal dengan bengkel pandai besi kecil. Taman
dirancang di sekitar baja sebagai bahan dan tema. Alih-alih mengatur berbagai fungsi seperti paviliun
pameran, taman skate, parkir, bengkel pandai besi, kios seniman, area zen, tribune, dll. Ke zona kaku,
desain berusaha untuk mendorong eksplorasi dan karenanya secara bertahap menggabungkan fungsi
satu sama lain melalui tanah yang berbeda bahan dan topografi pita baja berkarat. Selain itu, puncak
topografi akan digunakan untuk memamerkan patung baja dari seniman loca
23. DAGO PARK
BANDUNG
Franciska Windy adalah perencana utama dan arsitek. Fokusnya terletak pada konsep
MASTERPLAN
desain perkotaan yang dikombinasikan dengan pendekatan interdisipliner kreatif untuk
(Founder of ZEAL) menemukan solusi yang lebih baik pada tantangan perkotaan kontemporer.
Sandy Putranto telah mengerjakan berbagai proyek mulai dari desain arsitektur detail
hingga proyek perencanaan utama kota seluas 6000 Ha. Eksposurnya ke proyek-proyek
internasional dengan bekerja pada proyek-proyek Asia timur tengah, Amerika dan
Eropa.
Taman Dago
adalah
taman destinasi baru di Bandung yang menawarkan
pengalaman ritel baru, taman tematik, pengalaman
menginap yang unik dan tempat di mana semua pengunjung
dapat menikmati
24. PASAR ANYAR BEKASI
Menurut Edward Kusma, Direktur Vida Bekasi, kehadiran Pasar Anyar ini menjawab kebutuhan
masyarakat akan fasilitas perbelanjaan yang bersih dan nyaman, serta menjual aneka barang dengan
harga terjangkau. “Kami mencatat lalu-lintas orang dan barang di kawasan Vida makin meningkat.
Penduduk Vida saja lebih dari 9.000 orang, ditambah pemukiman sekitarnya yang padat,” tukasnya hari
ini.
Dalam mengembangkan Pasar Anyar, Vida ingin mewujudkan konsep farmers market, yakni
menyediakan aneka produk segar hasil pertanian kota di Bekasi, produk organik lokal, hingga aneka
barang dan jasa lainnya. Pasar Anyar merupakan hasil rancangan arsitek Danny Wicaksono (Studio
Dasar) memiliki bentuk atap miring yang unik, serta berdaya tampung hingga lebih dari 6.000 orang.
“Pasar Anyar terdiri dari 2 kompleks bangunan yaitu ruko dan area pasar. Atap miring terinspirasi dari
bentuk atap rumah adat di Indonesia. Selain menciptakan identitas arsitektur kawasan, atap Pasar Anyar
yang besar juga akan memberikan naungan yang teduh dengan sirkulasi udara yang baik, sehingga
berbelanja di Pasar Anyar terasa nyaman dan tidak pengap,” ujar Danny menjelaskan.
Pembangunan Pasar Anyar dilaksanakan secara bertahap. Tahap 1, ruko Pasar Anyar telah diluncurkan
pada 2016 dan langsung disambut baik oleh masyarakat. Seluruh unit terjual dan pembangunan ruko
tahap 1 pun hampir rampung pada kuartal 1 tahun ini. “Animo masyarakat sangat besar. Mereka dapat
melihat potensi pasar yang luas, mulai dari kawasan Narogong hingga Setu. Pembangunan tahap 1
rampung, langsung kita mulai tahap 2,” jelas Edward.
Tahap 2 Pasar Anyar ditandai dengan peluncuran unit ruko tahap 2 yang merupakan deretan ruko yang
menjadi fasad (bagian depan) Pasar Anyar. Ruko tahap 2 memiliki keunggulan 2 fasad (akses), artinya
ruko ini memiliki 2 sisi yang bisa diakses, yaitu sisi yang menghadap jalan dan sisi belakang yang
terhubung dengan area pasar.
“Ruko ini ideal untuk toko, butik atau resto yang ingin memanfaatkan traffic. Usaha Anda jelas terlihat
dari jalan raya, juga dapat menjaring konsumen dari dalam pasar,” tutup Edward.
Dalam mengembangkan Pasar Anyar, Vida menggunakan konsep farmers’ market, yakni menyediakan
produk segar hasil pertanian Bekasi, mulai produk organik hingga barang dan jasa lain.
Dirancang arsitek Danny Wicaksono (Studio Dasar), pasar ini memiliki atap miring dengan daya tampung
lebih dari 6.000 orang.
“Pasar Anyar terdiri dari dua kompleks bangunan, yaitu ruko dan area pasar. Atap miring terinspirasi dari
bentuk atap rumah adat di Indonesia. Selain menciptakan identitas arsitektur kawasan, atap Pasar Anyar
yang besar juga akan memberikan naungan yang teduh dengan sirkulasi udara yang baik, sehingga
berbelanja terasa nyaman dan tidak pengap,” jelas Danny.
Edward menuturkan, pembangunan Pasar Anyar dilakukan bertahap. Tahap pertama, Ruko Pasar Anyar
yang diluncurkan pada 2016 lalu telah terjual habis, sementara pembangunannya diperkirakan rampung
pada kuartal pertama tahun ini.
Tahap kedua, Pasar Anyar yang dimulai dengan peluncuran ruko tahap 2. Ruko tahap 2 memiliki dua
fasad dengan dua akses, yaitu menghadap jalan dan terhubung dengan area pasar.
“Ruko ini ideal untuk toko, butik atau resto yang ingin memanfaatkan traffic,” jelas Edward.
Tropical Urbanism
Vida Bekasi dibangun di atas lahan seluas 130 hektar dengan mengusung konsep tropical urbanism yang
dirancang arsitek Andra Matin. Tropical urbanism adalah konsep kehidupan yang sadar dan responsif
terhadap iklim tropis.
Vida Bekasi diluncurkan pada Oktober 2013 dan kini tengah mengembangkan 5 cluster hunian: Premier
Savanna, Taman Apel, Taman Durian, Taman Frambosa, dan Botanica; serta dua kawasan ruko:
Saraswati Sembilan dan Ruko Pasar Anyar.
Setelah bekerja di bawah beberapa studio arsitek terkemuka, yang salah satunya adalah arsitek ternama
Andra Matin, keinginan Danny untuk berdiri sendiri pun akhirnya tercipta saat ia mendirikan Studiodasar
pada 2013.Nama Danny masuk sebagai satu-satunya arsitek Indonesia di Comité International des
Critiques d’Architecture. Berangkatnya dari keinginan mandiri.
“Saat itu saya berpikir, dengan menjadi arsitek, setidaknya saya memiliki keahlian untuk membangun,
dan bangunan adalah satu dari tiga kebutuhan pokok. Jadi kebutuhan akan jasa arsitektur pasti akan
selalu ada.”
Bukanlah ketertarikan pada arsitektur maupun desain yang mendorong Danny Wicaksono memilih
jurusan arsitektur Universitas Trisakti. Keluarga Danny adalah satu dari banyak yang jadi korban PHK
saat ekonomi Indonesia bergejolak pada tahun 1998. “Dari sinilah saya berpikir, saya tidak ingin bekerja
untuk orang lain, karena saya tidak mau kena PHK. Saya ingin bekerja untuk diri saya sendiri,” tutur
Danny dalam perbincangan dengan Sarasvati beberapa waktu lalu di Jakarta.
Setelah bekerja di bawah beberapa studio arsitek terkemuka, yang salah satunya adalah arsitek ternama
Andra Matin, keinginan Danny untuk berdiri sendiri pun akhirnya tercipta saat ia mendirikan Studiodasar
pada 2013.
Studiodasar mengerjakan tiga jenis proyek berbeda. Pertama, proyek-proyek komisi yang menjadi
sumber dana untuk menjalankan studionya, antara lain Anjung Salihara yang ia kerjakan bersama
Goenawan Mohamad.
“Saya harus mendesain untuk 13 orang yang bekerja di Salihara, enam kurator Salihara yang menurut
saya saat itu adalah satu kelompok standar intelektual Indonesia. Buat saya itu adalah proyek awal
karier yang paling menantang. Standar arsitektur yang ingin saya capai untuk hari ini dapat
direpresentasikan di sana.”
Kedua, adalah proyek-proyek kurasi pameran, penulisan buku dan majalah, penerjemahan teks-teks
bahasa Inggris dan buku bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Idealnya, proyek penerjemahan itu untuk
memberi akses bagi mahasiswa dan masyarakat untuk mengenal arsitektur tapi kurang fasih berbahasa
Inggris.