Anda di halaman 1dari 7

Mengenal Pendekar Arsitektur

Nusantara, Yori Antar


 Arya Martin

 18 Juni 2016 12.31 WIB

 2 menit

Mengenal Pendekar Arsitektur Nusantara, Yori Antar

Tentu saat ini kita tidak asing lagi dengan desa Wae Rebo di Flores, bentuk rumah adat
yang khas berada di antara pegunungan nan indah. Siapa sangka, saat pertama kali
ditemukan pada tahun 1997, rumah-rumah di desa ini telah mengalamai beberapa
kerusakan karena faktor usia. Baru pada tahun 2008, seorang arsitek Yori Antar
berkunjung ke desa Waerebo dan menginsiasi pembangunan rumah adat di sana yang
dikenal dengan nama gerakan Rumah Asuh.
Pembangunan Mbaru Niang Wae Rebo (Aga Khan Prize for Architecture)
Nama lengkap arsitek ini adalah Gregorius Antar Awal, yang lebih akrab disapa dengan
Yori Antar. Beliau lahir tanggal 14 Mei 1962. Yori Antar memiliki julukan pendekar
arsitektur nusantara karena fokusnya dalam melestarikan warisan arsitektur lokal. Pria
lulusan Arsitektur Universitas Indonesia ini pada tahun 1989 membentuk kelompok
Arsitek Muda Indonesia bersama kawan-kawannya. Arsitektur Muda Indonesia dikenal
sebagai kelompok yang memberi warna baru langgam arsitektur di Indonesia
khususnya di Jakarta pada masa itu. Tidak berhenti disana, sepak terjang Yori antar
terus bergulir. Kekhawatiran akan punahnya seni arsitekur lokal yang digeser oleh
megahnya bangunan modern, membuat Yori Antar semakin gigih menggali ilmu
arsitektur lokal, mendokumentasikan, juga membangun kembali arsitektur nusantara
yang berupa rumah-rumah adat yang terancam punah.
Yori Antar
(jawapos.com)
Maka sejak tahun 2008, Yori Antar membuat sebuah gerakan yang ia beri nama Rumah
Asuh. Gerakan tersebut mengajak para mahasiswa terpilih untuk belajar dengan para
pemangku dan masyarakat desa selama satu setengah bulan dalam membangun
rumah-rumah tradisional di pedesaan di tanah air.

Selain sebagai sarana belajar bagi mahasiswa dari jurusan arsitektur, program Rumah
Asuh yang didukung oleh para donatur/philantropis, akedemis, bersama masyarakat
setempat sudah berjalan di daerah Wae Rebo-Flores, beberapa rumah adat di Nias,
pembangunan kembali rumah-rumah di desa adat Ratenggaro, Wainyapu, dan Rumah
Budaya di Waetabula, Sumba Barat Daya dan Balai Pertemuan untuk Musyawarah
Adat Lobo Ngata Toro di Sulawesi Tengah ini juga menjadi sebuah proses
pembelajaran dan regenerasi diturunkannya ilmu membangun rumah tradisional
kepada generasi masa depan, baik secara metode lisan-tradisional antara para tetua
adat dan generasi muda penerus maupun metode tulisan-akademis.
Proses Pembangunan Mbaru Niang Wae Rebo (rumahasuh.co.id)
Misinya agar kekayaan arsitektur nusantara tetap terjaga kelestarian dan
keberlanjutannya dan dari segi pembelajaran masuk ke dalam kurikulum pendidikan
arsitektur diberbagai perguruan tinggi sambil membangun mindset baru. Diawali
dengan mengubah mindset generasi muda arsitektur dengan membidik ranah
pendidikan. “Ketika mindset berubah, maka kita akan menemukan betapa Indonesia
sangat menarik.”

Seluruh kegiatan yang dilakukannya adalah bagian dari proses reinventing Indonesia,
yang bertujuan untuk menemukan kembali akar budaya tradisional Indonesia yang
mulai terlupakan oleh masyarakat kini. Ibarat sebuah kumpulan puzzle yang siap
disusun dan dilengkapi untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
Pembuatan Kayou di Kampung Suroba, Lembah Baliem, Papua (rumahasuh.co.id)

Uma Pangembe, Rumah Adat Ratenggaro (rumahasuh.co.id)

Panorama Proses Pembangunan Mbaru Niang Wae Rebo (Aga Khan Prize for
Architecture/designboom.com)

Sumber : majalahasri.com, nationalgeographic.co.id, Profileimagestudio


Sumber Gambar Sampul : majalahasri.com
Yori Antar
Nama lengkap arsitek ini adalah Gregorius Antar Awal, yang lebih akrab disapa
dengan Yori Antar. Beliau lahir tanggal 14 Mei 1962. Lulus dari Teknik Arsitektur UI pada
tahun 1988. Sekarang menjabat sebagai Director, Desain Manager di PT Han Awal & Partners,
Architects. Penghargaan terkini beliau peroleh dari IAI Award 2008 untuk Rumah Tenun
Sintang di Kalimantan.

Penghargaan yang lain adalah:


 Short list nomination Aga Khan Award for Architecture 2013 untuk Waerebo
 Award of Excellence 2012 UNESCO Asia-Pacific Awards kategori Cultural Heritage
Conservation Mbaru Niang, Nusa Tenggara Timur
 IAI Award untuk penghargaan Arsitek dari IAI DKI, Desember 2012
 Penghargaan Arsitektur untuk rumah asuh dari majalah Tempo 2012
 IAI Award 2011, Konservasi Rumah Tradisional Wae Rebo - NTT
 IAI Award 2008, untuk Rumah Tenun Sintang, Tirta Dharma
 Arcasia Award 1996, Untuk kategori rumah tinggal, untuk proyek Rumah Murah Swadaya, Plan
International Kupang.
Beliau emiliki perhatian amat besar terhadap pelestarian bangunan bersejarah mempelajari
arsitektur di Universitas Indonesia. Pada tahun 1989, ia bersama kawan-kawannya membentuk
kelompok Arsitek Muda Indonesia. Sejak tahun 1991, ia ditunjuk sebagai fotografer freelance
untuk The Aga Khan Award for Architecture. Karya arsitektur dan foto-foto hasil bidikannya
telah banyak dipamerkan dan dibukukan. Selain Tibet, banyak negara di dunai yang sudah
dikunjunginya.
Beliau juga mengikuti berbagai Organisasi di bidang Arsitektur, diantaranya:
1. Rumah Asuh
Yayasan ini didirikan pada bulan Agustus th 2008, setelah expedisi Sumba-Flores, khususnya
desa Wairebo, Manggarai, Flores, dengan tujuan menyelamatkan situs/bangunan tradisional yang
terancam kepunahan.
2. Liga Merah Putih
Tahun 2010, bersama photografer Oscar Matuloh dan Jay Subyakto mendirikan Liga Merah
Putih, kegiatannya antara lain pameran foto situs Kota tua Trowulan, Pameran Foto Sawah
Lunto, Pameran Foto Singkawang, dan ekspedisi situs Muara Jambi 2012 – 2013
3. AKA
Photographer lepas Aga Khan Award for Architecture, Geneve sejak 1991
Warga Peduli Kampung/Barefoot Architect, sejak Desember 2001
Forum Komunitas Kemang, sejak Desember 2001
4. IAI
Ketua Badan Penghargaan dan Sayembara IAI Pusat, periode 1999-2002
Ketua Badan Penghargaan dan Sayembara IAI DKI, periode 1998-2000
Wakil Ketua Badan Pelestarian dan Pemugaran IAI Pusat, periode 1997-1999
5. Arsitek Muda Indonesia
Forum Arsitek Muda Indonesia sejak tahun 1989
Beliau juga mengikuti berbagai sayembara, antara lain:
Juara 1 sayembara Interchange Dukuh Atas Jakarta, yang diadakan oleh Dinas Tata Kota DKI
Jakarta dan IAI Jakarta, 27 November 2008
Juara 1, Sayembara Pusat Informasi Museum Terbuka Trowulan
Juara 1, Sayembara Arsitektur, gedung Quantum, Fakultas Teknik UI, Mei 2008
Juara 1, Sayembara terbatas sekolah SD&SMP Strada-Bekasi, Desember 2007
Juara 1, Sayembara Menara Maluku, Ambon, 19 Agustus 2005
Tirtha Dharma House Of Weave.

Rumah Asuh Mbaru Niang

Anda mungkin juga menyukai