Masa kecil
Sejak muda dia tertarik dengan sesuatu bukan hanya dari sisi fungsi, tetapi keindahannya juga. Dari
kecil dia juga tidak mau sama dengan orang sekitar misalnya baju, pensil, atau jaket dan tas. Dia
tertarik kepada obyek-obyek yang ‘berbeda’ walaupun bukan dari keluarga yang kaya.
Ayahnya belajar seni rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB), dan sering menggambar dan membuat
karya buku. Andra matin sering melihat ayahnya menggambar dan meskipun hampir semua anak-
anak senang menggambar, salah satu kenangan yang paling menyenangkan bagi dia adalah saat
ayahnya mengajari cara memakai pensil dengan benar. Waktu muda andra matin ingin belajar
planology, bidang yang lebih luas daripada arsitektur. Planology adalah sebuah topik yang menarik
saat itu.
Setelah lulus SMA, dia berminat untuk belajar planology di ITB, Unpar dan Trisakti. Dia diterima
program arsitektur di UNPAR dan Trisakti tetapi tidak diterima program pada planology di ITB.
Akhirnya, andra matin belajar arsitektur di Bandung karena dulu kakek sama neneknya tinggal di
Bandung. Dulu, saat liburan puasa pas SD dia dititip sama nenek kakeknya, jadi Bandung adalah
kota yang memiliki banyak memori bagi andra matin dan ingin bersekolah di bandung.
Dalam mendesain, Andra Matin selalu melakukan riset dan bereksperimen sehingga dapat
menemukan ide-ide segar dan terus berkembang dalam menciptakan inovasi yang baru. Menurutnya
kebebasan dalam berkarya merupakan hal yang mutlak, bahkan lebih berharga dari kesuksesan
secara material. Tanpa kebebasan dalam berkarya hanya akan menjadi rutinitas semata. Andra
berperinsip bahwa manusia harus dapat mengendalikan kerja, bukan kerja yang mengendalikan
manusia. Meskipun Andra Matin selalu menekankan perlunya inovasi di setiap desain yang berbeda
dari karya sebelumnya, ia juga menekankan pentingnya konsistensi dalam desain sehingga setiap
karyanya menampilkan ciri-ciri khusus dari perancangnya. Inovasi menurut Andra Matin adalah
proses terus menerus bagi seorang arsitek untuk memberi solusi terbaik dalam desain dan arsitektur
bukanlah sekedar proses copy-paste, melainkan proses kreatif yang penuh dengan eksplorasi
panjang sehingga pada akhirnya melahirkan jati diri. Oleh karena itu Andra Matin prihatin terhadap
pengembang properti yang sekedar menduplikasi arsitektur dari indah dari negara lain tetapi terlihat
asing di tanah sendiri.
Pendidikan dan karir :
• 1988 Lulus dari Universitas Parahyangan, Bandung
• 1990-1998 Bekerja di PT. Grahacipta Hadiprana, Jakarta
• 1998 Mendirikan Andra Matin Architect (AMA), Jakarta
• Telah mengajar di Universitas Indonesia, Universitas Parahyangan, Institut Teknologi Bandung dan
Universitas Tarumanagara.
• 1998 Proyek Le Bo Ye Graphic Design Office, Jakarta Selatan
• 1999 Proyek Paper Gallery, Bandung
• 1999 Gedung Dua8 Ethnology Museum, Kemang, Jakarta Selatan
• 2001 Proyek Ak’sara Bookstore, Kemang, Jakarta Selatan
• 2002 Proyek Ramzy Gallery, Bangka, Jakarta Selatan
• 2005 Pameran Bienalle
Gaya Arsitektur
Andra Matin mengusung gaya arsitektur kontemporer yang dipengaruhi oleh gaya arsitektur minimalis
dan arsitektur jepang karena pernah tinggal di jepang semasa kuliah selama 1 bulan. Namun beliau
tidak mau disebut sebagai arsitek minimalis, tetapi ia lebih setuju jika rancangannya disebut sebagai
kontemporer, vernakular kontemporer, atau arsitektur Andra Matin. Karya-karya Andra Matin selalu
menampilkan kejujuran, dalam arti menampilkan material pada bangunan dengan apa adanya. Selain
itu, Andra Matin juga menerapkan perinsip kesimbangan namun tidak selalu simetris, karena terlalu
simetris justru akan terlihat kaku. Keseimbangan yang baik menurutnya seperti yin yang yang dinamis
namun saling melengkapi. Arsitektur Andra Matin adalah arsitektur yang
sinematik
. Arsitektur sebagai sebuah peristiwa ditata ke dalam
alur pengalaman
yang tersusun dalam sekuens, sehingga pemahaman/apresiasi (pemahaman mungkin bukan kata
yang tepat) akan keseluruhan cerita
“ditunda”, tidak terpahami langsung dalam waktu yang bersamaan. Jika arsitektur pada umumnya
telah menstandarkan atau mendatarkan emosi dengan cara menghilangkan ekstrim
dari spektrum emosi manusia, maka arsitektur Andra Matin “memaksa” kita meminjamkan
emosi kita, dan meletakkannya di sana. Ia terasa hadir justru bukan semata-mata dari eksistensi
materialnya, melainkan pada imaji-imaji dan perasaan-perasaan yang ditimbulkan pada yang
mengalaminya. Dengan demikian, ia membuat kita merasakan adanya keterikatan pada tempat,
waktu, dan terutama pada diri kita sendiri, secara lebih kuat dan bermakna.
Award
1999 Penghargaan IAI untuk proyek Gedung kantor Le Bo Ye Graphic Design dan Gedung Dua8
Kemang, Jakarta Selatan.
2002 Penghargaan IAI untuk proyek Gedung kantor Le Bo Ye Graphic Design dan Gedung Dua8
Kemang, Jakarta Selatan
2006 Penghargaan IAI DKI Jakarta untuk proyek Conrad Chapel di Bali yang dirancangnya
bersama Antony Liu dan Ferry Ridwan
2006 Penghargaan IAI DKI Jakarta untuk proyek rumah tinggal di Kuningan, Jakarta Selatan
2006 Penghargaan IAI DKI Jakarta untuk proyek kantor Javaplant di Tawangmangu, Jawa Tengah
2007 terpilih sebagai salah satu arsitek dari 101 arsitek baru dunia paling berkiprah di tahun 2007
versi' walpaper* architecture directory.
2018 Venice Architecture Biennale (VAB) kategori “Special Mention”
Karya
AM House (2013)
Kesimpulannya
Andra Matin dikenal publik dan mendapat banyak penghargaan berkat konsistensi dan perinsip yang
selai ia pegang teguh. Pencapaian tersebut juga didapat karena beliau selalu melakukan riset dalam
merancang sehingga tercipta ide ide dan inovasi baru yang berbeda dari pada bangunan karyanya.
Seperti berada di dalam ruangan, padahal diluar ruangan, seperti belum selesai, padahal sudah
selesai. Selain itu bangunan rancangan Andra Matin dapat disebut bangunan yang sinematik kerena
perbedaan sekuel di setiap bagian bagian bangunan, memaksa kita untuk memahami maksud dari
rancangan tersebut
karya sebelumnya. Meskipun begitu setiap karyanya selalu mencitrakan diri seorang Andra Matin
sebagai perancangnya. Kesan yang ditimbulkan dari karyanya selalu menimbulkan perasaan yang
berbeda dari keadaan sesungguhnya saat kita menginjakkan kaki