Anda di halaman 1dari 4

RANCANGAN

AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PNS
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II

PENYEDIAAN TEMPAT PENYIMPANAN


BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
DI PUSKESMAS MARORE

OLEH

NAMA : DESSTRONG JOIKE PARERA, A.Md.AK

NIP : 19941209 202203 1 008

GOLONGAN : II/c

JABATAN :TERAMPIL – PRANATA LABORATORIUM


KESEHATAN

UNIT KERJA : PUSKESMAS MARORE

COACH : Ir. DJUHARDI N. JOROH, M.Si

MENTOR : dr. JEFRY H. HINONAUNG

PEMERINTAH KABUPATEN SANGIHE


BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pelayanan kesehatan. Melakukan tugas sebagai Ahli Teknologi Laboratorium
dengan kualitas terbaik merupakan perilaku seorang ASN yang kompeten. Dalam
pemeriksaan laboratorium tentunya ada berbagai bahan berbahaya dan beracun
yang digunakan sebagai reagen untuk sebuah pemeriksaan. Karena itu
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun secara teratur harus menjadi
perhatian bersama demi menjaga keselamatan bagi pasien, pengunjung, penjaga
pasien dan tenaga kesehatan yang bekerja. Pemahaman tentang bahan-bahan
yang berbahaya dan beracun menjadii hal yang harus dimiliki oleh tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas, agar tidak memberikan dampak negative
atau penyalahgunaan terhadap hal tersebut.
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan (zat, energy, dan/atau
komponen lain) yang karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaaan Bahan
Berbahaya dan Beracun secara teratur sangat penting untuk dilaksanakan dalam
pelayanan di Puskesmas karena mengingat dampak yang diberikan. Pengelolaan
meliputi inventarisasi dan penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun yang
tepat dan sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga dapat menghidari
terjadinya bahaya.
Di Puskesmas marore sendiri masih ada hal-hal yang menjadi isu dan perlu
dievaluasi agar dapat memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.
Isu pertama yang muncul adalah pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
di Puskesmas Marore belum terlaksana. Padahal dampak dari terpaparnya bahan
berbahaya dan beracun akan membahayakan nyawa seseorang. Sehingga
sangat pentingnya pengelolaan bahan berbahaya dan beracun untuk diterapkan
di Puskesmas.
Isu kedua yang muncul adalah tidak tersedianya pemilahan sampah medis dan
non medis di laboratorium puskesmas marore. Padahal pemeriksaan
dilaboratorium sering menghasilkan sampah medis yang perlu untuk disediakan
tempat sampah khusus agar tidak terjadi infeksi nosokomial melalui sampah medis
tersebut.
Isu ketiga adalah informasi tentang alur pemeriksaan laboratorium di
puskesmas marore yang belum optimal. Sedangkan keteraturan proses
pemeriksaan sangat ditentukan dengan alur pemeriksaan yang ada. Dengan
memehami alur pemeriksaan diharapkan masyarakat bisa melakukan
pemeriksaan dengan tertib dan teratur.
Isu keempat yaitu laporan pelayanan pemeriksaan laboratorium dipuskesmas
Marore yang belum terlaksana. Padahal laporan pelayanan wajib dibuat sebagai
kontrol dalam melaksanakan pekerjaan di Laboratorium.
Isu kelima yang muncul adalah penggunaan alat pelindung diri dalam
pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Marore yang belum optimal. Padahal
pemeriksaan di laboratorium sering terjadi kontak dengan spesimen yang infeksius
yang dapat membahayakan petugas. Karena itu penggunaan alat pelindung diri
harus menjadi prioritas dalam pelayanan di laboratorium
B. TUJUAN

1. Mampu mengaktualisasikan nilai – nilai dasar BerAKHLAK


(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif).
2. Menyediakan lemari tempat penyimpanan bahan berbahaya dan
beracun di Puskesmas Marore.

C. MANFAAT

1. Bagi Diri Sendiri


Menerapan nilai – nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Sebagai
Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk dapat menjalankan tugas, tanggung
jawab dan fungsi dokter sebagai abdi Negara dan pelayan masyarakat
yang lebih profesional, berkomitmen, beretika dan berintegritas.
2. Bagi Organisasi
Peningkatan motivasi sebagai tenaga pranata laboratorium
kesehatan yang akan menyebabkan peningkatan kualitas layanan dan
mutu rumah sakit yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada puskemas serta meingkatkan pendapatan.
3. Bagi Pasien
Mencegah terpaparnya bahan berbahaya dan beracun di
Puskesmas Marore yang akan menyebabkan peningkatan kualitas
hidup pasien serta mengurangi angka kematian dan kesakitan.

D. RUANG LINGKUP
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan dengan ruang lingkup sebagai
berikut:
1. Menyediakan lemari khusus sebagai tempat penyimpanan Barang
Berbahaya dan Beracun.
2. Membuat daftar inventaris Bahan berbahaya dan Beracun.
3. Menyediakan lembar data keselamatan sesuai karakteristik dan
sifat Barang Berbahaya dan Beracun.
4. Menyediakan sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun.

Anda mungkin juga menyukai