Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ester Setyaning Anjani Putri

Nim : 1042011045
Kelas : A - S1 Farmasi

Judul jurnal: Chemistry


Judul artikel: Identification, Isolation and Antioxidant of
Pheophytin from Green Tea ( Camellia sinensis
(L.) Kuntze)
Tahun, vol: Tahun 2015, vol.14 Halaman 232 - 238
Penulis: Lia Kusmita, Ika Puspitaningrum, Leenawaty
Limantara
Tujuan artikel jurnal: Mengidentifikasi, mengisolasi dan menguji
aktivitas antioksidan teh hijau yang
bermanfaat sebagai antikarsinogenik,
antibakteri, antitumor, antivirus dan sebagai
antioksidan.
Bahan penelitian: Bahan utama : Teh hijau ( Camellia sinensis
(L.)Kuntze) yang diperoleh dari perkebunan teh
Rumpun Sari Medini,Ltd.Boja, Kab.
Kendal,Jateng,Indonesia.
Bahan kimia yang digunakan: Aseton, heksana,
dietil eter, methanol, 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil
(DPPH), silica GF254, dan silica gel 60.
Metode penelitian: 1. Ekstraksi pigmen : menghaluskan
sampel dan diekstraksi dengan
menggunakan larutan campuran
aseton : metanol (3 : 7, v/v). Ekstraksi
dilakukan secepat mungkin untuk
menghindari oksidasi lebih lanjut atau
degradasi enzimatik.
2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT):
Komposisi pigmen ekstrak kasar teh
hijau dianalisis dengan silika gel
GF254, sebagai fase diam dan heksana
: dietil eter : aseton (6 : 3 : 2, v/v/v)
sebagai fase gerak.
3. Kromatografi cair kinerja tinggi
(HPLC): Pigmen dielusi dengan sistem
gradien menggunakan kecepatan alir
1,0 mL per menit pada suhu 25C.
Larutan yang digunakan adalah larutan
A: metanol : asetonitril : 0,25 M larutan
piridin (50 : 25 : 25, v/v), dan B: metanol
: asetonitril : aseton (20 : 60 : 20, v/v).
Pigmen dideteksi dengan detektor PDA
dan dievaluasi pada panjang
gelombang 430 nm.
4. Isolasi dan identifikasi feofitin : Feofitin
diisolasi dari ekstrak kasar teh hijau
dengan kromatografi kolom dengan
fase diam silika gel 60 dan fase gerak
heksana : dietil eter : aseton (6 : 3 : 2,
v/v/v). Kemurnian feofitin dianalisis
dengan KLT dan spektrofotometer UV-
Vis
5. Aktivitas antioksidan: Feofitin murni,
ekstrak kasar teh hijau, dan -penanda
karoten dilarutkan dengan aseton dan
dibuat dengan beberapa konsentrasi.
Aktivitas antioksidan diukur
menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 517 nm.
Hasil penelitian: a. Identifikasi pigmen dari ekstrak kasar
teh hijau dengan kromatografi
menunjukkan warna kuning ,
diidentifikasi sebagai –karotin.
Demikian pula, spot 2 (warna abu-abu)
diidentifikasi sebagai pheophytin. Hasil
tersebut sesuai dengan literatur dan
bintiknya berwarna abu-abu dengan
metode yang sama. Spot 3
diidentifikasi sebagai klorofil karena
warnanya hijau kekuning-kuningan.
Spot 4 berwarna oranye diidentifikasi
sebagai xantofil. Spot 5 menunjukkan
warna hitam dan ditentukan sebagai
pheophorbide.

b. Identifikasi pheophytin dengan HPLC


dilengkapi dengan detektor PDA yaitu
Identifikasi dilakukan dengan
mengamati waktu retensi dan pola
spektral yang dihasilkan, kemudian
dibandingkan dengan literatur
Kromatogram menunjukkan bahwa
terdapat 14 puncak, terdiri dari 10 jenis
klorofil dan turunannya dan empat
puncak karotenoid. . Kondisi
pemisahan menunjukkan bahwa
senyawa polar akan terelusi terlebih
dahulu dan senyawa non-polar akan
datang kemudian.

c. Isolasi pheophytin dengan


kromatografi kolom: Pita abu-abu
sesuai dengan pheophytin difraksinasi.
Pita tersebut kemudian diidentifikasi
dengan spektrofotometer KLT dan UV-
Vis. Uji kemurnian dilakukan dengan
KLT untuk melihat berapa banyak noda
yang dihasilkan, karena jumlah noda
dalam kromatogram akan
menginformasikan jumlah senyawa.
Satu bintik abu-abu ditemukan pada
KLT pheophytin, tetapi tidak ada pita
pigmen lain yang terlihat.

d. Uji aktivitas antioksidan dengan


metode DPPH : Nilai yang terukur
menunjukkan konsentrasi yang bekerja
efektif untuk menghambat aktivitas
radikal bebas sebesar 50%.

Anda mungkin juga menyukai