Anda di halaman 1dari 11

NAMA : RIZA DWI MEDIA PUTRI (201610160311316)

ANNUAL REPORT PT. ASTRA AGRO LESTARI tbk


No Faktor Indikator Pengertian Annual Report
1. Sistem Moneter Peluang usaha Peluang usahaa Hal 20
Internasional jangka pendek Dalam jangka panjang, prospek sektor
kelapa sawit memiliki peluang yang sangat
baik. Pertumbuhan konsumsi minyak nabati
dunia antara 2%-2,5% adalah peluang pasar
yang besar bagi Perseroan. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, minyak
sawit berada di posisi yang diuntungkan
karena memiliki produktivitas yang lebih
tinggi dan menggunakan areal lahan yang
lebih kecil dibandingkan dengan tanaman
penghasil minyak nabati lain. Dalam
konteks tersebut Perseroan berada di posisi
yang tepat untuk meraih manfaat dari
kondisi tersebut.

Dewan Komisaris optimis bahwa Perseroan


akan terus berkembang. Untuk itu,
keunggulan yang dimiliki Perseroan, seperti
di bidang riset dan pengembangan, terus
dikembangkan. Berbagai inovasi terus
dilakukan oleh Perseroan untuk
menemukan model terbaik dalam mencapai
tingkat produktivitas yang lebih tinggi.
Peningkatan produktivitas ini dilakukan
dengan meneruskan program yang sudah
berjalan seperti (i) mekanisasi dan
automasi, (ii) penelitian untuk
pengembangan benih unggul, (iii)
peremajaan tanaman (replanting), (iv)
melanjutkan operasi industri hilir yang
sudah berjalan, serta (v) meningkatkan
volume penjualan melalui (a)
pengembangan kerjasama dengan kebun
masyarakat sekitar dan (b) pembelian CPO
eksternal.

Selain dalam bidang perkebunan kelapa


sawit, Perseroan telah melakukan
diversifikasi dengan mengembangkan
peternakan sapi dalam bentuk
pengembangbiakan (breeding) dan
penggemukan (fattening) sebagai usaha
Perseroan untuk berkontribusi ke upaya
pemenuhan kebutuhan protein nasional.
NAMA : RIZA DWI MEDIA PUTRI (201610160311316)
ANNUAL REPORT PT. ASTRA AGRO LESTARI tbk
No Faktor Indikator Pengertian Annual Report

1. Kekuatan Finansial Fluktasi nilai Pendapatan bersih . Pendapatan bersih Perseroan pada tahun
mata uang 2017 mengalami peningkatan sebesar
22,6% menjadi Rp17,31 triliun
dibandingkan pada tahun 2016 sebesar
Rp14,12 triliun. Peningkatan pendapatan
bersih ini disebabkan oleh kenaikan harga
jual rata-rata CPO dan volume penjualan
CPO Perseroan, di mana harga jual rata-
rata CPO Perseroan naik 6,5% dari
Rp7.768 per kilogram pada tahun 2016
menjadi Rp8.271 per kilogram serta
kenaikan volume penjualan CPO sebesar
24,3% dari 1,01 juta ton menjadi 1,26 juta
ton, serta tahun 2017 ini mulai dilakukan
penjualan produk turunan PKO sejumlah
55 ribu ton.

Kuotasi nilai Liabilitas Hal 163


tukar
Transaksi dalam mata uang asing
dijabarkan ke mata uang Rupiah
dengan menggunakan kurs yang
berlaku pada tanggal transaksi. Pada
tanggal laporan posisi keuangan, aset
dan liabilitas moneter dalam mata
uang asing dijabarkan dengan kurs
yang berlaku saat itu. Keuntungan dan
kerugian selisih kurs yang timbul dari
transaksi dalam mata uang asing dan
penjabaran aset dan liabilitas moneter
dalam mata uang asing, diakui pada
laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian. Mata
uang asing utama yang digunakan
adalah dolar Amerika Serikat (“AS$”),
dimana kurs tengah Bank Indonesia
pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian adalah Rp 13.548
(Rupiah penuh) (2016: Rp 13.436
(Rupiah penuh)) untuk setiap satu
AS$.

Total liabilitas jangka panjang Perseroan


di akhir tahun 2017 adalah sebesar Rp4,09
triliun atau naik 52,0% dibandingkan
liabilitas jangka panjang di akhir tahun
2016 yang sebesar Rp2,69 triliun.
Kenaikan pada liabilitas jangka panjang
ini adalah akibat dari restructuring loan
pada tahun 2017 di mana adanya
penerimaan pinjaman baru, yang sebagian
digunakan untuk melunasi semua
pinjaman jangka panjang yang lama.

Perpajakan Beban pajak yang Hal 163


harus di bayar
Beban pajak penghasilan terdiri dari
pajak penghasilan kini dan pajak
penghasilan tangguhan. Semua
perbedaan temporer antara jumlah
tercatat aset dan liabilitas dengan
dasar pengenaan pajaknya diakui
sebagai pajak tangguhan dengan
menggunakan balance sheet liability
method. Tarif pajak yang berlaku atau
yang secara substantif berlaku saat ini
dipakai untuk menentukan pajak
tangguhan. Pengakuan pajak
tangguhan atas perbedaan temporer
yang dapat berupa aset atau liabilitas
dan pengakuan aset pajak tangguhan
dari akumulasi rugi pajak disajikan
dalam jumlah bersih untuk masing-
masing entitas. Aset pajak tangguhan
diakui apabila besar kemungkinan
jumlah penghasilan kena pajak di
masa mendatang akan memadai
untuk dikompensasi dengan
perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan dan saldo rugi pajak yang
masih dapat dimanfaatkan.

NAMA : RIZA DWI MEDIA PUTRI (201610160311316)


ANNUAL REPORT PT. ASTRA AGRO LESTARI tbk
No Faktor Indikator Pengertian Annual Report

1. Kekuatan Tenaga Kondisi dan tren Tren pensiun Hal 205


Kerja tenaga kerja di imbalan Pensiun Astra Satu dan pesertanya
seluruh dunia
adalah karyawan yang telah menjadi
peserta Dana Pensiun Astra sebelum
dan pada tanggal 20 April 1992.
Program imbalan pasti merupakan
program pensiun yang menetapkan
jumlah imbalan pensiun yang akan
diterima oleh karyawan pada saat
pensiun, setelah memperhitungkan
faktor- faktor, seperti umur, masa kerja
dan jumlah kompensasi.

Program pensiun iuran pasti dikelola


oleh Dana Pensiun Astra Dua dan
pesertanya adalah karyawan yang
menjadi peserta Dana Pensiun Astra
sesudah tanggal 20 April 1992.

Kewajiban imbalan kerja dihitung oleh


PT Milliman Indonesia, aktuaris
independen, dalam laporan tertanggal
16 Januari 2018 (2016: 16 Januari
2017).

Pertimbangan Hal 132


dalam kebijakan
kepegawaian
Salah satu aspek penting di dalam
menjamin keberlanjutan usaha perkebunan
kelapa sawit adalah aspek keselamatan
kerja. Perseroan memberikan perhatian
yang sangat besar terhadap aspek
keselamatan kerja di mana sejumlah
kebijakan dilakukan untuk menjamin
tercapainya zero accident atau nol
kecelakaan kerja.

Upaya yang dilakukan adalah membuat


program pengendalian risiko bahaya
kecelakaan kerja berdasarkan Hasil
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
(IBPR) dengan melibatkan seluruh
pimpinan kerja. Kegiatan yang dilakukan
mencakup safety campaign kepada seluruh
karyawan, meningkatkan kompetensi
melalui Pelatihan K3 (Safety Training),
melaksanakan Job Safety Analysis (Analisa
Keselamatan Pekerjaan) yang mempunyai
risiko kecelakaan kerja, melaksanakan
inspeksi di wilayah kerja masing-masing,
melakukan perbaikan unsafe condition
(kondisi tidak aman) hasil temuan inspeksi,
melakukan penegakan unsafe action
(tindakan berbahaya) dengan memberikan
sanksi mulai dari surat teguran sampai
dengan surat peringatan, pemenuhan
rambu-rambu K3, dan memberikan
penghargaan-penghargaan bagi karyawan
yang peduli K3.

Hubungan atasan Hal 129


dan pekerja
Program Peringkat Kinerja Lingkungan
Perusahaan (PROPER) merupakan salah
satu sertifikasi yang wajib dimiliki oleh
perusahaan yang bergerak di bidang
pengelolaan sumber daya alam. Penilaian
PROPER berada di bawah Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Terdapat tiga aspek penilaian utama yang
digunakan: Pertama, memperhatikan
kinerja pengelolaan lingkungan terkait
dengan ketaatan pengolahan limbah cair
perkebunan kelapa sawit; Kedua, ketaatan
perseroan terhadap parameter pengendalian
pencemaran udara; Ketiga, aspek
pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun) oleh Perseroan. Melalui
sertifikasi PROPER, Perseroan
menunjukkan komitmen menjalankan
kegiatan usaha melalui tata kelola dan
pemanfaatan sumber daya secara efektif
dan efisien.
NAMA: RIZA DWI MEIDIAPUTRI
NIM : 201610160311316
No Faktor Indikator Pengertian Annual Report
1. Kekuatan Hukum Aturan hukum Adalah Halaman : 2
perlindungan bagi
hak asasi S.H., No. 136 tanggal 23 Juni 1997
masyarakat lokal dan disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C2-
5992.HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli
1997 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No.
95 tanggal 27 Nopember 1997,
Tambahan No. 5616. Perubahan
Anggaran Dasar Perseroan guna
memenuhi ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku di pasar modal,
termasuk perubahan nama Perseroan
menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk, dan
persetujuan para pemegang saham
atas penawaran umum saham
Perseroan kepada Masyarakat
sebanyak 125,8 juta saham, diaktakan
dengan Akta Notaris Benny Kristianto,
S.H., No. 65 tanggal 11 Agustus 1997.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut
disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C2-
8271.HT.01.04.TH.97 tanggal 21
Agustus 1997 dan diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember
1997, Tambahan No. 5617.

Anggaran Dasar Perseroan telah


beberapa kali mengalami perubahan.
Perubahan untuk memenuhi Undang-
undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, diaktakan dengan
Akta Notaris Benny Kristianto, S.H.,
No.83 tanggal 20 Juni 2008 dan telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. AHU-
46707.AH.01.02 Tahun 2008, tanggal
31 Juli 2008 dan diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia No. 21 tanggal 13 Maret
2009, Tambahan No. 7315.

Berdasarkan surat BAPEPAM No. S-


2708/PM/1997 tanggal 21 Nopember
1997, Penawaran Umum Perdana
Perseroan kepada Masyarakat
sebanyak 125,8 juta saham dengan
nilai nominal Rp500,- (Rupiah penuh)
per saham dengan harga penawaran
sebesar Rp1.550,- per saham, telah
menjadi efektif.

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa


Pemegang Saham tanggal 10 Mei
1999, disetujui untuk mengeluarkan
saham bonus sebanyak 251,6 juta
saham.

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa


Pemegang Saham tanggal 10 Mei
2000, disetujui untuk memberikan hak
opsi kepada karyawan Grup yang
memenuhi syarat untuk membeli
saham baru sebanyak 75,48 juta
saham.

Perseroan melakukan Penawaran


Umum Obligasi pada tahun 2000
senilai Rp500.000.000.000,- dengan
tingkat bunga tetap, yang telah menjadi
efektif pada tanggal 28 Februari 2000,
dengan masa penawaran dari tanggal 6
Maret 2000 sampai dengan 8 Maret
2000. Obligasi ini merupakan obligasi
atas unjuk berjangka waktu 5 tahun
dengan tingkat bunga tetap sebesar
17,70% per tahun. Obligasi ini jatuh
tempo pada 15 Maret 2005 dan telah
dilunasi oleh Perseroan.

Perubahan terakhir adalah sehubungan


dengan penyesuaian Anggaran Dasar
Perseroan dengan POJK No. 32/2014
dan POJK No. 33, yang telah dilakukan
melalui Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perseroan tanggal
14 April 2015, sebagaimana dimuat
dalam Akta Pernyataan Keputusan
Rapat No. 61 tanggal 14 April 2015,
dibuat di hadapan Kumala Tjahjani
Widodo, Notaris di Jakarta yang saat ini
telah memperoleh persetujuan dari
Menkumham sebagaimana termaktub
dalam Surat Keputusan No.
AHU.AH.01.03-0929988 tanggal 6 Mei
2015. Apabila Astra International
sebagai Pemegang Saham Utama
Perseroan melaksanakan HMETD yang
menjadi haknya dalam PUT I yaitu
278.851.353 (dua ratus tujuh puluh
delapan juta delapan ratus lima puluh
satu ribu tiga ratus lima puluh tiga)
HMETD, dan seluruh pemegang saham
minoritas juga menggunakan haknya
dalam PUT I, maka susunan modal
saham Perseroan setelah PUT I secara
proforma adalah sebagai berikut:
Litigasi Peraturan khusus Hal 22
yang berlaku Menjalankan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik (Good Corporate
Governance/ GCG) tidak hanya
mencerminkan bahwa Perseroan telah
mematuhi ketentuan perundangan dan
peraturan yang berlaku di Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Namun,
bagi Perseroan, implementasi GCG
sama halnya dengan komitmen
terhadap visi dan misi Perseroan yang
berperan sebagai landasan dalam
membangun dan menciptakan sistem
dan struktur perusahaan yang tangguh
dan berkelanjutan.
GCG juga mengatur hubungan antara
berbagai pihak yang kepentingan
(stakeholders) terutama antara
pemegang saham, Dewan Komisaris
dan Direksi demi tercapainya tujuan
perusahaan. Selain memastikan bahwa
Perseroan telah menjalankan kegiatan
usaha dengan baik, GCG juga
memberikan jaminan kepada
masyarakat bahwa Perseroan telah
menerapkan perilaku bisnis yang sehat,
tidak hanya menguntungkan secara
bisnis tetapi juga bermanfaat bagi
masyarakat dan lingkungan.
Semenjak PT Astra Agro Lestari Tbk
menjadi perusahaan publik di Indonesia
pada tahun 1997, GCG telah menjadi
salah satu elemen penting bagi
Perseroan di dalam mempertahankan
keberlanjutan pertumbuhan dan juga
menjadi perusahaan perkebunan
kelapa sawit Nasional. Perseroan
memiliki komitmen untuk terlibat dalam
pertumbuhan Indonesia dengan
berkontribusi secara signifikan
terhadap perekonomian Indonesia dan
menjadi contoh bagi perusahaan lain
dalam hal implementasi GCG.

Pelaksanaan Kesepakatan bisnis Hal 33


kontrak Warga lokal melaporkan bahwa Astra
telah mendirikan basis di Kampung
Welbuti. Mereka tidak meminta izin,
tapi langsung pindah. Astra berusaha
membujuk warga lokal dengan tawaran
pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Mereka membawa beberapa guru
sekolah, tapi warga lokal merasa bahwa
guru-guru ini terlihat mencurigakan
seperti anggota Kopassus.

Telah ada penolakan yang keras atas


investasi korporasi di Kecamatan
Tubang dan Ilwayab. Kebanyakan desa
sekarang memasang pengumuman
bahwa masyarakat menolah menjual
tanah mereka, dan penanda tradisional
‘sasih’ menghalangi jalan masuk.
Terdapat kesepakatan antar desa
bahwa tidak seorang pun boleh menjual
tanahnya. Pernyataan dari forum warga
dan intelektual suku Marind Woyu
Maklew (FORMASI SSUMAWOMA)
menegaskan keputusan yang diambil
pada beberapa pertemuan adat yang
dihadiri oleh perwakilan setiap desa,
dan mengemukakan alasan penolakan
warga Pada beberapa tahun terakhir,
kasus terburuk yang melibatkan Astra
adalah di lahan gambut Tripa di Aceh di
mana anak perusahaan Astra PT
Kallista Alam secara terus-menerus
membakar hutan secara ilegal di salah
satu dari sedikit tempat yang
merupakan habitat orangutan Sumatra,
sekitar 100 di antaranya diperkirakan
tewas terbakar. Gubernur Aceh
memberikan izin walaupun daerah
tersebut jelas-jelas termasuk dalam
daerah moratium kawasan hutan.
Enam bulan kemudian, daerah ini
dikeluarkan dari peta moratorium.
Setelah protes besar-besaran, izin PT
Kallista Alam akhirnya dibatalkan

Hak kekayaan Pengakuan paten Hal 5


intelektual yang diberikan
pemerintah PT Astra Agro Lestari Tbk
(“Perusahaan”) didirikan dengan nama
PT Suryaraya Cakrawala berdasarkan
Akta Notaris Ny. Rukmasanti
Hardjasatya, S.H., No. 12 tanggal 3
Oktober 1988, yang kemudian berubah
menjadi PT Astra Agro Niaga
berdasarkan Akta perubahan No. 9
tanggal 4Agustus 1989 dari notaris
yang sama. Akta pendirian Perusahaan
dan perubahannya disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. C2-
10099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31
Oktober 1989 dan diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia No. 101 tanggal 19
Desember 1989 Tambahan No. 3626.

Pada tanggal 30 Juni 1997,


Perusahaan melakukan penggabungan
usaha dengan PT Suryaraya Bahtera
melalui perjanjian penggabungan
usaha yang diaktakan dengan Akta
Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 126
tanggal 19 Juni 1997 beserta
perubahannya No. 176 tanggal 30 Juni
1997. Penggabungan usaha ini dicatat
dengan metode penyatuan kepemilikan
(pooling of interest). Setelah
penggabungan usaha ini, nama
Perusahaan diubah menjadi PT Astra
Agro Lestari dan meningkatkan modal
dasar dari Rp 250 miliar menjadi Rp 2
triliun yang terdiri dari 4 miliar saham
dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah
penuh). Perubahan nama dan
peningkatan modal dasar Perusahaan
ini diaktakan dengan Akta Notaris
Benny Kristianto, S.H., No. 136 tanggal
23 Juni 1997 dan disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. C2-
5992.HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli
1997 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia No.
95 tanggal 27 Nopember 1997
Tambahan No. 5616.

Perubahan Anggaran Dasar


Perusahaan guna memenuhi ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku di
pasar modal, termasuk perubahan
nama Perusahaan menjadi PT Astra
Agro Lestari Tbk, dan persetujuan para
pemegang saham atas penawaran
umum saham Perusahaan kepada
masyarakat sebanyak 125,8 juta
saham, diaktakan dengan Akta Notaris
Benny Kristianto, S.H., No. 65 tanggal
11 Agustus 1997. Perubahan Anggaran
Dasar tersebut disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No. C2-
8271.HT.01.04.TH.97 tanggal 21
Agustus 1997 dan diumumkan dalam
Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember
1997 Tambahan No. 5617.

Perpajakan Mendistribusikan Hal 128


ulang pendapatan
Sebagai salah satu bagian dari Grup Usaha
Astra, Perseroan juga diwajibkan untuk
memenuhi standar dan kriteria penilaian
dalam Astra Green Company (AGC). Sama
halnya dengan sertifikasi ISPO dan
PROPER, standar yang diterapkan dalam
AGC merujuk pada implementasi sistem
manajemen Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (LK3) yang dijalankan
oleh Perseroan. Standar AGC diharapkan
mampu menjawab tantangan terkait isu
LK3, bahwa Perseroan merupakan bagian
dari industri ramah lingkungan.

Aspek penilaian yang digunakan dalam


AGC terdiri dari empat pilar utama.
Pertama, aspek green strategy, berisi
komitmen manajemen untuk menerapkan
LK3 dengan baik. Kedua, green process,
melihat bagaimana proses kerja yang
dilakukan dan analisis untuk mencapai
tujuan. Ketiga, green product, melihat
apakah produk yang dihasilkan bersifat
ramah lingkungan. Keempat, green
employee, perusahaan wajib mengadakan
sosialisasi terhadap karyawan mengenai
nilai-nilai penerapan kegiatan usaha yang
berwawasan lingkungan.

Tahun 2017, perseroan memperoleh


penghargaan dari PT Astra International
Tbk, sebagai induk usaha Grup Astra,
sebagai juara Astra Green Company 2017
untuk kriteria Cleaner Production &
Pollution Prevention melalui program
Pemanfaatan Agensia Hayati Cendawan
Metarizium Anisopliae.

Anda mungkin juga menyukai