Anda di halaman 1dari 26

Selain itu pengobatan tradisional berpegang pada keseimbangan fungsi organ tubuh secara alami.

Sehingga ia tidak hanya mengobati atau menghilangkan gejala satu penyakit, tetapi berusaha
mengembalikan fungsi tubuh hingga menjadi seimbang kembali. Pengobatan tradisional biasanya
kurang cocok untuk hal-hal yang sifatnya harus cepat penanganannya, misalnya untuk infeksi
akut.Sebaliknya pengobatan tradisional sangat bagus untuk penyakit-penyakit kronis yang bahkan tidak
sanggup lagi diobati dengan cara medis.

Selain itu ada ciri tersendiri dari pengobatan tradisional, beberapa diantranya sebagai berikut.

a) Efek sampin tidak ada jika penggunaannya secara benar

Hal ini mengingat tanaman obat bersifat kompleks dan organis yang cocok untuk tubuh yang bersifat
kompleks dan organis, sehingga tanaman obat dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan yang
dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak.

b) Efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan

Yang dimaksud sulit disembuhkan disini, ialah sulit disembuhkan dengan obat kimia, seperti kanker,
tumor, darah tinggi, darah rendah, diabetes, hepatitis, stroke, sinusitis, herpes, bau badan, bisul dan
lain-lain.

c) Harga relatif murah

Murah karena dapat ditanam sendiri, harga akan meningkat jika diperoleh dalam bentuk kering, dan
akan meningkat lagi jika diperoleh dalam bentuk hasil olahan. Harga akan menjadi sangat mahal apabila
diperoleh dalam bentuk isolat yaitu senyawa tertentu yang diperoleh dari ekstrak tanaman, seperti
vincristine, obat kanker yang diisolasi dari ekstrak tapak dara (Catharanthus roseus) dan diimpor.

d) Tidak memerlukan bantuan tenaga medis

Apabila diagnosa sudah jelas, pengobatan umumnya dapat dilakukan oleh anggota keluarga sendiri
tanpa harus tergantung pada bantuan tenaga medis atau paramedis. Dokter dibutuhkan untuk diagnosa
yang benar dengan bantuan analisa laboratorium klinik (rekomendasi pengobatan herbal juga dapat
diberikan oleh dokter).

3) Sejarah pengobatan tradisional

Pengobatan secara tradisional tertua yang tercatat dalam sejarah yaitu pada Bangsa Yunani kuno, yang
juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates tahun 466 SM
yang membuat himpunan keterangan terperinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia
Medica. Orang- orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan tradisional.

Perkembangan pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat telah diacapai seiring
dengan perkembangan kedokteran barat yang telah diakui dunia (intrnasional). Penggunaan herbal atau
tanaman obat sebagai obat dikatakan sama tuanya dengan umur manusia itu sndiri. Sejak jamn dahulu
makanan dan obet-obatan tidak dapat dipisahkan dan banyak tumbuh-tumbuhan dimakan karena
khasiatnya yang menyehatkan.Saat inilah ilmu memanfaatkan berbagai jenis tanaman untuk obat
dikembangkan dan menyebar melalui mulut ke mulut sehingga keturunan mereka memahami jenis-jenis
tanaman untuk ilmu kedokteran.

Zaman Mesir kuno pada tahun 2500 SM yang ditulis dalam Papyrus Ehers meyebutkan sejumlah besar
resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan
diagnosanya.Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan
Herbal.Dalam kepercayaan agama Islam tentang pengobatan, telah disabdakan oleh Rasullullah SAW
“Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan (pula) obatnya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Sedangkan sejarah di Indonesia, ketika masyarakat berpikir bagaimana untuk bertahan hidup.Bagaimana
mendapatkan makanan menjadi kebutuhan pertama. Hal itu membuat mereka melihat sekeliling
mereka, apa jenis tumbuhan atau hewan yang dimakan. Tanaman lebih mudah untuk didapatkan dan
bukan hanya untuk makanan, tapi juga dapat sebagai pengobatan.Dari titik ini, ilmu memanfaatkan
berbagai jenis tanaman untuk pengobatan dikembangkan.Ilmu itu menyebar melalui mulut ke mulut
sehingga keturunan mereka memahami jenis-jenis tanaman untuk ilmu kedokteran.

Nenek moyang kita juga menggunakan tanaman untuk obat. Pada 772 M, sejarah ini tercatat dalam
dokumen tertua, yaitu diukir obat di Candi Borobudur. Hal ini juga ditemukan di Candi Prambanan,
Candi Panataran dan Candi Tegalwangi. Dalam era kraton-kraton Indonesia, misalnya Kraton Surakarta,
kemudian dibukukan dalam “Bab Kawruh Jampi”, diamabil dari tanaman yang liar disekitar rumah.
Ketika menjadi jarang dan langka nenek moyang kita mencari tanaman-tanaman herbal lebih jauh
seperti hutan.Panjang tanaman yang berbeda membuat kualitas yang berbeda.Hal ini menimbulkan ide
untuk mengembangkannya.

Dalam kraton-kraton Indonesia, misalnya Kraton Surakarta, pengetahuan tentang kormulasi obat dari
bahan alami untuk pengobatan secara tradisional telah dibukukan dalam “Bab Kawruh Jampi Jawi”
(Pengetahuan Ramun Jawa), dipublikasikan pada tahun 1858 ini terdiri dari 1734 formulasi herbal.

Ketiak Belanda menduduki Indonesia, pengetahuan barat masuk, pengetahuan obat alami bergeser
perlaha-lahan di masyarakat, sehingga mereka kekurangan tanaman obat.Selain itu, mereka enggan
menggunakannya karena ditentukan sebagai kuno dan tidak memenuhi syarat cukup.Setelah Belanda
pergi, dan pengaruh Barat hilang.Secara global, obat-obatan herbal lebih umum dipraktekkan daripada
obat-obatan konvensional.Kemajuan yang sangat pesat sampai saat ini dimana banyak sekali para
herbalis mengandalkan pengetahuan mereka tentang obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
untuk merawat dan mengobati penyakit.

Saat ini obat herbal digunakan di klinik pengobatan tradisional RS.Dr.Soetomo Surabaya dan beberapa
rumah sakit besar di Jakarta juga menyediakan obat herbal.Di Mojokerto pun juga dibangun Dyang
Sumbi, sebuah tempat khusus obat-obat herbal dan perawatannya.
4) Cara pengobatan tradisional

Cara pengobatan tradisional tergantung dari penyakit yang diderita pasien, namun pengobatan
menggunakan tanaman obat sebagai acuan dalam penyembuhannya. Berbeda dengan pengobatan
medis, pengobatan tradisional tidak menggunakan alat-alat canggih. Namun, diawali dengan menyelidiki
gejala-gejala yang di derita pasien dengan mengetahui keluhan yang di alami dan setelah diketahui
penyakitnya di beri ramuan obat dati tanaman yang harus dikonsumsi sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan.

5) Hambatan pengobatan tradisional

Pengembangan pengobatan tradisional di Indonesia masih menghadapi kendala sehingga potensi yang
ada belum dapat dimanfaatkan secara optimal.Dalam prosesnya, pengobatan tradisional menggunakan
obat-oabat tradisional atau herbal dengan memanfaat sumber daya hayati yang ada. Dalam
pemenuhannya ada beberapa faktor yang menjadi penghambat, yaitu:

a) Sumber Daya Manusia yang terbatas

Sumber Daya Manusia yang menguasai pengobatan tradisional secara menyeluruh masih terbatas.

b) Sarana pendukungmasih kurang

Sarana pendukung untuk mengembangkan obat herbal masih kurang.Dimana belum adanya RS
tradisional di Indonesia, belum dimasukkannya pendidikan herbal secara khusus dalam kurikulum
pendidikan kedokteran dan tanaman obat asli Indonesia kurang didukung oleh penelitian sebagai bukti
ilmiah atas khasiat suatu produk, sehingga pemanfaatan obat herbal asli Indonesia di sarana pelayanan
kesehatan masih sedikit.

"Kendala itu di antaranya sampai saat ini belum ada fasilitasi yang memudahkan pengembangan obat
herbal secara optimal antara dunia keilmuan (akademisi) dengan industri dan masyarakat," kata peneliti
dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Dr Triana Hertiani, di sela-sela "International
Workshop Development of Phytochemicals into Commercial Pharmaceutical Products" di Yogyakarta,
Senin (5/7/2010).

c) Minimnya dukungan

Minimnya dukungan untuk perkembangan pengobatan tradisional.Hal ini dikarenakan penelitiannya


terbentur pada biaya yang besar, dan waktu yang lama.

Padahal, di era pasar bebas seperti saat ini, harmonisasi obat herbal di tingkat ASEAN mutlak dilakukan.
Wakil Dekan Bidang Akademik, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi UGM Prof
Subagus Wahyuono mengatakan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan obat herbal. Salah satu diantaranya adalah teknologi untuk bisa memperbanyak
senyawa aktif dan template (kerangka) dari senyawa aktif agar bisa diperoleh dalam jumlah besar.

Selain itu, masyarakat Indonesia yang hobi bertani seharusnya semakin memperjelas potensi Indonesia
dalam pengembangan obat herbal. Sebagian bahan baku obat herbal masih diambil dari hutan dan
dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan jenis tumbuhan obat tertentu. Dengan kebutuhan bahan baku
yang terus meningkat, laju pengambilan tumbuhan obat lebih cepat dari kemampuan hutan itu sendiri
dalam memulihkan populasinya.

Apalagi ditambah dengan eksploitasi dan kerusakan hutan maka kelangkaan dari spesies tumbuhan
tertentu tidak bisa dihindari. Oleh karena itu pembudidayaan tumbuhan obat oleh masyarakat,
khususnya petani, dapat dijadikan alternatif pengembangan bahan baku tumbuhan obat sekaligus
sebagai upaya konservasi untuk pelestarian sumber bahan alam dan ketersediaan bahan baku dari
hutan. Pada kenyataannya para petani enggan untuk bertani produk biofarmaka karena kebutuhannya
tidak sebesar sayuran atau buah-buahan yang setiap saat dapat diserap pasar.Akibatnya permintaan
yang cukup besar, baik dari pasar lokal maupun dunia, selalu tidak bisa dipenuhi. Keadaan seperti ini
menunjukkan bahwa pasar domestik bahan baku dan simplisia biofarmaka masih sangat terbuka lebar
untuk para pelaku di bidang ini.

Dalam hal ini diperlukan tanggung jawab bersama, terutama dari pihak petani dan perusahaan yang
bergerak di industri obat herbal atau farmasi yang menggunakan bahan baku alam.Pemanfaatan obat
herbal bertujuan untuk menghasilkan produk herbal yang memenuhi penegakan mutu, khasiat dan
keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan melalui penelitian.Potensi Indonesia untuk mendukung
hal tersebut memang sangat besar namun ada kendala yang harus dipatahkan melalui upaya yang
melibatkan berbagai pihak.

Berdasarkan kendala yang telah dipaparkan maka upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar
produksi obat herbal sebagai salah satu modal dalam proses pengobatan tradisisonal tersebut meliputi:

a) Sosialisasi pemanfaatan herbal sehingga potensi kekayaan alam Indonesia dapat tergali, baik dari
segi budidaya maupun pemanfaatannya sebagai sumber pengobatan;

b) Mendekatkan tumbuhan obat pada pelayanan kesehatan masyarakat;

c) Usaha budidaya tanaman obat dan produk pengolahan oleh masyarakat;

d) Penelitian tumbuhan obat dan aplikasinya untuk menghasilkan obat herbal yang memenuhi syarat
mutu/kualitas, aman dan khasiat/kemanfaatan;

e) Kerjasama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, industri obat tradisional dan farmasi, peneliti,
peguruan tinggi, peraturan perundang-undangan yang jelas untuk perlindungan terhadap sumber daya
alam hayati, khususnya tumbuhan obat.
4. Pengobatan tradisional melalui tanaman obat sekitar

Perubahan pola pengobatan masyarakat ke obat-obatan yang terbuat dari bahan alami saat ini sudah
mengglobal. Tidak hanya masyarakat Indonesia yang mengampanyekan slogan “kembali ke alam”,
namun masyarakat duniapun cenderung melakukan hal yang demikian. Hal ini merupakan peluang
besar bagi Indonesia untuk membudidayakan tumbuhan obat, maupun industri pengolahannya dengan
skala yang cukup besar sebagai salah satu upaya pengobatan tradisional melalui tanaman obat sekitar.

Menurut WHO, negara negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai
pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi
menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor pendorong terjadinya
peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada
saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit
tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia
(Sukandar EY,2006).

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit
degeneratif dan kanker.WHO juga mendukung upaya- upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat
dari obat tradisional (WHO, 2003).Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari
pada penggunaan obat modern.Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang
relatif lebih sedikit dari pada obat modern.

Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversity terbesar di dunia.Indonesia juga dikenal
sebagai gudangnya tumbuhan obat (herbal) sehingga mendapat julukan live laboratory. Di Indonesia
terdapat sekitar 9.000-an spesies tanaman yang disinyalir memiliki khasiat obat. Baru sekitar 5% yang
dimanfaatkan sebagai bahan fitofarmaka sedangkan sekitar 1.000-an jenis tanaman sudah dimanfaatkan
untuk bahan baku jamu. Dengan kondisi lahan yang variatif, dari pantai hingga pegunungan, ditambah
banyaknya lahan tidur yang belum dimanfaatkan maka potensi Indonesia untuk menjadi sentra
pengembangan obat bahan alam yang berorientasi ekspor sangatlah terbuka. Apalagi obat bahan alam
merupakan salah satu alternatif untuk pengobatan yang murah, sehingga prospek obat jenis ini ke
depan cukup baik.

Di Indonesia obat bahan alam digolongkan menjadi jamu, obat herbal terstandar, dan
fitofarmaka.Ketiganya dibedakan berdasarkan tingkatan uji klinisnya.Jamu adalah jenis herbal yang
hanya berdasarkan pengalaman masyarakat, sedangkan obat herbal terstandar telah diuji khasiat dan
toksisitasnya, namun belum diujicobakan penggunaannya pada pasien. Fitofarmaka adalah obat herbal
yang telah lulus uji klinis, layak diresepkan oleh dokter dan dapat beredar di pusat pelayanan kesehatan.

Beberapa tanaman obat sekitar kita yang dapat dimanfaatkan dalam proses pengobatan tradisional,
beberapa diantaranya yaitu kunyit, jahe, lidah buaya, mahkota dewa dan sirih.

a. Kunyit
Nama lain kunyit adalah kunir (Jawa), koneng (Sunda), dan konyet (Madura). Kunyit dengan nama latin
Curcuma longa L atau Curcuma clomestica Val lebih sering digunakan sebagai pelengkap bumbu
masakan atau jamu untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

Kunyit termasuk salahsatu tanaman rempah-rempah dan tanaman obat.Tanaman ini biasanya tumbuh
liar dipekarangan rumah.Kunyit termasuk tanaman berbatang semu dan basah.Batang dibentuk dari
pelepah daun. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter.

Tanaman kunyit berdaun tunggal, bentuknya lanset lebar dan bertangkai panjang dengan tulang daun
menyirip dan berwarna hijau pucat.Bunganya termasuk bunga majemuk yang berwarna putih sampai
kuning muda.Tanamn ini menghasilkan rimpang berwarna kuning jingga, kuning jingga kemerahan
sampai kuning jingga kecoklatan.

Kunyit selain digunakan sebagai rempah atau bumbu penyedap dapat juga digunakan sebagai
obat.Rimpangnya sangat bermanfaat sebagai antikoagulan, menurunkan tekanan darah, obat cacing,
obat asma, penambah darah, mengobati sakit perut, penyakit hati, stimulan, gatal-gatal, gigitan
serangga, diare dan rematik.

Rimpang kunyit mengandung minyak atsiri, kurkuin, resin, oleoresin, desmetoksikurkumin, damar agom,
lemak, protein, kalsium, fosfor dan besi.Rimpang kunyit yang berumur lebih dari satu tahun biasanya
dipakai untuk obat.Rimpag kunyit yang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan sedikit pedas
bersifat mendinginkan, membersihkan, mempengaruhi bagian perut, khususnya pada lambung,
merangsang, melepaskan kelebihan gas diusus, menghentikan pendarahan dan mencegah
penggumpalan darah.

Kunyit dapat dikonsumsi dalam bentuk perasan yang disebut filtrat, juga diminum sebagai ekstrak atau
digunakan sebagai salep untuk mengobati bengkak. Khasiat dan cara pengolahannya:

1) Menyembuhkan hidung yang tersumbat

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· Rimpang kunyit secukupnya

· Tempat pemanggang

b) Cara meracik:

Rimpang kunyit dibakar

c) Cara pemakaian:

Hisap atau hiruplah rimpang yang telah dibakar tersebut melalui lubang hidung yang tersumbat.

2) Menurunkan kadar kolesterol

a) Bahan dan alat yang diperlukan:


· 10 gram rimpang kunyit yang sudah dibersihkan

· 2 gelas air

· Saringan

b) Cara meracik:

· Rimpang kunyit dibersihkan

· Kemudian rimpang kunyit yang telah dibersihkan diiris tipis-tipis

· Rebus dalam 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas

· Setelah dingin, air disaring

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum 3 kali sehari selama 12 minggu.

3) Kencing manis (diabetes mellitus)

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 3 buah rimpang kunyit

· ½ sendok teh garam

· 1 liter air mineral

· Saringan

b) Cara meracik:

· Rebus 1 lites air sampai mendidih

· Masukkan 3 buah rimpang kunyit dan ½ sendok teh garam

· Setelah selesai kemudian disaring

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum 2 kali seminggu sebanyak ½ gelas.

4) Tifus

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 2 rimpang kunyit
· 1 bonggol sereh

· 1 lembar daun sambiloto

· 1 gelas air hangat

· Saringan

· Tumbukkan

b) Cara meracik:

· Tumbuk semua bahan sampai halus

· Tambahkan 1 gelas air hangat

· Disaring sampai menghasilkan sari-sari ramuan

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum dan lakukan selama 1 minggu berturut-turut.

5) Usus buntu

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 1 rimpang kunyit

· 1 buah jeruk nipis

· 1 potong gula kelapa / aren

· Garam secukupnya

· Parutan

· 1 gelas air panas

· Saringan

b) Cara meracik:

· Rimpang kunyit diparut

· Jeruk nipis diperas untuk diambil airnya

· Campurkan rimpang kunyit yang telah diparut dan jeruk nipis yang telah diperas dengan gula
kelapa/aren serta garam dengan diseduh menggunakan 1 gelas air panas

· Setelah bahan-bahan dicampur, saring bahan-bahan tersebut sampai mendapatkan sari-sarinya


c) Cara pemakaian:

Ramuan diminum setiap pagi setelah makan dan lakukan secara teratur.

6) Batu empedu

a) Bahan dan alat yang diperlukan

· 10 gram kunyit

· 20 gram kapulaga

· 30 gram temulawak

· 10 gram meniran

· 40 gram kumis kucing

· 10 gram genpur watu

· 10 gram beligo

· 100 cc air sari jeruk nipis

· 200 cc air

· Panci

b) Cara meracik:

Semua bahan dimasukkan kedalam panci, kemudian direbus hingga mendidih.

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum 3 kali sehari, dan lakukan dalam waktu 7 hari berturut-turut.

7) Amandel

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 1 rimpang kunyit

· 1 buah jeruk nipis

· 2 sendok makan madu

· Parutan

· ½ gelas air hangat


· Saringan

b) Cara meracik:

· Rimpang kunyit diparut

· Jeruk nipis diperas untuk diambil airnya

· Campur kunyit yang telah diparut dan air perasan jeruk nipis dengan madu dan ½ gelas air
hangat

· Aduk sampai merata dan saring

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum 2 kali sehari secara rutin

8) Diare

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 3 jari rimpang kunyit

· 10 gram gambir

· Kapur sirih secukupnya

· Tumbukkan

· 3 gelas air bersih

· Saringan

b) Cara meracik:

· Semua bahan ditumbuk sampai halus

· Rebus dengan air bersih sebanyak 3 gelas sampai mendidih

· Pada saat hangat-hangat kuku, airnya disaring

c) Cara pemakaian:

Minumlah ramuan ini 2 kali sehari pada pagi dan petang dan lakukan sampai sembuh

9) Hepatitis

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 15 gram kunyit
· 15 gram daun inggu

· 15 gram bratawali

· 1 liter air

· Panci

b) Cara meracik:

· Rimpang kunyit dan bratawali dipotong-potong

· Masukkan kedalam panci

· Tambahkan daun inggu

· Rebus dengan air

· Biarkan sampai air rebusan tersisa ½ liter

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum 3 kali sehari

10) KB Tradisional

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 3 jari rimpang kunyit (telah dikuliti)

· ¼ sendok teh garam dapur

· 1 gelas air bersih

· Pemanggang

· Tumbukkan

b) Cara meracik:

· Kunyit dipanggang sekitar 3 menit

· Kunyit yang telah dipanggang, ditumbuk sampai halus

· Tuangkan ¼ sendok teh garam dapur kedalam kunyit yang telah di tumbuk

· Aduk sampai merata dan tambahkan air

· Kemudian diperas
c) Cara pemakaian:

Air perasannya diminum 2 kali sehari sebanyak 1 gelas

b. Jahe

Nama lain dari jahe adalah jae (jateng), jhai (madura), jahe (sunda), cipakan (Bali), halia (Aceh), bahing
(Batak), lahia (Nias), sipadeh (Padang), jahi (Lampung), sipados (Kutai), marito (Gorontalo), lana
(Makassar) dan pese (Bugis).

Jahe dengan nama latin Zingiber officinale sudah banyak dikenal masyarakat. Jahe biasanya dikonsumsi
berupa sekoteng, bandrek, ronde, wedang jahe dan bubur kacang hijau.Minuman ini digemari karena
mampu memberikan rasa hangat dimalam hari, terutama didaerah pegunungan.Selain sebagai bahan
minuman, jahe juga biasa digunakan untuk bumbu masakan.

Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan
obat.Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung diruas-ruas tengah.Rasa pedas yang dimiliki
jahe disebabkan adanya senyawa keton bernama zingeron.

Tanaman ini berbentuk herba semusim dan tumbuhnya tegak.Batang jahe merupakan batang semu,
beralur dengan tinggi mencapai 30-100 cm dan berwarna hijau.Akarnya berbentuk rimpang dengan
daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dan memiliki bau menyengat.

Tanaman jahe berdaun tunggal, menyirip dengan panjang 15-23 mm dan tangkai daun berbulu halus.
Bunga jahe merupakan bunga majemuk yang tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulak (bulat telur)
dengan panjang 3,5-5 cm dan lebar 1,5-1,7 cm. Buahnya berbentuk kotak, bulat panjang dan berwarna
coklat.

Tanaman jahe dapat tumbuh subur pada ketinggian 0-1.500 m diatas permukaan laut (dpl).Sekarang
masyarakat sudah banyak yang membudidayakan tanaman ini baik sebagai tanaman rempah maupun
tanaman obat.Terdapat 3 jenis jahe yang dikenal maasyarakat, yaitu sebagai berikut.

1) Jahe Gajah

Merupakan jahe yang paling disukai dipasaran internasional.Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak
terlalu pedas.Daging rimpang jahe ini berwarna kuning hingga putih.

2) Jahe Kuning

Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal.Rasa dan
aromanya cukup tajam.Ukuran rimpang jahe ini sedang dengan warna dagingnya kuning.

3) Jahe Merah

Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasanya paling pedas, sehingga cocok untuk
bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dan berwarna merah.Rimpang jahe
mengandung minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberal, lasabolena, kurkunen, gingerol, filandrena
dan resin pahit.

Jahe sebenarnya lebih populer sebagai bahan makanan dan minuman. Di Jepang, rebungnya dijadikan
bahan sayur, acar atau asinan. Di Indonesia mungkin baru orang Manado yang memanfaatkan rebung
jahe sebagai salahsatu pendamping nasi untuk lalapan disamping sambal pedas.

Selain sebagai bahan makanan dan minuman, rimpang jahe terkenal sebagai obat.khasiat dari rimpang
jahe dapat mengobati beberapa penyakit diantaranya sebagai berikut.

§ Menyembuhkan batuk kering, radang tenggorokan.

§ Sebagai tonikum.

§ Menambah nafsu makan.

§ Rematik.

§ Sakit kepala.

§ Serbat (minuman penghangat).

§ Perut kembung, sakit mulas, melegakan perut.

§ Gatal-gatal, luka.

§ Salesma (influenza).

§ Epilepsi.

§ Sakit maag.

§ Cacar air.

§ Menurunkan panas anak.

§ Impoten dan lemah syahwat.

§ Menyembuhkan sakit tenggorokan.

Khasiat dan cara pengolahannya:

1) Salesma (Influenza)

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 1 rimpang jahe merah

· 1 genggam herba poko segar


· 6 buah kemukus

· 2 biji jinten

· Tumbukan

· Air secukupnya

· cuka

b) Cara meracik:

Semua bahan dihaluskan dan tambahkan air secukupnya sampai berupa pasta.

c) Cara pemakaian:

Larutkan pasta kedalam cuka hangat dan oleskan ke seluruh badan untuk mempercepat keluarnya
keringat.

2) Batuk

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 50 gram jahe

· 100 gram daun jinten

· 100 gram kapulaga ( ditumbuk )

· 100 gram ketumbar

· 100 gram bawang merah ( diparut)

· 100 gram pegagan

· 300 cc madu

· Saringan

· 800 cc Air

b) Cara meracik:

· Rebus semua bahan ( kecuali madu ) dengan 800 cc air selama 1 jam

· Setelah itu disaring dan tambahkan madu

c) Cara pemakaian:

Ramuan diminum 3 kali sehari sebanyak 15 cc.


3) Epilepsi

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 1 jari jahe

· Gula secukupnya

· Tumbukan

· 1 gelas air panas

b) Cara meracik:

Jahe ditumbuk, lalu direbus dengan air panas sebanyak 1 gelas.Tambahkan gula secukupnya.

c) Cara pemakaian:

Airnya diminum setiap hari.

4) Cacar air

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 2 jari rimpang jahe

· 2 siung bawang putih

· 2 butir telur ayam kampung

· Madu secukupnya

· Tumbukan

b) Cara meracik:

· Tumbuk jahe dan bawang putih sampai halus

· Tambahkan madu dan kuning telur ayam kampung, aduk sampai rata

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum 3 kali sehari sebanyak 3 sendok makan.

5) Rematik

a) Alat dan bahan yang diperlukan:

· 2 jari rimpang jahe


· 5 siung bawang merah

· Tepung terigu 1 gelas

· Tumbukan

· Air masak secukupnya

b) Cara meracik:

· Tumbuk bawang merah dan jahe sampai halus

· Kemudian tambahkan tepung terigu dan air masak secukupnya

· Remas dengan menggunakan tangan sampai mengeluarkan sari-sarinya.

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini digunakan untuk menggosok atau mengurut bagian yang sakit.

6) Impoten

a) Bahan dan alat diperlukan:

· 1 jari rimpang jahe

· 1 buah jeruk nipis

· 1 butir telur ayam kampung

· 1 sendok makan kecap

· 1 sendok makan kopi bubuk

· 1 sendok makan madu

· 1 sendok teh merica

· Parutan

· Tumbukan

b) Cara meracik:

· Parut jahe hingga lumat kemudian diperas

· Merica ditumbuk sampai halus

· Tambahkan bahan lainnya dan aduk sampai merata


c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum 3 kali dalam satu minggu.

c. Lidah buaya

Lidah buaya dengan nama latin Aloe Vera L, sudah banyak dikenal masyarakat, biasanya digunakan
sebagai penyubur rambut, penyembuh luka dan untuk perawatan kulit. Lidah buaya biasanya tumbuh
didaerah kering dan termasuk tanaman hias yang ditanam dalam pot.

Tanaman lidah buaya memiliki batang yang pendek.Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh
daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Dari batang inilah akan muncul tunas-tunas
yang selanjutnya akan menjadi anakan dan tumbuh menjadi tanaman baru.

Daun lidah buaya berbentuk pita dengan helaian daun yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak
bertulang, berwarna hijau keabu-abuan bersifat sukulen (banyak mengandung air), banyak mengandung
getah atau lendir (gel) dan rasanya pahit, biasanya digunakan sebagai bahan baku obat-obatan.

Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena didalam daun banyak tersimpan cadangan air
yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air.Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan
ujung meruncing.Permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya.

Bunga lidah buaya berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul dan keluar dari
ketiak daun.Bunganya berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan dan panjangnya
bisa mencapai 1 meter.Akar lidah buaya berupa akar serabut yang pendek dan berada dipermukaan
tanah.

Lidah buaya mengandung antrakinin, barbalin, isobarbaloin, aloeemodin, aloenin aloesin, hidroksianidin,
acemanan, asam salisilat, saponin, sterol, triterpenoid, flavonoida, tanin, polifenol, juga terdapat
mineral-mineral seperti K, Ca, N, Co, dan C serta vitamin A, B6, B12, C dan E.

Khasiat dari lidah buaya bagi kesehatan yaitu sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri, membantu
proses regenerasi sel, menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah,
menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, mencegah rambut rontok,
meremajakan sel kulit, membantu pengobatan sembelit, menyuburkan rambut serta dapat digunakan
sebagai nutrisi pendukung bagi orang yang memiliki kanker serta penderita HIV/AIDS. Khasiat dan cara
pengolahan:

1) Kencing manis (diabetes mellitus)

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 2 buah pelepah lidah buaya

· 3 gelas air

· Saringan
· Pisau

b) Cara meracik:

· Lidah buaya dicuci hingga bersih lalu dibuang kulitnya

· Potong-potong daging pelepah lidah buaya menjadi ukuran yang lebih kecil

· Pelepah lidah buaya yang sudah dipotong lalu di rebus dengan 3 gelas air hingga ¾ bagian

· Saring setelah ramuan mulai dingin

c) Cara pemakaian:

Airnya diminum 3 kali sehari sebanyak 3 gelas

2) Kencing darah

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 15 gram daun lidah buaya

· 30 gram gula

· Air beras secukupnya

· Perasan

b) Cara meracik:

Daun lidah buaya diperas, lalu tambahkan gula dan air beras secukupnya.

c) Cara pemakaian:

Airnya diminum secara teratur sampai sembuh.

3) Wasir

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· ½ batang daun lidah buaya

· 2 sendok makan madu

· Parutan

· ½ cangkir air matang

· Saringan
b) Cara meracik:

· Batang daun lidah buaya dibuang durinya

· Cuci hingga bersih lalu di parut

· Tambahkan ½ cangkir air matang dan madu

· Aduk sampai merata, lalu disaring

c) Cara pemakaian:

Air saringannya diminum 3 kali sehari sampai sembuh.

4) Mencegah uban

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 1 genggam daun rambutan

· 1 batang daun lidah buaya

· Tumbukkan

· Air secukupnya

· Perasan

b) Cara meracik:

· Daun rambutan ditumbuk sampai halus

· Tambahkan sedikit air, lalu peras

· Lidah buaya diambil lendirnya

· Lendir lidah buaya dicampurkan dengan rambutan yang sudah ditumbuk sampai halus, aduk
sampai merata.

c) Cara pemakaian:

Basahi seluruh kulit kepala dengan menggunakan ramuan tersebut sampai merata, biarkan selama 15
menit.Setelah itu bilaslah dengan menggunakan air bersih dan lakukan 2 kali seminggu.

d. Mahkota dewa

Nama lain dari mahkota dewa adalah mahkuto dewa, mahkuto rojo atau akutoratua ( Jawa Tengah dan
Yogyakarta) dan simalakama.
Mahkota dewa dengan nama latin Phaleria macrocarpa dikenal sebagai salah satu tanaman obat di
Indonesia. Tanaman mahkota dewa berasal dari daratan Papua.

Tanaman mahkota dewa sering kali ditanam di kebun atau di pekarangan sebagai tanaman hias atau
sebagai tanaman peneduh. Tanaman mahkota dewa tumbuh tegak, tingginya mencapai 1-2,5 meter dan
batangnya berbentuk bulat, dengan permukaan kasar dan berwarna coklat. Mempunyai getah dan
percabangannya simpodial.

Daun mahkota dewa termasuk daun tunggal dengan letaknya berhadapan dan bertangkai
pendek.Helaian daunnya berbentuk landset atau jorong dengan ujung dan pangkalnya runcing dan tepi
daun rata, tulang daun menyirip, permukaan daun licin dan berwarna hijau.

Tanaman ini berbunga sepanjang tahun dan bunganya terletak menyeluruh pada batang atau pada
ketiak daun.Bunganya berbentuk tabung dan berukuran kecil, warnanya putih dan berbau
harum.Sedangkan buahnya memiliki diameter 3-5 cm dengan permukaan licin dan beralur.Pada waktu
muda, buahnya berwarna hijau, sedangkan sudah tua buahnya berwarna putih, berserat dan
berair.Bijinya bulat keras berwarna coklat.

Tanaman mahkota dewa dpat tumbuh baik pada ketinggian 10-1000 meter di atas permukaan laut (dpl)
dan dapat ditanam melalui biji atau hasil cangkok.Apabila ditanam dari biji biasanya pada umur 10-12
buah, tanaman mahkota dewa sudah berbuah. Sedangkan yang ditanam dari hassil cangkokan
berbuahnya akan lebih cepat.Penanaman tanaman mahkota dewa dapat ditanam dalam pot maupun di
tanah, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik apabila ditanam di tanah.

Tanaman ini banyak ditanam karena memiliki banyak khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit.Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat adalah batang, daun dan buah.Batangnya
dapat mengobati kanker.Sedangkan daunnya dapat mengobati lemah syahwat, disentri, alergi dan
tumor.

Kandungan kimia yang terdapat pada buah mahkota dewa adalah sebagai berikut.

§ Alkaloid, yang bersifat deksifikasi dan dapat menetralisasi racun di dalam tubuh.

§ Saporin, yang bermanfaat sebagai:

- Sumber antibakteri dan antivirus,

- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh,

- Meningkatkan vitalitas,

- Menguragi kadar gula dalam darah,

- Mengurangi penggumpalan darah.

§ Flavonoida, yang berfungsi untuk:


- Melancarkan peredaran darah keseluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada
pembuluh darah,

- Mengurangi risiko penyakit jantung koroner,

- Mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh
darah,

- Antiinflamasi (anti radang),

- Sebagai antioksidan,

- Membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.

§ Polifenol, berfungsi sebagai antihistamin (anti alergi).

Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat indonesia sebagai obat penyakit
kulit, gatal-gatal dan eksin serta masih banyak penyakit lainnya terutama penyakit yang berhubungan
dengan luka. Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen
tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin.

Khasiat dan cara pengolahan:

1) Kanker (serius)

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 1 sendok teh ramuan racik mahkota dewa

· 1 sendok teh kunyit putih instan

· 3 gelas air

b) Cara meracik:

· Ramuan racik mahkota dewa direbus dalam 3 gelas air sampai mendidih.

· Tunggu rebusan hingga airnya tersisa ½ bagian.

· Lalu tambahkan kunyit putih, aduk sampai merata.

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum 3 kali sehari.

2) Diabetes mellitus

a) Bahan dan alat yang diperlukan:


· 3-5 potong teh racik mahkota dewa

· 3 lembar daun salam

· 3 gelas air

b) Cara meracik:

Teh racikan mahkota dewa direbus dalam 3 gelas air bersama daun salam hingga airnya tersisa ½ bagian.

c) Cara pemakaian:

Ramuan ini diminum 3 kali sehari sampai seminggu sekali.

e. Sirih

Nama lain dari sirih adalah suruh, sedah (Jawa) dan seureuh (Sunda). Sirih dengan nama latin piper betle
l sudah dikenal sebagai tanaman obat. Daun dan buah sirih biasanya dimakan bersama dengan gambir,
pinang dan kapur. Hal ini biasa dilakukan oleh masyarakat jaman dulu.

Tanaman sirih merupakan sejenis tanaman merambat. Biasanya tanaman sirih dapat ditanam sebagai
tanaman hias, tumbuh melilit pada tanaman lain tanpa mengganggu tanaman yang ditumpanginya.

Tanaman ini panjangnya mencapai 15 m, memiliki batang yang berwarna hijau kecoklatan, berbentuk
bukat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.Daun sirih termasuk daun tunggal berbentuk
jantung, berujung runcing, letaknya berselingan, bertangkai dan mengeluarkan bau yang sedap bila
diremas.Bunga sirih termasuk bunga majemuk yang tersusun dalam bentuk bulir majemuk dengan
panjang 5-15 cm dan terdapat daun pelindung kira-kira 1 cm berbentuk bulat panjang.Buahnya buah
buni, berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai biji yang bulat.

Minyak astiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (beklephenol), seskuiterpen, part, diastase,
gula dan zat samak serta chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidan dan fungisida
(antijamur).Daun sirih juga bersifat menahan pendarahan, menyembuhkan luka pada kullit, gangguan
saluran pencernaan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik dan menghilangkan bau
badan.Khasiat lainnya yaitu dapat mengobati batuk, sariawan, bronchitis, jerawat, keputihan, sakit gigi
karena berlubang, demam berdarah, bau mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan, gusi
bengkak.eksim,luka bakar, koreng, kurap kaki, bisul, mimisan, sakit mata, mengurangi produksi ASI dan
menghilangkan gatal. Khasiat dan cara pengolahannya:

1) Sakit jantung
a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 3 lembar daun sirih

· 7 pasang biji kemukus

· 3 siung bawang merah

· 1 sendok makan jintan putih

· Tumbukan

· Air panas

· Saringan

b) Cara meracik:

Semua bahan ditumbuk sampai halus, tambahkan 3 sendok air panas dan biarkan beberapa menit
kemudian peras dan disaring.

c) Cara pemakain

Air perasan diminum 2 kali sehari dan dilakukan secara teratur.

2) Sifilis

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 25 lembar daun sirih bersama tangkainya

· ¼ kg gula aren

· Garam dapur secukupnya

· 2 liter air

· Saringan

b) Cara meracik

Semua bahan direbus dalam 2 liter air sampai mendidih.Dinginkan kemudian disaring.

c) Cara pemakain:

Air yang telah disaring diminum 3 kali sehari secar terus menerus.

3) Alergi

a) Bahan dan alat yang diperlukan:


· 6 lembar daun sirih

· 1 potong jahe kuning

· 1,5 sendok minyak kayu putih

b) Cara meracik:

Semua bahan ditumbuk sampai halus.

c) Cara pemakaian:

Gosokkan atau oleskan ramuan tersebut pada bagian yang gatal-gatal atau alergi.

4) Diare

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 4-6 lembar daun sirih

· 6 biji lada (merica)

· 1 sendok makan minyak kelapa

b) Cara meracik:

Semua bahan ditumbuk sampai halus.

c) Cara pemakaian:

Gosokkan atau oleskan ramuan tersebut pada bagian perut.

5) Batuk

a) Bahan dan alat yang diperlukan:

· 4 lembar daun sirih

· 3 lembar daun widara upas

· Madu secukupnya

· 2 gelas air

b) Cara meracik:

· Daun sirh diiris tipis-tipis

· Rebus daun sirih yang telah diiris dengan daun wirada upas
· Masukkan madu

· Tambahkan2 gelas air sampai mendidih dan dinginkan

c) Cara pemakaian:

Setelah dingin dipakai untuk dikumur-kumur dan diulang secara teratur sampai sembuh.

Pijat

Pijat adalah sebuah perlakuan ”hands-on”, di mana terapis memanipulasi otot dan jaringan lunak lain
dari tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Berbagai jenis pijat dari lembut membelai
hingga teknik manual yang lebih dalam untuk memijat otot serta jaringan lunak lainnya. Pijat ini telah
dipraktikkan sebagai terapi penyembuhan selama berabad-abad yang hampir ada dalam setiap
kebudayaan di seluruh dunia. Ini dapat membantu meringankan ketegangan otot, mengurangi stres, dan
membangkitkan rasa ketenangan. Meskipun pijat mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, hal itu
terutama mempengaruhi aktivitas, sistem muskuloskeletal, peredaran darah, limfatik, dan juga saraf.

b) Akupunktur

Akupunktur adalah cara pengobatan yang menggunakan cara menusuk jarum pada titik-titik tertentu
pada tubuh badan manusia dan digunakan untuk mengembalikan serta mempertahankan kesehatan
seseorang dengan menstimulasi titik-titik itu.

Akupunktur juga dapat digunakan sebagai terapi alternatif untuk penyakit yang secara konvensional
belum jelas pengobatannya dan apabila pengobatan konvensional sudah kurang bereaksi terhadap
panyakit tersebut. Akupunktur juga dapat digunakan secara beriringan dengan terapi konvensional ini
dan terbukti dapat membantu penderita yang diserang penyakit berat seperti stroke dalam rehabilitasi
mereka.

Kontraindikasi Pengobatan Akupunkturadalah bagi penderita yang dalam keadaan hamil. Selain itu,
penderita yang menggunakan pacu jantung ataupun pacemaker juga dinasihatkan untuk tidak memilih
pengobatan akupunktur ini. Dan dalam kerja menusuk, seorang akupunkturis tidak bisa menusuk dekat
daerah tumor ganas dan juga pada kulit yang sedang meradang.
c) Bekam

Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin
atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit ari. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah
‘Oxidant Release Therapy’atau ‘Oxidant Drainage Therapy’ atau istilah yang lebih populer
adalah‘detoksifikasi’. Petunjuk praktis dan kaidah medis tersebut banyak sekalididemonstrasikan oleh
Rasulullah SAW dan diajarkan kepada para sahabatnya.

“Petunjuk praktis dan kaidah medis berbekam banyak sekalididemonstrasikan oleh Rasulullah SAW dan
diajarkan kepada para sahabatnya.”(Kasmui, 2007:4).

Definisi lainnya menyebutkan bekam adalah mengeluarkan darah kotor atau racun dari dalam tubuh
melalui permukaan kulit dengan melakukan penyedotan dan penyayatan pada bagian tertentu.

“Bekam adalah mengeluarkan darah kotor atau racun dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan
melakukan penyedotan dan penyayatan pada bagian tertentu.”(Anonim, 2010:90).

Sementara Sunardi (2008:36) mengemukakan hijamah atau bekam menurut bahasa berarti peristiwa
penghisapan darah dan mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung dalam gelas
khusus yang menyebabkan penarikan dan penyedotan darah, kemudian dilakukan penyayatan pada
kulit dengan pisau atau jarum sehingga darah akan keluar. Abdullah (2009:6) mengatakan bahwa tidak
ada definisi yang baku tentang bekam. Hal itu menurutnya disebabkan perbedaan alat yang digunakan
atau dengan kata lain alat

Septiatin,Atin.2008.Apotek Hidup dari Rempah-Rempah Tanaman Hias dan Tanaman Liar. Bandung:
Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai