(RENSTRA)
2020 - 2024
KATA PENGANTAR
M
engacu pada pedoman Renstra dalam Permen PPN/ Kepala
Bappenas No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga ( RENSTRA
K/L) 2018-2019, Review Pertama Renstra Mahkamah Agung RI Tahun 2018-
2019 dan Perubahan paradigma tatakelola pemerintahan menuju tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) dalam berbagai aspek salah satunya
telah mendorong pelaksanaan penerapan sistem akuntabilitas kinerja
penyelenggara negara yang terintegrasi sebagai bahan instrumen utama
pertanggungjawaban pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai
salah satu unsur penting sistem ini, Rencana Strategis merupakan instrument
awal untuk mengukur kinerja setiap instansi pemerintah baik terkait pencapaian
visi, misi, tujuan maupun sasaran yang telah ditetapkan organisasi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1..KONDISI UMUM..................................................................................................... 1
1.2..POTENSI PERMASALAHAN............................................................................... 3
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS............................................ 11
2.1 VISI DAN MISI..........................................................................................................11
2.2 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS...............................................................11
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI.................................................................... 15
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG........................... 15
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA BINTUHAN... 36
3.3 KERANGKA REGULASI........................................................................................ 39
3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN.............................................................................. 44
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN....................................... 45
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 47
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
L
embaga Peradilan merupakan kekuasaan yudikatif yang mendukung
keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara hukum.
Disebutkan dalam Pasal 24 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen bahwa “Kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara,
dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.”
Sebagai tindak lanjut atas Undang-undang Dasar Tahun 1945 tersebut di atas,
lahirlah Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 (perubahan atas Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung) dan Undang-undang Nomor 4
Tahun 2004 (perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman). Dalam Pasal 13 Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2004 dinyatakan bahwa “Organisasi, administrasi, dan
finansial Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya di
bawah kekuasaan Mahkamah Agung”, hal ini merupakan titik tolak independensi
dari seluruh jajaran Peradilan yang selama ini masih terkait dengan kekuasaan
eksekutif (bidang administrasi dan keuangan masih ditangani oleh Departemen
Kehakiman dan Departemen Agama). Sehingga dengan adanya Undang-undang
Kekuasaan Kehakiman tersebut lahirlah apa yang disebut dengan Peradilan
Satu Atap (One Roof System).
Sementara itu dalam Pasal 13 ayat (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
disebutkan bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi, dan finansial
badan peradilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masing-masing
lingkungan peradilan diatur dalam Undang-Undang sesuai dengan kekhususan
Pengadilan Agama Bintuhan sebagai salah satu kawal depan Mahkamah Agung,
mempunyai tugas untuk menegakkan supremasi hukum khususnya di wilayah
hukum Kabupaten Kaur di provinsi Bengkulu. Sebagai perpanjangan tangan dari
Mahkamah Agung RI dan Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu untuk melayani
para pencari keadilan, Jajaran Hakim dan Kepaniteraan Pengadilan Agama
Bintuhan telah berkomitmen untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya
sebagaimana yang telah ditetapkan dan diatur oleh Undang-undang dan
ketentuan peraturan lainnya, secara adil dan transparan. Untuk mendukung
pelaksanaan tugas tersebut, jajaran Kesekretariatan Pengadilan Agama
Bintuhan berpedoman dengan Undang-undang dan ketentuan peraturan lainnya,
telah melaksanakan berbagai kegiatan di bidang kepegawaian, keuangan dan
umum. Sehingga kebutuhan untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Pengadilan Agama Bintuhan dapat terpenuhi dalam rangka pelayanan prima dan
penegakan supremasi hukum pada Kabupaten Kaur di provinsi Bengkulu.
Program kerja bidang teknis peradilan merupakan tugas pokok dan fungsi
Pengadilan Agama Bintuhan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan
masyarakat dalam penyelesaian perkara. Program di bidang ini tidak secara
langsung berkaitan dengan pengelolaan anggaran, namun langsung
bersentuhan dengan kepentingan masyarakat dalam memperoleh keadilan,
sementara program kerja di bidang non teknis peradilan sebagian besar
berkaitan langsung dengan anggaran, terutama dalam hal pengelolaan
prasarana dan sarana penyelenggara pelayanan hukum dan sebagian lagi tidak
langsung berkaitan dengan anggaran, seperti penatakelolaan sumber daya
manusia, tata persuratan, publikasi transparansi informasi, dan lain-lain.
D
alam rangka melaksanakan fungsi penyelesaian perkara, fungsi
pengawasan, mengatur dan administratif secara organisasi,
administratif dan finansial, melalui Cetak Biru Mahkamah Agung
2010-2035 dan Rencana Strategis 2020-2024 sedang dan akan terus
melakukan berbagai langkah kebijakan strategis guna mewujudkan visi dan misi
serta tujuan organisasi. Pelaksanaan kebijakan tersebut seperti telah disebutkan
sebelumnya telah memberikan banyak capaian dan kemajuan, namun disamping
berbagai kemajuan yang telah dicapai Pengadilan Agama Bintuhan masih
dihadapkan pada beberapa kondisi obyektif yang harus diselesaikan untuk
meningkatkan kinerja peradilan. Untuk mempermudah identifikasi masalah,
dilakukan pemetaan berdasarkan fungsi yang dimandatkan kepada Pengadilan
Agama Bintuhan yaitu :
d. Pengembangan
kompetensi Sumber Daya
Manusia yang di- Diklat-
kan belum memenuhi
kebutuhan organisasi.
Fungsi Pengawasan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi perlu mengadakan pengawasan melekat
atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera/Sekretaris, Panitera
Pengganti, dan Jurusita/ Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan
diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya ( vide : Pasal 53 ayat (1) dan
(2) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006), PERMA Nomor 7, 8, 9 Tahun
2016 dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta
pembangunan.
e. Mekanisme layanan
pengaduan online.
f. Untuk mendukung
tertib administrasi
penanganan
pengaduan Badan
Pegawasan
menggunakan
aplikasi berbasis
web dan teknologi
client server serta
data base yang
tersentralisasi,
untuk
mempermudah
pengintegrasian
data (Sistem
Informasi
Persuratan/Pengad
uan; Sistem
Informasi
penelusuran
pengaduan/tindak
lanjut pengaduan;
Sistem Informasi
Kasus; Sistem
Informasi Hukuman
Disiplin; Sistem
Informasi Majelis
Kehormatan Hakim;
Sistem Informasi
Whistleblowing).
g. Rancangan
perubahan
terhadap SK KMA
Nomor
076/KMA/SK/
VI/2009 tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Penanganan
Pengaduan di
Lingkungan
Lembaga
Peradilan.
Penyempurnaan
SK KMA Nomor
076/KMA/SK/VI
/2009
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
V
isi merupakan pandangan atau wawasan ke depan. Dalam hal ini visi
Pengadilan Agama Bintuhan mengacu pada visi Mahkamah Agung.
Visi Pengadilan Agama Bintuhan adalah “Terwujudnya Peradilan
Agama Bintuhan yang Agung”. Makna visi tersebut adalah menjalankan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan melalui kekuasaan kehakiman yang merdeka
dan penyelenggaraan peradilan yang jujur dan adil. Fokus pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi peradilan adalah pelaksanaan fungsi kekuasaan kehakiman
yang efektif, yaitu menyelesaikan suatu perkara guna menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, dengan
didasari keagungan, keluhuran dan kemuliaan institusi.
Atas visi yang telah ditetapkan, maka Pengadilan Agama Bintuhan mengemban
tugas sebagai misi untuk mewujudkan visi tersebut. Misi Pengadilan Agama
Bintuhan adalah :
1. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Peradilan Agama;
2. Mewujudkan Manajemen Peradilan Agama yang Modern;
3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Peradilan Agama;
4. Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Peradilan Agama.
D
alam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Agama Bintuhan yang
telah dikemukakan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus
dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional
berupa perumusan tujuan strategis organisasi.
Sementara itu sasaran stratgeis merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam
jangka waktu setiap tahun dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Berdasarkan review Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Bintuhan,
sasaran strategis Pengadilan Agama Bintuhan adalah :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara;
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin atau terpinggirkan;
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Berikut ini tujuan dan sasaran strategis dengan indikator beserta target yang
akan dicapai Pengadilan Agama Bintuhan.
SASARAN
NO TUJUAN INDIKATOR TARGET
STRATEGIS
1. Mewujudkan 1. Terwujudnya a. Persentase Sisa 100%
kepuasan Proses Perkara Perdata
masyarakat Peradilan yang Agama yang
dalam proses Pasti, diselesaikan
peradilan. Transparan, b. Persentase Perkara 100%
dan Akuntabel Perdata Agama
yang diselesaikan
Tepat Waktu
c. Persentase Perkara 99%
yang Tidak
Mengajukan Upaya
Hukum Banding
d. Persentase Perkara 100%
Yang Tidak
Mengajukan Upaya
Hukum Kasasi
e. Persentase perkara 100%
yang Tidak
Mengajukan Upaya
Hukum Peninjauan
Kembali
f. Index Kepuasan 80%
Pencari Keadilan
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
S
esuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam
RPJMN tahun 2020-2024 tersebut diatas serta dalam rangka
mewujudkan visi Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang
Agung, maka Mahkamah Agung menetapkan 4 sasaran sebagai berikut :
mendaftarkan perkara gugatan secara elektronik dari kantor atau rumah (e-filling)
sehingga tercipta asas cepat dan biaya ringan.
Dengan aplikasi e-Court pembayaran biaya perkara semakin ringkas karena
terhubung dengan sistem e-payment yang pembayaran ditujukan ke rekening
pengadilan pada bank melalui saluran pembayaran elektronik yang tersedia. Tak
hanya itu, pemanggilan elektronik (e-summons) sangat ringkas dan tanpa
dikenakan biaya, sebab, sistem pemanggilan para pihak yang berperkara bisa
dilakukan langsung ke alamat domisili elektronik termasuk meniadakan
kebutuhan prosedur delegasi dalam hal para pihak ada bertempat tinggal di
wilayah berbeda. Prosedur ini hanya bisa ditempuh apabila para pihak
menyetujui dilakukan panggilan secara elektronik untuk mengantisipasi
kesenjangan yang mungkin terjadi dalam masa awal pengenalan aplikasi ini.
Seiring dengan tuntutan proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan, Mahkamah Agung kini mengembangkan aplikasi e-Court ini dengan fitur
e-Litigasi, sehingga semua proses penyelesaian perkara dapat dilakukan secara
elektronik tanpa hadirnya para didepan pengadilan.
elektronik dari kantor atau rumah (e-filling) sehingga tercipta asas cepat dan
biaya ringan. Dengan aplikasi eCourt pembayaran biaya perkara semakin ringkas
karena terhubung dengan sistem e-payment yang pembayaran ditujukan ke
rekening pengadilan pada bank melalui saluran pembayaran elektronik yang
tersedia. Tak hanya itu, pemanggilan elektronik (e-summons) sangat ringkas dan
tanpa dikarenakan biaya, sebab, sistem pemanggilan para pihak yang
berperkara bisa dilakukan langsung ke alamat domisili elektronik termasuk
meniadakan kebutuhan prosedur delegasi dalam hal para pihak ada bertempat
tinggal di wilayah berbeda. Prosedur ini hanya bisa ditempuh apabila para pihak
menyetujui dilakukan panggilan secara elektronik untuk mengantisipasi
kesenjangan yang mungkin terjadi dalam masa awal pengenalan aplikasi ini. Kini
pendaftaran perkara perdata secara online ini sudah diterapkan pada 910
pengadilan.
Seiring dengan tuntutan proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan, Mahkamah Agung kini mengembangkan aplikasi e-Court ini dengan fitur
e-Litigasi, sehingga semua proses penyelesaian perkara dapat dilakukan secara
elektronik tanpa hadirnya para pihak di pengadilan. Tahun 2019 merupakan
momen penting dengan adanya perubahan paradigma penyelesaian perkara
perdata secara manual berubah secara keseluruhan berbasis teknologi informasi
dengan diterapkan e-litigasi. Aplikasi e-litigasi migrasi dari sistem manual ke
sistem elektronik tidak hanya dilakukan pada tataran administrasi perkara saja,
namun dalam praktek persidangan.
Dengan semaraknya perkara perdata yang diajukan melalui e-Court dan
diterapkan pemeriksaan persidangan dengan e-Litigasi maka Mahkamah Agung
harus menyiapkan sarana dan prasana pendukung pelaksanaan persidangan
elektronik. Dengan diterapkannya e-Court ini diharapkan ke depan semua
administrasi penyelesaian perkara di pengadilan juga harus dikembangkan dari
manual ke elektronik, termasuk penyampaian/pemberitahuan salinan putusan.
Disamping itu Mahkamah Agung kedepan akan mengembangkan pengadilan
elektronik ini dapat mengakomodir penyelesaian perkara Niaga dan Kepailitan
agar dapat diselesaikan melalui aplikasi e-Court.
Dengan adanya e Court harapan penyelesaian perkara dapat dilakukan
secara cepat, sederhana dan biaya ringan akan segera terwujud. Namun
optimalisasi pelaksanaan e-Court pada pengadilan banyak menemui kendala
11. SPPT TI
Sistem Peradilan Pidana Terpadu (SPPT) meniscayakan institusi penegak
hukum seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan,
memiliki jalinan sistem informasi yang erat. Praktek yang dilakukan di berbagai
negara, para penegak hukum telah mengakui kebutuhan untuk pertukaran
informasi secara elektronik diantara mitranya tersebut. Indonesia pun menyadari
pentingnya mewujudkan SPPT. Hal ini terlihat dalam RJPMN 2015- 2019, yang
menjadikan SPPT menjadi salah satu prioritasnya. SPPT Mahkamah Agung
dengan aparat penegak hukum Sistem Peradilan Pidana yang Terpadu (SPPT)
atau Integrated Criminal Justice System (ICJS) SPPT merupakan instrumen
hukum yang sangat penting dalam kerangka penegakan hukum pidana.
Sistem Peradilan Pidana Terpadu merupakan sistem yang menunjukkan
proses keterkaitan antar instansi yang berwenang manangani perkara pidana.
Saat ini SPPT sudah diterapkan pada 115 pengadilan dengan 5 komponen
pertukaran data meliputi Penetapan Majelis Hakim, Penunjukan Panitera
Pengganti, Penetapan Hari Sidang, Petikan Putusan dan Salinan Putusan. Pada
tahun 2020 direncanakan SPPT pada lingkungan Mahkamah Agung dapat
diterapkan pada 210 pengadilan dengan 22 data yang dapat dipertukarankan
meliputi Penetapan Majelis Hakim, Penunjukan Panitera Pengganti, Penetapan
Hari Sidang Pertama, Penetapan Penahanan (PEN.7-1), Penetapan
Perpanjangan Penahanan (PEN.7-11), Penetapan Perpanjangan Pasal 29
(PEN.7-20), Petikan Putusan Pengadilan, Salinan Putusan pengadilan, Akta
Pemohonan Banding (AMB), Akta Pencabutan Banding (ACB), Penetapan
Penahanan Hakim Banding (PEN.7-21), Penetapan Perpanjangan Penahanan
Ketua Pengadilan Tinggi (PEN.7-22), Penetapan Perpanjangan Penahanan
Banding Pasal 29 (PEN.7-23), Petikan Putusan Banding, Salinan Putusan
Banding, Akta Permohonan Kasasi (AMK), Akta Pencabutan Kasasi (ACK),
Penetapan Penahanan Hakim Kasasi (PEN.7-24), Penetapan Perpanjangan
Penahanan Kasasi (PEN.7-25), Penetapan Perpanjangan Penahanan Hakim
Pasal 29 (PEN.7-26), Petikan Putusan Kasasi dan Salinan Putusan Kasasi. Pada
tahun 2021 direncanakan pertukaran data yang dapat dilakukan melalui aplikasi
SPPT dapat meliputi perkara tindak pidana korupsi, tindak pidana anak dan
tindak pidana narkotika. Direncanakan periode tahun 2020-2024 sistem ini dapat
diterapkan pada seluruh pengadilan, sehingga diharapkan transparansi data
penyelesaian perkara pidana antar aparat menegak hukum dapat terjalin dengan
baik.
banyak timbul keluhan dari para pencari keadilan. Di sisi lain, internal organisasi
Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan di bawahnya juga masih
merasakan perlunya satu kebijakan sistem pengelolaan TI yang komprehensif
dan terintegrasi, untuk memudahkan dan mempercepat proses pelaksanaan\
tugas dan fungsi di setiap unit kerja. Dengan demikian dapat diharapkan
tejadinya peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada masyarakat, yaitu
dengan mengembangkan mekanisme pertukaran informasi antar unit atau antar
institusi atau yang dalam dunia teknologi informasi disebut “interoperability” yaitu
kemampuan organisasi pemerintah untuk melakukan tukar menukar informasi
dan mengintegrasikan proses kerjanya dengan menggunakan standar
tertentu yang diaplikasikan secara bersama yang ditunjang dengan teknologi
informasi yang memadai. Memiliki manajemen informasi yang menjamin
akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi serta menjadi organisasi modern
berbasis TI terpadu adalah salah satu penunjang penting yang akan mendorong
terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung.
Guna efisiensi dan efektifitas kinerja semua satuan organisasi di bawah
Mahkamah Agung akan diberikan akses pada suatu sistem tunggal yang dikelola
secara terpusat di Mahkamah Agung, melalui suatu jaringan komputer terpadu
yang tersebar di seluruh Indonesia. Penyediaan sistem informasi secara terpusat
ini akan menjamin pelaksanaan proses kerja yang konsisten di seluruh lini
organisasi Mahkamah Agung, memudahkan dalam rotasi dan mutasi
pegawai, serta memudahkan teknis penyediaan, pemeliharaan maupun
pengelolaannya. Perkembangan Teknologi dan Informasi yang berkembang
begitu pesat, sehingga sangat banyak membantu dalam proses penyelesaian
pekerjaan disegala bidang termasuk mempermudah dan mempercepat proses
pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja baik internal organisasi
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya dalam sistem pengelolaan
TI yang komprehensif dan terintegrasi, namun dalam pemanfaatannya perlu ada
aturan-aturan agar dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan. Pemanfaatan
Teknologi dan Informasi, itu perlu didukung regulasi yang dapat mengendalikan
perilaku dengan aturan dan batasan.
Dalam mewujudkan pengolaan SDM yang efektif dan efisien peningkatan
kompetensi dan integritas SDM Mahkamah Agung dicapai dengan 2 arah
kebijakan yaitu (1) Penataan pola rekrutmen Sumber Daya Manusia Peradilan
dan (2) Penataan pola promosi dan mutasi Sumber Daya Manusia Peradilan.
Di samping arah kebijakan dan strategi untuk pencapaian Visi dan Misi
Mahkamah Agung dan mendukung program dan kebijakan pemerintah baik
RPJMN maupun kebijakan husus terkait dengan pencegahan dan
pemberantasan wabah nasional Covid 19 melalui Instruksi Presiden nomor 4
tahun 2020 tanggal 30 Maret 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi
Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Surat Edaran Menteri
Keuangan nomor SE- 6/MK.02/2030 tanggal 15 Maret 2020 tentang Refocussing
Kegiatan dan Realokasi Anggaran Kementerian/Lembaga Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), maka
Mahkamah Agung dipandang perlu menetapkan arah kebijakan dan strategi
dengan mengadakan penyesuaian-penyesuaian kegiatan sebagai akibat dari
wabah Covid 19.
atau Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease (Covid-19) tanggal 31 Maret 2020 serta dalam
rangka menghadapai ancaman yang membahayakan perekonomian
nasional dan stabilitas sistem keuangan negara, Mahkamah Agung tahun
anggaran 2020 mendapatkan pagu sebesar Rp 10.597.927.977.000 terdapat
penyesuaian pagu sebesar Rp 743.021.947.000 sehingga pagu tahun
anggaran 2020 menjadi sebesar Rp. 9.854.906.030. Penyesuaian pagu
anggaran ini dilakukan pada kegiatan pembangunan pengadilan dan
renovasi gedung kantor, belanja barang non operasional, perjalanan dinas
serta bimbingan teknis aparatur sipil negara. Dengan ada penyesuaian pagu
anggaran tersebut maka pelekasanaan pembangunan dan renovasi Gedung
kantor pengadilan mengalami penyesuaian yang sangat signifikan yang
berkisar 80% dari nilai fisik, hal ini akan berpengaruh terhadap roadmap
pembangunan/renovasi gedung kantor pengadilan. Untuk pembangunan
gedung kantor pengadilan dilakukan penyesuaian dengan mekanisme multi
years kontrak, sementara untuk renovasi gedung kantor sebagian dilakukan
dengan multi years kontrak dan sebagian dengan kontrak tahun tunggal.
Selain pembangunan dan renovasi gedung kantor pengadilan, roadmap
belanja modal pengadaan sarana dan prasarana layanan peradilan
juga akan mengalami penyesuaian untuk gedung pengadilan baru dan
pemenuhan kekuranganan dukungan layanan minimal peradilan.
e. Optimalisasi dukungan pelaksanaan tugas fungsi Mahkamah Agung
dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya dilakukan secara online
Sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas dari
rumah, banyak orang yang menggunakan aplikasi video conference melalui
Zoom Meeting sebagai media untuk berbagai keperluan. Aplikasi ini dapat
menjadi sarana rapat koordinasi, pembinaan, pendampingan masalah,
monitoring dan evaluasi tanpa harus melalui tatap muka. Pada tahun
anggaran 2021 pimpinan Mahkamah Agung akan mewajibkan seluruh
satuan kerja dialokasikan anggaran untuk belanja sewa zoom meeting
berbayar. Langkah langkah optimalisasi koordinasi dengan media zoom
meeting ini sangat diperlukan disamping karena kebijakan pemerintah untuk
pembatasan bertatap muka namun juga dikarenakan rentang kendali
peradilan dibawah Mahkamah Agung sangat luas. Koordinasi antara
S
esuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam
RPJMN tahun 2020-2024 dan berdasarkan review Indikator Kinerja
Utama serta dalam rangka mewujudkan visi Terwujudnya Peradilan
Agama Bintuhan Yang Agung, maka Pengadilan Agama Bintuhan menetapkan
4 sasaran sebagai berikut :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara;
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin atau terpinggirkan;
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
D
engan lahirnya Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional secara tegas menyatakan
bahwa kerangka regulasi menjadi bagian dari salah satu dokumen
perencanaan pembangunan nasional. Pasal 4 ayat (2) menyatakan : “ RPJM
Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi dan Program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJM Nasional, yang memuat strategi
pembangunan Nasional, kebijakan umum, program kementrian/ lembaga dan
lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan “.
KERANGKA ACUAN
P
engadilan Agama Bintuhan yang merupakan kawal depan Mahkamah
Agung RI, mempunyai tugas pokok menyelesaikan perkara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku berdasarkan
Undang-undang No. 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang No. 50 Tahun 2009 Pasal 105 ayat (2) menyebutkan bahwa “Tugas
serta tanggung jawab, susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat diatur lebih
lanjut oleh Mahkamah Agung RI”
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Mengacu pada program utama dan kegiatan Mahkamah Agung, berikut ini
program dan kegiatan Pengadilan Agama Bintuhan :
Target kinerja dan kerangka pendanaan dapat dilihat pada lampiran Matriks
Rencana Strategis Tahun 2020-2024 Pengadilan Agama Bintuhan.
BAB V
PENUTUP
Dalam rencana strategis tahun 2020-2024 diuraikan hal-hal yang sudah dicapai
Pengadilan Agama Bintuhan pada tahun 2018-2019 yaitu adanya peningkatan
Produktifitas Penyelesaian Perkara, adanya penurunan upaya hukum
masyarakat pencari keadilan, penyelesaian perkara bebas biaya, penguatan
sumber daya manusia dan peningkatan sistem diklat dengan pembelajaran e-
learning, pelaksanaan reformasi birokrasi, optimalisasi pengawasan.
Target
jangka
Tujuan Sasaran Strategis Target (%)
No Menengah
(5 Tahun)
Uraian Indikator Kinerja % Uraian Indikator Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024
1. Mewujudkan kepuasan a. Persentase Sisa Perkara 100 1. Terwujudnya Proses a. Persentase Sisa Perkara 100 100 100 100 100
masyarakat dalam Perdata Agama yang Peradilan yang Pasti, Perdata Agama yang
proses peradilan diselesaikan Transparan, dan diselesaikan
b. Persentase Perkara Perdata 100 Akuntabel b. Persentase Perkara Perdata 100 100 98 98 98
Agama yang diselesaikan Agama yang diselesaikan
Tepat Waktu Tepat Waktu
c. Persentase Perkara yang 100 c. Persentase Perkara yang Tidak 100 99 99 99 99
Tidak Mengajukan Upaya Mengajukan Upaya Hukum
Hukum Banding Banding
d. Persentase Perkara Yang 100 d. Persentase Perkara Yang Tidak 100 99 100 100 100
Tidak Mengajukan Upaya Mengajukan Upaya Hukum
Hukum Kasasi Kasasi
e. Persentase perkara yang 100 e. Persentase perkara yang Tidak 100 100 100 100 100
Tidak Mengajukan Upaya Mengajukan Upaya Hukum
Hukum Peninjauan Kembali Peninjauan Kembali
f. Index Kepuasan Pencari 80 f. Index Kepuasan Pencari 80 80 85 85 85
Keadilan Keadilan
g. Persentase Salinan Putusan 100 2. Peningkatan Efektivitas a. Persentase Salinan Putusan 100 100 100 100 100
Perkara Perdata yang dikirim Pengelolaan Perkara Perdata yang dikirim
kepada Para Pihak tepat Penyelesaian Perkara kepada Para Pihak tepat waktu
waktu
h. Persentase Perkara yang 50 b. Persentase Perkara yang 70 20 20 25 25
Diselesaikan Melalui Mediasi Diselesaikan Melalui Mediasi
i. Persentase Berkas Perkara 100 c. Persentase Berkas Perkara 100 100 100 100 100
yang Dimohonkan Banding, yang Dimohonkan Banding,
Kasasi, dan PK yang Diajukan Kasasi, dan PK yang Diajukan
Secara Lengkap dan Tepat Secara Lengkap dan Tepat
Waktu Waktu
j. Persentase Putusan Perkara 100 d. Persentase Putusan Perkara 100 100 100 100 100
yang Menarik Perhatian yang Menarik Perhatian
Masyarakat yang Dapat Masyarakat yang Dapat
Diakses Secara Online dalam Diakses Secara Online dalam
Waktu 1 Hari Setelah Putus Waktu 1 Hari Setelah Putus
2. Keterjangkauan layanan a. Persentase Perkara Prodeo 100 3. Meningkatnya Akses a. Persentase Perkara Prodeo 100 100 100 100 100
peradilan bagi seluruh yang Diselesaikan Peradilan bagi yang Diselesaikan
lapisan masyarakat b. Persentase Perkara yang 100 Masyarakat Miskin dan b. Persentase Perkara yang 100 100 100 100 100
Diselesaikan di Luar Gedung Terpinggirkan Diselesaikan di Luar Gedung
Pengadilan Pengadilan
3. Memberikan layanan a. Persentase Putusan Perkara 100 4. Meningkatnya a. Persentase Putusan Perkara 100 100 100 100 100
prima kepada Perdata yang Ditindak lanjuti Kepatuhan terhadap Perdata yang Ditindak lanjuti
masyarakat pencari (Dieksekusi) Putusan Pengadilan (Dieksekusi)
keadilan
MATRIK KINERJA DAN PENDANAAN
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2020-2024
PENGADILAN AGAMA BINTUHAN
Instansi : Pengadilan Agama Bintuhan
Visi : Terwujudnya Pengadilan Agama Bintuhan yang Agung
Misi : 1. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Peradilan Agama;
2. Mewujudkan Manajemen Peradilan Agama yang Modern;
3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Peradilan Agama;
4. Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Peradilan Agama.
Unit Organisasi
Program/ Sasaran Program (Outcome)/ Sasaran Kegiatan (Output)/ Target Alokasi (dalam juta rupiah)
Lokasi Pelaksana
Kegiatan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Strategis 1 :
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan - - - - - - - - - -
Akuntabel
1. Persentase Sisa Perkara Perdata Agama yang diselesaikan 100 100 100 100 100 - - - - - Panitera
2. Persentase Perkara Perdata Agama yang diselesaikan Panitera
100 100 98 100 100 - - - - -
Tepat Waktu
3. Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Panitera
100 100 100 100 100 - - - - -
Banding
4. Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Panitera
100 99 99 99 99 - - - - -
Kasasi
5. Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Panitera
100 100 100 100 100 - - - - -
Peninjauan Kembali
6. Index Kepuasan Pencari Keadilan 80 80 85 85 85 - - - - - Tim SKM
Sasaran Strategis 2 : - - - - - - - - - -
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
1. Persentase Salinan Putusan Perkara Perdata yang dikirim Panitera
80 100 100 100 100 - - - - -
kepada Para Pihak tepat waktu
2. Persentase Perkara yang Diselesaikan Melalui Mediasi 70 20 20 25 25 - - - - - Panitera
3. Persentase Berkas Perkara yang Dimohonkan Banding, Panitera
Kasasi, dan PK yang Diajukan Secara Lengkap dan Tepat 100 100 100 100 100 - - - - -
Waktu
4. Persentase Putusan Perkara yang Menarik Perhatian Kepaniteraan
Masyarakat yang Dapat Diakses Secara Online dalam 100 100 100 100 100 - - - - -
Waktu 1 Hari Setelah Putus
Sasaran Strategis 3 :
Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan - - - - - - - - - -
Terpinggirkan
1. Persentase Perkara Prodeo yang Diselesaikan 100 100 100 100 100 - - - - - Panitera
2. Persentase Perkara yang Diselesaikan di Luar Gedung Panitera
100 100 100 100 100 - - - - -
Pengadilan
Sasaran Strategis 4 :
- - - - - - - - - -
Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan
1. Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindak lanjuti Panitera
(Dieksekusi) 100 100 100 100 100 - - - - -
Kesekretariatan
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung 2.791 2.715 4.358 4.500 5.000 dan
Kepaniteraan
Sasaran Program: Meningkatkan kualitas layanan dukungan
Manajemen untuk mewujudkan layanan prima peradilan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 62 0 0 0 0 Kesekretariatan
Sasaran Program: Terpenuhinya kebutuhan sarana dan
prasarana dalam mendukung pelayanan peradilan
Program Penegakan dan Pelayanan Hukum 1,5 20 61 80 100 Kepaniteraan
Sasaran Program: Terselenggaranya penyelesaian perkara
yang sederhana, transparan, dan akuntabel di lingkungan
peradilan
Kegiatan 1. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi Kesekretariatan
2.791 2.669 2.800 3.000 3.200 dan
Kepaniteraan
Sasaran Kegiatan:
1. Layanan Perkantoran 12 12 12 12 12
bln bln bln bln bln
2. Layanan Dukungan Manajemen Pengadilan 12 12 12 12 12
bln bln bln bln bln
Kegiatan 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung 62,5 45,95 60 80 100 Kesekretariatan
Sasaran Kegiatan:
1. Layanan Sarana Internal 1 3 1 1 1
Laya Laya Laya Laya Laya
nan nan nan nan nan
Kegiatan 3. Layanan Bantuan Hukum Perseorangan Kepaniteraan
Sasaran Kegiatan:
Dukungan Penyelesaian Administrasi Perkara 5 Keg 40 50 60 80
Keg Keg Keg Keg