Anda di halaman 1dari 54

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)
2020 - 2024

PENGADILAN AGAMA BINTUHAN


Jl. Komplek Perkantoran Pondok Pusaka, Bintuhan
Website : www.pa-bintuhan.go.id
email : pa.bintuhan@gmail.com
Telp. (0739) 2010321
KAUR - 38963

BINTUHAN, 8 JANUARI 2021


Rencana Strategis 2020-2024

KATA PENGANTAR

M
engacu pada pedoman Renstra dalam Permen PPN/ Kepala
Bappenas No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga ( RENSTRA
K/L) 2018-2019, Review Pertama Renstra Mahkamah Agung RI Tahun 2018-
2019 dan Perubahan paradigma tatakelola pemerintahan menuju tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) dalam berbagai aspek salah satunya
telah mendorong pelaksanaan penerapan sistem akuntabilitas kinerja
penyelenggara negara yang terintegrasi sebagai bahan instrumen utama
pertanggungjawaban pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai
salah satu unsur penting sistem ini, Rencana Strategis merupakan instrument
awal untuk mengukur kinerja setiap instansi pemerintah baik terkait pencapaian
visi, misi, tujuan maupun sasaran yang telah ditetapkan organisasi.

Renstra Pengadilan Agama Bintuhan tahun 2020-2024 ini masih disusun


berdasarkan RPJMN tahun 2015-2019 (Peraturan Presiden Nomor 2 tahun
2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019)
dan Reviu Pertama Renstra Mahkamah Agung 2015-2019. Penyusunannya
diupayakan secara optimal, namun kami menyadari apabila masih ada
kekurangan, maka tidak tertutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan
yang disesuaikan dengan kebutuhan mendesak/ prioritas dan kebijakan
pimpinan Pengadilan Agama Bintuhan. Semoga Renstra ini benar-benar
bermanfaat dalam mendukung visi Pengadilan Agama Bintuhan yaitu
terwujudnya “Pengadilan Agama Bintuhan Yang Agung”.

Bintuhan, 8 Januari 2021


Pengadilan Agama Bintuhan
Ketua,

Sri Wahyuni, S.Ag., M.Ag.


NIP. 19780621.200502.2.001

Pengadilan Agama Bintuhan i


Rencana Strategis 2020-2024

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1..KONDISI UMUM..................................................................................................... 1
1.2..POTENSI PERMASALAHAN............................................................................... 3
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS............................................ 11
2.1 VISI DAN MISI..........................................................................................................11
2.2 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS...............................................................11
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI.................................................................... 15
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG........................... 15
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA BINTUHAN... 36
3.3 KERANGKA REGULASI........................................................................................ 39
3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN.............................................................................. 44
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN....................................... 45
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 47
LAMPIRAN

Pengadilan Agama Bintuhan ii


Rencana Strategis 2020-2024

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 KONDISI UMUM

L
embaga Peradilan merupakan kekuasaan yudikatif yang mendukung
keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara hukum.
Disebutkan dalam Pasal 24 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen bahwa “Kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara,
dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.”

Sebagai tindak lanjut atas Undang-undang Dasar Tahun 1945 tersebut di atas,
lahirlah Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 (perubahan atas Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung) dan Undang-undang Nomor 4
Tahun 2004 (perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman). Dalam Pasal 13 Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2004 dinyatakan bahwa “Organisasi, administrasi, dan
finansial Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya di
bawah kekuasaan Mahkamah Agung”, hal ini merupakan titik tolak independensi
dari seluruh jajaran Peradilan yang selama ini masih terkait dengan kekuasaan
eksekutif (bidang administrasi dan keuangan masih ditangani oleh Departemen
Kehakiman dan Departemen Agama). Sehingga dengan adanya Undang-undang
Kekuasaan Kehakiman tersebut lahirlah apa yang disebut dengan Peradilan
Satu Atap (One Roof System).

Sementara itu dalam Pasal 13 ayat (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
disebutkan bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi, dan finansial
badan peradilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masing-masing
lingkungan peradilan diatur dalam Undang-Undang sesuai dengan kekhususan

Pengadilan Agama Bintuhan 1


Rencana Strategis 2020-2024

lingkungan peradilan masing-masing”. Sebagai realisasi dari pasal tersebut


lahirlah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama sebagai
penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989. Dengan perubahan
Perundang-undangan tersebut, maka badan Peradilan Agama yang pada saat itu
berada di bawah Depertemen Agama yang ditangani oleh Direktorat Badan
Peradilan Agama, setelah bergabung Mahkamah Agung ditangani oleh Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Agama.

Pengadilan Agama Bintuhan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik


Indonesia Nomor 15 Tahun 2016 ditetapkan di Jakarta tertanggal 26 April 2016.
Peresmiannya dilakukan oleh Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Hatta Ali, SH, MH. bersamaan dengan 85
Pengadilan lainnya di Kota Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi
Utara pada tanggal 22 Oktober 2018. Kemudian pada hari Selasa tanggal 6
November 2018 dilantiklah pimpinan dan pegawai Pengadilan Agama Bintuhan
yang berjumlah 12 orang bertempat di Aula Gedung Pengadilan Tinggi Agama
Bengkulu oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu yang waktu itu diketuai
oleh Bapak Drs. H. Pelmizar M.H.I. Formasi dan nama kedua belas pejabat
sebagai perintis Pengadilan Agama Bintuhan terdiri dari:
1. Wakil Ketua: SRI WAHYUNI, S.Ag, M.Ag.
2. Hakim: KHOIRIL ANWAR, S.Ag., M.H.I.
3. Hakim: MUHAMMAD HIDAYATULLAH, S.H.I.
4. Panitera: ADI HARJA, S.H.
5. Sekretaris: HARIS MUNANDAR, S.T.
6. Panitera Muda Hukum: MUHAMMAD AMIN, S.H.I.
7. Panmud Permohonan: TRI PUSPITA SARI, S.H.I., M.H.I.
8. Panmud Gugatan: TRI AJI PAMUNGKAS, S.H.
9. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata
Laksana: MUHAMMAD FAHREZA, S.H.I.
10. Kepala Sub Bagian Perencanaan, TI, dan Pelaporan: MUHAMMAD
NUR ARIFIN, S.Kom.
11. Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan: ALNITA IRIANI, S.E.
12. Panitera Pengganti: ZULVAYANA, S.H.I.

Pengadilan Agama Bintuhan 2


Rencana Strategis 2020-2024

Pengadilan Agama Bintuhan sebagai salah satu kawal depan Mahkamah Agung,
mempunyai tugas untuk menegakkan supremasi hukum khususnya di wilayah
hukum Kabupaten Kaur di provinsi Bengkulu. Sebagai perpanjangan tangan dari
Mahkamah Agung RI dan Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu untuk melayani
para pencari keadilan, Jajaran Hakim dan Kepaniteraan Pengadilan Agama
Bintuhan telah berkomitmen untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya
sebagaimana yang telah ditetapkan dan diatur oleh Undang-undang dan
ketentuan peraturan lainnya, secara adil dan transparan. Untuk mendukung
pelaksanaan tugas tersebut, jajaran Kesekretariatan Pengadilan Agama
Bintuhan berpedoman dengan Undang-undang dan ketentuan peraturan lainnya,
telah melaksanakan berbagai kegiatan di bidang kepegawaian, keuangan dan
umum. Sehingga kebutuhan untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Pengadilan Agama Bintuhan dapat terpenuhi dalam rangka pelayanan prima dan
penegakan supremasi hukum pada Kabupaten Kaur di provinsi Bengkulu.

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bintuhan tahun 2020-2024 merupakan


kelanjutan atas penjabaran visi dan misi Mahkamah Agung yang mengacu Cetak
Biru (Blue Print) Pembaharuan Peradilan Republik Indonesia 2010-2035 yang
akan menjadi arah dan tujuan bagi setiap pengembangan program dan kegiatan
dalam konteks kewenangan Pengadilan Agama Bintuhan. Perumusan rencana
strategis Pengadilan Agama Bintuhan Tahun 2020-2024 dimaksudkan untuk
menjadi pedoman dan arah proses pembaruan yang dilakukan Pengadilan
Agama Bintuhan agar terlaksana secara lebih terstruktur, lebih terukur dan tepat
sasaran. Renstra ini memadukan prinsip-prinsip perhatian pada jangka panjang,
pengintegrasian tujuan dan sasaran dalam hierarki yang jelas, kesadaran akan
pentingnya disiplin dan konsistensi komitmen bersama dalam melaksanakannya,
serta perspektif eksternal yang bersifat adaptif terhadap perubahan lingkungan.
Dengan cara ini, diharapkan akan mampu mendorong para pegawai untuk lebih
berperan aktif, serta mengambil tindakan antisipatif ketika merespon berbagai
perubahan yang bergerak cepat dan dinamis, baik yang bersifat internal maupun
eksternal.

Secara garis besar renstra Pengadilan Agama Bintuhan Tahun 2020-2024


memuat dua pilar utama program di bidang tugas pokok dan fungsinya, yakni:
pertama, program kerja bidang teknis yudisial, dan bidang non teknis yudisial.

Pengadilan Agama Bintuhan 3


Rencana Strategis 2020-2024

Program kerja bidang teknis peradilan merupakan tugas pokok dan fungsi
Pengadilan Agama Bintuhan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan
masyarakat dalam penyelesaian perkara. Program di bidang ini tidak secara
langsung berkaitan dengan pengelolaan anggaran, namun langsung
bersentuhan dengan kepentingan masyarakat dalam memperoleh keadilan,
sementara program kerja di bidang non teknis peradilan sebagian besar
berkaitan langsung dengan anggaran, terutama dalam hal pengelolaan
prasarana dan sarana penyelenggara pelayanan hukum dan sebagian lagi tidak
langsung berkaitan dengan anggaran, seperti penatakelolaan sumber daya
manusia, tata persuratan, publikasi transparansi informasi, dan lain-lain.

1.2 POTENSI PERMASALAHAN

D
alam rangka melaksanakan fungsi penyelesaian perkara, fungsi
pengawasan, mengatur dan administratif secara organisasi,
administratif dan finansial, melalui Cetak Biru Mahkamah Agung
2010-2035 dan Rencana Strategis 2020-2024 sedang dan akan terus
melakukan berbagai langkah kebijakan strategis guna mewujudkan visi dan misi
serta tujuan organisasi. Pelaksanaan kebijakan tersebut seperti telah disebutkan
sebelumnya telah memberikan banyak capaian dan kemajuan, namun disamping
berbagai kemajuan yang telah dicapai Pengadilan Agama Bintuhan masih
dihadapkan pada beberapa kondisi obyektif yang harus diselesaikan untuk
meningkatkan kinerja peradilan. Untuk mempermudah identifikasi masalah,
dilakukan pemetaan berdasarkan fungsi yang dimandatkan kepada Pengadilan
Agama Bintuhan yaitu :

 Penyederhanaan Proses Berperkara


Sebagai pengimbang kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan dalam
rangka mewujudkan peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan maka proses
berperkara hendaknya menyesuaikan dengan pertimbangan tersebut.

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI


a. Belum adanya a. Tidak stabilnya koneksi internet a. Undang-undang
pendaftaran perkara Nomor 4 Tahun 2004
secara online b. Sering terjadi pemadaman listrik
oleh PLN b. Undang-undang

Pengadilan Agama Bintuhan 4


Rencana Strategis 2020-2024

b. Berkas perkara yang Nomor 14 Tahun


diajukan masih c. Media penyimpanan dokumen 2008
berbentuk hardcopy (CD/ flashdisk/ external drive)
sehingga tingkat rentan terhadap virus/malware c. Adanya SK KMA
keamanan dokumen dan kerusakan fisik. No.I-
kurang terjamin, untuk d. Wilayah Kabupaten Kaur masih 144/KMA/SK/I/2011
kedepannya banyak yang belum terjangkau
diharapkan pengajuan jaringan internet
berkas perkara secara
paperless.

 Manajemen Penanganan Perkara


Masih banyaknya keluhan publik tentang akurasi informasi pada Sistem Informasi
Penelusuran Perkara karena masih lemahnya kinerja keterbukaan, akurasi
informasi dan etos kerja yang merupakan ujung tombak pelayanan publik. Hal
ini terjadi karena adanya beberapa permasalahan proses penyelesaian
perkara yang dimulai dengan penerimaan berkas, registrasi, pemeriksaan dan
penjatuhan putusan serta minutasi.

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI


a. Masih banyaknya a. Sistem informasi perkara yang a. Perkembangan
keluhan publik tentang ada belum terintegrasi dengan teknologi informasi
akurasi informasi pada sistem informasi penerimaan yang dinamis.
Sistem Informasi berkas dan penggunaannya
Penelusuran Perkara belum efektif (partisipasi tinggi b. Dalam Cetak Biru
serta tidak ada tapi tidak ada data compliance) 2010-2035 bahwa
kemampuan untuk karena proses penyelesaian teknologi informasi
mengontrol perkara masih sangat sebagai salah satu
secara efektif. tergantung dengan berkas prioritas perubahan.
fisik.
b. Adanya beberapa c. Adanya SK KMA
permasalahan proses b. Masih belum optimalnya No.I-
penyelesaian perkara pemanfaatan teknologi 144/KMA/SK/I/2011.
seperti kelengkapan informasi dalam
berkas perkara yang melakukan koordinasi baik d. Sistem Informasi
diajukan banding yang internal maupun eksternal Penelusuran
masih sering belum instansi. Perkara
lengkap.
c. Belum tersedia cukup e. Agenda penataan
c. Lemahnya kinerja anggaran yang diperlukan ulang proses
keterbukaan, akurasi untuk pengembangan dan administrasi perkara
informasi dan etos pemeliharaan perangkat pada Cetak Biru MA
kerja ujung tombak IT yang sesuai dengan 2010-2035.
pelayanan publik. kebutuhan.
d.

Pengadilan Agama Bintuhan 5


Rencana Strategis 2020-2024

 Manajemen Penanganan Perkara


Guna membantu masyarakat miskin dan terpinggirkan dalam memperoleh
kemudahan akses pengadilan maka Pengadilan Agama Bintuhan menetapkan
pelaksanaan berperkara secara cuma-cuma/prodeo kepada masyarakat miskin
terpinggirkan dan pemberian pelayanan terpadu guna membantu penguatan
identitas hukum yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat dan
Kementrian Agama setempat.

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI


a. Pembebasan biaya a. Adanya sikap masyarakat a. Perma no. 1 tahun
perkara kepada yang malu/tidak yakin bila 2014 tentang
masyarakat miskin sulit mendapat perlakuan khusus Pedoman
terealisasi dikarenakan sebagai orang miskin. pemberian layanan
pihak yang berperkara hukum bagi
belum mengetahui b. Penetapan target perkara masyarakat tidak
atau malu berpekara belum memanfatkan data mampu di
secara cuma-cuma/ potensi perkara miskin dilihat pengadilan.
prodeo dari jumlah penduduk miskin.
b. UU Nomor 16 tahun
b. Belum adanya kerja c. Pertanggungjawaban 2011 tentang
sama antara Pemerintah keuangan untuk proses bantuan hukum
Daerah dan Kementrian penyelesaian perkara yang yang dilaksanakan
Agama setempat dalam belum selesai sampai akhir oleh BPHN.
pemberian pelayanan tahun anggaran.
terpadu c. Menjadi sasaran
d. Masyarakat miskin dan dalam Cetak
marjinal yang secara Biru Mahkamah
geografis dan ekonomi sulit Agung 2010-
menjangkau layanan 2035.
peradilan.
d. Menjadi sasaran
e. Penetapan target dalam Cetak
lokasi/perkara belum Biru Mahkamah
memanfaatkan luas wilayah Agung 2010-
hukum pengadilan dan 2035.
tingkat kesulitan geografis

 Penguatan Sumber Daya Manusia


Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan tidak
akan terlepas dari penguatan sumber daya manusia baik yang terkait dengan
teknis peradilan maupn non teknis peradilan. Dalam hal penguatan sumber daya
manusia dibidang teknis peradilan maka Pengadilan Agama Bintuhan
menetapkan kebijakan dilakukan pelatihan teknis bagi aparatur pengadilan baik
bagi hakim, panitera maupun juru sita. Bagi hakim dilakukan pendidikan dan
pelatihan teknis terkait dengan spesialisasi hakim, contoh diklat sertifikasi

Pengadilan Agama Bintuhan 6


Rencana Strategis 2020-2024

ekonomi syariah, sertifikasi mediasi. Bagi tenaga non teknis dilakukan


pendidikan dan pelatihan terkait dengan administrasi umum, manajerial dan
kepemimpinan.

Sumber Daya Manusia Bidang Teknis

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI


a. Inkosistensi putusan. a. Pemahaman teknis staf a. PP 94 tahun 2012
Pengadilan Agama tentang Hak
b. Sertifikasi SDM Bintuhan bervariasi. Keuangan dan
Teknis belum Fasilitas Hakim
berdasarkan b. Kurangnya pelatihan khusus yang berada di
mekanisme seleksi. adm pengadilan bagi staf bawah Mahkamah
Pengadilan Agama Bintuhan. Agung dan SK KMA
c. Lemahnya Nomor 128 Tahun
pemahaman c. Belum ada reward 2014 tentang
terhadap kebijakan punishment bagi Pengadilan Tunjangan Kinerja
teknis peradilan. Agama Bintuhan untuk kinerja Pegawai Negeri di
pengiriman berkas. Lingkungan
d. Beban kerja belum Mahkamah Agung
merata antar SDM d. Pengawasan terhadap entri dan badan peradila
Teknis. data tidak konsisten. yang ada
dibawahnya.
e. Belum ada peta kebutuhan b. PP Nomor 53 Tahun
tenaga teknis atas beban kerja. 2010
c. Pola Bindalmin
f. Belum adanya mekanisme
sosialisasi dan monitoring
terhadap implementasi
kebijakan tersebut.

Sumber Daya Manusia Bidang Non Teknis

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI


a. Penempatan Sumber a. Belum ada model dan a. Undang-undang
Daya Manusia belum profil kompetensi untuk Nomor 5
menggunakan seluruh Tahun 2014 Tentang
mekanisme seleksi jabatan di Pengadilan Agama Aparatur
yang menekankan Bintuhan dan digunakan Sipil Negara.
pada kompetensi. sebagai dasar promosi dan
b. Pola karir yang pengembangan karier b. Sudah ada aplikasi
belum sesuai pegawai. kepegawaian
dengan kompetensi. (SIKEP) di
b. Aplikasi SIKEP yang ada, Pengadilan Agama
c. Beban kerja belum pemanfaatannya masih Bintuhan
merata, ada beberapa sebatas pencarian data
posisi yang beban kepegawaian berdasarkan
kerjanya sangat tinggi kategori kepangkatan, masa
tetapi beberapa posisi kerja, dan riwayat jabatan
lainnya beban kerjanya sehingga belum membantu
cenderung rendah. jajaran internal Pengadilan

Pengadilan Agama Bintuhan 7


Rencana Strategis 2020-2024

Agama Bintuhan untuk


d. Belum terintegrasinya melakukan pengawasan,
sistem informasi pembinaan, pendidikan,
kepegawaian bahkan promosi dan mutasi.
sehingga manajemen
Sumber Daya c. Sumber Daya Manusia
Manusia tidak efektif. yang diusulkan ke Diklat
tidak berdasarkan
pemetaan kebutuhan
kompetensi.

d. Pengembangan
kompetensi Sumber Daya
Manusia yang di- Diklat-
kan belum memenuhi
kebutuhan organisasi.

 Fungsi Pengawasan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi perlu mengadakan pengawasan melekat
atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera/Sekretaris, Panitera
Pengganti, dan Jurusita/ Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan
diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya ( vide : Pasal 53 ayat (1) dan
(2) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006), PERMA Nomor 7, 8, 9 Tahun
2016 dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta
pembangunan.

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI


a. Dengan berlakunya a. Penguatan SDM Pengawasan. a. Peraturan Bersama
Peraturan Pemerintah Mahkamah Agung
Nomor 94 Tahun b. Belum adanya evaluasi dan dan Komisi Yudisial
2012 tentang Hak harmonisasi peraturan yang Nomor
Keuangan dan ada. 02/PB/MA/IX/2012-
Fasilitas Hakim Yang 02/PB/P.KY/09/201
Berada di Bawah c. Belum ada kajian mengenai 2 tentang Panduan
Mahkamah klasifikasi bobot perkara dan Penegakan Kode
Agung, maka SK KMA ukuran standar minimum Etik dan Pedoman
Nomor produktivitas hakim dalam Perilaku Hakim.
071/KMA/SK/V/2008 memutuskan perkara dengan b. Adanya
tentang Ketentuan jumlah dan bobot tertentu. keinginan yang
Penegakan Disiplin Kerja kuat dari
Dalam Pelaksanaan d. Masih banyak masyarakat Pimpinan untuk
Pemberian Tunjangan belum mengetahui dan mewujudkan
Khusus Kinerja Hakim memahami mekanisme peningkatan
Dan Pegawai Negeri pengaduan. kinerja, integritas
Pada Mahkamah Agung dan disiplin
dan Badan Peradilan e. Belum adanya regulasi jaminan hakim.
Yang Berada di mengenai kerahasiaan dan
Bawahnya tidak berlaku perlindungan terhadap identitas c. Telah adanya

Pengadilan Agama Bintuhan 8


Rencana Strategis 2020-2024

lagi untuk pelapor pengaduan. kebijakan Pimpinan


Hakim. dalam penyusunan
f. Belum adanya regulasi sistem Standar Kinerja
b. Belum berjalannya pengaduan terhadap pelapor Pegawai (SKP).
sistem evaluasi yang tidak jelas identitasnya.
kinerja yang d. Keputusan
komprehensif. KMA RI Nomor
076/KMA/SK/VI/2
009 tentang
petunjuk
pelaksanaan
penanganan
pengaduan di
lingkungan
lembaga Peradilan.

e. Mekanisme layanan
pengaduan online.

f. Untuk mendukung
tertib administrasi
penanganan
pengaduan Badan
Pegawasan
menggunakan
aplikasi berbasis
web dan teknologi
client server serta
data base yang
tersentralisasi,
untuk
mempermudah
pengintegrasian
data (Sistem
Informasi
Persuratan/Pengad
uan; Sistem
Informasi
penelusuran
pengaduan/tindak
lanjut pengaduan;
Sistem Informasi
Kasus; Sistem
Informasi Hukuman
Disiplin; Sistem
Informasi Majelis
Kehormatan Hakim;
Sistem Informasi
Whistleblowing).

g. Rancangan
perubahan
terhadap SK KMA
Nomor
076/KMA/SK/
VI/2009 tentang

Pengadilan Agama Bintuhan 9


Rencana Strategis 2020-2024

Pedoman
Pelaksanaan
Penanganan
Pengaduan di
Lingkungan
Lembaga
Peradilan.
Penyempurnaan
SK KMA Nomor
076/KMA/SK/VI
/2009

 Pengelolaan Aset, Keuangan dan Kinerja Organisasi


Dalam pengelolaan asset dan keuangan, Pengadilan Agama Bintuhan telah
menggunakan kaidah-kaidah yang telah ditentukan oleh pemerintah sehingga
dalam dua tahun terakhir ini berhasil menyusun laporan keuangan yang ikut
mensukseskan pencapaian opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) laporan
keuangan Mahkamah Agung RI. Namun untuk mencapai hasil kerja yang ideal
masih menemui kendala dikarenakan pagu anggaran Pengadilan Agama
Bintuhan belum mencukupi kebutuhan operasional Pengadilan Agama Bintuhan.

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI


a. Pagu Anggaran a. Pengadilan Agama Bintuhan a. Daftar Isian
Pengadilan Agama harus mampu menyusun Pelaksanaan
Bintuhan belum perencanaan anggaran yang Anggaran (DIPA)
mencukupi kebutuhan akuntabel dan terukur. Pengadilan
operasional Agama Bintuhan
Pengadilan Agama b. Adanya Transparansi bebas dari blokir.
Bintuhan Pengelolaan Anggaran di
Pengadilan Agama Bintuhan. b. Pagu dan
b. Belum ada realisasi
kesepahaman standar c. Belum adanya ketentuan dari anggaran
harga barang dan jasa pengguna Anggaran untuk Pengadilan
internal Mahkamah menggunakan standar harga Agama Bintuhan
Agung. barang dan jasa yang telah ditampilkan
ditetapkan oleh lembaga yang dalam web
c. Belum efektifnya berwenang. Pengadilan
Pelaksanaan Agama Bintuhan.
bimbingan dan d. Kurangnya koordinasi dan
monitoring serta kesepahaman tentang sistem c. Adanya komitmen
evaluasi atas perencanaan dan pengelolaan dari unsur
pelaksanaan proses anggaran. pimpinan agar
penyusunan pelaksanaan
anggaran. e. Mengefektifkan kinerja anggaran
bimbingan monitoring dan berbasis kinerja.
d. Belum terpenuhinya evaluasi pelaksanaan
kompetensi dan penyusunan anggaran. d. Telah
standar Sumber Daya diterbitkannya
Manusia Pengelola f. Kualitas dan kuantitas setiap awal tahun

Pengadilan Agama Bintuhan 10


Rencana Strategis 2020-2024

Keuangan yang ideal. Pengelola keuangan belum anggaran Surat


sesuai dengan kompetensi dan Keputusan
e. Kurang efektifnya hasil beban kerja yang ada. Sekretaris
evaluasi pelaksanaan Mahkamah
anggaran dalam g. Belum adanya sinergi antara Agung tentang
penyusunan pelaksanaan anggaran dan Petunjuk Teknis
perencanaan penyusunan perencanaan Pelaksanaan
anggaran kedepan. anggaran. anggaran.

f. Kurang efektifnya h. Pelaksanaan anggaran masih e. Opini WTP atas


pengelolaan aset berbasis pada indikator Laporan
Pengadilan Agama output.Telah diterbitkannya Keuangan
Bintuhan. Perma No 2 Tahun 2014 Mahkamah
tentang Tata Cara Agung adanya
g. Kurang dipahaminya Pelaksanaan Kerjasama komitmen
manajemen Hibah. anatara mahkamah Agung pimpinan
dengan Pemberi Hibah. Mahkamah Agung
h. Belum optimalnya untuk
analisa resiko terhadap i. Adanya komitmen unsur meningkatkan
aset milik negara, pimpinan terhadap performa kinerja.
sehingga belum pernah pengamanan aset.
ada antisipasi terhadap f. Adanya aplikasi
aset milik negara yang j. Adanya komitmen pimpinan SIMAK BMN yang
rusak atau antisipasi Pengadilan Agama Bintuhan terintegrasi
terhadap potensi untuk optimalisasi kinerja dengan aplikasi
terjadinya aparatur Pengadilan Tinggi Komdanas di
permasalahan hukum. Bengkulu. Pengadilan
i. Pengadilan Agama Agama Bintuhan.
Bintuhan belum
memahami dan belum
melaksanakan
perubahan pola pikir
dan budaya
berdasarkan nilai-nilai
organisasi

Pengadilan Agama Bintuhan 11


Rencana Strategis 2020-2024

BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

2.1 VISI DAN MISI

V
isi merupakan pandangan atau wawasan ke depan. Dalam hal ini visi
Pengadilan Agama Bintuhan mengacu pada visi Mahkamah Agung.
Visi Pengadilan Agama Bintuhan adalah “Terwujudnya Peradilan
Agama Bintuhan yang Agung”. Makna visi tersebut adalah menjalankan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan melalui kekuasaan kehakiman yang merdeka
dan penyelenggaraan peradilan yang jujur dan adil. Fokus pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi peradilan adalah pelaksanaan fungsi kekuasaan kehakiman
yang efektif, yaitu menyelesaikan suatu perkara guna menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, dengan
didasari keagungan, keluhuran dan kemuliaan institusi.

Atas visi yang telah ditetapkan, maka Pengadilan Agama Bintuhan mengemban
tugas sebagai misi untuk mewujudkan visi tersebut. Misi Pengadilan Agama
Bintuhan adalah :
1. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Peradilan Agama;
2. Mewujudkan Manajemen Peradilan Agama yang Modern;
3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Peradilan Agama;
4. Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Peradilan Agama.

2.2 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

D
alam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Agama Bintuhan yang
telah dikemukakan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus
dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional
berupa perumusan tujuan strategis organisasi.

Pengadilan Agama Bintuhan 12


Rencana Strategis 2020-2024

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi


yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5
(lima) tahun. Pengadilan Agama Bintuhan berusaha mengidentifikasi apa yang
akan dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya dalam
memformulasikan tujuan strategis ini dengan mempertimbangkan sumber daya
dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu, perumusan tujuan strategis ini
juga akan memungkinkan Pengadilan Agama Bintuhan untuk mengukur sejauh
mana visi dan misi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan
berdasarkan visi dan misi organisasi. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Mewujudkan kepuasan masyarakat dalam proses peradilan.
2. Keterjangkauan layanan peradilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
3. Memberikan layanan prima kepada masyarakat pencari keadilan.

Sementara itu sasaran stratgeis merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam
jangka waktu setiap tahun dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Berdasarkan review Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Bintuhan,
sasaran strategis Pengadilan Agama Bintuhan adalah :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara;
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin atau terpinggirkan;
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Berikut ini tujuan dan sasaran strategis dengan indikator beserta target yang
akan dicapai Pengadilan Agama Bintuhan.

SASARAN
NO TUJUAN INDIKATOR TARGET
STRATEGIS
1. Mewujudkan 1. Terwujudnya a. Persentase Sisa 100%
kepuasan Proses Perkara Perdata
masyarakat Peradilan yang Agama yang
dalam proses Pasti, diselesaikan
peradilan. Transparan, b. Persentase Perkara 100%
dan Akuntabel Perdata Agama
yang diselesaikan
Tepat Waktu
c. Persentase Perkara 99%
yang Tidak
Mengajukan Upaya

Pengadilan Agama Bintuhan 13


Rencana Strategis 2020-2024

Hukum Banding
d. Persentase Perkara 100%
Yang Tidak
Mengajukan Upaya
Hukum Kasasi
e. Persentase perkara 100%
yang Tidak
Mengajukan Upaya
Hukum Peninjauan
Kembali
f. Index Kepuasan 80%
Pencari Keadilan

2. Peningkatan a. Persentase Salinan 100%


Efektivitas Putusan Perkara
Pengelolaan Perdata yang
Penyelesaian dikirim kepada Para
Perkara Pihak tepat waktu
b. Persentase Perkara 20%
yang Diselesaikan
Melalui Mediasi
c. Persentase Berkas 100%
Perkara yang
Dimohonkan
Banding, Kasasi,
dan PK yang
Diajukan Secara
Lengkap dan Tepat
Waktu.
d. Persentase Putusan 100%
Perkara yang
Menarik Perhatian
Masyarakat yang
Dapat Diakses
Secara Online
dalam Waktu 1 Hari
Setelah Putus.

2. Keterjangkauan Meningkatnya a. Persentase Perkara 100%


layanan Akses peradilan Prodeo yang
peradilan bagi dalam membantu Diselesaikan
seluruh lapisan masyarakat miskin b. Persentase Perkara 100%
masyarakat dan terpinggirkan yang Diselesaikan
di Luar Gedung
Pengadilan

Pengadilan Agama Bintuhan 14


Rencana Strategis 2020-2024

3. Memberikan Meningkatnya Persentase Putusan 100%


layanan prima Kepatuhan Perkara Perdata yang
kepada Terhadap Ditindaklanjuti
masyarakat Putusan (dieksekusi).
pencari keadilan Pengadilan

Pengadilan Agama Bintuhan 15


Rencana Strategis 2020-2024

BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG

S
esuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam
RPJMN tahun 2020-2024 tersebut diatas serta dalam rangka
mewujudkan visi Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang
Agung, maka Mahkamah Agung menetapkan 4 sasaran sebagai berikut :

1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.


2. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan

Dengan sasaran strategis di atas Mahkamah Agung memiliki arah kebijakan


sebagai berikut:
 Penguatan penyelesaian perkara tepat waktu
 Pembatasan perkara kasasi;
 Proses berperkara yang sederhana dan murah
 Penguatan akses peradilan (prodeo, sidang keliling, dan posbankum)
 Penguatan akses penyelesaian perkara permohonan identitas hukum
 Penyempurnaan penerapan sistem kamar
 Peningkatan penyelesaian perkara pidana dengan keadilan restorative.
 Hak uji materiil
 Penguatan lembaga eksekusi
 Keberlanjutan e-Court
 SPPT TI
 Peningkatan pelaksanaan pembinaan bagi aparat tenaga teknis di
lingkungan Peradilan.
 Peningkatan hasil penelitian dan Sumber Daya Manusia Mahkamah Agung
yang berkualitas.

Pengadilan Agama Bintuhan 16


Rencana Strategis 2020-2024

 Peningkatan pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara


optimal.
 Peningkatan tranparansi pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset.

1. Penguatan Penyelesaian Perkara Tepat Waktu


Mahkamah Agung telah mengeluarkan regulasi jangka waktu penyelesaian
perkara baik pada tingkat Kasasi dan Peninjauan Kembali maupun penyelesaian
perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama dan Pengadilan Tingkat Banding.
Regulasi penyelesaian perkara untuk pengadilan tingkat pertama dan pengadilan
tingkat banding tertuang dalam Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2
Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan
Tingkat Banding pada 4 (Empat) Lingkungan Peradilan dinyatakan
bahwa penyelesaian perkara pada tingkat pertama paling lama dalam jangka
waktu 5 bulan, sedang penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat banding
paling lambat dalam jangka waktu 3 bulan, tenggang waktu tersebut sudah
termasuk penyelesaian minutasi berkas perkara.
Disamping regulasi penyelesaian perkara, Mahkamah Agung membuat
terobosan untuk penyelesaian perkara perdata yang memenuhi spesifikasi
tertentu agar dapat diselesaikan melalui small claim court sebagaimana tersebut
dalam Peraturan Mahkamah Agung Peraturan MA No. 2 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Gugatan Sederhana atau disebut small claim court, gugatan perdata
ringan dengan proses penyelesaian cepat. small claim court ini dalam rangka
menyongsong era perdagangan bebas ASEAN 2015 yang diprediksi akan
banyak menimbulkan sengketa perkara-perkara niaga/bisnis skala kecil yang
berujung ke pengadilan. Dengan small claim court akan dapat mempercepat
proses penyelesaian perkara sesuai asas peradilan sederhana, cepat, biaya
ringan. Selama ini masyarakat pencari keadilan masih mengeluhkan lamanya
proses berperkara di pengadilan, dengan adanya penyelesaian perkara melalui
small claim court maka keluhan akan lamanya proses penyelesaian perkara akan
bisa segera terselesaikan dan mewujudkan negara demokrasi modern dan
meningkatkan pelayanan terbaik bagi masyarakat pencari keadilan.

Pengadilan Agama Bintuhan 17


Rencana Strategis 2020-2024

2. Pembatasan Perkara Kasasi


Tingginya jumlah perkara masuk ke Mahkamah Agung 80% perkara masuk
di tingkat banding melakukan upaya hukum ke Mahkamah Agung dan 90%
berasal dari peradilan umum sehingga sulit bagi MA untuk melakukan pemetaan
hukum dan mengawasi konsistensi putusan, hal ini disebabkan oleh
ketidakpuasan para pencari keadilan terhadap hasil putusan baik di Tingkat
Pertama maupun Tingkat Banding sehingga memicu para pihak melakukan
upaya hukum kasasi dan penetapan majelis yang bersifat acak belum sesuai
dengan keahlian mengakibatkan penanganan perkara belum sesuai dengan
keahlian/latar belakang. Diharapkan ke depan pada pengadilan Tingkat Banding
bisa diterapkan sistem kamar secara bertahap dan Tingkat Pertama ditingkatkan
spesialisasi hakim dengan sertifikasi diklat dan akan diperbarui secara berkala.

3. Proses berperkara yang sederhana, cepat dan biaya ringan


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tingkat keberhasilan
mediasi yang menggunakan metode win-win solution dan memakan waktu tidak
lebih dari 2 bulan tidak lebih dari 20% sehingga belum efektif sehingga belum
secara efektif meningkatkan produktifitas penyelesaian perkara, hal ini
disebabkan mekanisme prosedur mediasi belum efektif mencapai sasaran
karena mediasi belum dilaksanakan secara maksimal di pengadilan, belum
semua hakim memperoleh pelatihan tentang mediasi sehingga pemahaman
mereka tentang mediasi belum seragam, jumlah hakim terbatas, sehingga
mereka lebih fokus pada penyelesaian perkara secara ligitasi. Diharapkan ke
depan bisa dilakukan penajaman metode rekrutmen calon peserta pelatihan
mediasi, meningkatkan sosialisasi manfaat mediasi dan penguatan kerja sama
dengan lembaga mediasi di luar pengadilan. Lamanya proses berperkara yang
meningkatkan tumpukan perkara, tidak mungkin selesai dengan mediasi saja,
terutama perkara perdata dengan nilai gugatan kecil untuk mendukung kepastian
dunia usaha diperlukan terobosan hukum acara untuk menyederhanakan dan
meringankan biayanya (small claim court).
Dengan aplikasi e-court ini dapat memperlancar proses administrasi dan
pelayanan peradilan bagi pencari keadilan, selama ini untuk mendaftarkan
perkara setiap pemohon/penggugat atau diwakili advokat harus datang ke
pengadilan, dengan adanya aplikasi e-Court maka pengguna terdaftar dapat

Pengadilan Agama Bintuhan 18


Rencana Strategis 2020-2024

mendaftarkan perkara gugatan secara elektronik dari kantor atau rumah (e-filling)
sehingga tercipta asas cepat dan biaya ringan.
Dengan aplikasi e-Court pembayaran biaya perkara semakin ringkas karena
terhubung dengan sistem e-payment yang pembayaran ditujukan ke rekening
pengadilan pada bank melalui saluran pembayaran elektronik yang tersedia. Tak
hanya itu, pemanggilan elektronik (e-summons) sangat ringkas dan tanpa
dikenakan biaya, sebab, sistem pemanggilan para pihak yang berperkara bisa
dilakukan langsung ke alamat domisili elektronik termasuk meniadakan
kebutuhan prosedur delegasi dalam hal para pihak ada bertempat tinggal di
wilayah berbeda. Prosedur ini hanya bisa ditempuh apabila para pihak
menyetujui dilakukan panggilan secara elektronik untuk mengantisipasi
kesenjangan yang mungkin terjadi dalam masa awal pengenalan aplikasi ini.
Seiring dengan tuntutan proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan, Mahkamah Agung kini mengembangkan aplikasi e-Court ini dengan fitur
e-Litigasi, sehingga semua proses penyelesaian perkara dapat dilakukan secara
elektronik tanpa hadirnya para didepan pengadilan.

4. Penguatan Akses Peradilan


Terkait dengan penguatan akses pada pengadilan, hal ini diharapkan agar
meringankan beban biaya perkara untuk masyarakat miskin dan terpinggirkan
serta memberikan kemudahan akses fisik kepada pencari keadilan. Implementasi
kemudahan akses bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan dilaksanakan oleh
pengadilan tingkat pertama melalui kegiatan pembebasan biaya perkara,
pelaksanaan sidang diluar gedung pengadilan, sidang terpadu dan pos layanan
bantuan hukum.
Pembebasan biaya perkara kepada orang yang tidak mampu dengan
menunjukkan implementasinya sangat mudah, untuk mengetahui dikabulkan
tidaknya para pihak untuk berperkara secara cuma-cuma harus melalui putusan
sela pengadilan, maka sekarang implementasinya sangat mudah, para pihak
pada saat mengajukan perkara cukup melampirkan Surat Keterangan Tidak
Mampu, Kartu Keluarga Miskin atau Surat Keterangan Tidak mampu dari Kepala
Desa di Ketahui Camat.
Impementasi pelaksanaan sidang diluar gedung pengadilan diperuntukkan
bagi masyarakat yang menemui kesulitan akses datang ke gedung pengadilan
dikarenakan jauhnya jarak tempuh masyarakat ke gedung pengadilan atau

Pengadilan Agama Bintuhan 19


Rencana Strategis 2020-2024

karena adanya kesulitan. Pelaksanaan sidang terpadu antara Pengadilan,


Kementerian Agama dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ini
diperuntukan bagi masyarakat yang belum mempunyai Akte Kelahiran
dikarenakan adanya masalah pada pernikahan orangtuanya sehingga diperlukan
adanya pengesahan nikah orangtuanya. Pos layanan bantuan hukum
merupakan suatu layanan yang dilakukan oleh pengadilan untuk kemudahan
akses bagi masyarakat yang tidak mampu untuk mendapatkan advis hukum,
layanan bantuan hukum ini dibatasi untuk memberikan jasa konsultasi bagi
masyarakat yang tidak mampu atau masyarakat yang tidak faham akan hukum.

5. Penguatan Akses Penyelesaian Perkara Permohonan Identitas Hukum


Identitas hukum merupakan hak bagi setiap warna negara, konsekuensi
Indonesia sebagai negara hukum, maka negara harus hadir mempermudah akan
adanya kepastian hukum bagi warga negara. Salah satu kepastian hukum
adalah adanya kepastian bagi setiap anak mempunyai akte kelahiran, hal ini
sangat penting dikarenakan setiap anak akan melakukan aktivitas harus ada
kepastian hukum terkait status anak tersebut. Bagi anak yang mempunyai akte
kelahiran maka termasuk salah satu syarat untuk memperoleh akte kelahiran
adalah adanya akte nikah kedua orangtuanya. Guna memudahkan masyarakat
mempunyai akte nikah maka harus dilakukan pendaftaran permohonan perkara
isbat nikah, karena bisa membantu masyarakat dapat melakukan pengurusan
dan mencari identitas secara hukum/pencatatan perkawinan maupun kelahiran
bahwa pernikahan yang tidak terdaftar secara resmi, maka ketika mempunyai
anak tidak bisa dibuatkan akta kelahiran, karena salah satu persyaratan untuk
membuat akta kelahiran harus melampirkan buku nikah. Kegiatan kepastian
hukum dilakukan dengan melakukan sidang terpadu yang dilakukan oleh 3
instansi yaitu Pengadilan, Kementerian Agama dan Dinas Kependudukan
Catatan Sipil. Masyarakat yang tidak mempunyai akta dan ketika mempunyai
anak ingin diakui secara hukum, maka dengan adanya pelayanan terpadu yang
melibatkan Kementerian Agama, Pengadilan Agama dan Dinas Kependudukan
Catatan Sipil dapat mengeluarkan buku nikah, sehingga masyarakat bisa
terbantu.

Pengadilan Agama Bintuhan 20


Rencana Strategis 2020-2024

6. Penyempurnaan Sistem Kamar


Terkait dengan penerapan sistem kamar secara konsisten maka diharapkan:
Hakim dapat mengembangkan kepakaran dan keahlian dalam mengadili perkara,
 Meningkatkan produktivitas dalam pemeriksaan perkara,
 Mengurangi disparitas putusan,
 Memudahkan pengawasan putusan.
Pelaksanaan sistem kamar pada Mahkamah Agung tidak didasari pada
pengelompokan lingkungan peradilan, namun didasarkan pada bidang hukum
dan jenis perkara, yaitu:
 Kamar Pidana
 Kamar Perdata
 Kamar Agama
 Kamar Militer
 Kamar Tata Usaha Negara

7. Peningkatan penyelesaian perkara pidana dengan keadilan restoratif


Keadilan restoratif merupakan suatu pendekatan yang lebih menitikberatkan
pada kondisi terciptanya keadilan dan/atau keseimbangan bagi masyarakat.
Keadilan restoratif merupakan sebuah pendekatan untuk membuat pemindahan
dan pelembagaan menjadi sesuai dengan keadilan, bahwa memang keadilan itu
harus ditegakkan dan dijunjung tinggi. Penegakan keadilan dalam kehidupan
bermasyarakat memiliki arti penting dalam salah satu upaya membangun
peradaban bangsa yang tinggi dan bermartabat. Keadilan restoratif dapat
diartikan sebagai pemulihan keadilan bagi korban dan pelaku tindak pidana.
Dengan adanya keadilan restoratif ini maka akan mengurangi beban kerja
lembaga pemasayarakatan dalam melakukan tugas pembinaan pada para
terpidana.

8. Hak Uji Materiil


Istilah Judicial Review di Mahkamah Agung disebut dengan istilah Hak Uji
Materiil (HUM), yaitu hak Mahkamah Agung untuk menilai materi muatan
Peraturan perUndangUndangan di bawah Undang-Undang terhadap Peraturan
perUndang-Undangan tingkat lebih tinggi. (Pasal 1 Ayat (1) Perma No. 1/2011
tentang Hak Uji Materiil. kewenangan judicial review pada Mahkamah Agung
berwenang menguji peraturan perUndang-Undangan di bawah Undang-Undang

Pengadilan Agama Bintuhan 21


Rencana Strategis 2020-2024

terhadap Undang-Undang. Pasal 31 A UU No. 3/2009 tentang Perubahan Kedua


Atas UU No. 14/1985 tentang Mahkamah Agung permohonan pengujian
peraturan perUndang-Undangan di bawah UndangUndang terhadap Undang-
Undang diajukan langsung oleh pemohon atau kuasanya kepada Mahkamah
Agung dan dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia.

9. Penguatan lembaga eksekusi


Eksekusi merupakan bagian terpenting dalam proses penyelesaian perkara,
karena putusan yang telah berkekuatan hukum tetap menjadi tidak ada artinya
jika pada akhirnya tidak bisa dilaksanakan (non executable). Dalam praktiknya,
proses eksekusi seringkali menghadapi kendala yang diakibatkan oleh banyak
hal misalnya amar putusan yang kurang begitu jelas dalam menguraikan diktum
perintah yang harus dilaksanakan, posisi ketua pengadilan sebagai pelaksana
eksekusi yang seringkali mengalami conflict of interest karena ketua pengadilan
juga adalah hakim, adanya upaya-upaya untuk menghambat proses eksekusi
dari pihak termohon eksekusi, kesiapan aparatur pengadilan dan pihak
keamanan dalam menghadapi ganguan di lapangan, termasuk juga kondisi
hukum acara eksekusi yang selama ini menjadi sandaran dalam praktik sudah
tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini.

10. Keberlanjutan e-Court


Mahkamah Agung (MA) telah meluncurkan aplikasi pengadilan elektronik (e-
court) pada tahun 2018, aplikasi administrasi perkara berbasis online ini
merupakan implementasi Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018
Tentang Pedoman Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik.
Aplikasi e-court mengatur mulai dari pengguna layanan administrasi perkara,
pendaftaran administrasi perkara, pemanggilan para pihak, penerbitan salinan
putusan, dan tata kelola administrasi, pembayaran biaya perkara yang
seluruhnya dilakukan secara elektronik/online saat mengajukan
permohonan/gugatan perkara perdata, perdata agama, tata usaha negara yang
berlaku di masing-masing lingkungan peradilan. Dengan aplikasi e-court ini dapat
memperlancar proses administrasi dan pelayanan peradilan bagi pencari
keadilan, selama ini untuk mendaftarkan perkara setiap pemohon/penggugat
atau diwakili advokat harus datang ke pengadilan, dengan adanya aplikasi e-
Court maka pengguna terdaftar dapat mendaftarkan perkara gugatan secara

Pengadilan Agama Bintuhan 22


Rencana Strategis 2020-2024

elektronik dari kantor atau rumah (e-filling) sehingga tercipta asas cepat dan
biaya ringan. Dengan aplikasi eCourt pembayaran biaya perkara semakin ringkas
karena terhubung dengan sistem e-payment yang pembayaran ditujukan ke
rekening pengadilan pada bank melalui saluran pembayaran elektronik yang
tersedia. Tak hanya itu, pemanggilan elektronik (e-summons) sangat ringkas dan
tanpa dikarenakan biaya, sebab, sistem pemanggilan para pihak yang
berperkara bisa dilakukan langsung ke alamat domisili elektronik termasuk
meniadakan kebutuhan prosedur delegasi dalam hal para pihak ada bertempat
tinggal di wilayah berbeda. Prosedur ini hanya bisa ditempuh apabila para pihak
menyetujui dilakukan panggilan secara elektronik untuk mengantisipasi
kesenjangan yang mungkin terjadi dalam masa awal pengenalan aplikasi ini. Kini
pendaftaran perkara perdata secara online ini sudah diterapkan pada 910
pengadilan.
Seiring dengan tuntutan proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan, Mahkamah Agung kini mengembangkan aplikasi e-Court ini dengan fitur
e-Litigasi, sehingga semua proses penyelesaian perkara dapat dilakukan secara
elektronik tanpa hadirnya para pihak di pengadilan. Tahun 2019 merupakan
momen penting dengan adanya perubahan paradigma penyelesaian perkara
perdata secara manual berubah secara keseluruhan berbasis teknologi informasi
dengan diterapkan e-litigasi. Aplikasi e-litigasi migrasi dari sistem manual ke
sistem elektronik tidak hanya dilakukan pada tataran administrasi perkara saja,
namun dalam praktek persidangan.
Dengan semaraknya perkara perdata yang diajukan melalui e-Court dan
diterapkan pemeriksaan persidangan dengan e-Litigasi maka Mahkamah Agung
harus menyiapkan sarana dan prasana pendukung pelaksanaan persidangan
elektronik. Dengan diterapkannya e-Court ini diharapkan ke depan semua
administrasi penyelesaian perkara di pengadilan juga harus dikembangkan dari
manual ke elektronik, termasuk penyampaian/pemberitahuan salinan putusan.
Disamping itu Mahkamah Agung kedepan akan mengembangkan pengadilan
elektronik ini dapat mengakomodir penyelesaian perkara Niaga dan Kepailitan
agar dapat diselesaikan melalui aplikasi e-Court.
Dengan adanya e Court harapan penyelesaian perkara dapat dilakukan
secara cepat, sederhana dan biaya ringan akan segera terwujud. Namun
optimalisasi pelaksanaan e-Court pada pengadilan banyak menemui kendala

Pengadilan Agama Bintuhan 23


Rencana Strategis 2020-2024

khususnya pada Pengadilan Agama, para pihak berperkara pada umumnya


masyarakat menengah kebawah yang tidak memahami akan teknologi informasi.

11. SPPT TI
Sistem Peradilan Pidana Terpadu (SPPT) meniscayakan institusi penegak
hukum seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan,
memiliki jalinan sistem informasi yang erat. Praktek yang dilakukan di berbagai
negara, para penegak hukum telah mengakui kebutuhan untuk pertukaran
informasi secara elektronik diantara mitranya tersebut. Indonesia pun menyadari
pentingnya mewujudkan SPPT. Hal ini terlihat dalam RJPMN 2015- 2019, yang
menjadikan SPPT menjadi salah satu prioritasnya. SPPT Mahkamah Agung
dengan aparat penegak hukum Sistem Peradilan Pidana yang Terpadu (SPPT)
atau Integrated Criminal Justice System (ICJS) SPPT merupakan instrumen
hukum yang sangat penting dalam kerangka penegakan hukum pidana.
Sistem Peradilan Pidana Terpadu merupakan sistem yang menunjukkan
proses keterkaitan antar instansi yang berwenang manangani perkara pidana.
Saat ini SPPT sudah diterapkan pada 115 pengadilan dengan 5 komponen
pertukaran data meliputi Penetapan Majelis Hakim, Penunjukan Panitera
Pengganti, Penetapan Hari Sidang, Petikan Putusan dan Salinan Putusan. Pada
tahun 2020 direncanakan SPPT pada lingkungan Mahkamah Agung dapat
diterapkan pada 210 pengadilan dengan 22 data yang dapat dipertukarankan
meliputi Penetapan Majelis Hakim, Penunjukan Panitera Pengganti, Penetapan
Hari Sidang Pertama, Penetapan Penahanan (PEN.7-1), Penetapan
Perpanjangan Penahanan (PEN.7-11), Penetapan Perpanjangan Pasal 29
(PEN.7-20), Petikan Putusan Pengadilan, Salinan Putusan pengadilan, Akta
Pemohonan Banding (AMB), Akta Pencabutan Banding (ACB), Penetapan
Penahanan Hakim Banding (PEN.7-21), Penetapan Perpanjangan Penahanan
Ketua Pengadilan Tinggi (PEN.7-22), Penetapan Perpanjangan Penahanan
Banding Pasal 29 (PEN.7-23), Petikan Putusan Banding, Salinan Putusan
Banding, Akta Permohonan Kasasi (AMK), Akta Pencabutan Kasasi (ACK),
Penetapan Penahanan Hakim Kasasi (PEN.7-24), Penetapan Perpanjangan
Penahanan Kasasi (PEN.7-25), Penetapan Perpanjangan Penahanan Hakim
Pasal 29 (PEN.7-26), Petikan Putusan Kasasi dan Salinan Putusan Kasasi. Pada
tahun 2021 direncanakan pertukaran data yang dapat dilakukan melalui aplikasi
SPPT dapat meliputi perkara tindak pidana korupsi, tindak pidana anak dan

Pengadilan Agama Bintuhan 24


Rencana Strategis 2020-2024

tindak pidana narkotika. Direncanakan periode tahun 2020-2024 sistem ini dapat
diterapkan pada seluruh pengadilan, sehingga diharapkan transparansi data
penyelesaian perkara pidana antar aparat menegak hukum dapat terjalin dengan
baik.

12. Peningkatan Pelaksanaan Pembinaan Bagi Aparat Tenaga Teknis di


Lingkungan Peradilan
Hakim dan aparatur peradilan yang bernaung di bawah Badan Peradilan
dituntut untuk senantiasa meningkatkan dan memperluas wawasan serta
keahliannya. Peningkatan kapasitas profesi akan mendorong meningkatnya
kualitas penyelenggaraan peradilan dan pelayanan hukum kepada masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan
terhadap Badan Peradilan. Salah satu caranya adalah dengan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan yang komprehensif, terpadu, dan sinergis dengan
kebutuhan Badan Peradilan dan nilai keadilan yang hidup di masyarakat. Selain
itu, sistem rekrutmen juga harus dilihat sebagai bagian tak terpisahkan dari
sistem pendidikan dan pelatihan, dalam rangka mengelola kualitas SDM Badan
Peradilan. Hal ini merupakan cara yang komprehensif dalam mengelola dan
membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif,
sehingga tercipta personil peradilan yang berintegritas dan profesional. Sumber
daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyektif, berintegritas dan
profesional adalah salah satu ciri dari Badan Peradilan Indonesia Yang Agung.

13. Peningkatan Hasil Penelitian dan Sumber Daya Manusia Mahkamah


Agung yang Berkualitas
Dalam peningkatan kinerja aparatur peradilan, kompetensi menjadi elemen
kunci dalam manajemen SDM berbasis kompetensi, sehingga harus dipahami
secara jelas. Kompetensi diartikan sebagai sebuah kombinasi antara
keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan atribut personal (personal
attributes), yang dapat dilihat dan diukur dari perilaku kerja. Untuk menunjang
kebijakan tersebut diatas maka fungsi Litbang harus di perkuat, penguatan fungsi
dibutuhkan SDM yang kompeten, terutama untuk melakukan penelitian dan
pengembangan. Oleh karena itu, jumlah tenaga fungsional peneliti yang menjadi
tulang punggung bagi pelaksanaan fungsi Litbang perlu diperkuat dan ditambah.
Agar dapat terus mengikuti perkembangan pemikiran hukum dalam rangka

Pengadilan Agama Bintuhan 25


Rencana Strategis 2020-2024

mendukung fungsi badan peradilan, maka perencanaan kepegawaian dalam


rangka rekrutmen tenaga fungsional.

14. Peningkatan pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara


optimal.
Profil Pengawasan Mahkamah Agung 2010-2035 yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut: “Fungsi pengawasan peradilan dilaksanakan oleh unit organisasi
yang kredibel dan berwibawa, yang disegani dan dihormati oleh seluruh jajaran
pengadilan karena kompetensi dan integritas personilnya, serta peran dan
kedudukannya dalam organisasi Mahkamah Agung”. Kunci dasar untuk
mencapai hal itu adalah penguatan organisasi pengawasan. Hal ini merupakan
konsekuensi logis dari diterapkannya sistem satu atap sehingga beban fungsi
pengawasan yang diemban oleh Mahkamah Agung melonjak drastis. Selain itu,
dengan tingginya sorotan masyarakat terhadap kinerja dan integritas Hakim dan
aparatur Peradilan, Badan Pengawasan (Bawas) dituntut untuk melaksanakan
fungsinya secara independen sampai batas tertentu– sehingga kinerjanya
mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap badan peradilan.
Disamping melakukan pengawasan secara optimal, dalam rangka
meningkatkan integritas lembaga peradilan Mahkamah Agung menetapkan
dukungan atas kebijakan pemerintah terkait dengan pembangunan zona
integritas menuju wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani.
Dukungan tersebut dengan dikeluarkannya surat keputusan Ketua Mahkamah
Agung Nomor 58/LMA/SK/III/2019 tentang pedoman pembangunan zona
integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih dan
melayani (WBBM) pada Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.
Pembangunan zona integritas merupakan salah satu langkah awal untuk
melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan
profesional.

15. Peningkatan Tranparansi Pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset


Mahkamah Agung melalui berbagai kebijakannya telah berupaya untuk
mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan informasi yang diperlukan internal
organisasi maupun para pencari keadilan dan pengguna jasa layanan peradilan.
Namun demikian, dengan adanya perkembangan kebutuhan, hingga kini masih

Pengadilan Agama Bintuhan 26


Rencana Strategis 2020-2024

banyak timbul keluhan dari para pencari keadilan. Di sisi lain, internal organisasi
Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan di bawahnya juga masih
merasakan perlunya satu kebijakan sistem pengelolaan TI yang komprehensif
dan terintegrasi, untuk memudahkan dan mempercepat proses pelaksanaan\
tugas dan fungsi di setiap unit kerja. Dengan demikian dapat diharapkan
tejadinya peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada masyarakat, yaitu
dengan mengembangkan mekanisme pertukaran informasi antar unit atau antar
institusi atau yang dalam dunia teknologi informasi disebut “interoperability” yaitu
kemampuan organisasi pemerintah untuk melakukan tukar menukar informasi
dan mengintegrasikan proses kerjanya dengan menggunakan standar
tertentu yang diaplikasikan secara bersama yang ditunjang dengan teknologi
informasi yang memadai. Memiliki manajemen informasi yang menjamin
akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi serta menjadi organisasi modern
berbasis TI terpadu adalah salah satu penunjang penting yang akan mendorong
terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung.
Guna efisiensi dan efektifitas kinerja semua satuan organisasi di bawah
Mahkamah Agung akan diberikan akses pada suatu sistem tunggal yang dikelola
secara terpusat di Mahkamah Agung, melalui suatu jaringan komputer terpadu
yang tersebar di seluruh Indonesia. Penyediaan sistem informasi secara terpusat
ini akan menjamin pelaksanaan proses kerja yang konsisten di seluruh lini
organisasi Mahkamah Agung, memudahkan dalam rotasi dan mutasi
pegawai, serta memudahkan teknis penyediaan, pemeliharaan maupun
pengelolaannya. Perkembangan Teknologi dan Informasi yang berkembang
begitu pesat, sehingga sangat banyak membantu dalam proses penyelesaian
pekerjaan disegala bidang termasuk mempermudah dan mempercepat proses
pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja baik internal organisasi
Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya dalam sistem pengelolaan
TI yang komprehensif dan terintegrasi, namun dalam pemanfaatannya perlu ada
aturan-aturan agar dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan. Pemanfaatan
Teknologi dan Informasi, itu perlu didukung regulasi yang dapat mengendalikan
perilaku dengan aturan dan batasan.
Dalam mewujudkan pengolaan SDM yang efektif dan efisien peningkatan
kompetensi dan integritas SDM Mahkamah Agung dicapai dengan 2 arah
kebijakan yaitu (1) Penataan pola rekrutmen Sumber Daya Manusia Peradilan
dan (2) Penataan pola promosi dan mutasi Sumber Daya Manusia Peradilan.

Pengadilan Agama Bintuhan 27


Rencana Strategis 2020-2024

Di samping arah kebijakan dan strategi untuk pencapaian Visi dan Misi
Mahkamah Agung dan mendukung program dan kebijakan pemerintah baik
RPJMN maupun kebijakan husus terkait dengan pencegahan dan
pemberantasan wabah nasional Covid 19 melalui Instruksi Presiden nomor 4
tahun 2020 tanggal 30 Maret 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi
Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Surat Edaran Menteri
Keuangan nomor SE- 6/MK.02/2030 tanggal 15 Maret 2020 tentang Refocussing
Kegiatan dan Realokasi Anggaran Kementerian/Lembaga Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), maka
Mahkamah Agung dipandang perlu menetapkan arah kebijakan dan strategi
dengan mengadakan penyesuaian-penyesuaian kegiatan sebagai akibat dari
wabah Covid 19.

Arah kebijakan dan Strategi yang dimaksud dijabarkan sebagai berikut:


a. Optimalisasi layanan penerimaan dan penyelesaian pekara perdata
dilakukan melalui peradilan elektronik
Dengan semakin maraknya penyebaran Corona Virus Disease atau lebih
dikenal dengan istilah COVID-19, pemerintah menetapkan penanganan dan
pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), dalam rangka
mendukung kebijakan tersebut Mahkamah Agung mengeluarkan Surat
Edaran nomor 1 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas selama
Masa Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di
lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada
dibawahnya. Guna tetap terwujud adanya kepastian hukum yang
berkeadilan Mahkamah Agung memerintahkan kepada seluruh pengadilan
agar mengoptimalkan layanan peradilan untuk perkara perdata dengan
memanfaatkan aplikasi e-Court untuk administrasi perkara dan pelaksanaan
persidangan dengan menggunakan aplikasi e-Litigation.
b. Layanan penyelesaian perkara pidana dapat dilakukan melalui
persidangan jarak jauh
Dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam rangka Penanganan
dan Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19),
Mahkamah Agung mendukung kebijakan pemerintah tersebut dengan
dikeluarkannnya Surat Edaran nomor 1 tahun 2020 tentang Pedoman

Pengadilan Agama Bintuhan 28


Rencana Strategis 2020-2024

Pelaksanaan Tugas selama Masa Pencegahan Penyebaran Corona Virus


Disease 2019 (COVID-19) Di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan
Peradilan yang Berada Dibawahnya. Surat edaran tersebut mengatur bahwa
persidangan perkara pidana, pidana militer, dan jinayat tetap dilaksanakan
khusus bagi terdakwa yang sedang ditahan dan penahanannya tidak dapat
diperpanjang lagi selama masa pencegahan penyebaran COVID-19,
persidangan perkara pidana, pidana militer dan jinayat terhadap terdakwa
yang secara hukum masa penahanannya masih diperpanjang dapat
dilakukan penundaan sidang dengan hakim tunggal sampai dengan
berakhirnya masa pencegahan penyebaran COVID-19. Penerapan kebijakan
pemerintah pembatasan tatap muka tidak menghalangi adanya kepastian
hukum dan keadilan bagi masyarakat pencari keadilan,
c. Peningkatan kapasitas aparatur sipil dilingkungan Mahkamah Agung
melalui diklat online
Bahwa dengan terjadinya pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19)
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta memperhatikan
pernyataan resmi dari World Health Organization (WHO) yang menyatakan
COVID-19 sebagai pandemi global, dan pernyataan Presiden RI tentang
Penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional (Bencana Non Alam).
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Litbang Diklat Kumdil
Mahkamah Agung RI mengambil langkah kebijakan penyelenggaraan
pendidikan, pelatihan dan orientasi dilaksanakan melalui pembelajaran jarak
jauh berbasis teknologi informasi (e-learning) dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sarana dan prasarana teknologi informasi yang dimiliki oleh
Badan Litbang Diklat Kumdil saat ini berupa Studio
Pembelajaran berbasis e-learning.
d. Penyesuaian roadmap pembangunan gedung kantor pengadilan baru
dan renovasi Gedung kantor
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2020 tanggal 3 April 2020
tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2020 dan surat Menteri Keuangan nomor S-
302/MK.02/2020 tanggal 15 April 2020 tentang Langkah-Langkah
Penyesuaian Belanja Kementerian/Lembaga TA 2020, maka semua
Kementerian/Lembaga dilakukan penyesuaian postur anggaran. Dalam
rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Pengadilan Agama Bintuhan 29


Rencana Strategis 2020-2024

atau Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease (Covid-19) tanggal 31 Maret 2020 serta dalam
rangka menghadapai ancaman yang membahayakan perekonomian
nasional dan stabilitas sistem keuangan negara, Mahkamah Agung tahun
anggaran 2020 mendapatkan pagu sebesar Rp 10.597.927.977.000 terdapat
penyesuaian pagu sebesar Rp 743.021.947.000 sehingga pagu tahun
anggaran 2020 menjadi sebesar Rp. 9.854.906.030. Penyesuaian pagu
anggaran ini dilakukan pada kegiatan pembangunan pengadilan dan
renovasi gedung kantor, belanja barang non operasional, perjalanan dinas
serta bimbingan teknis aparatur sipil negara. Dengan ada penyesuaian pagu
anggaran tersebut maka pelekasanaan pembangunan dan renovasi Gedung
kantor pengadilan mengalami penyesuaian yang sangat signifikan yang
berkisar 80% dari nilai fisik, hal ini akan berpengaruh terhadap roadmap
pembangunan/renovasi gedung kantor pengadilan. Untuk pembangunan
gedung kantor pengadilan dilakukan penyesuaian dengan mekanisme multi
years kontrak, sementara untuk renovasi gedung kantor sebagian dilakukan
dengan multi years kontrak dan sebagian dengan kontrak tahun tunggal.
Selain pembangunan dan renovasi gedung kantor pengadilan, roadmap
belanja modal pengadaan sarana dan prasarana layanan peradilan
juga akan mengalami penyesuaian untuk gedung pengadilan baru dan
pemenuhan kekuranganan dukungan layanan minimal peradilan.
e. Optimalisasi dukungan pelaksanaan tugas fungsi Mahkamah Agung
dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya dilakukan secara online
Sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas dari
rumah, banyak orang yang menggunakan aplikasi video conference melalui
Zoom Meeting sebagai media untuk berbagai keperluan. Aplikasi ini dapat
menjadi sarana rapat koordinasi, pembinaan, pendampingan masalah,
monitoring dan evaluasi tanpa harus melalui tatap muka. Pada tahun
anggaran 2021 pimpinan Mahkamah Agung akan mewajibkan seluruh
satuan kerja dialokasikan anggaran untuk belanja sewa zoom meeting
berbayar. Langkah langkah optimalisasi koordinasi dengan media zoom
meeting ini sangat diperlukan disamping karena kebijakan pemerintah untuk
pembatasan bertatap muka namun juga dikarenakan rentang kendali
peradilan dibawah Mahkamah Agung sangat luas. Koordinasi antara

Pengadilan Agama Bintuhan 30


Rencana Strategis 2020-2024

Mahkamah Agung dengan peradilan di daerah akan menjadi efektif dan


efisien, pendampingan berbagai tugas kedinasan akan menjadi lebih mudah,
sosialisasi berbagai kebijakan Mahkamah Agung akan semakin cepat
diterima oleh aparatur peradilan khususnya yang berada di pulau-pulau yang
sangat sulit untuk dijangkau secara fisik. Dengan mengoptimalkan fungsi
teknologi informasi zoom meeting ini maka Mahkamah Agung akan
menerapkan kebijakan pembatasan perjalanan dinas keluar kantor,
perjalanan dinas akan dilakukan secara ketat dan hanya dilakukan untuk
penyelesaian masalah yang sifatnya sangat urgent, diharapkan belanja
perjalanan dinas dapat ditekan untuk mendukung operasional layanan
peradilan. Namun dengan pembatasan perjalanan dinas ini tidak mengurangi
pelaksanaan tugas dan fungsi Mahkamah Agung dalam optimalisasi
pelayanan publik, peningkatan sumber daya dan kapasitas aparatur,
meningkatkan integritas aparatur peradilan serta menjaga marwah
Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA BINTUHAN

S
esuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam
RPJMN tahun 2020-2024 dan berdasarkan review Indikator Kinerja
Utama serta dalam rangka mewujudkan visi Terwujudnya Peradilan
Agama Bintuhan Yang Agung, maka Pengadilan Agama Bintuhan menetapkan
4 sasaran sebagai berikut :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara;
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin atau terpinggirkan;
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan


dan akuntabel

Untuk mewujudkan sasaran strategis proses peradilan yang pasti, transparan


dan akuntabel, ditetapkan arah kebijakan melalui proses berperkara yang
sederhana dan murah dan penguatan akses peradilan. Dengan uraian per
arah kebijakan sebagai berikut :

Pengadilan Agama Bintuhan 31


Rencana Strategis 2020-2024

Proses berperkara yang sederhana, cepat dan biaya ringan


Pengadilan Agama Bintuhan memiliki sistem penyelesaian perkara secara
sederhana, cepat dan biaya ringan. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2004 Tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman dan Surat Edaran
Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 2 Tahun 2014, bahwa penyelesaian perkara
di pengadilan tingkat pertama selama maksimal 5 bulan.

Sasaran Strategis 2 : Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian


perkara
Untuk mewujudkan sasaran strategis peningkatan efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut :

a. Perkara yang diselesaikan


Perkara yang diajukan oleh para pihak pencari keadilan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dengan alasan yang semakin beragam, sehingga
penyelesaian perkara menjadi prioritas dengan selalu meningkatkan kualitas
putusan sehingga rasa keadilan yang diharapkan oleh para pihak menjadi
terwujud. Konsen terhadap penyelesaian perkara ini menjadi fokus yang
terus di tingkatkan dengan mengacu pada aturan hukum agar tidak ada
masyarakat dan pihak pencari keadilan merasa dirugikan sehingga terwujud
pelayanan yang maksimal.

b. Berkas perkara yang diajukan banding disampaikan secara lengkap


Putusan sebagai produk hukum dari proses penyelesaian perkara pada tingkat
pertama yang harus dijalankan oleh para pihak pencari keadilan dan dapat
melakukan upaya hukum yang lebih tinggi bila dirasakan belum memenuhi rasa
keadilan, untuk pengajuan berkas perkara banding harus disampaikan secara
lengkap dan tepat waktu ke Pengadilan tingkat pertama untuk di kirim ke
Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu.

c. Berkas perkara yang diajukan kasasi disampaikan secara lengkap


Putusan sebagai produk hukum dari proses penyelesaian perkara pada tingkat
pertama yang harus dijalankan oleh para pihak pencari keadilan dan dapat
melakukan upaya hukum yang lebih tinggi bila dirasakan belum memenuhi rasa

Pengadilan Agama Bintuhan 32


Rencana Strategis 2020-2024

keadilan, untuk pengajuan berkas perkara kasasi harus disampaikan secara


lengkap dan tepat waktu ke Pengadilan tingkat pertama untuk di kirim ke
Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu untuk dilanjutkan ke Mahkamah Agung RI.

d. Berkas perkara yang disampaikan PK disampaikan secara lengkap


Putusan sebagai produk hukum dari proses penyelesaian perkara pada tingkat
pertama yang harus dijalankan oleh para pihak pencari keadilan dan dapat
melakukan upaya hukum yang lebih tinggi bila dirasakan belum memenuhi rasa
keadilan, untuk pengajuan berkas perkara Peninjauan Kembali (PK) harus
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu ke Pengadilan tingkat pertama
untuk di kirim ke Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu untuk dilanjutkan ke
Mahkamah Agung RI.

Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat


miskin atau terpinggirkan

a. Pembebasan biaya perkara untuk masyarakat miskin


Pembebasan biaya perkara bagi masyarakat miskin terdapat kendala berupa
sikap masyarakat yang malu/ tidak yakin terhadap layanan tersebut. Hal ini
diharapkan ke depan dapat dilakukan publikasi manfaat pembebasan perkara
bagi masyarakat miskin, meningkatkan kerja sama dengan Kementerian Hukum
dan HAM tentang mekanisme penggunaan jasa bantuan hukum dan
meningkatkan kerja sama dengan Kementerian Keuangan dan BPK agar
mendapat perlakuan tersendiri atas pertanggungjawaban keuangannya.

b. Sidang di luar gedung


Persidangan di luar gedung yang dalam pelaksanaannya selain melayani
penyelesaian perkara sederhana masyarakat miskin dan terpinggirkan juga telah
dilakukan inovasi untuk membantu masyarakat yang belum mempunyai hak
identitas hukum (akta lahir, akta nikah dan akta cerai), belum bisa menjangkau
dan memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan terpinggirkan karena
keterbatasan anggaran, diharapkan kedepan dilakukan penajaman estimasi
baseline berdasarkan data dan penguatan alokasi anggaran serta
memperkuat kerja sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam
Negeri dengan menyusun peraturan bersama.

Pengadilan Agama Bintuhan 33


Rencana Strategis 2020-2024

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan


pengadilan
Sasaran strategis ini menggambarkan layanan prima kepada masyarakat pencari
keadilan dengan indikator putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti
(dieksekusi).

Peningkatan akuntabilitas dan kualitas pelayanan peradilan bagi


masyarakat

Peningkatan Akuntabilitas dan Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi masyarakat


masih memiliki permasalahan diantaranya Masih banyak masyarakat belum
mengetahui dan memahami mekanisme pengaduan dan belum adanya regulasi
jaminan mengenai kerahasiaan dan perlindungan terhadap identitas pelapor
pengaduan sedangkan potensi yang ada yaitu Keputusan KMA RI
No.076/KMA/SK/VI/2009 tentang petunjuk pelaksanaan penanganan pengaduan
di lingkungan lembaga Peradilan, mekanisme layanan pengaduan online, Badan
Pegawasan menggunakan aplikasi berbasis web dan teknologi client server serta
data base yang tersentralisasi, untuk mempermudah pengintegrasian data
(Sistem Informasi Persuratan/ Pengaduan; Sistem Informasi penelusuran
pengaduan/tindak lanjut pengaduan; Sistem Informasi Kasus; Sistem Informasi
Hukuman Disiplin; Sistem Informasi Majelis Kehormatan Hakim; Sistem
Informasi whistleblowing) sehingga strategi yang dapat dilakukan antara lain
Penyederhanaan alur pengawasan internal, membangun mekanisme
penyampaian pengaduan dengan jaminan kerahasiaan tinggi bagi pegawai
internal, Rancangan perubahan atas SK KMA Nomor 216/KMA/SK/XII/2011
tentang Pedoman Penanganan Pengaduan melalui Layanan Pesan Singkat
(SMS), dimaksudkan untuk menampung dan mempermudah penyampaian
pengaduan berkaitan dengan whistleblower/justice collabolator melalui aplikasi
sistem web Badan Pengawasan. Sedangkan permasalahan pada Pengadilan
Tk. Pertama dan Tk. Banding karena pengadunya tidak jelas sehingga sulit
untuk diklarifikasi dengan tantangan belum adanya regulasi sistem pengaduan
terhadap pelapor yang tidak jelas identitasnya. Untuk itu perlu dilakukan
Penyusunan standarisasi pengaduan bagi pelapor yang tidak jelas, peningkatan
kapasitas aparatur pengadilan yang berorientasi pada pelayanan masyarakat
dan dorongan terhadap pengadilan untuk mendapatkan sertifikasi Standar

Pengadilan Agama Bintuhan 34


Rencana Strategis 2020-2024

Pelayanan Organisasi (ISO), yang dikeluarkan oleh lembaga eksternal dan


melakukan pengawasan secara terus- menerus guna meningkatkan kualitas
pelayanan publik pengadilan.

3.3 KERANGKA REGULASI

D
engan lahirnya Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional secara tegas menyatakan
bahwa kerangka regulasi menjadi bagian dari salah satu dokumen
perencanaan pembangunan nasional. Pasal 4 ayat (2) menyatakan : “ RPJM
Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi dan Program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJM Nasional, yang memuat strategi
pembangunan Nasional, kebijakan umum, program kementrian/ lembaga dan
lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan “.

Dalam melaksanakan program prioritas pemerintah yang tertuang dalam


RPJM tahun 2020-2024 yang diamanatkan kepada setiap kementrian/lembaga
maka kementerian/lembaga dimaksud harus menetapkan kerangka strategis
yang dijadikan sebagai instrument guna pencapaian sasaran kelembagaan.
Selain itu tetap memperhatikan kerangka regulasi yang merupakan
perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong
dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggaran Negara dalam rangka
mencapai tujuan bernegara. Kerangka regulasi ini diatur dalam pasal 1 angka
14 Permen PPN/Kepala Bappenas No.1 tahun 2014 tentang pedoman
Penyusunan RPJMN 2015-2019 dan Peraturan sesmen PPN/Bappenas tentang
juklak No.2/Juklak/Sesmen/03/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan tentang
Pedoman Pengintegrasian Kerangka Regulasi dalam RPJMN. Sedangkan

Pengadilan Agama Bintuhan 35


Rencana Strategis 2020-2024

Pengadilan Agama Bintuhan sebagai kawal depan Mahkamah Agung RI perlu


mengeluarkan regulasi sebagai kebutuhan pelayanan kepada masyarakat.

Perlunya dimasukkan kerangka regulasi dalam rencana strategis tahun 2020-


2024 adalah:
a. Mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai kebutuhan
pembangunan,
b. Meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung
pencapaian prioritas pembangunan,
c. Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan
pembentukan regulasi.

Penetapan kerangka regulasi yang dibuat Pengadilan Agama Bintuhan sudah


barang tentu akan selalu seiring dengan kebijakan lembaga yang dituangkan
dalam arah kebijakan dan strategi Pengadilan Agama Bintuhan.

Pengadilan Agama Bintuhan 36


Rencana Strategis 2020-2024

KERANGKA ACUAN

ARAH KEBIJAKAN ARAH KERANGKA BAGIAN


ISU STRATEGIS KEBUTUHAN REGULASI BAGIAN TERKIAT
2018-2019 REGULASI PENANGGUNGJAWAB
1. Peningkatan  Pembatasan  Pembentukan Pembuatan: Kepaniteraan Kepaniteraan
Penyelesaian perkara diterima, landasan hukum  SK Ketua Tentang Panjar Pengadilan Agama Pengadilan Agama
Perkara  Penyederhanaanp untuk meminimalisir Biaya Perkara Bintuhan Bintuhan
Pengadilan roses berperkara, sisa perkara akhir
Agama Bintuhan tahun,  SK KPA Tentang
 Penguatan akses Pembatasan perkara
pada keadilan,
diterima
 Modernisasi
 SK KPA Tentang template
manajemen putusan,
perkara.  SE sosialisasi
 Penataan ulang  hasil rapat,
organisasi  Pelaksanaan pola
manajemen bindalmin (termasuk
perkara. penyederhanaan proses
 Penataan ulang perkara),
proses menajemen  SK Ketua Tentang Daftar
perkara.
Urut Senioritas Hakim
dan Susunan Majelis
 SK Ketua Tentang Daftar
Urut Senioritas PP dan
Susunan Panitera/PP
Pendammping sidang
 SK Ketua Tentang Biaya
Proses Perkara Tingkat
Pertama

Pengadilan Agama Bintuhan 42


Rencana Strategis 2020-2024

2. Optimalisasi  Peningkatan  Implementasi SK  Pembuatan surat edaran Kepaniteraan Kepaniteraan


Manajemen penyelesaian KMA tentang peningkatan pelayanan Pengadilan Agama Pengadilan Agama
Peradilan Agama perkara, percepatan publik, Bintuhan Bintuhan
peningkatan penyelesaian  Juklak/juknis tentang
efektifitas perkara, percepatan penyelesaian
pengelolaan  Penambahan perkara
penyelesaian volume sidang  Penunjukkan Pejabat
perkara, keliling, perkara Pengelola Informasi dan
 Peningkatan prodeo Dokumentasi (PPID).
aksesibilitas  Peningkatan  SK Ketua Tentang
masyarakat pelayanan publik. Kelompok Kerja Meja I,
terhadap Meja II dan Meja III
peradilan,  SK Ketua Tentang
 Peningkatan Koordinator Bantuan
kepatuhan Panggilan/
terhadap putusan Pemberitahuan
pengadilan,
 Peningkatan
kualitas SDM.
3. Peningkatan  Peningkatan  Pembentukan  Pembuatan SK KPA Kesekretariatan Kesekretariatan
Kapabilitas efektifitas kinerja landasan hukum tentang peningkatan Pengadilan Agama Pengadilan Agama
Aparatur aparatur teknis Peningkatan kualitas kualitas aparatur peradilan Bintuhan Bintuhan
Pengadilan dan non tenis aparatur peradilan bidang teknis dan non
Agama Bintuhan peradilan, bidang teknis dan teknis yudisial serta
non teknis yudisial administrasi umum.
serta administrasi  SK Ketua Tentang Tim
umum Reformasi Birokrasi
Pengadilan Agama
Bintuhan

Pengadilan Agama Bintuhan 43


Rencana Strategis 2020-2024

4. Peningkatan  Optimalisasi  Pembentukan  Pembuatan SK Kepaniteraan dan Kepaniteraan dan


Dukungan pemanfaatan landasan hukum tata KPA/edaran tentang tata Kesekretariatan Kesekretariatan
Manajemen dan teknologi kelola optimalisasi kelola optimalisasi Pengadilan Agama Pengadilan Agama
Bintuhan Bintuhan
Pelaksanaan informasi, teknologi informasi teknologi informasi
Tugas Teknis peningkatan dan peningkatan
Lainnya kualitas sumber kualitas aparatur
Pengadilan daya manusia; peradilan.
Agama Bintuhan

5. Sarana dan  Peningkatan  Pembentukan  Pembuatan SK KPA Kesekretariatan Kesekretariatan


Prasarana sarana dan landasan hukum tentang standarisasi Pengadilan Agama Pengadilan Agama
Aparatur Negara prasarana skala prioritas pendukung kinerja Bintuhan Bintuhan
Pengadilan pendukung kinerja pemenuhan sarana aparatur peradilan
Agama Bintuhan aparatur peradilan. dan prasarana
kinerja aparatur
peradilan

6. Optimalisasi  Peningkatan  Pembentukan  Pembuatan SK KPA Hakim, Kepaniteraan Hakim,


Pengawasan dan efektifitas landasan hukum tentang standar dan Kesekretariatan Kepaniteraan dan
Peningkatan pengelolaan standar pengawasan pengawasan dan Pengadilan Agama Kesekretariatan
Akuntabilitas penyelesaian kinerja aparatur pemeriksaan aparatur Bintuhan Pengadilan Agama
Aparatur Negara perkara, peradilan dan peradilan. Bintuhan
Pengadilan  Peningkatan peningkatan kualitas
Agama Bintuhan kualitas pengawasan.
pengawasan

Pengadilan Agama Bintuhan 44


Rencana Strategis 2020-2024

3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN

P
engadilan Agama Bintuhan yang merupakan kawal depan Mahkamah
Agung RI, mempunyai tugas pokok menyelesaikan perkara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku berdasarkan
Undang-undang No. 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang No. 50 Tahun 2009 Pasal 105 ayat (2) menyebutkan bahwa “Tugas
serta tanggung jawab, susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat diatur lebih
lanjut oleh Mahkamah Agung RI”

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)


tersebut, Pengadilan Agama Bintuhan mempunyai struktur organisasi
berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan yang
dapat dilihat dari beberapa bagan berikut ini :

Pengadilan Agama Bintuhan 44


Rencana Strategis 2020-2024

BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

Program utama merupakan program yang menggambarkan tentang hal utama


(core businnes) yang akan diwujudkan oleh Pengadailan Agama. Sementara
untuk mewujudkan core businnes tersebut maka dilaksanakan kegiatan sebagai
upaya perwujudannya.

Mengacu pada program utama dan kegiatan Mahkamah Agung, berikut ini
program dan kegiatan Pengadilan Agama Bintuhan :

1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama


Demi terwujudnya program ini maka dilaksanakan kegiatan peningkatan
manajemen peradilan agama. Indikator kegiatan peningkatan manajemen
peradilan agama adalah :
 Penyelesaian administrasi perkara yang kurang dari 5 bulan
 Perkara dilingkungan peradilan agama yang diselesaikan melalui
pembebasan biaya perkara
 Perkara dilingkungan peradilan agama yang diselesaikan di luar gedung
pengadilan
 Jam layanan posbakum pada peradilan agama
 Pedoman tata kelola di lingkungan peradilan agama
 Tenaga teknis peradilan agama yang berkompeten di bidang administrasi
peradilan
 Peningkatan dalam pelayanan publik
 Peningkatan administrasi e-court dan pelaksanaan e-litigasi

Pengadilan Agama Bintuhan 45


Rencana Strategis 2020-2024

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya


Program ini merupakan program pendukung dalam pencapaian kinerja utama
Pengadilan Agama Bintuhan. Demi terwujudnya program ini maka
dilaksanakan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya. Adapun indikator kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya adalah :
 Pengelolaan dan pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel
 Satuan kerja yang mendapatkan pembinaan teknis pengelolaan
keuangan
 Laporan keuangan yang transparan dan akuntabel
 Pedoman pengelolaan keuangan negara
 Laporan kegiatan biro keuangan

3. Program Peingkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung


Program ini merupakan program pendukung dalam pencapaian kinerja utama
Pengadilan Agama Bintuhan. Demi terwujudnya program ini maka
dilaksanakan kegiatan peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Mahakamah Agung. Adapun indikator kegiatan peningkatan sarana dan
prasarana aparatur Mahakamah Agung adalah :
 Pengadaan Tanah di Lingkungan Mahkamah Agung
 Pengadaan Sertifikat Aset Tidak Bergerak di Pengadilan
 Pengadaan Jaringan Instalasi Kantor Pengadilan
 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung SIPP

Target kinerja dan kerangka pendanaan dapat dilihat pada lampiran Matriks
Rencana Strategis Tahun 2020-2024 Pengadilan Agama Bintuhan.

Pengadilan Agama Bintuhan 46


Rencana Strategis 2020-2024

BAB V
PENUTUP

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bintuhan disusun mengacu pada


Rencana Strategis Mahkamah Agung tahun 2015-2019, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, Blue Print
Mahkamah Agung khususnya yang terkait dengan roadmap tahun 2015-2020
dan arah pimpinan dalam pelaksanaan perencanaan strategis. Sehingga
diharapkan hasil capaiannya dapat diukur dan digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan Rencana Kerja Tahunan Pengadilan Agama Bintuhan. Selain itu
penyusunan rencana strategis ini diharapkan sudah mengantisipasi dinamika
hukum, politik, dan sosial yang berkembang di Bintuhan.

Dalam rencana strategis tahun 2020-2024 diuraikan hal-hal yang sudah dicapai
Pengadilan Agama Bintuhan pada tahun 2018-2019 yaitu adanya peningkatan
Produktifitas Penyelesaian Perkara, adanya penurunan upaya hukum
masyarakat pencari keadilan, penyelesaian perkara bebas biaya, penguatan
sumber daya manusia dan peningkatan sistem diklat dengan pembelajaran e-
learning, pelaksanaan reformasi birokrasi, optimalisasi pengawasan.

Dengan keberhasilan tersebut sudah barang tidak terlepas adanya


permasalahan- permasalahan yang muncul, penyederhanaan proses berperkara
dan menekan biaya berperkara, manajemen penanganan perkara, pembatasan
perkara kasasi dan penguatan akses peradilan guna membantu masyarakatkan
miskin dan terpinggirkan dalam memperoleh kemudahan akses ke pengadilan,
seperti belum bisa dilaksanakannya kegiatan sidang keliling dan sidang terpadu
itsbat nikah.

Guna menentukan arah kebijakan, tujuan dan sasaran kelembagaan,


Pengadilan Agama Bintuhan telah menetapkan Visi Terwujudnya Pengadilan
Agama Bintuhan Yang Agung dan menetapkan Misi yaitu meningkatkan
profesionalisme aparatur Peradilan Agama, mewujudkan manajemen Peradilan

Pengadilan Agama Bintuhan 47


Rencana Strategis 2020-2024

Agama yang modern, meningkatkan akses masyarakat terhadap Peradilan


Agama, dan mewujudkan transparansi dan akuntabilitas Peradilan Agama.

Pada rencana strategis tahun 2020-2024 Pengadilan Agama Bintuhan telah


menetapkan empat tujuan yaitu terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap
sistem peradilan, terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara
melalui pemanfaatan teknologi informasi, terwujudnya peningkatan akses
peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan dan terwujudnya pelayanan
prima bagi masyarakat pencari keadilan. Sedang sasarannya adalah terwujudnya
proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, meningkatkan
penyederhanaan proses penanganan perkara melalui manajemen sistem
teknologi informasi, meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan, meningkatkan pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara
akuntabel, objektif dan efisien, terwujudnya transparansi pengelolaan SDM
lembaga peradilan berdasarkan parameter objektif dan terwujudnya pelaksanaan
pengawasan kinerja aparatur peradilan secara optimal baik oleh internal maupun
eksternal. Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang diharapkan maka
diuraikan juga arah strategi, regulasi yang dibutuhkan, tata kelembagaan yang
ideal, target kinerja tahunan dan kebutuhan pendanaan.

Pengadilan Agama Bintuhan 48


MATRIK RENCANA STRATEGIS TAHUN 2020-2024
PENGADILAN AGAMA BINTUHAN

Instansi : Pengadilan Agama Bintuhan


Visi : Terwujudnya Pengadilan Agama Bintuhan yang Agung
Misi : 1. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Peradilan Agama;
2. Mewujudkan Manajemen Peradilan Agama yang Modern;
3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Peradilan Agama;
4. Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Peradilan Agama.

Target
jangka
Tujuan Sasaran Strategis Target (%)
No Menengah
(5 Tahun)
Uraian Indikator Kinerja % Uraian Indikator Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024
1. Mewujudkan kepuasan a. Persentase Sisa Perkara 100 1. Terwujudnya Proses a. Persentase Sisa Perkara 100 100 100 100 100
masyarakat dalam Perdata Agama yang Peradilan yang Pasti, Perdata Agama yang
proses peradilan diselesaikan Transparan, dan diselesaikan
b. Persentase Perkara Perdata 100 Akuntabel b. Persentase Perkara Perdata 100 100 98 98 98
Agama yang diselesaikan Agama yang diselesaikan
Tepat Waktu Tepat Waktu
c. Persentase Perkara yang 100 c. Persentase Perkara yang Tidak 100 99 99 99 99
Tidak Mengajukan Upaya Mengajukan Upaya Hukum
Hukum Banding Banding
d. Persentase Perkara Yang 100 d. Persentase Perkara Yang Tidak 100 99 100 100 100
Tidak Mengajukan Upaya Mengajukan Upaya Hukum
Hukum Kasasi Kasasi
e. Persentase perkara yang 100 e. Persentase perkara yang Tidak 100 100 100 100 100
Tidak Mengajukan Upaya Mengajukan Upaya Hukum
Hukum Peninjauan Kembali Peninjauan Kembali
f. Index Kepuasan Pencari 80 f. Index Kepuasan Pencari 80 80 85 85 85
Keadilan Keadilan
g. Persentase Salinan Putusan 100 2. Peningkatan Efektivitas a. Persentase Salinan Putusan 100 100 100 100 100
Perkara Perdata yang dikirim Pengelolaan Perkara Perdata yang dikirim
kepada Para Pihak tepat Penyelesaian Perkara kepada Para Pihak tepat waktu
waktu
h. Persentase Perkara yang 50 b. Persentase Perkara yang 70 20 20 25 25
Diselesaikan Melalui Mediasi Diselesaikan Melalui Mediasi
i. Persentase Berkas Perkara 100 c. Persentase Berkas Perkara 100 100 100 100 100
yang Dimohonkan Banding, yang Dimohonkan Banding,
Kasasi, dan PK yang Diajukan Kasasi, dan PK yang Diajukan
Secara Lengkap dan Tepat Secara Lengkap dan Tepat
Waktu Waktu
j. Persentase Putusan Perkara 100 d. Persentase Putusan Perkara 100 100 100 100 100
yang Menarik Perhatian yang Menarik Perhatian
Masyarakat yang Dapat Masyarakat yang Dapat
Diakses Secara Online dalam Diakses Secara Online dalam
Waktu 1 Hari Setelah Putus Waktu 1 Hari Setelah Putus
2. Keterjangkauan layanan a. Persentase Perkara Prodeo 100 3. Meningkatnya Akses a. Persentase Perkara Prodeo 100 100 100 100 100
peradilan bagi seluruh yang Diselesaikan Peradilan bagi yang Diselesaikan
lapisan masyarakat b. Persentase Perkara yang 100 Masyarakat Miskin dan b. Persentase Perkara yang 100 100 100 100 100
Diselesaikan di Luar Gedung Terpinggirkan Diselesaikan di Luar Gedung
Pengadilan Pengadilan
3. Memberikan layanan a. Persentase Putusan Perkara 100 4. Meningkatnya a. Persentase Putusan Perkara 100 100 100 100 100
prima kepada Perdata yang Ditindak lanjuti Kepatuhan terhadap Perdata yang Ditindak lanjuti
masyarakat pencari (Dieksekusi) Putusan Pengadilan (Dieksekusi)
keadilan
MATRIK KINERJA DAN PENDANAAN
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2020-2024
PENGADILAN AGAMA BINTUHAN
Instansi : Pengadilan Agama Bintuhan
Visi : Terwujudnya Pengadilan Agama Bintuhan yang Agung
Misi : 1. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Peradilan Agama;
2. Mewujudkan Manajemen Peradilan Agama yang Modern;
3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Peradilan Agama;
4. Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Peradilan Agama.

Unit Organisasi
Program/ Sasaran Program (Outcome)/ Sasaran Kegiatan (Output)/ Target Alokasi (dalam juta rupiah)
Lokasi Pelaksana
Kegiatan Indikator
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
Sasaran Strategis 1 :
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan, dan - - - - - - - - - -
Akuntabel
1. Persentase Sisa Perkara Perdata Agama yang diselesaikan 100 100 100 100 100 - - - - - Panitera
2. Persentase Perkara Perdata Agama yang diselesaikan Panitera
100 100 98 100 100 - - - - -
Tepat Waktu
3. Persentase Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Panitera
100 100 100 100 100 - - - - -
Banding
4. Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Panitera
100 99 99 99 99 - - - - -
Kasasi
5. Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Panitera
100 100 100 100 100 - - - - -
Peninjauan Kembali
6. Index Kepuasan Pencari Keadilan 80 80 85 85 85 - - - - - Tim SKM
Sasaran Strategis 2 : - - - - - - - - - -
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
1. Persentase Salinan Putusan Perkara Perdata yang dikirim Panitera
80 100 100 100 100 - - - - -
kepada Para Pihak tepat waktu
2. Persentase Perkara yang Diselesaikan Melalui Mediasi 70 20 20 25 25 - - - - - Panitera
3. Persentase Berkas Perkara yang Dimohonkan Banding, Panitera
Kasasi, dan PK yang Diajukan Secara Lengkap dan Tepat 100 100 100 100 100 - - - - -
Waktu
4. Persentase Putusan Perkara yang Menarik Perhatian Kepaniteraan
Masyarakat yang Dapat Diakses Secara Online dalam 100 100 100 100 100 - - - - -
Waktu 1 Hari Setelah Putus
Sasaran Strategis 3 :
Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan - - - - - - - - - -
Terpinggirkan
1. Persentase Perkara Prodeo yang Diselesaikan 100 100 100 100 100 - - - - - Panitera
2. Persentase Perkara yang Diselesaikan di Luar Gedung Panitera
100 100 100 100 100 - - - - -
Pengadilan
Sasaran Strategis 4 :
- - - - - - - - - -
Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan
1. Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindak lanjuti Panitera
(Dieksekusi) 100 100 100 100 100 - - - - -

Kesekretariatan
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung 2.791 2.715 4.358 4.500 5.000 dan
Kepaniteraan
Sasaran Program: Meningkatkan kualitas layanan dukungan
Manajemen untuk mewujudkan layanan prima peradilan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung 62 0 0 0 0 Kesekretariatan
Sasaran Program: Terpenuhinya kebutuhan sarana dan
prasarana dalam mendukung pelayanan peradilan
Program Penegakan dan Pelayanan Hukum 1,5 20 61 80 100 Kepaniteraan
Sasaran Program: Terselenggaranya penyelesaian perkara
yang sederhana, transparan, dan akuntabel di lingkungan
peradilan
Kegiatan 1. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi Kesekretariatan
2.791 2.669 2.800 3.000 3.200 dan
Kepaniteraan
Sasaran Kegiatan:
1. Layanan Perkantoran 12 12 12 12 12
bln bln bln bln bln
2. Layanan Dukungan Manajemen Pengadilan 12 12 12 12 12
bln bln bln bln bln
Kegiatan 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung 62,5 45,95 60 80 100 Kesekretariatan
Sasaran Kegiatan:
1. Layanan Sarana Internal 1 3 1 1 1
Laya Laya Laya Laya Laya
nan nan nan nan nan
Kegiatan 3. Layanan Bantuan Hukum Perseorangan Kepaniteraan
Sasaran Kegiatan:
Dukungan Penyelesaian Administrasi Perkara 5 Keg 40 50 60 80
Keg Keg Keg Keg

Anda mungkin juga menyukai