Anda di halaman 1dari 13

PENGARAHAN

WAKIL JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA


PADA PEMBUKAAN RAPAT KERJA NASIONAL
KEJAKSAAN R.I. TAHUN 2022

Jakarta, 2 Pebruari 2022

Bismillahirrohmanirrohiim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera bagi kita sekalian,
Shaloom,
Om Swastiastu,
Namo Budhaya,
Salam Kebajikan.

Yang Terhormat :
− Jaksa Agung Republik Indonesia;
~2~

Yang Kami Hormati :


− Para Jaksa Agung Muda, Kepala Badan Pendidikan
dan Pelatihan, dan Para Staf Ahli Jaksa Agung
Republik Indonesia;
− Para Pejabat Eselon II, III, dan IV di Lingkungan
Kejaksaan Agung;
− Para Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan
Negeri, dan Cabang Kejaksaan Negeri di seluruh
Indonesia; serta
− Segenap hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama dan yang terutama, marilah kita panjatkan


puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan
Yang Maha Esa, karena hanya atas perlindungan, karunia, dan
perkenan-Nya, meski di tengah badai pandemi Covid-19, kita
masih diberi kesempatan untuk dapat hadir dalam keadaan
sehat wal’afiat tanpa satu halangan apapun dalam Rapat Kerja
Nasional Kejaksaan R.I. Tahun 2022.

Rapat Kerja Nasional Kejaksaan R.I. Tahun 2022 ini


merupakan momentum penting karena pertama kali
dilaksanakan sesuai dengan siklus baru sebagaimana
ditetapkan dalam Pedoman Jaksa Agung Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Rapat Kerja
~3~

Nasional, Rapat Kerja Daerah, Pra Musrenbang, Musrenbang,


serta Rapat Evaluasi Capaian Kinerja Semester I dan
Penyusunan Bahan Pidato Kenegaraan Presiden Republik
Indonesia.

Di lain pihak, Rapat Kerja Nasional yang kita


selenggarakan kali ini juga bertepatan dengan semangat baru
institusi Kejaksaan dalam merapatkan barisan dan menyusun
strategi dalam rangka menjawab kepercayaan masyarakat,
pemerintah dan negara dengan lahirnya Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia.

Peserta Rapat Kerja yang saya banggakan,

Rapat Kerja Nasional Kejaksaan Republik Indonesia


Tahun 2022 mengangkat tema “Kewaskitaan Adhyaksa Menuju
Indonesia Emas 2045”. Kewaskitaan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti “kewaspadaan, ketajaman
penglihatan”. Hal ini mengandung arti bahwa sebagai bagian
tidak terpisahkan dari penyelenggaraan negara dan
pemerintahan, seluruh aparatur Kejaksaan harus dapat benar-
benar memahami kedudukan dan kontribusi yang diharapkan
~4~

dari pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam konteks


mendukung arah pembangunan nasional yang telah digariskan
oleh Pemerintah. Pemahaman tersebut mutlak diperlukan
apabila kita menginginkan kehadiran Kejaksaan benar-benar
dapat dirasakan oleh masyarakat.

Dengan perkataan lain, pelaksanaan amanat penegakan


hukum yang dipercayakan kepada Kejaksaan tidak dapat lagi
dilakukan dalam menara gading atau sebatas melaksanakan
tugas dan fungsi (money follows function) atau bahkan
berorientasi hanya semata-mata pada penyerapan anggaran.
Seluruh aparatur Kejaksaan diharapkan memiliki kepekaan
terhadap kebutuhan masyarakat akan penegakan hukum yang
responsif serta menuangkannya dalam berbagai program kerja
yang terukur (moneys follow programme) melalui pendekatan
SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, and
Time-Bound) atau Jelas Targetnya, Dapat Diukur
Keberhasilannya, Dapat Dicapai, Relevan dan Berbasis Waktu.

Pemerintah sendiri telah menggariskan arah


pembangunan nasional dalam RPJMN Tahun 2020-2024 yang
merupakan tahapan pembangunan jangka menengah terakhir
dalam siklus pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025.
RPJMN Tahun 2020-2024 tersebut dalam pelaksanaannya
~5~

setiap tahun dibingkai dalam 7 (tujuh) agenda pembangunan


nasional yang meliputi:

1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang


Berkualitas dan Berkeadilan
2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan
dan Menjamin Pemerataan
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan
Berdaya Saing
4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan
5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan
Ekonomi dan Pelayanan Dasar
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan
Bencana, dan Perubahan Iklim
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi
Pelayanan Publik
Berkenaan dengan hal tersebut, maka arah kebijakan
penegakan hukum yang digariskan oleh Kejaksaan termasuk
kebijakan penganggaran yang disusun diharapkan senafas dan
beriringan dengan ketujuh agenda dimaksud sebagai wujud
dukungan Kejaksaan dalam mensukseskan pembangunan
nasional.
~6~

Pelaksanaan kewenangan, tugas dan fungsi Kejaksaan di


bidang penegakan hukum sudah tentu sangat relevan dengan
tujuh agenda pembangunan nasional mengingat tidak ada
satupun aspek kehidupan yang dapat dilepaskan dari faktor
hukum dan penegakan hukum. Dengan perkataan lain tujuh
agenda pembangunan nasional seharusnya menjadi dasar dari
dalam perumusan kebijakan penegakan hukum di tataran
tingkat nasional maupun oleh Kejaksaan RI.

Namun demikian permasalahan yang kerap terjadi adalah


kekurang-pekaan kita selaku aparat penegak hukum dalam
menyusun program-program yang mendukung capaian ketujuh
prioritas nasional tersebut, sehingga walaupun telah banyak
yang dikerjakan namun seakan-akan institusi Kejaksaan kurang
signifikan berkontribusi dalam mensukseskan pembangunan
nasional. Dalam hal ini sebagaimana telah sering disampaikan
oleh Bapak Jaksa Agung RI, maka tidak cukup bagi kita untuk
bekerja keras, namun juga bekerja cerdas yaitu bahwa apa
yang telah kita kerjakan dengan sekuat tenaga dan sepenuh
hati tersebut pada akhirnya mampu juga dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat.
~7~

Peserta Rapat Kerja yang saya banggakan,

Topik yang tidak kalah pentingnya untuk dibahas dalam


penyelenggaraa Rapat Kerja Nasional Kejaksaan kali ini
strategi penguatan organisasi dan pelaksanaan kewenangan,
tugas dan fungsi sebagai implementasi dari Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang


Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia merupakan wujud nyata
perhatian serius negara, pemerintah serta masyarakat terhadap
pembaharuan penegakan hukum di Indonesia terutama dari
aspek penguatan kelembagaan instansi penegak hukum.
Namun demikian perlu digarisbawahi bahwa betapapun
sempurnanya sebuah Undang-Undang pada akhirnya
keberhasilannya kembali bersandar pada faktor sumber daya
manusia yang melaksanannya.

Pengalaman di masa lalu menjadi pembelajaran berharga


mengenai sejumlah kewenangan yang walaupun membutuhkan
perjuangan yang panjang, namun pada akhirnya belum dapat
dilaksanakan secara optimal karena tidak didukung sumber
~8~

daya manusia sebagai pelaksananya. Untuk itu kiranya jangan


sampai terulang lagi adanya kewenangan Kejaksaan yang
pada akhirnya hilang karena kita sendiri yang tidak dapat
memberikan bukti nyata maupun manfaat nyata dari
pelaksanaan kewenangan tersebut bagi pemerintah dan
masyarakat.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka momentum Rapat


Kerja Nasional Kejaksaan kali ini kiranya dapat dimanfaatkan
secara maksimal sebagai wadah urun-rembug dan sumbang
pemikiran mengenai strategis-strategi percepatan yang dapat
kita tempuh untuk dapat segera menjawab kepercayaan yang
telah diberikan dengan langkah nyata sehingga hasilnya dapat
segera dirasakan oleh masyarakat. Saya harapkan forum Rapat
Kerja Nasional Kejaksaan ini dapat menghasilkan inventarisasi
dan rekomendasi-rekomendasi langkah-langkah jangka pendek
dan jangka menengah terkait implementasi Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2021, baik dari sisi penguatan regulasi, SOP,
teknis pelaksanaan, kapasitas sumber daya manusia maupun
aspek pengawasan sehingga tujuan dari penerbitan Undang-
Undang tersebut dapat tercapai sesuai dengan sasarannya.
~9~

Segenap Insan Adhyaksa yang saya banggakan,

Pemerintah melalui Surat Edaran Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core
Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara telah
menetapkan Core values ASN yaitu “Berakhlak” yang
merupakan akronim dari ‘berorientasi pelayanan, akuntabel,
kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif’.
Kemudian, employer branding yang merupakan moto ASN
dalam bekerja menggunakan semboyan “bangga melayani
bangsa”. Core Values dan Employer Branding tersebut
berperan sebagai panduan berpikir, bertutur, dan berperilaku
yang perlu dihayati oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya kepada bangsa, negara dan masyarakat.

Core value pada dasarnya adalah prinsip dan nilai utama


yang menjadi fondasi serta acuan dalam suatu organisasi yang
merefleksikan visi dan misi organisasi tersebut. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Core value dianggap sebagai jiwa yang
perlu dihargai, dijalankan dan dijunjung tinggi oleh setiap
bagian dan anggota organisasi tersebut.

Dengan tetap berpegang dan berpedoman pada Core


Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara yang
~ 10 ~

telah ditetapkan oleh Pemerintah tersebut, institusi Kejaksaan


dengan aspek kekhususannya di bidang penegakan hukum
tentunya memiliki beberapa ciri khas yang seharusnya mampu
kita jabarkan secara lebih operasional dalam bentuk Core
Values di lingkungan Kejaksaan RI. Berkenaan dengan hal
tersebut, maka kita memiliki doktrin Tri Krama Adhyaksa yang
merupakan pedoman dan haluan bagi setiap insan Adhyaksa
dalam melaksanakan tugasnya. Saya yakin bahwa nilai-nilai
yang terkandung dalam doktrin Tri Krama Adhyaksa apabila
dipadukan dengan Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
akan menghasilkan sebuah konsep Core Values yang
dirasakan sesuai dengan jati diri aparatur Kejaksaan RI sebagai
abdi negara yang melaksanakan fungsi penegakan hukum.

Peserta Rapat Kerja yang saya banggakan,

Sebelum mengakhiri pengarahan ini, saya juga ingin


kembali menggelorakan semangat seluruh jajaran Kejaksaan
dari Sabang sampai Merauke untuk terus mengobarkan
semangat perubahan yang telah kita rintis bersama-sama
melalui pembangunan Zona Integrasi Menuju Wilayah Bebas
Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani. Saya harapkan
~ 11 ~

berbagai inovasi pelayanan yang telah dibangun dalam rangka


WBK/WBBM tida kemudian surut setelah predikat WBK/WBBM
diperoleh, atau sebaliknya surut ketika predikat WBK/WBBM
belum berhasil diperoleh.

Pada kesempatan ini, saya kembali tekankan bahwa


berbagai perubahan yang telah kita lakukan harus didasari
pada perubahan pola pikir (mindset) organisasi yang
berorientasi pada pelayanan publik. Dalam konteks Kejaksaan,
maka pelayanan tersebut antara lain adalah tersedianya akses
keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat terutama bagi
kelompok-kelompok rentan yaitu perempuan, anak dan
penyandang disabilitas. Di lain sisi aspek pelayanan publik
tersebut perlu senantiasa ditunjang dengan aspek akuntabilitas
kinerja dan integritas seluruh jajaran dalam melaksanakan
kewenangan, tugas dan fungsinya.
Selanjutnya pada kesempatan yang baik ini, secara
khusus saya hendak menggarisbawahi mengenai
penyelenggaraan Manajemen Teknologi Informasi dan Tata
Kelola Sistem Satu Data di Lingkungan Kejaksaan Republik
Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas pengukuran
dan evaluasi kinerja Kejaksaan Republik Indonesia. Kehadiran
Manajemen Teknologi Informasi dan Tata Kelola Sistem Satu
~ 12 ~

Data di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia menjadi


penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat (public
trust) terhadap Kejaksaan dalam memberikan kebijakan
penegakan hukum yang populis dan tepat sasaran dalam
memenuhi rasa keadilan masyarakat melalui penyajian data
yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan
dibagipakaikan.

Dalam rangka penyelenggaraan manajemen teknologi


informasi dan tata kelola satu data di lingkungan Kejaksaan RI,
Wakil Jaksa Agung telah diberikan amanat oleh Jaksa Agung
untuk menjadi Ketua Komite Teknologi Informasi dan
Komunikasi Kejaksaan Republik Indoesia berdarkan Keputusan
Jaksa Agung Nomor: KEP-299/A/JA/10/2019 serta sebagai
Ketua Tim Pengarah Satu Data Kejaksaan berdasarkan
Keputusan Jaksa Agung Nomor 128 Tahun 2021.

Hal ini menunjukkan bahwa agenda di bidang Teknologi


Informasi dan Komunikasi serta Manajemen Tata Kelola Data
Kejaksaan harus berjalan secara sinergi dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya. Pembangunan struktur
Teknologi Informasi harus terlebih dahulu didasari manajemen
~ 13 ~

tata kelola data yang baik, sehingga keduanya dapat digunakan


secara terintegrasi dalam mendukung kinerja organisasi.

Para hadirin yang saya hormati,

Demikianlah beberapa pokok penting yang dapat saya


sampaikan dalam sesi pengarahan ini. Akhir kata, semoga
Allah Subhanahu Watta’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa,
senantiasa memberikan bimbingan, kekuatan, dan
perlindungan kepada kita semua dalam menjalankan tugas
pengabdian bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Aamiin
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Selamat mengikuti Rapat Kerja Nasional Kejaksaan


Republik Indonesia Tahun 2022.

Sekian dan terima kasih.


Jakarta, 2 Februari 2022,
Wakil Jaksa Agung
Republik Indonesia,

Dr. Sunarta

Anda mungkin juga menyukai