RS MEDIKA STANNIA
I. PENDAHULUAN
III. TUJUAN
IV. SASARAN
Sasaran program PPI adalah semua area pelayanan pasien, semua staf di rumah
sakit, dan area pengunjung rumah sakit.
Adapun target dari Program PPI adalah sebagai berikut :
1. Pencapaian angka infeksi tahun 2019 tidak melebihi batas standar yang
ditetapkan
a. IDO : <2%
b. Infeksi Saluran Kemih : ≤ 4,7‰
c. Phlebitis : <20‰
d. VAP : ≤ 5,8‰
2. Tidak ditemukan angka kejadian luar biasa tahun 2019
3. Tidak ditemukan kuman pada pemeriksaan bakteriologis tiap triwulannya
4. Tidak ditemukan linen infeksius yang tercampur dengan linen non
infeksius
5. Tidak ditemukan obat dan peralatan kadaluwarsa di ruangan
6. Tidak ditemukan sampah infeksius yang tercampur dengan sampah non
infeksius
7. Plaboth darah yang utuh dan tidak digunakan lagi dibuang di sampah
medis 100%.
8. Pembuangan sampah tajam dan jarum dibuang dalam safety box 100 %
9. Jumlah petugas yang tertusuk jarum tahun 2019 tidak ada
10. Kepatuhan petugas melakukan cuci tangan sesuai SPO 100 %
11. Kepatuhan petugas menggunakan APD sesuai dengan kebutuhan 100 %
12. Pasien yang ditempatkan di ruang isolasi merupakan pasien isolasi 100%
13. Peralatan makan pasien infeksius dilakukan secara terpisah dengan
pasien yang lain 100%
14. Pasien dan pengunjung melakukan cuci tangan 80%
15. Semua diklat terlaksana sesuai jadwal
16. Kegiatan surveilans baik harian maupun bulanan dilaksanakan 80%
17. Kegiatan sterilisasi alat dilaksanakan 100%.
18. Manajemen linen dilaksanakan sesuai dengan SPO 100%.
19. Monitoring obat dan peralatan kadaluarsa terutama alat kesehatan 100%.
20. Pengelolaan limbah baik padat maupun cair dilakukan dengan cara yang
benar 100%
21. Kegiatan pelayanan makan dan permesinan sesuai dengan SPO 90%
22. Suhu udara dan kelembaban sesuai standar
23. Angka hasil audit unit kerja ≥80 %
24. Angka hasil audit kepatuhan bundles HAIs ≥80 %
25. Pembersihan ruangan dilakukan sesuai SPO
26. Mutu air, alat, udara tidak melebihi baku mutu
27. Etika batuk pada petugas mencapai ≥80 %
28. Praktek menyuntik aman dilakukan 100% sesuai SPO
29. Mendapatkan data pola kuman RS dan mengawasi penggunaan
antimiroba secara aman sesuai pola kuman.
30. Penanganan alat medis single-use yang di re-use 100 % sesuai SPO.
31. Pengelolaan dan pembuangan darah dan komponen darah dilakukan
100% sesuai SPO
V. RUANG LINGKUP
Ruangan / unit yang dilakukan pelaksanaan kegiatan dari program adalah
semua area pelayanan pasien, semua staf di rumah sakit, dan area
pengunjung rumah sakit.
Analisa:
2. Pada bulan Mei dan Juni kepatuhan cuci tangan sebesar 93% dan mengalami
peningkatan 1% dari bulan sebelumnya.
3. Hal ini dipengaruhi dengan perubahan metode pengambilan data audit hand
hygiene.
4. Angka Kepatuhan belum memenuhi standar (Standar : 100 %), namun sudah ada
sedikit peningkatan di triwulan 2.
5. Ketersediaan fasilitas cuci tangan : 100 % lengkap.
2. Surveilans HAIs
Analisa :
5. HAIs Plebitis pada triwulan II di ruang ICU 29 permil mengalami peningkatan 22%
dibandingkan dengan ruang Tulip 7 permil.
6. Untuk ruang ICU mengalami peningkatan dibandingkan dengan ruangan lain, hal
ini berdasarkan di hitung jumlah hari pemasangan infus pasien lebih sedikit.
Analisa :
2. Pada bulan Mei angka kepatuhan pemakaian APD sebesar 87% dan mengalami
peningkatan 2% dari bulan sebelumnya
3. Pada bulan Juni angka kepatuhan pemakaian APD sebesar 90% dan mengalami
peningkatan 3% dari bulan sebelumnya
4. Penanganan Limbah
Analisa :
2. Pada bulan Mei angka kepatuhan penanganan limbah sebesar 87% dan
mengalami peningkatan 2% dari bulan sebelumnya
3. Pada bulan Juni angka kepatuhan penanganan limbah sebesar 88% dan
mengalami peningkatan 1% dari bulan sebelumnya
5. Penanganan Linen
Analisa :
2. Pada bulan Mei angka kepatuhan penanganan linen sebesar 88% dan mengalami
peningkatan 3% dari bulan sebelumnya
3. Pada bulan Juni angka kepatuhan penanganan linen sebesar 90% dan
mengalami peningkatan 2% dari bulan sebelumnya
6. Penanganan sterilisasi
Analisa :
2. Pada bulan Mei angka kepatuhan penanganan sterilisasi sebesar 87% dan
mengalami peningkatan 2% dari bulan sebelumnya
3. Pada bulan Juni angka kepatuhan penanganan sterilisasi sebesar 90% dan
mengalami peningkatan 3% dari bulan sebelumnya
Analisa :
2. Pada bulan Mei angka kepatuhan penanganan gizi sebesar 90% dan mengalami
peningkatan 2% dari bulan sebelumnya
3. Pada bulan Juni angka kepatuhan penanganan gizi sebesar 92% dan mengalami
peningkatan 2% dari bulan sebelumnya
Analisa :
10. Hasil pemeriksaan outlet IPAL dan air bersih : baik, tidak melebihi baku mutu.
11. Tidak Ada karyawan tertusuk benda tajam selama Triwulan 2 2019
12. Ada pasien yang dirawat di ruang isolasi selama Triwulan 2 2019 dengan
kasus TB.
13. Etika batuk pada petugas sebanyak 55 %
15. Ada kegiatan diklat pada bulan Mei 2019 ( IHT PPI tanggal 22 Mei 2019 ).
17. Ada Kegiatan Kesehatan Karyawan pada bulan Juni 2019 (vaksin ketiga)
18. Tidak ada outbreak pada bulan triwulan 2 2019.
19. Belum didapatkan data pola kuman RS.
20. Pengelolaan alat medis single use yang di re-use 100% sesuai SPO.
21. Pengontrolan permesinan telah dilakukan pemeliharaan AC, pemanas air, dan
termostat pada kulkas.
22. Pengelolaan dan pembuangan darah dan komponen darah dilakukan 100%
sesuai SPO.
23. Pemeriksaan mutu air dilakukan 1 bulan sekali
24. Tidak ada laporan karyawan tertusuk benda tajam bekas pakai dan terpajan
cairan beresiko
25. Pemantauan obat dan alkes kadaluarsa.
26. Pemantauan ruang isolasi (di ruang rawat inap asoka, flamboyan, anggrek,
tulip)
1. Audit kepatuhan cuci tangan : dilakukan oleh IPCN setiap seminggu sekali,
menggunakan daftar tilik standar WHO.
2. Surveilans HAIs: dilakukan oleh IPCN setiap hari, menggunakan daftar tilik
surveilans.
3. Audit PPI di unit kerja: dilakukan seminggu sekali oleh IPCN ke tiap unit
bergantian, menggunakan daftar tilik sesuai unit yang diaudit.
4. Pemantauan suhu dan kelembaban di unit kerja: dilakukan setiap hari oleh
IPCLN / IPCN dan ditulis pada lembar pemantauan suhu dan kelembapan.
5. Pemantauan mutu sterilisasi : dilakukan setiap alat disterilkan, dilakukan
oleh petugas unit sterilisasi, tertera pada buku pencatatan dan ditempel bukti
indicator tape
6. Pemantauan linen dan laundry : dilakukan oleh IPCN dua minggu sekali
menggunakan daftar tilik.
7. Pemeriksaan swab tangan petugas: dilakukan satu kali dalam satu tahun,
mengirim tiga orang petugas ke laboratorium luar.
8. Pemantauan pengelolaan limbah RS : dilakukan dua kali sebulan oleh
IPCLN.
9. Pemantauan pembersihan ruangan : dilakukan di minggu terakhir setiap
bulan, IPCLN/ IPCN masing-masing unit sebagai penanggung jawab.
10. Pemeriksaan mutu air dan alat : kerja sama dengan pihak laboratorium luar
mengambil sampel setiap 6 bulan
11. Laporan karyawan tertusuk benda tajam bekas pakai dan terpajan cairan
beresiko : insidental jika ada kejadian, sesuai alur pelaporan.
12. Pemantauan obat dan alkes kadaluarsa: sesuai laporan dari kepala instalasi
farmasi.
13. Pemantauan ruang isolasi: dilakukan 3 kali sebulan oleh IPCN,
menggunakan ceklist
14. Pemantauan kamar jenazah : dilakukan sebulan sekali oleh IPCN,
menggunakan ceklist
15. Monitoring kepatuhan etika batuk : pemantauan insidental pada jam kerja
IPCN
16. Pemantauan praktek menyuntik yang aman: dilakukan sebulan sekali oleh
IPCN menggunakan ceklist
17. ICRA renovasi : dilakukan jika ada renovasi, menggunakan formulir
pemberian izin konstruksi, dan formulir pemantauaan sesuai grading risiko
renovasi/pembangunan yang akan dilakukan.
18. Kesehatan karyawan : dilakukan pemeriksaan pada karyawan yang sakit,
dan MCU dan vaksinasi dengan target seluruh karyawan per tahun,
diutamakan karyawan pada unit kerja yang berisiko.
19. Kegiatan diklat : diklat luar bagi tim PPI (kursus dasar dan kursus lanjutan),
dan inhouse training tiga tahun sekali, sosisalisasi pada orientasi pegawai
baru.
1. Investigasi jika terjadi outbreak : pengkajian jika terjadi outbreak dengan
melakukan root case analysis dan PDSA
2. Pengawasan terhadap penggunaan antimikroba secara aman :
menyesuaikan dengan pola kuman RS.
3. Pemantauan pengelolaan alat medis single-use yang di re-use : dilakukan
oleh IPCLN Unit Steril terhadap pelabelan dan dokumentasi pengguna alat.
4. Pemantauan kegiatan penyediaan makanan / gizi : dilakukan oleh IPCN
Instalasi Gizi sebulan sekali.
5. Pemantauan pengontrolan permesinan : dilakukan oleh IPCN/IPSRS
(Teknisi) sesuai buku ekspedisi teknisi dan jadwal engineering control
6. Pemantauan pengelolaan dan pembuangan darah dan komponen darah :
dilakukan oleh IPCN seminggu sekali dengan memantau di unit kerja terkait.
Adalah kejadian infeksi yang ditemukan pada pasien yang sedang dalam
perawatan di RS Medika Stannia dengan muncul tanda klinis setelah 2x24 jam
dirawat
IDO (Infeksi
Rate inf: Σ kasus IDO x 100
1 Daerah 0 0 ≤2% 0
Σ kasus operasi
Operasi)
ISK (infeksi
Rate inf: Σ kasus ISK x 1000
2 Saluran 0 0 ≤4,7‰ 0
Σ hari pemakaian alat (kateter)
Kemih)
Phlebitis ≤20‰ Rate Inf : ∑ Kasus Phlebitis x 1000
3 25 ‰ 7,79‰ 0
(1 bulan) ∑ Hari pemakaian kateter perifer
Rate Inf : ∑ Kasus VAP x 1000
4 VAP 0 0 ≤5,8‰ 0
∑ Hari pemakaian veentilator
Analisa :
1. Peningkatan HAIs Phlebitis di RS Medika Stannia sebesar 25‰ dibandingkan
dengan RS Bakti Timah sebesar 7,79‰ mengalami peningkatan 17%
2. HAIs Phlebitis mengalami penurunan pada triwulan 2 dibandingkan triwulan 1
1 Perlukaan kulit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(tertusuk benda
tajam)
2 Pajanan pada kulit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
yang luka
3 Pajanan pada 0 0 0 0 0 0 0 0 0
selaput mukosa
(mata,hidung,
Mulut)
V. REKOMENDASI
1. Orientasi pegawai baru terhadap petugas house keeping.
2. Edukasi personel laundry ttg penanganan terpapar B3 oleh bagian
Kesling / K3RS
3. Cat tiang infus, tabung oksigen, dan box/bed pasien yang berkarat.
4. Pengadaan alat mandi pasien terutama pasien VIP
5. Pemasangan exhaust fan di apotikdi tempat meracik obat, isolasi ruang
Anggrek, Flamboyan dan Asoka, Laboratorium, IGD
6. Sosialisasi kepada dokter spesialis kandungan dan bedah untuk
mematuhi bundles IDO
7. Sosialisasi kembali cuci tangan , mengadakan lomba cuci tangan, dll
8. Memberikan sanksi administratif pada unit yang tidak patuh
menggunakan APD
9. Meningkatkan monitoring ED obat.
10. Dihimbau kepada seluruh staf RS untuk tidak masuk unit gizi
tanpa APD
11. Surat edaran kembali untuk kultur dan resistensi untuk
mendapatkan pola kuman
12. Mengadakan MCU karyawan dan program vaksinasi karyawan
13. Pembersihan ruangan kembali rutin dilakukan karena banyak
unit-unit yang menumpuk debu.
14. Koordinasi antara pemilik, bagian umum, kontraktor, dan tim PPI
jika ada rencana renovasi sehingga memiliki data angka kuman
udara pre renovasi
15. Menyediakan penghisap debu setiap ada renovasi.
16. Segera mendapatkan data pola kuman RS berkoordinasi dengan
PPRA.
VI. PENUTUP
Kami berharap laporan kami ini bermanfaat bagi rumah sakit untuk
menentukan
kebijakan dan arah strategis ke depan sehingga RS Medika Stannia akan
benar-benar menjadi pelayanan unggulan di mata masyarakat,yang
menjunjung tinggi peningkatan mutu dan keselamatan pasien.