Abstract
Abstrak 1
Geographical Inquiry merupakan pola pikir yang dengannya siswa dapat
mengidentifikasi fenomena geografis melalui model pembelajaran sehingga dapat melatih
siswa untuk berpikir analitis. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar tahu akan
pengaruh model pembelajaran penelitian geografi pada pola analitis. Penelitian yang
dilakukan termasuk dalam penelitian eksperimen semu dengan dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang sesuai dengan hasil nilai UTS pada semester genap.
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas 11 Jurusan IPS 1 sebagai kelas kontrol dan
11 Jurusan IPS 2 sebagai kelas experimen di MA AL UMM. Pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti adalah teknik pre-test dan post-test testing. Data yang dihasilkan
dapat dianalisis menggunakan independent sample t-test. Hasil analisis yang didapatkan
dari uji-t menunjukkan bahwa nilai sig (2-tailed) 0,01 < 0,05. Sehingga kelas eksperimen
memiliki rata-rata lebih besar dari kelas kontrol, sehingga H ditolak. Dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran penelitian geografi berpengaruh terhadap pemikiran analitik
geografis siswa Kelas 11 Jurusan IPS di MA AL UMM
2. Metode penelitian
Bentuk penelitian ini menggunakan quasi experiment design (experimen semu).
Karena sulitnya mendapatkan Kelompok kontrol untuk penelitian, Maka digunakan Quasi
experiment design. Penelitian ini dikatakan sebagai penelitian semu, karena pemberian
perlakuan tidak dikendalikan secara sepenuhnya. Desain walaupun memiliki Kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat untuk Mengontrol variabel luar yang memiliki pengaruh terhadap
Pelaksanaan experimen. Penelitian ini dilakukan dengan cara melibatkan 2 kelompok
yang berbeda, yaitu Kelompok Kontrol & Experimen.
Tabel 2.1.
Desain penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Post test
Experimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
(Sugiyono, 2014)
Keterangan :
X : Perlakuan mengunakan metode Geographical Inquiry
- : Perlakuan menggunakan metode klasikal
O1 : Hasil nilai Pretest X dan Y
O2 : Hasil nilai Post test X dan Y
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang diberi perlakuan pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2
Jurusan IPS dari MA AL UMM tahun ajaran 2021/2022. Subjek yang diambil untuk
penelitian ini terdiri dari 2 kelas yakni kelas untuk kelompok experimen dan kontrol.
Untuk menentukan kelompok experimen dan kelompok kontrol dilakukan melalui
pertimbangan dari hasil nilai UTS pada semester genap. Pemilihan dua kelas penelitian
dilakukan menggunakan nilai rata-rata ulangan harian. Setelah dilakukan sampling yang
memenuhi kriteria diatas yaitu kelas 11 IPS 1 dengan rata-rata nilai 85,1 dan kelas 11 ips
2 dengan nilai rata-rata 85,5. Kelas ditentukan dengan cara acak untuk menentukan
Kelompok Berdasarkan dari teknik undian kelas yang dijadikan kelas experimen adalah
kelas 11 ips 2 dengan 28 siswa yang mendapatkan kelas metode geographical inquiry
sedangkan yang menjadi kelompok kontrol adalah kelas 11 ips 1 dengan 34 Siswa yang
mana menggunakan metode pembelajaran klasik.
INSTRUMENT
Instrumen tes terdiri dari empat soal essai yang berupa tes soal subjektif. Penyusunan
soal tes diberi berdasarkan indikator kemampuan berfikir analitis. Diberikan soal yang
sama dan diberikan pada saat pretest dan posttest. Instrument soal yang dibuat diuji
cobakan di kelas XII yang tidak digunakan sebagai penelitian tetapi sudah pernah
menerima materi mitigasi bencana. Uji instrument tersebut untuk mengukur kelayakan
instrument dengan uji validitas dan reabilitas. Pengukuran ketepatan dan kecermatan
pada setiap soal dilakukan uji validitas, Butir soal dinyataka benar jika nilai probabilitas
(sig. 2-tailed) < 0,05, sedangkan soal yang dapat dinyataka tidak valid jika nilai
probabilitasnya (sig. 2-tailed) ≥ 0,05. Kriteria validasi soal dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 3.1.
Kriteria Penentuan Validitas Butir Soal
Koefisien Kolerasi Klasifikasi
(Sugiyono, 2007)
(Arikunto, 2006)
Uji normarlitas dan uji homogenitas digunakan untuk menganalisis data. Uji
Homogenitas Pada penelitian ini menggunakan Uji Levence Statistic, apabila hasil nilai
signifikansi ≥0,05 maka hasil data tersebut homogen sedangkan apabila nilai
signifikansi <0,05 maka hasil data tersebut tidak homogeny. Dengan menggunakan
Levene’s test for equality of variance dan pada taraff kepercayaan 5% sebagai uji
homogenitas SPSS 16.0 for windows dengan nilai sig. (2-tailed) ɑ≥ 0,05, maka hasil
data sama; jika nilai sig. (2-taled) ɑ ≤0,05, maka hasil data tidak sama. Untuk
mengetahui perbedaan rata-rata di 2 Kelas, menggunakan independent sample t-test
dibntu SPSS 16.0 for windows Ho ditolak jika sig (2 - tailed) ≤0,05 dan Gainscore
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Itu artinya bahwa
model pembelajaran Geographical Inquiry berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir analitis siswa 11 IPS di MA AL Umm. Ho diterima jika sig (2-tailed) ≥0,05 dan
Gainscore kelompok experimen lebih rendah daripada kelompok kontrol. Itu artinya
bahwa model pembelajaran Geographical Inquiry tidak berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir analitis siswa kelas 11 IPS di MA AL Umm.
Tabel 4.1.
Rentang Kualifikasi F %
Nilai
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
≤40 Sangat 0 0 0% 0%
Kurang
Berdasarkan tabel diatas pada kelompok experimen hasil frekuensi tertinggi ada pada
rentang skor 56-70, dengan presentase 45% dan frekuensi terendah ada pada rentan
skor 41-55 dengan presentase sebesar 19%. pada kelompok kontrol frekuensi tertinggi
berada rentan skor 56-70 sebesar 43% dan frekuensi terendah berda pada rentan skor
41-55% dengan presentase 18%. Dari data tersebut perbedaan frekuensi menunjukan
bahwa prestest kedua kelas masih tergolong cukup karena belum diberikan perlakuan
dalam pembelajaran geographical inquiry.
Tabel 4.2.
Rentang Kualifikasi F %
Nilai
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
41-55 Kurang 0 1 0% 4%
≤40 Sangat 0 0 0% 0%
Kurang
Bagan di atas menunjukkan bahwa bahwa median Gain Score hasil tes
kemampuan berfikir secara analitis kelompok experimen lebih tinggi dibandingkan
kelompok kontrol. Selisih median Gain Score kelompok eksperimen dan kontrol adalah
7,5 poin.
Hasil peningkatan pada nilai kelas experimen dan kontrol mengalami perbedaan.
Dikarenakan pemberian perlakuan yang berbeda. Mode lpembelajaran Geographical
Inquiry dapat melatih siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan berpikir
analitisnya melalui penemuan atau ide berdasarkan pengalaman dan kondisi lingkungan
sekitar siswa. Drever (1997) “Berpikir berarti melatih ide-ide yang dimulai dengan
masalah secara akurat dan menyeluruh.” (Dalam Khotijah, 2006) hal tersebut
menunjukkan bahwa berfikir juga berarti mengeksplorasi pengalaman secara sadar demi
mencapai satu tujuan. Model metode ini akan melatih siswa untuk mengatasi masalah
yang terdapat dalam fenomena mitigasi bencana pada daerah asal atau lingkungan
sekitar siswa.
Simpulan
Berdasar dari rumusan masalah dan hasil penelitian yang diperoleh, dapat
disimpulan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan dengan metode Geographical Inqury
terhadap kemampuan berfikir analitis siswa kelas 11 IPS MA AL UMM”. Median nilai
Gain Score kemampuan berpikir analitis kelompok eksperimen (12) lebih tinggi dari
kelompok kontrol (4,5).