Anda di halaman 1dari 4

GERAKAN NASIONAL INDIA

Oleh :

PENDAHULUAN

Dalam sejaran India, terdapat 3 invasi Besar yang sangat berpengaruh. Invasi Arya (1500 SM), Invasi
Islam (1000-1700 M) Dan Invasi Inggris (1750). Selamat periode 3 invasi ini, India sama sekali tidak
pernah mengalami penyatuan politik kecuali pada saat dipaksa oleh Inggris. India memiliki kesatuan
geografis yang disebabkan keanekaragaman Ras, walaupun terdiri Ari banyak Ras. Tidak terdapat
permusuhan, dan terjalin suasana yang rukun 1. Kerukunan ini tetapi terjalin sampai India meraih
kemerdekaan darri Inggris2

Pada 1001 M, Ahmad Ghaznavid memimpin pasukan Islam Dan berhasil menguasai India bagian Utara.
Pada awal Abad 16, pasukan Barbara menyerang India dan mendirikan Kekaisaran Mughal. Kekaisaran
ini mulai goyah pada Abad 18 setelah Raja Aurangzeb meninggal dunia pada tahun 1707 M. Semenjak
kematian Raja Aurangzeb, keadaan di India semakin terpuruk, perang terus terjadi antara Raja-raja
Hindu yang melawan pemimpin Muslim. Pada sat itu juga, datangnya Inggris membuat keadaan Muslim
di India mulai memudar3

Pada Abad 19, Inggris mulai menguasai hampir seluruh India dan melakukan penambangan secara
besar-besaran sehingga menimbulkan Rasa kebencian dari penduduk India kepada Inggris. Oleh karena
itu, terbentuklah Gerakan Nasionalis untuk melawan pemerintahan Inggris, untuk mencapai kebebasan
negara mereka.

Kemerdekaan India dicapai pada 15 Agustus 1947. Dengan perlawanan fisika maupun non-fisik.
Perlawanan fisika ini Salah satu ya terjadi pada tahun 1845-1846, Dan terkenal dengan Perang Sikh.
Perang Sikh ini terjadi antara penduduk Sikh dan pemerintah Inggris. Pada perang Sikh, Inggris
mengalami kekalahan dalam 2 pertempuran. Tetapi pada pertempuran ketuga, Inggris mampu
mengalahkan Sikh sehingga Sikh terpaksa membayar Kerugian perang kepada Inggris sebesar 6.000.000
Rupee serta mengurangi pasukan sejumlah 20.000 4

Sedangkan pada perlawanan non-fisik, terdapat gerakan anti kekerasan. Gerakan ini mulai mjncul pada
awal tahun 1900 dengan dipimpin oleh Mohandas Karamchand Gandhi atau yang dikenal sebagai
Mahatma Gandhi5

1
Lothrop Stoddard, Dunia Baru Islam, terj. Tujimah dkk, Panitia Penerbit, Jakarta, 1966. H. 202.

2
Sebagai akibat nyata dari tidak adanya kesatuan politik di India, ketika memperoleh kemerdekaannya India terpecah kepada
dua negara, yaitu negara umat Islam, Pakistan dan negara umat Hindu, India

3
Lothrop Stoddard, op,cit, h. 204-205. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, cet, ke-8,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1991). H. 158-159. Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, ( Jakarta: UI Press, 1980), h. 106

4
Mulia, 1952. H. 89

5
Nanda, B. R. (1958). Mahatma Gandhi. Allen & Unwin.
METODE PENELITIAN

Metode pada penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari Heuristic, Ktitik,
Inteprestasi, Dan Histiografi.

Heuristic adalah metode mencari sumber-sumber yang berkaitan dan relevan dengan tema. Terdiri dari
sumber primer dan sumber sekunder. Kritik merupakan metode dengan mengumpulkan Informasi dan
Informasi tersebut di kritik, baik dengan kritikan ekstern (originalitsan sumber) maupun kritikan intern
(realitas sumber). Inteprestasi merupakan metode dengan mendalami sumber yang telah memalui
metode krtitik. Hasil Dari Inteprestasi ini dilakukan analisis dengan dibantu pendekatan sosial serta
politik untuk mengetahui dinamiks perkembangan sosial dan politik pada Gerakan Nasional India.

PEMBAHASAN

1. Pra- Kemerdekaan

Pada tahun 1600, Inggris datang dan mulai menguasai hampir seluruh wilayah India. Pada awalnya,
Inggris mendapatkan izin Dari masyarakat India untuk berdagang di Gujarat, tetapi bukannya Fokus
untuk berdagang, Inggris mulai mengambil alih kuasa wilayah di India. Kemudian melakukan eksploiyasi
besar-besaran yang membuat masyarakat India sengsara 6

Oleh karena itu, Masyarakat India sadar akan pentingnya kebebasan, dan melakukan perlawanan untuk
terbebas Dari Inggris. Sehingga dibentuklah Gerakan Nasionalisme India.

2. Gerakan Nasionalis India

Gerakan nasionalis muncul di India sekitar abad 19. Kongres ini dibentuk atas dasar refleksi berbagai
pihak. Dalam perkembangannya, partai ini membentuk garis perjuangan dalam berbagai aspek, yaitu
Swadesi, sebuah gerakan yang diprakarsai oleh Mahatma Gandhi, yang berarti bangsa India harus
mampu mandiri, memenuhi kebutuhannya dengan hasil dan usahanya. Ahimsa adalah gerakan yang
pada dasarnya tidak melakukan apa-apa, tanpa menggunakan kekerasan, musuh pada akhirnya akan
kalah. Satyagraha adalah gerakan yang menolak bekerja sama dengan pemerintah Inggris karena
mewakili kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan. Selain itu, ada Hartal atau pemogokan. Hartal
diluncurkan untuk memprotes peraturan yang dianggap tidak adil.

3. Tokoh Pergerakan Nasionalis

Sementara itu, tokoh-tokoh pergerakan nasionalis di India pada masa awal ini antara lain Mahatma
Gandhi, Ali Liqhut Khan, Jawaharlal Nehru, Banarjee, Mohammad Ali Jinah dan BG Tilaq. Dalam kongres
tersebut, terdapat empat perjuangan dasar yang digagas oleh Mahatma Gandhi, seorang tokoh yang
dikenal sebagai bapak kemerdekaan India, yaitu Ahimsa atau perlawanan tanpa kekerasan, Hartal atau
mogok, Satyagraha atau menolak bekerja sama, Swadesi atau menggunakan produk rumah tangga.
6
William D. Nalsey dan Emanuel Friedman, Collior’s Encylopedia, Vol. 3, (New York: Macmillan Educational Company, 1986),h.
406
a. Tokoh Muslim
1. Mohammad Ali Jinnah
Jinnah lahir di Wazir Mansion, Karachi. Ia dididik menjadi seorang pengacara di Lincoln's Inn
London. Setelah berhasil menjadi seorang pengacara, Jinnah kembali ke India dan mulai
tertarik dengan politik nasional. Pada awal ia terjun ke bidang politik, Jinnah mengajurkan
penyatuan umat Hindi Dan Muslim, serta membantu merancang Perjanjian Lucknow antara
Kongres Nasional India dan Liga Muslim Seluruh India pada 1916. Ia menjadi Tokoh penting
Dan terkemuka di Federasi urusan dalam Negeri Dan berhasil mengusulkan 14 point rencana
reformasi konstitusi untuk melindungi hak-hak politik umat Islam. namun, pada 1920 Jinnah
mengundurkan diri setelah partai memutuskan untuk mengadakan Kampanye Satyagraha
(Protest tanpa kekerasan), Kampanye tersebut bertolak belakang dengan moto dirinya, ia
merasa Kampanye tersebut sama saja dengan anarkisme
Pada 1940, Jinnah memimpin Liga Muslim Dan mengemukakan Resolusi Lahore yang
menyerukan pembentukan 2 negara (negara terpisah). Selamat PD II, Liga Muslim mulai
bertumbuh lebih kuat sedangkan Pemimpin Kongres Nasional India masuk penjara. Dan
akhirnya, semua Pihak menyepakati pembentukan 2 negara, yaitu India untuk umat Hindi,
Dan Pakistan untuk umat Muslim 7
2. Abdul Kalam Azad
Abdul Kalam Azad sangat mendukung Kekhalifahan Sultan Utsmaniyah adalah simbol
persatuan Islam. Menyumbangkan melawan khilafah menjadi sarana untuk
mengekspresikan permusuhan Muslim terhadap Inggris dan aspirasi untuk kebangkitan
politik Islam, Dan ini juga sejalan dengan kebijakan rakyat Kelompok Hindu atau anti-
nasionalis Inggris dan oleh karena itu komunitas ummah Islam dengan Hindu dalam
realisasinya kemerdekaan, mengikuti Azad adalah sebuah langkah hak.

Pada tahun 1908 Abu Kalam Azad pergi Kairo dan Turki dan berhubungan dengan Karakter
dan Motivator Muda Turki revolusi lain. Kemudian dia mempersiapkan rencana untuk
memulai gerakan Muslim India dengan menerbitkan majalah Al-Hilal dimulai pada Juni
1912 dan segera mencapai rilis 26.000 salinan. Azad menggunakan isu Islam menghasut
fanatisme agama dan kesadaran politik di antara orang-orang biasa. Ia sangat ingin
mendirikan khilafah dengan khalifah sebagai kepala keseluruhan Islam di dunia. Ketika hal
ini terwujud, ia kemudian bermimpi untuk mendapatkan posisi sebagai imam bagi umat
Islam di seluruh India3. Mungkin inilah mengapa Azad begitu ngotot dengan ide-ide
nasionalisnya, karena kebijakan partai parlementer sejalan dengan cita-citanya yang anti
Inggris. semua orang adalah musuh kekhalifahan Utsmaniyah. Dan itu juga sebabnya
mungkin mengapa dia tetap di partai kongres sementara teman-temannya, nasionalis
Muslim, beralih ke kelompok Muslim non-nasionalis yang menginginkan negara muslim di
pakistan, karena dia akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan posisi imam bagi
umat Islam di seluruh India8
7
Harun Nasution, op.cit., h. 203.

8
Holt, Pm., The Cambridge History of Islam, vol, 2, (Cambridge at The University Press, 1970). H. 93-94.
DAFTAR PUSTAKA

Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1980.

Holt, Pm., The Cambridge History of Islam, vol, 2, Cambridge: Cambridge at The University Press,

1970.

Nalsey, William D dan Emanuel Friedman, Collior’s Encylopedia, Vol. 3, New York: Macmillan

Educational Company, 1986

Nanda, B. R. (1958). Mahatma Gandhi. Allen & Unwin

Stoddard, Lothrop, Dunia Baru Islam, terj. Tujimah dkk, Jakarta: Panitia Penerbit, 1966.

Anda mungkin juga menyukai