Anda di halaman 1dari 14

POTENSI CARBON CAPTURE STORAGE UNTUK PENINGKATAN

PRODUKSI MINYAK DAN GAS SERTA MITIGASI EMISI CO2 DI


INDONESIA

KARYA ILMIAH YANG DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI


PEMILIHAN MAHASISWA PRESTASI TINGKAT FMIPA UI
OLEH

MUHAMMAD ISHAIDIR SIREGAR


NPM. 1706975034

PROGRAM STUDI/DEPARTEMEN
GEOFISIKA/GEOSAINS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : Potensi Carbon Capture Storage Untuk Peningkatan


Produksi Minyak dan Gas Bumi serta Mitigasi
Emisi CO2 di Indonesia.
Bidang Karya Tulis : SDG 13 (Climate Action)
Nama : Muhammad Ishaidir Siregar
NPM 1706975034
Program Studi/Departemen : Geofisika/Geosains
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas : Universitas Indonesia
Dosen Pembimbing : Asri Oktavioni Indraswari S.T., M.Sc.
NIP 199310092019094001

2
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Ishaidir Siregar

Tempat/Tanggal Lahir : Adolina, 14 Januari 2000

Program Studi : Geofisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Perguruan Tinggi : Universitas Indonesia

Judul Karya Tulis : Potensi Carbon Capture Storage Untuk


Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi
serta Mitigasi Emisi CO2 di Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan pada
kegiatan Pilmapres ini adalah benar karya saya sendiri tanpa tindakan plagiarism
dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba karya tulis.

Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan saya tersebut tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi dalam bentuk pembatalan predikat Mahasiswa
Berprestasi.

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. 2


SURAT PERNYATAAN ................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
2.1 Karbon Dioksida ...................................................................................................... 7
2.2 Gambaran Carbon Capture Storage (CCS) .............................................................. 8
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 9
3.1 Sumber Emisi Gas CO2, Capturing dan Transimisinya ........................................... 9
3.2 Potensi Geologi Pengembangan CCS di Indonesia ................................................ 11
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 13
4.2 Saran atau Rekomendasi ........................................................................................ 13
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 14

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar dengan jumlah
penduduk terbesar keempat di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Dengan jumlah populasi yang besar ini mengakibatkan melonjaknya
kebutuhan energi seperti untuk transportasi dan kebutuhan rumah tangga,
industri, dan lainnya. Sebenarnya ada berbagai pilihan untuk memenuhi
kebutuhan energi di Indonesia. Energi panas bumi dan matahari memiliki emisi
rendah, tetapi biaya produksinya masih tinggi, yaitu sebesar Rp2.000 per kWh
untuk tenaga surya dan Rp1.100 - Rp1.200 per kWh untuk panas bumi. Bahan
bakar fosil (batu bara, minyak dan gas alam) dengan biaya produksi rendah
tetapi berkontribusi besar pada emisi gas, tetapi masih merupakan sumber
energi utama di Indonesia. Dengan cadangan minyaknya sekitar 3,7 miliar
barel sudah mencukupi untuk 11 - 12 tahun ke depan dengan produksi 700.000
- 800.000 barel per hari. Konsumsi minyak Indonesia saat ini sekitar 1,5 juta
barel per hari. Dengan asumsi pertumbuhan konsumsi minyak 6% per tahun,
kebutuhan minyak akan menjadi 2,7 juta barel per hari pada tahun 2025.
(Pengkajian Energi Universitas Indonesia, 2006). Pertumbuhan konsumsi
dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan populasi.
Mengingat besarnya jumlah emisi karbon yang disumbangkan oleh Indonesia,
mengurangi emisi karbon penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan
dan memerangi perubahan iklim.

Oleh karena itu masalah diatas dapat ditanggulangi dengan menciptakan


suatu sistem yang dapat menangkap dan menyimpan karbondioksida (CO₂)
dimana CO₂ yang dihasilkan selama proses produksi gas alam akan ditangkap
dan disimpan di dalam tanah (subsurface). Teknologi ini dinamakan CCS
(Carbon Capture and Storage).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dapat
meningkat produksi minyak atau gas (Enhanced Oil Recovery)?

5
1.2.2 Bagaimana teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dapat
memitigasi emisi karbon yang semakin meningkat?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui sistem Carbon Capture Storage (CCS) dapat meningkat
produksi minyak atau gas (Enhanced Oil Recovery)

1.3.2 Memitigasi emisi karbon dengan memanfaatkan teknologi Carbon


Capture Storage (CCS).

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi penulis


Dengan gagasan ini, penulis sebagai mahasiswa dapat membantu
merealisasikan ide dan rancangan untuk mengoptimalkan Carbon
Capture Storage di Indonesia
1.4.2 Bagi Masyarakat
Gagasan ini dapat merasakan pengurangan emisi CO2 dengan
menginjeksi karbon ke bawah permukaan.
1.4.3 Bagi pemerintah
Gagasan ini dapat menjadi alternatif untuk memanfaatkan teknologi
CCS untuk mereduksi emisi karbon maupun peningkatan produksi
minyak dan gas bumi.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbon Dioksida
CO2 atau karbon dioksida merupakan senyawa kimia yang terdiri dari satu
atom C (karbon) dan dua O (oksida) juga memiliki ikatan kovalen antara atom C
dan O. Senyawa ini berwujud gas pada temperatur dan tekanan standar dan berada
di atmosfer.

Gambar 2.1 Sumber emisi gas

Penggunaan bahan bakar fosil adalah sumber utama CO2. CO2 juga dapat
dipancarkan dari dampak langsung yang disebabkan manusia pada kehutanan dan
penggunaan lahan lainnya, seperti melalui deforestasi, pembukaan lahan untuk
pertanian, dan degradasi tanah. Keberadaan CO2 yang merupakan kontributor
utama dalam pemanasan global membuat penipisan lapisan ozon dan menyebabkan
efek rumah kaca. Gas CO2 di produksi hampir 65% dari hasil pembakaran bahan
bakar fosil, seperti dari sumber batu bara, minyak, gas alam dan biomassa.
Banyakya CO2 yang terakumulasi di atmosfer saat ini tengah menjadi sorotan dunia
karena menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim.

7
2.2 Gambaran Carbon Capture Storage (CCS)
Menurut Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) teknologi CCS
merupakan salah satu teknologi yang dapat memitigasi pemanasan global dengan
mengurasi emisi karbon dioksida ke atmosfer. Teknologi ini berupa rangkaian
proses terkait satu sama lain, dimulai dari pemisahan dan penangkapan (capture)
CO2 dari sumber emisi gas, pengangkutan CO2 yang tertangkap (transportation)
kemudian menyimpan CO2 yang tertangkap ke tempat penyimpan (storage).

Gambar 2.2 Ilustrasi teknologi Carbon Capture


Storage
Mekanisme dari CCS ini, pertama CO2 akan dipisahkan atau ditangkap dari
pabrik-pabrik penghasil emisi karbon dioksida. Terdapat tiga jenis penangkapan
diantaranya precombusition, post combustion dan pembakran oxyful. Kemudian,
CO2 dikompresi dan ditransportasikan ke daerah lapangan yang sesuai kriteria,
biasanya media pengangukan dapat berupa pipa. Selanjutnya tahapan akhir dari
CCS ini adalah penyimpanan. CO2 yang sudah diangkut akan diinjeksikan ke
bawah permukaan yang jauh dan aman. Lapangan ini harus memiliki kriteria
geologi yang aman dan permanen. Selain penyimpanan, CO 2 dapat digunakan
untuk meningkatkan produksi hidrokarbon (EOR).

8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sumber Emisi Gas CO2, Capturing dan Transimisinya
Gas CO2 dapat berasal dari beberapa sumber diantaranya pembakaran
bahan bakar fosil, pembakaran biomassa, pernafasan makhluk hidup,
tumpukan sampah, letusan gunung api, besi baja bahkan dari lahan pertanian
yakni dari tanah maupun tanaman itu sendiri. Pada gambar 3.1 telihat sumber
emisi gas carbon yang dapat menyebabkan terjadinya global warming. Bila
emisi carbon tersebut tidak dikendalikan, dikhawatirkan dapat meningkat
suhu udara.

Gambar 3.1 Siklus Karbon


(https://www.philpoteducation.com/pluginfile.php/115
6/mod_book/chapter/1058/4.1.3a.jpg)

Selain itu Geothermal, energi surya, batu bara, serta industri minyak
dan gas alam juga sumber emisi CO2 industri di Indonesia. Jawa dan Sumatera
adalah daerah dengan sumber emisi CO2 industri terbanyak. Jumlah emisi CO2
yang dihasilkan dari pabrik pengolahan minyak dan gas diperkirakan sekitar
17,5 juta ton per tahun. Meningkatnya populasi Indonesia (khususnya populasi
kelas menengah), peningkatan pendapatan per kapita dan rasio elektrifikasi

9
yang lebih rendah secara struktural harus menyiratkan pertumbuhan signifikan
dalam permintaan listrik. Karena pertumbuhan permintaan ini, PLN (Badan
Usaha Milik Negara) mengusulkan Rencana Pengembangan Listrik Sepuluh
Tahun untuk membangun beberapa pembangkit listrik yang akan didominasi
oleh batubara. Oleh karena itu, pembangkit listrik berbahan bakar fosil masih
akan menjadi kontributor utama emisi CO2 di Indonesia.

Gambar 3.2 Emisi gas CO2 dalam ribuan ton pada tahun 2004 di Indonesia.
(Sumber: Samiaji, 2010)

Berdasarkan Badan Energi Internasional (IEA) dan Perspektif


Teknologi Energi 2012 (ETP 2012), CCS menempatkan seperenam
pengurangan emisi CO2 yang diperlukan pada tahun 2050, dan 14% dari
pengurangan emisi kumulatif antara 2015 dan 2050, yang akan sesuai dengan
kenaikan suhu global rata-rata 6 ° C. Sehingga CCS dinilai lebih efektif dalam
mengurangi emisi CO2 di Indonesia

Gas CO2, dapat dilakukan penangkapan. Adapun teknik


penangkapannya antara lain pre combustion, post combustion dan oxygen
murni. Sejauh ini teknik penangkapan yang paling banyak dilakukan dan
efektif untuk penangkapan CO2 yaitu oxygen murni. Cara ini merupakan
metode konvensional dengan melarutkan MEA (Mono Ethanol Amine)
sebagai larutan penyerap CO2. Tetapi metode ini memiliki kendala yaitu
menyebabkan temperatur pembakaran menjadi sangat tinggi sehingga
ketahanan terhadap material perlu dipertimbangkan. Berdasarkan studi
literature dalam (Citra, Yanif, Nugroho) berikut merupakan biaya yang

10
dikeluarkan untuk penangkapan CO2, terlihat bahwa oxy fuel berada pada
biaya terendah dan tertinggi nomor satu diantara metode lainnya.

Gambar 3.3 Kisaran Biaya Metode Capturing CO2

Untuk transportasi CO2 ke tempat penyimpanan, pipa adalah salah


satu metode alternatif untuk gas dalam jumlah besar maupun jarak jauh.
Saluran pipa ini dioperasikan dengan suhu dan tekanan yang diatur
sedemikian rupa dengan stasiun kompresor sesuai kebutuhan pada pipa.
Secara umum, jalur pipa teknologi CCS, mirip dengan jalur pipa gas alam,
hanya diperlukan desain, perhatian dan pemantauan kebocoran, perlindungan
terhadap tekanan tinggi.

3.2 Potensi Geologi Pengembangan CCS di Indonesia


Indonesia berada dalam posisi menguntungkan untuk
mengembangkan Carbon Capture Storage (CCS). Studi paling intensif di
negara ini mengungkapkan bahwa penyimpanan geologis yang tersedia
untuk CO2 adalah peningkatan cadangan minyak dan gas, akuifer saline, dan
lapisan batubara. Potensi penyimpanan CO2 dalam formasi geologi
Indonesia lebih disukai untuk dikembangkan karena: karakterisasi reservoir
yang baik, stabil secara geologis, infrastruktur yang ada, dan kepadatan
populasi yang rendah.

Ada banyak jenis penyimpanan CO2 yang tersedia di Indonesia.


Pertama, pembentukan akuifer salin dalam diidentifikasi di wilayah Natuna.
Kedua, ladang minyak dan gas yang habis yang berasal dari sejarah
eksplorasi dan produksi minyak yang panjang di Indonesia yang dapat
digunakan untuk penyimpanan CO2 potensial. Ketertarikan pada CCS di
Indonesia telah meningkat selama beberapa tahun terakhir dengan beberapa

11
studi yang dilakukan oleh LEMIGAS pada awal 2003 hingga 2005 yang
meneliti potensi CO2-EOR dalam hubungannya dengan penyimpanan CO2
di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan.

Dalam pengoptimalan produksi minyak dan gas bumi, CO 2 dapat


diinjeksikan, teknik ini disebut dengan Enhanced Oil Recovery (EOR).
Berdasarkan worldwide EOR survey, injeksi CO2 untuk meningkat produksi
minyak sekitar 70.000 ton per hari diseluruh dunia. Jumlah ini hampir sama
dengan CO2 yang dihasilkan dari 3.500 MWe pembangkit listrik tenaga
batubara. Selain itu peningkatan produksi minyak dari CCS ini sekitar
300.000 barel per hari. Hal ini sangat dapat mengatasi ketahanan energi
untuk Indonesia dalam beberapa tahun kedepan.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Singkatnya, jelas bahwa CCS penting dan ada potensi signifikan di
Indonesia berdasarkan status ekonomi saat ini dan pertumbuhan populasi yang
mengarah pada emisi CO2 yang lebih tinggi yang berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil dan menyebabkan perubahan iklim, dengan terus mengembangkan
proyek-proyek EOR yang telah dilakukan di Kalimantan Timur dan Sumatera
Selatan. Selain itu, harus didukung oleh peraturan yang kuat terkait dengan
pemberian biaya oleh pemegang kepentingan yang berpartisipasi dalam produksi
emisi karbon, untuk mengembangkan proyek CCS ini di Indonesia.

4.2 Saran atau Rekomendasi


Adapun saran atau rekomendasi untuk kasus ini antara lain; kepada investor
tidak hanya diarahkan untuk berinvesitasi di ranah eksplorasi - eksploitasi lapangan
baru namun juga untuk berinvestasi dalam menggali potensi lebih dari lapangan-
lapangan lama serta optimalisasi eksploitasi minyak. Sejalan dengan misi tersebut,
Indonesia dapat melakukan tindakan terhadap jumlah polusi di udara dengan
menginjeksi salah satu polutan terbanyak yaitu CO2. Optimalisasi pengerjaan untuk
mereduksi jumlah polutan dapat dilakukan bersamaan dengan eksploitasi minyak
di lapangan-lapangan lama yang memerlukan dorongan CO2 untuk dapat
terproduksi dan diolah untuk kepentingan masyarakat luas.

13
Daftar Pustaka

Anonym. (2019, October 25). Power in Indonesia : Investment and Taxation


Guide. Retrieved from https://www.pwc.com/id/en/energy-utilities-minin
g/assets/power/power-guide-2017.pdf
Anonym. (2019, October 25). What is CCS?. Retrieved from Carbon Capture &
Storage Association: http://www.ccsassociation.org/what-is-ccs/ Best, D.,
ESDM. (2009, 24 Oktober). Carbon Capture and Storage (3) : Sistem
Penangkapan CO2. Diakses pada 8 Maret 2020, dari
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/carbon-capture-and-
storage-3-sistem-penangkapan-co2.
Ferguson et. al. (2009). Storing CO2 with Enhanced Oil Recovery. ELSEVIER
Kuntoro, Prayoga. (2017). TEKNOLOGI CARBON CAPTURE AND STORAGE
(CCS) SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERANCANGAN
PINCH. Skripsi. FTI, Teknik Kimia, Institut Sepuluh November, Depok
Mulyana, R., Jacobs, B., Iskandar, U. P., & Beck, B. (2011). Status of CCS
Development in Indonesia. ELSEVIER.
Samiaji, T. (2010). Sebaran Emisi Gas CO2 di Indonesia. Proceedings of LAPAN
Aviation and Space Seminars 2010. Bandung.
Parfomak, Paul. (2007). Carbon Dioxide (CO2) Pipelines for Carbon
Sequestration: Emerging Policy Issues. Congerssional Research Service:
Washington D.C
PEUI (Pengkajian Energi Universitas Indonesia). (2006). Indonesia Energy
Outlokks and Statistics 2006. Depok: Universitas Indonesia.
Philpot Education. Carbon Cycle. Diakses pada 8 Maret 2020, dari
https://www.philpoteducation.com/mod/book/view.php?id=793&chapterid=1058
#
Darmawan, A., Sugiyono, A., Liang, J., Tokimatsu, K., & Murata, A. (2016).
Analysis of Potential for CCS in Indonesia. SCIENCE DIRECT.
Gaurina-Medmurec, N., & et.al. (2018). Carbon Capture and Storage (CCS):
Technology, Projects and Monitoring View. The Mining-Geology-Petroleum
Engineering Bulletin.

14

Anda mungkin juga menyukai