Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU

KULIAH KERJA NYATA (KKN) REGULER ANGKATAN 76

BERBASIS MODERASI BERAGAMA DAN PENGEMBANGAN

BUDAYA ISLAM MELAYU

TAHUN 2022

POTENSI PETERNAKAN SAPI SEBAGAI SUMBER INVESTASI


MASYARAKAT DESA SANTAN SARI KECAMATAN SEMBAWA
KABUPATEN BANYUASIN

Disusun oleh:

Siti Dwi Zahra (1930603227)

Dosen Pembimbing Lapangan:

Fahmi, M.Pd.I

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LEMBAGA

PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2022
POTENSI PETERNAKAN SAPI SEBAGAI SUMBER INVESTASI
MASYARAKAT DESA SANTAN SARI KECAMATAN SEMBAWA
KABUPATEN BANYUASIN

Siti Dwi Zahra1, Fahmi, M.Pd.I2, Dian Andesta Bujuri, M.Pd3

1
Prodi S1 Perbankan Syariah,Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah
Palembang, 2Prodi S1 Perbankan Syariah, UIN Raden Fatah Palembang
3
LP2M UIN Raden Fatah Palembang
Email : siti81864@gmail.com

ABSTRAK

Program pengabdian masyarakat dalam bentuk pendidikan serta sekaligus penelitian


ini atas dasar kerja sama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang dengan Desa Santansari, Kecamatan Sembawa, Kabupaten
Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu tujuan pengabdian dan penelitian ini
adalah untuk membahas tentang usaha peternakan sapi yang dapat menjadi salah satu
sumber investasi jangka panjang bagi masyarakat Desa Santan Sari. Didukung oleh
lahan yang cukup luas untuk ketersedian pakan, menjadikan potensi yang baik untuk
pengembangan usaha peternakan sapi bagi kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci: Sumber Investasi, Kesejahteraan Masyarakat

ABSTRACT

This community service program in the form of education as well as research is based
on the collaboration of Real Work Lecture students at Raden Fatah State Islamic
University Palembang with Santan Sari Village, Sembawa District, Banyuasin Regency,
South Sumatra Province. One of the goals of this service and research is to discuss the
cattle farming business which can be a source of long-term investment for the Santan
Sari village community. Supported by a large enough land for the availability of feed,
making good potential for the development of cattle farming business for the welfare of
the community.

Keywords: Source of Invesment, Public Welfare


PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya raya dan subur. Kekayaan alam dan laut
melimpah ruah dari sabang sampai merauke. Dengan kekayaan yang dimiliki tersebut
mampu mencukupi kebutuhan seluruh warga masyarakat. Setiap wilayah atau desa
memiliki potensi yang berbeda-beda, dimana potensi tersebut dimanfaatkan
masyarakat desa untuk meningkatkan taraf perekonomian keluarga. Dalam konteks
pembangunan masyarakat indonesia, kesejahteraan meliputi kualitas kehidupan
beragama, tingkat pendidikan, kesejahteraan jasmani maupun rohani serta pemenuhan
kebutuhan materi untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.

Sapi merupakan salah satu sumberdaya penghasilan yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan masyarakat. Ternak sapi biasa
menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan yang di
butuhkan oleh masyarakat. Dalam rangka mengembangkan peternakan dalam negeri
dan pengembangan ekonomi rakyat khususnya di pedesaan, banyak peternak yang
ingin mencapai kesejahteraan masyarakat. Strategi Pengembangan usaha ternak sapi
dapat dikatakan berhasil jika telah memberikan kontribusi pendapatan dan memenuhi
kebutuhan hidup peternak sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah
kepemilikan ternak, pertumbuhan berat badan ternak dan tambahan pendapatan rumah
tangga. Pengelolaan dan pemeliharaan sapi potong adalah salah satu cara untuk
meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Desa Santan Sari ,merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sembawa,
Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Seperti pada umumnya, banyak
desa-desa di Indonesia ini memiliki sumber ekonomi yang dimana warganya menjadi
seorang petani.Begitu juga sumber ekonomi yang terdapat pada Desa Santan Sari yang
dimana warganya banyak menjadi seorang peternak Sapi dan penyadap karet sebagai
salah satu sumber mata pencariannya.

Bagi Masyarakat desa Santan Sari untuk usaha ternak sapi adalah usaha sampingan
yang tidak banyak menganggu waktu luang didukung oleh lahan sekitar yang cukup
luas untuk ketersediaan bahan pakan sapi. Dapat menjadikan potensi sumber investassi
yang baik bagi perekonomian masyarakat Desa Santan Sari, dengan Manajemen
pemeliharaan ternak sapi terdiri dari, pemberian pakan, perawatan kebersihan kandang,
perawatan kesehatan dan penanganan penyakit
METODE

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Ini dilaksanakan di Desa Santan Sari, Kecamatan Sembawa,


Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Waktu yang diperlukan peneliti
untuk melakukan penelitian ini yaitu selama berlangsungnya kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) yaitu dari Tanggal 10 Januari sampai 21 Februari 2022.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah dengan cara terjun langsung untuk menggali,
serta untuk melihat beberapa proses dan mekanisme waktu masyarakat desa
Santan Sari mengembangkan usaha peternakan sapi yang dapat menjadi salah satu
sumber investasi jangka panjang bagi perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat.. Kegiatan ini didokumentasikan dalam bentuk foto-foto.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
Observasi langsung,wawancara dan dokumentasi.Metode Observasi dilakukan
karena dengan metode inilah dapat melakukan pengamatan dengan cara yang lebih
mendetail dan memahami kondisi apa yang terjadi sebenarnya pada lokasi
penelitian. Observasi dilakukan denga cara terjun langsung ke objek penelitian
yaitu Desa Santan Sari

4. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data pada artikel penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan
rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur
klasifikasi. Data bisa saja dikumpulkan dalam aneka macam cara
(observasi,wawancara,inti sari dokumen,pita rekaman) dan biasanya diproses
terlebih dahulu sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,
penyuntingan,atau alih-tulis),tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-
kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas,dan tidak menggunakan
perhitungan matematis atau statistika sebagai alat bantu analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan dari observasi yang dilakukan di Desa Santan Sari yang
Fokus Penelitiannya pada Ternak Sapi yang menjadi salah satu mata pencaharian
sekaligus dapat menjadi investasi jangka panjang dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Desa Santan Sari merupakan salah satu desa di Kecamatan
Sembawa yang memiliki jumlah ternak sapi kurang lebih 80 sapi potong.
Tingkat kemampuan peternak dalam memproduksi ternak masih sangat terbatas
karena pada usaha sapi potong membutuhkan investasi yang cukup besar bila diukur
oleh kemampuan peternak kecil dalam menyediakan modal. Waktu mendapatkan
hasil usaha cukup lama, membutuhkan waktu untuk memelihara yang relatif panjang.
Untuk menyiasati hal tersebut peternak kecil melakukan usaha penggemukan sapi
potong. Usaha penggemukan juga memerlukan modal yang cukup besar, tetapi waktu
mendapatkan hasil usaha relative lebih cepat antara 4-8 bulan. Meskipun demikian
secara ekonomi modal atau investasi tidak menjadi masalah apabila suatu usaha
profitable atau layak untuk diusahakan.
Usaha penggemukan sapi potong menurut responden lebih mudah dibandingkan
sapi perah, karena sapi potong tidak perlu dimandikan setiap hari, untuk sapi potong
mereka biasanya memandikan 1 minggu sekali, pekerjaan rutin yang dilakukan
peternak setiap hari hanya membersihkan kotoran dan memberi makan. Curahan
waktu yang diberikan untuk usaha ternaknya bisa lebih sedikit dibandingkan dengan
sapi perah. Sedangkan menurut Santosa (2002) kebutuhan tenaga kerja untuk
pemeliharaan metode indoor dalam sistem penggemukan di dalam kandang terus
menerus, hanya dibutuhkan satu orang tenaga kerja untuk menangani 50 ekor ternak
sapi.
Sebagai usaha sampingan, penggemukan sapi potong memiliki peran yang
sangat penting bagi peternak. Fungsi ternak sapi potong sebagai tabungan, mudah
untuk diuangkan, tidak membutuhkan waktu terlalu lama, perputaran modalnya bisa
lebih cepat. Usaha ternak merupakan usaha yang mampu mereka geluti setelah
menjadi petani karena merupakan usaha turun temurun.
Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Jumlah tanggungan keluarga adalah
jumlah anak, istri serta famili atau orang lain yang ikut dalam keluarga yang
ditanggung oleh kepala keluarga. Semakin banyak anggota keluarga peternak, akan
menuntut peternak untuk mendapatkan penghasilan yang lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya.
Identitas Peternak
Umur peternak
Umur peternak sapi potong di lokasi penelitian berkisar antara 25 – 80
tahun dengan rata-rata 50 tahun. Umur peternak digolongkan menjadi 3 kelompok
yaitu petani taruna yang berusia antara 15 – 25 tahun, petani muda yang berusia
antara 25 – 44 tahun dan petani dewasa yang berusia diatas 45 tahun (Soegiharto,
2004). Berdasarkan penelitian bahwa 66,33 % peternak berusia di atas 45 tahun.
Menurut Soegiharto (2004) bahwa sektor pertanian menunjukkan tren aging
agriculture, yaitu suatu kondisi dimana tenaga kerja yang berada di pertanian
adalah tenaga kerja berusia lanjut.

Pekerjaan peternak
Pekerjaan utama masyarakat sebagian besar adalah petani sebesar 68,33%.
Peternak mengusahakan pembibitan sapi potong hanya sebagai pekerjaan
sampingan yang berguna untuk membantu menambah penghasilan keluarga
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup peternak.

Gambaran Umum Manajemen Pemeliharaan

Sistem Pemeliharaan sapi potong dilokasi penelitian bersifat intensif


dimana ternak digembalakan Jenis sapi potong yang dipelihara adalah jenis sapi
Peranakan Ongol dan sapi peranakan Brahman, yang dikenal sebagai sapi putih.
Sapi putih ini dikenal oleh masyarakat sebagai sapi lokal. Merupakan jenis sapi
dwiguna antara sapi pekerja dan sapi potong. Untuk gembala Sapi Sendiri
biasanya Masyarakat desa Santan Sari Mengeluarkan Sapi pada Pukul 12 siang
sampai 4 sore setiap harinya untuk mencari makan sendiri dan digembala menuju
lahan yang masih rimbun dengan tanaman hijau dan strategis
Gambar 1. Sapi Mulai Keluar Dari Kandang dan digembala Menuju lahan yang luas
untuk makan.

Pada dasarnya di daerah Desa Santan Sari Masih dikelilingi banyak lahan yang
rimbun akan tanaman hijau sehingga dapat dipergunakan dan dimanfaatkan bagi
masyarakatnya sendiri salah satunya untuk Pakan Sapi

Gambar 2. Sapi Mulai Memasuki lahan yang strategis dan kosng untuk
makan
Kandang Sapi

Lokasi kandang sapi potong yang digunakan peternak responden adalah lahan
milik sendiri, Bentuk bangunan kandang masih sederhana belum tertutup dengan
permanen. Rata rata dibatasi dengan kain, bambu atau kayu, juga ada yang
dibiarkan terbuka, sedangkan atap menggunakan genting dan lantai kandang masih
berupa tanah, tempat pakan terbuat dari kayu atau ember dan minum juga
menggunakan ember. Saluran pembuangan kotoran belum tersedia secara baik,
responden membuang kotoran sapi dibelakang kandang atau disamping kandang.
Tercium bau yang sangat menyengat pada musim penghujan karena kotoran yang
basah dan terseret aliran air hujan ke sekitar perkandangan. Kandang kandang
berada dalam satu lingkungan kelompok secara komunal yang terdiri sapi potong

Gambar 3. Kandang Peternak


Modal/Investasi, Biaya, Penerimaan dan Pendapatan

Biaya modal/ investasi yang dikeluarkan peternak meliputi modal tetap yaitu
biaya pembuatan kandang, pembelian sapi, dan peralatan yang tidak habis terpakai
dalam waktu satu tahun.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis kelayakan investasi aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen dan hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan menunjukkan
bahwa bisnis penggemukan sapi potong layak untuk dijalankan dan dapat menjadi
potensi besar untuk investasi jangka panjang dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa Santan Sari.
REFERENSI

Mayulu, H., Sunarso, C.I. Sutrisno, Sumarsono. 2010. Kebijakan Pengembangan


Peternakan Sapi Potongdi Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 29(1):34-41.
Hadi, P.U. dan N. Ilham. 2002. Problem dan Prospek Pengembangan Usaha
Pembibitan Sapi Potong di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 21(4):148-157.
Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi Agribisnis dengan Pola
Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(1):29- 37.
Priyanto, D. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong dalam Mendukung
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2014. Jurnal Litbang Pertanian,
30(3):108-116.

Anda mungkin juga menyukai