BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cara untuk mengatasi problem pengangguran yang ada adalah dengan
cara berwirausaha.
Kegiatan wirausaha ini sangat berguna untuk semua pihak. Hal ini karena wirausaha
tidak hanya menguntungkan ekonomi semata, tetapi juga mengangkat derajat
masyarakat sekitar.
Adapun salah satu bentuk dari wirausaha yang mudah dikembangkan dan juga
memiliki banyak peminat adalah beternak ayam kampung pedaging.
Dari berbagai jenis usaha yang sudah disebutkan diatas, semuanya membutuhkan
ayam kampung sebagai bahan dasarnya.
Kebutuhan akan daging ayam ini bukan mingguan apalagi bulanan, tetapi kebutuhan
akan adanya daging ayam ini merupakan kebutuhan harian yang harus terpenuhi.
Dari banyaknya kebutuhan akan daging ayam ini membuat banyak peternak ayam
kampung saling bersaing untuk dapat menyuplai kebutuhan pasar ini.
Maka dari itu sebagai bentuk atau upaya dalam memanfaatkan celah atau peluang
yang ada, kami disini ingin mencoba berbisnis ayam kampung dengan nama “Ayam
kampung Adem Ayem”.
B. Identifikasi Masalah
Pada kenyataannya, sekarang bisnis peternakan ayam, baik itu ayam kampung, ayam
pedaging maupun jenis lainnya sudah berkembang pesat. Banyak para peternak baru
yang bermunculan.
Akan tetapi banyaknya para peternak yang bermunculan sangat berbanding terbalik
dengan ekspektasi atau harapan.
Banyak para peternak yang kurang sukses dalam merintis karir bisnisnya. Kegagalan
ini bisa jadi karena kurangnya perhatian terhadap konsep dasar usaha ketika
mendirikan usaha tersebut.
Selain kondisi diatas, kebanyakan dari para peternak ini masih belum memiliki sikap
yang tangguh dan baik sebagai seorang wirausahawan.
Sehingga pada akhirnya para peternak menjadi mudah menyerah ketika menghadapi
kendala saat usaha mulai berjalan.
Selain problem yang sudah disebutkan di atas, terdapat juga beberapa faktor yang
mengiringi dalam beternak ayam kampung. Faktor tersebut adalah faktor pendukung
dan juga penghambat dalam usaha.
1. Faktor Pendukung
2. Faktor Penghambat
Dari kedua faktor diatas, ternak ayam kampung pedaging masih menunjukkan
prospek yang menjanjikan di daerah Ponorogo dan memiliki potensi potensi untuk
dikirim ke luar daerah.
Kemudian dari segi ekonomisnya adalah, bibitan ayam yang sehat akan lebih mudah
memeliharanya.
Selanjutnya jika anak ayam sudah tumbuh dewasa, maka ayam kampung akan
memiliki harga yang lumayan tinggi.
Ayam kampung bisa dijual dalam bentuk hidup maupun sudah menjadi daging.
Sehingga prospek beternak ayam kampung sangat menjanjikan dan dapat
meningkatkan pendapatan usaha.
Dengan catatan, ternak ayam kampung sangat dipengaruhi oleh kualitas bibit ayam
itu sendiri.
C. Batasan Masalah
Ada banyak peluang dalam membanun sebuah bisnis. Akan tetapi penulis disini lebih
memilih bisnis ternak ayam kampung.
Hal ini karena dalam beternak ayam kampung memiliki peluang yang bagus dan juga
tidak membutuhkan tenaga kerja maupun modal yang besar.
Disamping itu, resiko kegagalan dari ternak ayam kampung juga lebih kecil
dibanding yang lainnya.
Oleh karenanya, ternak ayam kampung sangat cocok buat penulis yang notabene
masih pemula.
Walaupun masih pemula, tetapi penulis akan tetap menjalankan ternak ayam
kampung dengan sebaik mungkin.
D. Tujuan
Adapun tujuan dari usaha atau bisnis ternak ayam kampung pedaging ini antara lain :
KAJIAN TEORITIS
A. Analisis SWOT
Sebelum menjalankan usaha, memang sudah sewajarnya bagi semua orang untuk
mengetahui berbagai macam faktor yang muncul, baik itu faktor internal maupun
eksternal.
Berikut ini analisis SWOT yang muncul ketika menjalankan bisnis ternak ayam
kampung.
1. Kekuatan (Strength)
2. Kelemahan (Weakness)
3. Peluang (Opportunities)
4. Ancaman (Threat)
PEMBAHASAN
Untuk lokasi pengembangan ayam kampung ini berada di halaman belakang rumah
setiap anggota kelompok ayam kampung adem ayem.
B. Ketersediaan SDM
Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan ternak ayam kampung ini lebih bisa
terpenuhi dengan baik.
Hal ini karena pengelolaan ayam kampung sepenuhnya dikelola oleh masing-masing
anggota keluarga, sehingga proses pemeliharaan ayam kampung menjadi lebih
optimal dibandingkan harus dibuat sebuah kandang besar.
Sesuai dengan kesepakatan, pihak keluarga mengelola bibit ayam sampai siap panen
yang kemudian penjualannya difasilitasi oleh kelompok.
1. Pengeluaran
Total = Rp 650.000
B) Modal tidak tetap, meliputi:
Total = Rp 2.050.000
Untuk jumlah bobot yang diharapkan dari 1 kali panen bisnis ternak ayam kampung
adalah kisaran antara +0,8 – 1kg dari bobot sebelumnya.
2. Pemasukan
= Rp 1.000.000 x 5
= Rp 5.000.000
4. Keuntungan
= pemasukan – pengeluaran
= Rp 5.000.000 – Rp 2.760.000
= Rp 2.240.000/3 bulan
E. Antisipasi Persoalan
Memang bisnis ternak ayam kampung ini cukup mudah dan prospek, tetapi jika tidak
diantisipasi lebih lanjut malah akan menimbulkan problematika baru.
Dengan tingkat persaingan pasar yang terus meningkat, maka dibutuhkan juga
pemeliharaan ayam agar menghasilkan daging ayam kampung yang segar dan siap
untuk dipasarkan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Modal yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar, apalagi jika masing-masing keluarga
mampu menekan biaya pakan dan juga kandang.
Kemudian perawatan bibit ayam pun tidak terlalu sulit, sehingga masih bisa dijadikan
sebagai bisnis sampingan.
Kemudian kebutuhan akan karyawan juga mampu diminimalis, sehingga tidak keluar
biaya tambahan.
Ditambah lagi resiko kegagalan pun cukup kecil sehingga sangat prospek untuk
orang yang baru belajar bisnis ternak ayam kampung.