Anda di halaman 1dari 10

BAB 12

Aset Tetap
(Property, Plant, and
Equipment) III
Impairment
Citra Cheery Cantika
21502030111049
Akuntansi Keuangan Menengah 1
Prosedur Impairment
PSAK 48 mengenai Penurunan Nilai Aset menyatakan bahwa setiap perusahaan harus
menilai asetnya untuk melihat apakah terdapat indikasi penurunan nilai aset.
Untuk menilai apakah suatu aset mengalami penurunan nilai, perusahaan harus
mempertimbangkan informasi eksternal dan internal, yaitu :

Informasi Eksternal Informasi Eksternal


1) Adanya indikasi nilai aset turun secara 1) Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi
signifikan lebih dari yang diperkirakan selama kapitalisasi pasar
periode
2) Adanya bukti keusangan atau kerusakan fisik
2) Adanya perubahan yang signifikan dalam aset
teknologi, pasar, ekonomi, atau lingkup hukum
3) Adanya perubahan signifikan yang akan terjadi
3) Adanya peningkatan suku bunga pasar atau atau telah terjadi dan akan merugikan, dan lain-
tingkat imbalan pasar atas investasi selama lain
periode
4) Adanya bukti kinerja ekonomik aset lebih buruk
atau akan lebih buruk dari yang diperkirakan
5) Dividen dari entitas anak, entitas asosiasi dan
ventura bersama akan disajikan dalam laporan
keuangan tersendiri berdasarkan metode biaya.
Identifikasi Asset
Jika terjadi indikasi penurunan nilai setelah perusahaan meninjau aset, maka harus
dilakukan pengujian penurunan nilai.
Penurunan nilai dilakukan dengan membandingkan jumlah tercatat aset dan jumlah
terpulihkan.
Jika jumlah tercatat lebih tinggi dari jumlah terpulihkan, maka selisihnya adalah rugi
penurunan nilai.
Jika jumlah tercatat lebih rendah dari jumlah terpulihkan, maka tidak ada penurunan
nilai yang dicatat.
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
Ilustrasi
Sebagai ilustrasi, nilai tercatat sebuah aset adalah Rp 450.000, nilai wajar – penjualan
adalah Rp 240.000, dan nilai pakai adalah Rp 300.000.

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari jumlah terpulihkan dengan :


membandingkan nilai wajar – penjualan dan nilai pakai, dipilih mana yang lebih tinggi
antara Rp 240.000 dan Rp 300.000.

Jadi, Jumlah terpulihkan sebesar Rp 300.000 akan dibandingkan dengan nilai tercatat
Rp 450.000, jika nilai tercatat lebih tinggi dari jumlah terpulihkan, maka terjadi
penurunan nilai dan selisihnya menjadi kerugian atas penurunan nilai sebesar Rp 150.000.

Pengakuan dan pengukuran rugi penurunan nilai


Kerugian penurunan nilai aset diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian tersebut tidak
melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset tersebut. Setelah pengakuan kerugian penurunan nilai, beban
depresiasi disesuaikan untuk mengalokasikan nilai tercatat selama sisa masa manfaat.

Sebagai contoh atau ilustrasi, yaitu :


PT Akasha mempunyai peralatan dengan nilai perolehan Rp 40.000.000 dan memiliki masa manfaat 10 tahun
tanpa nilai residu. Pada 31 Desember 2020 saldo akumulasi depresiasi peralatan adalah Rp 8.000.000 dan
jumlah terpulihkan adalah Rp 30.000.000. PT Akasha menggunakan metode garis lurus. Perhitungan kerugian
atas penurunan nilai adalah
UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL
Penentuan nilai terpulihkan dilakukan untuk aset secara individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan
arus kas masuk independen dari aset lain.

Penurunan nilai unit penghasil kas dalam bentuk investasi pada entitas asosiasi atau anak perusahaan
dialokasikan ke aset dari unit penghasil kas tersebut. Penurunan nilai periode pertama dialokasikan untuk
menurunkan nilai goodwill.

Jika masih tersisa, sisanya dialokasikan secara prorate atas aset tetap dan aset tiddak berwujud yang
dimiliki entitas.

Kerugian penurunan nilai periode berikutnya dan dipulihkan sebesar nilai tercatat aset pada periode
tersebut (jika tidak terjadi penurunan nilai).

Pemulihan penurunan nilai diakui dalam laporan laba ruhi sebagai keuntungan. Namun, penurunan nilai yang
telah dilakukan untuk goodwill tidak dapat dipulihkan.
Contoh Soal
Sebagai ilustrasi, pada 31 Desember 2020 PT Phonix melakukan pengujian penurunan nilai terhadap unit
penghasil kas X dan memperoleh informasi sebagai berikut.

Jumlah tercatat lebih besar dari jumlah


terpulihkan, maka terjadi penurunan nilai sebesar
Kerugian atas penurunan nilai unit penghasil kas X sebesar Rp. 3.000.000 hanya dialokasikan pada
goodwill, aset tetap, dan aset tak berwujud karena aset selain itu berada diluar ruang lingkup PSAK 48.
Alokasi kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut.
Pemulihan Kerugian atas Penurunan Nilai
Setelah mencatat kerugian atas penurunan nilai, jumlah terpulihkan menjadi dasar aset.
Lalu pada tinjauan selanjutnya, aset tidak lagi mengalami penurunan nilai karena jumlah terpulihkan
lebih tinggi dari jumlah tercatat.

Sebagai ilustrasi, PT Delta memiliki peralatan dengan nilai perolehan Rp. 40.000.0000 dan masa
manfaat 4 tahun tanpa nilai residu. Peralatan diperoleh pada 1 Januari 2020 dan disusutkan dengan
metode garis lurus. Perhitungan beban depresiasi dan nilai baku adalah sebagai berikut
Nilai buku 1 Januari 2021 akan menjadi dasar nilai depresiasi untuk sisa tahun berikutnya. Untuk mencari beban
depresiasi 3 tahun ke depan adalah Rp. 25.500.000/3 tahun yaitu Rp 8.500.000. Hasil perhitungan beban
depresiasi dan nilai buku menjadi berubah seperti perhitungan berikut.

Disposisi PPE
Pembelajaran jarak jauh dapat mengasah keterampilan
yang berguna seumur hidup, seperti manajemen waktu dan
energi, kemandirian, dan kemampuan berpikir kreatif.

Pada akhir tahun 2021, PT Delta menentukan bahwa jumlah terpulihkan adalah Rp 18.000.000, yang mana
lebith tinggi dari nilai buku tahun 2021 yaotu Rp1 7.000.000 PT Delta dapat memulihkan kerugian atas
penurunan nilai yang sudah diakui tahun sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai