Anda di halaman 1dari 6

PELAPORAN KORPORAT

“Tugas Forum 7 - Penurunan Nilai Aset (CPMK 2)”

Nama : Imelda Lamapaha

NIM : 55520110018

Tugas : FORUM VII

Universitas Mercu Buana

Jakarta

2021

1
A. PENURUNAN NILAI PLANT PROPERTY AND EQUIPMENT
Aset tetap atau PPE (Property Plant, and Equiptment) adalah aset berwujud (tangible
assets) yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, yang memilikimanfaat
lebih dari satu periode akuntansi. Istilah aset tetap digunakan untuk membedakandengan
aset tidak berwujud, yang juga memiliki masa manfaat lebih dari satu periodeakuntansi
tetapi tidak memiliki wujud fisik, serta nilainya tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh
eksistensi fisik dari aset.
Pengakuan atas nilai plant property equipment dapat dilakukan dengan dua model
yaitu:
 Model biaya: Dalam model biaya, PPE dicatat berdasarkan biaya perolehan
diamortisasi (biaya historis dikurangi akumulasi penyusutan dan dikurangi
kerugian penurunan nilai). Biaya historis biasanya terdiri dari harga pembelian
suatu aset, biaya pengirimannya, dan biaya tambahan lainnya yang dikeluarkan
untuk membuat aset tersebut dapat dioperasikan. Kerugian penurunan nilai
mencerminkan penurunan nilai yang tidak terduga. Penurunan nilai terjadi
ketika jumlah terpulihkan aset kurang dari jumlah tercatatnya. Karena PPE
disajikan pada neraca setelah dikurangi biaya penyusutan dan beban penyusutan
diakui dalam laporan laba rugi, maka pilihan metode penyusutan dan estimasi
terkait masa manfaat dan nilai sisa berdampak pada neraca dan laporan laba rugi
perusahaan.
 Model revaluasi: Dalam model revaluasi, nilai tercatat dan tercatat untuk PPE
adalah nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan
berikutnya. Perubahan nilai PPE dalam model revaluasi mempengaruhi ekuitas
secara langsung atau laba rugi tergantung pada situasinya.
Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai,
entitasmenerapkan IAS 36 Impairment of Assets. Pernyataan tersebut menjelaskan
bagaimanaentitas mere#iew jumlah ter%atat asetnya, bagaimana menentukan jumlah
terpulihkan dariaset dan kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
Kompensasi untuk Penurunan Nilai:
Kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilangatau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi
piutang. Penurunan nilai atau kerugian aset tetap, klaim atas atau pembayaran kompensasi

2
dari pihak ketiga dan pembelian atau konstruksi selanjutnya atas penggantian aset adalah
peristiwa ekonomi yang terpisah dan dicatat secara terpisah dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48 (Revisi 2009):
Penurunan nilai Aset
b) penghentian pengakuan aset tetap yang usang atau dilepas ditentukan sesuai
denganPernyataan ini
c) kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai,
hilangatau dihentikan harus dimasukkan dalam penentuan laba rugi pada saat
kompensasidiakui pada saat menjadi piutang; dan
d) biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli atau dikonstruksi sebagai
penggantian ditentukan sesuai dengan Pernyataan ini.

B. PENURUNAN PENILAIN INVESTMENT


Pada dasarnya defenisi dari investasi adalah suatu asset yang digunakan oleh
perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalty, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain
bagi perusahaan yang berinvetasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan
perdagangan (PSAK NO.13 tahun 1994).
Factor-faktor yang mempengaruhi penurunan nilai investasi ialah :
1. Pengaruh Nilai Tukar: Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan
investasi bersifat uncertainty (tidak pasti).
2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga: Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang
signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan
barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain
untuk menghasilkan output / barang final.
3. Pengaruh Tingkat Inflasi: Tingkat inflasi berpengaruh negative pada tingkat
invetasi, hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan
resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat
mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distorsi
informasi tentang harga-harga relative.
4. Pengaruh Infrastruktur: Seperti dilakukan banyak Negara di dunia, pemerintah
mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di sector-sektor

3
infrastruktur. Partisipasi dalam pembangunan infrastruktur tersebut dapat berupa
pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Melihat perkembangan
makro-ekonomi saat ini, terutama memperhatikan kecenderungan penurunan
tingkat bunga.

Sedangkan hal-hal yang bukan merupakan bukti objektif adanya penurunan nilai adalah :
1. Menghilangnya pasar aktif karena instrumen keuangan tidak lagi diperdagangkan
secara public
2. Penurunan peringkat kredit entitas tidak secara langsung menjadi bukti adanya
penurunan nilai. Namun, jika hal tersebut dipertimbangkan bersama-sama dengan
informasi yang tersedia, penurunan peringkat kredit bank dapat menjadi bukti
penurunan nilai
3. Penurunan nilai wajar aset keuangan di bawah biaya perolehan atau biaya perolehan
diamortisasi 

Pengukuran Estimasi Penurunan Nilai

Penurunan nilai = jumlah terpulihkan asset < jumlah tercatatnya

a. Untuk asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi
 Jumlah terpulihkan asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang
diamortisasi adalah nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan
menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut
 Rugi penurunan nilai aset keuangan adalah selisih antara nilai tercatat dan
jumlah terpulihkan
 Pemulihan tidak boleh melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya
pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan
b. Untuk asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
 Dalam kondisi suatu investasi saham yang tidak memiliki kuota di pasar aktif,
entitas dapat menggunakan biaya perolehan apabila nilai wajar investasi saham
tersebut tidak dapat diukur dengan handal
 Rugi penurunan nilai aset keuangan ini adalah selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan jumlah terpulihkan

4
c. Untuk asset keuangan yang tersedia untuk dijual
 Jumlah terpulihkan adalah nilai wajar kini
 Kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai
wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan
 Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi
instrumen ekuitas AFS tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi.
Sedangkan kerugian penurunan nilai instrumen utang AFS dipulihkan melalui
laporan laba rugi

C. PENURUNAN PENILIAN PERSEDIAAN


Kita mengenal istilah impairment atau ringkasnya sering disebut sebagai istilah dalam
penurunan nilai aset dan aset disini dapat meliputi aset berwujud maupun tak berwujud,
dalam hal ini termasuk aset yang berupa persediaan yang menjadi pembahasan dalam
penulisan.
Impairment asset terjadi jika nilai tercatat asset melebihi nilai yang dapat dipulihkan.
Aset yang mengalami penurunan nilai harus disesuaikan dan dampak penyesuaian tersebut
akan diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. Semua aset memiliki potensi
mengalami penurunan nilai, namun ada yang diatur sendiri dalam standar asset terkait atau
diatur umum dalam PSAK 48 tentang penurunan nilai.
Adapun jurnal terkait penurunan nilai  khusus persediaan tampak yaitu (D) Kerugian
penurunan nilai pada (K) Cadangan penurunan nilai persediaan. Pada neraca tercatat  
persediaan dan cadangan penurunan persediaan dan pada laporan laba rugi  tercatat beban
kerugian penurunan nilai.
a) Rugi Penurunan Nilai Persediaan:
Sekali perusahaan mengakui rugi penurunan nilai persediaan, perusahaan harus
membuat taksiran baru mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali dari persediaan
tersebut  pada tahun-tahun berikutnya, jika terdapat indikasi bahwa aktiva tersebut
mengalami penurunan nilai lebih lanjut, atau jika terdapat indikasi bahwa kerugian
penurunan nilai yang diakui pada tahun-tahun sebelumnya mengalami penurunan.
Untuk menentukan apakah persediaan mengalami penurunan nilai  lagi perusahaan
harus menerapkan ketentuan sebagai berikut :

5
1. Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada tidaknya indikasi
penurunan nilai persediaan. Jika terdapat indikasi penurunan nilai persediaan,
perusahaan harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva
tersebut.
2. Dalam mengidentifikasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai persediaan, paling
tidak perusahaan harus mempertimbangkan informasi dari luar perusahaan
maupun informasi dari dalam perusahaan.
b) Pemulihan Rugi Penurunan Nilai Persediaan:
Nilai tercatat persediaan yang rugi penurunan nilainya telah diakui harus dinaikan
kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, hanya jika terjadi
perubahan dalam taksiran yang digunakan untuk menentukan nilai aktiva yang dapat
diperoleh kembali sejak saat terakhir kali rugi penurunan nilai diakui.
Kenaikan tersebut merupakan pemulihan rugi penurunan nilai dan harus diakui segera
sebagai laba dalam laporan laba rugi. Dan kenaikan nilai tercatat persediaan tidak
boleh melebihi nilai tercatat yang seharusnya diakui seandainya pada tahun
sebelumnya tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai persediaan.
Tentang contoh rugi penurunan nilai serta pemulihan rugi penurunan nilai dapat
dilihat pada PSAK 48 tentang penurunan nilai.

D. PENURUNAN PENILAIAN  OTHER ASSET


Penurunan nilai dari aset merupakan suatu kondisi dimana nilai tercatat dari aset
(carrying amount) melebihi jumlah terpulihkan (recoverable amount). Secara periodik
perusahaan harus mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai (test of
impairment). Jika terdapat indikasi, maka perusahaan harus menaksir recoverable amount
dari aset tersebut.

Anda mungkin juga menyukai